MARIYATUL QIBTIYAH 1
Mariyatul Qibtiyah,S.Si,SpFRS,Apt
Instalasi Farmasi-RSUD Dr.Soetomo
MARIYATUL QIBTIYAH 2
Number of deaths per year Causes of Death in the US
MARIYATUL QIBTIYAH 4
Quality in Australian Health Care Study
( Wilson 1995 )
MARIYATUL QIBTIYAH 5
Joint Commission International for Accreditation
MARIYATUL QIBTIYAH 6
MARIYATUL QIBTIYAH 7
SALAH Komunikasi
• KTD / SE
– Salah tindakan
– Kecacatan (Methergin Metformin)
– Meninggal (KCL iv drip iv bolus)
• Konflik marah ?
– Pasien – petugas
– Petugas – petugas
MARIYATUL QIBTIYAH 8
BUDAYA ......
Menyalahkan
Memberikan hukuman
Menutupi masalah
Menyembunyikan kesalahan
Komunikasi tidak terbuka / tidak
jujur
Tidak berani / tidak mau bertanya
untuk memastikan terapi
Merasa tidak mungkin berbuat
salah
MARIYATUL QIBTIYAH 10
Program Patient safety
• Suatu upaya pencegahan bahaya yang terjadi
pada pasien untuk menjamin keselamatan
pasien di fasilitas kesehatan
• Target & harapan “zero accident”
MARIYATUL QIBTIYAH 11
Prinsip
Keselamatan Pasien
Multi-faktor
Kurangnya pengetahuan
Kinerja dibawah standar
Perilaku
Kelemahan sistem
Komunikasi yang tidak baik
Beban kerja yang berlebihan
MARIYATUL QIBTIYAH 15
Medication errors prescribing Error
MARIYATUL QIBTIYAH 18
SERUPA TAPI TAK SAMA
MARIYATUL QIBTIYAH 19
Obat “High Alert – LASA”
MARIYATUL QIBTIYAH 21
Medication error Administration error
MARIYATUL QIBTIYAH 22
Medication error Administration error
MARIYATUL QIBTIYAH 23
MARIYATUL QIBTIYAH 25
PENGKAJIAN RESEP
MARIYATUL QIBTIYAH 26
PENGKAJIAN ADMINISTRASI RESEP
1. Nama
2. No rekam medis
3. Tanggal lahir/ usia
4. Jenis kelamin, berat badan pasien
5. Nama dan paraf dokter (berijin)
6. Tanggal Resep
7. Riwayat alergi obat
8. Asal resep: Ruangan/ poli
9. Persyaratan administrasi lainnya sesuai status
pasien ( umum, JKN, asuransi)
MARIYATUL QIBTIYAH 27
PENGKAJIAN FARMASETIS RESEP
1. Nama Obat
2. Bentuk sediaan
3. Kekuatan/ dosis sediaan
4. Jumlah sediaan obat yang
diresepkan
5. Signa / aturan pakai
6. Stabilitas obat
7. Ketersediaan
8. Cara dan tehnik pencampuran
/pembuatan (dispensing)
MARIYATUL QIBTIYAH 28
PENGKAJIAN FARMASI KLINIS RESEP
by Apoteker
1. Kesesuaian penulisan resep dengan FRS/FORNAS
2. Ketepatan indikasi,
3. Dosis regimen (dosis, frekwensi, rute, saat, cara
penggunaan obat, lama pemberian)
4. Duplikasi Terapi
5. Interaksi obat-obat, obat-makanan/minuman,
obat-hasil laboratorium
6. Menanyakan riwayat alergi, poteni efek samping
obat (ESO)
MARIYATUL QIBTIYAH 30
MARIYATUL QIBTIYAH 31
Interpretasi peresepan obat
• Obat yang perlu diwaspadai pada Px Diabet
– Obat dengan salut gula
• Duplikasi terapi
– Gol Analgesik : Antalgin, As. Mefenamat, piroksikam,
Diklofenak diresepkan bersamaan
• Obat yang menurunkan efek hipotensi
– ACE Inhibitor (Captopril), Betabloker (propanaolol)
diresepkan bersamaan dg gol NSAID (As mef, piroxicam,
Diclofenak dll)
• Obat yang bisa menimbulkan presipitat (endapan)
– Ciprofloxacin diresepkan bersamaan Ca Glukonas
MARIYATUL QIBTIYAH 32
Peracikan obat
Hati-hati terhadap obat yang tampilannya
hampir sama (look-alike)
Hati-hati terhadap obat yang lafalnya hampir
sama (Sound-alike)
Obat yang tidak boleh digerus
Perhitungan dosis
Kompatibilitas /stabilitas obat
MARIYATUL QIBTIYAH 33
Obat Yang Tidak Boleh Digerus
MARIYATUL QIBTIYAH 34
Obat Yang Tidak Boleh Digerus
MARIYATUL QIBTIYAH 35
Inkompatibilitas dan Kompatibilitas
Kompatibilitas :
a. Fisik :
Tidak ada endapan, tidak ada perubahan warna
dan tidak ada perubahan bau khas aromatis dan
komposisi tidak berubah.
