Anda di halaman 1dari 10

BAB III

Analisis Unsur Intrinsik Drama Orde Tabung

A. ANALISIS JUDUL
Judul Orde Tabung merupakan sebuah pernyataan simbolis yang ingin
disampaikan pengarang sebagai gambaran dari masalah yang mendasar dari cerita
drama ini. Perwujudan dari judul Orde Tabung ini dengan menampilkan tokoh
yang sangat ambisius dalam membangun sebuah kota yang penduduknya lahir
melalui proses bayi tabung. Dari pemilihan judul Orde Tabung ini, penulis ingin
menyampaikan kegelisahannya tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga banyak orang yang dibutakan olehnya.
Data yang mendukung pernyataan diatas.
Sekretaris Pembina Kota
“Tidak ada perubahan-perubahan. Pertemuan tadi, pada dasarnya,
merupaken penegasan-penegasan daripada kebijaksanaan kota
sebelumnya. Yaitu bahwa warga kota kelahiran tabung tetap merupakan
warga masyarakat kota yang syah, dan berhak mengisi serta menjalankan
segala aspek kegiatan kehihupan kota. Jadi hanya orang-orang tabung
saja yang boleh berada di dalam struktur kebijaksanaan kota. Orang-
orang konvernsional yang lahir dari rahim ibunya, tidak boleh lagi berada
di dalam struktur. Tidak boleh. Sekarang ini mereka kita anggap jompo.
Dijompokan. Yang jelas mereka tidak boleh ikut-ikut , sekalipun mereka
sudah mempunyai Surat Keterangan Bebas Kelahiran Rahim. Tadi di
dalam sidang juga disinggung mengenai penetapan pengembang biakan
manusia di jaman tabung ini.”

Dari diksi Orde Tabung ini dapat dilihat juga bahwa selain penulis hawatir
akan pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi, penulis juga ingin menyampaikan
pesan tentang bagaimana sebuah pemerintahan dimasa depan, pemerintahan yang
tidak pernah menghadirkan agama didalamnya. Tokoh-tokoh yang digambarkan
menjadi lupa akan adanya tuhan. Hanya patuh akan peraturan yang dibuat oleh
para pemimpin yang ternyata dilanggarnya sendiri.
Data yang mendukng pernyataan di atas:
Isteri Pembina Kota
”Seorang jompo sudah kamu bunuh. Kita sudah melakukan skandal besar.
Aku hamil. Kita harus ke rumah jompo.”
Isteri Pembina Kota
“Lihat ! Orang jompo ini sudah kamu bunuh, hanya karena kamu takut
ketahuan, bahwa sebenarnya kamu bukan kelahiran tabung.”

B. ANALISIS TEMA
Tema dalam drama ini adalah krisis moral, dalam hal ini krisis moral
religius dan kemanusiaan. Drama ini menceritakan krisis moral agama yang
dimiliki oleh para tokoh, khususnya tokoh-tokoh pemimpin dari kota ini. Seperti
tokoh sekretaris Pembina kota, Pembina kota, sewol, istri sewol, dan doctor
astowasis yang mengangap program mengembang biakan manusia di dalam
tabung merupakan hal yang penting untuk mendapatkan geneasi yang lebih
unggul. Hal ini sudah membuktikan bahwa mereka melupakan tuhan sebagai
pencipt dan mereka menganggap ciptaan tuhan tidak seunggul manusia yang
dikembangbiakkan dalam tabung. Pengetahuan serta ambisi telah menggrogoti
keimanan mereka. Tidak ada lagi konsep ketuhanan dalam pemikiran tokoh-tokoh
tersebut.
Data yang mendukung pernyataan diatas.
1. Data yang menyatakan krisis nilai agama
Sekretaris Pembina Kota
“Juga sama. Daya mengkeretnya1 juga sama. Kalau dijelaskan dalam
bahasa sederhana , sel telur dan sperma itu langsung dimasukkan ke
dalam kaleng, kaleng ini dikocok-kocok, lalukeluarlah bayi tabung itu,
ini artinya, saudara-saudara sebagai wartawan tabung itu

1
Menyusutnya.
sesungguhnya ya cuma hasil dari kocok-kocokan itu. Makan tatanan di
jaman baru ini menyebutkan, para orang tua di jaman tabung tidak
boleh lagi mengaku-aku punya anak.”

Selain krisis religius dalam drama ini juga menggambarkan masyarakat


yang memiliki nilai perasaan humanis, karena mereka membedakan dal lebih
memuliakan orang yang dilahirkan melalui proses bayi tabung, daripada manusia
yang lahir dari rahim seorang ibu. Dari hal ini kita sudah dapat melihat bagaimana
diskriminasi yang dilakukan oleh para tokoh dalam drama ini, selain
penggolongan status kependudukan, masalah kemanusiaan lainnya juga terjadi,
seperti demokrasi yang hanya sebuah ungkapan serta, membunuh bukanlah hal
yang dilarang lagi, melainkan perintah yang diberikan oleh Pembina Kota agar
kaum konvensional segera punah.
Data yang mendukung pernyataan diatas
Data yang menyatakan krisis nilai kemanusiaan
Sekretaris Pembina Kota
“Tadi anggota Dewan juga menyinggung-nyinggung soal itu. Ada dua
alternatif mengatasinya. Pertama mereka itu kita himbau untuk
mengundurkan diri sebagai manusia, kalau tidak mau, jalan tengahnya
ya dipaksa. Dipaksa mundur.”
Sekretaris Pembina Kota
”Sebenarnya, sebagaimana sejarahnya, yang namanya hukum dan
demokrasi itu kan bisa ditekuk-tekuk, bisa dipermainkan, luwes, untuk
pembangunan Jaman Tabung ini kan ? Sesungguhnya ini hanya
melanjutkan tradisi abad-abad sebelumnya.”
Sekretaris Pembina Kota
Bunuh orang jompo itu ! Atau jidat saudara akan berantakan oleh
peluru ini !
C. ANALISIS ALUR
Alur yang digunakan adalah alur maju, diawali dengan penggambaran
kondisi kota serta kebijakan yang dianut oleh pemerintahannya. Kemudian
dilanjutkan dengan pengenalan tokoh disertai dengan kemunculan konfil, dari
konflik yang ringan sampai pada konflik yang sangat rumit, hingga membawa pada
akhir cerita. Seperti terjadinya kegelisahan para tokoh akibat tragedi yang
menyebabkan lepasnya para kaum konvensialis dari komplek jompo. Kemudian
muncul berbagai kabar yang tidak pas yang menambah kegelisahan tokoh Sewol,
Sewol merasa gelisa akan adanya issue bahwa komplek jompo akan segera di
tutup, komplek jompo ini meupakan lading penghasilan keluarga Sewol. Lain
dengan Sewol, istri Sewol merasa hawatir akan terungkapnya identitasnya sebagai
orang yang tidak lahir dari proses bayi tabung, sehingga istri Sewol memiliki
pemikiran yang begitu kejam untuk membunuh semua kaum konvensional. Dan
hal inilah yang mendukung hadirnya konflik yang lebih rumit.
Masalah semakin berkembang ketika istri Sewol mengemukakan
pendapatnya kepada Pembina Kota. Kemarahan Pembina kota semakin memncak
ketika pidato yang dibuat oleh Sekretaris Pembina Kota tidak sesuai denga yang
diinginkannya, seolah Sekertaris Pembina kotalah yang menjadi pemimpinnya.
Akhirnya konflik semakin memncak dengan adanya perintah penutupan komplek
jompo dan pembunuhan mereka kaum konvensional yang membangkang.
Sehingga Kepala Dinas Keamanan berselisih pendapat dengan Sekretaris Pembina
Kota dan Kepala Dinas Keamanan ingin mengndurkan diri. Karena tidak ada
solusi dari permasalahan dalam drama, sehingga masalah yang satu menghadirkan
masalah yang lainnya. Sampai terjadi pembunuhan terhadap kaum konvensional
yang membawa akhir cerita ini, dan Pembina kota memutuskan untuk bunuh diri
daripada tinggal di komplek jompo.
Data yang mendukung pernyataan diatas
1. Data pengenalan kondisi politi di kota tabung
Sekretaris Pembina Kota
”Tidak ada perubahan-perubahan. Pertemuan tadi, pada dasarnya,
merupaken penegasan-penegasan daripada kebijaksanaan kota
sebelumnya. Yaitu bahwa warga kota kelahiran tabung tetap
merupakan warga masyarakat kota yang syah, dan berhak mengisi
serta menjalankan segala aspek kegiatan kehihupan kota. Jadi
hanya orang-orang tabung saja yang boleh berada di dalam
struktur kebijaksanaan kota. Orang-orang konvernsional yang lahir
dari rahim ibunya, tidak boleh lagi berada di dalam struktur. Tidak
boleh. Sekarang ini mereka kita anggap jompo. Dijompokan. Yang
jelas mereka tidak boleh ikut-ikut , sekalipun mereka sudah
mempunyai Surat Keterangan Bebas Kelahiran Rahim. Tadi di
dalam sidang juga disinggung mengenai penetapan pengembang
biakan manusia di jaman tabung ini.”
2. Data kemunculan konflk ringan
 Sekretaris Pembina Kota
”Diskriminasi bagaimana ? Orang-orang jompo itu tetap
kita beri hak hidup untuk menyaksikan kegemilangan jaman
baru di sisa-sisa usia mereka.

