Anda di halaman 1dari 132

RENCANA

STRATEGIS
DINAS KESEHATAN KABUPATEN
SUKABUMI TAHUN 2016-2021
DAFTAR ISI

Hal
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………………… 1
1.2 Landasan Hukum ……………………………………………………………………….. 2
1.3 Maksud dan Tujuan ……………………………………………………………………. 3
1.4 Sistematika Penulisan ………………………………………………………………… 3

BAB II Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan


2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi ……………………………………… 5
2.2 Sumber Daya …………………………………………………………………………… 7
2.3 Kinerja Pelayanan ……………………………………………………………………. 10
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan ……………………… 25

BAB III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi


3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan.
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah 27
Terpilih ………………………………………………………………………….
3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra Provinsi ………. 28
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup 66
Strategis …………………………………………………………………………
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ………………………………………………………. 73
75
BAB IV Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ……………………………………….
4.2 Strategi dan Kebijakan ………………………………………………………………. 89
90
BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan
Pendanaan Indikatif ……………………………………
92
BAB VI Indikator Kinerja Dinkes Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang mengacu
pada Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Sukabumi
………………………………………………………………….
120
BAB VII Penutup ……………………………………………………………………
125
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas Rahmat, Hidayah
dan KaruniaNya Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi telah selesai menyusun
penyempurnaan dan penajaman Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 - 2021 yang disesuaikan dengan kebijakan
Kabupaten Sukabumi serta sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun
2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Renstra Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif dan
memuat berbagai program pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan langsung
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi untuk kurun waktu tahun 2016-2021,
dengan penekanan pada pencapaian sasaran Prioritas Nasional, Standar Pelayanan
Minimal (SPM) serta Suistanaible Development Goals (SDG’s).
Rencana Strategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun
2016 – 2021 merupakan penajaman dari cakupan program yang kelanjutan dari
program sebelumnya, disusun sebagai acuan pelaksanaan Program dan Tolok Ukur
Penilaian Kinerja Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 sampai
dengan Tahun 2021 dan sebagai acuan dalam Penyusunan Rencana Kerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi.
Melalui kesempatan ini saya mengajak kepada semua unsur Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi untuk saling bahu membahu dalam
menyelenggarakan pembangunan kesehatan guna mewujudkan Visi Kabupaten
Sukabumi “ Mewujudkan Kabupaten Sukabumi Yang Religius dan Mandiri”
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan kepada kita semua
dalam melaksanakan amanah pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten
Sukabumi. Kepada semua pihak yang telah mendukung dan mencurahkan pikiran dan
tenaga dalam menyusun dan menyelesaikan Revisi Rentra Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016-2021 ini kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya.

Sukabumi, September 2016


Kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi

H.DIDI SUPARDI.SKM.MM
Nip. 196012201980031002
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang
dilaksanakan oleh semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya,
sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara
social dan ekonomis. Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan
oleh kesinambungan antar upaya program dan sector, serta kesinambungan
dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh periode sebelumnya.
Pembangunan kesehatan diselenggarakan berdasarkan pada
perikemanusiaan, pemberdayaan dan kemandirian, adil dan merata serta
pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk rentan
antara lain adalah ibu, bayi, anak, lanjut usia dan keluarga miskin. Pembangunan
kesehatan di daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pembangunan
nasional. Pembangunan kesehatan di Kabupaten Sukabumi selama ini telah
memberikan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan masyarakat namun
demikian masih banyak kinerja kesehatan yang harus ditingkatkan sehingga
dibutuhkan perencanaan secara seksama.
Berdasarkan undang-undang nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah
daerah dan undang-undang nomor 25 tahun 2004 tentang sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional, menjadi kewajiban Pemerintah Provinsi/Kabupaten /Kota
untuk menyusun Perencanaan pembangunan daerah sebagai salah satu kesatuan
dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
Rencana strategis merupakan proses berkelanjutan dan sistematis dari
pembuatan keputusan yang berisiko, dengan memanfaatkan sebanyak-banyaknya
pengetahuan antisipasi dan mengorganisasikan secara sistematis untuk usaha-
usaha melaksanakan keputusan tersebut dan mengukur hasilnya melalui umpan
balik yang sistematis.
Rencana strategis mempunyai fungsi yaitu menjamin keterkaitan dan
konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan,
menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi antar program dan
kegiatan serta menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara transparan,
efisien, efektif berkeadilan dan berkelanjutan.
Penyusunan Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 –
2021 berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 – 2021 dan diharapkan mampu
menjaga konsistensi dan komitmen pelaksanaan pembangunan bidang kesehatan
dan mengoptimalkan implementasi program dan kegiatan dalam rangka
pencapaian Visi Misi Kabupaten Sukabumi 2016 – 2021.

exÇvt Çt fàÜtà xz|á W|Çtá ^xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{âÇ ECDI @E CED 1
Harus ada kesesuaian antara Rencana strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
serta harus mendukung program-program pemeintah pusat sehingga Rencana
strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi tetap dalam kerangka Kabupaten
Sukabumi sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan telah ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi
Nomor 4 Tahun 2016 tanggal ………… tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 - 2021, maka Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi menyusun Rencana Strategis Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 - 2021 yang bertujuan mencapai sasaran
strategis, indikator kinerja, program serta kegiatan yang merujuk pada capaian
Standar pelayanan Minimal (SPM) dan Sustainable Developments Goals (SDG’s).

1.2 Landasan Hukum


Penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 -
2021 berdasarkan peraturan perundang-undangan sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
2. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
4. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan
Pusat dan Daerah;
5. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
6. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 65 tahun 2005 tentang Standar
Pelayanan Minimal;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian
Urusan Pemerintah antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Propinsi
dan Pemerintah Daerah Kabupaten/ Kota;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 tahun 2007 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang
PedomanOrganisasi Perangkat Daerah;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang Tata Cara
Penyusunan, Pengendaliandan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
13. Peraturan Menteri Kesehatan No.741 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/ Kota;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 Tahun 2010 Lampiran IV,
tentang Tahapan dan Tata Cara Penyusunan Renstra Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD);

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 2


15. Peraturan Daerah Propinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Propinsi Jawa
Barat Tahun 2008-2013;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Perencanaan Pembangunan Partisipatif Kabupaten Sukabumi;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 32 Tahun 2008 tentang
Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 13 Tahun 2009 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah Kabupaten
Sukabumi 2005-2025;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Sukabumi 2016-2021;
20. Peraturan Gubernur Nomor 25 Tahun 2013 tentang Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Jawa Barat Tahun 2013-2018;
21. Peraturan Bupati Nomor 11 Tahun 2007 tentang Tata Cara Penyusunan,
Penetapan dan Pelaporan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten
Sukabumi.

1.3 Maksud dan Tujuan


Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Tahun 2016 – 2021 dimaksudkan sebagai acuan dalam penyusunan dokumen
perencanaan tahunan yaitu Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
dan sebagai acuan pelaksanaan program serta menjadi tolok ukur dalam penilaian
kinerja pembangunan bidang kesehatan di Kabupaten Sukabumi. Rencana
Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi diharapkan dapat memberikan
kejelasan arah dan sasaran Pembangunan Kesehatan Kabupaten Sukabumi dalam
upaya mendukung visi Kabupaten Sukabumi 2016-2021.
Tujuan Penyusunan Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016 – 2021 adalah :
a. Menjabarkan visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi
kedalam program dan kegiatan dlam kurun waktu lima tahun selaras
dengan RPJMD Kabupaten Sukabumi;
b. Sebagai acuan / pedoman bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
dalam menyusun Rencana Kerja ( Renja) pembangunan daerah tahunan
sehingga perencanaan lebih terarah;
c. Sebagai media akuntabilitas dalam menciptakan tata pemerintah yang
baik (Good Govermance), agar terjamin sinergitas, sinkronisasi dan
integrasi Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi Tahun
2016 – 2021 dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) Kabupaten Sukabumi Tahun 2016 - 2021.
d. Mewujudkan perencanaan pembangunan kesehatan Kabupaten
Sukabumi secara sinergis dan terpadu dengan Tingkat Pusat dan Provinsi.

1.4 Sistematika Penulisan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 3


Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri No.54 Tahun 2010
Lampiran IV, maka RencanaStrategis (Renstra) Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016 - 2021ini disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut :
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan

BAB II Gambaran Pelayanan Dinas Kesehatan


2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi
2.2 Sumber Daya
2.3 Kinerja Pelayanan
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan

BAB III Isu-isu Strategis Berdasarkan Tugas dan Fungsi


3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan
3.2 Telaahan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga dan Renstra Provinsi
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis

BAB IV Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan


4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
4.2 Strategi dan Kebijakan

BAB V Rencana Program dan Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran


dan Pendanaan Indikatif

BAB VI Indikator Kinerja Dinkes Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang mengacu


pada Tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Sukabumi

BAB VII Penutup

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 4


BAB II
GAMBARAN PELAYANAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu Dinas daerah yang
dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Sukabumi Nomor 25 Tahun 2012
tentang Organisasi Perangkat Daerah Pemerintah Kabupaten Sukabumi dan Peraturan
Bupati (Perbup) Sukabumi Nomor 65 Tahun 2012 tanggal 18 Juli 2012 tentang Struktur
Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Kesehata kabupaten Sukabumi.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi mempunyai tugas melaksanakan
kewenangan otonomi daerah dibidang kesehatan, dalam melaksanakan tugas tersebut
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi menyelenggarakan fungsi :
1. Perumusan kebijakan teknis di bidang Kesehatan
2. Pengkoordinasian dan pelaksanaan program, monitoring, evaluasi dan
pelaporan di bidang kesehatan.
3. Pengendalian pelaksanaan program di bidang kesehatan.
4. Pengelolaan Tata Usaha Dinas
5. Pengelolaan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)
Susunan Organisasi Dinas Kesehatan terdiri dari :

I. Kepala Dinas
Kepala Dinas mempunyai Tugas melaksanakan sebagian kewenangan Daerah di Bidang
Kesehatan.

II. Sekretaris :
1. Sekretariat mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang
kesekretariatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Sekertaris Dinas membawahkan;
1. Sub Bagian Kepegawaian dan Umum;
2. Sub Bagian Keuangan; dan
3. Sub Bagian Perencanaan dan Program.

III. Bidang Sumber Daya Kesehatan


1. Bidang Sumber Daya Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian
fungsi Dinas di bidang Bidang Sumber Daya Kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Sumber Daya Kesehatan
membawahkan :
1. Seksi Farmasi, Makanan Minuman dan Perbekalan Kesehatan;
2. Seksi Teknologi Informasi Kesehatan; dan
3. Seksi Sarana Kesehatan, Akreditasi dan Diklat Tenaga Kesehatan.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 5


IV. Bidang Promosi Kesehatan
1. Bidang Promosi Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan sebagian fungsi
Dinas di bidang promosi kesehatan dan pemberdaaan masyarakat.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Promosi Kesehatan,
membawahkan :
1. Seksi Jaminan Kesehatan Masyarakat;
2. Seksi Pemberdayaan dan Kemitraan Masyarakat; dan
3. Seksi Pengembangan Promosi Kesehatan.

V. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


1. Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan mempunyai tugas
pokok melaksanakan sebagian fungsi Dinas di bidang pengendalian penyakit
dan penyehatan lingkungan.

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang pengendalian penyakit dan
penyehatan lingkungan membawahkan :
1. Seksi pengendalian Penyakit;
2. Seksi Pencegahan Penyakit; dan
3. Seksi Penyehatan Lingkungan.

VI. Bidang Pengendalian Pelayanan Kesehatan


1. Bidang Pengendalian Pelayanan Kesehatan mempunyai tugas pokok melaksanakan
sebagian fungsi Dinas di bidang pengendalian pelayanan kesehatan.
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Bidang Pengendalian Pelayanan
Kesehatan membawahkan :
1. Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus;
2. Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi; dan
3. Seksi Rujukan Kesehatan dan Registrasi Izin Kesehatan.

VII. Unit Pelaksana Teknis Dinas ( U P T D )


1. Pada Dinas, dibentuk Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) untuk melaksanakan
sebagian fungsi Dinas dan/atau kegiatan teknis operasional dan teknis penunjang,
yang mempunyai wilayah kerja satu kecamatan atau lebih.
2. Susunan Organisasi UPTD, adalah sebagai berikut :
a. Kepala UPTD;
b. Sub Bagian Tata Usaha;
c. Kelompok Jabatan Fungsional;
d. Pelaksana Teknis.
5. UPTD di lingkungan Dinas terdiri dari :
a. UPTD Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS);
b. UPTD Gudang Farmasi;
c. UPTD Laboratorium Kesehatan.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 6


VIII. Kelompok Jabatan Fungsional
1. Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas
dalam melaksanakan fungsi yang memerlukan keahlian dan keterampilan secara
profesional.
2. Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud diatur sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Struktur Organisasi Dinas Kesehatan Kabupaten sukabumi

2.2 Sumber Daya Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi


2.2.1 Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia kesehatan dalam kurun waktu 2011 s/d 2015
masih belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari rasio
tenaga kesehatan per-100.000 penduduk yang masih di bawah target pada
tabel di bawah ini.

Tabel 2.1
Rasio Tenaga Kesehatan per 100.000 penduduk
di Kabupaten Sukabumi Tahun 2011 s.d 2015

Capaian
No Rasio SDM Kesehatan Target
2011 2012 2013 2014 2015
1 Rasio Dokter Umum per 100.000 penduduk 40 5.5 5.93 6.4 6.4 6.2
2 Rasio Dokter Gigi per 100.000 penduduk 11 1.4 1.5 1.6 1.43 1.44
3 Rasio Apoteker per 100.000 penduduk 10 1.56 1.59 1.04 1.08 1.16
4 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 100 28.7 30.16 34.83 40.83 40.96
5 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 117,5 23.3 29.57 45.29 52.5 51.68
6 Rasio Ahli Gizi per 100.000 penduduk 22 2.8 3.2 3.29 3.29 3.68
7 Rasio Ahli Sanitasi per 100.000 penduduk 40 1.92 2.08 2.2 2.75 3.08
Rasio Ahli Kesehatan Masyarakat per 100.000
8 penduduk 40 4.16 4.6 5.1 5.2 5.44

Sumber : Kepegawaian Dinkes Kab.sukabumi 2015

Dalam pembangunan kesehatan, SDM Kesehatan merupakan salah satu


issue utama yang mendapat perhatian terutama yang terkait dengan jumlah,
jenis dan distribusi, selain itu juga terkait dengan pembagian kewenangan
dalam pengaturan SDM Kesehatan (PP No. 38 tahun 2000dan PP No. 41 tahun
2000). Oleh karena itu diperlukan penanganan lebih seksama yang didukung
dengan regulasi yang memadai dan pengaturan insentif, reward-punishment,
dan sistim pengembangan karier.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 7


1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas
Puskesmas yang merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan
masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber daya
manusia yang dimiiki, terutama ketersediaan tenaga kesehatan. Jumlah
tenaga di puskesmas sebanyak 1.216 orang, terdiri dari tenaga kesehatan
78,8% dan non kesehatan 21,2%.

2. Tenaga di Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi


Proporsi tenaga yang bekerja di Dinas Kesehatan untuk tenaga
kesehatan sebesar 83.25 % dan 16,75 % tenaga non kesehatan. Jenis
tenaga yang paling banyak adalah D3 Bidan yaitu sebesar 35,64 % .
Tabel 2.2. Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan di Kabupaten Sukabumi
SUMBER DAYA KESEHATAN /TENAGA KESEHATAN DI KABUPATEN SUKABUMI

PNS Harian Lepas PTT


No. Jenis Tenaga Jumlah
Kab. Kab. Prop Pusat
1 Dokter Umum 61 12 10 - 83
2 Dokter Gigi 22 1 - - 23
3 S2 Kesehatan 7 - - - 7
4 D4 Bidan 35 1 - - 36
5 D3 Bidan 244 231 7 182 664
6 D1 Bidan 19 - - - 19
7 SKM 79 7 - - 86
8 S.Kep Ners 3 - - - 3
9 S.Kep 7 5 - - 12
10 D3 Perawat 172 183 - - 355
11 SPK 75 14 - - 89
12 D3 Perawat Gigi 20 1 - - 21
13 SPRG 12 - - - 12
14 Apoteker 8 - - - 8
15 S1 Farmasi 1 - - - 1
16 D3 Farmasi 5 - - - 5
17 Ass. Apoteker 9 - - - 9
18 D3 Sanitasi 27 28 - - 55
19 D1 Sanitasi 6 - - - 6
20 S1 Gizi 21 - - - 21
21 D3 Gizi 15 7 - - 22
22 D1 Gizi 5 - - - 5
23 Analis Kesehatan 7 - - - 7
24 SMAK 2 - - - 2
25 S3 - - - - 0
26 S2 28 - - - 28
27 S1 30 6 - - 36
28 D3 3 4 - - 7
29 D2 1 - - - 1
30 D1 - - - - 0
31 SLTA 177 35 - - 212
32 SLTP 21 3 - - 24
33 SD 2 2 - - 4
jumlah 1124 540 17 182 1863

Sumber : Kepegawaian Dinkes Kab.sukabumi 2014

2.2.2 Sarana Kesehatan


Sarana kesehatan di Kabupaten Sukabumi dalam kurun waktu 2009 s/d 2013 masih
belum mencapai target yang diharapkan. Hal ini dapat dilihat dari rasio sarana
kesehatan per 100.000 penduduk yang masih di bawah target (tabel di bawah). Dari

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 8


tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa rasio sarana kesehatan (puskesmas dan
puskesmas pembantu) masih di bawah target yang diharapkan.

Tabel 2.3
Rasio Sarana Kesehatan di Dinas Kesehatan Kab. Sukabumi Tahun 2011 s.d 2015
Capaian
No Rasio Sarana Kesehatan Target
2011 2012 2013 2014 2015
1 Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk 3.33 2.37 2.37 2.37 2.37 2.37
2 Rasio Pustu per 100.00 penduduk 20 4.65 4.65 5.1 5.33 6.03

Jumlah puskesmas di Kabupaten Sukabumi sampai dengan akhir tahun 2016 adalah
sebanyak 58 unit, dengan rincian jumlah puskesmas perawatan sebanyak 7 unit dan
puskesmas non perawatan sebanyak 51 unit. Salah satu indikator yang digunakan
untuk mengetahui keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio
puskesmas per 100.000 penduduk. Rasio puskesmas terhadap 100.000 penduduk
tahun 2011 s.d 2015 adalah 1 : 2,37 artinya setiap 100.000 penduduk dilayani 2 - 3
puskesmas.
Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap masyarakat di
wilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana pelayanan kesehatan berupa
puskesmas pembantu (pustu) dan puskesmas keliling. Jumlah puskesmas pembantu di
Kabupaten Sukabumi sampai dengan tahun 2015 adalah 151 unit. Rasio puskesmas
pembantu terhadap 100.000 penduduk tahun 2015 adalah 1 : 6.03, artinya setiap
100.000 penduduk dilayani oleh 6 sampai 7 puskesmas pembantu.
Sedangkan rasio puskesmas keliling terhadap puskesmas di Kabupaten
Sukabumi adalah 1,00 artinya setiap puskesmas sudah mempunyai puskesmas keliling
sebagai kendaraan operasionalnya. Sedangkan pelayanan mobil ambulance terdapat
pada 4 puskesmas, yaitu di puskesmas Cicurug, Sagaranten, Cisolok dan Jampang
Tengah.
Salah satu jenis UKBM yang telah lama dikembangkan dimasyarakat adalah posyandu.
Dimana dalam menjalankan fungsinya, posyandu dapat menjalankan 5 program
prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana, perbaikan gizi, imunisasi
dan penanggulangan diare. Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya,
posyandu diklasifikasikan menjadi 4 stara, yaitu posyandu pratama, posyandu madya,
posyandu purnama dan posyandu mandiri. Jumlah posyandu di Kabupaten Sukabumi
tahun 2015 ada 3.389 buah, dimana bila dirinci secara klasifikasi maka 1.021 madya,
1703 purnama dan 655 mandiri, dan sebesar 69.87 % posyandu / kelompok UKBM
yang aktif.
Polindes dan poskesdes didesa merupakan salah satu wujud upaya mempermudah
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kebidanan.
Untuk Kabupaten Sukabumi jumlah poskesdes ada 276 buah, rasio poskesdes terhadap
desa sebesar 0,75 dan jumlah polindes ada 135 buah dengan rasio apabila
dibandingkan dengan desa sebesar 0,36. Sedangkan pelayanan rujukan dari polindes
dan puskesmas di Kabupaten Sukabumi sudah terwujud Pelayanan Obstetri Neonatal
Esensial Dasar (PONED) yang mempunyai fasilitas atau kemampuan untuk penanganan
kegawatdaruratan obstetri dan neonatal dasar yang berjumlah 30 buah PONED.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 9


2.3 Kinerja Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
Kinerja pelayanan pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi diukur berdasarkan
Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan. SPM bidang kesehatan mengunakan
indikator SPM sesuai dengan KEPMENKES No 828/MENKES/SK/IX/2008.
Capaian kinerja berdasarkan target SPM bidang Kesehatan sampai dengan tahun 2015
sbb :
Tabel 2.4
Capaian kinerja berdasarkan target SPM Bidang Kesehatan Kab. Sukabumi Tahun 2011
s.d 2015
Capaian
Target
NO Indikator SPM
Nasional 2011 2012 2013 2014 2015
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 95 86,19 87,52 83.9 83,70 92,85

2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 80 81,90 48,84 72.1 99,20 98,64

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga


3 90 83,29 81,13 82,57 77,90 91,57
Kesehatan yang Memiliki Kompetensi Kebidanan

4 Cakupan Pelayanan Nifas 90 83,65 89,07 88 83,60 94,53

5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80 25,06 31,46 35.4 47,40 68,84

6 Cakupan Kunjungan Bayi 90 82,34 87,22 87 83,81 102,01


Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child
7 100 57,22 92,64 84.2 86,01 92,75
Immunization (UCI)
8 Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 66,94 75,75 100.7 67,23 64,93

Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada


9 100 100 100 100 3,67 3,38
Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin

10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 100 100 100 100
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan
11 100 78,12 90,01 76 90,51 111,96
Setingkat
12 Cakupan Peserta KB Aktif 70 68,16 71,65 73.15 70,9 72,10
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
13 Penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 >2 3,09 2,64 2.8 2,9 0,43
Penduduk < 15 tahun
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
14 100 43,56 41,26 58,11 45,72 63,23
Penyakit Pneumonia pada balita
Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien baru TB
15 100 88,98 88,54 89.18 74,31 74,39
BTA Positif
Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien
16 100 100 100 85.5 100 100
Penderita DBD
Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien
17 100 86,52 71,79 70 101,33 101,04
Penderita Diare
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien
18 100 64,12 44,41 69.6 39,88 52,85
Masyarakat Miskin

Cakupan Pelayanan Pasien Masyarakat Miskin di


19 100 100 100 100 100 100
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 10


Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus
20 diberikan oleh Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) di 100 100 100 100 100 100
Kab/Kota

Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang


21 100 100 100 100 100 100
Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 jam

22 Cakupan Desa Siaga Aktif 100 100 100 100 95,08 95.34

Capaian kinerja pelayanan kesehatan dasar (13 indikator) yang mencapai target SPM
sampai tahun 2015 adalah Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani (98,64%),
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi
Kebidanan (91,57%) Cakupan Pelayanan Nifas (94,53%), Cakupan Kunjungan Bayi
(102,01%), Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan (100%), Cakupan
Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat (111,96%), Cakupan Peserta KB Aktif
(72,10), Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit Acute Flacid Paralysis
(AFP) rate per 100.000 Penduduk < 15 tahun (0,43%), Cakupan Penemuan dan
Penanganan Pasien Penderita DBD (100%), Cakupan Penemuan dan Penanganan
Pasien Penderita Diare (101,04).
Capaian kinerja pelayanan kesehatan rujukan (2 indikator) yang mencapai SPM sampai
tahun 2013 adalah Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin
(100%), serta capaian kinerja pada cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yg harus
diberikan sarana kesehatan (RS) di Kab/Kota (100%).
Capaian kinerja pada Cakupan Desa/Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan
penyelidikan epidemiologi <24 jam tahun 2013 sudah mencapai target SPM, sedangkan
capaian kinerja pada Cakupan Desa Siaga Aktif tahun 2013 belum mencapai target SPM
capaian kinerja berdasarkan indikator RPJMD adalah sebagai berikut :

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka Kematian Bayi merupakan salah satu indikator kunci yang digunakan untuk
menghitung Angka Harapan Hidup. Sebesar 85 % kematian bayi terjadi pada umur
kurang dari 7 hari, hal ini disebabkan masalah kesehatan dan gizi selama kehamilan ,
cara persalinan dan perawatan bayi baru lahir baik oleh petugas kesehatan maupun
keluarga kurang optimal. Sedangkan tempat kematian bayi adalah 71,5 % di Rumah
dan 20,6 % meninggal di Rumah Sakit.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 11


Tabel 2.5 : Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2011 s/d tahun 2015

No Tahun AKB/1000 KH
1 2011 9,36
2 2012 9,86
3 2013 10,1
4 2014 9,8
5 2015 8,04

Keadaan di atas menunjukkan bahwa pengetahuan perawatan bayi baru lahir


khususnya perawatan BBLR pada keluarga masih perlu di tingkatkan disamping faktor
faktor lain yang mempengaruhinya diantaranya adalah gizi ibu selama hamil dan
lingkungan rumah yang tidak sehat.
Distribusi kematian bayi di kabupaten Sukabumi menunjukkan bahwa jumlah kematian
bayi lebih dari 6 per tahun tersebar merata di wilayah utara, tengah dan selatan.
Adapun persentase jumlah kematian bayi lebih dari 6 per tahun terhadap jumlah
kematian kurang dari 6 per tahun dan wilayah tanpa kematian, mencapai 62,1%. Hal
ini berarti jumlah kematian bayi di kabupaten Sukabumi sebagian besar melebihi nilai
tengahnya (lebih dari 6 per tahun).

Grafik 2.1. Jumlah Kematian Bayi di Kabupaten Sukabumi


Tahun 2011 s/d tahun 2015

KASUS KEMATIAN NEO, BAYI DAN BALITA TAHUN 2011 S.D 2015
390
400 375 369

350 309 305


300
250 Neo
200 Bayi
150 112 122 114 Balita
94 94
100
35 33 39 31 31
50
0
2011 2012 2013 2014 2015

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 12


2. Angka Kematian Ibu (AKI)
Angka Kematian Ibu adalah jumlah kematian ibu karena kehamilan, persalinan dan
masa nifas pada setiap 100.000 kelahiran hidup dalam suatu wilayah dan dalam waktu
tertentu. Sampai saat ini untuk mengukur Angka Kematian Ibu (AKI) masih
menggunakan data bersumber survey di masyarakat (Susenas,SKRT,SDKI,dll).
Sedangkan data yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi adalah jumlah
kematian ibu.
Tabel 2.6 : Angka Kematian Ibu (AKI) di Kabupaten Sukabumi
Tahun 2011 s/d tahun 2015

No Tahun AKI/100.000 KH
1 2011 134,6
2 2012 152,6
3 2013 156,28
4 2014 74,35
5 2015 111,6

Grafik 2.2 : Jumlah Kematian Maternal di Kabupaten Sukabumi


tahun 2011 s/d tahun 2015
KASUS KEMATIAN IBU TAHUN 2011 S.D 2015

76 78
80
70
70
60 54

50 Neo
37
40 Bayi
30 Balita
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015

Jumlah kematian Ibu pada tahun 2011 di kabupaten Sukabumi berjumlah 70 orang,
kemudian pada tahun 2012 meningkat menjadi 76 orang sampai pada tahun 2013
meningkat lagi hingga mencapai 78 orang, namun pada tahun 2014 menurun menjadi
34 orang dan pada tahun 2015 meningkat kembali sebanyak 54 orang. Kematian ibu
secara langsung disebabkan pendarahan, eklampsia dan akibat lain. Penyebab
kematian langsung diperberat dengan penyebab yang tidak langsung yaitu terlambat
mengambil keputusan karena keluarga tidak mengetahui resiko kehamilan, terlambat
ketempat pelayanan karena sarana transportasi yang tidak memadai dan geografi yang
sulit serta kurang lengkapnya sarana tempat pelayanan kesehatan yang dibutuhkan
dalam mengatasi komplikasi yang terjadi, seperti tidak tersedianya darah.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 13


3. Pelayanan Kesehatan Masyarakat bagi Orang Miskin
Pelayanan kesehatan masyarakat bagi orang miskin bertujuan meningkatkan jumlah,
pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin melalui
puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan
desa dan Posyandu. Adapun sasaran kegiatan adalah meningkatnya kunjungan dan
cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk miskin (kuratif dan preventif).

Capaian kinerja pada Pelayanan kesehatan masyarakat bagi orang miskin dapat
dilihat dari cakupan kunjungan kasus atau angka kesakitan, menunjukan keadaan
masyarakat miskin yang sakit memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, jumlah kuota peserta pelayanan kesehatan masyarakat miskin Kabupaten
Sukabumi tahun 2015 adalah 1.151.006 orang dan yang mendapatkan pelayanan di
fasilitas kesehatan 697.767 orang, dalam kepesertaan Jamkesda dan PBI banyak
ditemukan kendala khususnya kartu yang tidak sesuai dengan by name an by address,
selain itu adanya hambatan pada pelayanan masyarakat miskin pada tahun 2015
terutama dalam penyerapan Jamkesda yang lebih besar dari pada Jamkesmas
dikarenakan kesalahanan dalam kepesertaan, sehingga dana jamkesda tidak mampu
untuk membiayai Rawat Jalan di pelayanan dasar kecuali untuk pelayanan KB,
Transport Rujukan, Rawat Inap serta belum adanya pengaturan kebijakan pembiayaan
Jamkesda untuk pelayanan Rawat Jalan di pelayanan dasar.

4. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Berkompeten


Pertolongan persalinan adalah proses pelayanan persalinan dimulai pada kala I sampai
dengan kala IV persalinan. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan
yang memiliki kompetensi kebidanan adalah Ibu bersalin yang mendapat pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan disatu wilayah
kerja pada kurun waktu tertentu.

Grafik 2.3
Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan yang Berkompeten Tahun
2011 - 2015

CAKUPAN PERSALINAN OLEH TENAGA KESEHATAN YANG


BERKOMPETEN TAHUN 2011 S.D 2015

95 92
90 90 90 90 90
90

85 83,29 82,57
81,13 Target

80 77,9 Cakupan

75

70
2011 2012 2013 2014 2015

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 14


Kesenjangan antara cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (Linakes)
dengan target, masih tinggi. Meskipun kecenderungan capaian program tiap tahunnya
menunjukkan trend peningkatan.

5. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4


Ibu hamil K-4 adalah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal sesuai standar
paling sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan yang dianjurkan
adalah minimal satu kali pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua
kali pada triwulan ketiga umur kehamilan. Cakupan kunjungan ibu hamil K-4 adalah
cakupan Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan antenatal sesuai dengan standar
paling sedikit 4 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Kesenjangan antara cakupan kunjungan ibu hamil K4 dengan target, masih tinggi.
Kesenjangan tertinggi terjadi pada tahun 2012, sedangkan dari tahun 2013 sampai
tahun 2015 menunjukkan peningkatan cakupan, meskipun masih di bawah target
SPM.

