Anda di halaman 1dari 10

(SARANA BERPIKIR ILMIAH: STATISTIK) PERAN STATISTIKA DALAM USAHA

MEMPERCEPAT PENGEMBANGAN VAKSIN

REZA ALFITRA MUTIARA


265222002

PROGRAM MAGISTER
VAKSINOLOGI DAN IMUNOTERAPETIKA
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2023
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang berakal, manusia mempunyai kemampuan untuk
mencapai tujuan hidupnya dalam kehidupan sehari-hari dengan menggunakan akalnya.
Ditinjau dari pola berfikirnya, maka ilmu merupakan gabungan antara pola berfikir, deduktif
dan induktif, untuk itu maka penalaran ilmiah menyadarkan diri kepada proses logika deduktif
dan induktif. Penalaran ilmiah mengharuskan manusia menguasai metode penelitian ilmiah
yang pada hakekatnya merupakan pengumpulan fakta untuk mendukung atau menolak
hipotesis yang diajukan. Kemampuan berpikir ilmiah yang baik harus didukung oleh
penguasaan sarana berfikir ini dengan baik juga. Salah satu langkah yang dapat dilakukan yaitu
dengan mengetahui dengan benar masing-masing sarana berfikir dalam keseluruhan berfikir
ilmiah tersebut.
Berkembangnya ilmu pengetahuan tidak lepas dari peran sarana berfikir ilmiah karena
untuk dapat melakukan kegiatan ilmiah secara baik diperlukan sarana berpikir. Tersedianya
sarana berfikir ilmiah tersebut memungkinkan dilakukan penelaahan ilmiah secara teratur dan
cermat. Penggunaan sarana berpikir ilmiah ini juga merupakan suatu hal yang bersifat imperatif
bagi seorang ilmuwan. Tanpa menguasai hal ini maka kegiatan ilmiah yang baik tidak dapat
dilakukan. Sarana ilmiah pada dasarnya. Merupakan alat yang membantu kegiatan ilmiah
dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Untuk melakukan kegiatan berfikir ilmiah
dengan baik, maka diperlukan sarana berupa bahasa, logika, matematika dan statistika.
Bahasa adalah alat komunikasi verbal yang digunakan dalam seluruh proses berpikir
ilmiah dimanja bahasa merupakan alat berpikir dan alat komunikasi untuk menyampaikan jalan
pikiran tersebut kepada orang lain. Matematika memiliki peranan yang sangat penting dalam
berpikir deduktif sedangkan statistika mempunyai peranan penting dalam berpikir induktif,
statistik adalah salah satu alat yang penting dalam sarana berpikir ilmiah, statistik berkaitan
dengan cara-cara pengumpulan data, pengolahan data serta alat untuk menganalisis data
tersebut. Salah satunya statistik berperan dalam proses pengembangan vaksinasi yang ada di
Indonesia baik pada manusia maupun pada hewan. Salah satunya dalam artikel yang ditulis
oleh Apio et.al (2022) yang berjudul tinjauan statistik mengenai pengembangan vaksin Covid-
19 dan kebijakan vaksin.
Penelitian Apio et.al (2022) tersebut menggunakan dan menerapkan metode statistik
untuk menemukan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap pesatnya pengembangan
vaksinPengembangan vaksin perlu dilakukan karena banyaknya penyakit yang berkembang
terutama penyakit-penyakit yang bersifat infeksius. Vaksin sendiri adalah sediaan biologic
yang mengandung organisme yang telah dilemahkan atau dimatikan dengan diformulasikan
sedemikian rupa untuk digunakan sebagai infeksi buatan dengan harapan setelah dilakukan
vaksinasi terhadap individu maka akan memunculkan respon kekebalan dalam tubuh terhadap
penyakit tertentu.
Kejadian pandemi global Covid-19 serta outbreak beberapa penyakit pada ternak
seperti penyakit mulut dan kuku (PMK) serta penyakit lumpur skin disease (LSD) yang terjadi
di Indonesia mendorong adanya percepatan pengembangan vaksin saat ini di Indonesia, maka
