Diagram Interaksi Kolom PDF
Diagram Interaksi Kolom PDF
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolom
2.1.1 Definisi Kolom
Kolom merupakan bagian vertikal dari suatu struktur rangka yang menerima
beban tekan dan lentur. Kolom meneruskan beban-beban dari elevasi atas ke elevasi
yang lebih bawah hingga akhirnya sampai ke tanah melalui pondasi. (Nawy,1998)
Dalam buku struktur beton bertulang (Dipohusodo, 1994), ada tiga jenis
kolom beton bertulang yaitu :
4
c. Struktur kolom komposit, merupakan komponen struktur tekan yang diperkuat
pada arah memanjang dengan gelagar baja profil atau pipa, dengan atau tanpa
diberi batang tulangan pokok memanjang.
Dalam perencanaan kolom yang dibebani beban aksial dan lentur harus
memenuhi peraturan pada SNI 03-2847-2013,hal 74-75, yaitu sebagai berikut :
1. Perencanaan penampang yang dibebani lentur atau aksial atau kombinasi beban
lentur dan aksial harus didasarkan atas kompatibilitas regangan dan tegangan
dengan menggunakan asumsi dalam 10.2 SNI 03-2847-2013.
2. Kondisi regangan seimbang terjadi pada penampang ketika tulangan tarik tepat
mencapai regangan yang berhubungan dengan tegangan leleh fy pada saat yang
bersamaan dengan tercapainya regangan batas 0.003 pada bagian beton yang
tertekan.
3. Penampang adalah terkendali tekan jika regangan tarik neto dalam baja tarik
terjauh, ξt, sama dengan atau kurang dari batas regangan terkontrol tarik bila
beton tekan mencapai batas regangan asumsi sebesar 0,003. Batas regangan
terkendali tekan adalah regangan tarik neto dalam tulangan pada kondisi
regangan seimbang. Untuk tulangan Mutu 420 MPa,dan untuk semua tulangan
5
prategang, diizinkan untuk menetapkan batas regangan. terkendali tekan sama
dengan 0,002.
4. Penampang adalah terkendali tarik jika regangan tarik neton dalam baja tarik
terjauh, ξt, sama dengan atau lebih besar dari 0,005 bila beton tekan mencapai
batas regangan asumsi sebesar 0,003. Penampang dengan ξt antara batas
regangan terkendali tekan dan 0,005 membentuk daerah transisi antara
penampang terkendali tekan dan terkendali tarik.
5. Untuk komponen struktur lentur non-prategang dan komponen struktur
nonprategang dengan beban tekan aksial terfaktor kurang dari 0.10 fc’Ag, ξt
pada kekuatan nominal tidak boleh kurang dari 0,004. Pemakaian tulangan
tekan diizinkan terkait dengan tulangan tarik tambahan untuk meningkatkan
kekuatan komponen struktur lentur.
6. Desain beban aksial ØPn dari komponen struktur tekan tidak boleh lebih besar
dari ØPn,max, yang dihitung dengan Persamaan sebagai berikut :
Untuk komponen struktur non-prategang dengan tulangan spiral yang
memenuhi 7.10.4 atau komponen struktur komposit yang memenuhi 10.13:
6
2.1.4 Kapasitas Kolom
Kapasitas suatu kolom yang mengalami beban aksial murni (Axial Load
only) terjadi apabila kolom hanya menahan beban sentris pada penampangnya
(tanpa eksentrisitas). Pada kondisi ini gaya luar akan ditahan oleh penampang
kolom yang secara matematis dirumuskan dalam persamaan:
dimana:
Namun kekuatan yang dihitung dengan rumus diatas jarang sekali bisa
diperoleh pada suatu kolom karena normalnya selalu ada momen pada kolom yang
akan mereduksi kapasitas aksial kolom. Momen tersebut bisa saja terjadi akibat:
Secara umum, kolom akan menerima beban seperti yang disajikan dalam
gambar berikut:
7
My
(a) (b)
8
Gambar 2.3 Diagram interaksi P-M kolom
9
Selisih akibat perhitungan sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Persamaan yang diperoleh dari segitiga sebangun dengan tinggi sumbu netral
pada c yaitu :
0,003(𝑐−𝑑′)
𝑓′𝑠 = 𝐸𝑠 𝜀′𝑠 = 𝐸𝑠 𝑐
Mrb = ϕPb eb
10
2.2.1 Beban Mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat
tetap, termasuk segala unsur tambahan, penyelesaian-penyelesaian, mesin-mesin
serta peralatan tetap yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari gedung
tersebut (PPPURG, 1987). Adapun beban mati yang digunakan adalah sebagai
berikut:
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau
penggunaan suatu gedung, termasuk beban-beban pada lantai yang berasal dari
barang-barang yang dapat berpindah dan termasuk beban akibat air hujan pada atap
(PPPURG, 1987). Adapun beban mati yang digunakan adalah sebagai berikut:
Beban gempa adalah semua beban statik ekivalen yang bekerja pada
gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat
gempa tersebut (PPPURG, 1987).
11
dengan suatu faktor keutamaan Ie menurut Tabel 2.2. Khusus untuk struktur
bangunan dengan kategori risiko IV, bila dibutuhkan pintu masuk untuk
operasional dari struktur bangunan yang bersebelahan, maka struktur bangunan
yang bersebelahan tersebut harus didesain sesuai dengan kategori risiko IV.
Tabel 2.1 Kategori risiko bangunan gedung dan non gedung untuk beban gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Risiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk, antara lain:
Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan perikanan
Fasilitas sementara
I
Gudang penyimpanan
Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori risiko
I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
Perumahan
Rumah toko dan rumah kantor
Pasar
Gedung perkantoran II
Gedung apartemen/ rumah susun
Pusat perbelanjaan/ mall
Bangunan industry
Fasilitas manufaktur
Pabrik
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia
pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
Bioskop
Gedung pertemuan
Stadion
Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
Fasilitas penitipan anak
Penjara
Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang
memiliki potensi untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau
gangguan massal terhadap kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi
kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk: III
Pusat pembangkit listrik biasa
Fasilitas penanganan air
Fasilitas penanganan limbah
Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV,
(termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses,
penanganan, penyimpanan, penggunaan atau tempat pembuangan bahan bakar
berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah berbahaya, atau bahan yang
mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau peledak di mana
jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh
instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat
jika terjadi kebocoran.
12
Tabel 2.1 (Lanjutan)
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Risiko
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting,
termasuk, tetapi tidak dibatasi untuk:
Bangunan-bangunan monumental
Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas
bedah dan unit gawat darurat
Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta
garasi kendaraan darurat
Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat
perlindungan darurat lainnya
Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas IV
lainnya untuk tanggap daruratPusat pembangkit energi dan fasilitas
publik lainnya yang dibutuhkan pada saat keadaan daruratStruktur
tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan
bahan bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air
pemadam kebakaran atau struktur rumah atau struktur pendukung air
atau material atau peralatan pemadam kebakaran ) yang disyaratkan
untuk beroperasi pada saat keadaan darurat.
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan
fungsi struktur bangunan lain yang masuk ke dalam kategori risiko
IV.
Sumber : SNI 1726 : 2012
13
Gambar 2.4 Ss, Gempa maksimum yang dipertimbangkan risiko tertarget
(MCER), kelas situs SB
14
2.2.3.3 Penentuan Kelas Situs
CATATAN:
15
Tabel 2.4 Koefisien situs, Fv
Parameter respons spectral percepatan gempa (MCER)
Kelas Situs
terpetakan pada periode 1 detik S1
CATATAN:
SMS = Fa × Ss
SM1 = Fv × S1
Tabel 2.6 Kategori desain seismik berdasarkan parameter respons percepatan pada
perioda pendek
Kategori Resiko
Nilai SD1
I atau II atau III IV
SD1 < 0,167 A A
0,167 ≤ SD1 < 0,33 B C
0,33 ≤ SD1 < 0,50 C D
0,50 ≤ SD1 D D
Sumber : SNI 1726 : 2012
Tabel 2.7 Faktor R, Cd, dan Ω0 untuk sistem penahan gaya gempa
Faktor Batasan Sistem Struktur
Koefisien Faktor dan Batasan Tinggi
Sistem Kuat
Modifikai Pembesaran struktur (m)
Penahan Gaya Lebih
Respon, Defleksi Kategori Desain Seismik
Seismik Sistem,
R (Cd)
(Ω0) B C D E F
Sistem rangka
pemikul
momen
1. Rangka
baja pemikul
8 3 5½ TB TB TB TB TB
momen
khusus
17
Tabel 2.7 (Lanjutan)
Batasan Sistem Struktur
Faktor dan Batasan Tinggi
Koefisien Faktor
Sistem Kuat struktur (m)
Modifikai Pembesaran
Penahan Gaya Lebih Kategori Desain
Respon, Defleksi
Seismik Sistem, Seismik
R (Cd)
(Ω0)
B C D E F
2. Rangka
batang baja
7 3 5½ TB TB 48 30 TI
pemikul
momen khusus
3. Rangka baja
pemikul
4½ 3 4 TB TB 10 TI TI
momen
menengah
4. Rangka baja
pemikul 3½ 3 3 TB TB TI TI TI
momen biasa
5. Rangka
beton
bertulang 8 3 5½ TB TB TB TB TB
pemikul
momen khusus
6. Rangka
beton
bertulang
5 3 4½ TB TB TI TI TI
pemikul
momen
menengah
7. Rangka
beton
bertulang 3 3 2½ TB TI TI TI TI
pemikul
momen biasa
8. Rangka baja
dan beton
komposit 8 3 5½ TB TB TB TB TB
pemikul
momen khusus
9. Rangka baja
dan beton
komposit
5 3 4½ TB TB TI TI TI
pemikul
momen
menengah
18
Tabel 2.7 (Lanjutan)
Batasan Sistem Struktur
Faktor dan Batasan Tinggi
Koefisien Faktor
Sistem Kuat struktur (m)
Modifikai Pembesaran
Penahan Gaya Lebih Kategori Desain
Respon, Defleksi
Seismik Sistem, Seismik
R (Cd)
(Ω0)
B C D E F
10. Rangka
baja dan beton
komposit
6 3 5½ 48 48 30 TI TI
terkekang
parsial pemikul
momen
11. Rangka
baja dan beton
komposit 3 3 2½ TB TI TI TI TI
pemikul
momen biasa
12. Rangka
baja canai
dingin pemikul
3½ 3 3½ TB 10 10 10 10
momen khusus
dengan
pembautan
Sumber : SNI 1726 : 2012
Menurut SNI 1726-2012 persamaan 21, 22 halaman 54, Gaya geser (V)
V = Cs × W
SDS
Cs =
R
Ie
19
Cs di atas tidak perlu melebihi
SD1
Cs =
R
T (I )
e
U = 1,4D
20
U = 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (1,0L atau 0,5W)
U = 0,9D + 1,0W
a. Faktor beban pada beban hidup L dalam persamaan di atas diizinkan direduksi
sampai 0,5 kecuali untuk garasi, luasan yang ditempati sebagai tempat
perkumpulan publik, dan semua luasan dimana L lebih besar dari 4,8 kN/m2.
b. Bila W didasarkan pada beban angin tingkat layan, 1,6W harus digunakan
sebagai pengganti dari 1,0W dalam persamaan di atas dan 0,8W harus
digunakan sebagai pengganti dari 0,5W dalam persamaan di atas.
c. Dihilangkan karena tidak relevan, lihat Daftar Deviasi.
Gaya tekan aksial terfaktor pada komponen struktur, Pu, tidak boleh melebihi
Agf’c/10.
Bentang bersih untuk komponen struktur, ln, tidak boleh kurang dari empat kali
tinggi efektifnya.
Lebar komponen, bw, tidak boleh kurang dari yang lebih kecil dari 0,3h dan 250
mm.
21
Lebar komponen struktur, bw, tidak boleh melebihi lebar komponen struktur
penumpu, c2, ditambah suatu jarak pada masing-masing sisi komponen struktur
penumpu yang sama dengan yang lebih kecil dari (a) dan (b):
(a) Lebar komponen struktur penumpu, c2, dan
(b) 0,75 kali dimensi keseluruhan komponen struktur penumpu, c1.
2.4.2 Kolom
1. Persyaratan dari sub pasal ini berlaku untuk komponen struktur rangka momen
khusus yang membentuk bagian sistem penahan gaya gempa dan yang menahan
gaya tekan aksial terfaktor Pu akibat sebarang kombinasi beban yang melebihi
Agf’c/10 .
2. Dimensi penampang terpendek, diukur pada garis lurus yang melalui pusat
geometri, tidak boleh kurang dari 300 mm.
3. Rasio dimensi penampang terpendek terhadap dimensi tegak lurus tidak boleh
kurang dari 0,4.
4. Luas tulangan memanjang, Ast, tidak boleh kurang dari 0,01Ag atau lebih dari
0,06Ag.
5. Pada kolom dengan sengkang bulat, jumlah tulangan longitudinal minimum
harus 6.
6. Spasi tulangan transversal sepanjang lo tidak lebih daripada:
a. Seperempat dimensi terkecil komponen struktur 0.25C2
b. Enam kali diameter tulangan longitudinal,.
c. So yang dihitung dengan:
350-hx
So = 100 +
3
d. Nilai so dari persamaan di atas tidak boleh lebih besar dari 150 mm dan
tidak perlu lebih kecil dari 100 mm.
22
2.5 Simpangan Ijin
1. Membuat Grid
Pilih menu file lalu new models kemudian pilih grid only untuk membuat
ukuran portal yang akan dibuat. Setelah muncul kotak dialog grid only masukkan
data jarak antar portal dan tinggi portal sesuai dengan yang direncanakan.
2. Mendefinisikan Material
Pilih menu define lalu materials kemudian pilih add new materials. Setelah
muncul kotak dialog materials property data masukkan data material yang
digunakan meliputi kuat tekan beton (f’c)/kuat tarik baja (fy), berat jenis bahan,
modulus elastisitas dan sebagainya.
23
3. Mendefinisikan Frame Sections
Pilih menu define lalu section property kemudian frame section. Pilih add
new materials kemudian pilih jenis material yang akan digunakan dan selanjutnya
sesuaikan data dimensi, material, dan reinforcement data yang gunakan. Untuk
menyesuaikan tulangan agar program SAP2000 mengecek tulangan yang kita
gunakan pilih reinforcement to be checked seperti pada Gambar 2.6.
Pilih menu define lalu section property kemudian area sections. Pilih add
new property kemudian sesuaikan data material dan ketebalan area sections.
24
Ketika self wight multiplier didefinisikan 0 (nol) maka beban harus diinput manual
pada program SAP2000.
Pilih menu draw lalu draw frame/cable/tendon untuk balok dan kolom,
draw reactangular area untuk pelat. Gambarkan balok, kolom, dan pelat pada grid
yang telah dibuat sebelumnya.
a. Motode Autoload
Pilih menu define lalu load pattern kemudian definisikan beban gempa x
dan beban gempa y. Pada self wight multiplier masukkan nilai 1 (satu) karena beban
gempa akan dihitung oleh program. Pada auto load pattern, pilih salah satu beban
gempa yang akan digunakan kemudian add new load pattern selanjutnya modify
lateral load pattern sesuai pada Gambar 2.7. Setelah muncul kotak dialog seismic
load pattern definisikan data gempa sesuai dengan yang direncanakan sesuai
Gambar 2.8.
25
Gambar 2.7 Kotak dialog load pattern
26
beraturan dan tidak beraturan dengan cara mendefinisikan fungsi respon
spektrum.
27
Gambar 2.10 Pengunggahan grafik respon spektrum ke SAP2000
Pada bagian beban yang bekerja (loads applied), untuk arah-x, pilih
load name U1, fungsi yang digunakan adalah “RS” yaitu nama fungsi
respon spektrum yang telah didefinisikan. Skala faktor diinput nilai sesuai
persamaan (Ie/R) dikalikan dengan gaya gravitasi bumi (9,81 m/detik2).
Gaya gravitasi bumi dikonversikan sesuai dengan satuan yang digunakan.
Dengan nilai Ie = 1,0 ; R = 8, dan gaya gravitasi bumi = 9810 mm/detik2,
maka skala faktor untuk arah-x adalah 1226,25. Ulangi langkah yang sama
untuk mendefinisikan beban gempa arah-y.
28
Gambar 2.11 Data load case respon spektrum
Constraint joint
Klik semua joint pada hubungan antara balok dan kolom kemudian
pilih menu assign lalu joint kemudian constraint. Pada choose constraint
type to add pilih diaphragm kemudian pilih add new constraint kemudian
klik ok.
Pilih menu define lalu mass source. Setelah muncul kotak dialog mass
source pilih from element and additional masses and loads kemudian definisikan
dead load dengan self weigth multiplier satu dan live load dengan self weigth
multiplier nol.
29
13. Design Check
Pada tahap ini akan dilakukan pengecekan dari frame section baik itu balok
maupun kolom. Pengecekan ini bertujuan untuk mengetahui apakah frame section
yang digunakan sudah memenuhi persyaratan,baik itu dari segi stress ratio dan
yang lainnya. Langkah pertama adalah pilih Design lalu Concerate Frame Design
kemudian View/Revise Preferences. Pilih Design Code dan Framing Type yang
akan digunakan, kemudian Start Design/Check of Structur.
Pilih menu display lalu show tables. Setelah muncul kotak dialog show
tables pilih data yang dibutuhkan dan kemudian klik ok kemudian akan muncul
kotak dialog data yang dibutuhkan. Pilih file lalu export current table kemudian to
excel.
30