76 Bab 2 Akhir PDF

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 30

Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

BAB 2 GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI


PROVINSI SULAWESI BARAT

2.1. KONDISI FISIK WILAYAH

2.1.1. Geografi dan Administrasi

Provinsi Sulawesi Barat yang dibentuk dengan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2004
dengan ibukota Mamuju merupakan provinsi ke-33 atau provinsi termuda di Indonesia.
Provinsi Sulawesi Barat merupakan pemekaran dari Provinsi Sulawesi Selatan. Jarak
Mamuju dengan Makassar kurang lebih 450 km. Letak geografis Sulawesi Barat adalah
0° 12' - 3° 38’ Lintang Selatan dan 118° 43' 15’’ - 119° 54' 3’’ Bujur Timur.

Wilayah Sulawesi Barat berhadapan langsung dengan Selat Makassar, jalur lalu lintas
pelayaran nasional dan internasional. Posisi ini dianggap sangat menguntungkan,
karena memberikan nilai tambah untuk pengembangan sosial ekonomi wilayah ke
depan.

Secara geografis Provinsi Sulawesi Barat berbataskan dengan


• Kabupaten Donggala, Sulawesi Tengah di sisi utara
• Kabupaten Luwu Utara dan Tana Toraja, Sulawesi Selatan di sisi timur
• Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan di sisi selatan
• Selat Makassar di sisi barat

Letak Provinsi Sulawesi Barat secara relatif terhadap Pulau Sulawesi diberikan pada
Gambar 2.1. berikut.

Laporan Akhir 2-1


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Sulawesi Barat

Gambar 2.1. Orientasi Letak Provinsi Sulawesi Barat

Provinsi Sulawesi Barat saat ini terdiri dari lima kabupaten. Salah satu kabupaten yaitu
Mamuju sedang dalam proses pemekaran menjadi Mamuju dan Mamuju Tengah. Kelima
kabupaten saat ini di Sulawesi Barat adalah seperti Tabel 2.1. dan Gambar 2.2. berikut.
Sementara Tabel 2.2 memberikan luas wilayah Sulawesi Barat.

Tabel 2.1. Pembagian Daerah Administrasi Sulawesi Barat


Jumlah Jumlah
No. Kabupaten Ibukota
Kecamatan Desa/Kelurahan
1 Majene Majene 8 40
2 Polewali Mandar Polewali 16 167
3 Mamasa Mamasa 15 178
4 Mamuju Mamuju 15 154
5 Mamuju Utara Pasangkayu 12 63
Jumlah 2008 66 602
2007 65 535
2006 53 490
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-2


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambar 2.2. Pembagian Wilayah Administrasi Provinsi Sulawesi Barat

Tabel 2.2. Luas Wilayah Sulawesi Barat


Luas Wilayah Proporsi Garis Pantai Jarak Ibukota
No. Kabupaten Ibukota
(km2) (%) (km) Provinsi (km)
1 Majene Majene 879,77 5,18 275 143
2 Polewali Mandar Polewali 2.090,05 12,30 125 199
3 Mamasa Mamasa 2.843,85 16,74 89 292
4 Mamuju Mamuju 8.221,81 48,39 - 0
5 Mamuju Utara Pasangkayu 2.955,29 17,39 150 276

Jumlah 16.990,77 100 639


Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-3


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

2.1.2. Kondisi Topografi

Topografi Provinsi Sulawesi Barat adalah bervariasi dari datar, berbukit sampai
bergunung. Daerah topografi datar dapat dijumpai di sebagian besar Kabupaten
Polewali Mandar dan Mamuju Utara sedangkan Mamuju, Majene dan Mamasa adalah
berbukit sampai bergunung.

Di Provinsi Sulawesi Barat terdapat dua buah gunung yang mempunyai ketinggian
diatas 2.500 M, dengan gunung tertinggi adalah Ganda Dewata dengan ketinggian
3.074 M dpl. Gunung ini berdiri tegak di Kabupaten Mamuju.

Daya dukung fisik dan lingkungan Provinsi Sulawesi Barat dimaksudkan adalah
kemampuan fisik, karakteristik lahan, kesesuaian lahan, dan lingkungan untuk
pertanian dalam mendukung pengembangan komoditas pertanian. Beberapa hal yang
perlu diperhatikan untuk mendukung hal-hal di atas adalah kondisi tata guna tanah,
lokasi geografis, sumberdaya air, kondisi topografi, status dan nilai tanah, dan lain-
lainnya.

Kondisi Topografi Provinsi Sulawesi Barat yang terdiri dari laut dalam, dataran rendah,
dataran tinggi dan pengunungan dengan tingkat kesuburan yang tinggi, sehingga
memungkinkan berbagai jenis tanaman dapat tumbuh dengan baik.

2.1.3. Iklim

Suhu udara di suatu tempat antara lain ditentukan oleh tinggi rendahnya tempat
tersebut dari permukaan air laut dan jaraknya dari pantai. Pada tahun 2008 suhu udara
maksimum terjadi di Stasiun Meteorologi Kabupaten Majene, yaitu sebesar 34,2°C,
sedangkan suhu udara minimum, yaitu sebesar 22,4°C.

Propinsi Sulawesi Barat mempunyai kelembaban udara relatif tinggi, dimana pada
tahun 2008 rata-rata berkisar antara 76,5% sampai 82,8%. Kecepatan angin hampir di
seluruh kabupaten di Sulawesi Barat umumnya merata setiap bulannya, yaitu berkisar 5
km/jam hingga 14 km/jam.

2.1.4. Hidrologi

Jumlah sungai yang mengaliri wilayah Sulawesi Barat tercatat sekitar delapan aliran
sungai, dengan jumlah aliran yang terbesar di Kabupaten Polewali Mandar, yakni 5
aliran sungai. Sungai yang terpanjang tercatat ada dua yakni Sungai Saddang yang
mengalir meliputi Kabupaten Tator, Enrekang, Pinrang dan Polewali Mandar serta
Sungai Karama di Kabupaten Mamuju. Panjang kedua sungai tersebut masing-masing ±
150 km.

Laporan Akhir 2-4


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

2.2. KONDISI SOSIAL EKONOMI WILAYAH

2.2.1. Kondisi Kependudukan

Penduduk Sulawesi Barat berdasarkan hasil Proyeksi Badan Pusat Statistik Provinsi
Sulawesi Barat Tahun 2008 berjumlah 1.032.256 jiwa yang tersebar di 5 kabupaten,
dengan jumlah penduduk terbesar yakni 361.342 jiwa mendiami Kabupaten Polewali
Mandar. Jumlah penduduk Sulawesi Barat ini relatif masih rendah dikaitkan luas
wilayah. Kepadatan penduduk masih rendah yaitu 35-179 jiwa/km2. Tabel 2.3.
menampilkan jumlah penduduk Sulawesi Barat yang dikaitkan dengan kepadatan dan
Tabel 2.4. menampilkan jumlah penduduk yang dikaitkan dengan pertumbuhan.

