Anda di halaman 1dari 13

METODE PEMERIKSAAN

FISIK GIGI
Disusun oleh:
Nailatul Arifah G99162048

Latifa Zulfa S G99152094

Pembimbing: drg. Sandy Trimelda, Sp.Ort


Dalam menegakkan suatu
diagnosis, diperlukan rangkaian
pemeriksaan subjektif, objektif, dan
radiograf yang optimal.
Pemeriksaan objektif yang sering
dipakai di kedokteran gigi adalah
inspeksi, diaskopi, palpasi, probing,
perkusi, dan auskultasi
Inspeksi merupakan teknik pemeriksaan
langsung dengan menggunakan indra mata.
Struktur bagian yang akan diperiksa harus
dibersihkan, tidak boleh tertutup oleh pakaian,
kosmetika, air ludah atau kotoran yang lain.
INSPEKSI Gigi tiruan, obturator, pesawat orthodonsi,
kaca mata, harus dilepas.
Yang diperhatikan: warna, ukuran, bentuk,
hubungan anatomis, keutuhan dan ciri-ciri
permukaan jaringan di daerah tersebut.
Suatu teknik inspeksi yang spesifik, dengan cara
memeriksa melalui kaca tembus pandang (misalnya
gelas obyek) yang ditekankan pada jaringan yang
akan diperiksa.
Tujuan utama : membedakan lesi vaskuler atau
bukan.
DIASKOPI Lesi yang banyak mengandung pembuluh darah,
penekanan pada daerah tersebut berubah menjadi
pucat dan kembali ke warna semula jika dilepas Lesi
vaskuler seperti, varices, telangiektase, hemangioma.
Jika tidak terjadi pemucatan maka lesi tersebut bukan
lesi vaskuler, tetapi karena yang lain (pigmentasi lokal,
amalgam atau india ink tatoos, dan ekstravasasi darah
seperti petekie, ekhimosis dan hematom)
Teknik pemeriksaan untuk mengetahui kondisi suatu
jaringan dengan menggunakan indra peraba.
Palpasi dilakukan dengan cara menekan jaringan yang
diperiksa ke arah tulang atau jaringan di sekitarnya, atau
menekan jaringan tersebut diantara kedua jari (bidigital)
atau diantara kedua tangan (bimanual).
PALPASI Texture/struktur, dimensi/ketebalan, konsistensi,
temperatur, aktivitas atau gerakan fungsional tertentu
seperti detak nadi atau getaran yang ditimbulkan oleh lesi
vaskuler, dan getaran gigi pada tulang alveoler pada
waktu gerak oklusi.
Reaksi rasa sakit perlu diperhatikan sebagai respon
pemeriksaan palpasi
Pemeriksaan palpasi dengan alat tertentu.
Untuk mengetahui adanya karies dilakukan
probing pada permukaan gigi dengan
menggunakan ujung sonde atau eksplorer yang
berujung lancip.
Untuk mengukur kedaiaman pocket dipergunakan
probe periodontal.
PROBING Untuk memeriksa kondisi saluran kelenjar ludah
biasanya dilakukan probing menggunakan sonde
tumpul.
Apakah suatu fistula di mulut disebabkan karena
infeksi periapikal atau sebab yang lain, dapat
dilakukan probing dengan menggunakan gutta
percha point yang dimasukan melalui fistula
tersebut kemudian dilakukan rontgen foto.
Teknik pemeriksaan dilakukan dengan
mengetukkan jari atau instrument ke arah
jaringan, kemudian mendengarkan bunyi yang
ditimbulkannya dan mengamati reaksi dari
pasien.
Perkusi pada gigi geligi akan memberikan
PERKUSI nuansa bunyi dan warna suara yang
mempunyai informasi diagnostik tentang
kondisi jaringan pendukung gigi khususnya
status jaringan periodontal.
Reaksi terhadap perkusi perlu dibandingkan
dengan reaksi gigi di sampingnya yang normal.
PERKUSI
Penerapanya banyak dilakukan untuk pemeriksaan
sendi rahang (TMJ) atau pemeriksaan oklusi.
Interprestasi hasil pemeriksaan ini harus dikaitkan
dengan kedudukan rahang, oklusi gigi geligi dan jenis
suara yang terdengar.
Suara-suara Popping; grafting, atau snaping
menandakan adanya kelainan pada kapsul sendi,
AUSKULTASI tulang, atau meniskus dari sendi rahang.
Variasi bunyi yang timbul pada waktu gerakan rahang
ke arah sentrik oklusi dapat mengungkap adanya
kontak prematur.
Diafragma yang datar untuk mendeteksi bunyi dengan
frekuensi tinggi, bell untuk bunyi dengan frekuensi
rendah.
Prosedur pengambilan cairan dari dalam suatu rongga
yang ada di dalam jaringan/organ tubuh.
Aspirasi paling balk dilakukan dibawah anastesi lokal
dengan menggunakan jarum yang besar (16-20 gauge),
dan diindikasikan terutama untuk lesi-lesi kistik.
Jika dalam aspirat terdapat nanah menunjukkan bahwa
ASPIRASI dalam lesi tersebut ada infeksi,
Jika aspirat berupa cairan berwarna kuning muda atau
seperti darah kemungkinan suatu kista
Jika beberapa millimeter darah dapat diaspirasi dengan
mudah maka kemungkinan lesi tersebut lesi vaskuler;
hemangioma atau aneurisma arteri harus
dipertimbangkan.
Fungsi kelenjar ludah: palpasi pada kelenjar dan
mengamati kuantitas, adakah nanah, material yang
lain dan viskositasnya.
Fungsi kelenjar air mata: kelancaran pengeluaran atau
produksi air mata dapat diobservasi, dan jumlah air
mata yang keluar di ukur dengan Schirmers tear test.
ASSESSMENT Fungsi organ pengecapan : larutan garam, kinine, atau
FUNGSI larutan gula.
KHUSUS Fungsi-fungsi mengunyah, menelan, dan bicara tidak
akan terlepas dari aktivitas sistem stomatognasi yang
meliputi gigi dan jaringan pendukungnya, tulang
rahang, air ludah dan sistem neuromuskuler.
Pemeriksaan Ekstra Oral
Kesan Umum Pasien
Pemeriksaan kepala dan leher

PROSEDUR
PEMERIKSAAN
Pemeriksaan Intra Oral
Pemeriksaan Gigi Geligi
Pemeriksaan jaringan lunak
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai