Anda di halaman 1dari 8

REVIEW BUKU ILMU PENGANTAR KEPEMIMPINAN IRHAM FAHMI

BAB 11 ORGANISASI DAN KEPEMIMPINAN

A. Definisi Organisasi

Organisasi berasal dari kata organ ( sebuah kata dlam bahasa yunani ) yang berarti alat. Oleh
karena itu dapat didefinisikan organisasi sebagai sebuah wadah yang memiliki multiperan dan
didirikan dengan tujuan mampu memberikan serta mewujudkan keinginan berbagai pihak dan
tak terkeculi kepuasan bagi pemiliknya.

Di sisi lain Stephen P.Robbins mendefinisikan organisasi adalah kesatuan ( entity ) sosial
yang dikoordinasikan secara sadar, dengan sebuah batasan yang relative dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relative terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan. Serta Pandangan organisasi sebagai satu kesatuan menerjemahkan bahwa
setiap bagian dalam organisasi saling berhubungan, permasalahan pada satu bagian akan turut
memengaruhi bagian yang lain.

B. Bentuk-bentuk Organisasi

Organisasi sebagai suatu bentuk dan hubungan yang mempunyai sifat dinamis, dalam arti
dapat menyesuaikan diri kepada perubahan. Pada hakikatnya merupakan suatu bentuk yang
dengar sadar diciptakan manusia untuk mencapai tujuan yang sudah diperhitungkan. Secara
umum ada beberapa bentuk organisasi yang selama ini dipakai atau dianggap familiar untuk
diterapkan yaitu :

1. Organisasi garis

Organisasi garis menganut konsep yang bersifat vertikal, yaitu dimana setiap perintah,
kebijakan, aturan, dan petunjuk penugasan bersumber dari atas kebawah. Organisasi garis (
hierarki) yang dipelopori H. Fayol dari segi konsep menunjukkan bahwa pada organisasi ini
penanggungjawab keputusan adalah pimpinan, dan penanggungjawab yang tertinggi adalah
pimpinan yang tertinggi dan seterusnya. Kondisi organisasi seperti ini dianggap sangat simple
dan mudah dalam memahaminya, terutama jika ingin mengecek kesalahan atau beberapa
hambatan yang terjadi dan siapa yang bertanggungjawab.

Menurut faisal Affif, ciri-ciri utama organisasi garis adalah sebagai berikut :

1. Adanya kesatuan pimpinan, yang berarti setiap partisipan dalam organisasi dipimpin oleh
seorang pemimpin yang berada langsung diatasnya.
2. Adanya hierarki kekuasaan yang jelas, yaitu berarti setiap individu dalam organisasi
adalah pimpinan dari tenaga kerja yang berada dibawahnya, dan menjadi pelaksana
terhadap atasannya.

1
2. Organisasi Fungsional

Organisasi ini memiliki konsep yang menempatkan pelaksanaan pekerjaan secara terpisah
dan setiap bagian memiliki tanggungjawabnya masing-masing, namun tetap melakukan
koordinasi secara continue dengan tujuan agar pelaksanaan pekerjaan dapat terselesaikan secara
sempurna. Konsep organisasi ini dikembangkan oleh F. W. Taylor, dimana Taylor
mengembangkan konsep ini sebagai bentuk penyempurnaan dari konsep organisasi garis.

Menurut Faisal Affif, ciri-ciri dari organisasi fungsional adalah sebagai berikut :

1. Adanya pemisahan antara pimpinan bagian perencanaan ( planning ) dan pelaksanaan ( di


tempat kerja, dengan tujuan membebaskan pekerja dan mandor kelompok dari pekerjaan-
pekerjaan administratif.
2. Adanya hubungan langsung antara bagian perencanaan dan petugas pelaksana, sehingga
setiap petunjuk dan pengarahan dapat disampaikan langsung kepada para pelaksana tanpa
melalui pimpinan pelaksanaan.
3. Adanya pembagian tugas pimpinan yang berkaitan dengan pegawai pelaksanaan
pekerjaan.

3. Organisasi Garis dan Staf

Organisasi garis dan staf merupakan organisasi yang dibentuk dari penggabungan model
garis dan staf dengan mempelajari beberapa kelemahan yang timbul pada kedua organisasi
sebelumnya . Ini sebagaimana dikatakan oleh Faisal Affif.

Dari ketiga bentuk organisasi tersebut jika ingin diterapkan makansebaiknya melihat pada
sisi yang paling representative dan sesuai format dari orang-orang yang mengisi di manajemen
tersebut. Karena jika itu bersifat tidak sesuai maka nantinya akan menimbulkan dampak tidak
baik berupa tidak berjalan dengan baikmekanisme kerja di organisai tersebut.

C. Organisasi Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka

Didalam konsep organisasi dikenal dengan adanya konsep sistem tertutup dan sistem
terbuka. Dan setiap organisasi memiliki alasan masing-masing dalam menerapkan konsep
organisasi baik organisasi sistem tertutup dan organisasi sistem terbuka. Untuk memahami lebih
lanjut mengenai perbedaan kedua sistem tersebut berikut penjelasannya.

1. Organisasi Sistem Tertutup

Organisasi yang menganut konsep sistem tertutup adalah organisasi yang tidak memiliki
interaksi yang tinggi dengan lingkungan luar yang mengakibatkan organisasi cenderung lebih
kaku dan hal tersebut juga berdampak pada kebijakan yang dihasilkan. Adapun dampak yang
dapat dirasakan dengan menganut sistem tertutup bisa mengalami masalah seperti demonstrasi
karyawan, pemogokan kerja, dan sebagainya.

2
Dalam sistem ini pemimpin lebih menghasilkan keputusan yang bersifat win-lose solution
yang berarti keputusan yang dihasilkan hanya menguntungkan pihak pimpinan saja tanpa
memperdulikan nasib karyawan serta pemimpin lebih menerapkan gaya pimpinan otoriter dan
cenderung memandang perubahan hanya menyebabkan penurunan keuntungan.

2. Organisasi Sistem Terbuka

Organisasi dengan sistem terbuka adalah organisasi yang memiliki tingkat interaksi tinggi
dengan lingkungan luar, cenderung interaktif dan dinamis dalam menanggapi perubahan. Sistem
ini cenderung mengedepankan kebersamaan dan memiliki kepedulian tinggi pada lingkungan.

Dalam realitas yang ada organisasi cenderung menerapkan sistem terbuka dengan alasan
utama bahwa untuk mewujudkan visi dan misi diperlukan “high adaption” pada perubahan
lingkungan secara berkesinambungan dan organisasi hanya dapat bertahan jika mengikuti setiap
keinginan konsumen.

D. Organisasi Sistem dalam Perspektif Manajemen Kepemimpinan

Jika melihat organisasi dengan dua jenis konsep yang djelaskan sebelumnya perlu
dihubungkan dengan konsep manajemen kepemimpinan modern. Dalam hal ini sistem terbuka
lebih menarik untuk dikelola dan dipimpin dibandingkan dengan sistem tertutup. Keterbukaan
dalam menerima berbagai ide dan masukan dari berbagai pihak telah menempatkan organisasi
tersebut memiliki kemampuan adaptasi tinggi dengan kondisi pasar global.

E. Profit dan Kontinuitas dalam Organisasi

Dalam menjalankan aktivitas organisasi secara umum ada dua tujuan yang diinginkan yaitu:

1. Profit, artinya organisasi tersebut mengejar penjualan yang tinggi dengan tujuan
memaksimalkan perolehan laba. Dengan perolehan laba yang tinggi maka perusahaan
akan mengalami kemakmuran keuangan atau kesejahteraan yang layak.
2. Kontinuitas, artinya organisasi dituntut untuk mampu menjalankan organisasi secara
jangka panjang. Dapat dilihat dari segi pertumbuhan badan usaha seperti pertumbuhan
aset dan faktor-faktor yang menunjang pertumbuhan tersebut seperti hubungan dengan
pelanggan.

Adapun perbedaan tanggung jawab antara organisasi besar dan kecil berdasarkan kontinuitas
yaitu:

1. Organisasi besar memiliki tanggung jawab dalam mepertahankan stabilitas kontiunitas


secara lebih jauh komperehensif.
2. Organisasi kecil dalam hal ini kontiunitas tetap diperhatikan namun jika terjadi masalah
tidak terlalu berpengaruh terhadap kelangsungan organisasi tersebut.

3
F. Lingkungan Organisasi dan Globalisasi

Sejarah globalisasi dimulai beberapa ratus tahun yang lalu sekitar tahun 1493, saat dua
penjelajah berekspedisi ke beberapa negara. Christopher Columbus yang bernama asli Cristobal
Colon menjelajahi dunia dan memulai ekspedisinya di India pada 3 Agustus 1493 dengan
bendera Santa Maria. Ia berangkat dari Pelabuhan Polos, Spanyol dan kembali 15 maret tahun
berikutnya. Kedua, Vasco Da Gama pada berekspedisi pada tanggal 8 Juli 1497 dan kembali lagi
pada bulan September tahun 1499 di Lisabon, portugal. Hal tersebut memengaruhi lahirnya
organisasi yang tadinya memiliki konsep manajemen domestik menjadi manajemen global.

Lahirnya istilah globalisasi merupakan bentuk dari penyempurnaan dari perdagangan yang
berlangsung tanpa batas. Dalam era globalisasi yang penuh persaingan diharuskan perusahaan
mampu beradaptasi dan bersaing di pasar global atau internasional. Bisnis internasional menurut
R.W. Griffin ialah perusahaan yang pada dasarnya berpusat di satu negara akan tetapi
memperoleh sumber daya dan pendapatan dari negara lain. Perkembangan bisnis internasional
ini melahirkan perusahaan-perusahaan multinasional yang memiliki kantor pusat di negara
induknya, dan memiliki kantor cabang pemasaran di beberapa negara. Alasan pembukaan cabang
kantor yang dilakukan perusahaan multinasional di beberapa negara antara lain:

1. Perhitungan biaya lebih murah dan waktu lebih cepat dibanding memproduksi barang
dinegara sendiri lalu mengirim kan produk jadi kenegara lainnya.
2. Perusahaan dapat memproduksi produk sejumlah pesanan, sehingga dapat diperkirakan
penjualan dan keuntungan.
3. Perusahaan memberi kesempatan pada pihak pribumi untuk belajar dan menggali ilmu
tanpa harus datang ke negara asal.
4. Perusahaan mampu menurunkan angka pengangguran dengan menampung masyarakat
bekerja.
5. Pemerintah dapat mengkampanyekan negara sebagai negara sebagai tempat yang baik
untuk investasi internasional.

Ada beberapa persoalan perusahaan dalam memasuki bisnis internasional, diantaranya ialah
persoalan terkait transisi dari manajemen domestik ke manajemen internasional. Terdapat
beberapa alasan perusahaan mengubah konsep manajemennya ialah antara lain:

1. Perusahaan harus mempertahankan posisinya di pasar.


2. Produk perusahaan telah dikenal dan memiliki pangsa pasar yang jelas terutama di pasar
domestik.
3. Perusahaan saat ini telah memiliki pengalaman dan tenaga ahli yang siap bekerja
maksimal.
4. Perusahaan memiliki tanggungjawab nasionalisme untuk mewujudkan perusahaan
nasional yang memiliki daya saing di pasar internasional.

4
5. Menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi yang mempengaruhi aktivitas bisnis.

Penguvahan konsep manajemen domestik ke manajemen internasional merupakan suatu


kebutuhan. Hal ini dapat menjadikan perusahaan memiliki skala perusahaan internasional.
Kebutuhan akan Sistem Manajemen Kinerja (SMK) baru ini merupakan suatu bentuk kebijakan
perusahaan untuk mengakomodir dampak perubahan teknologi dan informasi yang berlangsung
cepat. Oleh karena itu, perusahaan harus serius memikirkan manajemen kinerja yang aspiratif
baik secara eksternal maupun internal.

Adapun menurut Sondang P. Siagian, ciri-ciri perusahaan multinasional ialah sebagai berikut:

1. Beroperasi di seluruh bagian dunia;


2. Mempekerjakan banyak karyawan, baik asing maupun tenaga kerja lokal;
3. Menghasilkan barang dan jasa yang beraneka ragam;
4. Menggunakan teknologi canggih;
5. Modal kerja yang besar;
6. Penerimaan perusahaan biasanya lebih besar dibanding dengan anggaran belanja negara
tempat perusahaan beroperasi.

G. Daur Hidup Organisasi

Suatu organisasi dalam perjalanannya pasti menghadapi banyak situasi dan kondisi. Dimana
situasi dan kondisi tersebut mempengaruhi maju mundurnya organisasi tersebut. Hal ini sama
halnya dengan manusia yaitu dimulai dari fase lahir, tumbuh, dan seterusnya.

Setiap fase yang dialami disebut daur hidup (life cycle) sehubungan dengan daur hidup
Stephen P.Robbins mengatakan bahwa organisasi mempunyai daur hidup dimana mereka
berkembang melalui sebuah serangkaian transisi yang distandarisasikan pada saat mereka
berkembang dari waktu ke waktu.

H. Memahami Daur Hidup Produk Sebagai Pembanding Daur Hidup Organisasi

Life cycle product adalah kondisi dimana suatu produk memiliki empat tahap proses secara
umum, dimulai dari masa perkenalan, pertumbuhan, kematangan hingga penurunan. Suatu
produk yang diciptakan mengalami masa keemasan dan masa kemunduran hal itu terjadi karena
asumsi pasti sebuah produk akan memiliki pesaing dan pesaing akan mengambil alih segmentasi
pasar yang dimiliki misalnya penurunan yang dialami oleh Nokia.

Untuk mengatasi persoalan produk yang mengalami penurunan maka ada beberapa strategi
yang bisa diterapakn sebagai berikut.

1. Melakukan kebijakan evaluasi secara menyeleuruh terhadap semua produk yang telah
diluncurkan ke pasar.

5
2. Menarik kembali produk yang diperkirakan akan terus mengalami penurunan jual.
3. Melakukan penciptaan produk baru dengan gaya dan model baru.
4. Mengantisipasi pasar dengan melakukan pembenahan manajemen dengan menampung
keluhan-keluhan yang timbul.
5. Menerapkan konsep baru dalam bidang struktur modal seperti memperkecil hutang dan
memperbesar aset.
6. Melakukan pelatihan dan pendidikan secara lebih professional dan berkualitas dengan
maksud para karyawan menjadi lebih disiplin dan berdedikasi.
7. Menegakkan aturan yang aspiratif dan terkontrol.
8. Pimpinan dalam menyelesaikan suatu masalah ada baiknya bersikap tegas namun penuh
dengan pendekatan agar nuansa kekeluargaan juga timbul.

I. Teori Organisasi

Teori organisasi dikembangkan untuk memahami dan menyelesaikan berbagai bentuk


permasalahan dalam organisasi baik jangka pendek maupun jangka panjang. Tetapi para manajer
sering melihat organisasi sebagai tempat utnuk memaksimalkan profit tetapi mengesampingkan
masalah-masalah yang sering timbul di organisasi tersebut hal ini diakrenakan permasalahan
tersebut tidak terselesaikan dengan baik.

Menurut Stephen P.Robbins hamper semua masalah bidang teori organisasi dapat disusun
sebagai jawaban terhadap yang terjadi dalam organisasi. Ruang lingkup pemahaman teori
organisasi adalah struktur dan desain organisasi, pembentukan struktur dan desain yang
representative akan melahirkan organisasi yang memiliki daya tahan dan adaptasi tinggi pada
perubahan.

J. Organisasi dan Manajemen Kepemimpinan

Setiap organisasi dan semua organisasi apa pun jenisnya pasti memiliki dan memerlukan
seseorang pimpinan tertinggi atau manajer tertinggi yang harus menjalankan kegiatan
kepemimpinan (leadership) atau manajemen (management) bagi keseluruan organisasi sebagai
satu kesatuan. Penegasan seorang pemimpin menjalankan fungsinya secara baik diharapkan
lebih jauh akan mampu mewujudkan berbagai rencana serta strategi organisasi secara utuh .
Sondan P. Siagian menjelaskan bahwa fungsi-fungsi kepemimpinan terdiri dari:

1. Pimpinan sebagai penentu arah


2. Pimpinan sebagai wakul dan kejuruan bicara organisasi
3. Pimpinan sebagai komunikator yang aktif,
4. Pimpinan sebagai mediator , dan
5. Sebagai intergrator.

6
Untuk menjalankan fungsinya sebagai pempimpin, sering pemimpin mempergunakan
kekuasan dengan tujuan agar semua itu bisa terwujud. Memang mempergunakan kekuasaan
dianggap sebagai salah satu acara yang paling efektif dalam mewujudkan berfungsinya
pemimpin di sebuah organisasi.

Kasus kegagalan pemimpin dalam mengomunikasikan ide, pemikiran, ruang lingkup


wewenang , dan batas kerja yang dimiliki ini juga terjadi diberbagai bentuk organisasi baik di
organisasi bisnis, organisasi kemasyarakatan bahkan di pemerintah .Kasus Mundurnya organisasi
kemasyarakatan bahkan di pemerintah .Kasus mudurnya Dicky Chandra dari posisnya sebagai
wakil Bupati Garut , mudurnya Prijanto sebagai wakil Bupati DKI Jakarta ,dan berbagai kasus
lainnya.

K. Alasan Suatu Organisasi Bisnis Harus Menerapkan Manajemen Kerja Global

Ada beberapa alasan suatu organisasi bisnis harus menerapkan manajemen Kinerja global di
perusahannya ,yaitu antara lain berikut ini.

1. Pembentukan komunitas ekonomi dunia semakin lama semakin memberikan pengaruh


dunia bisnis .Suatu komunitas ekonomi (economi community) internasional adalah
sejumlah negara yang setuju untuk mengurungi atau menghilangkan hambatan
perdangan di antara negara anggotanya.
2. Setiap orgsnisasi bisnis tidak mungkin lagi menerapkan dan mempertahankan konsep
manajemen yang dianggap tidak lagi representatif (mewakili) secara konsep
internasional.
3. Kondisi dunia saat ini sudah bersifat bondholders atau tampa batas ,kemajuan teknologi
informasi yang begitu pesat telah mengubah berbagai pandangan dan pemikiran banyak
pihak yang dulunya negatif menjaidi positif.
4. Perubahan peta politik internasional yang fditandai dengan berbagai kebijakan reformasi
di berbagai di berbagai negara ternyata telah membuka peluang pasar baru untuk segara
dimasuki.
5. Peraturan dan ketentuan dari orgsnisasi degang internasional WTO (World trade
Organization ) dan peraturan ISO ( International Standar Organization ), serta berbagai
peraturan internasional lainnya .

L. Solusi Dalam Menghadapi Berbagai Masalah dibidang organisasi

Ada beberapa solusi secara umum dan menyelesaikan berbagai masalah dibidang
organiasasi ,yaitu sebagai berikut.

1. Sebuah organiasi yang baik alan selalu melakukan evaluasi terhadap keberadaan
organiasi tersebut.
2. Manajemen organiasi adalah mengedepankan konsep button up jika ingin mengubah
konsep organiasi dari model domestik ke internasional.

7
3. Manajemen organisasi dalam mengubah bentuk organiasi dari model garis kefungsional
hingga kemodel garis dan staf harus bercermin pada konsep representatif,sehingga sesuai
dengan kondisi di organisasi di organiasi tersebut.
4. Dalam era globaliasi saat ini akan lebih baik jika suatu organisasi menerapkan konsep
sistem terbuka.Menyelesaiakan masalah yang dianggap serius dengan berkonsultasi pada
para ahli manajemen.

SUMBER PUSTAKA:

Fahmi, Irham. 2018. “Pengantar Ilmu Kepemimpinan” . Depok: PT.Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai