Anda di halaman 1dari 12

Prosiding

SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015


TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Kajian Pemetaan Risiko Dan Evakuasi Tsunami Di Desa


Hutumuri Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon

Mapping Risk Assessment and Tsunami Evacuation


In the village of Hutumuri District of South Leitimur Ambon
City
Ferad Puturuhu1, R.M. Osok2
1
Pusat Studi Penelitian Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim (PSPB-API) Unpatti
E-mail: Feradputuruhu@gmail.com
Dan
2
Pusat Studi Penelitian Bencana dan Adaptasi Perubahan Iklim (PSPB-API) Unpatti
E-mail :Rafael_osok@yahoo.com

Abstrak
Wilayah yang dianggap beresiko terhadap tsunami di Kota Ambon adalah Desa Hutumuri, disamping
Desa Latuhalat dan Galala-Hative kecil.Desa Hutumuri pernah mengalami tsunami pada tanggal 8
Oktober 1950 yang menyapuh bersih dan meluluhlantahkan sebagian besar permukiman pada desa
tersebut.Itu berarti bahwa kejadian ini harus menjadi catatan berharga bagi masayarkat untuk selalu siaga,
dan bagi pemerintah untuk selalu membuat kajian dan mambangun sistem mitigasi bencana yang
terintegrasi. Adanya hasil pemetaan risiko multibencana sangat membantu masyarakat untuk memahami
wilayahnya yang rentan atau berisiko terhadap bencana, khusus bagi bencana tsunami dalam rangka
upaya meningkatkan kesiap siagaan masyarakat dan mitigasinya maka oleh Badan Penanggulangan
Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon telah ditempatkan tanda jalur evakuasi, namun demikian perlu
dievaluasi penempatannya sesuai kondisi fisik dan infrastruktur wilayah yang ada. Terutama bagi wilayah
yang diaanggap berisiko sesuai hasil pemetaan sebelumnya.Tujuan kegiatan ini adalah mendetilkan
pemetaan risiko tsunami pada tingkat desa, yang berlangsung di Desa Hutumuri Pulau Ambon.dan
melakukan evaluasi dan pembuatan peta jalur evakuasi tsunami yang baru di Desa Hutumuri sebagai
upaya mitigasi bencana. Metode pemetaan yang digunakan untuk menghasilkan peta risiko tsunami
adalah “Metode Skoring” atau “Waighted Overlay”. Dalam pemetaan risiko tsunami ada beberapa
tahapan yang dilakukan, yaitu: pembuatan peta parameter ancaman tsunami, kerentanan dan kapasitas;
overlay peta-peta tersebut untuk menghasilkan peta ancaman, peta kerentanan, dan peta kapasitas; dan
Pembuatan Peta Jalur Evakuasi Sementara berdasarkan kriteria yang ada. Wilayah Desa Hutumuri yang
mempunyai risiko tinggi adalah pada Dusun I, II, dan III dengan luas 1.8 Km2. Dusun IV termasuk
berisiko sedang dengan luas 0.2 Km2 dan Dusun V termasuk berisiko rendah dengan luas 2.0 Km2.
Wilayah dengan risiko tinggi ini merupakan wilayah yang pernah dihantam tsunami pada tahun 1950.
Desa Hutumuri harus ditempatkan 10 rambu evakuasi, dan 4 titik kumpul sementara dengan dilengkapi
jalur evakuasi dan pembagian blok pergerakan massa.

Kata Kunci: Risiko, Evakuasi, Tsunami

114
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Abstract

Areas considered at risk of a tsunami in the city of Ambon is Hutumuri village, beside Latuhalatand
Galala-Hative smallvillage. Hutumuri village has experienced tsunami on 8 October 1950 which swept
over most of the net and slammed into the settlements in the village. That means that this incident should
be a valuable record for peopleto always be alert, and for the government to always make studies and
builds an integrated disaster mitigation systems. The results of risk mapping multidisaster help people to
understand the region is vulnerable or at risk of disaster, especially for the tsunami disaster in the
framework of efforts to improve the preparedness of society and its mitigation then by the Regional
Disaster Management Agency (BPBD) Ambon City has placed signs evacuation routes, but nevertheless
placement should be evaluated according to the conditions and the physical infrastructure of existing
areas. Particularly for areas at risk opinion corresponding previous mapping results. The purpose of this
activity is Deriving tsunami risk mapping at the village level, which took place in the Hutumuri
villageAmbon Island. and evaluate and map making new tsunami evacuation route in the village
Hutumuri as disaster mitigation efforts. Mapping method is used to generate a tsunami risk map is
"Scoring method" or "Waighted Overlay". In mapping the tsunami risk there are several steps being
taken, namely: mapmaking parameter tsunami threat, vulnerability and capacity; overlay these maps to
produce a map of threats, vulnerability and capacity maps; Evacuation and Mapping Paths While based
on existing criteria. Hutumuri Village area at high risk is in orchard I, II, and III with an area of 1.8 km2.
orchard IV including medium risk with an area of 0.2 km2 and orchard V including low risk with an area
of 2.0 km2. High-risk areas it is an area that once hit by the tsunami in 1950. The Hutumuri villagemust
be placed 10 evacuation signs, and 4 equipped meeting points while the evacuation route and block the
distribution of the mass movement.

Keywords: Risk, evacuation, tsunami

1. Pendahuluan

Indonesia merupakan negara yang tidak terhindar dari kejadian bencana alam,
hal ini sangat dipengaruhi oleh letaknya diantara tiga lempeng besar, yaitu Lempeng
Eurasia, Lempeng Indo-Australia, Lempeng Pasifik, yang memicu terjadinya
gempabumi yang intensitasnya tinggi dan sangat rawan terhadap kejadian tsunami.
Tsunami yang dibangkitkan oleh gempa bumi mencapai 90.5% (95 kejadian) dari 105
kejadian tsunami yang pernah terjadi di Indonesia, kemudian oleh erupsi volkanik 8.6%
(9 kejadian) dan oleh tanah longsor 1% (Latief, dkk., 2000), sekitar 85% dari kejadian
tsunami tersebut terjadi di wilayah Indonesia Timur(Diposaptono dan Budiman, 2006),
termasuk di Maluku, yang dalam catatan sejarah yang ditulis oleh Rumphius
merupakan wilayah yang mengalami tsunami tertua di Nusantara (Indonesia).
Bencana tsunami yang diklasifikasi sebagai bencana yang disebabkan oleh alam
(Westen, 200), merupakan gelombang laut gravitasi periode panjang yang ditimbulkan
oleh gangguan seperti gerakan patahan, gempa, longsor, jatuhnya benda-benda langit
(meteor), letusan gunung berapi di bawah laut dan letusan (exploison) di dekat muka air
laut (US Army Corps of Engineers,(1990).
Sebagai daerah kepulauan yang berhadapan langsung dengan lautan lepas yang
luas dengan pusat-pusat gempa dalam kedalaman tertentu Maluku dan secara khusus
Pulau Ambon rentan terhadap kejadian tsunami.Bahkan bukan hanya rentan dan rawan
terhadap kejadian tsunami, tapi dalam perjalanan sejarah geologis Pulau Ambon dan
Maluku sudah banyak kejadian Tsunami yang terjadi, seperti disajikan pada Gambar 1.
Penyebaran Tsunami di Pulau Ambon.

115
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Gambar 1. Penyebaran Kejadian Tsunami di Pulau Ambon (berdasarkan catatan


sejarah) (berbagai informasi)

Kajian risiko multibencana yang dilakukan oleh pemerintah Kota Ambon


walaupun masih dalam skala yang kasar, tapi telah dapat menunjukkan lokasi yang
rentan dan beresiko terhadap kejadian multibencana di Kota Ambon, termasuk bencana
tsunami.Wilayah yang dianggap beresiko terhadap tsunami adalah Desa Hutumuri,
disamping Desa Latuhalat dan Galala-Hative kecil.Desa Hutumuri dan Galala-Hative
Kecil merupakan desa di Pulau Ambon yang berada pada kecamatan berbeda dan posisi
berbeda secara letak geografis di Jazirah Leitimur: Galala-Hative Kecil berada pada
posisi Barat Laut, sementara Desa Hutumuri berada pada posisi Tenggara. Namun
demikian keduanya memiliki sejarah waktu kejadian tsunami yang sama, mungkin
berbeda detik saja. Kedua desa ini pernah mengalami tsunami pada tanggal 8 Oktober
1950 yang menyapuh bersih dan meluluhlantahkan sebagian besar permukiman pada
kedua desa tersebut.Itu berarti bahwa kejadian ini harus menjadi catatan berharga bagi
masayarkat pada kedua desa tersebut untuk selalu siaga, dan bagi pemerintah untuk
selalu membuat kajian dan mambangun sistem mitigasi bencana yang terintegrasi.
Adanya hasil pemetaan risiko multibencana sangat membantu masyarakat untuk
memahami wilayahnya yang rentan atau berisiko terhadap bencana, khusus bagi
bencana tsunami dalam rangka upaya meningkatkan kesiap siagaan masyarakat dan
mitigasinya maka oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon
telah ditempatkan tanda jalur evakuasi, namun demikian perlu dievaluasi
penempatannya sesuai kondisi fisik dan infrastruktur wilayah yang ada. Terutama bagi
wilayah yang diaanggap berisiko sesuai hasil pemetaan sebelumnya.