Tabel 2.3. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Sulawesi Barat 2008


Luas Wilayah Jumlah Kepadatan Jumlah Anggota
No. Kabupaten
(km2) Penduduk (jiwa/km2) Keluarga Keluarga
1 Majene 879,77 133.183 141 26.895 5,0
2 Polewali Mandar 2.090,05 361.342 179 92.896 4,4
3 Mamasa 2.843,85 125.309 45 28.081 4,5
4 Mamuju 8.221,81 305.473 38 67.787 4,5
5 Mamuju Utara 2.955,29 106.949 35 26.079 4,1
Jumlah 2008 16.990,77 1.032.256 61 231.738 4,5
2007 16.990,77 1.016.663 61 228.284 4,5
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Tabel 2.4. Pertumbuhan Jumlah Penduduk Sulawesi Barat 2003-2008


Pertumbuhan
No. Kabupaten 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Rata-Rata (%)
1 Majene 128.783 130.527 130.013 133.113 133.232 133.183 0,67
2 Polewali Mandar 357.794 357.852 352.407 359.459 361.202 361.342 0,20
3 Mamasa 119.613 120.475 120.475 122.970 123.786 125.309 0,93
4 Mamuju 251.922 268.593 273.076 286.778 296.828 305.473 3,93
5 Mamuju Utara 86.225 91.932 93.437 98.879 101.615 106.949 4,40
Jumlah Sulbar 944.337 969.649 969.429 1.001.199 1.016.663 1.032.256 1,80
Pertumbuhan % - 2,68 -0,02 3,28 1,54 1,53
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Secara keseluruhan, jumlah penduduk yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak dari
penduduk yang berjenis kelamin perempuan, hal in tercermin dari angka rasio jenis
kelamin yang lebih besar dari 100. Di Kabupaten Majene, Mamasa, Mamuju dan Mamuju
Utara yang menunjukkan angka rasio jenis kelamin lebih besar dari 100, yang berarti
penduduk Laki-laki di empat daerah tersebut lebih besar dari jumlah penduduk
perempuan.

Laporan Akhir 2-5


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

2.2.2. Kondisi Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk Sulawesi Barat relatif masih tergolong rendah jika dilihat
dari pendidikan yang ditamatkan penduduk usia 10 tahun keatas. Sebagian besar
penduduk (62,6%) merupakan tamatan atau tidak/belum tamat Sekolah Dasar dan
hanya 5,7% penduduk yang menamatkan pendidikan tinggi, sisanya 21,7% penduduk
menamatkan pendidikan menengah. Tingkat pendidikan penduduk Sulawesi Barat
secara lengkap diberikan Tabel 2.5. berikut.

Tabel 2.5. Persentase Penduduk Sulawesi Barat Usia 10 Tahun Keatas Menurut
Pendidikan Yang Ditamatkan 2008
Tidak/
Belum D1 D4 S2 Jum-
No. Kabupaten SD SMP SMA SMK D3
Tamat D2 S1 S3 lah
SD
1 Majene 21,6 28,0 18,1 16,3 5,1 2,5 1,6 6,7 0,3 100
2 Polewali Mandar 29,5 31,7 14,9 14,0 3,8 0,7 1,1 4,2 0,2 100
3 Mamasa 35,9 31,1 16,3 10,1 3,5 1,1 0,6 1,4 0,0 100
4 Mamuju 34,4 32,3 14,0 11,7 2,2 1,6 0,4 3,3 0,2 100
5 Mamuju Utara 29,6 38,9 18,4 8,7 2,4 0,4 0,3 1,8 0,0 100
Rata-Rata 2008 30,2 32,4 16,3 12,1 3,4 1,3 0,8 3,5 0,1 100
2007 36,6 33,9 13,9 9,1 3,0 1,1 0,6 1,8 0,1 100
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Fasilitas pendidikan dasar, pendidikan lanjutan/menengah, dan pendidikan tinggi


tersedia cukup memadai di seluruh kabupaten di Sulawesi Barat. Hanya perguruan
tinggi yang tidak terdapat di dua kabupaten yaitu Kabupaten Mamasa dan Kabupaten
Mamuju Utara. Tabel 2.6. berikut memberikan jumlah sekolah di Sulawesi Barat.

Tabel 2.6. Jumlah Sekolah di Sulawesi Barat 2008

No. Kabupaten SD MI SMP MTs SMU SMK MA PT


1 Majene 175 19 26 22 9 7 11 5
2 Polewali Mandar 315 63 43 19 11 13 29 2
3 Mamasa 203 5 57 2 15 12 - -
4 Mamuju 369 10 62 23 24 13 15 6
5 Mamuju Utara 125 11 27 13 5 4 13 -

Jumlah 2008 1.187 108 215 89 64 49 68 13


2007 1.138 106 141 71 54 42 26
2006 1.363 103 166 82 85 32 30
2005 1.335 99 152 70 60 29 27
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-6


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

2.2.3. Kondisi Ketenagakerjaan

Kegiatan penduduk usia 15 tahun keatas dapat dibedakan menjadi Angkatan Kerja dan
Bukan Angkatan Kerja. Tabel 2.7. memberikan kegiatan penduduk usia 15 tahun keatas
yang merupakan Angkatan Kerja dan Tabel 2.8. memberikan kegiatan penduduk usia
15 tahun keatas yang Bukan Angkatan Kerja.

Tabel 2.7. Kegiatan Penduduk Sulawesi Barat Usia 15 Tahun Keatas


Angkatan Kerja 2008
Tingkat % Bekerja
Pengang
No. Kabupaten Bekerja Jumlah Pengangguran Thd Angkatan
guran
Terbuka (%) Kerja
1 Majene 55.312 4.145 59.457 6,97 93,03
2 Polewali Mandar 164.563 7.665 172.225 4,45 95,55
3 Mamasa 73.546 1.970 75.516 2,61 97,39
4 Mamuju 130.071 3.783 133.854 2,83 97,17
5 Mamuju Utara 51.657 1.733 53.390 3,25 96,75
Jumlah 2008 475.149 19.293 494.442 3,90 95,98
2007 444.863 25.634 470.497 5,45 94,55
2006 391.109 53.215 444.324 11,98 88,02
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Tabel 2.8. Kegiatan Penduduk Sulawesi Barat Usia 15 Tahun Keatas


Bukan Angkatan Kerja 2008
Mengurus Jumlah % Angk Kerja
No. Kabupaten Sekolah Rumah Lainnya Jumlah Penduduk Thd Penduduk
Tangga Usia Kerja Usia Kerja
1 Majene 12.346 26.982 10.918 50.246 109.703 51,20
2 Polewali Mandar 18.703 51.581 12.133 82.417 254.642 69,60
3 Mamasa 8.459 11.766 5.205 24.440 100.956. 74,80
4 Mamuju 11.634 34.833 8.766 55.283 189.137 70,77
5 Mamuju Utara 4.584 22.794 2.655 30.033 83.423 64,00
Jumlah 2008 55.726 146.016 39.677 243.419 737.861 67,01
2007 59.217 151.501 40.210 250.928 721.425 65,22
2006 130.884 149.205 26.767 306.856 751.180 59,15
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Tabel 2.9. Penduduk Sulawesi Barat Usia 15 Tahun Keatas yang Bekerja
Menurut Sektor 2008

