Anda di halaman 1dari 22

Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

BAB V
PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

A. Kerangka Hukum
Laporan Keuangan adalah produk akhir dari proses akuntansi yang
telah dilakukan. Laporan Keuangan yang disusun harus memenuhi prinsip-
prinsip yang dinyatakan dalam PP No. 24 Tahun 2005. Laporan Keuangan
dihasilkan dari masing-masing SKPD yang kemudian dijadikan dasar dalam
membuat Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung.

B. Deskripsi Kegiatan
Laporan Keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai
posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas
pelaporan. Tujuan umum laporan keuangan adalah menyajikan informasi
mengenai posisi keuangan, realisasi anggaran, arus kas dan kinerja
keuangan suatu entitas pelaporan yang bermanfaat bagi para pengguna
dalam membuat dan mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber
daya. Secara spesifik tujuan laporan keuangan pemerintah adalah untuk
menyajikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan
untuk menunjukkan akuntabilitas entitas pelaporan atas sumber daya yang
dipercayakan kepadanya.
Pembuatan Laporan Keuangan dilakukan oleh masing-masing
SKPD. Selanjutnya laporan keuangan tersebut akan di konsolidasikan oleh
SKPKD menjadi Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bandung.
Laporan Keuangan SKPD terdiri dari:
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Neraca
3. Catatan atas Laporan Keuangan
Laporan Keuangan Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten Bandung
dikeluarkan 2 kali dalam satu tahun anggaran, yaitu:
1. Semester, yang dimulai dari periode Januari - Juni
2. Tahunan, yang dimulai dari periode Januari – Desember

C. Langkah-langkah Penyusunan Laporan Keuangan Satuan Kerja


Perangkat Daerah
Laporan Keuangan yang dihasilkan pada tingkat Satuan Kerja

Pemerintah Kabupaten Bandung 92


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Perangkat Daerah dihasilkan melalui proses akuntansi lanjutan yang


dilakukan oleh PPK-SKPD. Jurnal dan posting yang telah dilakukan
terhadap transaksi keuangan menjadi dasar dalam penyusunan laporan
keuangan.

Langkah 1 (Kertas Kerja)


1. PPK-SKPD menyiapkan kertas kerja (worksheet) 10 lajur sebagai alat
untuk menyusun Laporan Keuangan. Worksheet adalah alat bantu yang
digunakan dalam proses pembuatan Laporan Keuangan. Worksheet
berguna untuk mempermudah proses pembuatan laporan keuangan
yang dihasilkan secara manual.
PPK-SKPD melakukan rekapitulasi saldo-saldo buku besar menjadi
neraca saldo. Angka-angka saldo dari semua akun buku besar
dipindahkan ke kolom neraca saldo dalam worksheet, sesuai dengan
posisi debit atau kredit dalam saldo di buku besar masing-masing.
Format Neraca Saldo dapat dilihat pada Lampiran IV.1 sedangkan
Format Kertas Kerja/Worksheet pada Lampiran IV.2.

2. PPK-SKPD membuat jurnal penyesuaian. Jurnal ini dibuat dengan


tujuan melakukan penyesuaian atas saldo pada akun-akun tertentu dan
pengakuan atas transaksi-transaksi yang bersifat akrual. Jurnal
penyesuaian tersebut diletakkan dalam kolom “Penyesuaian” yang
terdapat pada Kertas Kerja.
Jurnal penyesuaian telah dijelaskan dalam pembahasan Prosedur
Akuntansi Aset, Kewajiban dan Ekuitas Dana SKPD.
Jurnal Penyesuaian yang ada SKPD meliputi setidaknya :
Koreksi kesalahan pencatatan
merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat jurnal dan
telah diposting ke buku besar. Jurnal koreksi sebaiknya segera
dilakukan begitu diketahui terjadi kesalahan pencatatan tanpa
menunggu akhir tahun.
Pengakuan aset, hutang, dan ekuitas.
merupakan pengakuan terhadap perolehan aset yang dilakukan
oleh SKPD, diantaranya pengakuan piutang, persediaan dan utang.
Sedangkan pengakuan aset tetap sangat terkait dengan belanja
modal yang dilakukan oleh SKPD.
Jurnal depresiasi

Pemerintah Kabupaten Bandung 93


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Merupakan jurnal depresiasi terhadap aset yang dimiliki oleh SKPD.

Jurnal terkait dengan transaksi yang bersifat accrual dan


prepayment

Merupakan jurnal yang dilakukan dikarenakan adanya transaksi


yang sudah dilakukan SKPD namun pengeluaran kas belum
dilakukan (accrual) atau terjadi transaksi pengeluaran kas untuk
belanja di masa yang akan datang (prepayment).

Bukti transaksi yang digunakan dalam jurnal penyesuaian berupa


bukti memorial yang dilampiri dengan bukti-bukti transaksi jika
tersedia. Jurnal Penyesuaian dicatat pada Buku Jurnal Umum untuk
selanjutnya diposting ke Buku Besar. Format Jurnal Umum dapat
dilihat pada pembahasan sebelumnya yaitu Lampiran II.3,
sedangkan Format Buku Besar pada Lampiran II.4.
3. PPK-SKPD melakukan penyesuaian atas neraca saldo berdasarkan
jurnal penyesuaian yang telah dibuat sebelumnya. Nilai yang telah
disesuaikan diletakkan pada kolom ”Neraca Saldo Setelah
Penyesuaian” yang terdapat pada Kertas Kerja.
4. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, PPK-SKPD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan
Realisasi Anggaran dan memindahkannya ke kolom “Laporan Realisasi
Anggaran” yang terdapat pada Kertas Kerja.
5. Berdasarkan Neraca Saldo yang telah disesuaikan, PPK-SKPD
mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Neraca
dan memindahkannya ke kolom “Neraca” yang terdapat pada Kertas
Kerja.
6. Dari kertas kerja yang telah selesai diisi, PPK-SKPD dapat menyusun
Laporan Keuangan yang terdiri dari Neraca dan Laporan Realisasi
Anggaran. Sebagai catatan, neraca yang dihasilkan belum final karena
PPK-SKPD belum membuat Jurnal Penutup.

Langkah 2 (Jurnal Penutup)


Jurnal Penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup saldo nominal
menjadi nol pada akhir periode akuntansi. Perkiraan nominal adalah
perkiraan yang digunakan untuk Laporan Realisasi Anggaran, yaitu
Pendapatan, dan Belanja.

Pemerintah Kabupaten Bandung 94


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Jurnal Penutup yang dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Jurnal Penutup Pendapatan


Dr Pendapatan ....... Xxx
Cr Surplus/Defisit xxx

b. Jurnal Penutup Belanja


Dr Surplus/Defisit Xxx
Cr Belanja ........ xxx

Jurnal Penutup akan mempengaruhi nilai SILPA di Neraca menjadi


jumlah yang benar.

c. Jurnal Penutup Surplus/Defisit ke SiLPA jika Surplus


Dr Surplus/Defisit Xxx

Cr SiLPA xxx

d. Jurnal Penutup Surplus/Defisit ke SiLPA jika Defisit


Dr SiLPA xxx
Cr Surplus/Defisit xxx

Jurnal Penutup dicatat pada Buku Jurnal Umum untuk selanjutnya


diposting ke Buku Besar. Format Jurnal Umum dapat dilihat pada
pembahasan sebelumnya yaitu Lampiran II.3, sedangkan Format
Buku Besar pada Lampiran II.4.

Langkah 3 (Penyusunan Laporan Keuangan Sebelum Konversi)


Laporan Realisasi Anggaran SKPD (LRA SKPD) disusun setiap
semester. Format Laporan Realisasi Anggaran Semesteran dapat dilihat
pada lampiran bab ini. Laporan Realisasi Anggaran menyajikan informasi
realisasi pendapatan dan belanja SKPD yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya dalam satu periode. Format
Laporan Realisasi Anggaran Sebelum Konversi dapat dilihat pada
Lampiran III.3, sedangkan format Neraca Sebelum Konversi pada
Lampiran III.4.