dari itu makalah ini akan membahas terkait tinjauan dari segi statistik mengenai pengembangan
vaksin di Indonesia.
Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sarana berpikir ilmiah?
2. Bagaimana tujuan dan fungsi berpikir ilmiah?
3. Bagaimana fungsi statistik dalam berpikir ilmiah?
4. Bagaimana peran statistik dalam mempercepat pengembangan vaksin?
PEMBAHASAN
Pengertian Sarana Berpikir Ilmiah
Menurut Sumiantri (2003) Sarana ilmiah pada dasarnya merupakan alat yang
membantu kegiatan ilmiah dalam berbagai langkah yang harus ditempuh. Sarana ilmiah
merupakan suatu alat, dengan alat ini manusia melaksanakan kegiatan ilmiah. Pada saat
manusia melakukan tahapan kegiatan ilmiah diperlukan alat berpikir yang sesuai dengan
tahapan tersebut. Manusia mampu mengembangkan pengetahuannya karena manusia berpikir
mengikuti kerangka berpikir ilmiah dan menggunakan alat-alat berpikir yang benar.
Untuk mendapatkan ilmu diperlukan sarana berpikir ilmiah. Sarana berpikir diperlukan
untuk melakukan kegiatan ilmiah secara baik dan teratur. Sarana berpikir ilmiah ada empat,
yaitu: bahasa, logika, matematika dan statistika (Suriasumantri, 2003). Sarana berpikir ilmiah
berupa bahasa sebagai alat komunikasi verbal untuk menyampaikan jalan pikiran kepada orang
lain, logika sebagai alat berpikir agar sesuai dengan aturan berpikir sehingga dapat diterima
kebenarannya oleh orang lain, matematika berperan dalam pola berpikir deduktif sehingga
orang lain lain dapat mengikuti dan melacak kembali proses berpikir untuk menemukan
kebenarannya, dan statistika berperan dalam pola berpikir induktif untuk mencari kebenaran
secara umum.
Tujuan sarana Berpikir Ilmiah
Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah untuk memungkinkan kita melakukan
penelaahan ilmiah secara baik, sedangkan tujuan mempelajari ilmu dimaksudkan untuk
mendapatkan pengetahuan yang memungkinkan kita untuk bisa memecahkan masalah kita
sehari-hari (Suriasumiantri, 2003)
Harus dibedakan antara tujuan mempelajari sarana ilmiah dan tujuan mempelajari ilmu.
Tujuan mempelajari sarana ilmiah adalah agar dapat melakukan kegiatan penelaahan ilmiah.
Untuk memaksimalkan kemampuan manusia dalam berpikir menurut kerangka berpikir yang
benar maka diperlukan pengetahuan tentang sarana berpikir ilmiah dengan baik pula. Manusia
mempelajari ilmu agar dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
kehidupannya. Dengan ilmu yang telah dipelajarinya manusia dapat meningkatkan
kemakmuran hidupnya.
Fungsi Sarana Berpikir Ilmiah
Fungsi sarana ilmiah adalah membantu proses metode ilmiah, dan bukan merupakan
ilmu itu sendiri. Sarana ilmiah mempunyai fungsi-fungsi yang khas dalam kegiatan ilmiah
secara menyeluruh dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Suriasumantri, 2003:165).
Keseluruhan tahapan kegiatan ilmiah membutuhkan alat bantu yang berupa sarana berpikir
ilmiah. Sarana berpikir ilmiah hanyalah alat bantu bagi manusia untuk berpikir ilmiah agar
memperoleh ilmu. Sarana berpikir ilmiah bukanlah suatu ilmu yang diperoleh melalui proses
kegiatan ilmiah.
Statistik Sebagai Sarana Berpikir Ilmiah
Statistika harus mendapat tempat yang sejajar dengan matematika agar keseimbangan
berpikir deduktif dan induktif yang merupakan ciri dari berpikir ilmiah dapat dilakukan dengan
baik. Orang yang ingin mampu melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik tidak boleh
memandang sebelah mata terhadap statistika. Penguasaan statistika sangat diperlukan bagi
