penduduk yang dapat mempengaruhi jumlah, struktur dan komposisi umur penduduk. Ukuran dasar
mortalitas adalah salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat atau derajat
kesehatan penduduk di suatu wilayah atau negara.
Beberapa ukuran kematian yang paling umum digunakan antara lain Angka Kematian Bayi (Infant
Mortality Rate/IMR), Angka Kematian Ibu melahirkan/Maternal (Maternal Mortality Rate/MMR) dan
Angka Harapan Hidup saat lahir (Life Expectancy at Birth/ LEB).
Morbiditas dapat diartikan sebagai suatu keadaan sakit atau disebut “kesakitan” (dari bahasa Latin
morbidus, yang artinya sakit, tidak sehat). Penyakit atau kesakitan diartikan sebagai suatu
penyimpangan dari keadaan sehat.
Menurut World Health Organization (WHO), morbiditas diukur melalui:
1. Jumlah orang yang sakit (ill);
2. Kesakitan (illnesses) yang dialami orang-orang tersebut;
3. Lamanya (duration) mengalami kesakitan (illnesses).
Dalam pengukuran morbiditas, terdapat tiga ukuran penting antara lain:
- Insiden, adalah jumlah kasus penyakit baru yang muncul pada sebuah kasus penyakit, pada penduduk
di suatu wilayah dan tahun tertentu.
- Prevalensi (Prevalence), Jumlah penduduk yang sakit pada waktu tertentu, tanpa memperhitungkan
kapan dimulainya suatu kasus penyakit tersebut
- Attack Rate, Jumlah kumulatif insiden pada sekelompok penduduk yang diobservasi pada suatu
waktu tertentu dalam jangka waktu yang terbatas.
Bauran Kebijakan Nasional adalah Sinergi Kebijakan antara Bank Indonesia, Pemerintah, dan otoritas
terkait akan terus diperkuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan mendorong pertumbuhan
Ekonomi. Adapun Bauran Kebijakan Nasional tertuang dalam 6 Kebijakan diantaranya:
1. Kebijakan Moneter, untuk menjaga stabilitas makroekonomi
2. Kebijakan Fiskal, Untuk mendorong pertumbuhan dan distribusi pendapatan
3. Kebijakan Reformasi Struktural, Untuk memperkuat struktur perekonomian dan meningkatkan
kapasitas.
4. Kebijakan Makro-Mikro Prudensial, Menjaga stabilitas system keuangan dan mendorong internediasi
5. Kebijakan Sistem Pembayaran, Untuk mendukung kegiatan ekonomi dan menjaga stabilitas system
keuangan
6. Kebijakan Pendalaman Pasar Keuangan, untuk memperkuat pembiayaan ekonomi.
Diharapkan kesinergian keenam kebijakan tersebut dapat
1. Jelaskan perbedaan antara produktivitas marginal dengan produktivitas rata-rata? Beserta contohnya
Produktivitas input bervariasi berdasarkan pada total input yang digunakan. Pada dasarnya produk
marginal dan produk rata-rata dapat ditemukan dari sebuah fungsi produksi – hubungan teknik antara
berbagai input produksi dan output. Produktifitas marginal dalam produksi jangka pendek berhadapan
dengan keadaan kenaikan produktivitas yang semakin menurun. Contohnya permintaan obat malaria
pada saat penyakit malaria mewabah akan semakin tinggi. Termasuk pada permintaan kamar rumah
sakit yang meningkat tajam menyebabkan produksi rumah sakit dalam melayani pasien kelebihan
kapasitas. Namun, pada saat wabah sudah mereda, akan terjadi penurunan produktifitas rumah sakit
dalam melayani pasien.
Produktifitas rata-rata adalah ukuran yang menandai produksi rata-rata yang dihasilkan oleh
pengobatan medis. Produksi rata-rata diukur saat kondisi permintaan naik maupun pada saat
permintaan rendah. Contohnya pada saat wabah malaria meningkat maupun pada saat wabah sudah
mereda, produktifitas rata-rata adalah gabungan dari permintaan kedua masa tersebut.
