Anda di halaman 1dari 3

Statistika sebagai sarana berfikir

induktif
Statistika
Peluang merupakan dasar dari ilmu statistika, merupakan konsep baru yang tidak
dikenal dalam pemikiran Yunani Kuno, Romawi, dan bahkan Eropa dalam abad
pertengahan. Teori mengenai kombinasi bilangan sudah terdapat dalam aljabar yang
dikembangkan sarjana Muslim namun bukan dalam lingkup teori peluang.

Konsep statistika sering dikaitkan dengan distribusi variabel yang ditelaah dalam
suatu populasi tertentu.

Statistika relatif sangat mudah dibandingka dengan matematika, berkembang


dengan sangat cepat terutama dalam dasawarsa lima puluh tahun belakangan ini.
Penelitian ilmiah baik yang berupa survai maupun eksperimen, dilakukan dengan lebih
cermat dan teliti mempergunakan teknik-teknik statistika yang dikembangkan sesuai
dengan kebutuhan.

Statistik dan Cara Berfikir Induktif


Ilmu secara sederhana dapat didefinisikan sebagai pengetahuan yang telah teruji
kebenarannya. Pengujian secara empiris merupakan salah satu mata rantai dalam metode
ilmiah dalam yang membedakan ilmu dari pengetahuan-pengetahuan lainnya. Kalau kita
telaah lebih dalam maka pengujian merupakan suatu proses pengumpulan fakta yang
relevan dengan hipotesis yang diajukan. Sekiranya hipotesis itu didukung oleh fakta-fakta
empiris maka pernyataan hipotesis tersebut diterima atau disahkan kebenarannya.

Pengujian mengharuskan kita untuk menarik kesimpulan yang bersifat umum dari
kasus-kasus yang bersifat individual. Dipihak lain maka penyusunan hipotesis merupakan
penarikan kesimpulan yang bersifat khas dari pernyataan yang bersifat umum dengan
mempergunakan deduksi. Logika deduktif berpaling kepada matematika sebagai sarana
penalaran penarikan kesimpulan sedangkan logika induktif berpaling kepada statistika.
Dalam penalaran deduktif maka kesimpulan yang ditarik adalah benar sekiranya
premis-premis yang dipergunakannya adalah benar dan prosedur penarikan
kesimpulannya adalah sah. Sedangkan penalaran induktif meskipun premis-premis yang
dipergunakan adalah benar dan penarikan kesimpulan adalah sah maka kesimpulan itu
belum tentu benar. Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk
menghitung tingkat peluang ini dengan eksak.

Penarikan kesimpulan secara induktif menghadapkan kita kepada suatu


permasalahan mengenai banyaknya kasus yang harus kita amati sampai kepada suatu
kesimpulan yang bersifat umum.

Statistika mampu memberikan secara kuantitatif tingkat ketelitian dari kesimpulan


yang ditarik tersebut, yang pada pokok’y didasarkan pada asas yang sangat sederhana,
yakni makin besar contoh yang diambil maka semakin tinggi pula tingkat ketelitian
kesimpulan tersebut. Sebaliknya makin sedikit contoh yang diambil maka makin rendah
pula tingkat ketelitiannya.

Statistika juga memberikan kemampuan kepada kita untuk mengetahui apakah


suatu hubungan kausalita antara dua faktor atau lebih bersifat kebetulan atau memang
benar-benar terkait dalam suatu hubungan yang bersifat empiris.

Terlepas dari semua itu maka dalam penarikan kesimpulan secara induktif
kekeliruan memang tidak dapat dihindarkan. Namun statistika memberikan sifat yang
pragmatis kepada penelahaan keilmuan; dimana dalam kesadaran bahwa suatu kebenaran
absolut tidak mungkin dapat dicapai, kita berpendirian bahwa suatu kebenaran yang dapat
dipertanggungjawabkan dapat diperoleh.

Penarikan kesimpulan secara statistik memungkinkan kita untuk melakukan


kegiatan ilmiah secara ekonomis, dimana tanpa statistika hal ini tidak mungkin dilakukan.
Karakteristik Berfikir Induktif
Kesimpulan yang ditarik secara induktif berbeda dengan deduktif. Penarikan
kesimpulan secara induktif meskipun premis yang digunakan adalah benar dan penalaran
induktifnya adalah sah, namun kesimpulannya mungkin saja salah. Namun hal ini tidak
berlaku dalam penarikan kesimpulan secara deduktif.

Statistika merupakan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk menarik


kesimpulan secara induktif berdasarkan peluang. Menurut bidang pengkajiannya statistika
dapat dibedakan sebagai statistika teoritis dan statistika terapan. Statistika teoritis
merupakan pengetahuan yang mengkaji dasar-dasar teori statistika, dimulai dari teori
penarikan contoh, distribusi, penaksiran dan peluang. Statistika terapan merupakan
penggunaan statistika teoritis yang disesuaikan dengan bidang tempat penerapannya.

Kegiatan ilmiah memerlukan penelitian untuk menguji hipotesis yang diajukan.


Penelitian pada dasarnya merupakan pengamatan dalam alam empiris apakah hipotesis
tersebut memang didukung oleh fakta-fakta. Statistika memberikan jalan bagaimana
menarik kesimpulan yang bersifat umum dari contoh tersebut dengan tingkat peluang dan
kekeliruannya. Jelaslah kiranya tanpa menguasai statistika adalah tidak mungkin untuk
dapat menarik kesimpulan induktif dengan sah.

Berfikir logis secara deduktif sering sekali dikacaukan dengan berfikir logis secara
induktif. Prosedur penarikan kesimpulan yang subyektif ini, merupakan salah satu
penghalang kemajuan ilmu, sebab kesimpulan yang ditarik adalah tidak sah.

Untuk mempercepat perkembangan kegiatan keilmuan di negara kita maka


penguasaan berfikir induktif dengan statistika sebagai alat berfikirnya harus mendapat
perhatian yang sungguh-sungguh. Statistika sebagai disiplin keilmuan sering dikacaukan
dengan statistika yang berupa data yang dikumpulkan.

Statistika merupakan sarana berfikir yang diperlukan untuk memproses


pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat metode ilmiah maka statistika
membantu kita untuk melakukan generalisasi dan menyimpulkan karakteristik suatu
kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadi secara kebetulan.

Anda mungkin juga menyukai