b. Kimia :
Tidak terjadi dekomposisi dalam waktu 24 jam
MARIYATUL QIBTIYAH 37
Inkompatibilitas :
a. Fisik
Terjadinya endapan, adanya pengaruh suhu,
ada perubahan warna
b. Kimia
Terjadi dekomposisi dalam waktu 24 jam
MARIYATUL QIBTIYAH 38
Singkatan
yg sering menyebabkan kesalahan
• MS, MSO4
Diartikan morfin sulfat, maksudnya Magnesium Sulfat
• OD
Diartikan ocula dextra, maksudnya once daily
• QD
Diartikan 4 kali sehari, maksudnya tiap hari
• Vincristin 2,0
Diartikan 20 mg, maksudnya 2 mg
• Dactinomycin ( .5 g)
Diartikan 5 g, maksudnya 0,5 g
MARIYATUL QIBTIYAH 39
Penyerahan Obat dan Informasi
MARIYATUL QIBTIYAH 40
Waktu Minum Obat
• Diminum sebelum makan
- Meningkatkan absorpsi obat
Diminum saat perut kosong (1 jam sbl makan
atau 2 jam ssd makan)
contoh ; captopril, ampicillin, cloxacillin, lincomycin,
rifampicin, INH, erythromycin, tetracycline, dulcolax,
nifedipin, cefixime, penicillin V dll.
- Meningkatkan efektivitas
Obat antimuntah : metoklopramid, vometa
Obat diabet gol sulfonil urea : Glibenclamide,
amaryl, diamicron, (sarapan pagi)
MARIYATUL QIBTIYAH 41
• Diminum pada saat suapan pertama
contoh acarbosa
• Diminum bersamaan atau sesudah makan
mengurangi ES pd GIT
- Gol NSAID - Bactrim
- Ciprofloxacin - Cephalexin
- Furosemide - Levodopa -
- Penicillin V - Prozac
- Pyrazinmid
• Diminum pada malam hari
- Simvastatin
MARIYATUL QIBTIYAH 42
Obat Yang Tidak Boleh Diminum Bersama Susu
MARIYATUL QIBTIYAH 43
Obat Yang Tidak Boleh Diminum Bersama Jus Anggur
MARIYATUL QIBTIYAH 44
Obat Yang Tidak Boleh Diminum
Bersama Dengan KOPI
• Ciprofloxacin, norfloxacin
• Oral kontrasepsi
• Cimetidine
• Theophyllin
Efek stimulasi meningkat, sehingga
pasien tidak bisa tidur.
MARIYATUL QIBTIYAH 45
Informasi Penggunaan Obat Tertentu
• Tetes mata
• Tetes hidung
• Tetes telinga
• Cuci telinga, misal : H2O2 3 %
• Suppositoria : Dulcolax, Flagyl, Profenid.
• Ovula : Flagystatin, Canesten VT, Candystin.
• Cairan semprot vagina : Betadine Vaginal Douche
• Tablet kunyah (Chewable) : obat maag,
• Tablet hisap (Troches) : FG Troches, Degirol
• Tablet effervescent : Fluimucyl Effervescent tab, CDR,
Redoxon Effervescent.