Grafik 2.4. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 tahun 2011s/d tahun 2015

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K-4 TAHUN 2011 S.D


2015
95 95 95 95 95
95 92,8

90

83,29 83,7
85 82,57
81,13 Target
80 Cakupan

75

70
2011 2012 2013 2014 2015

6. Cakupan Neonatus Dengan Komplikasi Yang Ditangani


Cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani adalah neonatus dengan
komplikasi di wilayah kerja puskesmas pada kurun waktu tertentu yang ditangani
sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di sarana pelayanan kesehatan.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 15


Grafik 2.5. Cakupan Neonatus dengan Komplikasi yang Ditangani
Tahun 2011 s/d tahun 2015

CAKUPAN NEONATUS DENGAN KOMPLIKASI YANG


DITANGANI TAHUN 2011 S.D 2015
80 80 80 80 80
80 59,41
60 47,4
31,46 35,39 Target
40 25,06
Cakupan
20
0
2011 2012 2013 2014 2015

Grafik capaian cakupan neonatus dengan komplikasi yang ditangani menunjukkan


bahwa ada peningkatan setiap tahun, walupun masih ada kesenjangan yang cukup
tinggi antara cakupan dengan target SPM dari tahun 2011-2015.

7. Cakupan kunjungan bayi


Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang memiliki kompetensi klinis
kesehatan, paling sedikit 4 kali disatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.Cakupan kunjungan bayi tahun 2011 s/d 2015 menunjukkan trend naik turun
Cakupan kunjungan bayi meningkat melebihi target SPM yaitu pada tahun 2015
dimana capaian kunjungan bayi 102,6% sedangkan target 90%.

Grafik 2.6 : Cakupan Kunjungan Bayi


tahun 2011 s/d tahun 2015

CAKUPAN KUNJUNGAN BAYI TAHUN 2011 S.D 2015

120
102,6
100 90 9087,22 9086,97 90 90
82,34 83,8
80
Target
60
Cakupan
40

20

0
2011 2012 2013 2014 2015

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 16


8. Prevalensi Gizi Buruk
Prevalensi gizi buruk pada balita adalah jumlah balita gizi buruk pada tiap 100 orang
balita. Prevalensi gizi buruk merupakan salah satu indikator keberhasilan intervensi
program gizi pada balita.

Grafik 2.7. Prevalensi Gizi Buruk


Tahun 2011 s/d tahun 2015

PREVALENSI BALITA GIZI BURUK TAHUN 2011S.D 2015


0,5
0,44
0,4 0,39
0,3
0,26
0,2 0,22 capaian
0,17
0,1

0
2011 2012 2013 2014 2015

Distribusi prevalensi gizi buruk di kabupaten Sukabumi berdasarkan perhitungan berat


badan dibandingkan tinggi badan (BB/TB) sejak tahun 2011 sampai dengan tahun 2015
mengalami penurunan.

9. Pelayanan penyediaan Obat dan Perbekalan Kesehatan


Pelayanan penyediaan obat dan perbekalan kesehatan ditujukan untuk menjamin
ketersediaan, pemerataan, mutu, keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan.
Sasaran program adalah tersedianya kebutuhan obat dan perbekalan kesehatan bagi
masyarakat. Hasil pencapaian program menunjukkan bahwa persediaan obat dan
perbekalan kesehatan rata-rata di atas 18 bulan sampai dengan tahun 2015.

10. Penemuan dan Penanganan Penderita Diare


Penemuan dan penanganan penderita diare adalah penderita yang ditangani sesuai
standar di satu wilayah pada kurun waktu tertentu. Rata-rata penemuan dan
penanganan penderita diare menunjukkan trend meningkat walaupun belum
mencapai target 100%. Peningkatan yang tajam terjadi pada tahun 2015 yaitu 98.2 %

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 17


Grafik 2.8 : Cakupan Penemuan dan Penangan Penderita Diare
Tahun 2011 s/d tahun 2013
CAKUPAN PENEMUAN DAN PENANGANAN DIARE
TAHUN 2011 S.D 2015
100 100 100 100 10098,2
100 86,5 84,1 82,2
71,8
80
60 Target
40 Cakupan
20
0
2011 2012 2013 2014 2015

11. Penemuan Pasien baru TB (BTA+)


Angka penemuan pasien baru TB BTA positif atau Case Detection Rate (CDR) adalah
persentase jumlah penderita baru TB BTA positif yang ditemukan dibandingkan dengan
jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif dalam wilayah tertentu dalam waktu satu
tahun.
Grafik 2.9 : Cakupan Penemuan Pasien Baru TB (BTA+)
Tahun 2011 s/d tahun 2015
CAKUPAN PENEMUAN PASIEN BARU TB (BTA+)
TAHUN 201 S.D 2015
95
90 89,12
88,2 88,54
85
80 80 80 80 80 80 Target

75 74,31 74,4 Cakupan


70
65
2011 2012 2013 2014 2015

Penemuan pasien baru TB BTA positif dari tahun 2011 s/d 2013 sudah di atas target
yang ditetapkan. Sedangkan tahun 2014 dan 2015 masih dibawah target yang
ditetapkan yaitu 74.31% dan 74.4% sedangkan targetnya adalah 80%

12. Jumlah Kasus HIV/AIDS yang Ditangani di Kabupaten Sukabumi


Kasus HIV/AIDS yang ditangani adalah klien yang mendapat penanganan HIV/AIDS
sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Capaian penanganan
kasus HIV/AIDS pada tahun 2010 dan tahun 2012 menunjukkan trend meningkat.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 18


Sedangkan penyebaran HIV-AIDS di kabupaten Sukabumi sampai dengan tahun 2013
menunjukkan bahwa jumlah kasus HIV-AIDS terdapat pada wilayah puskesmas Cisolok,
Pelabuhanratu, Bojonggenteng, Cibadak, Cisaat, Karawang, Sukalarang, Cireunghas,
Ciracap, Surade dan Cidolog.
Grafik 2.10 : Penemuan dan Penangan Kasus HIV-AIDS di Kabupaten Sukabumi s/d
tahun 2013
Jumlah Kasus HIV dan AIDS Ditangani
Tahun 2009-2013
25
22
20 21

15
13 13
10 10
8
5
4

0 1 1 1
Thn. 2009 Thn. 2010 Thn. 2011 Thn. 2012 Thn. 2013
HIV AIDS

13. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Malaria


Cakupan pengobatan malaria menunjukkan trend meningkat dari tahun 2011 s/d 2015.
Sedangkan Annual Paracite Index (API) menunjukkan penurunan dari tahun 2011 s/d
2015 dan sudah mencapai target yang diharapkan (<1).

Grafik 2.11 : Capaian API (Annual Paracite Index) Malaria


Tahun 2011 s/d Tahun 2015

CAPAIAN API (Annual Paracite Index) MALARIA


TAHUN 2011 S.D 2015
0,8
0,7 0,7
0,6 0,61
0,5 0,5
0,4
capaian
0,3 0,29
0,2 0,18
0,1
0
2011 2012 2013 2014 2015

14. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 19


Keberhasilan program pencegahan dan pemberantasan penyakit kusta ditunjukkan
dengan menurunnya prevalensi penyakit kusta. Prevalensi rate penyakit kusta dari
tahun 2011 s/d 2015 berada di bawah target nasional, yakni kurang dari 1 per 10.000
penduduk.
Grafik 2.12 : Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Kusta Tahun 2011 s/d
tahun 2013

CAKUPAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN KUSTA


TAHUN 2011 S.D 2015
1,2

1 1 1 1 1 1
0,8

0,6
0,53
0,4 0,4
0,2 0,18 0,17 0,18
0
2011 2012 2013 2014 2015

Target Cakupan

15. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Rabies


Penyakit rabies merupakan penyakit spesifik yang ada di Kabupaten Sukabumi. Upaya
penanganan KGHPR pada manusia memenuhi target (100%) dari tahun 2011 sampai
dengan tahun 2015.

Grafik 2.12 : Penangan Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies Tahun 2011 s/d
tahun 2015

Penanganan KGHPR
Tahun 2011 s/d 2015
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100
90
80
70
60
50 Target
40 Cakupan
30
20
10
0
2011 2012 2013 2014 2015

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 20


16. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Filariasis
Penyakit filariasis merupakan penyakit spesifik yang ada di Kabupaten Sukabumi.
Filariasis disebabkan oleh cacing yang menyerupai benang yang hidup di dalam tubuh
manusia. Cacing ini dapat bertahan hidup selama 4-6 tahun di dalam sistem getah
bening–bagian tubuh yang melindungi kita dari penyakit. Cacing ini berkembangbiak
di dalam tubuh dan menghasilkan jutaan cacing kecil yang bersirkulasi dalam darah.

Penanganan penyakit filariasis di Kabupaten Sukabumi memenuhi target yaitu sebesar


100% dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2015.
Grafik 2.13 : Penanganan Penyakit Filariasis
Tahun 2011 s/d tahun 2015

Penanganan Penyakit Filariasis


Tahun 2011 s/d 2015
100 100 100 100 100
100 100 100 100 100 100
80

60 Target
40 Cakupan
20

0
2011 2012 2013 2014 2015

17. Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Demam Berdarah


Penyakit Demam Berdarah merupakan penyakit menular yang disebarkan melalui vector
nyamuk Aedes agypti. Jenis nyamuk ini hidup dan berkembang biak pada genangan air
bersih. Adapun insiden rate kasus DBD (DHF) di kabupaten Sukabumi menunjukkan
penurunan pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, namun meningkat kembali
pada tahun 2014 sampai dengan tahun 2015. Sedangkan case fatality rate DBD
cenderung mengalami penurunan hanya pada tahun 2014 meningkat melebihi target <1.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 21


Grafik 2.13 : Insiden Rate dan Case Fatality Rate Kasus DBD
Tahun 2011 s/d tahun 2015
Insiden Rate Kasus DBD
Tahun 2011 s/d Tahun 2015
60

50 50 50 50 50 50
46 46
40 40,8

30 Target
Cakupan
20
17,4
14,7
10

0
2011 2012 2013 2014 2015

Case Fatality Rate DBD


Tahun 2011 s/d Tahun 2015
2
1,9
1,8
1,6
1,4
1,2
1 1 1 1 1 1 Target
0,9
0,8 0,8 Cakupan
0,6 0,6
0,4
0,2 0,2
0
2011 2012 2013 2014 2015

18. Penyehatan Lingkungan Tempat-tempat Umum dan Industri


Lingkungan merupakan faktor terbesar dalam mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Oleh karena itu pembangunan kesehatan di kabupaten Sukabumi juga
memprioritas kesehatan lingkungan sebagai program pembangunan, yakni : Program
Pengembangan Lingkungan Sehat. Adapun capaian program kesehatan lingkungan
sampai dengan tahun 2013 adalah sebagai berikut :
a. Cakupan Air Bersih = 68,53%
b. Cakupan Jamban Keluarga = 66,02%
c. Cakupan Rumah sehat = 59,95%
d. Cakupan Sarana Pembuangan Air Limbah = 60,57%

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 22


2.3.1. Kinerja Pengelolaan Pendanaan Pelayanan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi
Anggaran kesehatan yang bersumber APBD II menunjukkan bahwa setiap tahun
menunjukan kenaikan, kenaikan tertinggi mulai tahun 2014 (268.052.161.150) dan 2015,
hal ini karena pada tahun tersebut mulai diterapkannya dana kapitasi Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) bagi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) Puskesmas.
Anggaran kesehatan tertinggi terlaksana pada tahun 2012 sebesar Rp. 156.691.515.521,-
sedangkan anggaran kesehatan tertinggi bersumber APBD I dan APBN terjadi tahun
2013 antara lain APBD I Rp.35.378.230.680,- APBN Rp. 41.807.695.614,-, penyumbang
terbesar pembiayaan kesehatan bersumber APBN untuk kegiatan jampersal dan
jamkesmas sebesar Rp. 25.583.206.864,-
Pengelolaan anggaran Kesehatan Kabupaten Sukabumi terhadap total APBD
Kabupaten Sukabumi tertinggi pada tahun 2012 sebesar 9.58% sedangkan tahun 2013
sebesar 7.88%.
Biaya Kesehatan perkapita yang bersumber dari pemerintahtahun 2013 sebesar Rp.
154.342 (US $15.43 ) standar World Bank : US $ 15-18, sedangkan Persentase belanja
Kesehatan di luar gaji terhadap total APBD Kabupaten adalah sebesar 7,8 % sedangkan
menurut UU Kesehatan No. 36/2009, anggaran kesehatan adalah 10% dari total APBD
di luar gaji.

Grafik 2.14 : Anggaran Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi


Tahun 2011 s/d tahun 2015

ANGGARAN DINAS KESEHATAN KAB.SUKABUMI


TAHUN 2011 S.D 2015

2011 2012 2013 2014 2015


APBD II 99.343.982.0 132.176.845. 140.071.466. 268.052.161. 326.752.725.
APBD I 8.392.250.00 24.514.670.0 35.378.230.6 54.726.125.0 87.597.590.4
APBN 5.966.325.00 20.616.346.2 41.807.695.6 5.294.700.00 16.331.295.0

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 23


2.15 Review Pencapaian Kinerja Dinas Kesehatan Berdasarkan Standar
SPM sesuai dengan Kepmenkes No.828/Menkes/SK/2008 Tahun 2011 s/d
2015

Target Capaian
NO Indikator SPM
Nasional 2011 2012 2013 2014 2015
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K-4 95 86,19 87,52 83.9 83,70 92,85

2 Cakupan Komplikasi Kebidanan yang Ditangani 80 81,90 48,84 72.1 99,20 98,64

Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


3 90 83,29 81,13 82,57 77,90 91,57
yang Memiliki Kompetensi Kebidanan

4 Cakupan Pelayanan Nifas 90 83,65 89,07 88 83,60 94,53

5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80 25,06 31,46 35.4 47,40 68,84

6 Cakupan Kunjungan Bayi 90 82,34 87,22 87 83,81 102,01


Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
7 100 57,22 92,64 84.2 86,01 92,75
(UCI)
8 Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 66,94 75,75 100.7 67,23 64,93

Cakupan Pemberian Makanan Pendamping ASI pada


9 100 100 100 100 3,67 3,38
Anak Usia 6-24 Bulan Keluarga Miskin

10 Cakupan Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100 100 100 100 100 100

11 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 100 78,12 90,01 76 90,51 111,96

12 Cakupan Peserta KB Aktif 70 68,16 71,65 73.15 70,9 72,10


Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
13 Penyakit Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per 100.000 >2 3,09 2,64 2.8 2,9 0,43
Penduduk < 15 tahun
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita
14 100 43,56 41,26 58,11 45,72 63,23
Penyakit Pneumonia pada balita
Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien baru TB
15 100 88,98 88,54 89.18 74,31 74,39
BTA Positif
Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien Penderita
16 100 100 100 85.5 100 100
DBD
Cakupan Penemuan dan Penanganan Pasien Penderita
17 100 86,52 71,79 70 101,33 101,04
Diare
Cakupan Pelayanan Kesehatan Dasar Pasien Masyarakat
18 100 64,12 44,41 69.6 39,88 52,85
Miskin

Cakupan Pelayanan Pasien Masyarakat Miskin di


19 100 100 100 100 100 100
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan

Cakupan Pelayanan Gawat Darurat Level 1 yang harus


20 diberikan oleh Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) di 100 100 100 100 100 100
Kab/Kota

Cakupan Desa/Kelurahan Mengalami KLB yang


21 100 100 100 100 100 100
Dilakukan Penyelidikan Epidemiologi <24 jam

22 Cakupan Desa Siaga Aktif 100 100 100 100 95,08 95.34

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 24


2.16 Review Realisasi Anggaran Berdasarkan Program
Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi tahun 2011 s/d 2015

TAHUN ANGGARAN
NO PROGRAM
2011 2012 2013 2014 2015
Program Pelayanan Administrasi 5,963,724,248.00 17,394,539,572.00 13,806,307,099.00 29,033,235,377.00 17,759,360,872
1
Perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan 785,937,200.00 1,754,460,950.00 1,903,715,893.00 757,719,430.00 1,728,261,546
2
Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Kapasitas 931,088,600.00 4,615,089,250.00 7,585,792,680.00 9,600,179,950.00 12,027,511,500
3
Sumber Daya Aparatur
Program peningkatan 120,615,000.00 199,647,500.00 279,096,500.00 313,293,000.00 317,155,000
4 pengembangan sistem pelaporan
capaian kinerja dan keuangan
Program Obat dan Perbekalan 5,770,125,570.00 11,073,204,800.00 7,761,249,538.00 16,956,414,450.00 6,011,531,832
5
Kesehatan
Program Upaya Kesehatan 6,306,078,100.00 2,814,556,505.00 4,055,432,735.00 35,244,449,004.00 60,540,160,279
6
Masyarakat
Program Perbaikan Gizi 1,382,205,000.00 1,144,607,500.00 1,122,650,000.00 1,210,502,500.00 1,060,118,040
7
Masyarakat
Program Pengembangan 1,677,761,000.00 1,282,539,600.00 1,647,792,100.00 1,193,727,000.00 3,086,272,750
8
Lingkungan Sehat
Program Promosi Kesehatan dan 3,449,309,000.00 5,925,157,867.00 10,172,178,666.00 6,072,266,100.00 6,189,156,250
9
Pemberdayaan Masyarakat
Program Pengadaan, Peningkatan 12,146,324,450.00 25,951,365,333.00 34,704,063,500.00 40,068,749,177.00 37,431,105,500
dan Perbaikan Sarana dan
10 Prasarana Puskesmas/ Puskemas
Pembantu dan Jaringannya
Program Pelayanan Kesehatan 15,530,515,554.00 2,727,879,500.00 3,555,384,000.00 4,978,164,020.00 3,474,994,500
11
Penduduk Miskin
Program Pencegahan dan 2,835,445,100.00 22,475,155,610.00 31,426,094,600.00 42,168,356,896.00 106,659,078,470
12
Pengamatan Penyakit

JUMLAH 56,899,130,833 97,358,205,999 118,019,759,324 187,597,058,918 256,284,708,554

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 25


2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan pada Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi
Dalam pelaksanaan program dan kegiatan, tidak semuanya berjalan dengan lancar, hal
ini dapat dilihat dari adanya kesenjangan antara capaian program dan kegiatan dengan
target yang diharapkan. Adapun tantangan yang ditemukan diantaranya adalah :

1. Masalah sumber daya manusia

Jumlah sumberdaya manusia dalam bidang kesehatan yang kompeten masih sangat
kurang. Rasio dokter umum per 100.000 penduduk tertinggi adalah 8.11 (th.2012)
masih jauh dari target nasional, yakni 40,0. Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk
tertinggi adalah 8.77 (th.2013) masih jauh dari target nasional, yakni 11,0. Rasio
apoteker per 100.000 penduduk tertinggi adalah 3,36 (th.2013) masih jauh dari target
nasional, yakni 10,0. Rasio bidan per 100.000 penduduk tertinggi adalah 30,16
(th.2013) masih jauh dari target nasional, yakni 100,0. Rasio perawat per 100.000
penduduk tertinggi adalah 16,81 (th.2009) masih jauh dari target nasional, yakni 117,5.
Rasio ahli gizi per 100.000 penduduk tertinggi adalah 9,15 (th.2013) masih jauh dari
target nasional, yakni 22,0. Rasio ahli sanitasi per 100.000 penduduk tertinggi adalah
6,4 (th.2013) masih jauh dari target nasional, yakni 40,0. Rasio ahli kesehatan
masyarakat per 100.000 penduduk tertinggi adalah 9,02 (th.2013) masih jauh dari
target nasional, yakni 40,0.
Di samping itu penyebaran tenaga kesehatan masih belum merata. Tenaga kesehatan
masih berorientasi kota sehinga wilayah yang jauh tidak diminati yang mengakibatkan
akses pelayanan kesehatan tidak memadai pada daerah-daerah yang jauh/terpencil

2. Masalah Pembiayaan
Besaran Anggaran kesehatan yang bersumber APBD II tertinggi pada tahun 2015 sebesar
Rp. 326.752.725.614,- hal ini karena sejak tahun 2014 dan tahun 2015 terdapat dana
kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) bagi Puskesmas yang bersumber dari Badan
Pengelola Jaminan Sosial (BPJS) kesehatan, dimana dana tersebut walaupun ditransfer
langsung ke rekening Puskesmas, namun pengelolaannya masuk dalam APBD II.
Selanjutnya anggaran kesehatan tertinggi bersumber APBD I terjadi tahun 2015 sebesar
Rp.87.597.590.400,- dan anggaran bersumber APBN tertinggi pada tahun 2013 sebesar
Rp. 41.807.695.614,-, penyumbang terbesar pembiayaan kesehatan bersumber APBN
untuk kegiatan jampersal dan jamkesmas sebesar Rp. 25.583.206.864,-
Biaya Kesehatan perkapita yang bersumber dari pemerintah tahun 2013 sebesar Rp.
154.342 (US $15.43 ) standar World Bank : US $ 15-18, sedangkan Persentase belanja
Kesehatan di luar gaji terhadap total APBD Kabupaten adalah sebesar 7,8 % sedangkan
menurut UU Kesehatan No. 36/2009, anggaran kesehatan adalah 10% dari total APBD
di luar gaji.

3. Masalah Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan di Kabupaten Sukabumi dalam kurun waktu 2011 s/d 2015 masih
belum mencapai target yang diharapkan. Rasio puskesmas terhadap 100.000

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 26


penduduk adalah dari tahun 2011 s.d 2015 adalah 2,37 , hal ini masih di bawah target
yang diharapkan, yakni 3,33 per 100.000 penduduk.
Sedangkan rasio puskesmas pembantu terhadap 100.000 penduduk tertinggi adalah
6.03 pada tahun 2015, hal ini masih jauh di bawah target yang diharapkan, yakni 20,0
per 100.000 penduduk.

4. Masalah Perencanaan
Belum optimalnya perencanaan dengan menggunakan “evidence base” karena adanya
masalah dalam sistem pencatatan dan pelaporan.“Bottom up Planing” belum dapat
berjalan dengan optimal karena kemampuan dalam membuatnya belum maksimal,
perencanaan dinas kesehatan yang tertuang dalam renstra ini merujuk pada RPJMD
Kabupaten Sukabumi dan diaplikasikan dalam renja tiap tahun secara bertahap.

5. Masalah Peran Serta Masyarakat


Kurangnya pembinaan Peran Serta Masyarakat, masyarakat tidak tertarik dengan
upaya kesehatan karena kurangnya pengetahuan akan kesehatan, ini disebabkan
antara lain karena kurangnya penyebarluasan informasi kesehatan. Daerah yang masih
tidak terjangkau informasi, masih berpegang pada “aturan lama” dimasyarakat yaitu
kebiasaan dan tidak semua aturan tersebut memiliki korelasi positif dengan upaya
kesehatan
Selain tantangan tersebut di atas, dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan ada
beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan antara lain:
1. Adanya peraturan baru, yang memungkinkan rekruitmen pegawai dapat dilakukan
oleh Kabupaten. Penambahan tenaga tidak lagi “given” dari tingkat Pusat dengan
demikian secara kuantitas tenaga kesehatan dapat ditingkatkan.
2. Adanya badan diklat, yang memungkinkan pelatihan dapat dilaksanakan di
Kabupaten dengan demikian dapat dipenuhinya kualifikasi ketenagaan
3. Dengan adanya “donor agency” dapat dimanfaatkan untuk peningkatan kualitas
tenaga melalui pendidikan formal maupun pelatihan-pelatihan serta pembiayaan
kegiatan yang selama ini belum terdanai
4. Dengan adanya anggaran berdasarkan kinerja dapat diminimalkan
ketidakterpaduan anggaran rutin dan pembangunan
5. Adanya forum silahturahmi di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa dapat
memberikan banyak sumbangan baik dalam hal perencanaan maupun
peningkatan peran serta masyarakat
6. Dengan Indikator Pembangunan Manusia maka kesehtan menjadi salah satu
prioritas pembangunan di Kabupaten, hal ini akan banyak memberikan
kemudahan bagi pelaksanaan program kesehatan mulai dari tahap perencanaan,
pelaksanaan kegiatan dan peran serta masyarakat.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 27


BAB III
ISU-ISU STRATEGIS
BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Dinas


Kesehatan Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi kesehatan di Kabupaten dapat


diidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang dapat
mempengaruhi keberhasilan pembangunan kesehatan di kabupaten Sukabumi. Faktor
internal terbagi menjadi faktor kekuatan dan kelemahan Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi.
Adapun faktor kekuatan (Strengths) yang dimiliki oleh Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi adalah :

1. Jumlah sarana pelayanan kesehatan Dasar (Puskesmas dan jaringannya) sudah


mencakup semua kecamatan.
2. Rasio Tenaga kesehatan lebih tinggi dibanding tenaga non kesehatan
3. Tersedianya Sarana mobilitas pelayanan kesehatan
4. Aloksasi anggaran kesehatan bersumber APBD Kabupaten telah mencapai 10%
Sedangkan faktor kelemahan (Weaknesses) yang ada pada Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi adalah :
1. Rasio SDM bidang kesehatan per 100.000 penduduk masih rendah
2. Penyebaran tenaga kesehatan masih belum merata
3. Rasio Puskesmas dan Jaringannya belum memenuhi target per 100.000 penduduk
Faktor eksternal terbagi menjadi faktor peluang (opportunities) dan tantangan
(threats) dari luar Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi. Adapun faktor peluang
(opportunities) yang telah diidentifikasi adalah :
1. Dengan Indikator Pembangunan Manusia maka kesehatan menjadi salah satu
prioritas pembangunan di Kabupaten, hal ini akan banyak memberikan kemudahan
bagi pelaksanaan program kesehatan
2. Adanya peraturan baru, rekruitmen pegawai dapat dilakukan oleh Kabupaten.
3. Adanya forum silahturahmi di tingkat Kabupaten, Kecamatan dan Desa dapat
memberikan banyak sumbangan baik dalam hal perencanaan maupun peningkatan
peran serta masyarakat.
4. Adanya komitment global dari stakeholder (CSR) dalam pembangunan kesehatan.

Sedangkan faktor tantangan (threats) yang telah diidentifikasi adalah:


1. Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi (8,04 thn 2015).
2. Prevalensi Balita gizi buruk (sangat kurus) masih tinggi (0,54 % thn 2013)
3. Pemberdayaan masyarakat melalui Desa Siaga Aktif belum maksimal, karena
walaupun cakupan desa siaga aktif pada tahun 2015 telah mencapai 95,34% tetapi
sebagian besar masih strata pratama.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 28


4. Adanya budaya masyarakat yang tidak mendukung upaya kesehatan.
5. Prevalensi Penyakit menular masih tinggi, dan prevalensi penyakit tidak menular
mulai tinggi
6. Cakupan Sarana Sanitasi Dasar masih rendah

3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Sukabumi
Tahun 2016-2021
Kabupaten Sukabumi merupakan salah satu wilayah administratif di Provinsi
Jawa Barat yang memiliki berbagai sumber daya alam beranekaragam termasuk
kebudayaan masyarakat yang cukup kental dan berkarakter kuat. Potensi-potensi
tersebut merupakan salah satu modal berharga bagi setiap pelaksana pembangunan
daerah untuk memulai rangkaian program dan kegiatan pembangunan sebagai upaya
untuk menyejahterakan masyarakat. Kesejahteraan rakyat akan terbangun secara
konsisten dan merata jika segenap insan di Kabupaten Sukabumi berpartisipasi aktif
dalam mengembangkan kemampuan dirinya untuk mandiri sekaligus berdaya saing
sehingga memiliki kesempatan yang lebih besar dalam menggapai cita-citanya yakni
meningkatnya taraf kehidupan keluarga secara sosial ekonomi dalam masyarakat.
Percepatan pencapaian kesejahteraan ekonomi, sosial, dan lingkungan
memerlukan kebijakan dan peran pemerintah yang kuat dan efektif dalam mengatur
jalannya pembangunan yang berkelanjutan sesuai dengan visi dan misi pembangunan.
Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dilakukan perencanaan yang efektif
dengan partipasi para pelaku pembangunan secara terkoordinir. Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah menjelaskan bahwa polarisasi
rumusan konsep perencanaan pembangunan difokuskan pada penguatan peran
Pemerintah Daerah dan peningkatan partisipasi masyarakat. Visi dan misi kepala
daerah terpilih dijabarkan secara mendetail ke dalam rumusan yang dapat dimengerti
dan diukur capaian keberhasilannya. Penjabaran tersebut dilakukan dengan
memerhatikan visi, misi dan arah kebijakan pembangunan jangka menengah
Kabupaten Sukabumi serta menyelaraskan dengan arah kebijakan pusat.

3.2.1 Visi Pembangunan


Memasuki periode pembangunan jangka menengah kepala daerah yang baru,
Pemerintah Kabupaten Sukabumi dalam merumuskan perencanaan pembangunan
daerah memiliki visi pembangunan yang merepresentasikan keinginan kepala daerah
terpilih selama masa kepemimpinannya. Visi pembangunan merupakan hal penting
dan utama untuk menyatukan cita dan cipta bersama seluruh komponen dalam
pencapaian pembangunan daerah sesuai dengan perkembangan permasalahan
pembangunan dan isu strategis yang dihadapi oleh Kabupaten Sukabumi. Selain itu, visi
juga dibangun sebagai usaha bersama seluruh pemangku kepentingan untuk
menyamakan dan menyelaraskan pandangan tentang apa yang ingin dicapai dalam
satu periode pembangunan (dalam hal ini pembangunan Kabupaten Sukabumi periode
2016-2021).
Berdasarkan pada pandangan di atas dan sebagaimana visi Bupati dan Wakil
Bupati terpilih, serta selaras dengan hasil analisis permasalahan dan isu strategis

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 29


pembangunan Kabupaten Sukabumi, maka untuk Kabupaten Sukabumi lebih baik ke
depan ditetapkan Visi Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
Kabupaten Sukabumi periode 2016-2021 sebagai berikut:

“Terwujudnya Kabupaten Sukabumi Yang Religius dan


Mandiri”

Visi tersebut mengandung dua elemen penting dalam capaian pembangunan


Kabupaten Sukabumi periode 2016-2021 yakni religius dan mandiri. Dari dua elemen
tersebut maka dapat ditelaah bahwa kepala daerah ingin membangun Kabupaten
Sukabumi menjadi lebih baik dengan tetap mempertahankan moral religiusitas dan
kemandirian masyarakat.
1. Masyarakat Kabupaten Sukabumi yang Religius
Pembangunan Kabupaten Sukabumi merupakan proses perubahan yang
direncanakan dalam memperbaiki berbagai aspek kehidupan masyarakat guna
meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Proses perubahan
tersebut mencakup sistem sosial, termasuk politik, ekonomi, infrastruktur, pertahanan,
pendidikan dan teknologi, kelembagaan, hingga budaya daerah.
Dalam pembangunan Kabupaten Sukabumi, aspek yang penting untuk
diperhatikan perkembangannya adalah kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat
secara menyeluruh. Kesejahteraan sosial dan ekonomi merupakan suatu tata
kehidupan dan penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang memungkinkan bagi
setiap masyarakat di Kabupaten Sukabumi untuk memenuhi beberapa kebutuhan
jasmani, rohani, maupun sosial yang baik bagi diri, keluarga, dan masyarakat.
Kesejahteraan tidak hanya dikaitkan pada konsep lahiriah saja, akan tetapi juga
menjangkau sisi rohani seperti rasa aman, sentosa, makmur, sehat, dan selamat
(terlepas dari segala macam gangguan).
Elemen visi pembangunan Masyarakat Kabupaten Sukabumi yang Religius pada
intinya adalah pemerintah Kabupaten Sukabumi melaksanakan pembangunan daerah
dengan tetap berpegang pada moral dan akhlak dalam menjalani kehidupan sehari-
hari. Diharapkan, akhir dari pelaksanaan pembangunan akan terbentuk suatu tatanan
perikehidupan yang religius, dan harmonis dalam lingkungan Kabupaten Sukabumi
yang bermartabat dan berdaya saing.
Sementara itu, religius juga mengandung wujud makna toleransi. Toleransi
merupakan suatu sikap manusia sebagai umat beragama yang mempunyai keyakinan
untuk menghormati dan menghargai manusia yang beragama lain. Sebab kita ketahui
bahwa Kabupaten Sukabumi dengan mayoritas penduduk beragama Islam harus
memiliki sikap toleran terhadap pemeluk agama lain. Sehingga makna toleransi dalam
pembangunan dapat diartikan sebagai pembangunan yang menyentuh semua
komponen masyarakat.