No. Kabupaten Pertanian Industri Jasa Jumlah


1 Majene 23.605 4.245 11.191 39.041
2 Polewali Mandar 94.774 15.106 14.063 123.043
3 Mamasa 59.920 1.060 7.989 67.969
4 Mamuju 83.794 6.800 14.758 105.361
5 Mamuju Utara 39.041 1.604 4.740 45.385

Jumlah 2008 300.504 28.824 52.741 382.699


2007 295.144 31.691 118.028 444.863
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-7


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

2.2.4. Fasilitas Kesehatan

Di bidang kesehatan, Provinsi Sulawesi Barat masih sangat membutuhkan tambahan


prasarana kesehatan dan tenaga medis/paramedis. Fasilitas kesehatan berupa Rumah
Sakit dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) tersedia di setiap kabupaten.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) tersedia di setiap kabupaten, Rumah Sakit Swasta
hanya tersedia di Polewali Mandar dan Mamasa sedangkan di Polewali Mandar juga
terdapat Rumah Sakit TNI. Tabel 2.10 berikut memberikan fasilitas kesehatan di
Sulawesi Barat.

Tabel 2.10. Fasilitas Kesehatan di Sulawesi Barat 2008


Klinik
Puskesmas Puskesmas
No. Kabupaten Rumah Sakit Keluarga
Induk Pembantu
Berencana
1 Majene 1 8 35 11
2 Polewali Mandar 3 19 59 19
3 Mamasa 2 15 58 17
4 Mamuju 1 23 99 22
5 Mamuju Utara 1 10 31 12
Jumlah 2008 8 75 282 81
2007 7 73 273 73
2006 6 66 200 70
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Sulawesi Barat

2.2.5. Agama

Seperti daerah-daerah lain di Indonesia, sebagian besar penduduk Sulawesi Barat


beragama Islam yaitu 83,6%. Persentase berikutnya adalah penganut agama Kristen
Protestan yaitu 12,2%. Sisanya beragama Hindu, Katolik dan Budha. Tabel 2.11
memberikan jumlah penganut masing-masing agama di Sulawesi Barat. Sementara
Tabel 2.12 memberikan jumlah tempat ibadah.

Tabel 2.11. Jumlah Pemeluk Setiap Agama di Sulawesi Barat 2008

No. Kabupaten Islam Katholik Protestan Hindu Buddha Jumlah


1 Majene 146.612 150 159 - 4 146.935
2 Polewali Mandar 368.300 2.112 4.261 207 127 375.007
3 Mamasa 25.672 3.725 99.684 4.450 - 133.531
4 Mamuju 301.410 3.353 31.785 21.956 256 358.760
5 Mamuju Utara 105.287 4.324 1.880 7.333 31 118.855
Jumlah 2008 947.281 13.664 137.769 33.946 418 1.133.078
2007 804.150 13.664 174.174 28.009 321 1.020.318
2006 804.150 13.664 135.420 28.009 321 981.564
Sumber: Kanwil Departemen Agama Sulawesi Barat dalam Sulawesi Barat Dalam Angka 2009

Laporan Akhir 2-8


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Tabel 2.12. Jumlah Fasilitas Peribadatan di Sulawesi Barat 2008


Masjid/ Gereja Gereja Pura Vihara Jumlah
No. Kabupaten
Musholla Katholik Protestan Hindu Buddha
1 Majene 307 1 1 - - 309
2 Polewali Mandar 745 12 9 - - 766
3 Mamasa 91 13 396 3 - 503
4 Mamuju 508 24 296 46 2 876
5 Mamuju Utara 250 12 52 21 2 337
Jumlah 2008 1.901 124 754 70 4 2.791
2007 1.516 121 771 77 2 2.487
2006 1.857 43 722 52 2 2.685
Sumber: Kanwil Departemen Agama Sulawesi Barat dalam Sulawesi Barat Dalam Angka 2009

2.2.6. Sosial Budaya

Pada umumnya masyarakat di Provinsi Sulawesi Barat mengusahakan komoditas


pertanian. Olehnya itu, masyarakat memiliki tradisi-tradisi yang berkaitan dengan
penyelenggaraan usaha tani mereka. Tradisi masyarakat di provinsi ini yang paling
terkenal adalah “Tudang Sipulung/Malembo”. Pada acara ini semua hal yang menjadi
konstrain dalam penyelenggaraan usaha tani petani akan menjadi bahan diskusi,
seperti: waktu tanam, luas wilayah yang akan ditanami, kebutuhan saprodi termasuk
benih, pupuk, obat-obatan, ataupun alat-alat pertanian, dan sebagainya. Demikian pula
tradisi-tradisi pada penyelenggaraan usahatani tambak ataupun penangkapan ikan di
laut, semuanya memiliki tradisi yang unik-unik termasuk pada usaha tani ternak

2.3. POTENSI STRATEGIS SULAWESI BARAT

2.3.1. Sektor Pertanian

Sektor pertanian, yang mencakup subsektor pertanian, perkebunan, peternakan dan


perikanan, merupakan sektor andalan Sulawesi Barat. Lebih dari 60% penduduk
menggantungkan hidupnya pada sektor ini. Tabel 2.13 hingga 2.20 berikut memberikan
luas lahan dan produksi sektor pertanian di Sulawesi Barat. Produksi sektor pertanian
merupakan sumbangan terbesar (50,4%) terhadap Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) Sulawesi Barat.

Selain padi sebagai komoditas tanaman pangan andalan, tanaman pangan lainnya
adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar dan kacang-kacangan. Sebagian besar produksi padi
dihasilkan oleh jenis padi sawah.

Laporan Akhir 2-9


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Tabel 2.13. Luas Panen dan Produksi Tanaman Pangan di Sulawesi Barat
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Tanaman
2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008
1 Padi Sawah 59.565 60.376 65.913 289.632 297.181 324.445 48,60 49,20 49,22
2 Padi Ladang 4.897 6.255 6.558 11.984 15.495 18.777 24,50 24,80 28,63
3 Jagung 4.985 7.359 9.110 17.351 26.633 40.251 34,80 36,20 44,18
4 Ubi Jalar 522 846 1.442 5.641 9.304 15.895 108,30 110,00 110,23
5 Ubi Kayu 3.220 3.309 3.902 42.380 45.921 54.809 131,60 138,80 140,46
6 Kacang Tanah 395 552 528 541 777 744 13,70 14,10 14,08
7 Kedelai 783 793 1.498 1.049 1.080 2.054 13,40 13,60 13,71
8 Kacang Hijau 705 817 981 908 1.073 1.294 12,90 13,10 13,19
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Tabel 2.14. Luas Panen dan Produksi Sayur-Mayur dan Buah-Buahan di