Langkah 4 (Konversi SAP)


Laporan keuangan yang dibuat oleh SKPD yang terdiri atas LRA,

Pemerintah Kabupaten Bandung 95


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Neraca, dan Catatan atas Laporan Keuangan, disusun


berdasarkan struktur anggaran APBD sesuai Permendagri No. 13
Tahun 2006. Sehingga, terdapat perbedaan struktur akun pendapatan
dan belanja bila dibandingkan dengan Standar Akuntansi Pemerintahan
(PP No. 24 Tahun 2005). Oleh karena itu, perlu dilakukan sebuah
langkah konversi. Berikut bagan konversi yang dimaksud:

a. Konversi untuk LRA

Permendagri No. 13 Tahun 2006 PP No. 24 Tahun 2005


PENDAPATAN SAP PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Asli Daerah
1. Pajak Daerah 1. Pajak Daerah
2. Retribusi Daerah 2. Retribusi Daerah
3. Hasil Pengelolaan Kekayaan 3. Hasil Pengelolaan Kekayaan
Daerah yang Dipisahkan Daerah yang Dipisahkan
4. Lain-Lain PAD yang Sah 4. Lain-Lain PAD yang Sah

Pendapatan Asli Daerah yang merupakan wewenang SKPD


untuk mencatat dan melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat,
dalam bagan di atas, tidak terdapat perbedaan. Oleh karena itu,
untuk PAD tidak memerlukan konversi.

Pemerintah Kabupaten Bandung 96


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Belanja yang merupakan wewenang SKPD untuk mencatat dan


melaporkannya dalam LRA, seperti terlihat, dalam bagan di atas,
harus dilakukan konversi, yaitu:
 Belanja Tidak Langsung tidak dikenal dalam struktur pada format
SAP, sehingga perlu dikonversi ke Belanja Operasi.
 Konversi Belanja Langsung sebagai berikut:
 Dari komponen belanja langsung, yaitu belanja pegawai ke
komponen belanja operasi pada akun belanja pegawai,
 Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja barang dan
jasa ke komponen belanja barang, dan
 Dari komponen belanja langsung, yaitu akun belanja modal ke
komponen belanja modal.

Dalam konversi agar sesuai dengan PP No. 24 Tahun 2005 tentang


SAP, pelaporan realisasi belanja dalam LRA tidak berdasarkan
program dan kegiatan, sebagaimana klasifikasi anggaran belanja
langsung dalam APBD, tetapi untuk tujuan Penjabaran Laporan
Realisasi APBD, belanja harus dilaporkan bersama program dan
kegiatan.
Dengan demikian, perlu dibuat dua versi pelaporan LRA, yaitu
berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 kemudian
konversinya yang berdasarkan PP No. 24 Tahun 2005
sebagaimana telah dijelaskan di atas.

b. Konversi untuk Neraca


Ketika akan melakukan konversi Neraca, perlu diteliti lebih dahulu
pada klasifikasi mana terjadi perbedaan antara Permendagri No.
13 Tahun 2006 dengan PP No. 24 Tahun 2005, kemudian lakukan
konversi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh konversi pada
bagan di bawah ini:

Pemerintah Kabupaten Bandung 97


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Dari bagan di atas, dapat disimpulkan bahwa untuk SKPD, tidak


terdapat Perbedaan pada kelompok Aset Lancar.

Permendagri No. 13 Tahun 2006 PP No. 24 Tahun 2005 tentang


ASET TETAP SAP ASET TETAP
1. Tanah 1. Tanah
2. Peralatan dan Mesin 2. Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan 3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, Jaringan dan Instalasi 4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
5. Aset Tetap Lainnya 5. Aset Tetap Lainnya
6. Konstruksi dalam Pengerjaan 6. Konstruksi dalam Pengerjaan
7. Akumulasi Penyusutan 7. Akumulasi Penyusutan

Pemerintah Kabupaten Bandung 98


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Perbedaan di dalam Aset Tetap ada pada kelompok Jalan, Jaringan


dan Instalasi berdasarkan akun pada Permendagri No. 13 Tahun
2006, sedangkan berdasarkan format PP No. 24 Tahun 2005
kelompok yang sama adalah Jalan, Irigasi, dan Jaringan. Bila
diperhatikan lebih saksama ke dalam susunan Kode Rekening
Permendagri No.13 Tahun 2006, yang dimaksud dengan jaringan
termasuk di dalamnya adalah jaringan irigasi, sehingga sebenarnya
tidak ada perbedaan substansi di antara keduanya.