orang-orang yang akan menarik kesimpulan dengan sah. Statistika harus dipandang sejajar
dengan matematika. Kalau matematika merupakan sarana berpikir deduktif maka orang dapat
menggunakan statistika untuk berpikir induktif. Matematika dan statistika sama-sama
diperlukan untuk menunjang kegiatan ilmiah yang benar sehingga akan menghasilkan suatu
pengetahuan yang benar pula.
Suriasumantri (2003) menyatakan Statistika merupakan sarana berpikir yang
diperlukan untuk memproses pengetahuan secara ilmiah. Sebagai bagian dari perangkat
metode ilmiah maka statistika membantu kita untuk melakukan generalisasi dan
menyimpulkan karakteristik suatu kejadian secara lebih pasti dan bukan terjadai secara
kebetulan.
Statistika sebagai sarana berpikir ilmiah tidak memberikan kepastian namun memberi
tingkat peluang bahwa untuk premis-premis tertentu dapat ditarik suatu kesimpulan, dan
kesimpulannya mungkin benar mungkin juga salah. Langkah yang ditempuh dalam logika
induktif menggunakan statistika adalah Observasi dan eksperimen, Memunculkan hipotesis
ilmiah, Verifikasi dan pengukuran, dan Sebuah teori dan hukum ilmiah. (Sumarna, 2008)
Untuk mengetahui keadaan suatu obyek, seseorang tidak harus melakukan pengukuran
satu persatu terhadap semua obyek yang sama, tetapi cukup dengan melakukan pengukuran
terhadap sebagian obyek yang dijadikan sampel. Walaupun pengukuran terhadap sampel tidak
akan seteliti jika pengukuran dilakukan terhadap populasinya, namun hasil dari pengukuran
sampel dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya
.Setelah melakukan observasi dan eksperimen kemudian merumuskan suatu hipotesis
untuk dilakukan verifikasi dan uji coba terhadap data dan keadaan yang sebenarnya di
lapangan. Berdasarkan pengkajian-pengkajian terhadap data dan keadaan di lapangan tersebut
dapat dirumuskan suatu kesimpulan yang nantinya menjadi sebuah teori atau hukum ilmiah.
Artinya, kesimpulan yang ditarik bukanlah sesuatu yang kebetulan terjadi, tetapi telah melalui
tahap-tahap berpikir tertentu dengan melibatkan data dan fakta yang terjadi di lapangan.
Peran Statistika dalam Mempercepat Pengembangan Vaksin
Dengan adanya berbagai penyakit infeksius termasuk virus yang terkadang tidak
terdapat obat antivirus salah satunya virus corona 2 (SARS-CoV-2) yang menyebabkan
penyakit virus corona (COVID-19) yang menjadi pandemi global menyebabkan adanya
penelitian yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk menemukan obatnya. Berbagai
kebijakan non-farmakologis yang terapkan untuk memitigasi dan menekan penyebaran virus.
Hal ini mendasari makalah ini dibuat berkaitan dengan pengembangan vaksin yang mampu
digunakan untuk menanggulangi berbagai penyakit terutama penyakit infeksius (Bok et.al.,
2021). Saat ini pengembangan vaksin mengalami pengembangan pada skala dan kecepatan
yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pada contohnya pada kasus COVID-19 tahun 2020
lanskap penelitian dan pengembangan vaksin COVID-19 global mencakup 321 kandidat
vaksin (Le et.al., 2020) Lanskap ini mengeksplorasi berbagai platform teknologi, yang
sebelumnya tidak digunakan dalam vaksin yang sudah berlisensi, namun digunakan dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan alam.
Hal ini memanfaatkan kemajuan bertahun-tahun dalam platform vaksin baru,
imunologi virus, desain antigen berbasis struktur, biologi komputasi, rekayasa protein dan
sintesis gen, serta keahlian operasi uji klinis yang menyediakan alat untuk memungkinkan
pengembangan, Evaluasi, produksi dan penerapan termasuk penelitian bertahun-tahun,
teknologi baru, pendanaan, kolaborasi dan kemitraan, uji klinis yang cepat, pengurangan
peraturan, respon cepat terhadap wabah dan sebagainya(Kuter et.al., 2021). Mengingat
beberapa wabah terjadi tanpa terduga sehingga pemerintah dan peneliti dihadapkan pada
permasalahan mengenai kemampuan mencegah wabah agar tidak banyak memakan korban dan
memberikan dampak kerugian ekonomi.
Perkembangan pesat vaksin yang baik diharapkan dapat membawa perubahan besar.
Oleh karena itu, penting untuk mengetahui faktor-faktor terpenting dalam keberhasilan
pengembangan vaksin, mengingat banyak negara yang mencoba mengembangkan berbagai
jenis vaksin namun tidak banyak yang berhasil. Disini, metode statistik digunakan untuk
menemukan faktor-faktor yang mungkin berperan dalam pesatnya pengembangan vaksin
dalam makalah ini yaitu vaksin COVID-19 dengan menggunakan data nyata dari Bank Dunia
dan indikator penelitian dan pengembangan dan dampak vaksinasi dan kebijakan vaksin
terhadap kasus terkonfirmasi COVID-19.
Beberapa pendekatan statistik dilakukan sepeti mengumpulkan data variabel indikator
R&D. Pertama mengumpulkan daftar negara dan vaksin COVID-19 yang telah disetujui yang
digunakan dalam vaksinasi masal penduduk dunia. Variabel dikumpulkan sebanyak 14
variabel, selain itu juga dilakukan pengumpulan data sumber pendanaan dan penerima dana
terkait pengembangan vaksin juga dilakukan (COVID-19 Vaccine R&D Invetment).
Selain itu dikumpulkan juga data kebijakan vaksin berupa prioritas vaksin, kelayakan
vaksin, dan dukungan keuangan vaksin yang diperoleh dari data set OxCGRT (23). Hal-hal
tersebut dianalisis dampaknya terhadap kasus harian dari COVID-19. Karena kebijakan-
kebijakan ini di catat dalam skala ordinal, setiap kebijakan dibagi dengan nilai maksimumnya
dan dikalikan 100 sehingga berkisar antara 0 hingga 100.
Kemudian data spesifik terkait kelompok umur, dampak vaksinasi terhadap penyebaran
penyakit biasanya diamati dengan menganalisis hubungan antara kasus penyakit dan laju
vaksinasi atau proporsi populasi yang menerima vaksinasi. Namun, jika data kasus dan
vaksinasi dibagi kedalam kelompok umur tertentu, maka dampak vaksinasi per kelompok umur
dapat diamati dan hal ini dapat memberikan informasi kelompok umur mana yang harus
diprioritaskan untuk pengendalian penyebaran suatu penyakit secara maksimal. Pencatatan
data porsi penduduk yang divaksinasi melaporkan dosisi vaksin per kelompok umur, tahun-
minggu, populasi per kelompok umur dan negara pelapor.
Analisis statistik dilakukan, metode statistik umum seperti regresi logistik, two sample
t-test, Fisher exact test, K-emansipasi clustering dan principal component Analysis (PCA)
diterapkan untuk membandingkan kelompok negara maju yang mengembangkan vaksin dan
yang tidak mengembangkan vaksin dengan menggunakan metode diatas. Untuk kebijakan
vaksin dan data spesifik kelompok umur menggunakan pendekatan generalized r5estimation
equation (GEE) (Kung et.al., 2021).
Dari analisa statistik tersebut, nantinya didapatkan bahwa adanya hubungan signifikan
antara tanggung jawab dengan pengembangan vaksin. Artikel atau jurnal ilmiah dan teknis,
pertanggung jawaban, dan pendanaan penelitian dan pengembangan vaksin secara signifikan
dikaitkan dengan percepatan pengembangan vaksin. Pada penelitian yang dilakukan Pia et.al
(2022) secara signifikan percepatan pengembangan vaksin tersebut dilakukan dengan
penjumlahan logistik dan Wilcoxon. Elemen kunci dari percepatan pengembangan vaksin
