8735 28346 1 PB PDF
8735 28346 1 PB PDF
4 (1) : 52-57
Abstract
Candida albicans is a fungus which commonly found in the human body and can cause candidiasis disease
with varies symptoms. One of the potential anti fungal plant is Mikania micrantha Kunth leaves. The
purpose of this study was to determine the ability of M. micrantha fungus. The anti fungal activity tests on
M. micrantha leaves were conducted by using Kirby-Bauer smear method. The test were carried out with 7
treatments, ie : negative control, solvent control (DMSO 10%), posiive control (ketokonazole 2%),
concentrate of M. micrantha leaves extract as much as 20%, 25%, 30%, 35% and 40%. From the result on
30% anti fungal concetration, it showed that the activity level was very strong. This case shows that 30%
concentrate of M. micrantha leaves extract is the most potential concentrate to inhibit the growth of C.
albicans fungus.
sehingga dapat dinyatakan sebagai konsentrasi sel jamur yaitu protein, asam nukleat dan
efektif (Tabel 2). nukleotida (Ganiswarna, 1995).
Menurut Hermawan et al., (2007) interpretasi digunakan dalam pengobatan kelainan atau infeksi
daerah hambatan pertumbuhan antimikroba yang disebabkan oleh jamur.
mengacu pada standar umum yang di keluarkan
Departemen Kesehatan (1988) disebutkan bahwa Menurut Tjay dan Rahardja (2007) pada antijamur
mikroba dikatakan peka terhadap antimikroba asal ketokonazol dapat menekan aktivitas berbagai
tanaman apabila mempunyai ukuran diameter jenis jamur, mekanisme penghambatannya yaitu
daya hambatan sebesar 1,2-2,4 cm. pada biosintesis ergosterol dalam sel jamur
dengan menghambat enzim, menimbulkan
Ekstrak daun M. micrantha memberikan efek ketidakteraturan membran sel jamur dengan cara
penghambatan yang besar terhadap pertumbuhan mengubah permeabilitas membran dan mengubah
jamur C. albicans. Konsentrasi 20% sudah dapat fungsi membran dalam proses pengangkutan
memberikan respon hambatan yang sangat kuat senyawa-senyawa essensial yang dapat
dengan diameter zona hambat sebesar 1,20 cm. menyebabkan ketidakseimbangan metabolik
Zona hambat yang terbentuk lebih besar sehingga mengganggu sintesis ergosterol yang
dibandingkan dengan hasil penelitian Sulistyawati merupakan komponen penting dari membran sel
dan Mulyati (2009) yang menggunakan ekstrak jamur.
daun jambu mete (Anacardium occidentale) untuk
menghambat pertumbuhan jamur C. albicans.
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan DAFTAR PUSTAKA
bahwa ekstrak M. micrantha lebih efektif dalam
menghambat pertumbuhan jamur C. albicans. Adegoke, A.A. & Adebayo-tayo, B.C, 2009,
Antibacterial activity and phytochemical
Perlakuan konsentrasi ekstrak daun M. analysis of leaf extracts of Lasienthera
micrantha dan kontrol positif yaitu ketokonazol africanum, African Journal of Biotechnology,
Vol 3, No 3 hal 156, diakses 13 Oktober 2014
dalam penelitian menunjukkan adanya zona
<http//academicjournals.org/article/article13803
hambat, artinya ekstrak daun M. micrantha 73601_Adegoke%20and%20Adebayo.pdf>
memiliki keefektifan yang hampir sama dengan Aniszewki, T. 2007. Alkaloid-secrets of life, Elsevier,
kontrol positif dalam menghambat pertumbuhan Amsterdam, pp. 187
jamur C. albicans. Pada konsentrasi 20% sampai Borgers, M, van de Bossche, H, Brabande, M, 1983,
40% memiliki respon daya hambat sama dengan ‘The mechanism of action of the new anti-
ketokonazol (Tabel 2). Konsentrasi 20% mycotic ketokonazole’, American Journal of
merupakan konsentrasi minimum yang Medicine, Vol 24, No 74, hal 2 - 4, diakses 18
memberikan respon hambatan sangat kuat Oktober 2014,
sehingga dinyatakan sebagai konsentrasi efektif. <http//ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/6295147.pdf>
Cowan, M.M., 1999, Plant products as antimikrobial
Menurut Fitriyani et al., (2013) konsentrasi efektif
agents, Clinical Microbiology Review, 12 (4) :
adalah konsentrasi minimum yang dapat 564 – 582, diakses 15 Agustus 2014
memberikan respon hambatan yang sangat kuat. <http: //www. heart-ntl.net/HEART/120104/Plant
Productsas Antimicrobi.pdf>
Penggunaan kontrol positif ketokonazol pada Departemen Kesehatan, 1988, Inventaris obat
penelitian ini dikarenakan ketokonazol memiliki Indonesia Jilid I, Badan Penelitian dan
mekanisme menghambat jamur C. albicans yang Pengembangan Kesehatan, Departemen
hampir sama dengan senyawa aktif pada ekstrak Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
daun M. micrantha yaitu menghambat enzim dan Dewi, F. H. 2010. Aktivitas antibakteri ekstrak etanol
mengganggu permeabilitas membran. Zona buah mengkudu terhadap bakteri pembusuk
daging, Skripsi, Universitas Sebelas Maret
hambat yang terbentuk pada perlakuan
Jakarta
ketokonazol sebesar 2,6 cm hasil ini tidak jauh Djunaedy, A, 2008, ‘Aplikasi fungisida sistemik dan
berbeda dengan hasil penelitian Sudrajad dan Azar pemanfaatan mikoriza dalam rangka
(2009) yang menunjukkan pemberian ketokonazol pengendalian patogen tular tanah pada tanaman
pada jamur C. albicans dapat menghambat dengan kedelai (Glycine max L.)’, Embryo, vol. 5, no. 2,
membentuk zona hambat sebesar 2,4 cm. Hal ini hal. 1-9, diakses 7 Desember 2013,
disebabkan ketokonazol aktif terhadap <http://pertanian.trunojoyo.ac.id/wpcontent/uplo
kebanyakan jamur patogen termasuk dermatofit ads/2012/03/3-JUNED-EMBRYO.pdf>
dan ragi. Selain itu, menurut Borgers et al., (1983), Elin, EY, Suwendar & Ernita Ekawati, 2006, Aktivitas
ketokonazol juga memiliki toksisitas yang rendah ekstrak etanol herba seledri (Apium graveolens)
dan daun urang aring (Eclipta prostata (L.)L.)
bagi tubuh dan dapat ditoleransi dengan baik oleh
tubuh. Hal ini menyebabkan ketokonazol banyak
56
Protobiont (2015) Vol. 4 (1) : 52-57
terhadap Pityrosporum ovale, Skripsi, Institut Najib, A. 2009, Tanin, diakses 26 September 2014
Teknologi Bandung, Bandung <http://nadjeeb.files.wordpress.com/2009/03/tan
Fitriani, A, Aryani, A, Yusuf, H & Permatasari, Y, in.pdf>
2012. ‘The Exploration of Ketosynthase Gene Nolte AW, 1982, Oral microbiologi, 4 ed, The C.V
on Endophytic Bacterial Root of Vetiveria Mosby co, St Louis, Toronto, London h. 523- 32
zizanioides L’, International Journal of Basic & Panda, K., S.S. Brahma and K. Dutta, S., 2010,
Applied Sciences, vol.13, no.04, hal. 112-119, Selective antifungal action of crude extracts of
diakses 17 Oktober 2014, cassia fistula L.: A preltminary study on
<http://www.ijens.org/Vol_13_I_04/138604- Candida and Aspergillus spesies, Malaysian
5757-IJBAS-IJENS.pdf> Journal of Microbiology, 6(1):62-68, diakses 18
Fitriani, S, Raharjo & Guntur T, 2013, ‘Aktivitas September 2014
Antifungi Ekstrak Daun Kedondong <http://web.usm.my/mjm/issues/vol6no1/researc
(Spondias pinnata) dalam Menghambat h9.pdf>
Pertumbuhan Aspergillus flavus’, LenteraBio, Prescott, L.M, Harley, J.P dan Klein, D.A., 2005,
vol. 2, no. 2, hal. 125-129, diakses 7 September Microbiology, Ed Ke-6, Mc- Graw-Hill, New
2014 <http://ejournal.unesa.ac.id/> York
Ganiswarna, 1995, Farmakologi dan terapi, Penerbit Puthera, A, G.N Agung dan A.S Duniaji, 2007,
EGC Kedokteran, Jakarta, Hal, 800-810 Mempelajari Pengaruh Konsentrasi Ekstrak
Gholib, D, 2009, ‘Daya hambat ekstrak kencur Rimpang Lengkuas (Alpinia galanga) Terhadap
terhadap pertumbuhan jamur Trichophyton Pertumbuhan Aspergillus flavus pada Kacang
mentagrobhytes dan Cryptococcus neoformans Tanah (Arachis hypogaea L.)., Vol. 4, No. 2,
jamur penyebab penyakit kurap pada kulit dan Hal. 131-136, diakses 5 Juni 2014,
penyakit paru’, Bul. Littro, vol. 20, no.1, hal. 59- <http://www.Id.Scribd.Com/>
67, diakses 15 September 2014 Rahmawati, R, 2010, Uji Aktivitas Antibakteri Metanol
<http://balittro.litbang.pertanian.go.id/ind/image Rhizoma Alang-alang (Imperata cylindrical (L.)
s/publikasi/bul.vol.20.no.1/7-kencur.pdf> Beauv) terhadap Pertumbuhan Escherichia coli
Haisya, Nisa, Asfi, RL & Riris, PS, 2013, ‘Sembung dan Staphylococcus aureus, Skripsi, Universitas
rambat (Mikania micrantha H.B.K.) as natural Tanjungpura, Pontianak
alternative antibacterial and its study against Subhisha, S. 2005. Antifungal activities of a steroid
bacterial common as causative agent in cattle from Pallavicinia lyllii a Liverwort. Tropical
mastitis in indonesia’, vol 6, no 73, hal 2, Botanic Garden and Research Institute
diakses 17 Nopember 2013 Sudrajat, Heru & F. Azar, 2009, ‘Uji aktivitas antifungi
<http://cisak.perpika.kr/wpcontent/uploads/2013 minyak atsiri rimpang temulawak
/07/2013-73.pdf> (Curcuma xanthorriza Roxb.) secara in vitro
Hendra, H, 2011, Aktivitas antifungi ekstrak metanol terhadap Candida albicans’, Badan Penelitian
kulit buah langir (Xanthophyllum obscurum dan Pengembang Kesehatan Kementerian
A.W. Benn) terhadap jamur Pityrosporum ovale Kesehatan RI, diakses 2 September 2014
penyebab ketombe, Skripsi, Universitas <http://publikasiilmiah.unwahas.ac.id/index.php
Tanjungpura, Pontianak /ilmuFarmasidanklinik/article/view/384>
Hermawan, A., Hana, E., dan Tyasningsi, W. 2007. Sulistyawati, D dan S. Mulyati, 2009. Uji Aktivitas
Pengaruh ekstrak daun sirih (Piper betle L.) Antijamur Infusa Daun Jambu Mete
terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus (Anacardium occidentale L.) Terhadap
dan Escherichia coli dengan metode difusi disk, Candida albicans, Biomedika Vol 2, Hal, 47-51,
Skripsi, Fakultas Kedokteran Hewan Universitas diakses 7 Agustus 2014,
Airlangga. Surabaya <http://himamia.mipa.uns.ac.id/wpcontent/uploa
Mujim, S, 2010, ‘Pengaruh ekstrak rimpang jahe ds/2012/08/21094751.pdf>
(Zingiber officinale Rosc.) terhadap Tjay, T. H. dan Rahardja, K., 2007, Obat-obat penting :
pertumbuhan Pythium sp. penyebab penyakit khasiat, penggunaan, dan efek-efek sampingnya,
rebah kecambah mentimun secara in vitro’, Edisi IV
Jurnal HPT Tropika, vol. 10, no. 1, hal. 59-63, Waluyo, L 2007, Mikrobiologi Umum, Edisi Revisi,
diakses 27 Oktober 2014 UPT, Penerbit Universitas Muhammadiyah
<http://journal.unila.ac.id/> Malang
Mulyani, S, Gunawan, D, 2004, Ilmu obat alam Watson, R. R. dan Preedy, V. R. 2007. Bioactive foods
(Farmakognosi), Jilid I, Penerbit Penebar in promoting health: probiotics and prebiotics.
Swadaya, Jakarta Academic Press. USA
57