Permendagri No. 13 Tahun 2006 PP No. 24 Tahun 2005 tentang


ASET LAINNYA SAP ASET LAINNYA

1. Tagihan Piutang Penjualan


1. Tagihan Penjualan Angsuran
Angsuran
2. Tagihan Tuntutan Ganti
2. Tuntutan Perbendaharaan
Kerugian Daerah
3. Kemitraan dengan Pihak
3. Tuntutan Ganti Rugi
Ketiga
4. Aset Tidak Berwujud 4. Kemitraan dengan Pihak Ketiga
5. Aset Lain-Lain 5. Aset Tidak Berwujud
6. Aset Lain-Lain

Perbedaan pada kelompok Aset Lainnya terlihat bahwa dalam format


PP No. 24 Tahun 2005 dibedakan antara Tuntutan Perbendaharaan
dan Tuntutan Ganti Rugi, sedangkan di Permendagri No. 13 Tahun
2006 hanya ada Tagihan Tuntutan Ganti Kerugian Daerah dengan
tidak memisahkan ke dalam dua kelompok seperti pada PP No.24
Tahun 2005. Oleh karena itu, dalam konversi, sesuai dengan
kejadian transaksinya, perlu dibedakan ke dalam dua kelompok
seperti dalam PP No. 24 Tahun 2005.

Permendagri No. 13 Tahun 2006 PP No. 24 Tahun 2005 tentang


KEWAJIBAN SAP KEWAJIBAN
A. Kewajiban Jangka Pendek A. Kewajiban Jangka Pendek
1. Utang Perhitungan Pihak Ketiga 1. Utang Perhitungan Fihak Ketiga
(PFK)
2. Uang Muka dari Kas Daerah*) 2. Utang Bunga
3. Utang Bunga 3. Bagian Lancar Utang dalam
Negeri

Pemerintah Kabupaten Bandung 99


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

4. Bagian Lancar Utang Jangka


4. Utang Pajak
Panjang Lainnya
5. Bagian Lancar Utang Jangka 5. Utang Jangka Pendek Lainnya
Panjang
6. Pendapatan diterima di Muka**)
7. Utang Jangka Pendek Lainnya

Perbedaan kelompok Kewajiban:

1) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 (Lampiran E.XII-Format


Neraca SKPD) terdapat Uang Muka dari Kas Daerah. Bila yang
dimaksud adalah transfer kas dari BUD, maka diakui/dicatat
sebagai RK-Pusat yang menjadi bagian dari akun ekuitas dana di
SKPD.
2) Dalam Permendagri No. 13 Tahun 2006 terdapat Pendapatan
Diterima di Muka/ Pendapatan yang Ditangguhkan. Hal ini
terjadi dari transaksi pendapatan yang diterima oleh Bendahara
Penerimaan yang belum disetorkan ke Kas Daerah. Namun
sebenarnya bila transaksi itu terjadi maka diakui/dicatat ke
sebagai pendapatan yang ditangguhkan yang masuk dalam
kelompok Ekuitas Dana Lancar. Tetapi bila akun tersebut muncul
dari transaksi lainnya yang menyebabkan pendapatan diterima di
muka, maka dapat dikonversikan ke dalam Utang Jangka Pendek
Lainnya menurut PP No. 24 Tahun 2005.