Sulawesi Barat
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Tanaman
2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008
1 Bawang Merah 411 461 243 1.174 1.254 612 2,86 2,72 2,52
2 Sawi 179 220 234 173 167 215 0,97 0,76 0,92
3 Cabe 279 277 310 463 437 535 1,66 1,58 1,73
4 Tomat 229 307 256 483 636 794 2,11 2,07 3,10
5 Terong 226 297 228 441 501 458 1,95 1,69 2,01
6 Ketimun 161 133 182 361 214 285 2,24 1,61 1,57
7 Bayam 257 298 313 418 413 442 1,63 1,39 1,41
8 Durian 100.699 68.074 42.100 55.210 57.432 267.880 0,55 0,84 6,36
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Komoditas perkebunan yang menjadi unggulan dilihat dari jumlah produksi dan prospek
pengembangannya adalah kakao, jambu mente, kelapa dalam, kelapa sawit, kelapa
hibrida dan kopi arabika. Komoditas ini merupakan prioritas untuk memenuhi
kebutuhan pasar ekspor. Selain perluasan areal tanaman kakao dan kelapa sawit,
peningkatan mutu juga menjadi prioritas utama dalam pengembangan komoditas
perkebunan. Saat ini di wilayah Provinsi Sulawesi Barat lokasi pertanaman perkebunan
kakao terdapat di semua kabupaten sedangkan untuk kelapa sawit hanya terdapat di
dua kabupaten.

Tabel 2.15. Luas Panen dan Produksi Perkebunan Rakyat di Sulawesi Barat
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)
No. Tanaman
2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008
1 Kelapa Dalam 57.562 50.026 37.305 49.395 59.379 52.673 0,86 1,19 1,41
2 Kelapa Hibrida 5.611 4.951 4.852 5.189 5.114 4.160 0,92 1,03 0,86
3 Kelapa Sawit 16.736 57.527 7.018 259.787 163.715 2.700 15,52 2,85 0,38
4 Kakao 144.255 146.905 122.598 106.361 77.545 46.258 0,74 0,53 0,38
5 Cengkeh 1.204 1.239 1.405 553 500 372 0,46 0,40 0,26
6 Sagu 1.180 1.565 1.344 529 777 152 0,45 0,50 0,11
7 Aren 1.112 1.323 758 648 771 305 0,58 0,58 0,40

Laporan Akhir 2-10


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Luas Panen (Ha) Produksi (Ton) Produktivitas (Ton/Ha)


No. Tanaman
2006 2007 2008 2006 2007 2008 2006 2007 2008
8 Kemiri 6.405 6.854 6.436 4.084 4.117 2.829 0,64 0,60 0,44
9 Vanili 1.234 1.234 912 318 92 78 0,26 0,07 0,09
10 Lada 445 516 470 31 43,82 42,31 0,07 0,08 0,09
11 Jambu Mete 1.620 1.697 1.360 304 355 253 0,19 0,21 0,19
12 Kapuk 622 601 626 110 73,96 84,20 0,18 0,12 0,13
13 Kopi Robusta 10.154 6.029 8.612 5.534 6.741 6.926 0,55 1,12 0,80
14 Kopi Arabika 7.354 5.791 5.694 3.356 3.673 3.936 0,46 0,63 0,69
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Tabel 2.16. Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit di Sulawesi Barat 2008


Jumlah Luas Lahan Luas Tanam Luas Panen
No. Kabupaten
Perusahaan (Ha) (Ha) (Ha)
1 Majene - - - -
2 Polewali Mandar - - - -
3 Mamasa - - - -
4 Mamuju 3 7.540 7.377 6.677
5 Mamuju Utara 5 34.004 29.512 27.474
Jumlah 8 41.544 36.889 34.151
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-11


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambar 2.3. Peta Arahan Kawasan Komoditas Kakao di Sulawesi Barat


Sumber: Rencana Tata Ruang Wlayah Provinsi Sulawesi Barat 2008-2027

Laporan Akhir 2-12


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambar 2.4. Peta Arahan Kawasan Komoditas Unggulan Gabungan


Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Barat 2008-2027

Laporan Akhir 2-13


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Kabupaten yang signifikan memiliki potensi perikanan/kelautan adalah Mamuju, Majene,


Polewali Mandar dan Mamuju Utara. Garis pantai terpanjang di Mamuju (275 Km),
Mamuju Utara (150 Km), dan terpendek di Polewali Mandar (89 Km), sedangkan
Mamasa tidak mamiliki garis pantai karena berada di daerah pengunungan. Adapun
produksi subsektor perikanan di Provinsi Sulawesi Barat masih didominasi oleh
perikanan tangkap.

Tabel 2.17. Produksi Perikanan di Sulawesi Barat 2008 (Ton)


Perikanan Perikanan Darat
No. Kabupaten Jumlah
Laut Tambak Kolam Sawah Rawa
1 Majene 4.309 - - 114,84 - 4.424
2 Polewali Mandar 23.795 9.132 105 17 106 31.155
3 Mamasa - - - 322 - 322
4 Mamuju 7.984 5.100 44 - - 13.878
5 Mamuju Utara * * * * * *
Jumlah 2008 36.088 14.232 149 454 106 49.779
2007 38.894 797.437 1.014 11 166 829.912
2006 35.790 4.345 22 75 169 35.487
Keterangan: * = tidak ada data
Sumber : Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Perkembangan subsektor peternakan di Provinsi Sulawesi Barat cukup meyakinkan.


Sebagaimana diketahui, Kabupaten Majene dan Polewali Mandar dari dulu dikenal
sebagai daerah peternakan, meskipun dalam dekade terakhir mengalami sedikit
kemunduran. Jenis ternak yang berkembang di Sulawesi Barat adalah sapi, kerbau,
kambing, ayam buras, ayam ras, dan itik.

Tabel 2.18. Populasi Ternak di Sulawesi Barat 2008 (Ekor)


Sapi Sapi
No. Kabupaten Kerbau Kuda Kambing Babi
Perah Potong
1 Majene - 17.112 197 124 29.370 -
2 Polewali Mandar - 30.917 3.804 5.897 164.618 11.226
3 Mamasa 5 1.861 5.264 1.968 351 32.671
4 Mamuju - 48.386 5.914 536 22.752 -
5 Mamuju Utara * * * * * *
Jumlah 2008 5 98.276 15.179 8.525 217.091 43.897
2007 - 99.405 14.859 8.829 270.107 113.612
2006 - 90.773 14.393 8.714 254.347 127.804
Keterangan: * = tidak ada data
Sumber : Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-14


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Tabel 2.19. Populasi Unggas di di Sulawesi Barat 2008 (Ekor)


Ayam
No. Kabupaten Ayam Ras Itik
Bukan Ras
1 Majene 36.340 4.654 9.640
2 Polewali Mandar 3.291.411 44.698 1.729.019
3 Mamasa 121.206 7.516 14.312
4 Mamuju 1.457.115 12.500 103.276
5 Mamuju Utara * * *
Jumlah 2008 4.906.072 69.368 1.856.247
2007 5.003.319 125.464 1.792.954
2006 4.609.073 196.788 1.758.508
Keterangan: * = tidak ada data
Sumber : Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Areal hutan di Provinsi Sulawesi Barat tercatat sekitar 1,2 juta Ha. Bagian terbesar
adalah Hutan Lindung dan Hutan Produksi Terbatas. Jika dilihat dari daerah
administratifnya Kabupaten Mamuju mempunyai jumlah hutan terluas sedangkan yang
terkecil pada Kabupaten Majene.