116
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Atas dasar itulah maka terasa semakin penting untuk melakukan tindak lanjut
dalam mengkaji risiko tsunami secara detil dan mengevaluasi penempatan jalur
evakuasi tsunami yang ada di masing-masing wilayah berisiko. Salah satu wilayah yang
diambil sebagai sampel untuk dikaji dan dibuat pemetaan risiko tsunami secara detil
adalah Desa Hutumuri yang terletak di Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon.
Tujuan penelitian ini adalah: 1). Mendetilkan pemetaan risiko tsunami pada
tingkat desa, yang berlangsung di Desa Hutumuri Pulau Ambon, 2).Evaluasi dan
Pembuatan Peta jalur evakuasi Tsunami yang baru di Desa Hutumuri untuk perencanaan
tata ruang desa dan kecamatan, dan upaya mitigasi terhadap kejadian bencana tsunami.

2. Metode Penelitian

Pemilihan daerahkajian dan lokasi sampel tsunami dipilih berdasarkan hasil


tinjauan lapangan terhadap hasil pemetaan risiko tsunami Kota Ambon tahun 2012. Dari
beberapa lokasi yang dianggap berisiko terhadap tsunami dipililah Desa Hutumuri
Kecamatan Leitimur Selatan Kota Ambon sebagai lokasi kajian. Pertimbangan
dipilihnya Desa Hutumuri didasarkan pada letak desa yang berhadapan langsung dengan
lautan lepas, kondisi fisik wilayah, dan sosial kependudukan yangmerupakan faktor
berpengaruh terhadap kejadian tsunami. Kajian terhadap ancaman, kerentanan wilayah
dan kapasitas masyarakat terhadap tsunami dilakukan berbasis dusun, dimana di Desa
Hutumuri ada terdapat 5 (lima dusun) yang di dalamnya ada 5 RW dan 20 RT.
Risiko bencana merupakan fungsi dari tiga aspek yang saling
berhubungan.Aspek yang dimaksud adalah ancaman (hazard), kerentanan
(vurnerability) dankapasitas (capacity). Berdasarkan pengertian tersebutt maka variabel
kajian tsunamiyang digunakan adalah yang berhubungan dengan ketiga aspek tersebut.
Tabel 1.menyajikan variable penelitian tsunami dan sumber perolehan datanya.
Bahan yang diperlukan dalam kegiatan ini, meliputi: Peta Administrasi wilayah
kajian, Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) Digital Pulau Ambon skala 1 : 25.000, Peta
Geologi skala 1 : 100.000 Verbeek dan Van den Bosch tahun 1899, Peta Kota Ambon
hasil Interpretasi Citra Ikonos, Peta Episenter Gempa Maluku tahun 2008 dan 2012,
Peta Batimetri Pulau-Pulau Maluku, Pulau Seram Bagian Barat sekala
1:200.000, oleh Hidrografi Belanda tahun 1923 diperbaharui oleh Dinbas Hidro-
Oceanografi tahun 2002, Peta Desa Hutumuri (dibuat oleh perangkat desa), Citra
penginderaan Landsat 8 Pulau Ambon dan Ikonos Kota Ambon, Data iklim BMKG 10
tahun 2004-2013, data pemduduk Desa Hutumuri tahun 2010. Peralatan yang
diperlukan dalam kegiatan ini meliputi: peralatan untuk observasi lapangan, GPS, abney
level, dan kamera, komputer beserta perangkat lunak untuk penyusunan data dasar,
pengolah data spasial (SIG), visualisasi dan penyusunan laporan, Software ArcGis 10.0.
Pengumpulan data dalam kajian tsunami mencakup pengumpulan data sekunder,
pembuatan peta lapangan dan pelaksanaan survey.Tahap pengumpulan data sekunder,
dilakukan dengan mencari informasi dan mengumpulkan data yang terkait dengan
kejadian tsunami.Data yang dikumpulkan seperti peta, data kejadian gempa, data iklim
dan data kependudukan.Pengmpulan data primer dilakukan saat survey lapangan.