(Mulai emosional)

Apakah ini namanya diskriminasi ?”


 Sekretaris Pembina Kota
”Benar sekali, nyonya. Memang kita semua mempunyai hak untuk
bebas berpendapat. Tapi yang perlu diingat, bahwa di dalam
kebebasan berpendapat itu, pendapat kita harus tetap sependapat
dengan kebijaksanaan kota.”
dari pernyataan diatas sudah dapat kita pahami ada perbedaan pendapat
antara istri Suwelo dan Sekertaris pembina Kota.
3. Konflik yang lebih rumit
Kepala Dinas Keamanan
”Tapi bapak tidak menganjurkan pembunuhan untuk mengatasi maslaah
orang jompo yang lepas itu. Bapak justru menganjurkan keprihatinan
serentak bagi warga bagi masalah itu. Paling tidak bapak menuliskan
sikap bapak itu dalam teks pidato yang dibacarakan paduka Pembina
Kota.”
4. Penyelesaian Konflik
“Pembina kota masuk ke dalam dengan tangannya masih menggegam
pistol. Tempat itu mendadak hening. Sepi. Isteri Pembina Kota dan
Kepala Dinas Keamanan saling pandang. Tiba-tiba terdengar suara
letusan pistol, menggema, disusul suara tubuh Pembina Kota roboh ke
lantai. Pistol terlempar keluar, masuk ke ruangan itu. Isteri Pembina
menjerit melihat pistol suaminya. Kepala Dinas keamanan terperangah.”

D. ANALISIS SETTING ATAU LATAR


1. Latar tempat
Tempat kejadian atau latar geografis drama ini terjadi di sebuah kota kecil.
Adapun penyebutan tempat yang digambarkan secara visual dalam drama ini
adalah, sebuah kawasan kumuh di pinggiran kota yang menjadi tempat
persebunyian Gerong, Suwuk Dan Seseg, merupakan orang konvensional yang
kabur. Kantor Pembina kota yang merupakan tempat pihak pemerintah
melakukan wawancara ataupun melakukan pertemuan bersama para pejabat
kota. Rumah Suwelo di sebuah bagian di pusat kota, jembatan di dekat balai
kota, tempat ini adalah tempat dimana gerong meninggal dibunuh oleh
Sekretaris Pembina Kota. Sebuah ruangan yang menjadi saksi pertengkaran
istri Pembina Kota, dan tempat penembakan Suwuk.
Selain tempat-tempat tersebut terdapat pula tempat seperti komplek jompo,
laboratorium, puskesmas yang hanya berada dalam dialog antar tokoh, akan
tetapi tidak diwujudkan secara visual dalam drama ini.
Data yang mendukung pernyataan diatas
1. Kawasan kumuh
Disebuah bagian kota yang kumuh dan kotor, jauh dari pusat kota.
Dari balik bangunan usang dan tidak terawat sama sekali itu muncul
tiga orang yang dijompokan ; gerong, suwuk dan seseg, keluar dari
persembunyiannya, mengendap-endap, menyelinap-nyelinap ketakutan.
2. Kantor Pembina Kota
Kantor Pembina Kota, pada suatu hari, desember 2095
Sekretaris pembina kota keluar dari ruang dalam ruang kerjanya. Ia
baru sajamengikuti sidang istimewa bersama pembina kota dan pejabat
tinggi kota raya lainnya. Tiba di serambi depan langsung disambut
para wartawan, termasuk wartawan televisi, uang mencegatnya dengan
riuh.
3. Rumah Suwelo
ISTERI SUWELO
”Kalau mereka masih hidup dan ikut lepas, sekarang ini mereka pasti sedang
mencarinya.
(Tiba-tiba terdengar suara sirene melintas di jalan raya di luar rumah itu,
melengking)
Aku takut kalau warga kota tahu, aku bukan berasal dari kelahiran tabung.
Aku mesti bagaimana, suamiku ?”

4. Jembatan di dekat kantor Pembina kota (babak ke-5)


“Jembatan di dekat kantor Pembina kota, dari kolong jembatan. Muncul
orang-orang jompo : gerong, suwuk dan seseg muncul keluar dari kolong
jembatan, melihatr sekelilingnya dengan hati-hat.”

5. Sebuah ruangan di rumah Pembina Kota


“Saat itu suwuk muncul, berjalan tertatih sambil memanggul
karungnya, masuk ke ruang itu, mendekati pembina kota dan merasa
sebagai anaknya.”
2. Latar Waktu
a. Drama Orde Tabung digambarkan pada suatu hari, Desember 2095.
b. 29 Januari 2095, pukul 14.00.
c. Malam hari
Data yang mendukung pernyataan diatas adalah
a. Narasi Babak Pertama
“ Kantor Pembina Kota pada suatu hari, desember 2095
Sekretaris pembina kota keluar dari ruang dalam ruang kerjanya.
b. Sekretaris Pembina Kota
”Pembina Kota disemayamkan di Bangsal Balai Kota dan akan
dimakamkan pada hari ini, 29 Januari 2095, pukul 14.00, di
kuburan.
Sudah cukup jelas ?”
c. Prolog
“Tiba-tiba datang beberapa helikopter, dengan sorot cahaya lampu
menyorot ke bawah mencari orang-orang jompo yang lepas dari kamp
penampungan-kamp penampungan jompo.”

3. Latar Sosial
Penggambaran latar sosial dalam kehidupan kota begitu keras, penuh
konflik dan deskriminasi terhadap kaum konvensional dan jauh dari rasa
nyamanan untuk sebuah kota yang diidam-idamkan. Hal inilah yang
menyebabkan tingkah laku manusia dalam drama ini lebih mementingkan
pemuasan hawa nafsu untuk memenuhi ambisi pribadi untuk mendapatkan
kekuasaan srta keinginan pribadinya. Kondisi pemerintahan yang carut marut
pun menjadi latar sosial yang menarik untuk dijadikan sebagai salah satu
masalah sehingga masalah sosial dan politik menjadi satu. Kondisi seperti ini
sudah mulai terjadi sdalam pemerintaha di Indonesia.
Data yang mendukung pernyataan diatas:
1. Tidak ada kenyamana
“Tiba-tiba tedengar suara sirene petugas keamanan melintas di jalan
raua di luar rumah itu, disertai dengan suara teriakan-teriakan petugas
keamanan, yang sedang memburu orang-orang jompo. Suwelo
mendekati isterinya dengan merentangkan tangannya pasrah. Isteri
suwelo juga mendekati suaminya sambil merentangkan tangannya,
sama pasrahnya. Keduanya makin cemas.” (narasi kedua pada babak
ke tiga)
2. Carut-marut pemerintahan
Sekretaris Pembina Kota
”Ya, memang. Tapi yang dibutuhkan kota ini seorang pembina kota
yang tegas, dengan akal sehat yang sempurna, dengan kekuatan murni
kelahiran tabung. Bukan seorang pembina kota yang cuma bisa
beramat tamah dengan penuh basa-basi.”