2. Kemandirian Masyarakat Kabupaten Sukabumi


Kemandirian masyarakat merupakan suatu kondisi yang dialami oleh
masyarakat yang ditandai dengan kemampuan memikirkan, memutuskan, serta

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECE D 30


melakukan sesuatu yang dipandangnya tepat demi mencapai tujuan hidup dengan
mempergunakan daya kemampuan yang dimiliki. Pemberdayaan masyarakat sebagai
bagian dari upaya kemandirian merupakan usaha nyata untuk meningkatkan
kemampuan masyarakat agar mampu berpartisipasi aktif dalam segala aspek
pembangunan. Dalam konteks peningkatan daya saing sumber daya manusia,
pemberdayaan masyarakat menjadi upaya optimal untuk meningkatkan harkat dan
martabat lapisan masyarakat bawah yang tidak mampu melepaskan diri dari perangkat
kemiskinan dan keterbelakangan.
Pembangunan Kabupaten Sukabumi dipandang sebagai proses perubahan yang
direncanakan untuk memperbaiki berbagai aspek kehidupan guna meningkatkan
kesejahteraan masyarakat secara adil dan merata. Melalui elemen visi ini, pemerintah
ingin mencapai adanya keseimbangan antara kemandirian sosial dan ekonomi serta
keharmonisan antara pembangunan sosial-ekonomi dengan aspek lingkungan hidup
dengan memperluas kerjasama, baik nasional maupun internasional.
Kemandirian ekonomi dan sosial merupakan suatu tata kehidupan dan
penghidupan sosial materiil maupun spiritual yang memungkinkan bagi setiap
masyarakat di Kabupaten Sukabumi untuk memenuhi beberapa kebutuhan jasmani,
rohani, dan sosial yang baik bagi diri, keluarga, dan masyarakat. Peningkatan
kemandirian dapat diwujudkan oleh pemerintah Kabupaten Sukabumi dengan
program-program pembangunan daerah untuk mengatasi kemiskinan dan
pengangguran.
Kemandirian Masyarakat Kabupaten Sukabumi akan menjadi cerminan utuh
dan menyeluruh dalam keberhasilan pelaksanaan pembangunan Kabupaten Sukabumi.
Hal ini dikarenakan visi pembangunan daerah memberi penekanan pada peningkatan
kualitas dan daya saing sebagai modal dasar dalam membentuk kemandirian setiap
individu masyarakat Kabupaten Sukabumi.
Kemandirian masyarakat yang tercantum dalam visi dan misi Bupati Sukabumi,
ditekankan dalam hal "pemberdayaan" (empowerment). Pada hakekatnya upaya-upaya
pembangunan di masyarakat memfokuskan pada pemberdayaan dengan melakukan
power sharing agar masyarakat memiliki kemampuan dan kesetaraan dengan beragam
stakeholders lainnya, dan untuk menoptimalkannya dilakukan dengan information
sharing agar pemahaman antara masyarakat dapat setara pula dengan stakeholders
lain.
Pemberdayaan sendiri pada intinya membahas bagaimana individu, kelompok,
ataupun komunitas berusaha mengontrol kehidupan mereka sendiri dan
mengusahakan untuk membentuk masa depan sesuai dengan keinginan mereka.
Prinsip ini pada intinya mendorong masyarakat untuk menentukan sendiri apa yang
harus ia lakukan dalam kaitan dengan upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi,
sehingga masyarakat mempunyai kesadaran dan kekuasaan penuh untuk membentuk
hari depannya. Berdasarkan hal tersebut terlihat bahwa pemberdayaan dapat
membuat masyarakat lebih mandiri baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Oleh
karena itu pemberdayaan dapat membantu pencapaian ke empat misi Bupati dan
Wakil Bupati terpilih, yaitu kemandirian ekonomi (misi 1), sumber daya manusia yang
berdaya saing (misi 2), tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional (misi 3)

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 31


dalam hal ini berkaitan dengan peningkatan partisipasi masyarakat dalam
pembangunan, dan optimalisasi pelayanan dasar (misi 4).

3.2.2 Misi
Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan dalam mewujudkan sebuah Visi dengan cara-cara yang efektif dan efisien.
Misi juga dapat dipandang sebagai pilihan jalan (the choosen track) bagi pemerintah
daerah dalam menyediakan dan menyelenggarakan layanan bagi masyarakat dan
aktivitas pembangunan pada umumnya bagi stakeholders pembangunan secara
keseluruhan.
Suatu rumusan Misi pembangunan daerah menjadi alasan utama suatu
organisasi (pemerintah daerah) harus berdiri dengan membawa komitmen dan
konsistensi kinerja yang terus dijaga oleh segenap stakeholders pembangunan.
Berdasarkan identifikasi visi pembangunan serta penjabaran secara umum, maka
ditetapkan misi pembangunan daerah jangka menengah Kabupaten Sukabumi sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui
bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan;
2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius;
3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional; dan
4. Optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah.
Penjelasan masing-masing dari misi di atas dijabarkan sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal melalui


bidang agribisnis, pariwisata dan industri yang berwawasan lingkungan
Perekonomian daerah dibangun atas dasar peningkatan kesejahteraan
masyarakat secara merata, konsisten, dan berkualitas. Pembangunan melalui
pengembangan perekonomian menjadi penunjang utama pelaksanaan pembangunan
daerah. Kualitas perekonomian daerah akan menjadi sorotan berbagai pelaksana
pembangunan dalam meningkatkan daya saing ekonomi Kabupaten Sukabumi.
Pembangunan dan peningkatan perekonomian daerah Kabupaten Sukabumi
dititikberatkan pada daya saing dalam pengembangan ekonomi yang berwawasan
lingkungan. Perekonomian daerah saat ini masih perlu adanya pembenahan baik dari
segi besaran nilai ekonomi maupun pemerataan bagi masyarakat. Disamping itu,
pengelolaan SDA secara maksimal dan bijaksana perlu dilakukan dalam mendukung
pertumbuhan ekonomi daerah.
Dalam rangka menumbuh kembangkan ekonomi kerakyatan maka
perekonomian makro maupun mikro terus dilaksanakan pemerintah daerah. Hal ini
perlu didukung dengan adanya penciptaan iklim usaha baik dan kompetitif serta
pendampingan usaha bagi masyarakat agar peningkatan dan stabilitas perekonomian
dapat terealisasi. Peningkatan sektor pariwisata juga bisa menjadi alternatif strategis
dalam pengembangan UMKM utamanya masyarakat di area obyek wisata. Selain itu,
wisatawan yang masuk akan menjadi salah satu investasi dalam peningkatan nilai
tambah sektor tersebut.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 32


Pada perekonomian makro, perluasan pembangunan ekonomi diselenggarakan
berdasarkan pendekatan pengembangan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi, baik
yang telah ada maupun yang baru. Pendekatan ini merupakan integrasi dari
pendekatan sektoral dan regional sehingga setiap wilayah dapat mengembangkan
produk yang menjadi keunggulan daerahnya. Sedangkan dalam pengembangan
perekonomian mikro, masyarakat dituntut untuk menggerakkan diri dengan berfokus
pada pergerakan perekonomian kerakyatan yang memiliki stabilitas lebih tinggi serta
memiliki dampak signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara
merata.
Masih tingginya kesenjangan pendapatan masyarakat mengindikasikan
rendahnya pemerataan kesejahteraan penduduk di Kabupaten Sukabumi. Sehingga
perlu adanya perhatian khusus pemerintah dalam menggerakkan perekonomian
masyarakat secara merata, optimal dan konsisten dengan tetap berpegang pada
keberlanjutan lingkungan hidup.

2. Mewujudkan Sumber Daya Manusia yang berdaya saing dan religius


Keberhasilan suatu bangsa atau daerah sangat erat kaitannya dengan
keunggulan sumber daya manusia. Melihat pengalaman di negara-negara yang telah
maju termasuk di kawasan Asia memperlihatkan bahwa kualitas SDM yang dimiliki
memungkinkan suatu bangsa atau daerah tersebut untuk mampu secara efisien
menerapkan dan mengendalikan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan
produktivitas tinggi.
Perkembangan teknologi saat ini menuntut adanya kesiapan masyarakat untuk
menerima dan mengadaptasi perubahan secara global sehingga masyarakat Kabupaten
Sukabumi harus mampu memanfaatkan kemajuan-kemajuan dari hasil implikasi
langsung perkembangan teknologi. Untuk itu, upaya mewujudkan kualitas sumber
daya manusia Kabupaten Sukabumi yang mandiri dan berdaya saing tinggi serta
memiliki akhlak mulia menjadi misi yang tidak terpisahkan dari pembangunan daerah
di tengah kemajuan teknologi saat ini.
Kebijakan untuk mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang mandiri dan
berdaya saing tinggi berupa pengembangan pendidikan secara merata di Kabupaten
Sukabumi baik pendidikan formal di sekolah maupun pendidikan informal di luar
sekolah. Namun, sumber daya manusia yang mandiri dan berdaya saing tinggi saja
tidak cukup dalam pembangunan daerah, karena diperlukan juga sumber daya
manusia berakhlak mulia yang dapat membentuk identitas dan karakter manusia
berkualitas. Oleh karena itu, pendidikan agama penting untuk dipahami dan diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari agar terbentuk karakter masyarakat Kabupaten Sukabumi
yang selaras dengan perwujudan pembangunan daerah.
Dengan demikian rencana pembangunan sumber daya manusia Kabupaten Sukabumi
bersifat komprehensif yang telah mempertimbangkan baik aspek jasmani (sandang,
pangan dan perumahan) maupun aspek rohani (pendidikan mental dan spiritual) sesuai
dengan potensi sumberdaya yang dimiliki, lingkungan sosial maupun kultural daerah.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 33


3. Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih dan profesional
Pemerintahan yang baik adalah pemerintahan yang jujur, bersih, dan pro rakyat
sebagai pengejawantahan dari prinsip-prinsip dasar good governance. Dalam
mewujudkan Good Governance diperlukan semangat dan tekad yang kuat dari para
aparatur negara. Fasilitas yang sudah disediakan dalam mencapai hal tersebut adalah
dengan melaksanakan Reformasi Birokrasi secara utuh dan konsisten sebagai bagian
dari perbaikan tata kelola pemerintahan. Setidaknya ada sembilan parameter
keberhasilan reformasi birokrasi, yaitu:
1) Tidak ada korupsi
2) Tidak ada pelanggaran hukum
3) Tata kelola keuangan yang baik
4) Semua program pemerintah daerah berjalan dengan baik
5) Perijinan cepat dan mudah serta tidak ada overlap
6) Komunikasi dengan publik berjalan baik
7) Penggunaan waktu efektif dan produktif
8) Adanya reward dan punishment terhadap kinerja aparat pemerintah, dan
9) Hasil pembangunan dapat dirasakan seluruh lapisan masyarakat.
Birokrasi pemerintahan daerah tidak saja menitikberatkan kepada kualitas atau
kinerja aparatur, namun juga kepada kelembagaan dan ketatalaksanaan. Pada era
reformasi birokrasi saat ini, perwujudan pemerintah yang baik merupakan salah satu
fokus dari reformasi birokrasi. Pemerintah daerah yang ditopang oleh aparatur dengan
kinerja baik, bertanggung jawab, serta menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi,
diharapkan mampu menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, profesional,
dan efektif dalam menjalankan tugasnya. Kondisi ini diharapkan mampu menjamin
kinerja pemerintah dalam menciptakan pelayanan publik yang prima serta
menciptakan kepastian hukum dan akuntabilitas publik.
Reformasi birokrasi meliputi beberapa aspek tentang pelayanan masyarakat,
peningkatan kinerja, dan penegakan hukum. Dalam melakukan reformasi birokrasi,
pemerintah melakukan pembenahan sistem birokrasi, mulai dari penataan
kewenangan, prosedur operasi standar, kerjasama, sinergi, dan integrasi organisasi,
serta penggunaan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas. Di samping itu, Pemerintah Kabupaten Sukabumi juga melakukan
pembenahan manajemen kepegawaian, serta upaya-upaya terobosan guna
meningkatkan kapasitas, mutu, dan kinerja aparatur pemerintah daerah. Upaya ini
dilakukan untuk mengawal pencapaian tata kelola pemerintahan yang lebih baik serta
peningkatan kualitas pelayanan publik sebagai “corong” pelayanan kepada masyarakat.

4. Optimalisasi pelayanan kesehatan, pendidikan dan infrastruktur daerah


Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar dan hak bagi masyarakat
Kabupaten Sukabumi yang harus terpenuhi sebagai bagian dari kebutuhan primer.
Untuk lebih meningkatkan pendidikan, diperlukan mutu dan jumlah tenaga

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 34


kependidikan yang baik pula sehingga dapat meningkatkan kualitas sumber daya
manusia.
Hidup sehat merupakan salah satu hak dan kebutuhan dasar bagi masyarakat
Kabupaten Sukabumi. Oleh karena itu, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang
optimal harus ditunjang dengan prasarana dan sarana kesehatan serta jumlah tenaga
medis yang ada. Dengan tersedianya prasarana dan sarana kesehatan serta jumlah
tenaga medis yang mencukupi akan mampu meningkatkan kesehatan masyarakat di
Kabupaten Sukabumi. Selain itu, untuk lebih meningkatkan mutu hidup sehat atau
kesehatan perlu diperhatikan pula kesejahteraan para medis agar memberi motivasi
lebih dalam peningkatan pelayanan mutu hidup sehat bagi masyarakat Kabupaten
Sukabumi.
Penyediaan infrastruktur yang handal dalam perencanaan wilayah dan kota
dilakukan dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan seperti
pemerataan pembangunan, penghematan energi, pelestarian ekologi atau lingkungan,
pembangunan ekonomi yang menitikberatkan pada peningkatan performa, dan
menyerap peran serta masyarakat dalam proses pembangunan secara maksimal.
Secara harfiah, pembangunan infrastruktur merupakan suatu usaha atau rangkaian
usaha pertumbuhan dan perubahan yang dilakukan secara terencana untuk
membangun prasarana atau segala sesuatu yang merupakan penunjang utama
terselenggaranya suatu proses pembangunan. Infrastruktur memegang peranan
penting sebagai salah satu roda penggerak pertumbuhan ekonomi dan pembangunan.
Membangun infrastruktur bertujuan mengembangkan kualitas, infrastruktur
yang handal, berkelanjutan dan tangguh, termasuk infrastruktur regional dan lintas
batas, untuk mendukung pembangunan ekonomi dan kesejahteraan manusia, dengan
fokus pada akses terjangkau dan merata bagi semua. Keberadaan infrastruktur yang
memadai sangat diperlukan karena merupakan bagian yang sangat penting dalam
sistem pelayanan masyarakat. Berbagai fasilitas fisik merupakan hal yang vital guna
mendukung berbagai kegiatan pemerintahan, perekonomian, industri dan kegiatan
sosial di masyarakat dan pemerintahan.

3.2.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Daerah


Penetapan tujuan dan sasaran merupakan tahap terpenting dalam
perencanaan pembangunan dan akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja
pembangunan daerah. Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis
yang menunjukkan suatu tingkatan prioritas tertinggi dalam rumusan kebijakan pada
perencanaan pembangunan jangka menengah daerah.
Tujuan pembangunan adalah penjabaran atau implementasi dari pernyataan
visi dan misi yang menunjukkan hasil akhir jangka waktu tertentu. Hal ini
mengindikasikan bahwa tujuan adalah suatu pernyataan-pernyataan tentang hal-hal
yang perlu dilakukan untuk mencapai visi, melaksanakan misi dengan menjawab
seluruh isu strategis dan permasalahan pembangunan daerah. Pernyataan tujuan
harus menunjukkan suatu kondisi optimal yang ingin dicapai dimasa datang dan juga
diselaraskan dengan amanat pembangunan nasional.
Sasaran adalah penjabaran dari tujuan yaitu hasil yang akan dicapai secara
nyata oleh Kabupaten Sukabumi dari masing-masing tujuan dalam rumusan yang lebih

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 35


spesifik dan terukur dalam suatu indikator beserta targetnya. Sasaran dinyatakan
sesuai indikator secara spesifik, fokus, terukur, dan dapat dicapai dengan indikator
kinerja atau tolok ukur keberhasilan pencapaian sasaran yang akan diwujudkan selama
5 (lima) tahun pelaksanaan pembangunan jangka menengah.
Selanjutnya, sasaran dipisahkan menjadi sasaran makro dan sasaran spesifik
pembangunan daerah sebagai arsitektur kinerja ‘impact’ yang saling terhubung dimana
sasaran makro merupakan lagging indicator yang dipicu oleh sasaran spesifik sebagai
leading indicator. Dengan demikian, sasaran makro pembangunan merupakan
representasi langsung keberhasilan pencapaian tujuan pembangunan daerah yang
sekaligus menjadi indikator utama pencapaian pembangunan jangka menengah
Kabupaten Sukabumi.
Berdasarkan visi dan misi sebagaimana telah dijelaskan di atas, maka arahan
tujuan pembangunan Kabupaten Sukabumi selama periode pembangunan 2016-2021
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui
pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian
2. Meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan minapolitan
3. Meningkatkan kesempatan dan produktivitas Kerja serta perluasan kesempatan
usaha
4. Menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong pembangunan
industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan lingkungan
5. Meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat berbasis
potensi lokal
6. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi
masyarakat berbasis ekonomi lokal
7. Meningkatkan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan peningkatan nilai
ekspor
8. Meningkatkan kapasitas lembaga dan kemandirian usaha ekonomi mikro
perdesaan
9. Melestarikan dan mengembangkan budaya lokal
10. Meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan
11. Meningkatkan pembinaan dan prestasi olahraga
12. Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-
nilai keagamaan
13. Mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat
14. Meningkatkan penanganan dan kemandirian penyandang masalah kesejahteraan
sosial (PMKS), Melestarikan Keperintisan, Kepahlawanan dan Kesetiakawanan
Sosial.
15. Meningkatkan Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)
16. Meningkatkan perlindungan terhadap anak dan perempuan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 36


17. Mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang bersih
dan profesional
18. Meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan dan aset daerah
19. Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan sipil
20. Mengoptimalkan pengelolaan administrasi pertanahan
21. Membangun budaya partisipasi masyarakat dalam Pembangunan
22. Meningkatkan tata kelola pemerintahan desa dan keberdayaan masyarakat
perdesaan
23. Mengentaskan desa sangat tertinggal dan tertinggal
24. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan kabupaten sukabumi yang mendukung e-
goverment
25. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
26. Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan penduduk
tumbuh seimbang dan berkualitas
27. Meningkatkan budaya baca masyarakat
28. Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan SDM
yang religius, mandiri dan berdaya saing
29. mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan
30. Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan dan penanggulangan
bencana yang handal
31. Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur daerah yang mendukung
perekonomian
32. Meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktifitas
ekonomi dan pelayanan dasar
33. Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup
34. Meningkatkan Perlindungan, Rehabilitasi dan Konservasi Sumber Daya Alam
Berdasarkan tujuan pembangunan daerah sebagai representasi visi dan misi
pembangunan jangka menengah Kabupaten Sukabumi, maka ditetapkan sasaran
pembangunan pada masing-masing tujuan sebagai berikut:

Tujuan 1: Meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui


pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian
Untuk meningkatkan daya beli dan ketahanan pangan masyarakat melalui
pengembangan agribisnis dan lembaga keuangan pertanian, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Terciptanya Kesempatan kerja di sektor agribisnis
2. Meningkatnya produksi pangan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 37


3. Terlaksananya intervensi pencegahan dan penanggulangan rawan pangan serta
teratasinya kerawanan pangan
4. Terwujudnya sentra produksi pertanian, perkebunan dan peternakan
5. Meningkatnya kapasitas kelembagaan tani berorientasi agribisnis berbasis potensi
lokal
6. Meningkatnya produksi pertanian non pangan

Tujuan 2: Meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan minapolitan.


Dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat melalui pengembangan
minapolitan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas dan kuantitas pelaku perikanan
2. Meningkatnya produksi, nilai tambah produk perikanan serta sarana prasarana
perikanan
3. Terwujudnya sentra perikanan budidaya air tawar, laut, dan pengolahan hasil
perikanan

Tujuan 3: Meningkatkan kesempatan dan produktivitas kerja serta perluasan


kesempatan usaha
Dalam upaya meningkatkan kesempatan dan produktivitas kerja serta
perluasan kesempatan usaha, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kesempatan kerja dan produktivitas pekerja dan serta melindungi
hak-hak pekerja
2. meningkatnya kemandirian masyarakat perdesaan dalam pengelolaan potensi
daerah
3. meningkatnya jumlah transmigran yang diberangkatkan dan terbinanya
transmigran dan translok

Tujuan 4: Menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong pembangunan


industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan lingkungan
Guna menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mendorong
pembangunan industri di berbagai sektor yang memiliki daya saing dan berwawasan
lingkungan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Terciptanya iklim usaha yang kondusif dan kemudahan investasi
2. Mendorong pertumbuhan industri rumah tangga, kecil dan menengah

Tujuan 5: Meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat


berbasis potensi lokal
Untuk meningkatkan pengembangan pariwisata dan ekonomi masyarakat
berbasis potensi lokal, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Tertatanya objek wisata
2. Terlaksananya pembinaan masyarakat pariwisata
3. Meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 38


Tujuan 6: Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan ekonomi
masyarakat berbasis ekonomi lokal.
Dalam upaya Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan
ekonomi masyarakat berbasis ekonomi lokal, maka sasaran pembangunan yang harus
dicapai adalah:
1. Meningkatnya penataan dan pengembangan kelompok-kelompok usaha
masyarakat dan koperasi

Tujuan 7: Meningkatkan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan


peningkatan nilai ekspor.
Guna meningkatkan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dan
peningkatan nilai ekspor, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat
2. Meningkatnya nilai ekspor Kabupaten Sukabumi
3. Tersedianya sarana perdagangan

Tujuan 8: Meningkatkan kapasitas lembaga dan kemandirian usaha ekonomi mikro


perdesaan.
Untuk meningkatkan kapasitas lembaga dan kemandirian usaha ekonomi mikro
perdesaan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya manajemen pengelolaan bumdesa
2. Meningkatnya pemberdayaan lembaga usaha ekonomi desa

Tujuan 9: Melestarikan dan mengembangkan budaya lokal;


Guna melestarikan dan mengembangkan budaya lokal, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya pelestarian dan apresiasi masyarakat terhadap budaya dan kearifan
lokal

Tujuan 10: Meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan.


Guna meningkatkan kualitas dan partisipasi pemuda dalam pembangunan,
maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Optimalisasi pembinaan pemuda sehingga dapat berperan aktif dalam
pembangunan

Tujuan 11: Meningkatkan pembinaan dan prestasi olahraga.


Guna meningkatkan pembinaan dan prestasi olahraga, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya pembinaan olahraga yang berorientasi pada prestasi
2. Meningkatnya pembinaaan olahraga masyarakat

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 39


Tujuan 12: Meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan
pengembangan nilai-nilai keagamaan
Guna meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan
pengembangan nilai-nilai keagamaan, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai
adalah:
1. Meningkatnya kualitas kehidupan beragama

Tujuan 13: Mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan


masyarakat
Guna mewujudkan ketentraman dan ketertiban umum serta perlindungan
masyarakat, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya peran pemerintah dan masyarakat dalam pemeliharaan ketertiban
umum dan ketentraman masyarakat
2. Menguatnya kelembagaan sosial dan organisasi kemasyarakatan dalam
pembangunan manusia yang berdaya saing tinggi dan religius.
3. Meningkatnya pembinaan dan pendidikan politik daerah
4. Menurunnya gangguan terhadap ketertiban umum dan keamanan masyarakat
5. Meningkatnya kepatuhan masyarakat terhadap perda dan perkada
6. Meningkatnya pengetahuan dan keterampilan anggota Sat.Linmas dalam
penanganan berbagai tugas khususnya tanggap darurat penanggulangan bencana

Tujuan 14: Meningkatkan penanganan dan kemandirian Penyandang Masalah


Kesejahteraan Sosial (PMKS), melestarikan keperintisan, kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial
Guna meningkatkan penanganan dan kemandirian Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS), melestarikan keperintisan, kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Menurunnya jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial, berdayanya
komunitas adat dan pelestarian nilai-nilai keperintisan, kepahlawanan dan
kesetiakawanan sosial
2. Terehabilitasi dan terbantunya penyandang disabilitas, tuna sosial, Anak Nakal
Korban Narkotika (ANKN), Anak Jalanan, ODHA, ABH, BWBLP dan WNI- Migran
Bermasalah, Korban Perdagangan Orang dan Korban Tindak Kekerasan
3. Meningkatnya pelayanan, perlindungan dan jaminan sosial bagi masyarakat miskin
dan korban bencana alam

Tujuan 15: Meningkatkan Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS).


Guna meningkatkan Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS),
maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya Partisipasi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS)

Tujuan 16: Meningkatkan perlindungan terhadap anak dan perempuan.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 40


Guna meningkatkan perlindungan terhadap anak dan perempuan, maka
sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Peningkatan partisipasi, pemberdayaan perempuan dan pengembangan hak-hak
anak
2. Peningkatan kualitias hidup dan perlindungan perempuan & anak
Tujuan 17: Mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang
bersih dan profesional.
Guna mewujudkan reformasi birokrasi menuju tata kelola pemerintahan yang
bersih dan profesional, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas dan Kompetensi aparatur
2. Meningkatnya disiplin aparatur
3. Tertatanya struktur organisasi pemerintah yang efektif dan efisien
4. Meningkatnya kualitas pelayanan publik
5. Meningkatnya kerjasama antar pemerintah daerah, instansi pemerintah dan
lembaga non pemerintah
6. Meningkatnya pengelolaan administrasi kewilayahan
7. Terwujudnya pemekaran Kabupaten Sukabumi
8. Terwujudnya akuntabilitas penyelenggaraan pemerintahan daerah
9. Meningkatnya kapasitas pimpinan dan anggota DPRD Kabupaten Sukabumi dalam
produktifitas kedewanan
10. Meningkatnya kualitas pelayanan kedinasan kepala daerah dan wakil kepala
daerah
11. Tersedianya Produk hukum yang diperlukan masyarakat
12. Meningkatnya kualitas perencanaan dan pembangunan daerah
13. Meningkatnya birokrasi yang profesional dan akuntabel
14. Terwujudnya pemerintahan yang bersih bebas korupsi kolusi dan nepotisme

Tujuan 18: Meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan dan aset daerah.


Guna Meningkatkan efektifitas pengelolaan keuangan dan aset daerah, maka
sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Tersedianya pedoman pelaksanaan APBD
2. Tersedianya laporan keuangan dan aset daerah yang akuntabel
3. Meningkatnya pendapatan asli daerah
4. Meningkatnya pengelolaan dan pelayanan tata kearsipan pemerintah daerah

Tujuan 19: Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan


sipil.
Guna Meningkatkan pelayanan administrasi kependudukan dan pencatatan
sipil, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas pelayanan administrasi kependudukan
Tujuan 20 : Mengoptimalkan pengelolaan administrasi pertanahan.

Guna Mengoptimalkan pengelolaan administrasi pertanahan, maka sasaran


pembangunan yang harus dicapai adalah:

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 41


1. Tertib administrasi pertanahan

Tujuan 21: Membangun budaya partisipasi masyarakat.


Guna Membangun budaya partisipasi masyarakat, maka sasaran pembangunan
yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan

Tujuan 22: Meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah desa.


Guna meningkatkan profesionalisme aparatur pemerintah desa, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya penyelenggara pemerintah desa yang terlatih
2. Meningkatnya pengelolaan administrasi desa

Tujuan 23: Meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan.


Guna meningkatkan keberdayaan masyarakat pedesaan, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya keterampilan tenaga teknis dan masyarakat
2. Status desa tertinggal dan sangat tertinggal
3. Meningkatnya pemberdayaan lembaga dan organisasi masyarakat

Tujuan 24: Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan


penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang mendukung e-
goverment.
Guna pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan
penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Sukabumi yang mendukung e-goverment,
maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya penyebaran informasi pemda terhadap masyarkat luas baik internal
maupun eksternal kabupaten melalui kerjasama dengang media massa baik media
cetak, radio, televisi maupun media online
2. Meningkatnya penyebaran informasi pemda terhadap masyarakat luas baik
internal maupun eksternal kabupaten melalui media yang dikelola oleh pemerintah
daerah (website, sistem elektronik serta media sosial) dan melalui media
tradisional
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten
Sukabumi berbasis IT menuju e-government
4. Terlaksananya pengadaan barang dan jasa secara elektronik

Tujuan 25: Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.


Guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, maka sasaran
pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas pelayanan rumah sakit
2. Tersedianya obat, bahan kimia dan perbekalan kesehatan
3. Pembinaan kesehatan ibu dan reproduksi
4. Menurunnya kasus kematian ibu dan bayi

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 42


5. Menurunkan angka kesakitan
6. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga
7. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional dan komplementer
8. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan keperawatan, kebidanan dan
keteknisian medik
9. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas bagi masyarakat
10. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA
11. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat
12. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat miskin
13. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat
14. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
15. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
16. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan penyakit tidak menular
17. Meningkatnya Kesehatan Jemaah Haji Kab. Sukabumi
18. meningkatnya akses pelayanan kesehatan

Tujuan 26: Mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan


penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas.
Guna mengendalikan laju pertumbuhan penduduk dalam mewujudkan
penduduk tumbuh seimbang dan berkualitas, maka sasaran pembangunan yang harus
dicapai adalah:
1. Menurunnya laju pertumbuhan penduduk
2. Meningkatnya kesertaan ber-KB pasangan usia subur (PUS) Pra-KS dan KS 1
anggota kelompok usaha ekonomi produktif dari 80 persen menjadi 82 persen dan
pembinaan keluarga menjadi sekitar 70 persen.
Tujuan 27: Meningkatkan budaya baca masyarakat.
Guna meningkatkan budaya baca masyarakat, maka sasaran pembangunan
yang harus dicapai adalah:
1. Terwujudnya pembudayaan gemar membaca masyarakat

Tujuan 28: Meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan
SDM yang religius, mandiri dan berdaya saing.
Guna meningkatkan akses dan kualitas layanan pendidikan untuk menghasilkan
SDM yang religius, mandiri dan berdaya saing, maka sasaran pembangunan yang harus
dicapai adalah:
1. Meningkatnya akses dan mutu layanan pendidikan
2. Meningkatnya manajemen dan tata kelola pendidikan

Tujuan 29: Mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan.


Guna mewujudkan penataan ruang yang terpadu dan berkelanjutan, maka
sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 43


1. Terwujudnya perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian tata ruang yang
efisien, produktif, berkelanjutan dan berdaya saing dibidang agribisnis, pariwisata
dan industri

Tujuan 30: Mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan dan


penanggulangan bencana yang handal.
Guna mewujudkan pengelolaan lingkungan hidup berkelanjutan dan
penanggulangan bencana yang handal, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai
adalah:
1. Meningkatnya daya dukung dan daya tampung lingkungan serta kualitas
penanganan bencana
2. Meningkatnya cakupan pelayanan bencana kebakaran

Tujuan 31: Meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur daerah yang


mendukung perekonomian.
Guna meningkatkan ketersediaan dan kualitas infrastruktur daerah yang
mendukung perekonomian, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas infrastruktur jalan dan jembatan
2. Meningkatnya infrastruktur sumber daya air dan irigasi untuk konservasi,
pendayagunaan sumberdaya air, serta pengendalian daya rusak air
3. Meningkatnya kondisi sarana dan prasarana dasar permukiman
4. Meningkatnya ketersediaan dan kualitas perumahan
5. Meningkatnya ketersediaan informasi jasa konstruksi dan kualitas layanan
perizinan usaha jasa konstruksi

Tujuan 32: meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktifitas


ekonomi dan pelayanan dasar.
Guna meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk peningkatan produktifitas
ekonomi dan pelayanan dasar, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya kualitas infrastruktur dasar masyarakat

Tujuan 33: Pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup.


Guna meningkatkan pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan
hidup, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya pengendalian pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup

Tujuan 34: Meningkatkan perlindungan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya


alam.
Guna meningkatkan perlindungan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya
alam, maka sasaran pembangunan yang harus dicapai adalah:
1. Meningkatnya perlindungan, rehabilitasi dan konservasi sumber daya alam serta
keanekaragaman hayati
2. Meningkatnya ekosistem dan sumber daya pesisir

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 44


Dalam melihat keterkaitan dan hierarki visi, misi, tujuan, dan sasaran
pembangunan Kabupaten Sukabumi periode pembangunan 2016-2021 disajikan pada
tabel berikut:
Tabel 3.1
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran
Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021

Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Meningkatkan Meningkatkan daya beli Terciptanya kesempatan Jumlah tenaga kerja sektor
kemandirian dan ketahanan pangan kerja di sektor agribisnis pertanian, perkebunan dan
ekonomi masyarakat melalui peternakan :
masyarakat pengembangan - Tenaga kerja sektor pertanian
berbasis potensi agribisnis dan lembaga
ekonomi lokal keuangan pertanian - Tenaga kerja sektor perkebunan
melalui sektor
agribisnis,
- Tenaga kerja sektor peternakan
parIwisata, dan
industri
Jumlah petani yang baru bergabung
berwawasan
di kelompok tani
lingkungan
Meningkatnya Produksi Meningkatnya produksi hasil
Pangan pertanian, perkebunan dan
peternakan :
Jumlah produksi pangan pada
perkebunan
jumlah produksi padi
Jumlah produksi jagung
Jumlah produksi kedelai
Jumlah produksi ubi kayu
Jumlah produksi cabe
Jumlah produksi tomat
Jumlah produksi bawang merah
Jumlah produksi daging sapi dan
kerbau
Jumlah produksi daging domba dan
kambing
Jumlah produksi daging unggas
Jumlah produksi telur
Jumlah produksi susu
Optimasi Lahan
Cetak lahan sawah/perluasan areal
sawah
Pengembangan infrastruktur
pertanian
Alat panen dan pasca panen

Alat Mesin Pertanian (Alsintan)


pertanian
Sarana prasarana, teknologi pasca
panen dan pengolahan hasil
perkebunan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 45


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Pengembangan dan Penguatan
Permodalan Kelompok Perkebunan,
pertanian dan peternakan
Terlaksananya intervensi Penanganan kerawanan pangan
pencegahan dan Ketersediaan dan cadangan pangan
penanggulangan rawan
pangan serta teratasinya
kerawanan pangan Penganekaragaman dan keamanan
pangan
Distribusi dan akses pangan
Terwujudnya sentra Berkembangnya sentra komoditas
produksi pertanian, peternakan :
perkebunan dan - Kawasan agrisbisnis peternakan
peternakan (Kagrisnak)
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR) sapi
potong
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR) sapi
perah
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR)
domba dan kambing
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR)
ayam buras
- Sentra Peternakan Rakyat (SPR) itik

Berkembangnya sentra komoditas


Perkebunan :
- sentra komoditas karet
- sentra komoditas teh
- Sentra komoditas kelapa
- Sentra komoditas cengkeh
Berkembangnya sentra komoditas
hortikultura :
Sentra komoditas cabe
Sentra komoditas bawang Merah
Sentra komoditas manggis
Sentra komoditas pepaya
Sentra komoditas pisang
Sentra komoditas jambu kristal
Sentra komoditas bunga dan daun
potong
Sentra komoditas biofarmaka

Produk olahan hasil pertanian :


Hasil olahan padi
Hasil olahan palawija
Hasil olahan hortikultura
Hasil olahan peternakan
Pengembangan, Pemasaran dan
promosi atas hasil produksi pertanian
unggul daerah :
Pemasaran dan promosi hasil
Pertanian

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 46


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Pemasaran dan promosi hasil
Perkebunan
Meningkatnya kapasitas Kelembagaan petani :
kelembagaan tani Jumlah Gabungan Kelompok Tani
berorientasi agribisnis (Gapoktan)
berbasis potensi lokal Jumlah Pusat Pelatihan Pertanian
Perdesaan Swadaya (P4S)
Jumlah Koperasi Pertanian (KOPTAN)

Jumlah Lembaga Keuangan Mikro


(LKM)
Meningkatnya Produksi Jumlah produksi perkebunan rakyat
Pertanian Non Pangan
- Jumlah produksi karet
- Jumlah produksi teh
- Jumlah produksi kelapa
- Jumlah produksi cengkeh
- Jumlah produksi kopi
- Jumlah produksi aren
- Jumlah produksi pala
- Jumlah produksi kakao
Jumlah produksi perkebunan besar :
- Jumlah produksi karet
- Jumlah produksi teh
- Jumlah produksi kakao
- Jumlah produksi kelapa sawit

- Jumlah produksi cengkeh


Jumlah teknologi pertanian,
perkebunan dan peternakan tepat
guna
Meningkatkan daya beli Meningkatnya kualitas Jumlah Tenaga kerja sektor Perikanan
masyarakat melalui dan kuantitas pelaku
pengembangan perikanan - Jumlah nelayan
minapolitan - Jumlah pembudidaya ikan

- Jumlah pengolah dan pemasar hasil


perikanan
- Jumlah nelayan dan pembudidaya
ikan yang baru bergabung di
kelompok tani
Meningkatnya Pendapatan Pengolah
/ Pemasar Ikan
Meningkatnya pendapatan nelayan

Meningkatnya pendapatan
pembudidaya ikan
Meningkatnya produksi, Produksi perikanan tangkap
nilai tambah produk Produksi ikan konsumsi
perikanan serta sarana Produksi benih ikan konsumsi
prasarana perikanan
Produksi ikan hias
Sertifikasi pembenih ikan
Sertifikasi pembudidaya ikan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 47


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Jenis produk olahan hasil perikanan

Produksi hasil olahan perikanan


unit pengolah ikan (UPI)
Jumlah UPI yang memiliki izin usaha
perikanan (IUP) dan sertifikasi
pengolahan hasil (SPh)
Jumlah kelompok yang bermitra
Jumlah produk yang diekspor
Jumlah pemasar yang sudah
diregistrasi
Jumlah koperasi nelayan
Jumlah koperasi POKDAKAN
Jumlah koperasi POKLAHSAR
Konsumsi perikanan
tersedianya penahan gelombang,
Tersedianya fasilitas penunjang air
bersih, fasilitas jalan produksi,
Tersedianya tempat berlabuh/
bongkar muat kapal, tersedianya
pemecah gelombang
Moderenisasi armada tangkap,
peningkatan produksi dan mutu
produksi
Sentra pemasaran ikan terpadu
Terwujudnya sentra Cluster budidaya
perikanan budidaya air
tawar, laut, dan Cluster budidaya laut
pengolahan hasil Cluster pengolahan hasil perikanan
perikanan
Jumlah teknologi perikanan tangkap
yang didiseminasikan

- Teknologi perikanan tangkap

- Teknologi budidaya
- Teknologi pengolahan hasil

KUB
POKDAKAN
POKLAHSAR
Meningkatkan Meningkatnya Rasio penduduk yang bekerja
kesempatan dan kesempatan kerja dan
produktivitas Kerja serta produktivitas pekerja dan Pencari kerja yang ditempatkan
perluasan kesempatan serta melindungi hak-hak Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
usaha pekerja
Jumlah pencari kerja yang memiliki
kompetensi (pelatihan institusional)

Jumlah pelatihan kewirausahaan

Jumlah pelatihan berbasis


kompetensi

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 48


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Jumlah pelatihan berbasis masyarakat

Tempat Uji Kompetensi (TUK)


Jumlah alumni pelatihan berbasis
kompetensi yang mengikuti uji
kompotensi
Persentase penyelesaian kasus
hubungan industrial
Meningkatnya Jumlah masyarakat Pedesaan dalam
kemandirian masyarakat memberdayakan Potensi Daerah
perdesaan dalam (Pelatihan Non Institusional)
pengelolaan potensi
daerah
Meningkatnya jumlah Jumlah KK transmigran yg
transmigran yang diberangkatkan pd tahun berjalan
diberangkatkan dan
terbinanya transmigran Jumlah KK transmigran yg dibina
dan translok
Menciptakan iklim Terciptanya Iklim Usaha Izin Usaha yang diterbitkan
investasi yang kondusif yang Kondusif dan
serta mendorong Kemudahan Investasi Pelayanan penanaman modal dan
pembangunan industri Perlindungan Investasi
di berbagai sektor yang
memiliki daya saing dan Kenaikan nilai realisasi PMDN
berwawasan lingkungan
Kenaikan nilai realisasi PMA

Mendorong Jumlah produk IKM yang berkualitas


pertumbuhan industri
rumah tangga, kecil dan IKM produktif
menengah
Meningkatkan Tertatanya objek wisata Peningkatan sarana prasarana objek
pengembangan wisata
pariwisata dan ekonomi
Terlaksananya Pembinaan terhadap stakeholder
masyarakat berbasis
pembinaan masyarakat pariwisata:
potensi lokal
pariwisata
Lembaga
Masyarakat pariwisata
Meningkatnya jumlah Meningkatnya kunjungan wisatawan :
kunjungan wisatawan
Lokal
Macanegara
Event wisata
Meningkatkan Meningkatnya penataan Jumlah Koperasi yang berkinerja baik
kesejahteraan dan pengembangan
Masyarakat melalui kelompok-kelompok Jumlah UMKM yang berkembang,
pengembangan usaha masyarakat dan berdaya saing dan terlegalisasi
ekonomi masyarakat koperasi
berbasis ekonomi lokal Kemitraan antara pengusaha besar
dan UKM dalam pemenuhan
kebutuhan lokal

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 49


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Meningkatkan ketersediaan kebutuhan Terjaminnya ketersediaan bahan
ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat kebutuhan pokok masyarakat dan
pokok masyarakat dan barang-barang penting
peningkatan nilai ekspor Meningkatnya nilai Nilai Ekspor tahun berjalan
ekspor Kabupaten
Sukabumi jumlah temuan barang yang diawasi

tertera ulangnya alat Ukur, Takar,


Timbang dan Perlengkapannya (UTTP)

Tersedianya sarana Pembangunan pasar rakyat


perdagangan
Peningkatan pasar rakyat
Pengembangan pasar rakyat

Meningkatkan kapasitas Meningkatnya Jumlah BUMDesa yang berkembang


lembaga dan manajemen pengelolaan
kemandirian usaha BUMDesa
ekonomi mikro Meningkatnya Jumlah lembaga usaha ekonomi desa
perdesaan pemberdayaan lembaga yang mandiri
usaha ekonomi desa
Mewujudkan Melestarikan dan Meningkatnya pelestarian kompetensi Pembina seni / Budaya
sumber daya mengembangkan dan apresiasi masyarakat daerah
manusia yang budaya lokal terhadap budaya dan Budaya daerah yang dikembangkan
berdaya saing kearifan lokal
tinggi dan
Jumlah group/sanggar kesenian
religious

Festival seni dan budaya


Sarana penyelenggaraan seni dan
budaya
Pengelolaan dan Pengembangan
Pelestarian Sejarah Purbakala,
Museum dan Peninggalan Bawah Air
Meningkatkan kualitas Optimalisasi pembinaan Sarana dan prasarana kepemudaan
dan partisipasi pemuda pemuda sehingga dapat
dalam pembangunan berperan aktif dalam
Pemuda produktif
pembangunan
Lembaga pemuda
Penciptaan dan Penumbuhan
entrepreuner baru

Meningkatkan Meningkatnya Olahraga berprestasi


pembinaan dan prestasi pembinaan olahraga yang
olahraga berorientasi pada prestasi Sarana prasarana olahraga :

- Stadion

- Lapang Olahraga Outdoor

- Gedung Olahraga
Penyediaan GOR di setiap Eks
Kewedanaan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 50


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Meningkatnya olahraga rekreasi/tradisional
Pembinaaan Olahraga
Masyarakat
Meningkatkan meningkatnya kualitas Pelaksanaan Pengajian Aparatur
pemahaman, kehidupan beragama (Majelis Ta'lim Aparatur)
penghayatan,
pengamalan, dan Penguatan Lembaga Keagamaan
pengembangan nilai-
nilai keagamaan Rakor lembaga keagamaan
Kabupaten dan Kecamatan

Penyelenggaraan pengembangan
Pendidikan Islam di sekolah

Gerakan Sukabumi Mubarokah

Penyelenggaraan hari besar Islam dan


hari besar lainnya

Penyelenggaraan Idul Fitri dan Idul


Adha
Penyelenggaraan Pemulangan dan
Pemberangkatan Jamaah Haji
Apresiasi Ilmu, Seni dan Olahraga
Santri Pontren, Pendidikan Diniyah
dan Pendidikan Al-Quran
Penyelenggaran MTQ Tingkat Desa,
Kecamatan, Kabupaten, Provinsi dan
Nasional
Penguatan Pendidikan Keagamaan
pada Pontren, Pendidikan Diniyah,
dan Pendidikan Al qur'an
Pendataan dan Pemakmuran
Lembaga Keagamaan Islam berbasis
IT
Pembanguanan dan Pemeliharaan
Aset Keagamaan Islam (Pusbangdai
dan Asrama Haji Kabupaten
Sukabumi, Masjid Agung
Palabuhanratu, Gedung Islamic
Centre Cisaat (GICC), Masjid Raya
Cibadak)
Mewujudkan Meningkatnya peran Pengawasan langsung Kamtibmas dan
ketentraman dan pemerintah dan Kerja sama intelkam
ketertiban umum serta masyarakat dalam
perlindungan pemeliharaan ketertiban
masyarakat umum dan ketentraman
masyarakat
Menguatnya jumlah Kegiatan pembinaan LSM,
kelembagaan sosial dan OKP/Ormas yang terdaftar dan aktif
organisasi di Kabupaten Sukabumi
kemasyarakatan dalam
pembangunan manusia
yang berdaya saing tinggi
dan religius.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 51


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Meningkatnya jumlah kegiatan
pembinaan dan pendidikan/pembinaan politik daerah
pendidikan politik daerah
Menurunnya gangguan Jumlah kegiatan Patroli Pemeliharaan
terhadap ketertiban Tibum Tranmas
umum dan keamanan
masyarakat Jumlah kegiatan pengamanan hari
besar nasional dan hari besar
keagamaan
Meningkatnya Kepatuhan Jumlah Pelanggaran PERDA
Masyarakat terhadap
Perda dan Perkada Jumlah kegiatan pembinaan/
pelatihan/ bimbingan teknis bagi
anggota POL PP
Jumlah PPNS

Meningkatnya Jumlah anggota linmas desa terlatiih


pengetahuan dan dalam tanggap darurat
keterampilan anggota penanggulangan bencana
Sat.Linmas dalam Jumlah anggota linmas desa terlatiih
penanganan berbagai dalam pemeliharaan trantibum dan
tugas khususnya tanggap pengamanan wilayah
darurat penanggulangan
bencana
Meningkatkan Menurunnya Jumlah Bimbingan, Pelatihan dan Bantuan
penanganan dan Penyandang Masalah bagi PMKS dan Komunitas Adat
kemandirian Kesejahteraan Sosial,
penyandang masalah Berdayanya Komunitas Bimbingan, bantuan dan Pelestarian
kesejahteraan sosial Adat dan Pelestarian Nilai-nilai Keperintisan,
(PMKS), Melestarikan Nilai-nilai Keperintisan, Kepahlawanan dan Kesetiakawanan
Keperintisan, Kepahlawanan dan Sosial
Kepahlawanan dan Kesetiakawanan Sosial.
Kesetiakawanan Sosial. Terehabilitasi dan Bimbingan, Rehabilitasi dan Bantuan
Terbantunya Penyandang bagi Penyandang Disabilitas, Tuna
Disabilitas, Tuna Sosial, Sosial, ANKN, ODHA, ABH dan
Anak Nakal Korban BWBLP.
Narkotika (ANKN), Anak Penanganan WNI- Migran
Jalanan, ODHA, ABH, Bermasalah, Korban Perdagangan
BWBLP dan WNI- Migran Orang dan Korban Tindak Kekerasan
Bermasalah, Korban
Perdagangan Orang dan
Korban Tindak Kekerasan
Meningkatnya Pelayanan, Perlindungan dan Pelayanan bagi
Perlindungan dan Masyarakat Miskin melalui Sistem
Jaminan Sosial bagi Layanan dan Rujukan Terpadu
Masyarakat Miskin dan (SLRT)/SELARAS
Korban Bencana Alam. Pemenuhan Kebutuhan Dasar dan
Jaminan Sosial bagi Masyarakat
Miskin (Keluarga, Anak, Lanjut Usia,
Disabilitas Berat) dan Korban
Bencana
Meningkatkan Meningkatnya Partisipasi Pemberdayaan Potensi Sumber
Partisipasi Potensi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) : Peksos,
Sumber Kesejahteraan Kesejahteraan Sosial PSM, Karang Taruna, Tagana,
Sosial (PSKS) (PSKS) Keluarga Pioner, WPKS, Penyuluh
Sosial Masyarakat, TKSK dalam

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 52


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Penanganan Penyandang Masalah
Kesejahteraan Sosial (PMKS).

Pemberdayaan Lembaga Potensi


Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS) :
LKS, LK3, WKSBM dan Dunia Usaha
dalam Penanganan Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS).
Meningkatkan Peningkatan Partisipasi, Partisipasi Perempuan di Lembaga
perlindungan terhadap Pemberdayaan Pemerintah, Swasta dan Organisasi
anak dan perempuan Perempuan dan Perempuan
Pengembangan Hak-hak Pengembangan Hak-hak Anak
Anak
Peningkatan Kualitias Pemberdayaan dan Perlindungan
Hidup dan Perlindungan terhadap Perempuan
Perempuan & Anak Pencegahan dan Penanggulangan
WNI-Migran, Korban Perdagangan
Orang dan Korban Tindak Kekerasan
bagi Perempuan dan Anak
Mewujudkan tata Mewujudkan Reformasi Meningkatnya kualitas Jumlah PNS yang mengikuti
kelola birokrasi menuju tata dan Kompetensi aparatur pendidikan dan pelatihan
pemerintahan kelola pemerintahan kepemimpinan
yang bersih dan yang bersih dan Jumlah ASN yang mengikuti
professional profesional pendidikan dan pelatihan teknis
Jumlah CPNS yang mengikuti diklat
prajabatan
Sosialisasi Kediklatan
Hasil Kajian dalam Perencanaan
Kediklatan
Evaluasi Purna Diklat
Analisis Kebutuhan Diklat
Jumlah jenis diklat yang diakreditasi /
re akreditasi
Persentase Peningkatan Kompetensi
Pegawai
Tingkat partisipasi anggota KORPRI

Meningkatnya kapasitas sumber daya


aparatur
Meningkatnya disiplin Persentase Pelanggaran Disiplin
aparatur Pegawai
Tingkat disiplin aparatur
Tertatanya struktur Pelaksanaan Penataan kelembagaan
organisasi pemerintah sesuai dengan Peraturan perundang
yang efektif dan efisien Undangan
Pelaksanaan Penataan
Ketatalaksanaan sesuai dengan
Peraturan perundang Undangan
Meningkatnya Kualitas Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)
pelayanan Publik
Penatapan standar pelayanan dan
Maklumat pelayanan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 53


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Pelaksanaan Gelar Inovasi Pelayanan
Publik
penataan Pelayanan Perizinan
Terpadu Kecamatan (PATEN)

Cakupan pelayanan administrasi


perkantoran
Cakupan peningkatan sarana
prasarana aparatur
Meningkatnya kerjasama Jalinan kerjasama antara pemerintah
antar pemerintah daerah, daerah dengan pemerintah daerah
Instansi Pemerintah dan
Lembaga Non Pemerintah Jalinan kerjasama antara pemerintah
daerah dengan instansi pemerintah

Jalinan kerjasama antar pemerintah


daerah dengan pihak ke tiga dan
masyarakat
Meningkatnya Dokumen Batas Wilayah administrasi
pengelolaan administrasi pemerintahan yang ditetapkan
kewilayahan
Dokumen Daftar Rupa Bumi yang
dibakukan
Data dasar pemerintahan
Terwujudnya Pemekaran Persentase kelengkapan persyaratan
Kabupaten Sukabumi pemekaran Kabupaten Sukabumi

Dokumen pembentukan DOB


Kabupaten Sukabumi Utara

Terwujudnya LPPD,RPPD dan ELPPD


akuntabilitas
penyelenggaraan
pemerintahan daerah
Meningkatnya kapasitas Jumlah Pimpinan dan anggota DPRD
pimpinan dan anggota dalam mengikuti Bintek, Seminar,
DPRD Kabupaten Workshop, in house training dan
Sukabumi dalam Sosialiasi
produktifitas kedewanan
Meningkatnya kualitas Jumlah dialog/audiensi kepala daerah
pelayanan kedinasan dan wakil kepala daerah dengan
kepala daerah dan wakil tokoh masyarakat dan pimpinan
kepala daerah organisasi masyarakat
Jumlah Kunjungan kerja Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Tersedianya Produk Jumlah Peraturan Daerah Kabupaten


hukum yang diperlukan Sukabumi yang
masyarakat Disahkannya/ditetapkan
Persentase Produk hukum yang
disosialisasikan
Advokasi hukum aparatur
(perdata/ptun)

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 54


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Penyuluhan Hukum
Jumlah Perda yang diundangkan

Jumlah Perbup yang diundangkan

Jumlah Keputusan Bupati yang


diterbitkan
Data dan pemantauan sektor
investasi dan pengembangan BUMD

Data dan pemantauan sektor


pengembangan perekonomian dan
perajin
Data dan pemantauan sektor sumber
daya alam dan lingkungan hidup

Pembinaan Kesejahteraan Sosial

Lembaga Kemasyarakatan
Budaya dan Adat
Kabupaten Sukabumi sehat

Meningkatnya kualitas Jumlah Dokumen Perencanaan dan


perencanaan dan Evaluasi Pembangunan Daerah
pembangunan daerah
Konsistensi dokumen perencanaan

Jumlah Fasilitasi Program


Pembangunan
Meningkatnya birokrasi Rasio Aparat Pengawas Internal
yang profesional dan Pemerintah (APIP) yang profesional
akuntabel melalui pendidikan dan latihan teknis
substansi pengawasan dan Diklat
Fungsional (sertifikasi)
Terwujudnya Prosentasi Rekomendasi hasil
pemerintahan yang Pemeriksaan Reguler Inspektorat Kab,
bersih bebas korupsi Sukabumi yang ditindaklanjuti SKPD.
kolusi dan nepotisme Rata-rata jumlah temuan pada
Seluruh SKPD
Rasio SKPD yang menerapkan
manajemen resiko dibanding dengan
Seluruh SKPD di Kabupaten Sukabumi
dalam mewujudkan kinerja SKPD
yang baik.
Laporan Keuangan Pemerintah Derah
(LKPD) Kab. Sukabumi yang direviu
APIP
Prosentase dokumen Rencana Kerja
Anggaran (RKA) SKPD yang telah di
reviu APIP
Rasio SKPD Yang menerapkan SPIP
dengan Seluruh Jumlah total SKPD

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 55


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Rata-rata nilai hasil evaluasi AKIP
SKPD di lingkungan Pemerintah Kab.
Sukabumi
Rasio Aparat Sipil Negara yang wajib
menyampaikan LHKASN dengan
Jumlah seluruh ASN non pejabat
eselon 2 dan 3 di Kab. Sukabumi
Rasio SKPD yang memenuhi kriteria
Penilaian Mandiri Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi
Prosentase Kepala SKPD (PA), KPA
dan Bendahara Pengeluaran SKPD
yang meningkat pemahaman atas
hasil pemeriksaan mengikuti melalui
Rakor Hasil Pengawasan
Prosentase SKPD yang dilakukan
pemeriksaan tertentu
Rasio Penyelesaian Pengaduan
Masyarakat atau Lembaga dengan
jumlah pengaduan yang ditangani
Meningkatkan Tersedianya Pedoman Raperda dan Perbup APBD yang
efektifitas pengelolaan Pelaksanaan APBD ditetapkan
keuangan dan aset Perbup tentang Pergesaran
daerah Penjabaran
APBD yang ditetapkan
Tersedianya Laporan Laporan Keuangan yang akuntabel
Keuangan dan Aset Inventarisasi/ penatausahaan Barang
Daerah yang akuntabel milik daerah
Pengamanan Aset tanah
Jumlah Kebijakan tentang
pengelolaan keuangan dan asset
daerah yang ditetapkan
Cakupan pengelolaan laporan SKPD

Meningkatnya Kenaikan Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah (PAD)
pemungutan pajak (Tax performance
index)
Meningkatnya OPD yang menerapkan arsip secara
pengelolaan dan baku
pelayanan tata kearsipan Peningkatan Kegiatan SDM Pengelola
pemerintah daerah kearsipan
Meningkatkan Meningkatnya kualitas Cakupan Kepemilikan KK
pelayanan administrasi pelayanan administrasi Cakupan Kepemilikan KTP
kependudukan dan kependudukan
Cakupan Kepemilikan akta kelahiran
pencatatan sipil
Cakupan Penerbitan Akta Kematian

Jumlah SKPD yang terintegrasi


dengan basis data terpadu
kependudukan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 56


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Mengoptimalkan Tertib administrasi Fasilitasi pembahasan penyelesaian
pengelolaan pertanahan masalah pertanahan
administrasi pertanahan
Fasilitasi dan terinventarisasinya hak-
hak atas tanah Pemkab Sukabumi

Fasilitasi Penatagunaan Tanah

Membangun budaya Meningkatnya partisipasi Jumlah kelompok masyarakat yang


partisipasi masyarakat masyarakat dalam berpartisipasi dalam pembangunan
pembangunan
Capaian Realisasi PBB dan Retribusi
Daerah
Meningkatkan Meningkatnya Jumlah Penyelenggara Pemerintah
Profesionalisme Penyelenggara Desa yang terlatih
Aparatur Pemerintah Pemerintah Desa yang
Desa terlatih
Meningkatnya Jumlah Administrasi Desa yang
Pengelolaan Administrasi terkelola dengan baik
Desa
Meningkatkan Meningkatnya Jumlah Tenaga Teknis dan
Keberdayaan Keterampilan Tenaga Masyarakat yang terlatih
Masyarakat Pedesaan Teknis dan Masyarakat
Status Desa Tertinggal Jumlah Desa Sangat Tertinggal dan
dan Sangat Tertinggal Tertinggal yang statusnya meningkat

Meningkatnya Jumlah Kelompok Binaan Lembaga


Pemberdayaan Lembaga Kemasyarakatan Desa
dan Organisasi
Masyarakat
Pemanfaatan Teknologi Meningkatnya Penyampaian informasi publik
Informasi dan Penyebaran Informasi melalui jalinan komunikasi dan
Komunikasi dalam Pemda terhadap kerjasama dengan media
pelaksanaan Masyarkat luas baik
Penyelenggaraan internal maupun
Pemerintahan eksternal Kabupaten
Kabupaten Sukabumi melalui kerjasama
yang mendukung E- dengang media massa
Goverment baik media cetak, radio,
televisi maupun media
online
Meningkatnya Penyampaian informasi publik
Penyebaran Informasi melalui media informasi yang di
Pemda terhadap kelola Pemerintah Daerah
Masyarakat luas baik Fasilitasi Pengadaan Barang dan Jasa
internal maupun Pemerintah secara Elektronik (LPSE)
eksternal Kabupaten
melalui Media yang
dikelola oleh Pemerintah
Daerah (website, Sistem
Elektronik serta Media
Sosial) dan melalui media
tradisional

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 57


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Meningkatkan kualitas Terintegrasinya Sistem Informasi
dan kuantitas Manajemen Pemda berbasis IT
Penyelenggaraan
Pemerintahan Kabupaten Tersedianya Prasarana, Sarana dan
Sukabumi berbasis IT Fasilitas Kominfo
menuju e-government
Meningkatnya Pembinaan dan
Pengawasan Penggunaan TIK

Meningkatnya penataan dan


pengawasan menara telekomuniasi

Terlaksananya pengadaan Jumlah aparatur yang memahami


barang dan jasa secara pengadaan barang dan jasa secara
elektronik elektronik
Pengadaan secara elektronik (e-
purchasing dan e-catalog)

Jumlah aparat desa yang memahami


pengadaan barang dan jasa secara
elektronik
Sertifikasi Pengadaan Barang/Jasa

Rekapitulasi Pelaksanaan Anggaran


OPD & DPPA-OPD

Laporan Pengegendalian dan Evaluasi


Penyerapan Anggaran (TEPA)

Optimalisasi Meningkatkan Derajat Meningkatnya kualitas BOR sesuai standar (Bed Occupancy
pelayanan publik Kesehatan Masyarakat pelayanan Rumah Sakit Ratio nilai standar 60-85%)
khususnya di
bidang kesehatan, ALOS sesuai standar (Average Lange
pendidikan dan Of Stay nilai standar 3-5 hari)
infrastruktur
TOI sesuai standar (Turn Over Interval
nilai standar 1-3 hari)
Menurunkan angka NDR ( Net Death
Rate nilai standar <25 ‰)

Menurunkan angka GDR (Gross


Death Rate nilai standar < 45 ‰)

Frekuensi pemakaian tempat tidur (


Bed Turn Over /BTO ) nilai standar
40-50 kali
Jumlah Kunjungan pasien Instalasi
gawat darurat
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat
Jalan
kepuasan costumer baik (Nilai baik
antara 62,51 - 81,25)

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 58


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
BOR sesuai standar (Bed Occupancy
Ratio nilai standar 60-85%)

ALOS sesuai standar (Average Lange


Of Stay nilai standar 3-5 hari)

TOI sesuai standar (Turn Over Interval


nilai standar 1-3 hari)

Menurunkan angka NDR ( Net Death


Rate nilai standar <25 ‰)

Menurunkan angka GDR (Gross


Death Rate nilai standar < 45 ‰)

Frekuensi pemakaian tempat tidur (


Bed Turn Over /BTO ) nilai standar
40-50 kali
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan

Jumlah Kunjungan pasien Instalasi


gawat darurat
kepuasan costumer baik ( nilai baik
antara 62,51 - 81,25)

BOR sesuai standar (Bed Occupancy


Ratio nilai standar 60-85%)

ALOS sesuai standar (Average Lange


Of Stay nilai standar 3-5 hari)

TOI sesuai standar (Turn Over Interval


nilai standar 1-3 hari)

Menurunkan angka NDR ( Net Death


Rate nilai standar <25 ‰)

Menurunkan angka GDR (Gross


Death Rate nilai standar < 45 ‰)

Frekuensi pemakaian tempat tidur (


Bed Turn Over /BTO ) nilai standar
40-50 kali
Jumlah Kunjungan Pasien Rawat Jalan

Jumlah Kunjungan pasien Instalasi


gawat darurat
kepuasan costumer baik ( nilai baik
antara 62,51 - 81,25)