adalah kemampuan menerapkan pengalaman pengembangan vaksin yang luas dari industri dan
akademisi (Kuter et.al., 2021) Artikel ilmiah mencatat berbagai penelitian, perkembangan baru
dan teknologi yang terjadi di bidang akademik dan industri. Oleh karena itu, maka dapat
dianggap sebagai unit penelitian dan pengembangan suatu negara dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan alam dan teknologi. Hal ini menunjukkan besarnya kontribusi penelitian selama
bertahun-tahun, terutama di bidang imunologi, biologi struktural, rekayasa protein Higham
trhoughput squencing, dan penelitian mRNA dalam pengembangan vaksin. Tanggung jawab
memperpendek periode pembuatan vaksin, mulai dari konsep vaksin hingga peluncurannya
karena waktu yang digunakan untuk uji klinis dan studi efek samping sangat berkurang. Hasil
analisis statistika menunjukkan Investasi dalam industri farmasi khususnya investasi
pemerintah semakin meningkatkan upaya yang dilakukan dalam pengembangan vaksin
tertentu. Lebih banyak upaya dilakukan untuk penelitian dan pengembangan yang pentung
untuk obat atau vaksin baru yang bersifat jangka panjang. Uji klinis memerlukan biaya yang
sangat mahal sehingga memerlukan waktu yang lama namun investasi dapat memersingkat
waktu uji klinis sehingga vaksin lebih cepat tersedia.
KESIMPULAN
Dari penjabaran diatas maka dapat disimpulkan bahwa statistika tidak boleh dipandang
sebelah mata oleh orang yang ingin mampu melaksanakan kegiatan ilmiah dengan baik.
Penguasaan statistika sangat diperlukan bagi orang-orang yang akan menarik kesimpulan
dengan sah. Statistika harus dipandang sejajar dengan matematika. Kalau matematika
merupakan sarana berpikir deduktif maka orang dapat menggunakan statistika untuk berpikir
induktif. Berpikir deduktif dan berpikir induktif diperlukan untuk menunjang kegiatan ilmiah
yang benar sehingga akan menghasilkan suatu pengetahuan yang benar pula.
Statistik sangat berperan sebagai sarana berpikir ilmiah, tidak hanya sebagai sarana
pengumpulan data ataupun alat untuk mengukur data atau menganalisa data secara
eksperimental. Dalam hal ini statistik juga dapat berperan untuk menghitung dan
memperkirakan faktor-faktor dalam mempercepat pengembangan vaksin. Hal tersebut
dilakukan dengan mengumpulkan berbagai data dari seluruh dunia dan dianalisis dengan
statistik yang kemudian hasilnya dapat dimanfaatkan untuk mengetahui faktor-faktor utama
yang dapat memperpendek proses-proses dalam pembentukan vaksinasi.
DAFTAR PUSTAKA
Apio, C., Han, K., Heo, G., & Park, T. 2022. A statistical look at the COVID-19 vaccine
development and vaccine policies. Frontiers in public health, 10, 1048062.
https://doi.org/10.3389/fpubh.2022.1048062

Bok, K., Sitar, S., Graham, B.S., Mascola, J.R. 2021. Accelerated COVID-19 vaccine
development: milestones, lessons, and prospects. Immunity. 54:1636– 51. doi:
10.1016/j.immuni.2021.07.017

Kung, Y.L., Scott, Z. 2021. Longitudinal data analysis using generalized linear models.
Biometrika. 73:13–22. doi: 10.1093/biomet/73.1.13

Kuter, B.J., Offit, P.A., Poland, G.A. 2021. The development of COVID-19 vaccines in
the United States: why and how so fast? Vaccine. 39:2491– 5. doi:
10.1016/j.vaccine.2021.03.077

Le, T.T., Cramer, J.P., Chen, R., Mayhew, S. 2020. Evolution of the COVID- 19 vaccine
development landscape. Nat Rev Drug Discov. 19:667– 8. doi: 10.1038/d41573-020-00151-8

Suriasumantri, Jujun S. 2003. Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka
Sinar Harapan.

Anda mungkin juga menyukai