Anda di halaman 1dari 3

6.

Tahap-tahap pembuatan ekstrak


a) Pembuatan serbuk simplisia
Pembuatan serbuk simplisia dimaksudkan untuk memperluas permukaan kontak simplisia
dengan cairan penyari. Proses penyerbukan dilakukan sampai derajat kehalusan serbuk yang
optimal sesuai persyaratan.
b) Pemilihan pelarut atau cairan penyari
Pelarut atau cairan penyari menentukan senyawa kimia yang akan terekstraksi dan berada
dalam ekstrak. Dengan diketahuinya senyawa kimia yang akan diekstraksi akan memudahkan
proses pemilihan cairan penyari.
c) Proses ekstraksi atau pemilihan cara ekstraksi
Cara ekstraksi yang dipilih juga menentukan kualitas ekstrak yang diperoleh. Dalam memilih
cara ekstraksi harus diperhatikan prinsip ekstraksi yaitu menyari senyawa aktf sebanyak-
banyaknya dan secepat-cepatnya sehingga diperoleh efisiensi ekstraksi.

d) Separasi dan pemurnian


Separasi atau pemisahan dan pemurnian merupakan salah satu proses yang diperlukan
terhadap ekstrak untuk meningkatkan kadar senyawa aktifnya. Separasi dapat dilakukan
dengan cara-cara tertentu seperti dekantasi, penyaringan, sentrifugasi, destilasi, dan lain-lain.
Pemurnian ekstrak dapat dilakukan dengan cara mengekstraksi zat-zat yang tidak diinginkan
dalam ekstrak agar terpisah dari zat-zat yang diinginkan.
e) Penguapan dan pemekatan
Penguapan atau pemekatan merupakan proses untuk meningkatkan jumlah zat terlarut dalam
ekstrak dengan cara mengurangi jumlah pelarutnya dengan cara penguapan tetapi tidak
sampai kering.
f) Pengeringan ekstrak
Pengeringan ekstrak umumnya dilakukan untuk membuat sediaan padat seperti tablet, kapsul,
pil, dan sediaan padat lainnya. Pengeringan ekstrak dapat dilakukan dengan penambahan
bahan tambahan (non-native herbal drug preparation) atau tanpa penambahan bahan
tambahan (native herbal drug preparation).
g) Penentuan rendemen ekstrak
Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh
dengan simplisia awal yang digunakan. Rendemen ekstrak dapat digunakan sebagai
parameter standar mutu ekstrak pada tiap bets produksi maupun parameter ekstraksi.
Maserasi
Yaitu merendam cairan simplisia dengan cairan penyari pada suhu 15-25˚C. Merupakan
proses pendahuluan untuk Perkolasi

Digerasi
Yaitu merendam cairan simplisia dengan cairan penyari pada suhu 35-45˚C hingga bentuk
dari simplisia menjadi rusak.

Perkolasi
Yaitu merendam simplisia dengan cairan penyari dalam alat perkolator. Macam-macam
Perkolasi :
• Perkolasi Biasa
• Perkolasi Bertingkat, Reperkolasi, Fractional Percolation
• Perkolasi dg Tekanan, Pressure Percolation
• Perkolasi Persambungan, Continous Extraction
Sediaan galenik dapat digolongkan berdasarkan cara pembuatannya sebagai berikut:

1. Aqua aromatic (Air aromatic)


2. Ekstrak ( Extracta )
3. Syrup ( Sirupi )
4. Tincture
5. Minyak Lemak ( Olea pingua )
6. Minyak Atsiri
7. Infus ( Infusa )

1. Aqua aromatic (Air aromatic)

Menurut Farmakope Edisi II Aqua Aromatic adalah larutan jenuh Minyak atsiri dalam air.
Diantara air aromatic ada yang memiliki daya terapi yang lemah, digunakan untuk memberi
aroma pada obat-obatan atau sebagai pengawet. Air ini tidak boleh berwarna dan berlendir,
tapi harus mempunyai bau dan rasa yang menyerupai bahan asal.
Cara Pembuatan :
1.Larutkan minyak atsiri dalam 60 ml etanol 95%
2.+kan air s.d.s ad volume 100 ml sambil kocok kuat
3.+kan 500 mg talc, kocok, lalu diamkan, dan saring
4.Encerkan 1 bagian filtrat dengan 39 bagian air.

Contoh :
Aqua Foeniculi
Larutkan 4 gr ol. Foeniculi + 60 ml etanol 90% + air ad 100 ml

2. Ekstrak ( Extracta )

Ekstrak adalah sediaan yang dapat berupa kering,kental dan cair, dibuat dengan menyari
simplisia nabati atau hewani menurut cara yang sesuai.

ü Cairan Penyari : air, eter & campuran etanol-air

ü Cara penyarian:
a. Air : Maserasi, perkolasi, penyeduhan dengan air mendidih ( infusa)
b. Etanol–air :Maserasi, perkolasi
c. Eter : Perkolasi

ü Ekstrak terbagi menjadi 3 yaitu : Ekstrak cair, ekstrak kental, dan ekstrak kering
ü Contoh ekstrak :
1. Ekstrak Belladonnae
2. Ekstrak Hyoscyami
3. Ekstrak Timi
4. Ekstrak Strici
5. Ekstrak Pule pandak
3. Syrup ( Sirupi )
Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengadung sakarosa. Kadar sakarosa adalah
tidak kurang dari 66,9% kecuali dinyatakan lain.
Cara Pembuatan :
1. Air + gula, panaskan atau didihkan ad larut , Ditambah air mendidih secukupnya hingga
diperoleh bobot yang di kehendaki, bila terjadi busa, hilangkan busanya dan di serkai.

2. Glikosida antrakinon : + Na2CO3 10% bobot simplisia, pada pembuatan sirup simplisia
untuk persediaan ditambahkan Nipagin 0,25% b/v atau pengawet yang cocok.
Bila cairan hasil sarian mengandung zat yang mudah menguap maka sakarosa di larutkan
dalam pemanasan lemak dan dalam botol yang tertutup. Hal ini dilakukan dalam membuat
Aurantii compositus sirupus, Balsami tolutani sirupus, Colae compositus sirupus, Senegae
sirupus, Thymi sirupus dan Thymi compositus sirupus. Pada pembuatan Cinamomi sirupus
sakarosa di larutkan tanpa penggunaan air panas.

Anda mungkin juga menyukai