2. Sampel Survei penduduk, merupakan suatu kegiatan pengumpulan data kependudukan berdasarkan
bidang kekhususan kajian yang lebih luas. Survei sampel dilakukan untuk melengkapi informasi yang
lebih rinsi dan spesifik untuk memenuhi kekurangan data sensus dan data registrasi penduduk, yang
meliputi topik-topik seperti fertilitas, mortalitas, migrasi, ketenagakerjaan, keluarga, perkawinan,
kesehatan dan perumahan.
3. Registrasi Penduduk, proses pencatatan data kependudukan yang dilakukan hanya untuk mendata
dan mencatat penduduk de jure saja, yaitu penduduk yang secara sah diakui sebagai penduduk suatu
wilayah/negara tertentu.
2. Apa yang menjadi determinan utama dari model grossman”s dan bagaimana mengidentifikasi
variabel-variabel model grossman”s tersebut?
Jawab:
Peran Umur, tingkat upah (pendapatan) dan pendidikan merupakan determinan utama model
permintaan kesehatan Grossman. Penjelasan tentang hipotesis umur, upah, dan pendidikan terhadap
permintaan kesehatan dikemukakan bahwa kenaikan upah meningkatkan manfaat marginal investasi
kesehatan. Kenaikan upah mendorong permintaan kesehatan karena orang sehat mendapatkan
keuntungan lebih atas peningkatan stock kesehatan. Setiap penambahan waktu sehat menghasilkan
manfaat moneter setara upah mereka. Dengan demikian, tingkat upah berhubungan positif dengan
permintaan kesehatan.
Stock kesehatan menurun pada saat umur bertambah tua sehingga mendorong depresiasi. Depresiasi
meningkatkan biaya investasi kesehatan dan menyebabkan permintaan kesehatan berkurang tanpa
benar-benar menggeser permintaan kesehatan. Dengan asumsi umur dan kesehatan berhubungan
positif maka umur berasosiasi negative dengan permintaan kesehatan.
Grossman mengaitkan pendidikan dengan efisiensi produksi penduduk, peran pendidikan dinyatakan
seperti peran teknologi dalam meningkatkan produktifitas di pabrik. Perubahan pendidikan menggeser
secara positif permintaan kesehatan karena pendidikan meningkatkan produk marginal tertentu suatu
input kesehatan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan berhubungan positif dengan
permintaan kesehatan.
Dari pemaparan di atas, dapat diidentifikasi variable-variable model grossman yakni sebagai berikut:
- Umur berhubungan negative dengan permintaan kesehatan
- Tingkat Upah berhubungan positif dengan permintaan kesehatan
- Pendidikan berhubungan positif dengan permintaan kesehatan
1. Bagaimana peranan dominan pemerintah pada berbagai tingkatan dalam menurunkan persaingan
pasar tenaga pendidik?
Jawab: Peran dominan pemerintah diperlukan untuk mengurangi kesenjangan sosial antara tenaga
pendidik sehingga dapat menimbulkan persaingan pasar tenaga pendidik yang tidak sehat. Yang saat ini
terjadi di masyarakat, masih banyak praktek nepotisme di kalangan tenaga pendidik. Contohnya anak
seorang guru dapat dengan mudah mengajar di sebuah sekolah setelah lulus sarjana karena koneksi
orang tuanya. Hal itu tentu tidak dapat dibenarkan. Seharusnya tenaga pendidik harus melalui tahapan
test terbuka. Langkah pemerintah untuk tidak mengangkat tenaga pengajar honorer dan lebih memilih
jalur CPNS sudah benar karena sebagian besar tenaga honorer berasal dari koneksi.
Ini hanya pendapat pribadi saya, mohon maaf jika ada yang tersinggung.