Tersedianya obat, bahan Tersedianya obat, perbekalan


kimia dan perbekalan kesehatan
kesehatan Tersedianya obat Program

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 59


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Tersedianya bahan kimia/reagensia
untuk pemeriksaan kesehatan

Pembinaan Kesehatan Ibu cakupan Puskesmas yang


dan Reproduksi melaksanakan kelas ibu hamil

cakupan Puskesmas yang melakukan


orientasi program perencanaan
persalinan dan pencegahan
komplikasi (P4K)
Cakupan komplikasi kebidanan yang
ditangani
Cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan
Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas

Cakupan Kunjungan Neonatal


Pertama (KN1) sesuai standar

Cakupan Kunjungan Neonatal


Lengkap (KNL) sesuai standar

Cakupan Neonatal dengan Komplikasi


yang ditangani
Cakupan Kunjungan Bayi
cakupan peserta KB aktif
Menurunnya kasus Menurunnya Jumlah Kematian Ibu
kematian ibu dan bayi
Menurunnya Angka Kematian Bayi

Menurunnya angka Cakupan Pelayanan Anak Balita


kesakitan
Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk peserta
didik kelas 1
Puskesmas yang melaksanakan
penjaringan kesehatan untuk peserta
didik kelas 7 dan 10
Puskesmas yang menyelenggarakan
kegiatan kesehatan remaja

Jumlah Puskesmas yang


menyelenggarakan kegiatan
kesehatan lansia
Meningkatnya Persentase Puskesmas yang
pembinaan upaya menyelenggarakan kesehatan kerja
kesehatan kerja dan dasar
olahraga Jumlah pos UKK yang terbentuk di
daerah PPI/TPI

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 60


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Persentase Puskesmas yang
melaksanakan kegiatan kesehatan
olah raga pada kelompok masyarakat
di wilayah kerjanya
Meningkatnya Persentase Puskesmas yang
pembinaan, menyelenggarakan kesehatan
pengembangan dan tradisional dan kimplementer
pengawasan upaya
kesehatan tradisional dan
komplementer
Meningkatnya mutu dan Jumlah puskesmas yang menerapkan
akses pelayanan Pelayanan Keperawatan Kesehatan
keperawatan, kebidanan Masyarakat (Perkesmas)
dan keteknisian medik
Meningkatnya akses Jumlah Puskesmas non rawat inap
pelayanan kesehatan dan Puskesmas rawat inap yang
dasar yang berkualitas memberikan pelayanan sesuai
bagi masyarakat standar
Jumlah Puskesmas yang telah
melaksanakan manajemen
Puskesmas
Meningkatnya Mutu dan Jumlah Puskesmas yang
Akses Pelayanan menyelenggarakan pelayanan
Kesehatan Jiwa dan kesehatan jiwa dan NAPZA
NAPZA Jumlah Puskesmas yang
melaksanakan pelayanan kesehatan
Gigi dan Mulut
Jumlah Puskesmas yang memberikan
pelayanan laboratorium

Jumlah Puskesmas yang memberikan


pelayanan Kesehatan Indra

Meningkatnya layanan Jumlah Penduduk Penerima Bantuan


kesehatan untuk Iuran (PBI) yang menjadi peserta
masyarakat jaminan kesehatan nasional (JKN)
Meningkatnya layanan Cakupan pelayanan kesehatan pasien
kesehatan untuk masyarakat miskin di fasilitas
masyarakat miskin kesehatan
Meningkatnya pelayanan Ibu hamil KEK yang mendapat
gizi masyarakat makanan tambahan

Ibu hamil yang mendapat Tablet


Tambah Darah (TTD) 90 tablet selama
masa kehamilan
Bayi usia kurang dari 6 bulan yang
mendapat ASI eksklusif

Bayi baru lahir mendapat Inisiasi


Menyusu Dini (IMD)

Balita kurus yang mendapat makanan


tambahan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 61


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Remaja puteri yang mendapat Tablet
Tambah Darah (TTD)

Balita gizi Sangat Kurus mendapat


perawatan
Pemberian makanan pendamping ASI
pada anak usia 6 - 24 bulan keluarga
miskin
Meningkatnya kualitas Cakupan sarana air bersih (SAB)
kesehatan lingkungan
Cakupan Rumah Sehat
Cakupan Akses Jamban Keluarga
(JAGA)
Cakupan Angka Bebas Jentik

Cakupan Saluran Pembuangan Air


Limbah (SPAL)

Cakupan Tempat Sampah


Meningkatnya perilaku kebijakan publik yang berwawasan
hidup bersih dan sehat kesehatan
Cakupan PHBS di Tatanan RT

Cakupan strata desa siaga aktif

Cakupan sekolah yang


mempromosikan kesehatan

Jumlah Tema pesan dalam


komunikasi, informasi dan edukasi
kepada masyarakat
Jumlah dunia usaha yang
memanfaatkan CSR-nya untuk
program kesehatan
Menurunnya angka Cakupan penemuan dan penanganan
kesakitan akibat penyakit penderita penyakit TBC BTA
menular dan penyakit
tidak menular Meningkatnya angka kesembuhan
penderita TB Paru BTA Positif

Cakupan penemuan dan penanganan


penderita penyakit DBD

Cakupan balita dengan pneumonia


yang ditangani

Cakupan penemuan dan penanganan


penderita Diare

Cakupan Penemuan dan Penanganan


Kasus Penderita Filariasis

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 62


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Cakupan Penemuan dan Penanganan
suspect Flu Burung

Cakupan Penemuan dan Penanganan


Kasus Penderita Kusta

Cakupan Penemuan dan Penanganan


Kasus Penderita HIV/AIDS

Annual Paracite Index (API) Malaria

Cakupan Penemuan dan Penanganan


Kasus Penderita Rabies

Persentase PKM yang melaksanakan


pengendalian PTM Terpadu

Persentase desa / kelurahan yang


melaksanakan kegiatan posbindu
PTM
Persentase perempuan usia 30- 50
Tahun yang dideteksi dini kanker
serviks dan payudara
Persentase Puskesmas Yang
melaksanakan Kebijakan Kawasan
Tanpa Rokok (KTR), minimal 50 %
sekolah
Prevalensi tekanan darah tinggi

Mempertahankan Prevalen Obesitas

Prevalensi merokok pada penduduk


usia <= 18Tahun

Cakupan Desa/Kelurahan mengalami


KLB yang dilakukan Penyelidikan
Epidemiologi kurang dari 24 Jam
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate per
100.000 penduduk < 15 th

Cakupan Desa/kelurahan Universal


Child Immunization (UCI)

Meningkatnya Kesehatan Cakupan Pemeriksaan dan


Jemaah Haji Kab. pembinaan Kesehatan Jemaah Haji
Sukabumi
Cakupan penanggulangan krisis
kesehatan akibat bencana

Cakupan Tenaga Kesehatan Berizin di


Praktek Mandiri dan Sarana
Kesehatan
Cakupan Sarana Kesehatan Berizin

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 63


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Cakupan Sertifikasi Produk Kesehatan
Rumah Tangga

Cakupan Puskesmas Terakreditasi

Cakupan Puskesmas dengan Sistem


Informasi Terintegrasi

Jumlah SDM Kesehatan yang


ditingkatkan kompetensinya
(kumulatif)
meningkatnya akses Peningkatan fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan
Mengendalikan laju menurunnya laju cakupan pasangan usia subur (PUS)
pertumbuhan penduduk pertumbuhan penduduk yang istrinya dibawah 20 tahun.
dalam mewujudkan
penduduk tumbuh cakupan sasaran pasangan usia subur
seimbang dan menjadi peserta KB aktif
berkualitas
cakupan pasangan yang ingin ber-KB
tidak terpenuhi (Unmet Need)

Ratio Petugas lapangan keluarga


berencana/penyuluh Keluarga
Berencana (PLKB/PKB) 1 petugas
disetiap 2 (dua) desa/kelurahan
Ratio pembantu pembina keluarga
berencana (PPKBD) 1 (satu) petugas
di setiap desa/kelurahan
cakupan penyedia alat dan obat
kontrasepsi untuk memenuhi
permintaan masyarakat setiap tahun
cakupan penyedia informasi data
mikro keluarga di setiap
desa/kelurahan setiap tahun
meningkatnya kesertaan cakupan anggota bina keluarga balita
ber-KB pasangan usia (BKB) ber-KB
subur (PUS) Pra-KS dan KS
1 anggota kelompok Cakupan PUS peserta KB anggota
usaha ekonomi produktif usaha peningkaatan pendapatan
dari 80 persen menjadi 82 keluarga sejahtera (UPPKS) yang ber-
persen dan pembinaan KB
keluarga menjadi sekitar
70 persen.
Meningkatkan budaya Terwujudnya Jumlah koleksi bahan perpustakaan di
baca masyarakat pembudayaan gemar Kab. Sukabumi
membaca masyarakat
Jumlah Pengunjung Perpustakaan

Tingkat kompetensi Pengelola


perpustakaan
Meningkatkan akses dan Meningkatnya akses dan APK SD Sederajat
kualitas layanan mutu layanan pendidikan APM SD Sederajat

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 64


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
pendidikan untuk APK SMP Sederajat
menghasilkan SDM yang APM SMP Sederajat
religius, mandiri dan
Angka kelulusan SD
berdaya saing
Angka Kelulusan SMP
Angka Mengulang Kelas SD

Angka DO SD
Angka DO SMP
Angka melanjutkan dari SD Sederajat
ke SMP Sederajat
Angka melanjutkan dari SMP
Sederajat ke SMA Sederajat

Rata-rata nilai ujian akhir SD

Rata-rata nilai ujian nasional SMP


Jumlah SD yang memenuhi SPM
Jumlah SMP yang memenuhi SPM

SD yang biaya operasionalnya


terbantu dana APBD
SMP yang biaya operasionalnya
terbantu dana APBD
APK PAUD (3-6 tahun)
Jumlah lembaga PAUD yang memiliki
ruang kelas untuk belajar
Jumlah PAUD yang
menyelenggarakan pembinaan
pendidikan keluarga (parenting)
Angka kelulusan Paket A
Angka kelulusan Paket B
Angka kelulusan Paket C
Meningkatkan Angka Melek Huruf

Setiap SD/MI memiliki jumlah guru


kelas yang cukup (rasio antara guru
kelas dengan jumlah siswa 1 : 32
orang)
Setiap SMP tersedia 1 (satu) orang
guru untuk setiap mata pelajaran (11
mata pelajaran), dan untuk daerah
khusus tersedia 1 (satu) orang guru
untuk setiap rumpun mata pelajaran
(7 rumpun)
Jumlah guru yang memenuhi
kualifikasi S1/D-IV di setiap SD/MI
minimal 2 orang untuk setiap satuan
pendidikan
Di setiap SMP tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
sebanyak 70% atau lebih (untuk
daerah khusus sebanyak 40% atau
lebih)

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 65


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
Jumlah guru yang disertifikasi sebagai
pendidik di SD/MI minimal 2 orang
untuk setiap satuan pendidikan
Di setiap SMP tersedia guru dengan
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
35% atau lebih (untuk daerah khusus
20% atau lebih) dari keseluruhan guru
telah memiliki sertifikat pendidik
PTK PAUD yang lulus KMD
PTK SD yang lulus KMD
PTK SMP yang lulus KMD
Setiap SD memiliki tenaga
kependidikan terlatih dan
bersertifikat
Setiap SMP memiliki tenaga
kependidikan terlatih dan
bersertifikat
Persentase kepala sekolah jenjang SD
dan SMP yang telah mengikuti diklat
calon kepala sekolah
Satuan Pendidikan Formal TK dan
Jenjang pendidikan dasar yang
terakreditasi minimal baik
jumlah TK terakreditasi
jumlah SD terakreditasi
jumlah SMP terakreditasi
Satuan Pendidikan Nonformal yang
terakreditasi minimal baik
jumlah PAUD terakreditasi
jumlah LKP terakreditasi
jumlah PKBM terakreditasi

Meningkatnya Jumlah Basis Data Pendidikan


manajemen dan tata (Berbasis Sekolah dan Berbasis
kelola pendidikan Masyarakat)
Jumlah Dokumen Rencana dan
Pelaporan Pendidikan
Jumlah SOP Pendidikan
Jumlah Aplikasi yang dikembangkan
untuk meningkatkan efektifitas tata
kelola pendidikan
Jumlah Percontohan Sekolah Sehat
disetiap jenjang satuan pendidikan
Jumlah dokumen rencana
manajemen pengembangan
kurikulum dan proses pembelajran
yang efektif
Skor LAKIP minimal 80
mewujudkan penataan terwujudnya Perda Dokumen RDTR
ruang yang terpadu dan perencanaan, Dokumen RTBL
berkelanjutan pemanfaatan dan Dokumen Pengawasan dan
pengendalian tata ruang Pengendalian pemanfaatan Ruang

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 66


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
yang efisien, produktif, mekanisme dan Tata cara perizinan
berkelanjutan dan dalam rangka pemanfaatan dan
berdaya saing dibidang penataan ruang
agribisnis, pariwisata dan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
industri
masterplan pertamanan dan
pemakaman
Mewujudkan meningkatnya daya Penanganan Tanggap Darurat
pengelolaan lingkungan dukung dan daya
hidup berkelanjutan dan tampung lingkungan serta Terpenuhi dan terdistribusikannya
penanggulangan kualitas penanganan kebutuhan logistik untuk korban
bencana yang handal bencana bencana
jumlah pelaksanaan upaya mitigasi
bencana
Terselenggaranya Rehabilitasi dan
Rekonstruksi pasca bencana

meningkatnya cakupan Cakupan pelayanan bencana


pelayanan bencana kebakaran di kabupaten
kebakaran
tingkat waktu tanggap (response time
rate) daerah layanan WMK

persentase aparatur pemadam


kebakaran yang memenuhi standar
kualifikasi
jumlah mobil pemadam kebakaran di
atas 3000-5000 liter pada WMK

Jumlah Sumber daya manusia yang


terlatih dan sigap dalam upaya
mitigasi bencana kebakaran
Meningkatkan meningkatnya kualitas persentase tingkat kondisi jalan
ketersediaan dan infrastruktur jalan dan kabupaten baik dan sedang
kualitas infrastruktur jembatan
Persentase terhubungnya pusat -
daerah yang
pusat kegiatan dan pusat produksi di
mendukung
wilayah kabupaten
perekonomian
pelayaanan informasi tentang
Infrastruktur
ketersediaan sarana pengelolaan
jalan
Terbangunnya ruas jalan baru

Meningkatnya Tingkat kondisi baik jaringan irigasi di


infrastruktur sumber daerah irigasi kewenangan kabupaten
daya air dan irigasi untuk
konservasi, peningkatan kapasitas lembaga
pendayagunaan pengelola irigasi baik SDM, regulasi
sumberdaya air, serta maupun sarana prasarananya
pengendalian daya rusak Tingkat kondisi infrastruktur sumber
air daya air dalam rangka konservasi
sungai, danau dan sumber daya air
lainnya

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 67


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
meningkatnya kondisi Cakupan layanan air minum
sarana dan prasarana perdesaan
dasar permukiman cakupan pelayanan air minum
perkotaan
cakupan pelayanan air limbah
domestik
Persentase pengurangan sampah
perkotaan
Persentase pengangkutan sampah

Persentase pengoperasian TPA

kawasan kumuh
Tersedianya Pelayanan Jaringan
Drainase Skala Kawasan dan Skala
Kota
Pengurangan Luas Genangan

meningkatnya cakupan rumah layak huni


ketersediaan dan kualitas Cakupan Lingkungan Yang Sehat dan
perumahan Aman yang didukung dengan PSU

Meningkatnya cakupan pelayanan informasi jasa


ketersediaan informasi konstruksi
jasa konstruksi dan
kualitas layanan perizinan cakupan pelayanan Izin Usaha Jasa
usaha jasa konstruksi Konstruksi (IUJK)

meningkatkan Meningkatnya kualitas Tersedianya simpul jaringan


ketersediaan infrastruktur dasar transportasi berbasis jalan dan
infrastruktur untuk masyarakat keretaapi
peningkatan Tersedianya simpul jaringan
produktifitas ekonomi transportasi berbasis perairan
dan pelayanan dasar
Tersedianya perlengkapan Jalan
(Fasilitas Lalu lintas dan PJU)

Tersedianya navigasi dan fasilitas


keselamatan pelayaran

Tersedianya sarana angkutan umum


publik dan operasional perhubungan

Menurunnya tingkat kemacetan lalu


lintas di jalan

Menurunnya tingkat pelanggaran lalu


lintas dan angkutan jalan

meningkatnya pengawasan dan


pengendalian perairan

meningkatnya kinerja angkutan


umum

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 68


Misi Tujuan Sasaran Indikator Kinerja

1 2 3 4
meningkatnya kualitas pelayanan
perhubungan
Meningkatnya jumlah kendaraan
yang melaksanaan pengujian
kendaraan bermotor
Meningkatnya kualitas Peralatan
Pengujian Kendaraan Bermotor

Meningkatnya Pelopor Keselamatan


Transportasi
Meningkatnya pembinaan dan audit
keselamatan transportasi

Pengendalian meningkatnya Penanganan Pengaduan Lingkungan


pencemaran dan pengendalian Hidup
kerusakan lingkungan pencemaran dan
hidup kerusakan lingkungan Jumlah Masyarakat,
hidup Lembaga/Kelompok Masyarakat,
Stakeholders dalam Pengelolaan
Lingkungan Hidup
menurunnya jumlah pencemaran air
sungai
menurunnya jumlah pencemaran
udara
tertanganinya izin lingkungan dan izin
PPLH
menurunnya pencemaran akibat
limbah B3 dan sampah

Meningkatkan Meningkatnya Persentase Peningkatan Pengelolaan


Perlindungan, Perlindungan, Rehabilitasi Tutupan Lahan (Vegetasi)
Rehabilitasi dan dan Konservasi Sumber
Konservasi Sumber Daya Daya Alam serta Persentase Peningkatan Pengelolaan
Alam keanekaragaman hayati Taman Keanekaragaman Hayati

meningkatnya ekosistem Persentase Peningkatan Pengelolaan


dan sumber daya pesisir dan Rehabilitasi Ekosistem dan
Sumber Daya Pesisir

3.3 Telaahan Rencana Strategis Kementrian Kesehatan Republik Indonesia dan


Rencana Strategis Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat

3.3.1 Telaahan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh


semua komponen Bangsa Indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 69


sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Keberhasilan
pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program
dan sektor, serta kesinambungan dengan upaya-upaya yang telah dilaksanakan oleh
periode sebelumnya.
Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional (SPPN) mengamanatkan bahwa setiap kementerian perlu menyusun Rencana
Strategis (Renstra) yang mengacu pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN). Dengan telah ditetapkannya RPJMN 2015-2019 maka Kementerian
Kesehatan menyusun Renstra Tahun 2015-2019. Renstra Kementerian Kesehatan
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif memuat program-program
pembangunan kesehatan yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan dan
menjadi acuan dalam penyusunan perencanaan tahunan. Penyusunan Renstra
Kementerian Kesehatan dilaksanakan melalui pendekatan: teknokratik, politik,
partisipatif, atasbawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-up).
Pembangunan kesehatan pada periode 2015-2019 adalah Program Indonesia Sehat
dengan sasaran meningkatkan derajat kesehatan dan status gizi masyarakat melalui
melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan masyarakat yang didukung dengan
perlindungan finansial dan pemeratan pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN
2015-2019 adalah: (1) meningkatnya status kesehatan dan gizi ibu dan anak; (2)
meningkatnya pengendalian penyakit; (3) meningkatnya akses dan mutu pelayanan
kesehatan dasar dan rujukan terutama di daerah terpencil, tertinggal dan perbatasan;
(4) meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan universal melalui Kartu Indonesia
Sehat dan kualitas pengelolaan SJSN Kesehatan, (5) terpenuhinya kebutuhan tenaga
kesehatan, obat dan vaksin; serta (6) meningkatkan responsivitas sistem kesehatan.
Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma sehat,
penguatan pelayanan kesehatan dan jaminan kesehatan nasional: 1) pilar paradigma
sehat di lakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan promotif preventif dan pemberdayaan masyarakat; 2) penguatan pelayanan
kesehatan dilakukan dengan strategi peningkatan akses pelayanan kesehatan,
optimalisasi sistem rujukan dan peningkatan mutu pelayanan kesehatan,
menggunakan pendekatan continuum of care dan intervensi berbasis risiko kesehatan;
3) sementara itu jaminan kesehatan nasional dilakukan dengan strategi perluasan
sasaran dan benefit serta kendali mutu dan kendali biaya.

Dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2015-2019 tidak ada visi dan misi,
namun mengikuti visi dan misi Presiden Republik Indonesia yaitu “Terwujudnya
Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotongroyong”.
Upaya untuk mewujudkan visi ini adalah melalui 7 misi pembangunan yaitu:
1. Terwujudnya keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,
menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan
mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesinambungan dan demokratis berlandaskan
negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas dan aktif serta memperkuat jati diri sebagai
negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia lndonesia yang tinggi, maju dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 70


6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan
berbasiskan kepentingan nasional, serta
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Selanjutnya terdapat 9 agenda prioritas yang dikenal dengan NAWACITA yang ingin
diwujudkan pada Kabinet Kerja, yakni:
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan
rasa aman pada seluruh warga Negara.
2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia.
6. Meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh ke-Bhineka-an dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.

Kementerian Kesehatan mempunyai peran dan berkonstribusi dalam tercapainya


seluruh Nawa Cita terutama terutama dalam meningkatkan kualitas hidup manusia
Indonesia.

A. TUJUAN

Terdapat dua tujuan Kementerian Kesehatan pada tahun 2015-2019, yaitu:


1) meningkatnya status kesehatan masyarakat dan;
2) meningkatnya daya tanggap (responsiveness) dan perlindungan masyarakat
terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan.
Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan pada semua kontinum siklus
kehidupan (life cycle), yaitu bayi, balita, anak usia sekolah, remaja, kelompok usia
kerja, maternal, dan kelompok lansia.

Tujuan indikator Kementerian Kesehatan bersifat dampak (impact atau outcome).


dalam peningkatan status kesehatan masyarakat, indikator yang akan dicapai
adalah:
1. Menurunnya angka kematian ibu dari 359 per 100.00 kelahiran hidup (SP
2010), 346 menjadi 306 per 100.000 kelahiran hidup (SDKI 2012).
2. Menurunnya angka kematian bayi dari 32 menjadi 24 per 1.000 kelahiran
hidup.
3. Menurunnya persentase BBLR dari 10,2% menjadi 8%.
4. Meningkatnya upaya peningkatan promosi kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat, serta pembiayaan kegiatan promotif dan preventif.
5. Meningkatnya upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 71


Sedangkan dalam rangka meningkatkan daya tanggap (responsiveness) dan
perlindungan masyarakat terhadap risiko sosial dan finansial di bidang kesehatan,
maka ukuran yang akan dicapai adalah:
1. Menurunnya beban rumah tangga untuk membiayai pelayanan kesehatan
setelah memiliki jaminan kesehatan, dari 37% menjadi 10%
2. Meningkatnya indeks responsiveness terhadap pelayanan kesehatan dari 6,80
menjadi 8,00.

B. SASARAN STRATEGIS

Sasaran Strategis Kementerian Kesehatan adalah:

1. Meningkatnya Kesehatan Masyarakat, dengan sasaran yang akan dicapai


adalah:
a. Meningkatnya persentase persalinan di fasilitas kesehatan sebesar
85%.
b. Menurunnya persentase ibu hamil kurang energi kronik sebesar 18,2%.
c. Meningkatnya persentase kabupaten dan kota yang memiliki kebijakan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sebesar 80%.

2. Meningkatnya Pengendalian Penyakit, dengan sasaran yang akan dicapai


adalah:
a. Persentase kab/kota yang memenuhi kualitas kesehatan lingkungan
sebesar 40%.
b. Penurunan kasus Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I) tertentu sebesar 40%.
c. Kab/Kota yang mampu melaksanakan kesiapsiagaan dalam
penanggulangan kedaruratan kesehatan masyarakat yang berpotensi
wabah sebesar 100%.
d. Menurunnya prevalensi merokok pada pada usia ≤ 18 tahun sebesar
5,4%.

3. Meningkatnya Akses dan Mutu Fasilitas Pelayanan Kesehatan, dengan


sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah kecamatan yang memiliki minimal 1 Puskesmas yang
terakreditasi sebanyak 5.600.
b. Jumlah kab/kota yang memiliki minimal 1 RSUD yang terakreditasi
sebanyak 481 kab/kota.

4. Meningkatnya akses, kemandirian, dan mutu sediaan farmasi dan alat


kesehatan, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase ketersediaan obat dan vaksin di Puskesmas sebesar 90%.
b. Jumlah bahan baku obat, obat tradisional serta alat kesehatan yang
diproduksi di dalam negeri sebanyak 35 jenis.
c. Persentase produk alat kesehatan dan PKRT di peredaran yang
memenuhi syarat sebesar 83%.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 72


5. Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas dan Pemerataan Tenaga Kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah Puskesmas yang minimal memiliki 5 jenis tenaga kesehatan
sebanyak 5.600 Puskesmas.
b. Persentase RS kab/kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar
dan 3 dokter spesialis penunjang sebesar 60%.
c. Jumlah SDM Kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya sebanyak
56,910 orang.

6. Meningkatnya sinergitas antar Kementerian/Lembaga, dengan sasaran


yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya jumlah kementerian lain yang mendukung pembangunan
kesehatan.
b. Meningkatnya persentase kab/kota yang mendapat predikat baik dalam
pelaksanaan SPM sebesar 80%.

7. Meningkatnya daya guna kemitraan dalam dan luar negeri, dengan sasaran
yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah dunia usaha yang memanfaatkan CSR untuk program kesehatan
sebesar 20%.
b. Jumlah organisasi kemasyarakatan yangmemanfaatkan sumber dayanya
untuk mendukung kesehatan sebanyak 15.
c. Jumlah kesepakatan kerja sama luar negeri di bidang kesehatan yang
diimplementasikan sebanyak 40.

8. Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-


evaluasi, dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah provinsi yang memiliki rencana lima tahundan anggaran
kesehatan terintegrasi dari berbagai sumber sebanyak 34 provinsi.
b. Jumlah rekomendasi monitoring evaluasi terpadu sebanyak 100
rekomendasi.

9. Meningkatnya efektivitas penelitian dan pengembangan kesehatan, dengan


sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Jumlah hasil penelitian yang didaftarkan HKI sebanyak 35 buah.
b. Jumlah rekomendasi kebijakan berbasis penelitian dan pengembangan
kesehatan yang diadvokasikan ke pengelola program kesehatan dan
atau pemangku kepentingan sebanyak 120 rekomendasi.
c. Jumlah laporan Riset Kesehatan Nasional (Riskesnas) bidang kesehatan
dan gizi masyarakat sebanyak 5 laporan.

10. Meningkatnya tata kelola kepemerintahan yang baik da bersih, dengan


sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Persentase satuan kerja yang dilakukan audit memiliki temuan kerugian
negara ≤1% sebesar 100%.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 73


11. Meningkatnya kompetensi dan kinerja aparatur Kementerian Kesehatan,
dengan sasaran yang akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase pejabat struktural di lingkungan Kementerian
Kesehatan yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan sebesar 90%.
b. Meningkatnya persentase pegawai Kementerian Kesehatan dengan nilai
kinerja minimal baik sebesar 94%.

12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan integrasi, dengan sasaran yang


akan dicapai adalah:
a. Meningkatnya persentase Kab/Kota yang melaporkan data kesehatan
prioritas secara lengkap dan tepat waktu sebesar 80%.
b. Persentase tersedianya jaringan komunikasi data yang diperuntukkan
untuk akses pelayanan e-health sebesar 50%

3.3.2 Visi dan Misi Pembangunan dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat

a. Visi

RPJMD Provinsi Jawa Barat 2013-2018 merupakan tahap ketiga dari Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2005-2025 yaitu tahap
memantapkan pembangunan secara menyeluruh dalam rangka penyiapan
kemandirian masyarakat Jawa Barat. Dengan mempertimbangkan potensi,
kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang serta isu-isu strategis yang
terjadi di Jawa Barat, maka Visi Tahun 2013-2018 yaitu:

"Jawa Barat Maju dan Sejahtera Untuk Semua"

Makna yang terkandung dalam visi tersebut dijabarkan sebagai berikut:

Maju : adalah sikap dan kondisi masyarakat yang produktif,


berdaya saing dan mandiri, terampil dan inovatif dengan
tetap dapat menjaga tatanan sosial masyarakat yang
toleran, rasional, bijak dan adaptif terhadap dinamika
perubahan namun tetap berpegang pada nilai budaya
serta kearifan lokal dan berdaulat secara pangan,
ketahanan ekonomi dan sosial.

Sejahtera : adalah sikap dan kondisi masyarakat Jawa Barat yang


secara lahir dan batin mendapatkan rasa aman dan
makmur dalam menjalani kehidupan.

Untuk Semua : adalah kondisi dimana hasil pembangunan dapat dirasakan oleh
seluruh lapisan, elemen dan komponen masyarakat.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 74


b. Misi

Dalam rangka pencapaian visi yang telah ditetapkan dengan memperhatikan


kondisi dan permasalahan yang ada, tantangan ke depan, serta
memperhitungkan peluang yang dimiliki, maka ditetapkan 5 (lima) misi sebagai
berikut:

Misi Pertama, Membangun Masyarakat yang Berkualitas dan Berdaya saing.


Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Masyarakat Jawa Barat
yang agamis, berakhlak mulia, sehat, cerdas, bermoral, berbudaya IPTEK,
memiliki spirit juara dan siap berkompetisi.

Misi Kedua, Membangun Perekonomian yang Kokoh dan Berkeadilan. Hal ini
untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu Perekonomian Jawa Barat yang
semakin maju dan berdaya saing, bersinergi antar skala usaha, berbasis
ekonomi pertanian dan non pertanian yang mampu menarik investasi dalam
dan luar negeri, menyerap banyak tenaga kerja, serta memberikan pemerataan
kesejahteraan bagi seluruh masyarakat.

Misi Ketiga, Meningkatkan Kinerja Pemerintahan, Profesionalisme Aparatur,


dan Perluasan Partisipasi Publik. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat
2018 yaitu Pemerintahan Jawa Barat yang bermutu dan akuntabel, handal dan
terpercaya dalam pelayanan yang ditopang oleh aparatur profesional, sistem
yang modern berbasis IPTEK menuju tatakelola pemerintahan yang baik (Good
Governance) dan pemerintahan yang bersih (Clean Government) serta
menerapkan model manajemen pemerintahan hibrida yang mengkombinasikan
manajemen berbasis kabupaten/kota dengan manajemen lintas
kabupaten/kota.

Misi Keempat, Mewujudkan Jawa Barat yang Nyaman dan Pembangunan


Infrastruktur Strategis yang Berkelanjutan. Hal ini untuk menciptakan sosok
Jawa Barat 2018 yaitu Pembangunan Jawa Barat yang selaras dengan kondisi
daya dukung dan daya tampung lingkungan, memiliki infrastruktur dasar yang
memadai, serta didukung oleh tersedianya infrastruktur yang mampu
meningkatkan konektivitas antar wilayah dan pertumbuhan ekonomi.