E. ANALISIS AMANAT
Dari kutipan – kutipan naskah drama Orde Tabung karya Heru Kesawa Murti
diatas. Dapat dilihat bahwa, perkembanga ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak
dilandasi dengan konsep keagamaan pendidikan karakter akan menghasilkan sesuatu yang
sangat menakutkan. Manusia menjadi seperti parasit yang hanya mementingkan pendapat
dan keinginan pribadi. Manusia beranggapan penciptaannya sendiri melalui bayi tabung
ini lebih baik daripada ciptaan tuhan. Orang beranggapan bahwa perlu membuat dunia
baru yang menurutnya akan menjadi peradaban baru, namun sesungguhnya mereka
menjadi lebih buruk, karena dibutakan oleh teknologi dan ilmu pengetahuan. Kurang lebih
kondisi kehidupan dimasa depan akan seperti drama Orde Tabung, tidak ada demokrasi,
hukum sudah dibolak-balik untuk mencapai tujuan suatu kelompok tertentu, dan konsep
tuhan dihilangkan. Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa saat ini menurunnya nilai
moralitas remaja, akibat kurangnya pendidikan karakter yang diterimanya, akan
berdampak seperti drama Orde Tabung di masa depan.

Jaman sekarang para penerus bangsa (remaja) banyak yang meninggalkan agama,
hanya memiliki agama namun tak perna mengenalnya lebih dalam, yang sesungguhnya
akan secara otomais akan membentuk karakter yang lebih baik dari dalam dirinya.

Data yang mendukung pernyataan diatas.


Sekretaris Pembina Kota
”Juga sama. Daya mengkeretnya2 juga sama. Kalau dijelaskan dalam bahasa
sederhana , sel telur dan sperma itu langsung dimasukkan ke dalam kaleng, kaleng
ini dikocok-kocok, lalukeluarlah bayi tabung itu, ini artinya, saudara-saudara
sebagai wartawan tabung itu sesungguhnya ya cuma hasil dari kocok-kocokan itu.
Makan tatanan di jaman baru ini menyebutkan, para orang tua di jaman tabung
tidak boleh lagi mengaku-aku punya anak.”

Sekretaris Pembina Kota


”Pengembang biakan ini lain dengan model yang dulu. Nah saya akan
menjelaskannya. Sebab ada perbedaan-perbedaan yang mendasar dibanding yang
disebut bayi tabung di tahun1991, satu abad yang lalu. Berbeda toal.”

Sekretaris Pembina Kota


”Begini. Dulu yang dimaksud bayi tabung itu adalah hasil pertemuan daripada
sperma dan sel telur dalam satu piring, yang disebut sebagai piring Patrick, lalu
dititipkan dalam rahim para ibu. Itu dulu. Sekarang, yang seperti itu sudah tidak
musim. Tidak model lagi. Sekarang langsung, sperma dan sel telur langsung
dimasukkan ke dalam tabung inkubator. Perlu diketahui, tabung ini kelualitasnya
sama persis dengan rahim, suhunya sama, stabilitas manajemen hormonalnya
sama, suplai makanannya juga sama.”

2
Menyusutnya.

Anda mungkin juga menyukai