2. Uraikan pendapat anda tentang siklus karier individu yang terjadi pada seluruh pekerjaan termasuk
pada profesi tenaga pendidik?. (40)
Jawab: Sudah merupakan suatu hal yang wajar setiap individu mengalami siklus karir, termasuk pada
profesi tenaga pendidik. Hanya saja siklus karir pada tenaga pendidik tidak seekstrim pada tenaga kerja
yang bekerja di perusahaan. Siklus karir tenaga pendidik cenderung statis bahkan hingga usia pensiun
ada yang berkarir hanya sebagai tenaga pengajar saja. Hanya sedikit saja tenaga pendidik yang
berambisi untuk meningkatkan karirnya menjadi kepala sekolah, pengawas, sekolah, atau menjadi ahli
pendidikan lainnya. Berbeda dengan tenaga kerja swasta yang dalam pekerjaannya dituntut mencapai
target. Jika tidak dapat mempertahankan performance nya maka bukan tidak mungkin kariernya akan
terhambat bahkan terhenti karena digantikan tenaga kerja lainnya yang lebih bersemangat. Dengan kata
lain, siklus karir di bidang swasta lebih dinamis dibandingkan dengan siklus karir tenaga pendidik
terutama di sekolah negeri.
Dari penelitian dan pengembangan maka mahasiswa mampu mengembangkan ilmu dan teknologi. Pada
penelitian dan pengembangan mahasiswa harus lebih cerdas, kritis dan kreatif dalam mejalankan
perannya sebagai agent of change. Mahasiswa harus mampu memanfaatkan penelitian dan
pengembangan ini dalam suatu proses pembelajaran untuk memporoleh suatu perubahan – perubahan
yang akan membawa Indonesia kearah yang lebih maju dan terdepan.
Persentase pengupahan di Indonesia saat ini didasarkan pada Upah Minimum Regional yang berbeda
setiap daerah. Pemerintah setingkat gubernur menentukan persentase kenaikan minimum yang harus
dipatuhi pengusaha yang beroperasi di wilayah tersebut. Komponen pengupahan di Indonesia umumnya
terdiri dari gaji pokok, uang makan, uang transportasi, tunjangan kesehatan, tunjangan pajak, dan
tunjangan hari tua. Walaupun banyak perusahaan yang menambahkan tunjangan lain atau mengurangi
beberapa tunjangan umum tersebut tergantung dari kondisi perusahaan dan kesepakatan awal antara
pekerja dengan pengusaha.
Bowled dan Gintis mengajukan suatu pandangan bahwa sekolah perekonomian kapitalis dirancang
untuk menyampaikan keahlian yang diperlukan pada peranan hierarki untuk diikuti pada pasar tenaga
kerja. Jadi pendidikan vokasi akan diarahkan pada peranan ataupun pekerjaan tertentu yang diberikan,
sedangkan pendidikan perguruan tinggi dirancang untuk keturunan elit yang bertujuan memacu
kreativitas dan kemampuan memecahkan masalah.
2. Dalam keseimbangan umum pekerja yang lebih berpendidikan akan mendapatkan permintaan lebih
banyak
Karena pekerja yang lebih berpendidikan akan mengurangi biaya iso-effort bagi perusahaan dimana
semakin kecilnya risiko biaya kehilangan dan probabilitas pekerja tertangkap malas dalam bekerja. Di
samping itu, pekerja yang lebih berpendidikan tidak terlalu bergantung pada besarnya biaya insentif
yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menjaga agar mereka tetap produktif, sedangkan bagi pekerja
yang berpendidikan rendah akan semakin membebani perusahaan dengan memaksa perusahaan
mengeluarkan biaya lebih untuk meningkatkan produktifitasnya harus distimulasi dengan kenaikan upah
dan memperketat pengawasan dalam bekerja.
3. Salah satu hal yang muncul dalam proses penyaringan pekerja ialah ketika terjadi informasi yang tidak
simetris
Bahwa perusahaan ketika melakukan seleksi memiliki keterbatasan kemampuan dalam melihat dan
menilai kesempurnaan seluruh aspek-aspek yang dimiliki setiap pelamar kerja yang sesuai dengan
kriteria pekerjaan yang ditawarkan. Proses penyaringan haruslah disertai dengan seleksi kemampuan
yang sesuai dengan kriteria pekerjaan yang dibutuhkan. Misalnya dengan melakukan psikotest, test
kemampuan, dan bahkan menerapkan proses masa percobaan.
Penelitian Kuantitatif merupakan metode penelitian yang lebih menekankan pada aspek pengukuran
secara objektif terhadap fenomena sosial. Untuk melakukan pengukuran, setiap fenomena sosial
dijabarkan dalam beberapa komponen masalah, variable dan indikator. Tujuan penelitian kuantitatif
yaitu untuk mengembangkan dan menggunakan model-model matematis, teori-teori atau hipotesis
yang berkaitan dengan fenomena alam. Proses pengukuran adalah bagian sentrall dalma penelitian
kuantitatif, karena hal tersebut memberikan hubungan yang fundamental antara pengamatan empiris
dan ekspresi matematis dari hubungan-hubungan kuantitatif.
Penelitian kuantitatif banyak digunakan baik dalam ilmu-ilmu alam, maupun ilmu-ilmu sosial, seperti
pada ilmu fisika dan biologi sampai ilmu sosiologi dan jurnalisme.
Jenis Metode Penelitian Kuantitatif
Menurut beberapa ahli dalam penelitian kuantitatif terdapat beberapa metode atau jenis penelitian
yang digunakan, diantaranya sebagai berikut :
1. Metode Deskriptif
Menurut Whitne (1960), metode deskriptif merupakan suatu pencarian fakta menggunakan
interprestasi yang tepat. Dalam penelitian ini mempelajari tentang masalah-masalah yang ada didalam
masyarakat dan juga tata cara yang digunakan dalam masyarakat serta dalam situasi-situasi tertentu.
Penelitian deskriptif merupakan jenis metode yang menggambarkan suatu objek dan subjek yang
sedang diteliti tanpa adanya rekayasa. Termasuk mengenai hubungan tentang kegiatan, pandangan,
sikap dan proses-proses yang berpengaruh dalam suatu fenomena yang terjadi.
2. Metode Komparatif
Metode komparatif sering dilakukan pada jenis penelitian yang mengarag pada perbedaan variabel
dalam suatu aspke yang diteliti. Dalam penelitian ini tidak terjadi sebuah manipulasi dari peneliti, hingga
datanya benar-benar akurat. Penelitian ini dilakukan sealami mungkin dengan melakukan pengumpulan
data dengan suatu perintah. Dan hasilnya dapat dianalisa secara statistik untuk mencari suatu
perbedaan variabel yang sedang diteliti.
3. Metode Korelasi
Merupakan metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menggambarkan dua atau lebih
fakta dan juga sifat-sifat objek yang sedang diteliti. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan antar
persamaan dengan perbedaan atau fakta berdasarkan kerangka pemikiran yang sudah ada shingga
hasilnya dapat terlihat jelas.
4. Metode Survei
Menurut Zikmund (1997), metode survei merupakan metode dalam penelitian yang informasinya
dikumpulkan dari beberapa sampel. Menurut Gay dan Diel (1992), metode survei adalah metode yang
penggunaanya sebagai kategori umum dalam penelitian yang langsung menggunakan kuesioner dan
wawancara. Menurut Bailey (1982), metode survei adalah suatu metode penelitian yang mempunyai
teknik pengambilan keputusan beruppa data pertanyaan secara tertulis maupun lisan.
5. Metode Ex Post Facto
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan untuk penelitian yang sedang meneliti hubungan
antara sebab dan akibat yang dapat dimanipulasi oleh peneliti. Adanya hubungan seba dan akibat
berdasarkan atas kajian teoritis, jika suatu variabel tertentu dapat mengakbitakan variabel tertentu
lainya.
6. Metode True Experiment
Dinamankan sebagai Metode True Experiment karena kita dapat mengontrol semua variabel luar yang
ada, dan dapat mempengaruhi jalannya suaru eksperimen. Ciri utama dari Metode True Experiment
yaitu sampel yang digunakan untuk melakukan eksperimen yaitu dapat diambil secara acak dari populasi
tertentu.
7. Metode Quasi Experiment
Desain dan rancangan dalam Metode Quasi Experiment mempunyai kelompok kontrol yang dapat
membantu proses penelitian, akan tetapi tidak berfungsi sepenuhnya karena untuk mengontrol
variabel-variabel luar yang masih mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.
8. Metode Subjek Tunggal
Dalam Metode Subjek Tunggal sering disebut dengan “single subject experimental” yaitu eksperimen ini
biasa dilakukan terhadap subjek dengan jumlah tunggal saja.
1. Jelaskan dampak tenaga kerja perawatan kesehatan pada akses, kualitas, dan pengeluaran
kesehatan?
Tenaga kerja perawatan kesehatan tentu berdampak pada akses, kualitas, dan pengeluaran kesehatan.
Akses kesehatan akan mudah diperoleh jika tersedia tenaga kerja kesehatan misalnya rumah sakit,
klinik, dan fasilitas kesehatan lainnya. Dari sisi kualitas, tenaga kerja kesehatan dididik secara khusus
dibidang kesehatan contohnya perawat dibidang keperawatan, bidan dibidang kebidanan dan dokter
dibidang kedokteran. Sehingga tenaga kerja kesehatan yang bekerja sesuai bidangnya akan memberikan
kualitas pelayanan kesehatan yang baik.
Semakin baik kualitas tenaga kerja kesehatan dapat juga mempengaruhi pengeluaran kesehatan.
Pelayanan yang prima dari tenaga kerja perawatan kesehatan harus dibayar lebih oleh penerima
perawatan kesehatan.
2. Sebutkan karateristik pasar tenaga kerja dalam struktur pasar persaingan sempurna?jelaskan masing-
masing karateristik tersebut!
Semua pasar tenaga kerja memberikan suatu karakteristik tertentu yang mempertanyaan kembali
tentang pasar persaingan sempurna. Pasar tenaga kerja dalam struktur pasar persaingan sempurna
mempunyai karakteristik berikut:
- Pekerja pada jenis pekerjaan atau profesi tertentu identic dalam hal keterampilan dan memiliki
produktivitas yang sama, jabatan ditawarkan oleh perusahaan untuk setiap jenis pekerjaan atau
profesi identic dalam hal kondisi pekerjaan dan upah.
- Pekerja dan perusahaan mempunyai informasi yang sempurna tentang upah dan kesempatan
kerja di pasar
- Pekerja dapat dengan mudah masuk ke pasar serta dengan mudah dan tanpa biaya berpindah
pekerjaan dalam pasar
- Pekerja tidak semestinya berupa serikat pekerja, dan perusahaan tidak mendominasi sisi
pembeli di pasar
- Permintaan dan penawaran adalah saling bebas serta ditentukan melalui upah yang fleksibel.
3. Ada beberapa faktor yang menegaskan keterkaitan ketersediaan tenaga kerja dengan pasokan yang
spesifik seperti tenaga kerja dan RN, jelaskan faktor-faktor tersebut?
Jawab:
Ada tiga faktor utama yang berpengaruh pada permintaan tenaga perawatan kesehatan yang secara
langsung dari fungsi permintaan yaitu:
- Permintaan perawatan kesehatan
- System perawatan kesehatan dan pembiayaan (termasuk pembayaran kembali upah, tenaga
kerja substitusi, dan produktivitas), dan
- Institusional dan karakteristik pasar seperti kepemilikan dan kekuatan pasar.
Sedikit contoh faktor-faktor tersebut ditentukan dalam permintaan tenaga kesehatan yang lebih
khusus seperti perawat yang teregistrasi (registered nurses, RNs), dalam faktor-faktor kunsi sebagai
berikut:
a. Permintaan penduduk untuk perawatan kesehatan, terutama untuk perawatan rumah sakit,
tempat yang menjadi wadah pekerjaan utama perawat
b. upah
c. system pembayaran kembali dan tariff
d. status kepemilikan
d. kekuatan pasar
1. Jelaskan pendapat anda tentang konsep biaya kesempatan?
Jawab: Biaya kesempatan adalah manfaat potensial yang akan mengorbankan hal lain karena salah
satu alternatif telah dipilih dari sejumlah alternatif yang tersedia, atau sering juga diartikan sebagai
pendapatan yang tidak jadi diperoleh karena diambilnya suatu keputusan.
Dalam dulia pendidikan, orang yang memutuskan untuk mengambil pendidikan tinggi, harus
mengeluarkan biaya untuk pembiayaan pendidikannya dan mengorbankan kepentingan lain seperti
rekreasi dan lain sebagainya.
2. Sebutkan asumsi dalam mengestimasi fungsi biaya keluaran banyak (multi-produk) pada
pendidikan tinggi ?
Jawab:
- Keluaran yang homogeny
- Status tidak mencari untung
- Teknologi
- Kepemilikan Publik
- Keseimbangan jangka panjang
3. Jelaskan Kelemahan dari penggunaan indikator kinerja berupa rasio yang mempresentasikan
efisiensi dalam memproduksi keluaran !
Jawab:
- Institusi dari objek yang diteliti beroperasi di bawah kondisi yang berbeda dan lingkungan yang
berbeda yang tidak secara memadai dapat dihitung oleh rasio yang sederhana.
- Institusi pendidikan memproduksi suatu rangkaian keluaran dari sejumlah kisaran masukan. Rasio
satu keluaran untuk satu masukan.
Dalam penelitian hingga penulisan laporan penelitian, terdapat berbagai metode pengumpulan data
yang dapat dilakukan. Dari berbagai metode pengumpulan data, dapat digunakan hanya satu
metode maupun menggabungkan dua metode atau lebih. Beberapa metode pengumpulan data
diantaranya:
1. Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanya jawab
langsung antara peneliti dan narasumber. Seiring perkembangan teknologi, metode wawancara
dapat pula dilakukan melalui media-media tertentu, misalnya telepon, email, atau skype.
Wawancara terbagi atas dua kategori, yakni wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Wawancara terstruktur
Dalam wawancara terstruktur, peneliti telah mengetahui dengan pasti informasi apa yang hendak
digali dari narasumber. Pada kondisi ini, peneliti biasanya sudah membuat daftar pertanyaan secara
sistematis. Peneliti juga bisa menggunakan berbagai instrumen penelitian seperti alat bantu
recorder, kamera untuk foto, serta instrumen-instrumen lain.
b. Wawancara tidak terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas. Peneliti tidak menggunakan pedoman
wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan spesifik, namun hanya memuat poin-poin penting
dari masalah yang ingin digali dari responden.
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang kompleks karena melibatkan berbagai faktor
dalam pelaksanaannya. Metode pengumpulan data observasi tidak hanya mengukur sikap dari
responden, namun juga dapat digunakan untuk merekam berbagai fenomena yang terjadi. Teknik
pengumpulan data observasi cocok digunakan untuk penelitian yang bertujuan untuk mempelajari
perilaku manusia, proses kerja, dan gejala-gejala alam. Metode ini juga tepat dilakukan pada
responden yang kuantitasnya tidak terlalu besar. Metode pengumpulan data observasi terbagi
menjadi dua kategori, yakni:
a. Participant observation
Dalam participant observation, peneliti terlibat secara langsung dalam kegiatan sehari-hari orang
atau situasi yang diamati sebagai sumber data.
b. Non participant observation
Berlawanan dengan participant observation, non participant observation merupakan observasi yang
penelitinya tidak ikut secara langsung dalam kegiatan atau proses yang sedang diamati.
3. Angket (kuesioner)
Kuesioner merupakan metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan
metode pengumpulan data yang lebih efisien bila peneliti telah mengetahui dengan pasti variabel
yag akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden. Selain itu kuesioner juga cocok
digunakan bila jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas.
Berdasarkan bentuk pertanyaannya, kuesioner dapat dikategorikan dalam dua jenis, yakni kuesioner
terbuka dan kuesioner tertutup. Kuesioner terbuka adalah kuesioner yang memberikan kebebasan
kepada objek penelitian untuk menjawab. Sementara itu, kuesioner tertutup adalah kuesioner yang
telah menyediakan pilihan jawaban untuk dipilih oleh objek penelitian. Seiring dengan
perkembangan, beberapa penelitian saat ini juga menerapkan metode kuesioner yang memiliki
bentuk semi terbuka. Dalam bentuk ini, pilihan jawaban telah diberikan oleh peneliti, namun objek
penelitian tetap diberi kesempatan untuk menjawab sesuai dengan kemauan mereka.
4. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah metode pengumpulan data yang tidak ditujukan langsung kepada subjek
penelitian. Studi dokumen adalah jenis pengumpulan data yang meneliti berbagai macam dokumen
yang berguna untuk bahan analisis. Dokumen yang dapat digunakan dalam pengumpulan data
dibedakan menjadi dua, yakni:
a. Dokumen primer
Dokumen primer adalah dokumen yang ditulis oleh orang yang langsung mengalami suatu peristiwa,
misalnya: autobiografi
b. Dokumen sekunder
Dokumen sekunder adalah dokumen yang ditulis berdasarkan oleh laporan/ cerita orang lain,
misalnya: biografi.
Sumber: http://ciputrauceo.net/blog/2016/2/18/metode-pengumpulan-data-dalam-penelitian
Sektor informal adalah merupakan unit-unit usaha tidak resmi berskala kecil yang menghasilkan dan
mendistribusikan barang dan jasa tanpa memiliki izin usaha dan atau izin lokasi berdasarkan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sektor informal merupakan salah satu
alternatif kesempatan kerja yang mampu menampung tenaga kerja tanpa persyaratan tertentu
seperti tingkat pendidikan dan keterampilan kerja.
Faktanya memang penyerapan tenaga kerja masih lebih banyak sektor informal dibandingkan
dengan sektor formal. Hal inilah yang masih menjadikan sektor informal dianggap penting dalam
perekonomian Indonesia. Namun, sektor informal sejatinya bagaikan 2 mata pisau bagi pemerintah.
Di satu sisi dapat mengurangi pengangguran namun di sisi lain, penerimaan pajak dari sektor
informal tidak dapat diperhitungkan dengan baik karena tidak adanya system yang jelas dalam
administasi perpajakan sektor informal.
Sektor informal pada umumnya ditandai oleh beberapa karakteristik khas seperti bidang kegiatan
produksi barang dan jasa, berskala kecil, unit-unit produksinya dimiliki secara perorangan atau
keluarga, banyak menggunakan tenaga kerja, dan teknologi yang dipakai relative sederhana. Contoh
sektor informal di Indonesia adalah pengemudi ojek, pengemudi angkutan kota, usaha makanan
ringan rumahan, pedagang kaki lima, dan lain sebagainya.
1. Perbedaan Tingkat Inflasi Antara Dua Negara Suatu negara dengan tingkat inflasi konsisten
rendah akan lebih kuat nilai tukar mata uangnya dibandingkan negara yang inflasinya lebih tinggi.
Daya beli (purchasing power) mata uang tersebut relatif lebih besar dari negara lain. Pada akhir
abad 20 lalu, negara-negara dengan tingkat inflasi rendah adalah Jepang, Jerman dan Swiss,
sementara Amerika Serikat dan Canada menyusul kemudian. Nilai tukar mata uang negara-negara
yang inflasinya lebih tinggi akan mengalami depresiasi dibandingkan negara partner dagangnya.
2. Perbedaan Tingkat Suku Bunga Antara Dua Negara Suku bunga, inflasi, dan nilai tukar sangat
berhubungan erat. Dengan merubah tingkat suku bunga, bank sentral suatu negara bisa
mempengaruhi inflasi dan nilai tukar mata uang. Suku bunga yang lebih tinggi akan menyebabkan
permintaan mata uang negara tersebut meningkat. Investor domestik dan luar negeri akan tertarik
dengan return yang lebih besar. Namun jika inflasi kembali tinggi, investor akan keluar hingga bank
sentral menaikkan suku bunganya lagi. Sebaliknya, jika bank sentral menurunkan suku bunga maka
akan cenderung memperlemah nilai tukar mata uang negara tersebut.
3. Neraca Perdagangan Neraca perdagangan antara dua negara berisi semua pembayaran dari hasil
jual beli barang dan jasa. Neraca perdagangan suatu negara disebut defisit bila negara tersebut
membayar lebih banyak ke negara partner dagangnya dibandingkan dengan pembayaran yang
diperoleh dari negara partner dagang. Dalam hal ini negara tersebut membutuhkan lebih banyak
mata uang negara partner dagang, yang menyebabkan nilai tukar mata uang negara tersebut
terhadap negara partnernya melemah. Keadaan sebaliknya disebut surplus, dimana nilai tukar mata
uang negara tersebut menguat terhadap negara partner dagang.