Tabel 2.20. Luas Kawasan Hutan di Sulawesi Barat 2008 (Ha)


Hutan
Hutan Hutan
No. Kabupaten Produksi HASW HPK Jumlah
Lindung Produksi
Terbatas
1 Majene 51.117 7.772 - - - 58.889
2 Polewali Mandar 77.550 43.040 - 900 - 121.490
3 Mamasa 150.173 48.698 - - - 198.871
4 Mamuju 333.201 254.599 64.811 - 22.385 674.996
5 Mamuju Utara 95.444 76.973 1.691 2.140 32.010 208.258
Jumlah 707.485 431.083 66.502 3.040 54.395 1.262.504
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

2.3.2. Sektor Pariwisata

Salah satu jenis sektor jasa yang sedang dan akan dikembangkan di Provinsi Sulawesi
Barat adalah pariwisata. Kebutuhan masyarakat akan rekreasi semakin berwujud
dengan tumbuhnya obyek-obyek wisata. Berbagai macam obyek wisata yang dapat
dipromosikan adalah wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya, dan wisata agro serta
wisata maritim/bahari. Beberapa kabupaten telah memiliki beberapa jenis obyek wisata
tersebut, hanya saja kualitas objeknya dan pelayanannya masih perlu ditingkatkan.

Laporan Akhir 2-15


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambar 2.5. Peta Obyek-Obyek Wisata Unggulan di Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-16


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Tabel 2.21. Obyek-Obyek Wisata di Sulawesi Barat

No. Kabupaten Alam Budaya Minat Khusus


1 Majene • Gentungan • Kawasan Adat Perkebunan
• Pulau Karampuang Kalumpang Kelapa Sawit
• Air Terjun Masapi • Rumah Adat Budong-Budong
• Air Terjun Le’beng Kalumpang
• Kepulauan
Balabalakang
2 Polewali Mandar • Pantai Datok • Kawasan Bukit Sala Tenun Sutra
Panggalle Busse Pamboang dan
• Pantai Batu Roro • Maccerai Lifi Rangas
• Air Panas Limboro • Kompleks Makam
• Air Terjun Raja
Peaturangan
3 Mamasa • Pantai Palippis • Situs Makam • Penankaran Buaya
• Air Terjun Kunyi Todilaling di Sungai Mosso
• Pantai Mirring • TULU • Tenun Sutra
• Pulau Busung • Situs Perjanjian Balanipa
Toraja Tammajerra
4 Mamuju • Air Terjun Sombala • Makam Tedong- Tenun Ikat
• Air Terjun Tedong Balla Mamasa
Sumarorong • Kawasan Balla Peu
• Air Terjun Messawa • Upacara Mangora
• Air Terjun Kanan Donosu
Kole • Rumah Adat
Makuang
• Rumah Adat
Orobua
5 Mamuju Utara • Pantai Tikke Perkebunan
• Das Sungai Lariang Sawit di Barat
Sumber: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Barat dalam RPJMD Sulawesi Barat 2006 - 2011

2.3.3. Sektor Perindustrian

Pengembangan industri kecil seperti industri makanan, kerajinan rumah tangga,


pembuatan furnitur, konveksi, fotokopi, pandai besi, bengkel dan industri kecil lainnya
dijumpai di seluruh kabupaten di Sulawesi Barat. Jenis industri kecil yang cukup banyak
menyerap tenaga kerja di seluruh kabupaten adalah usaha gula aren dan pembuatan
mebel. Untuk usaha menengah yang cukup banyak menyerap tenaga kerja adalah
pembuatan batu bata dan usaha pemintalan sutra di Kabupaten Mamasa. Usaha-usaha
tersebut dikerjakan secara formal (ada izin dari pemerintah) dan tidak formal.

Pada sektor perindustrian dan perdagangan, Provinsi Sulawesi Barat dicirikan oleh
potensi bahan baku yang umumnya berasal dari sektor perkebunan dan kehutanan
serta hasil kelautan. Potensi ini memerlukan pengembangan industri hilir untuk produksi
barang jadi atau setengah jadi guna memenuhi kebutuhan industri hulu di luar daerah
Provinsi Sulawesi Barat. Secara umum permasalahan dalam perindustrian dan
perdagangan adalah terbatasnya sarana dan prasarana, tingginya biaya produksi,
terbatasnya suplai tenaga kerja terampil dan lemahnya keterkaitan hulu-hilir

Pembangunan Perindustrian dan Perdagangan diarahkan pada terbangunnya industri


kecil dan menengah yang berbasis pertanian, terpenuhinya kebutuhan bisnis dan
kepastian hukum dalam berusaha, dan terciptanya iklim perdagangan dan jejaring
pasar serta sistem informasi pasar.

Laporan Akhir 2-17


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambaran data perindustrian provinsi Sulawesi Barat disajikan pada Tabel 2.22 berikut.

Tabel 2.22. Jumlah Perusahaan dan Tenaga Kerja Industri di Sulawesi Barat
Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
No. Kabupaten
Formal Non-Formal Formal Non-Formal
1 Majene 93 149 700 745
2 Polewali Mandar 131 614 583 1.220
3 Mamasa 8 548 21 1.687
4 Mamuju 146 6 496 833 12.901
5 Mamuju Utara 16 274 166 1.087
Jumlah 2008 394 8.081 2.303 17.640
2007 394 878 2.303 15. 675
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Barat dalam Suawesi Barat Dalam Angka 2009

Tabel 2.23. Nilai Investasi, Produksi, Bahan Baku/Penolong Industri di


Sulawesi Barat
Nilai Investasi Nilai Produksi Nilai Bahan
No. Kabupaten (Trilyun Rupiah) (Trilyun Rupiah) Baku/Penolong
Formal Non-Formal Formal Non-Formal
1 Majene 0,92 0,49 22,93 1,38 4,56 0,79
2 Polewali Mandar 18,67 0,95 126,86 3,99 44,95 1,16
3 Mamasa 0,43 7,24 0,58 16,93 0,28 9,15
4 Mamuju 3,06 16,50 15,91 82,75 6,87 1,29
5 Mamuju Utara 0,28 1,00 0,92 7,14 0,32 2,41

Jumlah 2008 23,36 26,19 167,20 112,19 56,99 14,79


2007 22,98 24,75 167,20 106,82 56,99 11,55
Sumber: Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Barat dalam Suawesi Barat Dalam Angka 2009

2.3.4. Sektor Pertambangan

Potensi sumberdaya alam dari pertambangan di wilayah Provinsi Sulawesi Barat cukup
banyak. Sepanjang pantai memiliki tujuh blok Minyak dan Gas Bumi, yang empat
diantaranya sudah diselesaikan tender eksplorasinya. Gambar 2.6. menyajikan blok-
blok migas yang terdapat di provinsi Sulawesi Barat. Untuk jenis bahan galian logam
terdapat emas, bijih besi, mangan, nikel dan beberapa bahan galian logam lainnya.
Bahan galian non logam akan dapat ditemukan granit, batu gamping, kaolin, pasir
kuarsa dan sebagainya.