Misi Kelima, Meningkatkan Kehidupan Sosial, Seni dan Budaya, Peran


Pemuda dan Olah Raga serta Pengembangan Pariwisata dalam Bingkai
Kearifan Lokal. Hal ini untuk menciptakan sosok Jawa Barat 2018 yaitu
Kehidupan sosial kemasyarakatan yang kokoh dan berbudaya yang bercirikan
tingginya pemanfaatan modal sosial dalam pembangunan, meningkatnya
ketahanan keluarga, menurunnya jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS), tingginya peran pemuda dalam pembangunan, meningkatnya
prestasi olah raga tingkat nasional dan internasional, terpeliharanya seni dan
warisan budaya dan industri pariwisata yang berdaya saing dalam bingkai
kearifan lokal.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 75


Misi tersebut akan dicapai berdasarkan nilai-nilai agama dan budaya daerah,
serta dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintahan, sebagai berikut:

1. Good Governance (tata kelola kepemerintahan), yaitu pengelolaan


pemerintahan yang baik dan bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN)
untuk menciptakan penyelenggaraan negara yang seimbang, bertanggung
jawab, efektif dan efisien, dengan menjaga keserasian interaksi yang
konstruktif di antara pemerintah, swasta dan masyarakat;
2. Integrity (integritas), yaitu suatu kesatuan perilaku yang melekat pada
prinsipprinsip moral dan etika, terutama mengenai karakter moral dan
kejujuran, yang dihasilkan dari suatu sistem nilai yang konsisten;
3. Quality and Accountability (mutu dan akuntabilitas), yaitu suatu tingkatan
kesempurnaan karakteristik pribadi yang mampu memberikan hasil
melebihi kebutuhan ataupun harapan, dan sebuah bentuk tanggungjawab
untuk suatu tindakan, keputusan dan kebijakan yang telah
mempertimbangkan mengenai aturan, pemerintahan dan
implementasinya, dalam pandangan hukum dan tata kelola yang
transparan;
4. Pemerataan pembangunan yang berkeadilan, yaitu upaya mewujudkan
peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat untuk
mengurangi tingkat kemiskinan, kesenjangan antar wilayah, dan
kesenjangan sosial antar kelompok masyarakat, melalui pemenuhan
kebutuhan akses pelayanan sosial dasar termasuk perumahan beserta
sarana dan prasarananya, serta memberikan kesempatan berusaha bagi
seluruh lapisan masyarakat untuk menanggulangi pengangguran dengan
menyeimbangkan pengembangan ekonomi skala kecil, menengah, dan
besar;
5. Penggunaan data dan informasi yang terintegrasi (Satu Data dan Informasi
Jawa Barat) yang akurat, terbaharukan dan dapat dipertanggungjawabkan.
Dokumen tersebut terdiri dari data dan informasi spasial (keruangan) dan
aspasial(non keruangan).

3.4. Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Perencanaan pembangunan daerah pada prinsipnya bertujuan
mengintegrasikan rencana tata ruang wilayah dengan rencana pembangunan
daerah. Dalam kaitan itu, penyusunan RPJMD harus berpedoman pada RTRW.
Oleh karena itu, diperlukan kegiatan penelaahan RTRW untuk menjamin agar
arah kebijakan dalam RPJMD selaras dengan, atau tidak menyimpang dari arah
kebijakan RTRW.
Tata ruang merupakan perwujudan dari struktur ruang dan pola ruang.
Penelaahan rencana tata ruang bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan
ruang daerah dalam 5 (lima) tahun mendatang berikut asumsi-asumsinya,
dengan cara menelaah rencana struktur ruang.
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
sosial ekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan fungsional.
Telaahan terhadap rencana struktur ruang meliputi: Peta rencana struktur

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 76


ruang; Rencana sistem perkotaan; Rencana jaringan transportasi; Rencana
jaringan energi; Rencana jaringan telekomunikasi; dan Rencana sistem jaringan
sumber daya air, dan Menelaah rencana pola ruang. Pola ruang adalah
distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan
ruang untuk fungsi lindung dan fungsi budidaya. Telaahan terhadap rencana
pola ruang, meliputi: Rencana kawasan lindung; dan Rencana kawasan
budidaya yang memiliki nilai strategis.
Menelaah indikasi program pemanfaatan ruang. Program pemanfaatan
ruang adalah program yang disusun dalam rangka mewujudkan rencana tata
ruang yang bersifat indikatif, melalui sinkronisasi program sektoral dan
kewilayahan baik di pusat maupun di daerah secara terpadu.
Telaahan terhadap indikasi program pemanfaatan meliputi:
Provinsi
a. Menelaah program pembangunan sektoral wilayah provinsi;
b. Menelaah program pengembangan wilayah provinsi;
c. Menelaah program pengembangan kawasan perkotaan yang mencakup 2
(dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota;
d. Menelaah program pengembangan kawasan perdesaan yang mencakup 2
(dua) atau lebih wilayah kabupaten/kota; dan
e. Menelaah program pengembangan kawasan dan lingkungan strategis yang
merupakan kewenangan Pemerintah Daerah provinsi.
Kabupaten
a. Menelaah program pembangunan sektoral wilayah kabupaten;
b. Menelaah program pengembangan wilayah kabupaten;
c. Menelaah program pengembangan kawasan perkotaan;
d. Menelaah program pengembangan kawasan perdesaan; dan
e. Menelaah program pengembangan kawasan dan lingkungan strategis yang
merupakan kewenangan Pemerintah Daerah kabupaten.

3.4.1. Keterkaitan RPJMD Dengan Hasil Evaluasi RPJMD Sebelumnya dan Dokumen
KLHS.
Dokumen RPJMD Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021 merupakan
penjabaran dari RPJPD Kabupaten Sukabumi Tahun 2005-2025, memuata visi,
misi dan program kerja Bupati dan Wakil Bupati terpilih, mengacu pada RPJMD
Provinsi Jawa Barat, mengacu pada RPJMN Tahun 2015-2019, serta
memperhatikan hasil evaluasi RPJMD Kabupaten Sukabumi Tahun 2010-2015.
Untuk menjamin, agar implementasi RPJMD dapat sejalan dengan kebijakan
pemanfaatan sumber daya alam sesuai kapasitas daya dukungnya, maka
penyusunan dokumen RPJMD harus bersinergi dan memperhatikan data dan
informasi serta mengadopsi Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS).
Dokumen KLHS dimaksud merupakan bagian penting yang dihasilkan oleh
Perangkat Daerah yang membidangi dalam pengelolaan sumber daya alam dan
lingkungan hidup.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 77


Adapun arahan umum kebijakan Pembanguan Berkelanjutan
berdasarkan hasil kajian lingkungan hidup strategis Kabupaten Sukabumi adalah
sebagai berikut :
1. Tertib tata ruang dan pemanfaatan sumberdaya yang berwawasan
lingkungan
2. Meningkatkan perekonomian masyarakat yang berbasis sumberdaya (SDA,
SDM, dan sosial budaya) lokal, dan
3. Meningkatkan kapasitas aparat dan dukungan kebijakan
Dengan demikian, setiap perumusan kebijakan yang terkait dengan
pemanfaatan sumber daya alam untuk kegiatan pembangunan, harus sudah
bersinergi dengan data dan informasi tentang daya dukung sumber daya alam
yang telah tersedia. Hal ini penting dalam rangka menjaga kelestarian
ekosistem lingkungan hidup dan sumber daya alam dari kerusakan kepunahan.
Oleh karena itu, dalam perumusan kebijakan pembangunan daerah baik untuk
5 (lima) tahunan maupun tahunan sudah saatnya dipertimbangkan melalui
pendekatan prinsip pembangunan berkelanjutan (development sustainable).

3.5. Penentuan Isu-isu Strategis

Hasil analisa lingkungan internal dan eksternal Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi
dengan menggunakan metode SWOT, telah dihasilkan alternatif-alternatif strategi
untuk pemecahan masalah dalam kaitannya dalam pembangunan kesehatan di
kabupaten Sukabumi. Adapun alternatif strategi tersebut adalah sebagai berikut :
1. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya.
2. Penempatan tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
3. Peningkatan Pembinaan FSDS dan pembentukan Badan Pertimbangan Kesehatan
daerah.
4. Meningkatkan koordinasi dan peran serta stakeholder (CSR) dalam pembangunan
sarana kesehatan baru.
5. Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam pembangunan kesehatan melalui
penerapan jabatan fungsional.
6. Mendorong pemerintah daerah untuk merekrut tenaga kesehatan yang
profesional sesuai kebutuhan.
7. Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam pembinaan forum silaturahmi
tingkat kecamatan dan desa.
8. Meningkatkan peran tenaga kesehatan dalam menggandeng peran serta
stakeholder.
9. Mengoptimalkan fungsi sarana mobilitas yankes sampai ke daerah sulit dijangkau.
10. Mendorong Tenaga Kesehatan untuk memanfaatkan sarana mobilitas pelayanan
kesehatan secara optimal.
11. Meningkatkan frekuensi pembinaan Forum dengan memanfaatkan sarana
mobilitas pelayan kesehatan.
12. Meningkatkan pelayanan kesehatan pada stakeholder dengan memanfaatkan
sarana mobilitas kesehatan.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 78


13. Meningkatkan pelayanan Puskesmas PONED.
14. Meningkatkan Konseling Gizi di Puskesmas.
15. Peningkatan status desa siaga menjadi desa siaga aktif oleh puskesmas.
16. Meningkatkan komunikasi, informasi, edukasi tentang kesehatan.
17. Meningkatkan surveilance berbasis masyarakat di wilayah puskesmas.
18. Meningkatkan peran puskesmas dalam akselerasi akses sarsandas melalui metoda
STBM.
19. Mengoptimalkan peran tenaga kesehatan non bidan dalam upaya penurunan AKB.
20. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi petugas kesehatan dalam bidang gizi
kesehatan masyarakat.
21. Mendorong peran tenaga kesehatan dalam peningkatan status desa siaga aktif
pratama menjadi desa siaga aktif mandiri.
22. Mendorong peran tenaga kesehatan dalam komunikasi, informasi, edukasi tentang
kesehatan pada tokoh masy.
23. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemegang program penyakit menular di
pusk.
24. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi pemegang program kesehatan
lingkungan dlm penerapan metode STBM.
25. Mengoptimalkan fungsi sarana mobilitas yankes dalam pelayanan KIA.
26. Meningkatkan penemuan dan penangan kasus balita gizi buruk (sangat kurus).
27. Meningkatkan frekuensi pembinaan Desa Siaga dengan memanfaatkan sarana
mobilitas pelayan kesehatan.
28. Meningkatkan mobilitas tenaga kesehatan dalam komunikasi, informasi, edukasi
tentang kesehatan dan membina surveillance berbasis masyarakat.
29. Meningkatkan mobilitas tenaga kesehatan Lingkungan dalam membina
masyarakat melalui metode STBM.
30. Rekruitment tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan kesehatan.
31. Memaksimalkan fungsi forum silaturahmi.
32. Menjalin kerjasama dengan stakeholder untuk penyediaan tenaga kesehatan.
33. Meningkatkan advokasi untuk pemberian insentif tenaga kesehatan di daerah
terpencil.
34. Membuat peraturan tentang keharusan CPNS baru untuk ditempatkan di seluruh
wilayah kabupaten Sukabumi.
35. Meningkatkan koordinasi antara FSDS dengan tenaga kesehatan yang ada dalam
peningkatan peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
36. Meningkatkan kerjasama dengan stakeholder untuk memberikan sarana mobilitas
bagi tenaga kesehatan.
37. Advokasi peningkatan anggaran kesehatan terhadap penentu kebijakan baik di
tingkat Pusat maupun daerah.
38. Optimalisasi anggaran dan tenaga kesehatan.
39. Menggali potensi sumber anggaran non APBD melalui optimalisasi FSDS.
40. Menggali sumber anggaran dari stakeholder untuk pembangunan kesehatan.
41. Menambah jumlah sarana melalui advokasi dengan pemegang kebijakan,
stakeholder dan sumber lain.
42. Penempatan tenaga sesuai kebutuhan dan lokasi prioritas.
43. Memanfaatkan komitmen stakeholder untuk menambah sarana kesehatan.
44. Advokasi Perda SPM bidang Kesehatan.

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 79


45. Meningkatkan kinerja Pegawai sesuai dengan SPM Bidang kesehatan.
46. Mengoptimalkan Peran Forum dan stakeholder dalam upaya Pencapaian target
SPM.
47. Rekruitment tenaga kesehatan (bidan) untuk menurunkan AKB.
48. Rekruitment tenaga kesehatan (nutrisionist) untuk menurunkan prevalensi gizi
buruk.
49. Memaksimalkan fungsi forum silaturahmi.
50. Meningkatkan kapasitas kompetensi petugas dalam KIE tentang kesehatan.
51. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi petugas pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
52. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi sanitarian.
53. Memberikan fasilitas dan dispensasi bagi bidan yang bertugas di daerah terpencil.
54. Memberikan fasilitas dan dispensasi bagi nutrisionist yang bertugas di daerah
terpencil.
55. Meningkatkan kerjasama dengan lintas sektor dan lintas program dalam upaya
pembinaan desa siaga menjadi desa siaga aktif.
56. Memberikan sarana dan media penyuluhan bagi tenaga kesehatan yang bertugas
di daerah terpencil.
57. Memberikan sarana mobilitas dalam investigasi dan penanganan kasus penyakit
menular bagi tenaga kesehatan.
58. Meningkatkan kompetensi petugas kesehatan lingkungan dalam melaksanakan
program sanitasi berbasis masyarakat.
59. Prioritas anggaran untuk menurunkan AKB.
60. Optimalisasi pembinaan forum desa siaga menjadi desa siaga aktif.
61. Meningkatkan peranserta tokoh masyarakat dalam merubah budaya yang tidak
mendukung kesehatan.
62. Prioritas anggaran untuk upaya pencegahan penyakit.
63. Meningkatkan peran masyarakat terhadap akses sarana sanitasi dasar.
64. Optimalisasi Sarana Kesehatan dalam upaya penurunan AKB dan gizi buruk
65. Optimalisasi sarana kesehatan dalam pembinaan desa siaga.
66. Memanfaatkan sarana kesehatan dalam penggalian potensi peran serta
masyarakat untuk mendukung upaya kesehatan.
67. Menjadikan Sarana Kesehatan menjadi sarana sentinel penanggulan penyakit
menular.
68. Advokasi Perda SPM bidang Kesehatan dalam penurunan AKB dan Balita Gizi buruk
69. Mengoptimalkan pelaksanaan indikator desa siaga aktif.
70. Peningkatan peran tokoh masyarakat dalam pencapaian target SPM Bidang
kesehatan.
71. Pengadaan obat dan alat kesehatan untuk penanganan penyakit

Rencana Pencapaian indikator sasaran tertuang dalam indikator kinerja RMPJD


bidang kesehatan 2016 - 2021antara lain :

exÇvt Çt fàÜtàxz|á W|Çtá ^ xá x{tàtÇ ^tuâÑtà xÇ fâ~tuâÅ| gt{ âÇ ECDI @ ECED 80


TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2016 – 2021
Target Kinerja
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
NO Tujuan Sasaran Indikator Kinerja
2016 2017 2018 2019 2020 2021
Target Target Target Target Target Target
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 meningkatkan derajat Tersedianya obat, bahan kimia Tersedianya obat, perbekalan 24 24 24 24 24 24
kesehatan masyarakat dan perbekalan kesehatan kesehatan

Tersedianya obat Program 24 24 24 24 24 24


Tersedianya bahan
kimia/reagensia untuk
pemeriksaan kesehatan
Pembinaan Kesehatan Ibu dan cakupan Puskesmas yang 81 84 87 90 91 91
Reproduksi melaksanakan kelas ibu hamil

cakupan Puskesmas yang 83 88 95 98 100 100


melakukan orientasi program
perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K)

Cakupan komplikasi kebidanan 76 77 78 79 86 80


yang ditangani

Cakupan pertolongan persalinan 90 94 95 96 97 98


oleh tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi kebidanan

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 95 95,5 96 96,5 97 98

Cakupan Pelayanan Ibu Nifas 91 92 93 94 95 96

81
Cakupan Kunjungan Neonatal 96 97 98 98 99 99
Pertama (KN1) sesuai standar

Cakupan Kunjungan Neonatal 87 88 89 90 91 95


Lengkap (KNL) sesuai standar

Cakupan Neonatal dengan 80 90 95 95,5 96 96,5


Komplikasi yang ditangani

Cakupan Kunjungan Bayi 100 100 100 100 100 100

cakupan peserta KB aktif 67 68 69 70 71 72

Menurunnya kasus kematian ibu Menurunnya Jumlah Kematian 40 45 35 30 27 27


dan bayi Ibu

Menurunnya Angka Kematian 23,00 31,5 28,4 25,56 23,06 21


Bayi
Menurunkan angka kesakitan Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 90 90 90 90 90

Puskesmas yang melaksanakan 100 100 100 100 100 100


penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas 1

Puskesmas yang melaksanakan 100 100 100 100 100 100


penjaringan kesehatan untuk
peserta didik kelas 7 dan 10

Puskesmas yang 10 30 40 50 60 70
menyelenggarakan kegiatan
kesehatan remaja
Jumlah Puskesmas yang 30 35 40 45 50 58
menyelenggarakan kegiatan
kesehatan lansia

82
Meningkatnya pembinaan upaya Persentase Puskesmas yang 55 60 75 80
kesehatan kerja dan olahraga menyelenggarakan kesehatan 50 90
kerja dasar

Jumlah pos UKK yang terbentuk 5 10 15 20 25


di daerah PPI/TPI 30

Persentase Puskesmas yang 50 60 65 70


melaksanakan kegiatan 40 80
kesehatan olah raga pada
kelompok masyarakat di wilayah
kerjanya
Meningkatnya pembinaan, Persentase Puskesmas yang 10 20 30 40 50 60
pengembangan dan pengawasan menyelenggarakan kesehatan
upaya kesehatan tradisional dan tradisional dan kimplementer
komplementer

Meningkatnya mutu dan akses Jumlah puskesmas yang 100 100 100 100 100 100
pelayanan keperawatan, menerapkan Pelayanan
kebidanan dan keteknisian medik Keperawatan Kesehatan
Masyarakat (Perkesmas)
Meningkatnya akses pelayanan Jumlah Puskesmas non rawat 60 70 75 80 90 100
kesehatan dasar yang berkualitas inap dan Puskesmas rawat inap
bagi masyarakat yang memberikan pelayanan
sesuai standar
Jumlah Puskesmas yang telah 65 70 75 80 85 90
melaksanakan manajemen
Puskesmas
Meningkatnya Mutu dan Akses Jumlah Puskesmas yang 30 40 50 60 70 100
Pelayanan Kesehatan Jiwa dan menyelenggarakan pelayanan
NAPZA kesehatan jiwa dan NAPZA
Jumlah Puskesmas yang 69 75 80 85 90 95
melaksanakan pelayanan
kesehatan Gigi dan Mulut

83
Jumlah Puskesmas yang 20 30 40 50 60 70
memberikan pelayanan
laboratorium
Jumlah Puskesmas yang 50 55 60 70 80 90
memberikan pelayanan
Kesehatan Indra
Meningkatnya layanan kesehatan Jumlah Penduduk Penerima 65 75 90 100 100
untuk masyarakat Bantuan Iuran (PBI) yang menjadi
peserta jaminan kesehatan
nasional (JKN)
Meningkatnya layanan kesehatan Cakupan pelayanan kesehatan 100 100 100 100 100
untuk masyarakat miskin pasien masyarakat miskin di
fasilitas kesehatan
Meningkatnya pelayanan gizi Ibu hamil KEK yang mendapat 11,5 14,8 18,2 21,5 23,5 23,5
masyarakat makanan tambahan
Ibu hamil yang mendapat Tablet 90 93 95 97 100 100
Tambah Darah (TTD) 90 tablet
selama masa kehamilan
Bayi usia kurang dari 6 bulan 48 50 52 54 56 56
yang mendapat ASI eksklusif
Bayi baru lahir mendapat Inisiasi 41 44 47 50 53 53
Menyusu Dini (IMD)
Balita kurus yang mendapat 18,1 20 21,8 23,6 25 25
makanan tambahan
Remaja puteri yang mendapat 15 20 25 30 35 35
Tablet Tambah Darah (TTD)
Balita gizi Sangat Kurus mendapat 100 100 100 100 100 100
perawatan
Pemberian makanan pendamping 6 7 8 9 10 10
ASI pada anak usia 6 - 24 bulan
keluarga miskin

84
Meningkatnya kualitas kesehatan Cakupan sarana air bersih (SAB) 70 77 85 90 95 100
lingkungan
Cakupan Rumah Sehat 65 68 71 74 77 80
Cakupan Akses Jamban Keluarga 70 77 85 90 100 85
(JAGA)
Cakupan Angka Bebas Jentik 87 90 93 95 97 100
Cakupan Saluran Pembuangan Air 68 75 82 90 95 100
Limbah (SPAL)
Cakupan Tempat Sampah 79 89 92 95 100
84
Meningkatnya perilaku hidup kebijakan publik yang 3 3 3 3 3 3
bersih dan sehat berwawasan kesehatan
Cakupan PHBS di Tatanan RT 43 46 49 52 54 56
Cakupan strata desa siaga aktif 29,29 52,87 76,63 100 100 100
Cakupan sekolah yang 20 20 20 20 20 20
mempromosikan kesehatan
Jumlah Tema pesan dalam 10 10 10 10 10 10
komunikasi, informasi dan
edukasi kepada masyarakat
Jumlah dunia usaha yang 8 12 16 20 20 100
memanfaatkan CSR-nya untuk
program kesehatan

Menurunnya angka kesakitan Cakupan penemuan dan 100 100 100 100
akibat penyakit menular dan penanganan penderita penyakit 100
penyakit tidak menular TBC BTA
Meningkatnya angka 85 85 85 85 85
kesembuhan penderita TB Paru 85
BTA Positif
Cakupan penemuan dan 100 100 100 100 100 100
penanganan penderita penyakit
DBD

85
Cakupan balita dengan 100 100 100 100 100 100
pneumonia yang ditangani
Cakupan penemuan dan 86 86 86 86 86 100
penanganan penderita Diare
Cakupan Penemuan dan 100 100 100 100 100 100
Penanganan Kasus Penderita
Filariasis
Cakupan Penemuan dan 100 100 100 100 100 100
Penanganan suspect Flu Burung
Cakupan Penemuan dan 100 100 100 100 100 100
Penanganan Kasus Penderita
Kusta
Cakupan Penemuan dan 100 100 100 100 100 100
Penanganan Kasus Penderita
HIV/AIDS
Annual Paracite Index (API) 0,61 0,7 0,5 0,29 0,18 0,18
Malaria
Cakupan Penemuan dan 100 100 100 100 100 100
Penanganan Kasus Penderita
Rabies
Persentase PKM yang 20% 30% 40% 50% 55 60
melaksanakan pengendalian PTM
Terpadu

Persentase desa / kelurahan yang 20% 30% 40% 50% 55 15,4


melaksanakan kegiatan posbindu
PTM
Persentase perempuan usia 30- 20% 30% 40% 50% 55 5
50 Tahun yang dideteksi dini
kanker serviks dan payudara
Persentase Puskesmas Yang 20% 30% 40% 50% 55 55
melaksanakan Kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok (KTR),
minimal 50 % sekolah

86
Prevalensi tekanan darah tinggi 24,77% 24,28% 23,79% 23,38% 23,36 23,34
Mempertahankan Prevalen 15,40% 15,40% 15,40% 15,40% 15,4 15,4
Obesitas
Prevalensi merokok pada 6,40% 5,9% 5,6% 5,4% 5,2 5
penduduk usia <= 18Tahun
Cakupan Desa/Kelurahan 100 100 100 100 100 100
mengalami KLB yang dilakukan
Penyelidikan Epidemiologi kurang
dari 24 Jam
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate >2 >2 >2 >2 >2 >2
per 100.000 penduduk < 15 th
Cakupan Desa/kelurahan 100 100 100 100 100 100
Universal Child Immunization
(UCI)
Meningkatnya Kesehatan Jemaah Cakupan Pemeriksaan dan 100 100 100 100 100 100
Haji Kab. Sukabumi pembinaan Kesehatan Jemaah
Haji
Cakupan penanggulangan krisis 100 100 100 100 100 100
kesehatan akibat bencana
Cakupan Tenaga Kesehatan 75 80 85 90 95 100
Berizin di Praktek Mandiri dan
Sarana Kesehatan
Cakupan Sarana Kesehatan 65 70 80 90 95 100
Berizin
Cakupan Sertifikasi Produk 33 38 45 50 55 60
Kesehatan Rumah Tangga
Cakupan Puskesmas Terakreditasi 2 3 3 3 3 3
Cakupan Puskesmas dengan 100 100 100 100 100 100
Sistem Informasi Terintegrasi
Jumlah SDM Kesehatan yang 45 60 75 90 100 100
ditingkatkan kompetensinya
(kumulatif)

87
meningkatnya akses pelayanan Peningkatan fasilitas pelayanan 2,45 2,54 2,62 2,71 2,75 2.77
kesehatan kesehatan (Puskesmas)
Peningkatan fasilitas pelayanan 5,41 5,5 5,58 5,67 5,75 5.80
kesehatan (Puskesmas
Pembantu)

88
BAB IV
TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN
PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN

4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah

Tujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan


untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan dan
menangani isu strategis daerah yang dihadapi.

Maka rumusan Tujuan Renstra Dinas Kesehatan mengacu pada RPJMD


Kabupaten Sukabumi Tahun 2016-2021 , sebagai berikut :

1. Meningkatkan akses pelayanan kesehatan dasar di puskesmas dan


jaringannya
2. Meningkatkan ketersedaan fasilitas pelayanan kesehatan yang
merata dan bermutu
3. Mengoptimalkan penempatan tenaga kesehatan yang merata dan
bermutu
4. Meningkatkan upaya kesehatan masyarakat yang berkualitas dan
terjangkau
5. Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan

Adapun Sasarannya adalah :

1. Tersedianya obat, bahan kimia dan perbekalan kesehatan


2. Pembinaan Kesehatan Ibu dan Reproduksi
3. Menurunnya kasus kematian ibu dan bayi
4. Menurunkan angka kesakitan
5. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga
6. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan
upaya kesehatan tradisional dan komplementer
7. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan keperawatan,
kebidanan dan keteknisian medic
8. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar yang
berkualitas bagi masyarakat
9. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa dan
NAPZA
10. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat
11. Meningkatnya layanan kesehatan untuk masyarakat miskin
12. Meningkatnya pelayanan gizi masyarakat
13. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
89
14. Meningkatnya perilaku hidup bersih dan sehat
15. Menurunnya angka kesakitan akibat penyakit menular dan
penyakit tidak menular
16. Meningkatnya Kesehatan Jemaah Haji Kab. Sukabumi
17. Meningkatnya Layanan Rujukan Kesehatan
18. meningkatnya akses pelayanan kesehatan

4.2. Strategi dan Kebijakan Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi

4.2.1. Strategi

Strategi yang dilaksanakan Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :


1. Meningkatkan ketersediaan, keterjangkauan, pemerataan
dan kualitas farmasi dan alat kesehatan
2. Mengoptimalkan fasilitas dan peran tenaga kesehatan dalam
upaya penurunan AKI dan AKB
3. Mengoptimalkan akses pelayanan kepada masyarakat
4. Mengoptimalkan akses pelayanan kesehatan neonatal
kepada sasaran
5. Meningkatkan kompetensi petugas dalam deteksi dini dan
penanganan komplikasi, memperbaiki fasilitas penanganan
komplikasi
6. Meningkatkan kompetensi petugas dalam deteksi dini dan
penanganan komplikasi, memperbaiki fasilitas penanganan
komplikasi
7. Meningkatkan kompetensi petugas dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan anak balita termasuk SDIDTK
8. Meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan di Puskesmas
9. Meningkatkan Akses Peayanan Kesehatan Dasar yang
Berkualitas
10. Meningkatkan mutu dan pelayanan kesehatan di Puskesmas
11. Meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan
kesehatan bagi masyarakat miskin
12. Mengoptimalkan fasilitas dan peran tenaga kesehatan dalam
upaya penurunan masalah gizi
13. Meningkatkan Upaya Penyehatan Lingkungan
14. Meningkatkan Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
Masyarakat
15. Meningkatkan Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan
16. Meningkatkan pengawasan mutu sumber daya kesehatan
17. mengoptimalkan peran tenaga kesehatan dan sarana kesetan
serta fasilitas pelayanan rujukan secara berjenjang

90
18. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan
jaringannya.

5. Kebijakan
Untuk dapat mewujudkan Visi dan Misi Dinas Kesehatan tersebut di atas,
maka telah disepakati rumusan arah kebijakan teknis sebagai berikut:
1. Peningkatan akses layanan dan derajat kesehatan
2. Peningkatan upaya pemberdayaan masyarakat di bidang
kesehatan
3. Peningkatasarn akses pelayanan kesehatan dasar
4. Peningkatasarn akses pelayanan kesehatan dasar bagi
masyarakat miskin
5. Peningkatan mutu sarana pelayanan kesehatan dan tenaga
kesehatan.

91
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA,
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF

Prioritas pembangunan kesehatan Tahun 2016-202 merupakan penajaman,


peningkatan cakupan dan kelanjutan dari prioritas pembangunan kesehatan
periode 2008 - 2013. Prioritas pembangunan kesehatan tersebut dijabarkan ke
dalam program, kegiatan, indikator, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.
Dalam upaya mencapai tujuan dan sasaran pembangunan kesehatan di Kabupaten
Sukabumi sesuai Visi, Misi, Tujuan, Strategi, Program dan sasaran program yang
telah disusun, serta dengan memperhatikan isu strategis yang ada maka
pembangunan kesehatan dengan program unggulan untuk penajaman kegiatan
adalah :
1. Penurunan AKI, AKB dan Gizi Buruk
2. Pengendalian Penyakit Menular dan tidak menular
3. Peningkatan PHBS secara massal

5.1 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan


Program ini diperuntukkan dalam penjaminan ketersediaan, pemerataan, mutu,
keterjangkauan obat dan perbekalan kesehatan serta alat-alat kesehatan. Sasaran
programnya adalah meningkatnya ketersediaan obat dan pembekalan kesehatan
bagi masyarakat terutama masyarakat miskin serta meningkatnya penggunaan obat
rasional di sarana pelayanan kesehatan. Penggunaan obat secara rasional adalah
penggunaan obat sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dalam dosis yang sesuai
dengan kebutuhan dan biaya yang terjangkau oleh masyarakat.
Sasaran Program adalah :
a. Tersedianya kebutuhan obat-obatan, bahan kimia dan perbekalan kesehatan

Kegiatan pokok pada program ini adalah :


a. Penyediaan Obat Program dan Regensia
b. Pengelolaan dan Pendistribusian Obat di Gudang Farmasi
c. Pengelolaan, Pengawasan Obat, Makanan dan Kefarmasian

5.2 Program Upaya Kesehatan Masyarakat


Program peningkatan kesehatan masyarakat bertujuan meningkatkan jumlah,
pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan melalui puskesmas dan jaringannya
meliputi puskesmas pembantu, puskesmas keliling, bidan desa dan Posyandu.
Sedangkan sasaran program adalah meningkatnya kunjungan dan cakupan
pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat khususnya ibu, bayi dan balita.
Sasaran Program Upaya Kesehatan Masyarakat adalah :
92
a. Peningkatan kesehatan ibu dan reproduksi
b. Menurunnya kasus kematian ibu dan bayi
c. Menurunkan angka kesakitan

Kegiatan pokok pada program ini adalah :


c. Pelayanan Kesehatan Anak (Neo, Bayi, Balita)
d. Pelayanan Kesehatan Ibu
e. Akselerasi Upaya Penyelamatan Ibu dan Bayi Bari Lahir
f. Pelayanan Laboratorium Kesehatan Daerah
g. Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) Pada 58 Puskesmas
h. Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) pada 58 Puskesmas

5.3 Program Perbaikan Gizi Masyarakat


Status gizi kurang dan gizi buruk merupakan indikator dari tingkat kemiskinan dan
kesejahteraan rakyat, sehingga perbaikan dan peningkatan gizi masyarakat tidak
hanya bisa ditanggulangi oleh program tersebut melaikan harus diintegrasikan dan
disinergiskan dengan program peningkatan. Untuk penanggulangan konsumsi
pangan bermutu diperlukan perubahan/kebiasaan masyarakat agar mengutamakan
terlebih dahulu untuk konsumsi kebutuhan pokok rumah tangga sebelum dijual.
Kurangnya asupan dan absorbsi gizi pada balita juga dapat menimbulkan
konsekuensi pada status kesehatan serta pertumbuhannya, dengan perawatan,
pemberian makanan tambahan (PMT) dan imunisasi adalah sangat efektif untuk
mencegah gizi buruk dengan penyakit penyerta pada balita, dan gangguan akibat
kekurangan yodium merupakan masalah yang dampaknya langsung mempengaruhi
kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya manusia, danuntuk menanggulangi
GAKI adalah dengan meningkatkan kerjasama lintas sektoral, dengan meningkatkan
pengetahuan masyarakat melalui komunikasi informasi dan edukasi dan
melaksanakan pengawasan terhadap produksi dan distribusi garam yang beredar di
pasaran.
Khusus untuk daerah tertentu yang berada disekitar daerah industri Garment dan
tekstil, ada kecenderungan kasus gizi buruk meningkat, dikarenakan ibu-ibu
menyusui pada beraktivitas setiap hari menjadi karyawan perusahaan tersebut,
sehingga mereka tidak dapat maximal air susunya terhadap bayi mereka.
Sasaran Program Perbaikan Gizi Masyarakat adalah :
a. Meningkatnya cakupan pemberian makanan pendamping ASI pada anak usia
6 – 24 bulan keluarga miskin
b. Meningkatnya cakupan balita gizi sangat kurang (gizi buruk) yang mendapat
perawatan
c. Regulasi tentang ketenagakerjaan khususnya jam kerja untuk tenaga kerja
wanita
d. Tersusunnya peta informasi masyarakat kurang gizi
e. Terpenuhinya kebutuhan gizi dan vitamin pada balita sangat kurus sekali.
93
f. Meningkatnya cakupan penanggulangan kurang energi protein (KEP),
anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium (GAKY), kurang vitamin A
dan kekurangan gizi mikro lainnya.
g. Menurunnya cakupan gizi lebih
h. Menurunnya kasus balita gizi buruk

Kegiatan pokok pada program ini adalah :


a. Keluarga Mandiri Sadar Gizi (Kadarzi)
b. Upaya Perbaikan Masalah Gizi Makro
c. Upaya Perbaikan Masalah Gizi Mikro

5.4 Program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus


Sasaran program Pelayanan Kesehatan Dasar dan Khusus adalah :
a. Meningkatnya pembinaan upaya kesehatan kerja dan olahraga
b. Meningkatnya pembinaan, pengembangan dan pengawasan upaya kesehatan
tradisional dan komplementer
c. Meningkatnya mutu dan akses pelayanan keperawatan, kebidanan dan
keteknisian medik
d. Meningkatnya akses pelayanan kesehatan dasar yang berkualitas bagi
masyarakat
e. Meningkatnya Mutu dan Akses Pelayanan Kesehatan Jiwa dan NAPZA

Kegiatan pokok pada program ini adalah :


a. Pelayanan kesehatan khusus
b. Pembinan Upaya Kesehatan Kerja dan Olahraga
c. Pelayanan Kesehatan dasar
d. Pelayanan kesehatan Jiwa dan NAPZA
e. Upaya kesehatan Anak usia Sekolah

5.5 Program Penyehatan Lingkungan


Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat sehingga harus mendapat perhatian yang serius tanpa
mengesampingkan faktor lainnya.
Sasaran Program Pengembangan Lingkungan Sehat adalah :
a. Menurunnya morbiditas akibat penyakit berbasis lingkungan
b. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan
c. Menurunnya pencemaran lingkungan
d. Meningkatnya kualitas Tempat Pengolahan Makanan dan Industri Rumah
Tangga yang memenuhi syarat kesehatan
e. Meningkatnya cakupan sarana air bersih, jamban keluarga dan Sarana
Pembuangan Air Limbah (SPAL)
f. Terkendalinya vector penyebar penyakit
g. Meningkatnya cakupan rumah sehat
94
Kegiatan pokok pada program ini adalah :
f. Pengawasan Tempat Pengolahan Makanan
g. Pengembangan Lingkungan Sehat di Pemukiman
h. Pengembangan Lingkungan Sehat di Tempat Tempat Umum dan Industri
i. Pengendalian Vektor
j. Sarana Sanitasi Dasar
k. Klinik Sanitasi

5.6 Program Promosi Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan


Masyarakat
Upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku melalui advokasi, social-support dan
pemberdayaan masyarakat. Peningkatan pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif
untuk memelihara dan mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat.
Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit, dikarenakan Perilaku bukan
hanya dimensi kultural yang berupa sistem dan norma, melainkan juga dimensi
ekonomi yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan dan
perilaku hidup bersih dan sehat diharapkan dapat menciptakan strategi dalam
menciptakan perilaku baru antara lain : sosialisasi atau pemberian informasi secara
terus menerus dan berkesinambungan kepada masyarakat, upaya menciptakan
lingkungan sosiali yang mendorong masyarakat untuk mau menciptakan perilaku
hidup bersih dan sehat, serta upaya untuk mendapatkan komitmen dan dukungan
dari pihak-pihak terkait (Tokoh masyarakat, pemerintah, dunia usaha).
Sasaran Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat adalah:
a. Meningkatnya partisipasi forum silaturahmi desa sehat
b. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif
c. Meningkatnya PHBS di masyarakat.
d. Tersedianya media promosi dan informasi sadar hidup sehat
e. Terlaksananya penyuluhan masyarakat pola hidup sehat
f. Meningkatnya pemanfaatan sarana kesehatan
g. Meningkatnya pendidikan dan keterampilan tenaga penyuluh kesehatan
h. Meningkatnya Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) promosi
kesehatan

Kegiatan pokok pada program ini adalah :


a. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di tatanan
rumah tangga
b. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di tatanan
tempat umum, Fasilitas pelayanan kesehatan dan Tempat Kerja
95
c. Pengembangan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Di tatanan
sekolah
d. Pembinaan Strata Posyandu Di Kabupaten Sukabumi
e. Pengembangan dan Pengadaan Media Informasi Kesehatan
f. Dukungan promosi kesehatan pada pengembangan Kabupaten Sukabumi
Sehat
g. Penguatan layanan Poskesdes
h. Dukungan Promosi Kesehatan Pada Keluarga Sehat Kabupaten Sukabumi
i. Penyebarluasan Informasi Kesehatan

5.7 Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin


Program jaminan kesehatan masyarakat miskin bertujuan untuk meningkatkan
jumlah, pemerataan dan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin
melalui puskesmas dan jaringannya meliputi puskesmas pembantu, puskesmas
keliling, bidan desa dan Posyandu. Sedangkan sasaran program adalah
meningkatnya kunjungan dan cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi penduduk
miskin (promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif).
Sasaran Program Pelayanan Kesehatan Penduduk Miskin adalah :
a. Meningkatnya cakupan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat miskin
(JAMKESDA)
b. Meningkatnya cakupan kepesertaan Penerima Bantuan Iuran (PBI) bagi
masyarakat miskin
c. Meningkatnya kualitas data sasaran peserta jaminan kesehatan masyarakat
miskin.

Kegiatan pokok pada program ini adalah :


a. Jaminan Kesehatan Dasar (JAMKESDA)
b. Jaminan Pelayanan Kesehatan bagi Penerims Bantuan Iuran (PBI) JKN
c. Pengelolaan Jaminan Pelayanan Kesehatan

5.8 Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit


Program pencegahan dan pengendalian penyakit diperlukan untuk menurunkan
angka kesakitan, kematian dan kecacatan akibat penyakit menular dan penyakit
tidak menular, di.Kabupaten Sukabumi. Sampai saat ini penyakit infeksi menular
masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang menonjol, terutama TB,
Malaria, HIV- AIDS, DBD dan Diare Sedangkan penyakit tidak menular, menunjukkan
peningkatan kasus dan penyebab kematian, terutama pada kasus kardiovaskulair
(hipertensi), Diabetis Mellitus dan Obesitas.
Oleh karena itu perlu perhatian pada upaya pencegahan yang dapat diupayakan
sendiri oleh masyarakat dan juga didorong oleh upaya promotif. Selain itu
perhatian juga perlu diberikan pada penyelenggaraan system surveilans dan
kewaspadaan dini.

96
Sasaran Program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit adalah :
a. Meningkatnya cakupan penemuan dan penanganan kasus Acute Flacid
Paralysis (AFP) rate per 100.000 penduduk < 15 tahun.
b. Meningkatnya cakupan penemuan dan penanganan Penderita Pneumonia
Balita
c. Terkendalinya Penemuan dan penanganan pasien baru TB BTA Positif
d. Meningkatnya angka kesembuhan penderita TB Paru BTA Positif
e. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita DBD
f. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita Diare
g. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita rabies
h. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita kusta
i. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita filariasis
j. Terkendalinya Penemuan dan penanganan penderita flu burung (H5N1)
k. Menurunnya Prevalensi HIV/AIDS di kalangan wanita hamil umur 15-24
tahun
l. Menurunnya morbiditas penyakit malaria di bawah 3,5 per 1000 penduduk
m. Cakupan Desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan
epidemiologi < 24 jam
n. Pelayanan vaksinasi bagi bayi, balita, anak sekolah, dan ibu hamil
o. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik
p. Peningkatan surveillance epideminologi dan penanggulangan wabah

Kegiatan pokok pada program ini adalah :


a. Pengendalian KLB
b. Percepatan Peningkatan Cakupan Imunisasi
c. Peningkatan Kesehatan Jemaah Haji
d. Penanggulangan Krisis Kesehatan Akibat Bencana
e. Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonosis
f. Pengendalian Penyakit Menular Langsung
g. Pengendalian Penyakit Tidak Menular

5.9 Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan

Sasaran Program Peningkatan Mutu Pelayanan Kesehatan adalah :

a. Meningkatkan pengawasan mutu sumber daya kesehatan

b. mengoptimalkan peran tenaga kesehatan dan sarana kesetan serta fasilitas


pelayanan rujukan secara berjenjang

Kegiatan pokok pada program ini adalah :


a. Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Informasi Kesehatan
b. Penilaian Kinerja Puskesmas
c. Peningkatan Akreditasi Puskesmas dan Kompetensi Tenaga Kesehatan

97
d. Perencanaan dan Pengembangan Program
e. Penguatan dan Pemanfaatan Jaringan Data Kesehatan
f. Peningkatan Pelayanan Kesehatan Rujukan
g. Pelayanan Perizinan Tenaga dan Sarana Kesehatan

5.10 Program Peningkatan dan Pembangunan Fasilitas Kesehatan


Tujuan dari Program Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana Kesehatan
Masyarakat adalah meningkatkan kualitas dan aksesbilitas sarana dan prasarana
kesehatan masyarakat. Adapun kegia tan yang dilaksanakan meliputi pembangunan
atau rehabilitasi sarana kesehatan, pemenuhan sarana transportasi (roda empat
dan roda dua), pemenuhan peralatan kesehatan di fasilitas kesehatan serta
akreditasi sarana kesehatan. Luasnya wilayah Kabupaten Sukabumi menjadi salah
satu hal yang melatarbelakangi Program Peningkatan Kualitas Sarana dan Prasarana
Kesehatan Masyarakat di Kabupaten Sukabumi. Selnajutnya masih rendahnya akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terutama untuk masyarakat yang sulit
dijangkau.
Sasaran Program Pengadaan, peningkatan dan Perbaikan Sarana Prasarana
Puskesmas/Puskesmas Pembantu dan Jaringannya
a. Meningkatkan Rasio Puskesmas per-seratus ribu jumlah penduduk
b. Meningkatkan Rasio Puskesmas Pembantu per-seratus ribu jumlah
penduduk
c. Meningkatnya jumlah sarana kesehatan yang menerapkan mutu
pelayanan kesehatan
d. Meningkatnya sarana dan prasarana Puskesmas, Puskesmas Pembantu
dan Puskesmas Keliling
e. Meningkatnya sarana dan prasarana Posyandu
f. Meningkatnya kualitas sarana dan prasarana Puskesmas, Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas Keliling
g. Meningkatnya jumlah puskesmas dengan tempat perawatan
h. Ketersediaan tenaga dan fasilitas kesehatan di daerah terpencil

Kegiatan Pokok pada program ini adalah :


a. Peningkatan fasilitas pelayanan kesehatan
b. Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Puskesmas dan Jaringannya
c. Pengadaan Sarana Prasarana PUSKESMAS
d. Penyediaan Sarana dan Prasarana Desa Siaga
e. Pembangunan, Rehabilitasi, Pemeliharaan Sarana Penunjang Pelayanan
Kesehatan

Adapun program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan


pendanaan indikatif selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

98
99
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
DINAS KESEHATAN KABUPATEN SUKABUMI
TAHUN 2016 – 2021
Data Target Kinerja
Indikator
Capaian
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
pada
Indikator Program dan Program Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Akhir Periode Penan Lokas
Tujuan Sasaran Tahun
Sasaran Kegiatan (output) dan RPJMD ggung i
Awal
kegiatan Rp Rp Rp Rp Targ Rp Targ jawab
Perencana Target Rp (juta) Target Target Target Target Rp (juta)
(outcome) (juta) (juta) (juta) (juta) et (juta) et
an
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22

Program Obat
dan
Perbekalan
Kesehatan
Mewujudk Tersediany Tersedianya Kegiatan : Terdistribusi 18 24 bln 25.000 24 bln 27.500 24 bln 30.250 24 bln 33.275 24 bln 36.603 24 40.263 24 DINAS DINA
an a obat, obat, Pengelolaan nya obat ke bln bln 192.890 KESEH S
generasi bahan perbekalan dan puskesmas ATAN KESE
sehat, kimia dan kesehatan Pendistribusian HATA
kuat, perbekalan Obat di Gudang N dan
cerdas dan kesehatan Farmasi UPTD
produktif Puske
menyongs smas
ong bonus
demografi
2020-2030
Pengelolaan Kegiatan : Ketersediaan 18 24 bln 7.500 24 bln 11.700 24 bln 15.600 24 bln 17.400 24 bln 20.400 24 22.440 24 DINAS DINA
dan Pengelolaan, Obat bln bln 95.040 KESEH S
pengawasan Pengawasan ATAN KESE
tenaga Obat, Makanan HATA
pengelola dan N dan
obat Kefarmasian UPTD
Puske
smas
Tersedianya Kegiatan : Ketersediaan
bahan Penyediaan Obat -
kimia/reagen Obat Program
sia untuk dan Regensia
pemeriksaan
kesehatan

99
Program :
Program
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Pembinaan cakupan Meningkatny 78 81% 3.800 84% 3.900 87% 4.000 90% 4.100 91% 4.200 91% 4.500 91% DINAS DINA
Kesehatan Puskesmas a Puskesmas 24.500 KESEH S
Ibu dan yang yang ATAN KESE
Reproduksi melaksanaka melaksanaka HATA
n kelas ibu n kelas ibu N dan
hamil hamil UPTD
Puske
smas
Cakupan Meningkatny 73 76% 3.303 77% 3.468 78% 3.642 79% 3.824 86% 4.015 80% 4.216 80% DINAS DINA
komplikasi a komplikasi 22.467 KESEH S
kebidanan kebidanan ATAN KESE
yang yang HATA
ditangani ditangani N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan Meningkatny 83 90% 16.674 94% 17.508 95% 18.383 96% 19.302 97% 20.267 98% 21.281 98% DINAS DINA
pertolongan a 113.415 KESEH S
persalinan Kegiatan : pertolongan ATAN KESE
oleh tenaga Pelayanan persalinan HATA
kesehatan Kesehatan Ibu oleh tenaga N dan
yang kesehatan UPTD
memiliki yang Puske
kompetensi memiliki smas
kebidanan kompetensi
kebidanan
Cakupan Meningkatny 92,8 95% 746 95,5% 783 96% 822 96,5% 864 97% 907 98% 952 98% DINAS DINA
Kunjungan a Kunjungan 5.074 KESEH S
Ibu Hamil K4 Ibu Hamil K4 ATAN KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan Meningkatny 94,5 91% 746 92% 783 93% 822 94% 864 95% 907 96% 952 96 DINAS DINA
Pelayanan a Pelayanan 5.074 KESEH S
Ibu Nifas Ibu Nifas ATAN KESE
HATA
N dan

100
UPTD
Puske
smas
Cakupan Meningkatny 104,9 96% 746 97% 783 98% 822 98% 864 99% 907 99% 952 99% DINAS DINA
Kunjungan a Kunjungan 5.074 KESEH S
Neonatal Neonatal ATAN KESE
Pertama Pertama HATA
(KN1) sesuai (KN1) sesuai N dan
standar standar UPTD
Puske
smas
Cakupan Meningkatny 101 87% 746 88% 783 89% 822 90% 864 91% 907 95% 952 95% DINAS DINA
Kunjungan a Kunjungan 5.074 KESEH S
Neonatal Neonatal ATAN KESE
Lengkap Lengkap HATA
(KNL) sesuai (KNL) sesuai N dan
standar standar UPTD
Puske
smas
Cakupan Meningkatny 68,8 80% 746 90% 783 95% 822 95,5% 864 96% 907 96,5 952 96,5 DINAS DINA
Neonatal a Neonatal % % 5.074 KESEH S
dengan dengan ATAN KESE
Komplikasi Komplikasi HATA
yang yang N dan
ditangani ditangani UPTD
Puske
smas
cakupan Meningkatny 72,1 67% 28,00 68% 69% 70% 31000 71% 3200 72% 3.360 72% DINAS DINA
peserta KB a peserta KB 29,00 30,00 37.647 KESEH S
aktif aktif ATAN KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
cakupan Meningkatny 77 83% 3.800 88% 3.900 95% 4.000 98% 4.100 100% 4.200 100 100 DINAS DINA
Puskesmas a Puskesmas % 4.500 % 24.500 KESEH S
yang yang ATAN KESE
melakukan melakukan HATA
orientasi orientasi N dan
program program UPTD
perencanaan perencanaan Puske
persalinan persalinan smas
dan dan

101
pencegahan pencegahan
komplikasi komplikasi
(P4K) (P4K)

Cakupan Meningkatny 102 100% 746 100% 783 100% 822 100% 864 100% 907 100 952 100 DINAS DINA
Kunjungan a kunjungan % 5.074 KESEH S
Bayi bayi dan ATAN KESE
balita HATA
N dan
UPTD
Kegiatan :
Puske
Pelayanan
smas
Kesehatan
Cakupan Meningkatny 90 90% 5.061 90% 5.314 90% 5.580 90% 5.859 90% 6.152 90% 6.767 DINAS DINA
Anak (Neo,
Pelayanan a Pelayanan 90% 34.732 KESEH S
Bayi, Balita)
Anak Balita Anak Balita ATAN KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Menurunn Menurunnya Menurunnya 54 40 1.000 45 1.050 35 1.103 30 1.158 27 1.216 27 1.276 DINAS DINA
ya kasus Jumlah Jumlah 27 6.802 KESEH S
kematian Kematian Ibu Kematian Ibu ATAN KESE
ibu dan HATA
bayi N dan
Kegiatan : UPTD
Akselerasi Puske
Upaya smas
Menurunnya Penyelamatan Menurunnya 23,0 23,00 1.000 31,5 1.050 28,4 1.103 25,56 1.158 23,06 1.216 21 1.337 DINAS DINA
Angka Ibu dan Bayi Angka 21 6.863 KESEH S
Kematian Bari Lahir Kematian ATAN KESE
Bayi Bayi HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Program :
Pelayanan
Kesehatan
Dasar dan
Khusus

102
Menurunka Puskesmas 100 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100 440 DINAS DINA
n angka yang Meningkatny % 100 1.940 KESEH S
kesakitan melaksanaka a % ATAN KESE
n Pelaksanakan HATA
penjaringan penjaringan N dan
kesehatan kesehatan UPTD
untuk untuk Puske
peserta didik Kegiatan : peserta didik smas
kelas 1 Upaya kelas 1
Puskesmas kesehatan Meningkatny 100% 120 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100 440 DINAS DINA
yang Anak usia a % 100 1.860 KESEH S
melaksanaka Sekolah pelaksanaan % ATAN KESE
n penjaringan HATA
penjaringan kesehatan N dan
kesehatan untuk UPTD
untuk peserta didik Puske
peserta didik kelas 7 dan smas
kelas 7 dan 10
10
Puskesmas Puskesmas 28 10% 135 30% 250 40% 300 50% 350 60% 400 70% 440 DINAS DINA
yang yang 70% 1.875 KESEH S
menyelengga menyelengga ATAN KESE
rakan rakan HATA
kegiatan kegiatan N dan
kesehatan kesehatan UPTD
remaja remaja Puske
smas
Jumlah Jumlah 30% 200 35% 250 40% 300 45% 350 50% 400 58% 440 DINAS DINA
Puskesmas Puskesmas 22 58% 1.940 KESEH S
yang yang ATAN KESE
Kegiatan :
menyelengga menyelengga HATA
Pelayanan
rakan rakan N dan
kesehatan
kegiatan kegiatan UPTD
khusus
kesehatan kesehatan Puske
lansia lansia smas
Meningkat Persentase Puskesmas 10% 100 20% 125 30% 150 40% 175 50% 200 60% 220 DINAS DINA
nya Puskesmas yang 60% 970 KESEH S
pembinaan yang menyelengga ATAN KESE
, menyelengga rakan HATA
pengemba rakan kesehatan N dan
ngan dan kesehatan tradisional UPTD
pengawasa tradisional dan Puske
n upaya dan kimplemente smas
kesehatan kimplemente r

103
tradisional r
dan
kompleme
nter

Jumlah Puskesmas 69 69% 100 75% 125 80% 150 85% 175 90% 200 95% 220 DINAS DINA
Puskesmas yang 95% 970 KESEH S
yang melaksanaka ATAN KESE
melaksanaka n pelayanan HATA
n pelayanan kesehatan N dan
kesehatan Gigi dan UPTD
Gigi dan Mulut Pkm
Mulut
Jumlah Puskesmas 20% 100 30% 125 40% 150 50% 175 60% 200 70% 220 DINAS DINA
Puskesmas yang 70% 970 KESEH S
yang memberikan ATAN KESE
memberikan pelayanan HATA
pelayanan laboratorium N dan
laboratorium UPTD
Puske
smas
Jumlah Puskesmas 30 50% 100 55% 125 60% 150 70% 175 80% 200 90% 220 DINAS DINA
Puskesmas yang 90% 970 KESEH S
yang memberikan ATAN KESE
memberikan pelayanan HATA
pelayanan Kesehatan N dan
Kesehatan Indra UPTD
Indra Puske
smas
Meningkat Jumlah Puskesmas 90 100% 100 100% 125 100% 150 100% 175 100% 200 100 220 DINAS DINA
nya mutu puskesmas yang % 100 970 KESEH S
dan akses yang menerapkan % ATAN KESE
pelayanan menerapkan Pelayanan HATA
keperawat Pelayanan Keperawatan N dan
an, Keperawatan Kesehatan UPTD
kebidanan Kesehatan Masyarakat Puske
dan Masyarakat (Perkesmas) smas
keteknisian (Perkesmas)
medik

104
Persentase Puskesmas 0 100 55% 125 60 150 75% 175 80 200 220 DINAS DINA
Meningkat Puskesmas yang 50% 90% 90% 970 KESEH S
nya yang menyelengga ATAN KESE
pembinaan menyelengga rakan HATA
upaya rakan kesehatan N dan
kesehatan kesehatan kerja dasar UPTD
kerja dan kerja dasar Puske
olahraga smas

Jumlah pos Meningkatny 100 10% 125 15% 150 20% 175 25% 200 220 DINAS DINA
UKK yang a pos UKK 5% 30% 105 970 KESEH S
terbentuk di yang % ATAN KESE
Kegiatan :
daerah terbentuk di HATA
Pembinan
PPI/TPI daerah N dan
Upaya
PPI/TPI UPTD
Kesehatan
Puske
Kerja dan
smas
Olahraga
Persentase Puskesmas 30 100 50% 125 60% 150 65% 175 70% 200 220 DINAS DINA
Puskesmas yang 40% 80% 80% 970 KESEH S
yang melaksanaka ATAN KESE
melaksanaka n kegiatan HATA
n kegiatan kesehatan N dan
kesehatan olah raga UPTD
olah raga pada Puske
pada kelompok smas
kelompok masyarakat
masyarakat di wilayah
di wilayah kerjanya
kerjanya
Meningkat Jumlah Puskesmas 60% 100 70% 125 75% 150 80% 175 90% 200 100 220 DINAS DINA
nya akses Puskesmas non rawat % 100 970 KESEH S
pelayanan non rawat inap dan % ATAN KESE
kesehatan inap dan Puskesmas HATA
dasar yang Puskesmas rawat inap N dan
berkualitas rawat inap yang UPTD
bagi yang Kegiatan : memberikan Puske
masyarakat memberikan Pelayanan pelayanan smas
pelayanan Kesehatan sesuai
sesuai dasar standar
standar
Jumlah Puskesmas 65% 100 70% 125 75% 150 80% 175 85% 200 90% 220 DINAS DINA
Puskesmas yang telah 90% 970 KESEH S
yang telah melaksanaka ATAN KESE
melaksanaka n HATA

105
n manajemen N dan
manajemen Puskesmas UPTD
Puskesmas Puske
smas

Meningkat Jumlah Kegiatan : Puskesmas 30% 100 40% 125 50% 150 60% 175 70% 200 100 220 DINAS DINA
nya Mutu Puskesmas Pelayanan yang % 100 970 KESEH S
dan Akses yang kesehatan Jiwa menyelengga % ATAN KESE
Pelayanan menyelengga dan NAPZA rakan HATA
Kesehatan rakan pelayanan N dan
Jiwa dan pelayanan kesehatan UPTD
NAPZA kesehatan jiwa dan Puske
jiwa dan NAPZA smas
NAPZA
Program
Pelayanan
Kesehatan
Penduduk
Miskin
Meningkat Jumlah Kegiatan : Penduduk 55,25 65% 86.000 75% 93500 90% 102.850 100% 113.135 100% 124.448 136.89 DINAS DINA
nya Penduduk Jaminan Penerima 3 - 656.826 KESEH S
layanan Penerima Pelayanan Bantuan ATAN KESE
kesehatan Bantuan Kesehatan bagi Iuran (PBI) HATA
untuk Iuran (PBI) Penerims yang menjadi N dan
masyarakat yang menjadi Bantuan Iuran peserta UPTD
peserta (PBI) JKN jaminan Puske
jaminan kesehatan smas
kesehatan nasional
nasional (JKN)
(JKN)
Meningkat Cakupan Kegiatan : 100 100% 42.200 100% 46.420 100% 51.062 100% 56.168 100% 61.784 67.962 DINAS DINA
nya pelayanan Jaminan - 325.596 KESEH S
Cakupan
layanan kesehatan Kesehatan ATAN KESE
pelayanan
kesehatan pasien Dasar HATA
kesehatan
untuk masyarakat (JAMKESDA) N dan
pasien
masyarakat miskin di UPTD
masyarakat
miskin fasilitas Puske
miskin di
kesehatan smas
fasilitas
Kegiatan :
kesehatan
Pengelolaan
Jaminan

106
Pelayanan
Kesehatan

Program
Perbaikan Gizi
Masyarakat
Meningkat Ibu hamil Kegiatan : Meningkatka 3 11,5% 250 14,8% 300 18,2% 350 21,5% 450 23,5% 500 23,5% 550 24% DINAS DINA
nya KEK yang Upaya n cakupan 2.400 KESEH S
pelayanan mendapat Perbaikan pemberian ATAN KESE
gizi makanan Masalah Gizi PMT ibu HATA
masyarakat tambahan Makro hamil Kek N dan
UPTD
Puske
smas
Balita kurus Kegiatan : Meningkatka 16,3 18,1% 800 20% 1.000 21,8% 1.200 23,6% 1.400 25% 1.600 25% 1.760 25% DINAS DINA
yang Upaya n cakupan 7.760 KESEH S
mendapat Perbaikan balita kurus ATAN KESE
makanan Masalah Gizi mendapat HATA
tambahan Makro PMT N dan
UPTD
Puske
smas
Bayi usia Kegiatan : Meningkatka 46 48% 150 50% 200 52% 250 54% 300 56% 350 56% 385 56% DINAS DINA
kurang dari 6 Upaya n cakupan asi 1.635 KESEH S
bulan yang Perbaikan eksklusif ATAN KESE
mendapat Masalah Gizi HATA
ASI eksklusif Makro N dan
UPTD
Puske
smas
Balita gizi Kegiatan : Meningkatka 100 100% 75 100% 158 100% 173 100% 191 100% 210 100% 231 100% DINAS DINA
Sangat Kurus Upaya n cakupan 1.037 KESEH S
mendapat Perbaikan balita sangat ATAN KESE
perawatan Masalah Gizi kurus HATA
Makro umendapat N dan
perawatan UPTD
Puske
smas
Pemberian Kegiatan : Meningkatka 5 6% 800 7% 1.080 8% 1.188 9% 1.307 10% 1.437 10% 1.581 10% DINAS DINA
makanan Upaya n cakupan 7.394 KESEH S
pendamping Perbaikan pemberian ATAN KESE
ASI pada Masalah Gizi MPAS usia 6- HATA
anak usia 6 - Makro 24 bulan N dan
24 bulan GAKIN. UPTD

107
keluarga Puske
miskin smas

Bayi baru Kegiatan : meningkatka 38 41% 150 44% 200 47% 250 50% 300 53% 350 53% 385 53% DINAS DINA
lahir Keluarga n cakupan 1.635 KESEH S
mendapat Mandiri Sadar bayi baru ATAN KESE
Inisiasi Gizi (Kadarzi) lahir HATA
Menyusu mendapat N dan
Dini (IMD) IMD UPTD
Puske
smas
Remaja Kegiatan : Meningkatka 10 15% 150 20% 200 25% 250 30% 300 35% 350 35% 385 35% DINAS DINA
puteri yang Upaya n cakupan 1.635 KESEH S
mendapat Perbaikan remaja putri ATAN KESE
Tablet Masalah Gizi mendapat HATA
Tambah Mikro TTD (tablet N dan
Darah (TTD) tambah UPTD
darah) Puske
smas
Ibu hamil Kegiatan : Meningkatka 87 90% 150 93% 200 95% 250 97% 300 100% 350 100% 385 100% DINAS DINA
yang Upaya n cakupan 1.635 KESEH S
mendapat Perbaikan ibu hamil ATAN KESE
Tablet Masalah Gizi mendapat HATA
Tambah Mikro TTD min 90 N dan
Darah (TTD) tablet UPTD
90 tablet Puske
selama masa smas
kehamilan
Program
Penyehatan
Lingkungan
Meningkat Cakupan Cakupan 68,53 70% 3.750 77% 3.938 85% 4.331 90% 4.764 95% 5.241 100% DINAS DINA
nya sarana air sarana air 5.765 100% 27.789 KESEH S
kualitas bersih (SAB) bersih (SAB) ATAN KESE
kesehatan HATA
lingkungan N dan
Kegiatan :
UPTD
Sarana Sanitasi
Puske
Dasar
smas
Cakupan Cakupan 66,02 70% 3.750 77% 3.938 85% 4.331 90% 4.764 100% 5.241 85% 5.765 DINAS DINA
Akses Akses 85% 27.789 KESEH S
Jamban Jamban ATAN KESE
Keluarga Keluarga HATA