117
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Tabel 1. Variabel Data Penelitian Tsunami

No. Variabel Sumber Data Keterangan

A. Aspek Ancaman
1. Elevasi Peta Rupa Bumi Indonesia Sekunder
(RBI) Digital Pulau Ambon
Skala 1:25.000
2. Arah hadap pantai terhadap Peta Geologi Verbeek Van Sekunder
patahan den Bosch, 1899
3. Arah hadap pantai terhadap Pengamatan lapangan Primer
lautan lepas
4. Arah hadap pantai terhadap Data Episenter Gempa Sekunder
titik pusat gempa BMKG tahun 2008 dan 2012
B. Aspek Kerentanan
a. Sosial
1. Kepadatan Penduduk Data Penduduk Desa Sekunder
Hutumuri
2. Penduduk Usia Balita Data Penduduk Desa Sekunder
Hutumuri
3. Penduduk Usia Lanjut (> 65 Data Penduduk Desa Sekunder
thn) Hutumuri
4. Presentase Penduduk Wanita Data Penduduk Desa Sekunder
Hutumuri
b. Ekonomi
1. Kerja Bertani Data Penduduk Desa Sekunder
Hutumuri
2. Belum/Tidak bekerja Data Penduduk Desa Sekunder
Hutumuri
3. Kerja sebagai Pegawai Data Penduduk Desa Sekunder
Hutumuri

c. Fisik
1. Kepadatan Data Penduduk Desa Sekunder
Bangunan/Permukiman Hutumuri, hasil interpretasi
IKONOS Kota Ambon
d. Lingkungan
1. Morfologi Pantai Pengamatan lapangan Primer
2. Penggunaan Lahan Interpretasi Citra Landsat 8 Sekunder
dan pengamatan lapangan
C. Aspek Kapasitas
1. Jalan hasil interpretasi IKONOS Sekunder
Kota Ambon, dan
pengamatan lapangan
2. Jalur Evakuasi Pengamatan lapangan Primer
3. Penahan Gelombang Pengamatan lapangan Primer

118
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Dalam rangka melaksanakan peninjauan atau survey maka dibuatlah peta lapangan
sebagai pegangan untuk pengenalan lokasi kajian secara detil.Tahap survey lapangan
dilaksanakan untuk meninjau langsung lokasi kajian untuk mengetahui berbagai
variabel yang terkait dengan aspek ancaman, kerentanan dan kapasitas masyarakat
terhadap risiko tsunami, wawancara, dokumentasi, pengambilan titik koordinat yang
terkait dengan batas dusun, desa dan titik jalur evakuasi.
Pemetaan risiko tsunami terdiri dari pemetaan ancaman bencana (hazard
mapping), pemetaan kerentanan (vurnerability mapping) dan pemetaan kapasitas
(capacity mapping). Pemetaan risiko tsunami dilakukan dengan langkah sebagai
berikut:Penentuan Parameter Risiko Tsunami, Penentuan Skor dan pembobotan,
pemetaan Risiko Tsunami.
Pemetaan risiko bencana didasarkan pada hasil pemetaan ancaman,
pemetaankerentanan dan pemetaan kapasitas. Peta risiko bencana merupakan fungsi dari
peta ancaman dan peta kerentanan dibagi dengan peta kapasitas. Peta kerentanan dan
peta kapasitas dianalisis dengan metode overlay (tumpangsusun) dan matching. Analisis
matching dilakukan dengan membuat tabulasi silang antara kerentanan dan kapasitas
seperti ditunjukkan pada Tabel 2.
Dari tabulasi silang terlihat jelas bahwa semakin rendah nilai kerentanan dengan
semakin tinggi kapasitas maka akan bernilai tinggi untuk nilaikerentanan/kapasitas.
Perbandingan terbalik kerentanan dan kapasitas diaplikasikan dalam tabel tabulasi
silang untuk penentuan nilai kerentanan/kapasitas (V/C).
Metode yang digunakan untuk pemetaan risiko bencana sama dengan
dalampenentuan kerentanan/kapasitas (V/C) yaitu dengan tumpangsusun (overlay) peta
dan tabulasi silang (cross tabulation). Tumpangsusun peta ancaman dan peta
kerentanan/kapasitas akan menghasilkan unit pemetaan baru yang merupakan gabungan
antara unit peta ancaman dan peta kerentanan/kapasitas. Analisis tabulasi silang
dilakukan pada unit pemetaan baru tersebut. Tabel silang (cross tab) untuk analisis
risiko bencana ditunjukkan pada Tabel 3.Berdasarkan analisis tabulasi silang, risiko
bencana dibedakan menjadi tigatingkat yaitu rendah, sedang dan tinggi.