Laporan Akhir 2-18


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambar 2.6. Blok Migas di Sulawesi Barat dan Sekitarnya

Pengembangan sektor pertambangan dan energi termasuk pengembangan pembangkit


listrik (PLTA, PLTB, PLTMH, PLTU dll) di Sulawesi Barat ini membutuhkan dukungan
infrastruktur transportasi. Program pendukung yang dibutuhkan sektor ini adalah:
• Pengembangan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju
• Pengembangan Pelabuhan Belang Belang - Mamuju

Laporan Akhir 2-19


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

• Pengembangan dan pembangunan jalan dan jembatan

2.3.5. Ketersediaan Utilitas

Ketersediaan listrik dirasa masih kurang memadai dari segi daya yang disalurkan
namun dari segi sambungan terpasang sudah memadai dan sudah menjangkau seluruh
kabupaten di Sulawesi Barat. Tabel 2.24. berikut memberikan data penyaluran listrik di
Sulawesi Barat.

Tabel 2.24. Pelanggan Listrik dan Daya Tersambung di Sulawesi Barat 2008
Jumlah Daya Tersambung Energi Terjual Penerimaan
No. Kabupaten
Pelanggan (KVA) (KWH) (Rp. Milyar)
1 Majene 19.895 14.828.930 19.684.933 12,5
2 Polewali Mandar 48.543 35.534.850 45.420.578 27,9
3 Mamasa 3.178 3.130.850 3.879.456 2,6
4 Mamuju 16.532 17.800.490 28.718.367 19,1
5 Mamuju Utara 1.999 2.138.700 3.005.806 2,0
Jumlah 2008 90.147 73.433.820 100.709.140 64,2
2007 87.640 69.226.510 91.331.199 53,9
2006 81.005 47.997.306 57.002.981
2005 83.486 64.774.008 71.087.643
Sumber: PLN Cabang Mamuj dalam Sulawesi Barat Dalam Angka 2009

2.4. KONDISI TRANSPORTASI

Kondisi prasarana dan sarana bidang perhubungan di Provinsi Sulawesi Barat yang
meliputi transportasi darat, laut dan udara masih sangat membutuhkan perhatian, baik
kualitas maupun kuantitas. Untuk mendukung kelancaran arus penumpang orang dan
barang serta kebutuhan sehari-hari, hasil bumi yang keluar dan masuk Provinsi
Sulawesi Barat dalam rangka percepatan pembangunan dan ekonomi kerakyatan dalam
rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

2.4.1. Sub Sektor Transportasi Darat

Percepatan pembangunan prasarana dan sarana di bidang transportasi darat, yaitu:

1. Jalan dan jembatan pada jalan negara Trans Sulawesi lewat pantai barat mulai dari
batas Kabupaten Pinrang Provinsi Sulawesi Selatan ke batas Kabupaten Donggala
Provinsi Sulawesi Tengah;

2. Jalan Trans Sulawesi poros barat - timur yang berawal dari Pelabuhan Samudera
Belang-Belang dan Bandar Udara Tampa Padang, Kalukku, Mamuju ke batas
Kabupaten Luwu Utara Provinsi Sulawesi Selatan terus ke Kendari Provinsi Sulawesi
Tenggara;

Laporan Akhir 2-20


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

3. Jalan poros Polewali ke Mamasa ke batas Kabupaten Tana Toraja Provinsi Sulawesi
Selatan, kemudian dari Kecamatan Kalumpang ke batas Kabupaten Tana Toraja
Provinsi Sulawesi Selatan, serta Poros Jalan Malabo – Mambi – Aralle – Lakahan –
Buttuada - Kalukku ;

4. Poros jalan strategis dan jalan yang membuka isolasi/kantong-kantong potensi


ekonomi antara lain:
• Jalan alternatif lewat pantai Tapalang - Singkep – Mamuju;
• Wonomulyo – Matangnga – Kepe – Mambi dan Balanipa – Limboro – Allu –
Tutallu – Kalenarang ;
• Salu Tambung – Kabiraan – Babasondong – Paku – Seppong – Jekang – Baba
Lombi - Mambi ;
• dan Malunda - Ulu Manda – Mambi ;
• Tapalang – Bela – Mambi ;
• Manalisse Tadui – Aralle ;
• Toabo – Kalonding – Tommo – Tobadak - Tabolang dan Belang-belang –
Kalonding – Bonehau.

Tabel 2.25 dan 2.26 berikut memberikan kondisi prasarana jalan sementara Gambar 2.7
memberikan peta jalan utama di Sulawesi Barat.

Tabel 2.25. Panjang Jalan Menurut Status di Sulawesi Barat 2008 (km)
Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten
No. Kabupaten
2007 2008 2007 2008 2007 2008
1 Majene 103 103 102 102 618 610
2 Polewali Mandar 69 69 23 125 1.370 1.545
3 Mamasa - - 239 239 1.724 1.766
4 Mamuju 221 221 154 154 1.322 1.346
5 Mamuju Utara 153 151 34 34 1.102 1.142
Jumlah 546 544 552 654 6.136 6.410
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Tabel 2.26. Panjang Jalan Menurut Perkerasan di Sulawesi Barat 2008 (km)
Jalan Negara Jalan Provinsi Jalan Kabupaten
No. Perkerasan
2007 2008 2007 2008 2007 2008
1 Aspal 438 475 430 355 1.212 1.352
2 Kerikil 57 27 217 173 1.583 2.005
3 Tanah 24 24 2.405 2.511
4 Tidak Dirinci 49 42 938 542
Jumlah 546 544 671 552 6.138 6.410
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-21


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambar 2.7. Jalan Utama di Sulawesi Barat

2.4.2. Sub Sektor Transportasi Laut

Empat dari lima kabupaten di wilayah Sulawesi Barat berhadapan langsung dengan
Selat Makassar. Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) II merupakan salah satu jalur
pelayaran Nasional dan Internasional yang dapat memberikan nilai tambah bagi
pembangunan sosial ekonomi ke depan. Di sekitar selat ini dibentuk Kawasan Andalan
Pembangunan Ekonomi Regional Terpadu (KAPERT) Selat Makassar yang meliputi enam
Provinsi (Sulawesi Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur,
Sulawesi Tengah, dan Gorontalo). Mamuju sebagai Ibukota Provinsi Sulawesi Barat
dapat menjadi salah satu pusat kegiatan karena didukung oleh:
• Pelabuhan Samudra Belang-Belang sebagai Pelabuhan Kontainer Internasional

Laporan Akhir 2-22


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

• Pelabuhan Silopo Polewali Mandar


• Pelabuhan Palipi Majene
• Pelabuhan Pasangkayu Mamuju Utara
• dan beberapa pelabuhan lokal lainnya

Tabel berikut menampilkan data angkutan laut di pelabuhan-pelabuhan di Mamuju.

Tabel 2.27. Data Angkutan Laut Pelabuhan-Pelabuhan Mamuju

No. Deskripsi Ket 2006 2007 2008

I Pelabuhan Laut Mamuju


1 Kunjungan Kapal 779 936 355
2 Penumpang Turun 26.104 25.251 29.567
Naik 36.387 31.372 33.846
Total 62.491 56.623 63.313
3 Barang, Antar Pulau Bongkar (Ton) * * 1.434
Muat (Ton) * * 324.588
Barang, Luar Negeri Bongkar (Ton) * * -
Muat (Ton) * * -
Total (Ton) * * 326.022
II Pelabuhan Penyeberangan Feri Mamuju
1 Kunjungan Kapal 351 309 214
2 Penumpang Turun * * 26.402
Naik * * 33.884
Total * * 60.286
3 Barang, General Bongkar (Ton) * * -
Muat (Ton) * * 8.711
Total (Total) * * 8.711
Kendaraan Bongkar (Unit) * * 3.380
Muat (Unit) * * 3.464
Total (Unit) * * 6.844
Ternak Bongkar (ekor) * *
Muat (ekor) * * 18.920
Total (ekor) * * 18.920

III Pelabuhan Belang-Belang


1 Kunjungan Kapal 110 117 576
2 Penumpang - - -
3 Barang, Antar Pulau Bongkar (Ton) * * 35.402
Muat (Ton) * * 524.710
Barang, Luar Negeri Bongkar (Ton) * * -
Muat (Ton) * * -
Total (Ton * * 560.112
Sumber: Kantor Pelabuhan Masing-Masing dalam Kabupaten Mamuju Dalam 2009

Laporan Akhir 2-23


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

2.4.3. Sub Sektor Transportasi Udara

Bandara Udara Tampa Padang - Mamuju yang berjarak 27 km dari Kota Mamuju yang
saat ini didarati pesawat jenis Dornier 328 dan Casa 212 (propeller) dengan Rute
Makassar – Mamuju PP dan Makassar – Mamuju – Balikpapan PP dengan intensitas
penerbangan enam kali seminggu. Saat sedang ini diusahakan untuk percepatan
pembangunan peningkatan dan perpanjangan landas pacu agar dapat didarati jenis
pesawat yang lebih besar seperti jenis jet dengan kapasitas 150 penumpang.

Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju merupakan subyek studi ini. Data bandara ini
selengkapnya dibahas pada bab-bab selanjutnya.

2.5. KONDISI EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari besarnya nilai Produk Domestik Regional Bruto
(PDRB) (atas dasar harga konstan) yang berhasil diciptakan pada tahun tertentu
dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya. Penggunaan angka atas dasar harga
konstan ini dimaksudkan untuk menghindari pengaruh perubahan harga, sehingga
perubahan yang diukur merupakan perubahan riil ekonomi. Dalam penghitungan PDRB,
pertumbuhan ekonomi baik nasional maupun regional dihitung dengan menggunakan
harga konstan Tahun 2000 sebagai tahun dasar.

Perkembangan PDRB Sulawesi Barat dan pertumbuhan ekonomi disajikan pada Tabel
2.28 dan 2.29 berikut.

Tabel 2.28. PDRB Harga Berlaku Sulawesi Barat (Trilyun Rupiah)

No. Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 1,82 2,07 2,37 2,75 3,23 3,92


2 Pertambangan & Penggalian 0,02 0,02 0,03 0,03 0,04 0,06
3 Industri Pengolahan 0,26 0,29 0,33 0,39 0,48 0,59
4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,01 0,01 0,02 0,02 0,02 0,03
5 Bangunan 0,11 0,12 0,14 0,16 0,23 0,36
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,44 0,50 0,57 0,67 0,77 0,98
7 Pengangkutan & Telekomunikasi 0,09 0,10 0,11 0,13 0,15 0,20
8 Keuangan & Persewaan 0,15 0,17 0,20 0,23 0,30 0,39
9 Jasa-Jasa 0,50 0,57 0,65 0,76 0,95 1,26
Jumlah PDRB Harga Berlaku 3,40 3,87 4,42 5,12 6,16 7,78
Pertumbuhan (%); Rata-Rata 18,1 13,8 14,3 15,9 20,3 26,2
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Laporan Akhir 2-24


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Tabel 2.29. PDRB Harga Konstan 2000 Sulawesi Barat (Trilyun Rupiah)
No. Lapangan Usaha 2003 2004 2005 2006 2007 2008

1 Pertanian 1,50 1,58 1,66 1,78 1,84 1,92


2 Pertambangan & Penggalian 0,02 0,02 0,02 0,02 0,02 0,03
3 Industri Pengolahan 0,22 0,23 0,24 0,26 0,28 0,29
4 Listrik, Gas & Air Bersih 0,01 0,01 0,01 0,01 0,01 0,02
5 Bangunan 0,09 0,09 0,10 0,10 0,12 0,18
6 Perdagangan, Hotel & Restoran 0,36 0,38 0,40 0,43 0,47 0,50
7 Pengangkutan & Telekomunikasi 0,08 0,08 0,09 0,09 0,11 0,12
8 Keuangan & Persewaan 0,13 0,14 0,14 0,15 0,19 0,23
9 Jasa-Jasa 0,40 0,42 0,44 0,47 0,53 0,59
Jumlah PDRB Harga Konstan 2000 2,79 2,94 3,11 3,32 3,58 3,87
Pertumbuhan (%); Rata-Rata 6,8 5,3 5,6 6,9 7,7 8,2
Sumber: Sulawesi Barat Dalam Angka 2009, BPS Provinsi Sulawesi Barat

Dalam kurun waktu 2003 - 2008 tidak terdapat pergeseran yang berarti pada struktur
ekonomi provinsi ini. Peranan sektor pertanian terhadap perekonomian Sulawesi Barat
masih cukup besar yakni di atas 50,4% di Tahun 2008. Tingginya peranan ini ditopang
oleh subsektor perkebunan dengan kontribusi 28,04%. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk Sulawesi Barat masih mengandalkan sektor pertanian
tanaman perkebunan. Tingginya persentase kontribusi lapangan usaha sektor pertanian
berkorelasi dengan besarnya jumlah penduduk yang bekerja di sektor tersebut

Selain pertanian, sektor lain yang mempunyai kontribusi cukup besar adalah sektor
jasa-jasa, sektor perdagangan, hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan yang
masing-masing menyumbang 16,1%, 12,6% dan 7,5% terhadap pembentukan total
PDRB Provinsi Sulawesi Barat. Sedangkan sektor listrik, gas dan air bersih pada Tahun
2009 mempunyai kontribusi yang paling kecil, hanya sekitar 0,4%.