MARIYATUL QIBTIYAH 46
Tindakan Untuk Meningkatkan Patient Safety
LAKUKAN 3 B
• Baca Label pada saat mengambil obat
dari tempat penyimpanan
• Baca Label sebelum mengeluarkan obat
dari wadah
• Baca Label obat saat memindahkan obat
ke wadah yang lain atau saat
menyerahkan ke pasien
MARIYATUL QIBTIYAH 47
MARIYATUL QIBTIYAH 49
Peran Tenaga
Kefarmasian di
Farmasi Komunitas
Apotek
Rumah
PBF
Sakit
IKOT
Industri Toko
Farmasi Obat
Klinik Distribusi
Alkes
Pekerjaan Kefarmasian
Tenaga Kefarmasian
Apoteker IAI
Tenaga
Teknis PAFI
Kefarmasian
• APOTEKER IAI
Distribusi Hisfardis
.
. .
LEGAL/ REGULATION:
- Standard of Care
Standar
Kode Etik
Kompetensi
Syarat Standar
Legalitas Praktek
Pratek
Kefarmasian
FASILITAS KEFARMASIAN
Fasilitas
Fasilitas Fasilitas
Distribusi
Produksi Sed. pelayanan
/Penyaluran Sed.
Farmasi kefarmasian
Farmasi
SIPA diberikan Paling banyak untuk SIPA diberikan paling banyak
1 tempat untuk 3 tempat
• Apoteker yang telah memiliki SIPA atau SIKA bds PMK 889/2009, SIPA dan
SIKA berlaku sebagai SIPA sampai habis masa berlakunya
KETENTUAN PEMBERIAN SIPA
Kepemilikan
SIPA bagi
Kepemilikan Pihak yang
Apoteker di
SIPA bagi berwenang
Fasyanfar dan
Apoteker yang Kepemilikan SIA dalam
Instalasi
telah memiliki penerbitan
Farmasi
SIA SIPA/SIPTTK
Pemerintah / TNI
/ POLRI
Pengajuan
Pengajuan SIPA Ketiga
SIPA Kedua
melampirkan
melampirkan fc SIPA Kesatu
fc SIPA Kesatu dan SIPA
Kedua
Peran dan Tanggung Jawab
Apoteker di Apotek
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat
Kesehatan dan Bahan Medis Habis
Pakai
Perencanaan Pencatatan
dan
Pelaporan
Apotek Pengadaan
(SP, Faktur) Internal :
Keuangan,
Penyimpanan stok
(kartu stok)
Penyerahan
Penerimaan (nota struk)
Eksternal :
Pemusnahan
Pengendalian Napsa
persediaan Dll sesuai
Pemyimpanan kebutuhan
Pelayanan Resep
Dalam melakkan
praktek pelayanan
kefarmasian Apoteker
dapat mengganti obat
merek dagang dengan
obat generik yang sama
komponen aktifnya atau
merek dagang lain atas
persetujaun dokter
dan/atau pasien
Pelayanan Farmasi Klinik
Dispensing
• Administratif • Three Prime
• Farmasetis • Menyiapkan Questions
• Klinis obat • Health Belief
• Meracik Obat Model
Pengkajian • Etiketing
Konseling
Resep
Pemantauan Monitoring
Home Care
Terapi Obat ESO
Three Prime Question
- Drug Abuse
- Drug misuse
Penggunaan Obat Bebas dan Bebas Terbatas
(Departemen Kesehatan, 2006)
Biang
Sakit Maag Cacingan Diare
keringat
.
Profesionalisme
Layanan LR
Comunity Farmasi
Pharmacy Technision
KELOMPOK 3
REGULASI PRAKTEK APOTEKER
DI FARMASI KLINIS DAN
KOMUNITAS
Wimbuh Dumadi,S.Si.M.H.,Apt
Ketua PD IAI DIY
OUTLINE
Norma Etik
(sistem Nilai)
Wujudnya Kode etik
Norma Disiplin
Praktek (Sistem otonom)
Profesi Wujudnya Pedoman disiplin
Norma Hukum
(Sistem Hukum)
wujudnya Perundang-
undangan
PERSYARATAN PRAKTEK
PROFESI APOTEKER
Standar Standar
SDM Tindakan
Pasal 24 Pasal 58
....Harus memenuhi ketentuan Tenaga Kesehatan dalam menjalankan
kode etik, standar profesi, hak praktik wajib:
pengguna pelayanan kesehatan, memberikan pelayanan kesehatan
standar pelayanan, dan sesuai dengan Standar Profesi,
standar prosedur operasional. Standar Pelayanan Profesi,
Standar Prosedur Operasional, dan
etika profesi serta kebutuhan kesehatan
Penerima Pelayanan
Kesehatan;
Pasal 44
Nakes yang menjalankan praktik wajib
memiliki STR.
Pasal 46
Nakes yang menjalankan praktik di
bidang pelayanan kesehatan wajib
memiliki izin.
Praktek 3 tempat
• Permenkes Nomor 889/Menkes/Per/V/2011 -→ hanya untuk
Apoteker pendamping dan apoteker Penanggungjawab di
Puskesmas dapat praktek sebagai aping di fasilitas pelayanan
kefarmasian
Pasal 17 Pasal 17
(2) Surat izin sebagaimana dimaksud pada (2) Surat izin sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) berupa: ayat (1) berupa:
a. SIPA bagi Apoteker penanggungjawab a. SIPA bagi Apoteker; atau
di fasilitas pelayanan kefarmasian. b. SIPTTK bagi Tenaga Teknis
b. SIPA bagi Apoteker pendamping di Kefarmasian
fasilitas pelayanan kefarmasian.
c. SIKA bagi Apoteker yang melakukan
pekerjaan kefarmasian di fasilitas
produksi atau fasilitas
distribusi/penyaluran.
d.SIKTTK bagi Tenaga Teknis
Kefarmasian yang melakukan
pekerjaan kefarmasian pada fasilitas
kefarmasian.
PMK 889/2011 PMK 31/2016
Pasal 18 Pasal 18
(1)SIPA bagi Apoteker penanggungjawab (1) SIPA bagi Apoteker di fasilitas
di fasilitas pelayanan kefarmasian atau kefarmasian hanya diberikan untuk 1
SIKA hanya diberikan untuk 1 (satu) (satu) tempat fasilitas kefarmasian.
tempat fasilitas kefarmasian.
(2)Apoteker penanggungjawab di (2) Dikecualikan dari ketentuan
fasilitas pelayanan kefarmasian berupa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
puskesmas dapat menjadi Apoteker SIPA bagi Apoteker di fasilitas
pendamping di luar jam kerja. pelayanan kefarmasian dapat
diberikan untuk paling banyak 3
(tiga) tempat fasilitas pelayanan
kefarmasian.
(3) SIPA bagi Apoteker pendamping (3)Dalam hal Apoteker telah
dapat diberikan untuk paling banyak 3 memiliki Surat Izin Apotek, maka
(tiga) tempat fasilitas pelayanan Apoteker yang bersangkutan
kefarmasian. hanya dapat memiliki 2 (dua) SIPA
pada fasilitas pelayanan
(4) SIKTTK dapat diberikan untuk paling kefarmasian lain.
banyak 3 (tiga) tempat fasilitas (4) SIPTTK dapat diberikan untuk paling
kefarmasian. banyak 3 (tiga) tempat fasilitas
kefarmasian.
PMK 889/2011 PMK 31/2016
Pasal 19 Pasal 19
SIPA, SIKA, atau SIKTTK sebagaimana SIPA atau SIPTTK sebagaimana dimaksud
dimaksud dalam Pasal 17 dikeluarkan oleh dalam Pasal 17 diberikan oleh pemerintah
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten / Kota daerah kabupaten / kota atas rekomendasi
tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan pejabat kesehatan yang berwenang di
kabupaten/kota tempat Tenaga
Kefarmasian menjalankan praktiknya.