Permendagri No. 13 Tahun 2006 PP No. 24 Tahun 2005


EKUITAS DANA SAP EKUITAS DANA
Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Lancar
1. Sisa Lebih Pembiayaan 1. Sisa Lebih Pembiayaan
Anggaran (SiLPA) Anggaran (SiLPA)

2. Cadangan Piutang 2. Cadangan Piutang


3. Cadangan Persediaan 3. Cadangan Persediaan
4. Dana yang Harus Disediakan untuk 4. Dana yang Harus Disediakan
Pembayaran Utang Jangka untuk Pembayaran Utang
Pendek* Jangka Pendek

Ekuitas Dana Investasi Ekuitas Dana Investasi


1. Diinvestasikan dalam Aset 1. Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Tetap
2. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
2. Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
(tidak termasuk Dana Cadangan)

Pemerintah Kabupaten Bandung 100


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Dari bagan di atas dapat diketahui bahwa tidak terdapat


perbedaan antara Permendagri No. 13 Tahun 2006 dengan PP
No. 24 Tahun 2005 bagi komponen Ekuitas pada Neraca.
3) Akun Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek merupakan contra account dari Ekuitas Dana
Lancar

Langkah 5 (Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Setelah


Konversi)

Format Laporan Realisasi Anggaran SKPD setelah dilakuan konversi yang


telah sesuai Permendagri 59 Tahun 2007/Peraturan Pemerintah No. 24
Tahun 2005 disajikan dalam Lampiran IV.5.

Format Neraca SKPD setelah dilakuan konversi yang telah sesuai


Permendagri 59 Tahun 2007/Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 2005
disajikan dalam Lampiran IV.6.

Langkah 6 (Penyusunan Catatan Atas Laporan Keuangan)

Catatan atas Laporan Keuangan disajikan secara sistematis. Setiap


pos dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus
Kas harus memiliki referensi silang dengan informasi terkait dalam
Catatan atas Laporan Keuangan. Format Catatan Atas Laporan
Keuangan dapat disajikan dalam Lampiran IV.7.

Langkah 7 (Pembuatan Jurnal Balik di Awal Tahun)

Jurnal Balik adalah proses pilihan yang dilakukan setelah pembuatan


laporan keuangan. Jurnal balik adalah proses penjurnalan kembali
untuk akun-akun yang dilakukan penyesuaian (misalnya persediaan)
agar pada kondisi awal neraca periode berikutnya, nilainya menjadi
nihil. Secara singkatnya, jurnal balik adalah jurnal penyesuaian dengan
rekening yang sebelumnya di debit menjadi kredit dan rekening yang
sebelumnya dikredit menjadi di debit. Jurnal Balik telah dibahas pada
Prosedur Akuntansi Neraca. Jurnal Balik dicatat pada Buku Jurnal
Umum untuk selanjutnya diposting ke Buku Besar pada awal tahun.

a. Jurnal Balik Persediaan


Dr Cadangan Persediaan Xxx

Cr Persediaan Xxx

Pemerintah Kabupaten Bandung 101


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

b. Jurnal Balik Piutang


Dr Cadangan Piutang Xxx

Cr Cadangan Piutang Xxx

Pemerintah Kabupaten Bandung 102


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

DAFTAR LAMPIRAN
BAB 5: PENYUSUNAN LAPORAN KEUANGAN SKPD

1. Neraca Saldo
2. Kertas Kerja / Worksheet
3. LRA sebelum Konversi
4. Neraca Sebelum Konversi
5. LRA Setelah Konversi
6. Neraca Setelah Konversi
7. Catatan Atas Laporan Keuangan
8. LRA Semesteran (Prognosis)

Pemerintah Kabupaten Bandung 103


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Lampiran V.1 : Peraturan Bupati


Nomor :
Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


SKPD ……………….
NERACA SALDO
PER TANGGAL ..............

Jumlah
Kode rekening Uraian
Debit Kredit

....................., tanggal ........................


PPK-SKPD

(tanda tangan)
(nama lengkap)
NIP

Pemerintah Kabupaten Bandung 104


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Lampiran V.2 : Peraturan Bupati


Nomor :
Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


SKPD .....................
KERTAS KERJA/WORKSHEET
Halaman .....

Neraca Saldo Penyesuaian Neraca Saldo Laporan Realisasi


Neraca
Kode rekening Uraian setelah Penyesuaian Anggaran
Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Pemerintah Kabupaten Bandung 105


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Lampiran V.3 : Peraturan Bupati


Nomor :
Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


SKPD ………………
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
SEBELUM KONVERSI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER….

