Anda di halaman 1dari 3

LEMBAR TUGAS MANDIRI

Judul : Konsep Kurva Preston dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Global


Health
Nama Mahasiswa : Annisa Elysia Pramesti
NPM : 1806145175

Pendahuluan
Peningkatan kesehatan dalam sebuah negara bukanlah sebuah hal yang mudah. Bahkan,
dari tahun ke tahun isu ini telah menjadi isu yang selalu diperbincangkan. Dalam perbaikan
kesehatan dalam suatu negara, banyak peran yang mempengaruhi satu sama lain. Peran tersebut
datang baik dari segi pendidikan, teknologi, atau penunjang kesehatan yang lainnya. Salah satu
cara melihat keterkaitan ini adalah melalui kurva Preston.

Isi
Kurva Preston atau Preston curve adalah hubungan cross-sectional empiris antara angka
harapan hidup dengan pendapatan per kapita. Nama dari kurva ini, Preston, diambil dari nama
penemunya, yaitu Samuel H. Preston pada tahun 1975. Preston sendiri melakukan penelitian
untuk memperoleh kurva ini dengan mempelajari hubungan antara angka harapan hidup dengan
pendapatan per kapita pada tahun 1900-an, 1930-an, dan 1960-an.
Hubungan yang dapat dilihat dari kurva Preston ini adalah keterkaitan dengan angka
harapan hidup dengan pendapatan per kapita. Perubahan yang signifikan yang dapat dilihat di
kurva ini adalah selama abad ke-20 kurva mengalami pergeseran ke atas. Hal ini menunjukkan
bahwa di sebagian besar negara, angka harapan hidupnya telah mengalami peningkatan. Menurut
Preston sendiri, kenaikan angka harapan hidup ini diakibatkan oleh pendidikan serta teknologi
yang lebih baik, vaksinasi, peningkatan penyediaan layanan kesehatan masyarakat, serta nutrisi
yang lebih baik dalam masyarakat.
Secara sederhana, kurva Preston menunjukkan bahwa individu yang lahir di negara yang
memiliki pendapatan lebih tinggi atau negara yang lebih kaya, rata-rata memiliki angka harapan
hidup yang lebih tinggi daripada negara yang memiliki penghasilan yang lebih rendah.
Perubahan dalam kurva Preston ini dibagi menjadi tiga bentuk, dimana terjadi keadaan equal,
rich countries benefit more, dan poorer countries benefit more. Dimana, saat equal kedua negara
sama-sama mengalami kenaikan dalam angka harapan hidup akibat kenaikan tingkat kesehatan.
Melainkan, kurva richer countries benefit more menunjukkan bahwa negara-negara dengan
kenaikan pendapatan per kapita tinggi akan lebih diuntungkan. Begitpun sebaliknya dalam
poorer countires benefit more.
Keterkaitan kurva Preston dengan kesehatan dapat terlihat jelas pada kurva saat tahun
2000. DImana, pada saat itu walaupun terjadi kenaikan pendpaat per kapita dan peningkatan
teknologi di Afrika Selatan tetap terjadi penurunan angka harapan hidup akibat terjainya
epidemic HIV/AIDS. Sehingga, dapat diketahui bahwa akibat terjadinya permasalahan kesehatan
tersebut menurunkan angka harapan hidup walau memang terjadi peningkatan teknologi.
Kurva Preston ini kemudian digunakan oleh Lant Pritchett dan Larry Summers. Dimana,
mereka mengatakan bahwa sebuah negara harus fokus terhadap pertumbuhan ekonominya. Lalu,
peningkatan ekonomi ini akan diikuti oleh perkembangan kesehatan. Contoh ini dapat dilihat
pada tahun 1990 yang terjadi pertumbuhan ekonomi saat itu, maka terjadi pencegahan terhadap
500.000 kematian anak di seluruh dunia. Namun, kenaikan atau upward shift pada kurva Preston
ini tetap disebabkan oleh improvement terhadap teknologi kesehatan dibandingkan dengan
pendapatan. Tetapi, Preston juga menyatakan bahwa pertumbuhan di negara miskin juga
memiliki peran dalam peningkatan kesehatan. Sebagian besar kesehatan di negara-negara miskin
adalah akibat pendapatan yang rendah. Sehingga, tidak adanya dana atau biaya untuk
pembiayaan obat, ketidakmampuan menerapkan teknologi baru, dan lainnya.
Jadi, keterkaitan antara Kurva Preston dengan global health sangat erat. Dimana, dengan
kenaikan pendapatan per kapita negara tentunya akan menyebabkan kenaikan pada angka
harapan hidup juga. Namun, sebab dari pendapatan per kapita ini tidak berpengaruh secara
langsung terhadap kenaikan angka harapan hidup. Melainkan, dengan kenaikan pendapatan per
kapita maka negara akan mampu membiayai penunjang-penunjang dalam usaha untuk
meningkatkan kesehatan. Contohnya adalah teknologi kesehatan, peningkatan pelayanan
kesehatan, vaksin, dan pembiayaan obat.

Penutup
Istilah higher income buys a longer life bukanlah sebuah mitos. Hal ini memang benar
jika dilihat dari kurva Preston. Dimana, memang benar bahwa dengan keadaan ekonomi yang
lebih atau negara yang kaya akan memiliki keadaan kesehatan yang lebih baik. Hal ini tentunya
dapat dilihat dari kenaikannya angka harapan hidup sebagai evaluasi dari kesehatan suatu negara.
Maka dari itu, sebuah negara harus membuat kebijakan untuk meningkatan atau memperbaiki
keadaan ekonominya guna meningkatkan kesehatan di negara tersebut juga.

Referensi
Bloom, D. E; Canning, D. (2007). "Commentary: The Preston Curve 30 years on: still sparking
fires". International Journal of Epidemiology.
Jetter, M. (2016). The Intimate Link between Income Levels and Life Expectancy: Global
Evidence from 213 Years. Retrieved from http://ftp.iza.org/dp10015.pdf
Preston Curve. Retrieved from https://en.wikipedia.org/wiki/Preston_curve

Anda mungkin juga menyukai