108
(JAGA) (JAGA) N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan Cakupan 60,57 68% 500 75% 550 82% 605 90% 666 95% 732 100% 805 DINAS DINA
Saluran Saluran 100% 3.858 KESEH S
Pembuangan Pembuangan ATAN KESE
Air Limbah Air Limbah HATA
(SPAL) (SPAL) N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan : 59,95 65% 3.750 68% 3.938 71% 4.331 74% 4.764 77% 5.241 80% 5.765 DINAS DINA
Pengembangan 80% 27.789 KESEH S
Lingkungan ATAN KESE
Sehat di HATA
Pemukiman N dan
UPTD
Puske
Cakupan Cakupan
smas
Rumah Sehat Rumah Sehat
Kegiatan :
Klinik Sanitasi
Kegiatan :
Pengawasan
Tempat
Pengolahan
Makanan
Cakupan Kegiatan : Cakupan 84,63 87% 200 90% 220 93% 242 95% 266 97% 293 100% 322 DINAS DINA
Angka Bebas Pengendalian Angka Bebas 100% 1.543 KESEH S
Jentik Vektor Jentik ATAN KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan Kegiatan : Cakupan 74 79% 500 84% 550 89% 605 92% 666 95% 732 100% 805 DINAS DINA
Tempat Pengembangan Tempat 100% 3.858 KESEH S
Sampah Lingkungan Sampah ATAN KESE
Sehat di HATA
Tempat N dan
Tempat Umum UPTD
dan Industri Puske
smas

109
Program : Meningkatny
Promosi a
Kesehatan dan pengetahuan
Pemberdayaan , sikap dan
Masyarakat perilaku
hidup sehat
dengan
upaya
pemberdaya
an
masyarakat

Meningkat kebijakan Kegiatan : Kebijakan 3 3 bh 900 3 bh 990 3 bh 1089 3 bh 1197,9 3 bh 1317,6 3 bh 1.449 18bh 6.944 DINAS DINA
nya publik yang Pengembangan publik yang 9 KESEH S
perilaku berwawasan Perilaku Hidup berwawasan ATAN KESE
hidup kesehatan Bersih dan kesehatan HATA
bersih dan Sehat (PHBS) Di N dan
sehat tatanan rumah UPTD
tangga Puske
smas
Cakupan Cakupan 40 43% 500 46% 500 49% 500 52% 500 54% 500 56% 550 56% 3.050 DINAS DINA
PHBS di rumah KESEH S
Tatanan RT tangga sehat ATAN KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Kegiatan : 5,27 29,29% 1820 52,87% 1820 76,63% 1820 100% 1820 100% 1820 100% 2.002 100% 11.102 DINAS DINA
Pembinaan KESEH S
Strata ATAN KESE
Posyandu Di HATA
Kabupaten N dan
Sukabumi UPTD
Cakupan Peningkatan
Puske
strata desa strata DESA
smas
siaga aktif SIAGA AKTIF
Kegiatan :
Dukungan
Promosi
Kesehatan
pada Keluarga
sehat

110
Kegiatan :
Dukungan
promosi
kesehatan
pada
pengembangan
Kabupaten
Sukabumi
Sehat
Kegiatan :
Penguatan
layanan
Poskesdes

Kegiatan : Jumlah
Dukungan dunia usaha
promosi yang
kesehatan memanfaatk
pada an CSR-nya
pengembangan untuk
Kabupaten program
Sukabumi kesehatan
Sehat
Cakupan Kegiatan : Cakupan 20 20% 500 20% 500 20% 500 20% 500 20% 500 20% 550 20% DINAS DINA
sekolah yang Pengembangan Sekolah 3.050 KESEH S
mempromosi Perilaku Hidup Sehat ATAN KESE
kan Bersih dan HATA
kesehatan Sehat (PHBS) Di N dan
tatanan UPTD
sekolah Puske
smas
Jumlah Tema Kegiatan : Frekuensi 10,00 10 bh 800 10 bh 800 10 bh 800 10 bh 800 10 bh 800 10 bh 880 60 bh DINAS DINA
pesan dalam Pengembangan penyebaran 4.880 KESEH S
komunikasi, dan Pengadaan informasi ATAN KESE
informasi Media kesehatan HATA
dan edukasi Informasi melalui N dan
kepada Kesehatan Media Cetak, UPTD
masyarakat Elektronik Puske
dan smas
penyuluhan
Kegiatan : Tersebarnya
Penyebarluasa informasi
n Informasi kesehatan

111
Kesehatan

Jumlah dunia Kegiatan : Cakupan 4,00 8 bh 400 12 bh 600 16 bh 800 20 bh 1000 20 bh 1000 100 1.100 176 4.900 DINAS DINA
usaha yang Pengembangan tempat bh bh KESEH S
memanfaatk Perilaku Hidup umum, ATAN KESE
an CSR-nya Bersih dan fasilitas HATA
untuk Sehat (PHBS) Di pelayanan N dan
program tatanan tempat kesehatanda UPTD
kesehatan umum, Fasilitas n tempat Puske
pelayanan kerja sehat smas
kesehatan dan
Tempat Kerja
Program :
Pencegahan
dan
Pengendalian
Penyakit
Menurunn Cakupan penemuan 100 200 100% 220 100 % 240 100% 260 100% 280 100% 308 100% 1.508 DINAS DINA
ya angka penemuan dan KESEH S
kesakitan dan penanganan ATAN KESE
akibat peny penanganan penderita HATA
menular penderita penyakit TBC N dan
dan peny penyakit TBC BTA UPTD
tdk BTA Puske
menular smas
Kegiatan :
Meningkatny Meningkatny 85 85% 200 85% 220 85% 240 85% 260 85% 280 85% 308 85% 1.508 DINAS DINA
Pengendalian
a angka a angka KESEH S
Penyakit
kesembuhan kesembuhan ATAN KESE
Menular
penderita TB penderita TB HATA
Langsung
Paru BTA Paru BTA N dan
Positif Positif UPTD
Puske
smas

112
Cakupan balita dengan 69,98 100% 150 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100 385 100 DINAS DINA
balita pneumonia % % 1.635 KESEH S
dengan yang ATAN KESE
pneumonia ditangani HATA
yang N dan
ditangani UPTD
Puske
smas
Cakupan penemuan 86% 100 86% 150 86% 200 86% 250 86% 300 100% 330 100 DINAS DINA
penemuan dan 98,21 % 1.330 KESEH S
dan penanganan ATAN KESE
penanganan penderita HATA
penderita Diare N dan
Diare UPTD
Puske
smas
Cakupan Penemuan 74,67 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 165 100 DINAS DINA
Penemuan dan % 915 KESEH S
dan Penanganan ATAN KESE
Penanganan suspect Flu HATA
suspect Flu Burung N dan
Burung UPTD
Puske
smas
Cakupan Penemuan 27 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 165 100 DINAS DINA
Penemuan dan % 915 KESEH S
dan Penanganan ATAN KESE
Penanganan Kasus HATA
Kasus Penderita N dan
Penderita Kusta UPTD
Kusta Puske
smas
Cakupan Penemuan 93 100% 500 100% 600 100% 700 100% 800 100% 900 100% 990 100 DINAS DINA
Penemuan dan % 4.490 KESEH S
dan Penanganan ATAN KESE
Penanganan Kasus HATA
Kasus Penderita N dan
Penderita HIV/AIDS UPTD
HIV/AIDS Puske
smas
Annual Kegiatan : Annual 0,61 80 0,7 100 0,5 120 0,29 140 0,18 160 0,18% 176 DINAS DINA

113
Paracite Pengendalian Paracite 0,61 0 776 KESEH S
Index (API) Penyakit Tular Index (API) ATAN KESE
Malaria Vektor dan Malaria HATA
Zoonosis N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan Penemuan 100 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100% 150 100 165 DINAS DINA
Penemuan dan % 100 915 KESEH S
dan Penanganan % ATAN KESE
Penanganan Kasus HATA
Kasus Penderita N dan
Penderita Filariasis UPTD
Filariasis Puske
smas
Cakupan penemuan 100 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100 440 DINAS DINA
penemuan dan % 100 1.940 KESEH S
dan penanganan % ATAN KESE
penanganan penderita HATA
penderita penyakit DBD N dan
penyakit UPTD
DBD Puske
smas
Cakupan Penemuan 80 100 80 100 100 100 120 100 140 100 160 100 176 DINAS DINA
Penemuan dan 100 776 KESEH S
dan Penanganan ATAN KESE
Penanganan Kasus HATA
Kasus Penderita N dan
Penderita Rabies UPTD
Rabies Puske
smas
Persentase PKM yang 20,8 20% 100 30% 150 40% 200 50% 250 55% 300 60% 330 DINAS DINA
PKM yang melaksanaka 60% 1.330 KESEH S
melaksanaka n ATAN KESE
n pengendalian HATA
pengendalia PTM Terpadu N dan
Kegiatan :
n PTM UPTD
Pengendalian
Terpadu Puske
Penyakit Tidak
smas
Menular
Persentase desa / 51,4 20% 100 30% 150 40% 200 50% 250 55 300 15,4 330 DINAS DINA
desa / kelurahan 15 1.330 KESEH S
kelurahan yang ATAN KESE
yang melaksanaka HATA
melaksanaka n kegiatan N dan

114
n kegiatan posbindu UPTD
posbindu PTM Puske
PTM smas

Persentase perempuan 0,9 20% 100 30% 150 40% 200 50% 250 55 300 5 330 DINAS DINA
perempuan usia 30- 50 5 1.330 KESEH S
usia 30- 50 Tahun yang ATAN KESE
Tahun yang dideteksi dini HATA
dideteksi dini kanker N dan
kanker serviks dan UPTD
serviks dan payudara Puske
payudara smas
Persentase Puskesmas 20% 100 30% 150 40% 200 50% 250 55% 300 55% 330 DINAS DINA
Puskesmas Yang 55% 1.330 KESEH S
Yang melaksanaka ATAN KESE
melaksanaka n Kebijakan HATA
n Kebijakan Kawasan N dan
Kawasan Tanpa Rokok UPTD
Tanpa Rokok (KTR), Puske
(KTR), minimal 50 % smas
minimal 50 % sekolah
sekolah
Prevalensi Prevalensi 24,77% 100 24,28% 150 23,79% 200 23,38% 250 23,36 300 23,3 330 23% DINAS DINA
tekanan tekanan % 4% 1.330 KESEH S
darah tinggi darah tinggi ATAN KESE
HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Mempertaha Prevalen 15,40% 100 15,40% 150 15,40% 200 15,40% 250 15,4% 300 15,4 330 15% 1.330 DINAS DINA
nkan Obesitas % KESEH S
Prevalen ATAN KESE
Obesitas HATA
N dan
UPTD
Puske
smas
Prevalensi Prevalensi 6,40% 100 5,9% 150 5,6% 200 5,4% 250 5,2% 300 5% 330 5% 1.330 DINAS DINA
merokok merokok KESEH S
pada pada ATAN KESE
penduduk penduduk HATA
usia <= usia <= N dan
18Tahun 18Tahun UPTD

115
Puske
smas

Cakupan Kegiatan : Desa/Kelurah 100 100% 400 100% 450 100% 495 100% 545 100% 599 100% 659 100% 3.147 DINAS DINA
Desa/Kelura Pengendalian an KESEH S
han KLB mengalami ATAN KESE
mengalami KLB yang HATA
KLB yang dilakukan N dan
dilakukan Penyelidikan UPTD
Penyelidikan Epidemiologi Puske
Epidemiologi kurang dari smas
kurang dari 24 Jam
24 Jam
Acute Flacid Kegiatan : Acute Flacid 2,9 >2 100 >2 150 >2 200 >2 250 >2 300 >2 330 >2 1.330 DINAS DINA
Paralysis Pengamatan Paralysis KESEH S
(AFP) rate Penyakit (AFP) rate ATAN KESE
per 100.000 per 100.000 HATA
penduduk < penduduk < N dan
15 th 15 th UPTD
Puske
smas
Cakupan Kegiatan : Desa/kelurah 87 100% 650 100% 700 100% 750 100% 800 100% 850 100% 935 100% 4.685 DINAS DINA
Desa/kelurah Percepatan an Universal KESEH S
an Universal Peningkatan Child ATAN KESE
Child Cakupan Immunizatio HATA
Immunizatio Imunisasi n (UCI) N dan
n (UCI) UPTD
Puske
smas
Meningkat Cakupan Kegiatan : Pemeriksaan 100 100% 150 100% 200 100% 250 100% 300 100% 350 100% 400 100% 1.650 DINAS DINA
nya Pemeriksaan Peningkatan dan KESEH S
Kesehatan dan Kesehatan pembinaan ATAN KESE
Jemaah pembinaan Jemaah Haji Kesehatan HATA
Haji Kab. Kesehatan Jemaah Haji N dan
Sukabumi Jemaah Haji UPTD
Puske
smas
Cakupan Kegiatan : Penanggulan 100 100% 300 100% 350 100% 400 100% 450 100% 100% 500 100% 2.450 DINAS DINA
penanggulan Penanggulanga gan krisis 450 KESEH S
gan krisis n Krisis kesehatan ATAN KESE
kesehatan Kesehatan akibat HATA
akibat Akibat Bencana bencana N dan
bencana UPTD
Puske
smas

116
Program :
Peningkatan
Mutu
Pelayanan
Kesehatan
Cakupan Tenaga 70 75% 250 80% 300 85% 350 90% 400 95% 450 100 495 100 2.245 DINAS DINA
Tenaga Kesehatan % % KESEH S
Kegiatan :
Kesehatan Berizin di ATAN KESE
Pelayanan
Berizin di Praktek HATA
Perizinan
Praktek Mandiri dan N dan
Tenaga dan
Mandiri dan Sarana UPTD
Sarana
Sarana Kesehatan Puske
Kesehatan
Kesehatan smas

Cakupan Kegiatan : Sarana 60 65% 350 70% 400 80% 450 90% 450 95% 500 100 550 100 DINAS DINA
Sarana Peningkatan Kesehatan % % 2.700 KESEH S
Kesehatan Pelayanan Berizin ATAN KESE
Berizin Kesehatan HATA
Rujukan N dan
UPTD
Puske
smas
Cakupan Kegiatan : Sertifikasi 33% 200 38% 250 45% 300 50% 350 55% 400 60% 440 DINAS DINA
Sertifikasi Pengelolaan, Produk 30 60% 1.940 KESEH S
Produk Pengawasan Kesehatan ATAN KESE
Kesehatan Obat, Makanan Rumah HATA
Rumah dan Tangga N dan
Tangga Kefarmasian UPTD
Puske
smas
Cakupan Kegiatan : 0 2 300 3 450 3 500 3 550 3 600 3 660 DINAS DINA
Puskesmas Penilaian 3 3.060 KESEH S
Terakreditasi Kinerja ATAN KESE
Puskesmas HATA
N dan
UPTD
Puskesmas Puske
Terakreditasi smas
Kegiatan :
Peningkatan
Akreditasi
Puskesmas dan
Kompetensi
Tenaga

117
Kesehatan

Kegiatan :
Perencanaan
dan
Pengembangan
Program
Cakupan Kegiatan : Cakupan 30 100% 500 100% 520 100% 540 100% 560 100% 580 100 638 100 DINAS DINA
Puskesmas Pengelolaan Puskesmas % % 3.338 KESEH S
dengan dan dengan ATAN KESE
Sistem Pengembangan Sistem HATA
Informasi Sistem Informasi N dan
Terintegrasi Informasi Terintegrasi UPTD
Kesehatan Puske
smas
Jumlah SDM Kegiatan : Jumlah SDM 45 150 60 165 75 190 90 210 100 230 100 253 DINAS DINA
Kesehatan Pelayanan Kesehatan 25 100 1.198 KESEH S
yang Kesehatan yang ATAN KESE
ditingkatkan Dasar ditingkatkan HATA
kompetensin kompetensin N dan
ya ya UPTD
(kumulatif) (kumulatif) Puske
smas
Program :
Program
Peningkatan
dan
Pembangunan
Fasilitas
Kesehatan
meningkat Peningkatan Kegiatan : Terpenuhiny 2,45 11.250 2,54 12.375 2,62 13.613 2,71 14.974 2,75 16.471 2.77 18.118 DINAS DINA
nya akses fasilitas Peningkatan a puskesmas 2,41 2.77 86.801 KESEH S
pelayanan pelayanan fasilitas sesuai ATAN KESE
kesehatan kesehatan pelayanan dengan rasio HATA
kesehatan jumlah N dan
penduduk UPTD
Puske
smas
Kegiatan : Terpenuhiny 5,41 8.000 5,5 8.800 5,58 9.680 5,67 10.648 5,75 11.713 5.80 12.884 DINAS DINA
Pembangunan, a jaringan 5,33 5.80 61.725 KESEH S
Rehabilitasi, puskesmas ATAN KESE
Pemeliharaan sesuai HATA

118
Puskesmas dan dengan rasio N dan
Jaringannya jumlah UPTD
penduduk Puske
smas
Kegiatan :
Pengadaan
Sarana
Prasarana
PUSKESMAS
Kegiatan :
Penyediaan
Sarana dan
Prasarana Desa
Siaga

Kegiatan :
Pembangunan,
Rehabilitasi,
Pemeliharaan
Sarana
Penunjang
Pelayanan
Kesehatan

119
120
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN
KABUPATEN SUKABUMI TAHUN 2016 - 2021
Kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi dalam Renstra Th.2016 - 2021pada
hakekatnya didasarkan pada capaian Standar Pelayanan Minimal bidang Kesehatan
dan indicator MDGs, karena SPM bidang Kesehatan merupakan tolok ukur kinerja
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di Kabupaten Sukabumi Kedua
indicator ini sudah tercantum dalam indikator kinerja RPJMD kabupaten Sukabumi.
Dalam indikator kinerja Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi, karena sebagian
besar adalah indicator SPM bidang kesehatan, yang secara nasional target
capaiannya sudah ditentukan pada tahun 2015, maka penyesuaian dengan kondisi
kabupaten Sukabumi sangat kecil dilaksanakan. Adapun indicator kinerja Dinas
Kesehatan Kabupaten Sukabumi yang mengacu pada tujuan dan sasaran RPJMD
Kabupaten Sukabumi selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

120
INDIKATOR KINERJA DINAS KESEHATAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD 2016 - 2021

Target Kinerja Kondisi


Data Capaian Kinerja Akhir
Satua pada Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Periode
NO Indikator Kinerja RPJMD
n Awal 2016 2017 2018 2019 2020 2021
Perencanaan
Target Target Target Target Target Target Target

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 110

Tersedianya obat, perbekalan


1 Bln 18 24 24 24 24 24 24 24
kesehatan

Tersedianya bahan
2 kimia/reagensia untuk Bln 12 12 12 12 12 12 12
pemeriksaan kesehatan
cakupan Puskesmas yang
3 % 78 81 84 87 90 91 91 91
melaksanakan kelas ibu hamil

Cakupan komplikasi kebidanan


4 % 73 76 77 78 79 86 80 80
yang ditangani

Cakupan pertolongan persalinan


5 oleh tenaga kesehatan yang % 83 90 94 95 96 97 98 98
memiliki kompetensi kebidanan

6 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 92,8 95 95,5 96 96,5 97 98 98


7 Cakupan Pelayanan Ibu Nifas % 94,5 91 92 93 94 95 96 96
Cakupan Kunjungan Neonatal %
8 104,9 96 97 98 98 99 99 99
Pertama (KN1) sesuai standar

Cakupan Kunjungan Neonatal %


9 101 87 88 89 90 91 95 95
Lengkap (KNL) sesuai standar

Cakupan Neonatal dengan %


10 68,8 80 90 95 95,5 96 96,5 96,5
Komplikasi yang ditangani
11 cakupan peserta KB aktif % 72,1 67 68 69 70 71 72 72
%
cakupan Puskesmas yang
melakukan orientasi program
12 77 83 88 95 98 100 100 100
perencanaan persalinan dan
pencegahan komplikasi (P4K)

13 Cakupan Kunjungan Bayi % 102 100 100 100 100 100 100 100
%
14 Cakupan Pelayanan Anak Balita 90 90 90 90 90 90 90
90
15 Jumlah Kematian Ibu Jml 54 40 45 35 30 27 27
27
16 Angka Kematian Bayi Jml 23,0 23,00 31,5 28,4 25,56 23,06 21
21
Puskesmas yang melaksanakan
17 penjaringan kesehatan untuk % 100 100 100 100 100 100 100
100
peserta didik kelas 1

Puskesmas yang melaksanakan


18 penjaringan kesehatan untuk % 100 100 100 100 100 100
100
peserta didik kelas 7 dan 10
Puskesmas yang
19 menyelenggarakan kegiatan % 28 10 30 40 50 60 70
70
kesehatan remaja
Jumlah Puskesmas yang
20 menyelenggarakan kegiatan % 22 30 35 40 45 50 58
58
kesehatan lansia

Persentase Puskesmas yang


21 menyelenggarakan kesehatan % 10 20 30 40 50 60
60
tradisional dan kimplementer

121
Jumlah Puskesmas yang
22 melaksanakan pelayanan % 69 69 75 80 85 90 95
95
kesehatan Gigi dan Mulut
Jumlah Puskesmas yang
23 memberikan pelayanan % 20 30 40 50 60 70
70
laboratorium
Jumlah Puskesmas yang
24 memberikan pelayanan Kesehatan % 30 50 55 60 70 80 90
90
Indra
Jumlah puskesmas yang
menerapkan Pelayanan
25 % 90 100 100 100 100 100 100
Keperawatan Kesehatan 100
Masyarakat (Perkesmas)
Persentase Puskesmas yang
26 menyelenggarakan kesehatan kerja % 0 50 55 60 75 80 90
90
dasar

Jumlah pos UKK yang terbentuk di


27 % 5 10 15 20 25 30
daerah PPI/TPI 105

Persentase Puskesmas yang


melaksanakan kegiatan kesehatan
28 % 30 40 50 60 65 70 80
olah raga pada kelompok 80
masyarakat di wilayah kerjanya

Jumlah Puskesmas non rawat inap


dan Puskesmas rawat inap yang
29 % 60 70 75 80 90 100
memberikan pelayanan sesuai 100
standar
Jumlah Puskesmas yang telah
30 melaksanakan manajemen % 65 70 75 80 85 90
90
Puskesmas
Jumlah Puskesmas yang
31 menyelenggarakan pelayanan % 30 40 50 60 70 100
100
kesehatan jiwa dan NAPZA
Jumlah Penduduk Penerima
Bantuan Iuran (PBI) yang menjadi
32 Jml 55,25 65 75 90 100 100
peserta jaminan kesehatan -
nasional (JKN)
Cakupan pelayanan kesehatan
33 pasien masyarakat miskin di % 100 100 100 100 100 100
-
fasilitas kesehatan

Ibu hamil KEK yang mendapat


34 % 3 11,5 14,8 18,2 21,5 23,5 23,5
makanan tambahan 24

Balita kurus yang mendapat %


35 16,3 18,1 20 21,8 23,6 25 25
makanan tambahan 25

Bayi usia kurang dari 6 bulan yang %


36 46 48 50 52 54 56 56
mendapat ASI eksklusif 56

Balita gizi Sangat Kurus mendapat %


37 100 100 100 100 100 100 100
perawatan 100
%
Pemberian makanan pendamping
38 ASI pada anak usia 6 - 24 bulan 5 6 7 8 9 10 10
10
keluarga miskin

Bayi baru lahir mendapat Inisiasi %


39 38 41 44 47 50 53 53
Menyusu Dini (IMD) 53

Remaja puteri yang mendapat %


40 10 15 20 25 30 35 35
Tablet Tambah Darah (TTD) 35
%
Ibu hamil yang mendapat Tablet
41 Tambah Darah (TTD) 90 tablet 87 90 93 95 97 100 100
100
selama masa kehamilan
%
42 Cakupan sarana air bersih (SAB) 68,53 70 77 85 90 95 100
100
Cakupan Akses Jamban Keluarga %
43 66,02 70 77 85 90 100 85
(JAGA) 85

Cakupan Saluran Pembuangan Air %


44 60,57 68 75 82 90 95 100
Limbah (SPAL) 100

122
%
45 Cakupan Rumah Sehat 59,95 65 68 71 74 77 80
80
%
46 Cakupan Angka Bebas Jentik 84,63 87 90 93 95 97 100
100
%
47 Cakupan Tempat Sampah 74 79 84 89 92 95 100
100
kebijakan publik yang berwawasan
48 Jml 3 3 3 3 3 3 3
kesehatan 18

49 Cakupan PHBS di Tatanan RT % 40 43 46 49 52 54 56


56
%
50 Cakupan strata desa siaga aktif 5,27 29,29 52,87 76,63 100 100 100
100
Cakupan sekolah yang %
51 20 20 20 20 20 20 20
mempromosikan kesehatan 20
%
Jumlah Tema pesan dalam
52 komunikasi, informasi dan edukasi 10,00 10 10 10 10 10 10
60
kepada masyarakat
%
Jumlah dunia usaha yang
53 memanfaatkan CSR-nya untuk 4,00 8 12 16 20 20 100
176
program kesehatan
Cakupan penemuan dan %
54 penanganan penderita penyakit 100 100 100 100 100 100
100
TBC BTA
Meningkatnya angka kesembuhan %
55 85 85 85 85 85 85 85
penderita TB Paru BTA Positif 85

Cakupan balita dengan pneumonia %


56 69,98 100 100 100 100 100 100
yang ditangani 100

Cakupan penemuan dan %


57 98,21 86 86 86 86 86 100
penanganan penderita Diare 100

Cakupan Penemuan dan


58 Ks 74,67 100 100 100 100 100 100
Penanganan suspect Flu Burung 100

Cakupan Penemuan dan


59 % 27 100 100 100 100 100 100
Penanganan Kasus Penderita Kusta 100
Cakupan Penemuan dan
60 Penanganan Kasus Penderita % 93 100 100 100 100 100 100
100
HIV/AIDS
61 Annual Paracite Index (API) Malaria Ks 0,61 0,61 0,7 0,5 0,29 0,18 0,18
0
Cakupan Penemuan dan
62 Penanganan Kasus Penderita % 100 100 100 100 100 100 100
100
Filariasis
Cakupan penemuan dan
63 penanganan penderita penyakit % 100 100 100 100 100 100 100
100
DBD
Cakupan Penemuan dan
64 Penanganan Kasus Penderita % 80 100 100 100 100 100 100
100
Rabies
Persentase PKM yang
65 melaksanakan pengendalian PTM % 20,8 20% 30% 40% 50% 55 60
60
Terpadu
Persentase desa / kelurahan yang
66 melaksanakan kegiatan posbindu % 51,4 20% 30% 40% 50% 55 15,4
15
PTM
Persentase perempuan usia 30- 50
67 Tahun yang dideteksi dini kanker % 0,9 20% 30% 40% 50% 55 5
5
serviks dan payudara

Persentase Puskesmas Yang


melaksanakan Kebijakan Kawasan
68 % 20% 30% 40% 50% 55 55
Tanpa Rokok (KTR), minimal 50 % 55
sekolah

69 Prevalensi tekanan darah tinggi % 24,77% 24,28% 23,79% 23,38% 23,36 23,34
23
Mempertahankan Prevalen
70 % 15,40% 15,40% 15,40% 15,40% 15,4 15,4
Obesitas 15

123
Prevalensi merokok pada
71 % 6,40% 5,9% 5,6% 5,4% 5,2 5
penduduk usia <= 18Tahun 5
Cakupan Desa/Kelurahan
mengalami KLB yang dilakukan
72 % 100 100 100 100 100 100 100
Penyelidikan Epidemiologi kurang 100
dari 24 Jam
Per-
Acute Flacid Paralysis (AFP) rate 1000
73 2,9 >2 >2 >2 >2 >2 >2 >2
per 100.000 penduduk < 15 th 000
pdkk
Cakupan Desa/kelurahan Universal
74 % 87 100 100 100 100 100 100
Child Immunization (UCI) 100
Cakupan Pemeriksaan dan
75 pembinaan Kesehatan Jemaah % 100 100 100 100 100 100 100
100
Haji
Cakupan penanggulangan krisis
76 % 100 100 100 100 100 100 100
kesehatan akibat bencana 100
Cakupan Tenaga Kesehatan Berizin
77 di Praktek Mandiri dan Sarana % 70 75 80 85 90 95 100
100
Kesehatan
78 Cakupan Sarana Kesehatan Berizin % 60 65 70 80 90 95 100
100
Cakupan Sertifikasi Produk
79 % 30 33 38 45 50 55 60
Kesehatan Rumah Tangga 60

80 Cakupan Puskesmas Terakreditasi % 0 2 3 3 3 3 3


3
Cakupan Puskesmas dengan Sistem
81 % 30 100 100 100 100 100 100
Informasi Terintegrasi 100

Jumlah SDM Kesehatan yang


82 ditingkatkan kompetensinya % 25 45 60 75 90 100 100
100
(kumulatif)

Peningkatan fasilitas pelayanan


83 ratio 2,41 2,45 2,54 2,62 2,71 2,75 2.77 2.77
kesehatan (Puskesmas)

Peningkatan fasilitas pelayanan


84 Ratio 5,33 5,41 5,5 5,58 5,67 5,75 5.80 5.80
kesehatan (Puskesmas Pembantu)

124
BAB VII
PENUTUP

Dari alternatif-alternatif strategi sebagimana telah disebutkan di atas selanjutnya


Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi menyimpulkan strategi utama dengan hasil
sebagai berikut :

1. Meningkatkan ketersediaan sarana pelayanan kesehatan berkualitas di-


puskesmas dan jaringannya.
2. Pengadaan obat dan alat kesehatan.
3. Meningkatkan jumlah, pemerataan, dan kualitas pelayanan kesehatan
bagi masyarakat miskin.
4. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di puskesmas dan jaringannya.
5. Penempatan tenaga Kesehatan sesuai dengan kebutuhan.
6. Rekruitment tenaga kesehatan sesuai dengan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
7. Meningkatkan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan di puskesmas.
8. Mengoptimalkan fasilitas dan peran tenaga kesehatan dalam upaya
penurunan AKB, AKI, Prevalensi penyakit dan Gizi buruk.
9. Meningkatnya cakupan desa siaga aktif.

Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi ini diharapkan dapat digunakan


sebagai acuan dalam perencanaan, pelaksanaan dan penilaian upaya Kesehatan
dalam kurun waktu enam tahun (2016-2021). Semoga upaya Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi sampai dengan tahun 2015 dapat lebih terarah dan terukur.
Dengan disepakatinya Naskah Rencana Strategis Dinas Kesehatan Kabupaten
Sukabumi Tahun 2016-2021 ini maka dalam penyusunan Renja SKPD, masukan
Dinas Kesehatan kepada Bappeda Kabupaten Sukabumi dalam penyusunan RKPD,
KUA dan PPAS akan dilakukan berdasarkan pada isi Renstra ini. Perubahan terhadap
isinya hanya akan dilakukan bila terjadi keadaaan yang benar-benar di luar dugaan.
Kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Renstra ini diucapkan terima
kasih.

125
Tentunya Renstra Dinas Kesehatan Kabupaten Sukabumi tahun 2016-2021 ini dapat
dilaksanakan dan mencapai tujuannya, bila dilakukan dengan dedikasi yang tinggi
dan kerja keras dari segenap aparatur kesehatan di lingkungan Dinas Kesehatan
Kabupaten Sukabumi dan jajarannya serta masyarakat.

Ditetapkan di Sukabumi
Pada Tanggal : September 2016

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Sukabumi

H. DIDI SUPARDI, SKM.MM


NIP. 19601202 198003 1 002

126

Anda mungkin juga menyukai