(Dalam Rupiah)

Anggaran
Nomor Lebih
Uraian Setelah Realisasi
Urut (Kurang)
Perubahan
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah
Pendapatan Hasil Pengelolaan
1.1.3 Kekayaan Daerah
Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
1.1.4
Daerah yang Sah
Jumlah
2 Belanja
2.1 Belanja Tidak Langsung
2.1.1 Belanja Pegawai
2.2 Belanja Langsung
2.2.1 Belanja Pegawai
2.2.2 Belanja Barang dan Jasa
2.2.3 Belanja Modal
Jumlah
Surplus/(Defisit)

Pemerintah Kabupaten Bandung 106


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Lampiran V.4 : Peraturan Bupati


Nomor :
Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


SKPD ……………………….
NERACA SEBELUM KONVERSI
Per 31 Desember Tahun ”n” dan Tahun ”n-1”

Kenaikan
Jumlah
Uraian (Penurunan)
Tahun n Tahun n-1 Jumlah %

ASET
ASET LANCAR
Kas
Kas di Bendahara Penerimaan
Kas di Bendahara Pengeluaran
Piutang
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Piutang Lainnya
Persediaan
Jumlah

ASET TETAP
Tanah
Tanah
Peralatan dan Mesin
Alat-alat Berat
Alat-alat Angkutan
Alat Bengkel
Alat Pengolahan Pertanian dan dan Peternakan
Alat-alat Kantor dan Rumah Tangga
Alat Studio dan Alat Komunikasi
Alat Ukur
Alat-alat Kedokteran
Alat Laboratorium
Alat Keamanan
Gedung dan Bangunan
Bangunan Gedung
Bangunan Monumen
Jalan, Irigasi dan Jaringan
Jalan dan Jembatan
Bangunan Air (Irigasi)
Instalasi
Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Buku dan Perpustakaan
Barang Bercorak Kesenian/Kebudayaan
Hewan/Ternak dan Tumbuhan
Konstruksi dalam Pengerjaan
Konstruksi Dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap
Jumlah

Pemerintah Kabupaten Bandung 107


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Kenaikan
Uraian Jumlah
(Penurunan)

ASET LAINNYA
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Perbendaharaan
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
Jumlah
JUMLAH ASET
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah

EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
Pendapatan yang ditangguhkan
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Dana yang harus disediakan untuk pembayaran utang jangka pendek
Jumlah

EKUITAS DANA INVESTASI


Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Jumlah

EKUITAS DANA UNTUK DIKONSOLIDASI


RK-Pusat
Jumlah

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

Pemerintah Kabupaten Bandung 108


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Lampiran V.5 : Peraturan Bupati


Nomor :
Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


SKPD ……………………….
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
SETELAH KONVERSI
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER ............

Anggaran
Nomor Realisasi Lebih/
Uraian Setelah
Urut (Kurang)
Perubahan
1 2 3 4 5
1 PENDAPATAN

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH


1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah
1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah
1.1.3 Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah

Jumlah
2 BELANJA
2..1 BELANJA OPERASI
2.1.1 Belanja Pegawai
2.1.2 Belanja Barang

2.2 BELANJA MODAL


2.2.1 Belanja Tanah
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi, dan Jaringan
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2.2.6 Belanja Aset Lainnya

Jumlah

Surplus (Defisit)

Pemerintah Kabupaten Bandung 109


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Lampiran V.6 : Peraturan Bupati


Nomor :
Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


SKPD ...........
NERACA SETELAH KONVERSI
Per 31 Desember Tahun ”n” dan Tahun ”n-1”
(Dalam Rupiah)

U Tahun n Tahun n-1


ASET r
ASET LANCAR
Kas di Bendahara penerimaan
Kas di Bendahara pengeluaran
Piutang Pajak
Piutang Retribusi
Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran
Bagian Lancar Tuntutan Perbendaharaan
Bagian Lancar Tuntutan Ganti Rugi
Piutang Lain-Lain
Persediaan
Jumlah Aset
ASET TETAP Lancar
Tanah
Peralatan dan Mesin
Gedung dan Bangunan
Jalan, Irigasi, dan Jaringan
Aset Tetap Lainnya
Konstruksi dalam Pengerjaan
Akumulasi Penyusutan
Jumlah Aset
ASET LAINNYA Tetap
Tagihan Penjualan Angsuran
Tuntutan Perbendaharaan
Tuntutan Ganti Rugi
Kemitraan dengan Pihak Ketiga
Aset Tak Berwujud
Aset Lain-lain
Jumlah Aset
Lainnya
JUMLAH
ASET