Tinjauan Yuridis Praktik 3 tempat
Alasan Pemerintah Menerbitkan PMK 31
1. Untuk menyesuaikan dengan perkembangan dan kebutuhan hukum
terkait izin praktik → SIPA/SIKA→ SIP ( Apoteker)
2. Memenuhi kebutuhan masyarakat akan Tenaga
Kesehatan(pemerataan);
APOTEKER TTK
STR-A/STR-TTK ➔ SIP-A/SIP-TTK
APOTEKER
SERTIFIKAT
KOMPETENSI
REKOMENDASI
STR-A SIP-
A
TENAGA TEKNIS
KEFARMASIAN
SIP-
REKOMENDASI STR-TTK
TTK
• STR-A dan STR-TTK berlaku selama 5 (lima) tahun (PP.51/2009 Pasal 41 dan Pasal 48)
• Registrasi ulang harus dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum STR-A atau
STR-TTK habis masa berlakunya (PMK.889/2011 Pasal 15 ayat (2))
SYARAT MEMPEROLEH STR-A
SESUAI PP NO.51 TAHUN 2009 Pasal 40 ayat 1)
2
Keputusan Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia
Nomor : Kep.xxx/PP.IAI/1418/V/2015 tentang Penyesuaian
Masa Berlaku Sertifikat Kompetensi
M. SUHARIYANTO
KETUA PAFI PD D.I.YOGYAKARTA
Disampaikan pada
Seminar Nasional Farmasi 2018
Akademi Farmasi Indonesia Yogyakarta
5 Agustus 2018
Curriculum Vitae
Nama : Mohammad Suhariyanto
Jenis Kelamin
: Pria
Alamat : Dukuh MJ. I / 1657-B Yogyakarta
Pekerjaan :
- Apotek di Yogyakarta (1986 – 2001)
- PNS di Dinkes DIY (1989 – sekarang)
Keanggotaan OP : PAFI DIY
- Ketua PD DIY, Periode 2014 – 2019
- Ketua PC Kota Yogyakarta, 2009-2014
Pendidikan :
- SD, SMP di Banyuwangi
- SMF “Indonesia” Yogyakarta
- S1 Farmasi + Apoteker di UGM
OUTLINE PAPARAN
DASAR HUKUM
TTK
KEWAJIBAN NAKES
1. Memberi pelayanan kes. sesuai dg standart profesi,
standar pelayanan, standar prosedur operasional,
etika profesi serta sesuai kebutuhan penerima
layanan.
2. Memperoleh persetujuan dari penerima layanan /
keluarganya atas tindakan yang diberikan → UKP
3. Menjaga kerahasiaan kesehatan penerima layanan
4. Membuat catatan dan menyimpan catatan ttg
pemeriksaan, asuhan, dan tindakan yang dilakukan →
UKP
5. Merujuk kepada NAKES lain yang mempunyai
Kompetensi dan kewenangan yang sesuai
HAK NAKES DALAM BERPRAKTEK
1. Memperoleh perlindungan hukum
2. Memperoleh informasi yang lengkap dan benar dari
Pasien/Keluarga
3. Menerima imbalan
4. Perlindungan atas keselamatan kes. Kerja
5. Mendapat kesempatan mengembangkan profesinya
6. Menolak keinginan penerima layanan kes. atau
pihak lain yang bertentangan dengan standart
profesi, kode etik, standar pelayanan, standar
prosedur operasional dan per-UU.
7. Memperoleh hak sesuai per-UU
SETIAP ORANG YANG TIDAK MEMILIKI
KEAHLIAN DAN KEWENANGAN UNTUK
MELAKUKAN PRAKTEK KEFARMASIAN
DIPIDANA DENGAN PIDANA DENDA PALING
BANYAK Rp. 100JUTA RUPIAH
Setiap Nakes yang
menjalankan praktek wajib
memiliki STR
Masa berlaku :
STR masih berlaku
Tempat praktek sesuai yg tercantum dalam SIP
PEMDA KAB/KOTA
(Sesuai UU 36/2014)
Syarat memperoleh IZIN PRAKTEK (SIP)
Permen 889/PERMEN/V/2011
Permen No. . 31/2016 UU 36 / 2014
Persyaratan :
KTP, Ijazah, STR, Pernyataan sanggup berkerja penuh
waktu, dan Surat Perjanjian Kerja dengan Pelaku Usaha
Masa Berlaku Perizinan Berusaha
lzin Usaha berlaku selama Pelaku Usaha
menjalankan usaha dan / atau kegiatannya.