Tabel 2. Tabulasi Silang Untuk Analisis Risiko

Keterangan table: R = rendah, S = sedang, T = tinggi

119
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Tabel 3. Tabulasi Silang Untuk Analisis Risiko

Keterangan table: R = rendah, S = sedang, T = tinggi

Sebagai tindak lanjut pemetaan resiko tsunami di Desa Hutumuri dan sebagai
salah satu indikator sikap siaga mengantisipasi bencana tsunami pada masa depan
adalah tersedianya peta jalur evakuasi ke tempat aman dari kawasan rawan tsunami baik
itu berupa baliho, billboard, poster, maupun leaflet. Di wilayah kajian Desa Hutumuri,
telah ditempat titik jalur evakuasi, namun demikian dirasa perlu untuk dilakukan
evaluasi penempatannya dengan tujuan lebih memenimalisir korban jika terjadi bencana.
Langkah yang dilakukan dalam evaluasi pemetaan jalur evakuasi adalah sebagai
berikut: Pembuatan Peta Jalur Evakuasi Sementara, penentuan Kriteria Jalur Evakuasi
Tsunami, Pengamatan Lapangan, dan Pembuatan Peta Jalur Evakuasi (Akhir).

3. Hasil Kajian Pemetaan Risiko Tsunam dan Jalur Evakuasi

Seperti dikemukakan di atas bahwa Risiko bencana dilihat sebagai fungsi


interaksi antaraancaman (H) dengan kerentanan (V) serta kapasitas (C). Pemetaan risiko
bencana didasarkan pada hasil pemetaan ancaman, pemetaankerentanan dan pemetaan
kapasitas. Peta risiko bencana merupakan fungsi dari peta ancaman dan peta kerentanan
dibagi dengan peta kapasitas. Peta kerentanan dan peta kapasitas dianalisis dengan
metode overlay (tumpangsusun) dan matching. Analisis matching dilakukan dengan
membuat tabulasi silang antara kerentanan dan kapasitas.Dan selanjutnya antara
kerentanan/kapasitas dengan ancaman untuk menghasilkan peta risiko tsunami.
Dari hasil analisis dengan metodeweighted overlay diperoleh peta tingkat resiko
tsunami Desa Hutumuri seperti disajikan pada Gambar 2, dan data hasil analisis
disajikan pada Tabel 4.

120
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Gambar 2. Peta Risiko Tsunami Desa Hutumuri (Hasil analisis)


Berdasarkan tabel hasil analisis, maka risiko tsunami rendah ada pada wilayah Dusun V
sebelah Timur Desa Hutumuri, tingkat sedang pada Dusun IVsebelah Utara Desa
Hutumuri, dan risiko tsunami tertinggi adalah pada sebelah selatan Desa Hutumuri
sepanjang pesisir Dusun I, II, III yang merupakan pusat desa dan pemerintahan.
Dusun IV merupakan dusun yang selayaknya memiliki risiko terhadap tsunami
rendah dilihat dari kondisi fisik wilayah dengan ketinggiannya, namun ada beberapa
faktor lain dalam penilaian kerentanan dan kapasitas seperti kepadatan penduduk dan
bangunan yang padat dan rapat,dan jenis jalan yang menyebabkan dalam proses skoring
dan overlay Dusun IV ini dimasukan ke dalam tingkat risiko sedang. Untuk
meminimalisir risiko tsunami wilayah Dusun IV masih dapat dimasukan sebagai
wilayah dengan tingkat risiko rendah.

Tabel 4. Luas Tingkatan Rsiko Tsunami di Desa Hutumuri


No. Tingkat Risiko Luas (Km2) Dusun
1 Rendah 2.0 V
2. Sedang 0.2 IV
3. Tinggi 1.8 I,II,III

121
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Wilayah yang risiko tsunaminya tinggi di Desa Hutumuri memiliki karakteristik


elevasi lahannya rendah sekitar 0-15 m dpl, menghadap lautan lepas, berhadapan
dengan pusat gempa, padat penduduk dan permukimannya, penduduknya rentan.
Kondisi wilayah seperti ini perlu mendapat perhatian khusus untuk upaya mitigasi,
sehingga ancaman dan kerentanan yang dimiliki dapat diminimalisir agar masyarakat
dapat terhindar dari risiko bencana tsunami.

4. Evakuasi Tsunami

4.1. Rambu Evakuasi dan Evaluasi Penempatannya

Rambu evakuasi berperan penting dalam memberikan ke masyarakat di daerah


rawan tsunami karena rambu-rambu tersebut menunjukkan rute penyelamatan diri dan
tempat-tempat yang aman.Rambu evakuasi biasa menjadi semacam “monument”
tsunami yang dapat menumbuhkan kesadaran serta kesiapsiagaan. Rambu evakuasi
yang mengindikasikan rute evakuasi harus mampu dikenali secepat mungkin dan
dipahami semudah mungkin baik oleh penduduk setempat maupun pendatang yang
belum terbiasa dengan daerah tersebut. Itu sebebanya srandar nasional dibutuhkan.
Kota Ambon dan khusus wilayah kajian risiko tsunami Desa Hutumuri, di tahun
2015 telah memiliki rambu-rambu evakuasi tsunami yang dipasang di setiap daerah
yang berisiko sedang dan tinggi terhadap tsunami. Di Desa Hutumuri pada seluruh
wilayah yang berdekatan dengan pantai dan berhadapan dengan lautan lepas telah
dipasang rambu evakuasi. Salah satu contoh rambu evakuasi yang dipasang disajikan
pada Gambar 3.
Dari hasil kajian lapangan ada terdapat beberapa hal yang perlu dievaluasi
terkait dengan penempatan rambu, jalur evakuasi dan kelengkapannya, sebagai berikut:
- Di wilayah kajian titik kumpul yang ada hanyalah titik kumpul sementara hanya
satu.

a. b.

Gambar 3.Rambu Evakuasi Tsunami yang Terpasang di Desa HutumuriKota Ambon. a)


Rambu jalur evakuasi di Dusun 1, b) Rambu titik kumpul sementara di Dusun IV

122
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

- Arah untuk melaksanakan evakuasi/jalur evakuasi juga belum terarah dengan


baik menuju titik tinggi atau aman,
- Arah rambu evakuasi belum banyak sinkron dengan arah jalur evakuasi sesuai
kondisi wilayah dan infrastruktur bangunan yang dapat dijadikan kawasan aman
sementara.
- Belum ada sistem blok yang memudahkan pergerakan massa dengan mudah saat
evakuasi
- Harus ada papan informasi atau peta jalur evakuasi yang dipasang dalam bentuk
billboard di lokasi startegis Desa Hutumuri, yang akan diuraikan pada bagian
berikut.
Atas dasar itulah maka untuk Desa Hutumuri penempatan ramb dan jalur
evakuasi akan dilakukan dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan di atas yang
standar. Beberapa rambu evakuasi yang mengarahkan masayarakat untuk melewati
sungai akan dirubah seperti yang ada di Dusun I, harus dibuat blok untuk pergerakan
massa dengan jalur evakuasinya masing-masing dan ini bisa dilakukan pada Dusun I
dan II yang permukiman dan penduduknya padat, menambahkan beberapa titik kumpul
akhir di daerah yang tinggi sebelah utara Dusun I dan II selain yang sudah ada pada
Dusun IV. Penempatan peta jalur evakuasi tsunami menjadi penting untuk dilakukan,
dan disarankan supaya posisinya yang paling tepat adalah di lahan kosong depan
gedung Gereja Jemaat GPM Hutumuri.