Pemerintah Kabupaten Bandung 110


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Uraian Tahun n Tahun n-1


KEWAJIBAN
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK)
Utang Jangka Pendek Lainnya
Jumlah Kewajiban
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA)
Pendapatan yang Ditangguhkan
Cadangan Piutang
Cadangan Persediaan
Dana yang Harus Disediakan untuk Pembayaran
Utang Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Aset Tetap
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya
Jumlah Ekuitas Dana Investasi

EKUITAS DANA UNTUK DIKONSOLIDASI


RK-Pusat
Jumlah Ekuitas Dana Untuk Dikonsolidasi

JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS DANA

Pemerintah Kabupaten Bandung 111


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Lampiran V.7 : Peraturan Bupati


Nomor :
Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


SKPD ……………………….
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Maksud dan tujuan penyusunan Laporan Keuangan SKPD
1.2 Landasan hukum penyusunan Laporan Keuangan SKPD
1.3 Sistematika penulisan catatan atas Laporan Keuangan SKPD

BAB II EKONOMI MAKRO, KEBIJAKAN KEUANGAN DAN PENCAPAIAN TARGET KINERJA APBD SKPD
2.1 Ekonomi makro
2.2 Kebijakan keuangan
2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD

BAB III IKHTISAR PENCAPAIAN KINERJA KEUANGAN SKPD


3.1 Ikhtisar pencapaian target kinerja keuangan SKPD
3.2 Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah ditetapkan

BAB IV KEBIJAKAN AKUNTANSI


4.1 Entitas akuntansi / entitas pelaporan keuangan daerah SKPD
4.2 Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD
4.3 Basis pengukuran yang mendasari penyusunan laporan keuangan SKPD
4.4 Penerapan kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam SAP pada SKPD

BAB V PENJELASAN POS-POS LAPORAN KEUANGAN SKPD


5.1 Rincian dari penjelasan masing-masing pos-pos pelaporan keuangan SKPD
5.1.1 Pendapatan
5.1.2 Belanja
5.1.3 Aset
5.1.4 Kewajiban
5.1.5 Ekuitas Dana
5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan penerapan
basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas
untuk entitas akuntansi/entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual pada SKPD

BAB VI PENJELASAN ATAS INFORMASI-INFORMASI NON KEUANGAN SKPD

BAB VII PENUTUP

Pemerintah Kabupaten Bandung 112


Manual Sistem dan Prosedur Akuntansi Pelaporan Keuangan Daerah

Lampiran V.8: Peraturan Bupati


Nomor :
Tanggal :

PEMERINTAH KABUPATEN BANDUNG


SKPD ………………
LAPORAN REALISASI SEMESTER PERTAMA APBD
DAN PROGNOSIS 6 (ENAM) BULAN BERIKUTNYA
TAHUN ANGGARAN….

(Dalam Rupiah)
Jumlah
No. Realisasi Sisa Prognosis Keterangan
Uraian Anggaran Semester
Urut Anggaran
Pertama
1 Pendapatan
1.1 Pendapatan Asli Daerah
1.1.1 Pendapatan pajak daerah
1.1.2 Pendapatan retribusi daerah
Pendapatan hasil pengelolaan
1.1.3 kekayaan daerah
yang dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli
1.1.4
Daerah yang Sah
Jumlah
2 Belanja
2.1 Belanja Operasi
2.1.1 Belanja Pegawai
2.1.2 Belanja Barang
2.2 Belanja Modal
2.2.1 Belanja Tanah
2.2.2 Belanja Peralatan dan Mesin
2.2.3 Belanja Gedung dan Bangunan
2.2.4 Belanja Jalan, Irigasi, Jaringan
2.2.5 Belanja Aset Tetap Lainnya
2.2.6 Belanja Aset Lainnya
Jumlah

Surplus/(Defisit)

Pemerintah Kabupaten Bandung 113

Anda mungkin juga menyukai