A. ANALISIS JUDUL
Judul Orde Tabung merupakan sebuah pernyataan simbolis yang ingin
disampaikan pengarang sebagai gambaran dari masalah yang mendasar dari cerita
drama ini. Perwujudan dari judul Orde Tabung ini dengan menampilkan tokoh
yang sangat ambisius dalam membangun sebuah kota yang penduduknya lahir
melalui proses bayi tabung. Dari pemilihan judul Orde Tabung ini, penulis ingin
menyampaikan kegelisahannya tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi, sehingga banyak orang yang dibutakan olehnya.
Data yang mendukung pernyataan diatas.
Sekretaris Pembina Kota
“Tidak ada perubahan-perubahan. Pertemuan tadi, pada dasarnya,
merupaken penegasan-penegasan daripada kebijaksanaan kota
sebelumnya. Yaitu bahwa warga kota kelahiran tabung tetap merupakan
warga masyarakat kota yang syah, dan berhak mengisi serta menjalankan
segala aspek kegiatan kehihupan kota. Jadi hanya orang-orang tabung
saja yang boleh berada di dalam struktur kebijaksanaan kota. Orang-
orang konvernsional yang lahir dari rahim ibunya, tidak boleh lagi berada
di dalam struktur. Tidak boleh. Sekarang ini mereka kita anggap jompo.
Dijompokan. Yang jelas mereka tidak boleh ikut-ikut , sekalipun mereka
sudah mempunyai Surat Keterangan Bebas Kelahiran Rahim. Tadi di
dalam sidang juga disinggung mengenai penetapan pengembang biakan
manusia di jaman tabung ini.”
Dari diksi Orde Tabung ini dapat dilihat juga bahwa selain penulis hawatir
akan pengaruh ilmu pengetahuan dan teknologi, penulis juga ingin menyampaikan
pesan tentang bagaimana sebuah pemerintahan dimasa depan, pemerintahan yang
tidak pernah menghadirkan agama didalamnya. Tokoh-tokoh yang digambarkan
menjadi lupa akan adanya tuhan. Hanya patuh akan peraturan yang dibuat oleh
para pemimpin yang ternyata dilanggarnya sendiri.
Data yang mendukng pernyataan di atas:
Isteri Pembina Kota
”Seorang jompo sudah kamu bunuh. Kita sudah melakukan skandal besar.
Aku hamil. Kita harus ke rumah jompo.”
Isteri Pembina Kota
“Lihat ! Orang jompo ini sudah kamu bunuh, hanya karena kamu takut
ketahuan, bahwa sebenarnya kamu bukan kelahiran tabung.”
B. ANALISIS TEMA
Tema dalam drama ini adalah krisis moral, dalam hal ini krisis moral
religius dan kemanusiaan. Drama ini menceritakan krisis moral agama yang
dimiliki oleh para tokoh, khususnya tokoh-tokoh pemimpin dari kota ini. Seperti
tokoh sekretaris Pembina kota, Pembina kota, sewol, istri sewol, dan doctor
astowasis yang mengangap program mengembang biakan manusia di dalam
tabung merupakan hal yang penting untuk mendapatkan geneasi yang lebih
unggul. Hal ini sudah membuktikan bahwa mereka melupakan tuhan sebagai
pencipt dan mereka menganggap ciptaan tuhan tidak seunggul manusia yang
dikembangbiakkan dalam tabung. Pengetahuan serta ambisi telah menggrogoti
keimanan mereka. Tidak ada lagi konsep ketuhanan dalam pemikiran tokoh-tokoh
tersebut.
Data yang mendukung pernyataan diatas.
1. Data yang menyatakan krisis nilai agama
Sekretaris Pembina Kota
“Juga sama. Daya mengkeretnya1 juga sama. Kalau dijelaskan dalam
bahasa sederhana , sel telur dan sperma itu langsung dimasukkan ke
dalam kaleng, kaleng ini dikocok-kocok, lalukeluarlah bayi tabung itu,
ini artinya, saudara-saudara sebagai wartawan tabung itu
1
Menyusutnya.
sesungguhnya ya cuma hasil dari kocok-kocokan itu. Makan tatanan di
jaman baru ini menyebutkan, para orang tua di jaman tabung tidak
boleh lagi mengaku-aku punya anak.”
(Mulai emosional)
3. Latar Sosial
Penggambaran latar sosial dalam kehidupan kota begitu keras, penuh
konflik dan deskriminasi terhadap kaum konvensional dan jauh dari rasa
nyamanan untuk sebuah kota yang diidam-idamkan. Hal inilah yang
menyebabkan tingkah laku manusia dalam drama ini lebih mementingkan
pemuasan hawa nafsu untuk memenuhi ambisi pribadi untuk mendapatkan
kekuasaan srta keinginan pribadinya. Kondisi pemerintahan yang carut marut
pun menjadi latar sosial yang menarik untuk dijadikan sebagai salah satu
masalah sehingga masalah sosial dan politik menjadi satu. Kondisi seperti ini
sudah mulai terjadi sdalam pemerintaha di Indonesia.
Data yang mendukung pernyataan diatas:
1. Tidak ada kenyamana
“Tiba-tiba tedengar suara sirene petugas keamanan melintas di jalan
raua di luar rumah itu, disertai dengan suara teriakan-teriakan petugas
keamanan, yang sedang memburu orang-orang jompo. Suwelo
mendekati isterinya dengan merentangkan tangannya pasrah. Isteri
suwelo juga mendekati suaminya sambil merentangkan tangannya,
sama pasrahnya. Keduanya makin cemas.” (narasi kedua pada babak
ke tiga)
2. Carut-marut pemerintahan
Sekretaris Pembina Kota
”Ya, memang. Tapi yang dibutuhkan kota ini seorang pembina kota
yang tegas, dengan akal sehat yang sempurna, dengan kekuatan murni
kelahiran tabung. Bukan seorang pembina kota yang cuma bisa
beramat tamah dengan penuh basa-basi.”
E. ANALISIS AMANAT
Dari kutipan – kutipan naskah drama Orde Tabung karya Heru Kesawa Murti
diatas. Dapat dilihat bahwa, perkembanga ilmu pengetahuan dan teknologi yang tidak
dilandasi dengan konsep keagamaan pendidikan karakter akan menghasilkan sesuatu yang
sangat menakutkan. Manusia menjadi seperti parasit yang hanya mementingkan pendapat
dan keinginan pribadi. Manusia beranggapan penciptaannya sendiri melalui bayi tabung
ini lebih baik daripada ciptaan tuhan. Orang beranggapan bahwa perlu membuat dunia
baru yang menurutnya akan menjadi peradaban baru, namun sesungguhnya mereka
menjadi lebih buruk, karena dibutakan oleh teknologi dan ilmu pengetahuan. Kurang lebih
kondisi kehidupan dimasa depan akan seperti drama Orde Tabung, tidak ada demokrasi,
hukum sudah dibolak-balik untuk mencapai tujuan suatu kelompok tertentu, dan konsep
tuhan dihilangkan. Penulis ingin menyampaikan pesan bahwa saat ini menurunnya nilai
moralitas remaja, akibat kurangnya pendidikan karakter yang diterimanya, akan
berdampak seperti drama Orde Tabung di masa depan.
Jaman sekarang para penerus bangsa (remaja) banyak yang meninggalkan agama,
hanya memiliki agama namun tak perna mengenalnya lebih dalam, yang sesungguhnya
akan secara otomais akan membentuk karakter yang lebih baik dari dalam dirinya.
2
Menyusutnya.