Anda di halaman 1dari 8

Lesi Primer dan Lesi Sekunder

Lesi merupakan suatu diskontinuitas jaringan patologis atau traumatic atau hilangnya
fungsi suatu bagian (Dorland, 2002). Ketika ditemukan lesi kulit, maka digolongkan menjadi lesi
primer dan lesi sekunder.

1. Lesi Primer
Lesi primer muncul dari kulit normal yang mengalami perubahan anatomik dalam
epidermis, dermis, atau jaringan subkutan (Swartz, 1995).
a. Lesi Primer yang teraba, timbul, dan berupa massa padat.
No. Lesi Deskripsi Contoh Gambar
1 Papula Lesi atau struktur yang Akne, lilen
padat, kecil, superfisial, planus.
menonjol, dan diameternya
kurang dari 1 cm. memiliki
berbagai warna, dapat
bertangkai, dan mempunyai
basis yang kuat.

2 Nodula Benjolan atau massa jaringan Nevus, atau


yang padat dan menonjol tanda lahir.
dengan diameter kurang dari
1 cm. Nodula bisa
asimtomatik atau
menimbulkan rasa sakit dan
seringkali tumbuh dengan
lambat.
3 Tumor Massa jaringan padat dengan Lipoma
diameter lebih dari 1 cm dan
memiliki dimensi
kedalaman. Dapat berwarna
apasaja dan muncul pada
jaringan lunak dank eras baik
intraoral ataupun ekstraoral.
Tumor terbagi menjadi
tumor jinak dan ganas,
dimana tumor jinak tumbuh
lebih lambat dan kurang
agresif dibandingkan tumor
ganas. Tumor jinak berupa
lesi bulat, menonjol, dan
memiliki tepi yang jelas,
serta tidak bermetastasis,
sedangkan tumor ganas
memiliki tepi yang kurang
jelas.
4 Plak Daerah kulit atau mukosa Psoriasis
yang datar, padat, menonjol,
dan diameternya lebih dari 1
cm. Memiliki tepi landai dan
dapat ditemukan proliferasi
keratin di permukaannya.
Plak dapat menyebar jauh ke
dalam dermis.
5 Bidur Peninggian kulit sementara Hives,
disebabkan bocornya cairan dermatografis
ke dalam dermis me

(Swartz, 1995 ; Langlais dkk., 2013).

b. Lesi primer yang teraba, meninggi, dan massa terisi cairan


No. Lesi Deskripsi Contoh Gambar
1 Vesikel Suatu penonjolan kecil Herpes
yang berisi cairan pada simpleks dan
epidermis (kulit atau varisela
mukosa) yang diameternya
kurang dari 1 cm. Cairan
dalam vesikel dapat berupa
limfe, serum, darah, dan
agen penginfeksi. Vesikel
ini disebabkan peradangan
akibat infeksi virus.
2 Bulla Lepuhan berukuran lebih Dermatitis
dari 1 cm yang di dalamnya akibat racun,
berisi cairan. pemphigus
Permukaannya halus dan bulosa.
berbentuk kubah. Mudah
pecah meskipun terkena
trauma yang sangat ringan
3 Pustula Tonjolan bundar yang berisi Akne
nanah (eksudat purulen)
yang tersusun atas
campuran sel radang dan
cairan yang berasal dari
infeksi. Lesi ini memiliki
diameter kurang dari 1 cm
yang bisa didahului olehj
vesikel atau papula.
Berwarna putih atau
kekuningan yang sering
dikaitkan dengan dengan
pori epidermal atau kelenjar
keringat. Pada rongga mulut
pustule Nampak pada
puncak abses atau parulis.
(Swartz, 1995 ; Langlais dkk., 2013).

c. Lesi primer khusus


No. Lesi Deskripsi Contoh Gambar
1 Mata ikan Daerah pembengkakan
jaringan ayang menonjol
(edema) yang terlokalisir.
Papula atau plak yang
memiliki permukaan
halus ini berasal dari
ekstravasasi akut serum
ke dalam dermis
superfisial. Mata ikan
biasanya berwarna merah
pucat, gatal, dan berdurasi
pendek
2 Liang Suatu lesi linear yang Skabies
khas berupa terowongan
berada di bawah
epidermis yang
dihasilkan parasit.

3 Kista Suatu kantung yang di


dalamnya berisi cairan
atau materi semi padat.
Lesi ini dilapisi oleh
kantong tertutup (kapsul)
epitelium yang terletak
pada dermis, jaringan
subkutaneus, atau tulang.
Diameter kista bervariasi
dari beberapa millimeter
sampai sentimeter. Kista
yang berisi cairan bening
tampak berwarna merah
muda hingga biru,
sedangkan yang berisi
keratin sering berwarna
kuning atau putih seperti
krim.
4 Abses Lesi berupa pengumpulan
materi purulent setempat
pada dermis atau
subkutis. Nanah biasanya
tidak terlihat karena
pengumpulan purulent
terserbut begitu dalam.
(Swartz, 1995 : langlais, 2013).

2. Lesi sekunder
Lesi sekunder merupakan lesi yang terjadi akibat adanya perubahan pada lesi
primer yang berkembang selama riwayat penyakit kulit alami (Swartz, 1995).

No. Lesi Deskripsi Gambar


1 Erosi Lesi jaringan lunak yang terkelupas
kulit atau mukosa (epiteliumnya aus
atau rusak). Biasanya erosi lembab
dan sedikit cekung dan sering kali
berasal dari suatu vesikel yang pecah,
kerusakan epitel, atau trauma. Di
daerah yang tererosi, epitelium di atas
sel basal hilang. Penyembuhan jarang
mengakibatkan jaringan parut karena
lapisan basal dari epitelium tetap utuh.
2 Ulser Lesi yang berbentuk seperti kawah
pada kulit atau mukosa oral.
Sedangkan ulcer adalah istilah untuk
luka pada jaringan kutaneus atau
mukosa yang terbuka, yang
menunjukkan desintegrasi jaringan
secara perlahan-lahan disertai
nekrosis. Tepi lesi ini seringkali bulat
ataupun tidak teratur. Ulser meluas
lebih dalam dibandingkan erosi, dari
lapisan basal epitelium hingga dermis.
Dapat terbentuk jaringan parut setelah
ulser sembuh. Lesi ini dapat terbentuk
karena trauma, stomatitis aptosa,
infeksi virus seperti herpes simpleks,
kanker, dan penyakit granulomatosis.
Ulser menimbulkan rasa sakit
sehingga memerlukan terapi obat
topikal atau sistemik untuk
pentalaksanaan yang efektif
3 Fisura Suatu celah dalam kulit yang melalui
kutis atau mukosa pada lidah, bibir,
dan jaringan perioral yang
perbaikannya melalui fibrosis.
Disebabkan kekeringan atau radang
menahun.

4 Jaringan Tanda atau cicatrix permanen yang


parut tertinggal setelah sebuah luka
sembuh. Lesi ini merupakan tanda
adanya perbaikan luka dan
menunjukkan adanya gangguan
integritas epidermis dan dermis serta
penyembuhan epitelium melalui jalan
pembentukan jaringan fibrosa
(kolagen). Warna dari lesi ini biasanya
lebih muda dibandingkan mukosa di
daerah sekitarnya.
5 Atrofi Suatu keadaan dimana epidermis yang
cenderung melekuk ke dalam dan
berwarna kepuutihan.
6 Sklerosis Suatu pengerasan kulit yang difus atau
terbatas.

No. Lesi Deskripsi Gambar


1 Sisik Suatu keadaan yang
ditandai pelepasan
sel berlebihan dari
stratum korneum
yang terlihat
sebagai
penglupasan kulit
luar.
2 Kerak Suatu serum, darah,
dan/atau materi
purulent kering
yang berada pada
permukaan kulit

(Swartz, 1995).

Anda mungkin juga menyukai