2.6. TINJAUAN RENCANA TATA RUANG

2.6.1. Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (PP 26/2008)

Pada Sistem Perkotaan Nasional yang tercantum Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
2008 terdapat tiga kota di Sulawesi Barat yang termasuk dalam Pusat Kegiatan Wilayah
(PKW). Sementara tidak ada kota di Sulawesi Barat yang termasuk Pusat Kegiatan
Nasional (Pusat Kegiatan Nasional) atau Pusat Kegiatan Strategis Nasional (PKSN).
Ketiga kota Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) tersebut adalah:

1. Mamuju

2. Majene

3. Pasangkayu

Laporan Akhir 2-25


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Ketiga kota dikembangkan dengan program ‘Revitaliasi dan Percepatan Pengembangan


Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional’. Kota Mamuju merupakan Pengembangan/
Peningkatan Fungsi sementara Majene dan Pasangkayu merupakan Pengembangan
Baru. Kota Mamuju dan Mejene dikembangkan pada Tahap I 2010-2014 sementara
Pasangkayu dikembangkan pada Tahap II 2015-2019.

Definisi dari PKW sendiri adalah adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk
melayani kegiatan skala provinsi atau beberapa kabupaten/kota. Kriteria dari PKW
adalah : a) kawasan perkotaan yang berfungsi atau berpotensi sebagai simpul kedua
kegiatan ekspor-impor yang mendukung PKN; b) kawasan perkotaan yang berfungsi
atau berpotensi sebagai pusat kegiatan industri dan jasa yang melayani skala provinsi
atau beberapa kabupaten; dan/atau c) kawasan perkotaan yang berfungsi atau
berpotensi sebagai simpul transportasi yang melayani skala provinsi atau beberapa
kabupaten. Peraturan zonasi untuk PKW disusun dengan memperhatikan : a)
pemanfaatan ruang untuk kegiatan ekonomi perkotaan berskala provinsi yang didukung
dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang
dilayaninya; dan b) pengembangan fungsi kawasan perkotaan sebagai pusat
permukiman dengan tingkat intensitas pemanfaatan ruang menengah yang
kecenderungan pengembangan ruangnya ke arah horizontal dikendalikan.

Pelabuhan di Sulawesi Barat yang termasuk dalam Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional 2008 sebagai Pelabuhan Simpul Transportasi Laut Nasional adalah Pelabuhan
Belang-Belang di Kabupaten Mamuju. Pelabuhan Belang-Belang termasuk sebagai
Pelabuhan Nasional dengan program ‘Pengembangan Pelabuhan Nasional’ pada Tahap II
2015-2019.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional 2008 menyebutkan bahwa sistem jaringan
transportasi udara terdiri atas tatanan kebandarudaraan dan ruang udara untuk
penerbangan. Tatanan kebandarudaraan terdiri atas: a) bandar udara umum; dan b)
bandar udara khusus. Bandar udara umum terdiri atas:

a. bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan primer; merupakan bagian dari
prasarana PKN dengan penumpang paling sedikit 5.000.000 orang per tahun

b. bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan sekunder; merupakan bagian dari
prasarana PKN dengan penumpang antara 1.000.000 sampai dengan 5.000.000
orang per tahun

c. bandar udara pusat penyebaran skala pelayanan tersier; merupakan bagian dari
prasarana PKN atau PKW terdekat dengan penumpang antara 500.000 sampai
dengan 1.000.000 orang per tahun

d. bandar udara bukan pusat penyebaran.

Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju merupakan bandar udara pusat penyebaran
skala pelayanan tersier dengan program ‘Pemantapan Bandar Udara Tersier’ dengan
Tahap Pengembangan IV (2025-2027).

Laporan Akhir 2-26


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

2.6.2. Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Barat 2008-2027

Visi Provinsi Sulawesi Barat adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya kehidupan masyarakat Sulawesi Barat yang produktif dan


terpenuhi hak-hak dasarnya secara merata”.

Sementara misi Provinsi Sulawesi Barat adalah sebagai berikut:

“Meningkatkan Derajat Kehidupan Yang Layak Bagi Masyarakat Sulawesi


Barat, Serta Meningkatkan Kesetaraan Dengan Provinsi Lainnya”.

Tabel 2.30 berikut di halaman berikut memberikan Indikasi Program Pengembangan


Prasarana Wilayah Utama di Provinsi Sulawesi Barat 2008-2027. Gambar 2.8
memberikan Peta Rencana Struktur Ruang dan Kawasan Strategis Provinsi Sulawesi
Barat. Gambar 2.9 memberikan Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sulawesi Barat.

Laporan Akhir 2-27


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Tabel 2.30. Indikasi Program Pengembangan Prasarana Wilayah Utama di


Provinsi Sulawesi Barat 2008-2027
Periode 5 tahunan
No Prasarana Wilayah Sumber Dana
08~12 13~17 18~22 23~27
1 Peningkatan jalan arteri Trans APBN, APBDP/K
Sulawesi Polman (perbatasan
Sulsel) - Matra (perbatasan
Sulteng)
2 Pembangunan rel KA Trans APBN, APBDP/K, swasta
Sulawesi
3 Peningkatan jalan arteri antar APBN, APBDP/K
provinsi Belangbelang - Palopo,
Polman - Mamasa - Makale
4 Peningkatan jalan kolektor APBDP/K
Mamasa - Belangbelang
5 Pembangunan jalan APBN, APBDP/K, swasta
penghubung sentra produksi
dengan jalan arteri dan kolektor
6 Peningkatan Pelabuhan APBN, APBDP/K
Belangbelang
7 Peningkatan Pelabuhan APBN, APBDP/K, swasta
Kambunong
8 Peningkatan Bandara Tampa APBN, APBDP/K
Padang
9 Pembangunan Bandara Perintis APBDK
Polman
10 Peningkatan pelabuhan Tanjung
Silopo, Mamuju, Pasangkayu,
Majene, Palipi, Budongbudong,
Bambaloka, Campalagian,
Tinambung, Pamboang,
Malunda, Sampaga
11 Pembangunan DAM dan PLTA APBN, APBDP/K
Karama
12 Pembangunan PLT lainnya APBN, APBDP/K, swasta
13 Pembangunan kawasan industri APBN, APBDP/K, swasta
dan pergudangan Belangbelang
14 Pembangunan kawasan industri APBDP/K, swasta
dan pergudangan Kambunong
15 Pembangunan DAM irigasi, air APBN, APBDP/K
bersih/minum
16 Pembangunan irigasi teknis APBN, APBDP/K
17 Pencetakan sawah APBN, APBDP/K
18 Revitalisasi kawasan lindung APBDP/K, swasta
19 Pengembangan Pertanian APBN, APBDP/K, swasta
20 Pembangunan terminal bis APBN, APBDP/K, swasta
antar provinsi
21 Pembangunan Stasiun KA APBN, APBDP/K, swasta
22 Unsulbar APBN, APBDP/K
23 Pengembangan pariwisata APBN, APBDP/K, swasta
24 Pembangunan sistem mitigasi APBN, APBDP/K
bencana alam
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Barat 2008-2027

Laporan Akhir 2-28


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambar 2.8. Peta Rencana Struktur Ruang dan Kawasan Strategis


Provinsi Sulawesi Barat
Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Barat 2008-2027

Laporan Akhir 2-29


Pembuatan Master Plan Bandar Udara Tampa Padang - Mamuju

Gambar 2.9. Peta Rencana Pola Ruang Provinsi Sulawesi Barat


Sumber: Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sulawesi Barat 2008-2027

Laporan Akhir 2-30

Anda mungkin juga menyukai