4.2. Peta Jalur Evakuasi

Salah satu indikator sikap siaga mengantisipasi bencana tsunami pada masa
depan adalah tersedianyapeta jalur evakuasi ke tempat aman dari kawasan rawan
tsunami baik itu berupa baliho, billboard, poster, maupun leaflet. Peta jalur evakuasi
bersifat dinamis disesuaikan dengan informasi yang tersedia yang kemudian dapat
disempurnakan lagi sesuai dengan informasi kerentanan terhadap bencana,
perkembangan tata ruang kota dan tingkat kepadatan populasi.
Di lapangan, peta jalur evakuasi harus dilengkapi dengan rambu-rambu petunjuk
menuju tempataman atau tempat evakuasi yang mudah dikenal dan jelas terlihat (sesuai
Pedoman Pembuatan Rambu Evakuasi Tsunami), seperti yang diharapkan sebelumnya
untuk Desa Hutumuri.
Dari pengamatan kondisi wilayah pada citra satelit, ketinggian pada peta RBI
dengan interpolasi DEM, peta administrasi, dan hasil pengamatan lapangan, maka
dibuatlah Peta Evakuasi Tsunami Desa Hutumuri dengan skala 1:8.000 seperti disajikan
pada Gambar 4.
Pada peta di bawah ini, rambu evakuasi yang harus dibuat atau dipasang 10
rambu evakuasi, dimana sebelumnya hanya 9.Di setiap jalur yang menuju daerah yang
paling tinggi dan aman ditempatkan rambu evakuasi. Titik kumpul sementara yang
sebelumnya hanya ada 1 di Dusun IV, pada peta ini sudah ditempatkan 4 titik kumpul
yang dapat menampung masyarakat yang bergerak dari blok yang dipetakan, dan tidak
akan terjadi penumpukan saat bergerak mengikuti jalur evakuasi menuju titik kumpul
sementara. Dengan jalur yang sudah diatur dalam peta evakuasi, diharapkan saat terjadi

123
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

Gambar 4. Peta Evakuasi Tsunami Desa Hutumuri (Hasil analisis)

bencana tsunami tidak ada massa yang bergerak memotong sungai atau jembatan,
karena sungan dan jembatan merupakan wilayah yang berpotensi untuk bergeraknya
gelombang tsunami dengan cepat.
Jika terjadi kondisi yang mendesak, lantai dua gedung Gereja sebagai bangunan
bertingkat bisa dijadikan tempat untuk mempertahankan dan penyelamatan diri
sementara akibat bencana tsunami.

5. KESIMPULAN

1. Dari hasil pemetaan risiko tsunami, wilayah Desa Hutumuri yang mempunyai risiko tinggi
adalah pada Dusun I, II, dan III dengan luas 1.8 Km2. Dusun IV termasuk berisiko sedang
dengan luas 0.2 Km2dan Dusun V termasuk berisiko rendah dengan luas 2.0 Km2. Wilayah
dengan risiko tinggi ini merupakan wilayah yang pernah dihantam tsunami pada tahun
1950.
2. Hasil evaluiasi evakuasi tsunami, di Desa Hutumuri terdapat10 rambu evakuasi, dan 4 titik
kumpul sementara dengan dilengkapi jalur evakuasi dan pembagian blok pergerakan massa.
Peta yang dihasilkan memberikan informasi yang tepat bagi masyarakat tentang jalur
evakuasi dan sebagai bahan sosialisasi untuk mengurangi resiko tsunami dan kerugian
yang terjadi.

124
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai
Prosiding
SIMPOSIUM NASIONAL MITIGASI BENCANA TSUNAMI 2015
TDMRC Universitas Syiah Kuala didukung oleh USAID (PEER Cycle 3)
No.ISSN: 2477-6440
Banda Aceh, 21 – 22 Desember 2015

DAFTAR PUSTAKA

Diposaptono, S dan Budiman. 2006. Tsunami. Buku Ilmiah Populer. Bogor.

Hendratno, A. 2005. Peta Resiko Limpasan Tsunami Dalam Perbaikan Tata Ruang Pantai in
Penerapan Hasil Riset Untuk Penanggulangan Bencana Tsunami di Indonesia (Sadikin et al.
eds). Prosiding Seminar Tsunami dalam Kerangka Research on Tsunami Hazard and Its
Effect onIndonesian Coastal Region(2002-2003-2004).BPPT Press. Jakarta.

Westen C.V., 2000. Remote Sensing For Natural Disaster Management.International Archives
of Photogrammetry and Remote Sensing.Vol. XXXIII, Part B7. Amsterdam.

125
Tema: Mitigasi Bencana Tsunami melalui Penataan Ruang dan Morfologi Kawasan Pantai

Anda mungkin juga menyukai