Dalam menegakkan suatu diagnosis, diperlukan rangkaian pemeriksaan subjektif, objektif, dan radiograf yang optimal. Pemeriksaan objektif yang sering dipakai di kedokteran gigi adalah inspeksi, diaskopi, palpasi, probing, perkusi, dan auskultasi Inspeksi merupakan teknik pemeriksaan langsung dengan menggunakan indra mata. Struktur bagian yang akan diperiksa harus dibersihkan, tidak boleh tertutup oleh pakaian, kosmetika, air ludah atau kotoran yang lain. INSPEKSI Gigi tiruan, obturator, pesawat orthodonsi, kaca mata, harus dilepas. Yang diperhatikan: warna, ukuran, bentuk, hubungan anatomis, keutuhan dan ciri-ciri permukaan jaringan di daerah tersebut. Suatu teknik inspeksi yang spesifik, dengan cara memeriksa melalui kaca tembus pandang (misalnya gelas obyek) yang ditekankan pada jaringan yang akan diperiksa. Tujuan utama : membedakan lesi vaskuler atau bukan. DIASKOPI Lesi yang banyak mengandung pembuluh darah, penekanan pada daerah tersebut berubah menjadi pucat dan kembali ke warna semula jika dilepas Lesi vaskuler seperti, varices, telangiektase, hemangioma. Jika tidak terjadi pemucatan maka lesi tersebut bukan lesi vaskuler, tetapi karena yang lain (pigmentasi lokal, amalgam atau india ink tatoos, dan ekstravasasi darah seperti petekie, ekhimosis dan hematom) Teknik pemeriksaan untuk mengetahui kondisi suatu jaringan dengan menggunakan indra peraba. Palpasi dilakukan dengan cara menekan jaringan yang diperiksa ke arah tulang atau jaringan di sekitarnya, atau menekan jaringan tersebut diantara kedua jari (bidigital) atau diantara kedua tangan (bimanual). PALPASI Texture/struktur, dimensi/ketebalan, konsistensi, temperatur, aktivitas atau gerakan fungsional tertentu seperti detak nadi atau getaran yang ditimbulkan oleh lesi vaskuler, dan getaran gigi pada tulang alveoler pada waktu gerak oklusi. Reaksi rasa sakit perlu diperhatikan sebagai respon pemeriksaan palpasi Pemeriksaan palpasi dengan alat tertentu. Untuk mengetahui adanya karies dilakukan probing pada permukaan gigi dengan menggunakan ujung sonde atau eksplorer yang berujung lancip. Untuk mengukur kedaiaman pocket dipergunakan probe periodontal. PROBING Untuk memeriksa kondisi saluran kelenjar ludah biasanya dilakukan probing menggunakan sonde tumpul. Apakah suatu fistula di mulut disebabkan karena infeksi periapikal atau sebab yang lain, dapat dilakukan probing dengan menggunakan gutta percha point yang dimasukan melalui fistula tersebut kemudian dilakukan rontgen foto. Teknik pemeriksaan dilakukan dengan mengetukkan jari atau instrument ke arah jaringan, kemudian mendengarkan bunyi yang ditimbulkannya dan mengamati reaksi dari pasien. Perkusi pada gigi geligi akan memberikan PERKUSI nuansa bunyi dan warna suara yang mempunyai informasi diagnostik tentang kondisi jaringan pendukung gigi khususnya status jaringan periodontal. Reaksi terhadap perkusi perlu dibandingkan dengan reaksi gigi di sampingnya yang normal. PERKUSI Penerapanya banyak dilakukan untuk pemeriksaan sendi rahang (TMJ) atau pemeriksaan oklusi. Interprestasi hasil pemeriksaan ini harus dikaitkan dengan kedudukan rahang, oklusi gigi geligi dan jenis suara yang terdengar. Suara-suara Popping; grafting, atau snaping menandakan adanya kelainan pada kapsul sendi, AUSKULTASI tulang, atau meniskus dari sendi rahang. Variasi bunyi yang timbul pada waktu gerakan rahang ke arah sentrik oklusi dapat mengungkap adanya kontak prematur. Diafragma yang datar untuk mendeteksi bunyi dengan frekuensi tinggi, bell untuk bunyi dengan frekuensi rendah. Prosedur pengambilan cairan dari dalam suatu rongga yang ada di dalam jaringan/organ tubuh. Aspirasi paling balk dilakukan dibawah anastesi lokal dengan menggunakan jarum yang besar (16-20 gauge), dan diindikasikan terutama untuk lesi-lesi kistik. Jika dalam aspirat terdapat nanah menunjukkan bahwa ASPIRASI dalam lesi tersebut ada infeksi, Jika aspirat berupa cairan berwarna kuning muda atau seperti darah kemungkinan suatu kista Jika beberapa millimeter darah dapat diaspirasi dengan mudah maka kemungkinan lesi tersebut lesi vaskuler; hemangioma atau aneurisma arteri harus dipertimbangkan. Fungsi kelenjar ludah: palpasi pada kelenjar dan mengamati kuantitas, adakah nanah, material yang lain dan viskositasnya. Fungsi kelenjar air mata: kelancaran pengeluaran atau produksi air mata dapat diobservasi, dan jumlah air mata yang keluar di ukur dengan Schirmers tear test. ASSESSMENT Fungsi organ pengecapan : larutan garam, kinine, atau FUNGSI larutan gula. KHUSUS Fungsi-fungsi mengunyah, menelan, dan bicara tidak akan terlepas dari aktivitas sistem stomatognasi yang meliputi gigi dan jaringan pendukungnya, tulang rahang, air ludah dan sistem neuromuskuler. Pemeriksaan Ekstra Oral Kesan Umum Pasien Pemeriksaan kepala dan leher
PROSEDUR PEMERIKSAAN Pemeriksaan Intra Oral Pemeriksaan Gigi Geligi Pemeriksaan jaringan lunak TERIMA KASIH