4. Hutang Publik (Public Debt) Neraca anggaran domestik suatu negara digunakan juga untuk
membiayai proyek-proyek untuk kepentingan publik dan pemerintahan. Jika anggaran defisit maka
public debt membengkak. Public debt yang tinggi akan menyebabkan naiknya inflasi. Defisit
anggaran bisa ditutup dengan menjual bond pemerintah atau mencetak uang. Keadaan bisa
memburuk bila hutang yang besar menyebabkan negara tersebut default (gagal bayar) sehingga
peringkat hutangnya turun. Public debt yang tinggi jelas akan cenderung memperlemah nilai tukar
mata uang negara tersebut.
5. Ratio Harga Ekspor Dan Harga Impor Jika harga ekspor meningkat lebih cepat dari harga impor
maka nilai tukar mata uang negara tersebut cenderung menguat. Permintaan akan barang dan jasa
dari negara tersebut naik yang berarti permintaan mata uangnya juga meningkat. Keadaan
sebaliknya untuk harga impor yang naik lebih cepat dari harga ekspor.
6. Kestabilan Politik Dan Ekonomi Para investor tentu akan mencari negara dengan kinerja ekonomi
yang bagus dan kondisi politik yang stabil. Negara yang kondisi politiknya tidak stabil akan
cenderung beresiko tinggi sebagai tempat berinvestasi. Keadaan politik akan berdampak pada
kinerja ekonomi dan kepercayaan investor, yang pada akhirnya akan mempengaruhi nilai tukar mata
uang negara tersebut.
Sumber: https://www.seputarforex.com/artikel/6-faktor-yang-mempengaruhi-nilai-tukar-mata-
uang-133671-31
Dalam penentuan system nilai tukar, beberpa kriteria ini dapat digunakan sebagai faktur penentu
[emilihan system nilai tukar.
1. Ukuran perekonomian; Semakin besar ukuran perekonomian, semakin relevan penerapan sistem nilai
tukar yang fleksibel.
2. Keterbukaan perekonomian; Semakin terbuka perekonomian, semakin tepat penerapan nilai tukar
fleksibel.
3. Diversifikasi struktur ekspor; Semakin diversified perekonomian, semakin feasible digunakan nilai
tukar fleksibel.
4. Konsentrasi perdagangan luar negeri; Semakin besar proporsi perdagangan internasional ke suatu
negara maju tertentu, semakin besar insentif penerapan nilai tukar peg atas nilai tukar negara maju
tersebut.
5. Perbedaan inflasi dalam negeri terhadap inflasi dunia; Semakin besar perbedaan inflasi domestik
dengan inflasi partner dagang utama, semakin sering diperlukan adanya adjustment nilai tukar. (flexible
exchange rate).
6. Tingkat perkembangan ekonomi dan keuangan; Semakin berkembang struktur ekonomi dan sektor
keuangan, semakin relevan penerapan nilai tukar yang fleksibel floating.
7. Mobilitas tenaga kerja; Semakin tinggi mobilitas tenaga kerja antar negara, relatif semakin mudah
penyesuaian terhadap external shock dengan nilai tukar fleksibel.
8. Mobilitas modal; Semakin tinggi mobilitas dana antar negara, semakin relevan sistem nilai tukar yang
fleksibel.
9. Foreign nominal shocks; Semakin sering perekonomian domestik dipengaruhi oleh shock dari luar
negeri (seperti peningkatan suku bunga luar negeri, melambatnya pertumbuhan ekonomi partner
dagang dan lain-lain), semakin relevan sistem nilai tukar fleksibel.
10. Domestic nominal shocks; Semakin sering perekonomian domestik dipengaruhi oleh shocks dari
dalam negeri (seperti perubahan agregat moneter), semakin relevan sistem nilai tukar tetap.
11. Domestic real shocks; Semakin tinggi kerentanan ekonomi terhadap real shock (gangguan produksi),
semakin relevan adalah nilai tukar fleksibel.
12. Kredibilitas pembuat keputusan; Semakin rendah kredibilitas pemerintah dalam memerangi inflasi
(anti-inflation policy), semakin tepat digunakan nilai tukar tetap sebagai nominal anchor.