BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sarana dan prasarana suatu wilayah merupakan salah satu aspek penting dalam
kehidupan manusia. Dengan adanya sarana dan prasarana suatu wilayah, manusia
dapat menjalankan aktifitas sehari-hari nya dengan lancar. Begitu juga bagi
pemerintah, Sarana dan Prasarana merupakan hal terpenting untuk menjalankan
roda ekonomi dan pemerintahan. Jika kondisi Sarana dan prasarana suatu wilayah
baik, maka aktifitas perekonomian dan transportasi juga akan menjadi lancar.
Oleh karena itu, pemerintah perlu mendata sarana dan prasarana yang ada
diwilayah pemerintahannya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kondisi sarana
dan prasarana beserta data atribut yang berhubungan dengan sarana dan prasarana
tersebut.
Allah menjelaskan bahwa Dia menjadikan langit, bumi, dan makhluk apa saja
yang tidak sia-sia. Langit dengan segala bintang yang menghiasi, matahari yang
memancarkan sinarnya di waktu siang dan bulan yang menampakkan bentuknya
yang berubah-ubah dari malam ke malam, sangat bermanfaat bagi manusia.
Semua itu di ciptakan dengan penuh perencanaan yang sangat besar bagi
kelestarian makhluk ciptaan-Nya dan sebagai rahmat yang tak ternilai harganya.
Dalam ayat di atas menjelaskan bahwa, Allah menciptakan alam semesta ini
dengan bathil (sia-sia), akan tetapi di dalamnya mengandung banyak sekali
hikmah. Maka dari itu, hendaknya kita menjaga apa yang sudah dititipkan oleh-
Nya dan merencanakan pembangunan yang sesuai dengan alquran dan hadist.
Hal tersebut menjadikan titik tolak ukur kami dalam melakukan survey
lapangan di Kabupaten Takalar, tepatnya di Kecamatan Polobangkeng Selatan
guna mengamati kondisi dan dinamika perkembangan yang ada Kecamtan
Polobangkeng Selatan dengan melakukan analisis sarana dan prasarana dan di
sertai analisis potensi daerah yang akurat berdasarkan berbagai metode
pendekatan yang sesuai dengan ciri dan karakteristik daerah pengamatan.
Sehingga, hasil pengamatan tersebut dapat diketahui dan ditentukan potensi
perencanaan perkembangan daerah yang di susun menjadi sebuah laporan.
C. Sasaran
Sasaran yang ingin dicapai adalah terbentuknya pengetahuan dalam
menganilisis permasalahan dan untuk melakukan pendataan akurat yang berkaitan
dengan kondisi sarana dan prasarana serta kondisi geografis, topografi, geologi,
hidrologi, klimatologi dan jenis tanah yang terkait dengan Kecamatan
Polobangkeng Selatan, dengan cara melakukan survey, melakukan wawancara
kepada masyarakat di tiap rumah, dan memberikan angket ke masyarakat di
Kecamatan Polobangkeng Selatan.
D. Manfaat Penulisan
F. Metode Penelitian
1. Pengambilan Data
G. Sistematika Pembahasan
Secara garis besar, laporan survei ini terdiri dari lima bab yang secara garis
besarnya akan diuraikan dalam sistematika pembahasan berikut ini :
BAB I PENDAHULUAN
Berisi uraian mengenai latar belakang, tujuan, sasaran, manfaat, ruang lingkup
pembahasan, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB IV ANALISIS
Berisi tentang analisis ketersediaan sarana dan prasarana yang ada di Kecamatan
Polobangkeng Selatan. Berupa sarana pemukiman, sarana pendidikan, sarana
kesehatan, sarana peribadatan, sarana perdagangan, sarana pemerintahan dan
pelayanan umum, sarana olahraga. Adapun prasarana berupa jaringan jalan,
jaringan drainse, jaringan air limbah, jaringan air bersih, jaringan persampahan.
BAB IV PENUTUP
Berisi tentang kesimpulan (hasil penyajian data), dan saran (berisi tindak lanjut
nyata yang harus dilakukan atas kesimpulan yang diperoleh)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Sarana
Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dan
bahan untuk mencapai maksud dan tujuan dari suatu proses produksi.
Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
utama terselenggaranya produksi.
2. Prasarana
B. Perencanaan
1. Pengertian perencanaan
Perencanaan merupakan fungsi managemen pertama yang harus diakukan
oleh manajer dan staf. Untuk dapat menyusun perencanaan yang baik,
diperlukan pemikiran analisis dan konseptual. Dalam managemen keruangan,
sasaran perencanaan dalam manajemen terdiri atas hal-hal tersebut.
a. Perencanaan kebijaksanaan publik (public policy): rencana tata ruang
kota dan wilayah, peraturan-peraturan daerah.
2. Jenis-jenis perencanaan
Adapun jenis-jenis perencanaan dibedakan menjadi delapan yaitu (Iwan dan
NIa, 2008):
a. Perencanaan fisik versus perencanaan ekonomi
Perencanaan fisik (physical planning) adalah perencanaan untuk mengubah
atau memanfaatkan struktur fisik suatu wilayah , misalnya perencanaan tatruang
atau tata guna tanah, perencanaan jalur trasportasi/komunikasi, penyediaan
fasilitas untuk umum, dan lain-lain. Perencanaan ekonomi (economical planning)
berkenaan dengan struktur ekonomi sesuatu wilayah dan langkah-langkah untuk
memperbaiki tingkat kemakmuran suatu wilayah.
b. Perencanaan alokatif versus perencanaan inovatif
3. Unsur-Unsur Perencanaan
Adapun unsus-unsur perencanaan dibedakan menjadi tiga yaitu (Robinson,
2005):
a. Analisis, yaitu berupa kepuasan data.
4. Perencanaan Wilayah
Perencanaan wilayah adalah mengetahui dam menganalisis kondisi saat ini,
meramalkan perkembangan berbagai factor noncontrollable yang relevan,
memperkirakan faktor-faktor pembatas, menetapkan tujuan dan sasaran yang
diperkirakan dapat dicapai , menetapkan langkah-langkah untuk mencapai tujuan
tersebut, serta menetapkan lokasi dari berbagai kegiatan yang akan
dilaksanakan.Adapun Tingkat-tingkat perencanaan wilayah, yaitu (Rabinson,
2005):
a. Tingkat perencanaan dan sumber dana
C. Wilayah
1. Pengertian Wilayah
Pengertian wilayah secara umum adalah suatu bagian dari permukaan buu yang
teritorialnya ditentukan atas dasar pengertian, batasan, dan perwatakan fisik-
geografis. Mengacu pada undang-undang No.26 tahun 2007 tentang penataan
ruang, wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis
beserta segenap unsur terkait dengan batas dan sistemnya ditentukan
berdasarkan aspek administrative dan/atau aspek fungsional (Mulyono, 2008).
2. Jenis-jenis wilayah
Adapun jenis-jenis wilayah dibedakan menjadi empat yaitu (Mulyono, 2008) :
a. Wilayah Homogen
Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari satu aspek/kriteria
mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat dan ciri-ciri
homogenitas itu misalnya dalam hal ekonomi (seperti wilayah dengan struktur
produksi dan konsumsi yang homogen, tingkat pendapatan rendah/miskin, dll),
geografi (seperti wilayah yang mempunyai topografi atau iklim yang sama),
agama, suku, dan sebagainya. Wilayah homogen dibatasi berdasarkan
keseragamannya secara internal (internal uniformity).
b. Wilayah Nodal (nodal region)
Wilayah nodal adalah wilayah yang secara fungsional mempunyai
ketergantungan antara pusat (inti) dan wilayah belakangnya (hinterland). Tingkat
ketergantungan ini dapat diliha dari arus penduduk, faktor produksi, barang dan
jasa, ataupun komuniksi dan transportasi. Sukirno (1985) menyatakan bahwa
pengertian wilayah nodal yang paling ideal digunakan dalam analisis mengenai
D. Kota
a. Heterogenitas penduduk
b. Pusat peradaban
c. Pemerintahan
e. Individualis
E. Kawasan
Menurut UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 kawasan adalah wilayah
yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya seperti kawasan industri,
kawasan perdagangan, dan kawasan rekreasi. Istilah kawasan di Indonesia
digunakan karena adanya penekanan fungsional suatu unit wilayah, yakni adanya
karakteristik hubungan dari fungsi-fungsi dan komponen-komponen di dalam
suatu unit wilayah, sehingga batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
fungsional.
1. Fungsi Kawasan
Arahan fungsi pemanfaatan lahan merupakan kajian potensi lahan yang
digunakan untuk suatu kegiatan dalam suatu kawasan tertentu berdasarkan fungsi
utamanya.arahan fungsi pemanfaatan lahan zonasinya ditetapkan berdasarkan
hasil scoring dari variable curah hujan, kemiringan lereng dan jenis tanah dengan
menguunakan strategi tumpang susun atau overlay. ketiga variable diatas masing-
masing memiliki nilai skor, jumlah skor tersebut akan mencerminkan kemampuan
lahan untuk masing-masing satuan lahan. adapun kriteria dan tata cara penetapan
arahan fungsi pemanfaatan lahan untuk setiap satuan lahan sebagai berikut :
a. Kawasan Fungsi Lindung
Kawasan fungsi lindung adalah suatu wilayah yang keadaan dan sifat fisiknya
mempunyai fungsi lindung untuk kelestarian sumberdaya alam, flora dan fauna
seperti hutan lindung, hutan suaka, hutan wisata, daerah sekitar sumber mata air
dan alur sungai, serta kawasanlindung lainnya. satuan lahan dengan jumlah skor
ketiga karakteristik fisiknya sama dengan atau lebih besar dari 175, atau
memenuhi salah satu atau beberapa kriteria sebagai berikut:
F. Ruang
Menurut Ayadinata,1992Ruang adalah seluruh permukaan bumi yang
merupakan lapisan biosfer, tempat hidup tumbuh - tumbuhan, hewan dan
manusia. Menurut SamadiRuang merupakan tempat bagi komponen - komponen
lingkungan hidup dalam melakukan setiap proses, yaitu saling mempengaruhi
(interaksi), saling berhubungan (interelasi), dan saling ketergantungan
(interdependensi).
1. Komponen Ruang
Berdasarkan UU RI Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang, Terdapat
beberapa Komponen mengenai Ruang, di antaranya ;
a. Struktur ruang
Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan sistem
jaringanprasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung kegiatan
socialekonomi masyarakat yang secara hierarkis memiliki hubungan
fungsional.
b. Pola Ruang
Pola ruang adalah distribusi peruntukan ruang dalam suatu wilayah yang
meliputiperuntukan ruang untuk fungsi lindung dan peruntukan ruang untuk
fungsi budidaya.
c. Penataan ruang
Penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata
ruang,pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.
h. Pemanfaatan Ruang
Pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan
polaruang sesuai dengan rencana tata ruang melalui penyusunan dan
pelaksanaanprogram beserta pembiayaannya. Pemanfaatan ruang
diselenggarakan secara bertahatap melaluai penyiapan program kegiatan
pelaksanaan pembangunan yang berkaitan dengan pemanfaatan ruang yang
akan dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat, baik itu secara sendiei-sendiri
maupun bersama-sama sesuai dengan rencanan tata ruang yang telah
ditetapkan (Mirsa, 2012)
j. Penataan Ruang
Dalam Penataan Ruang, diklasifikasikan berdasarkan sistem, fungsi utama
kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan.
b. Wilayah Administratif
c. Kegiatan Kawasan
d. Strategi kawasan
Penataan ruang berdasarkan nilai strategis kawasan terdiri atas penataan
ruang kawasan strategis nasional, penataan ruang kawasan strategis provinsi,
dan penataan ruang kawasan strategis kabupaten/kota.
2. Tata urutan fasilitas juga berdasarkan jumlah dan jenisnya pada setiap
pemukiman.
b. Metode Skalogram
Metode Skalogram adalah teknik analisis yang digunakan untuk
mengidentifikasi penyebaran fungsi fasilitas pelayanan sosial dan ekonomi serta
hirarki pusat pengembangan dan prasarana pembangunan. Metode ini memberikan
hirarki atau urutan peringkat wilayah berdasarkan jenis dan jumlah unit prasarana
pembangunan dari yang paling banyak sampai paaling sedikit, sehingga dapat
ditentukan pusat pembangunan. Prasarana wilayah menunjukkan fungsi wilayah.
4. Ketidak beradaan suatu fungsi atau fasilitas pelayanan pada suatu satuan
pemukiman dapat segera terlihat, sehingga dengan demikian dapat
dilakukan analisi mengapa hal tersebut terjadi dalam pengambilan
keputusan tentang investasi untuk pengadaan fungsi atau fasilitas
pelayanan tersebut dapat segera di ambil.
2. Kolom pertama, dimulai pada baris kedua, diisi dengan nama satuan
pemukiman, dimulai dengan satuan pemukiman yang memiliki jumlah
penduduk tersebut.
3. Pada baris pertama dimulai dari kolom kedua berturut-turut kearah kanan
diisi dengan nama atau kode dari fungsi/fasilitas pelayanan.
4. Isi dengan tanda “X” sel yang memiliki fungsi tertentu yang terdapat
pada suatu satuan permukiman.
KATEGORI FUNGSI/FASILITAS
b. Persyaratan Lokasi
b. Penggolongan
Telepon Umum, Bis Surat, Bak Sampah Kecil luas lahan min.30 m2
Parkir Umum luas lahan min.100 m2 (standar satuan parkir =25 m2)
Telepon Umum, Bis Surat, Bak Sampah besar luas lahan min.60 m2
Gedung serba guna yang akan disediakan sebagai sarana kebudayaan dan
rekreasi ini dapat sekaligus melayani kebutuhan kegiatan
administrasi/kepemerintahan setempat, kegiatan warga seperti; karang taruna,
PKK, dan sebagainya.
Kebutuhannya: Balai Serba Guna / balai karang taruna luas lahan min. 1.000 m2
luas lantai min. 500 m2
Parkir Umum luas lahan min. 2.000 m2 (standar satuan parkir = 25 m2)
1) berapa jumlah anak yang memerlukan fasilitas ini pada area perencanaan;
2) optimasi daya tampung dengan satu shift;
3) effisiensi dan efektifitas kemungkinan pemakaian ruang belajar secara
terpadu;
4) pemakaian sarana dan prasarana pendukung; e) keserasian dan
keselarasan dengan konteks setempat terutama dengan berbagai jenis
sarana lingkungan lainnya.
b. Jenis Sarana
Sarana pendidikan yang diuraikan dalam standar ini hanya menyangkut bidang
pendidikan yang bersifat formal / umum, yaitu meliputi tingkat prabelajar (Taman
Kanak-kanak); tingkat dasar (SD/MI); tingkat menengah (SLTP/MTs dan SMU).
3. Sarana Kesehatan
a. Deskripsi Umum
b. Jenis Sarana
4. Sarana Peribadatan
Sarana perdagangan dan niaga ini tidak selalu berdiri sendiri dan terpisah
dengan bangunan sarana yang lain. Dasar penyediaan selain berdasarkan jumlah
penduduk yang akan dilayaninya, juga mempertimbangkan pendekatan desain
keruangan unit-unit atau kelompok lingkungan yang ada. Menurut skala
pelayanan, penggolongan jenis sarana perdagangan dan niaga adalah:
Secara umum, setiap rumah harus dapat dilayani air bersih yang memenuhi
persyaratan untuk keperluan rumah tangga. Untuk itu, lingkungan perumahan
harus dilengkapi jaringan air limbah sesuai ketentuan dan persyaratan teknisyang
a. Septik Tank.
b. Bidang Resapan.
c. Jaringan Pemipaan Air Limbah.
3) Tiang listrik yang ditempatkan pada area Damija (≈daerah milik jalan)
pada sisi jalur hijau yang tidak menghalangi sirkulasi pejalan kaki di
trotoar; dan
4) stasiun telepon otomat (STO) untuk setiap 3.000 – 10.000 sambungan
dengan radius pelayanan 3 – 5 km dihitung dari copper center, yang
berfungsi sebagai pusat pengendali jaringan dan tempat pengaduan
pelanggan.
a) Rencana tata ruang wilayah (RTRW) kota dan perkembangan lokasi yang
direncanakan, berkaitan dengan kebutuhan sambungan telepon.
b) Tingkat pendapatan keluarga dan kegiatan rumah tangga untuk
mengasumsikan kebutuhan sambungan telepon pada kawasan yang
direncanakan.
c) Jarak terjauh rumah yang direncanakan terhadap Stasiun Telepon Otomat
(STO), berkaitan dengan kebutuhan STO pada kawasan yang
direncanakan.
d) Kapasitas terpasang STO yang ada.
e) Teknologi jaringan telepon yang diterapkan, berkaitan radius pelayanan.
Beberapa prinsip dan kriteria yang harus dipenuhi pada perencanaan jalur
pedestrian adalah:
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi Penelitian
C. Waktu Penelitian
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas 2 (dua), yaitu :
a. Data kualitatif yaitu data yang berbentuk bukan angka atau menjelaskan secara
deskriptif tentangl okasi penelitian secara umum. Jenis data kualitatif yang di
maksud adalah sebagai berikut :
2. Sumber Data
Adapun sumber data yang digunakan, digolongkan kedalam dua kelompok, yaitu
data primer dan data sekunder. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat uraian berikut
ini :
a. Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari hasilobservasi lapangan
seperti data yang diperoleh dari responden yang di pilih untuk Wawancara secara
mendalam dan observasi langsung di lapangan. Observasi ini dilakukan untuk
mengetahui kondisi kualitatif obyek Penelitian. Jenis data yang di maksud
meliputi :
1. Metode Wawancara
2. Metode Observasi
3. Metode Instansional
1. Populasi
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Jika populasi tersebar dalam wilayah yang masing-masing mempunyai
ciri yang sama maka salah satu atau beberapa wilayah dapat diambil sebagai
sampel. Dengan demikian sampel sebagai bagian dari populasi akan
menggambarkan karakteristik dan dianggap dapat mewakili atau mencerminkan
ciri dari obyek penelitian. Adapun teknik penarikan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subyek
didasarkan atas ciri-ciri atausifat-sifat populasi yang sudah di ketahui
sebelumnya. Untuk itu, selalu dipilih informan yang dianggap tahu dan dapat
dipercaya sebagai sumber data yang mantap serta mengetahui permasalahan yang
diteliti secara mendalam (Sutopo,1993:27).
G. Variabel Penelitian
Variabel dapat diartikan cirri dari individu, objek, gejala, peristiwa yang
dapat diukur secara kuantitatif ataupun kualitatif. Variabel dipakai dalam proses
identifikasi, di tentukan berdasarkan kajian teori yang dipakai. Semakin sederhana
suatu rancangan penelitiansemakin sedikit variabel penelitian yang digunakan.
H. Metode Analisis
Untuk menganalisis data yang didapatkan dalam penelitian ini maka metode yang
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Analisis Skoring
1) Pasar
a) Keberadaan
(2) Skor 3 apabila telah terdapat fasilitas tempat pasar tetapi belum
berfungsi keseluruhan 73
b) Kondisi
(1) Skor 5 jika > 70% sampel menyatakan kondisi Pasar baik
(3) Skor 1 jika < 40% sampel menyatakan kondisi Pasar baik
c) Pemanfaatan
2) Kondisi Jalan
(1) Skor 5 jika apabila permukaan jalan diperkeras dengan aspal/paving blok
mencapai > 70%
(3) Skor 1 jika apabila permukaan jalan diperkeras dengan aspal/paving blok<
40%
(2) Skor 3 jika tingkat kerusakan jalan berlubang antara 3%-10% dari panjang
jalan beraspal
(3) Skor 1 jika apabila jalan berlubang > 10% dari panjang jalan beraspal
3) Kondisi Drainase
a) Panjang Drainase
b) Kondisi Drainase
(1) Skor 5 jika > 70% sampel menyatakan kondisi drainase baik
(2) Skor 3 jika antara 40% - 70% sampel menyatakan kondisi drainase
baik
(3) Skor 1 jika < 40% sampel menyatakan kondisi drainase baik
4) Kanal
a) Keberadaan
(2) Skor 3 apabila telah terdapat kanal tetapi tidak dapat dilalui perahu-
perahu nelayan
b) Kondisi
(1) Skor 5 jika > 70% sampel menyatakan kondisi kanal baik
(3) Skor 1 jika < 40% sampel menyatakan kondisi kanal baik
c) Pemanfaatan
(1) Skor 5 jika > 70% KK terlayani pipa PDAM dari total KK dalam
kawasan
(2) Skor 3 jika KK terlayani pipa PDAM dikisaran 40% - 70% dari total
KK dalam kawasan
(3) Skor 1 jika < 40% terlayani pipa PDAM dari total KK dalam kawasan
(1) Skor 5 jika > 70% sample menyatakan kualitas air bersih baik (tidak
berubah warna, rasa dan bau)
(2) Skor 3 jika 40% - 70% sample menyatakan kualitas air bersih baik
(tidak berubah warna, rasa dan bau)
(3) Skor 1 jika <40% sample menyatakan kualitas air bersih baik (tidak
berubah warna, rasa dan bau)
(1) Skor 5 jika lama air mengalir >70% dari 24 jam atau diatas 16.8 jam
per hari
(2) Skor 3 jika lama air mengalir 40% - 70% dari 24 jam atau antara 9.6 –
16.8 jam per hari
(3) Skor 1 jika lama air mengalir <40% dari 24 jam atau di bawah 9.6 jam
per hari
a) Kepemilikan Jamban
(1) Skor 5 jika > 70% KK memiliki jamban sendiri dari total KK dalam
kawasan
(2) Skor 3 jika 40% - 70% KK memiliki jamban sendiri dari total KK
dalam kawasan
(3) Skor 1 jika < 40% KK memiliki jamban sendiri dari total KK dalam
kawasan
(1) Skor 5 jika > 70% sampel menyatakan kondisi MCK baik
(3) Skor 1 jika < 40% sampel menyatakan kondisi MCK baik
(1) Skor 5 jika terdapat > 70% bak sampah dari total KK di
kawasan
(2) Skor 3 jika terdapat 40% - 70% bak sampah dari total KK di
kawasan
(3) Skor 1 jika terdapat < 40% bak sampah dari total KK di
kawasan
b) Gerobak Sampah
c) Kontainer Sampah
d) Pengangkutan
I. Defenisi Operasional
3. Prasarana dan sarana permukiman nelayan yang di maksud adalah sarana dan
prasarana yang dapat menunjang kegiatan perekonomian, dan juga aktivitas
nelayan.
4. Aspek non ekonomi merupakan salah satu sudut pandang yang menjadi
pertimbangan dalam penentuan variabel penenlitian yang dimana aspek non
5. Aspek sosial adalah sudut pandang pendidikan dan adat istiadat yang akan di
jadikan sebuah pertimbangan dalam melakukan perencanaan penataan
permukiman pada lokasi penelitian.
BAB IV
2. Keadaan Topografi
Berdasarkan kondisi topografi Wilayah Kabupaten
Takalar berada pada ketinggian 0 – 1000 meter diatas
permukaan laut (mdpl), dengan bentuk permukaan lahan
relative datar, bergelombang hingga perbukitan. Sebagian
Luas (Ha)
Kecamatan
0-100 100-500 >500md Jumlah
N mdpl mdpl pl (Ha)
o1 Mangarabombang 10.050 - - 10.050
b. Topografi
Kecamatan polombangkeng selatan merupakan daerah perbukitan
dan berada pada ketinggian diatas 100 mdpl, yaitu sekitar
PETA CITRA
Untuk pola penggunaan lahan di Lokasi Studi dapat dilihat bahwa penggunaan
lahan yang paling besar di dominasi oleh hutan yaitu 575 Ha dan terkecil
penggunaannya adalah perkebunan 0,017 Ha terhadap luas lahan kecamatan
bolombangkeng selatan. Dan untuk lebih lengkapnya diuraikan pada table 3
berikut:
6. Ladang 1,6 11 %
7. Tanah kosong 0.17 1,1 %
8. Perkebunan 0.01 0,06 %
4. Aspek Demografi
Jumlah penduduk Kecamatan Polombangkeng Selatan pada tahun
2017 sekitar 28.494 jiwa, yang terdiri dari 13.397 laki-laki dan 15
097jiwa perempuan. Dari jumlah tersebut, Desa Lantang adalah yang
terbesar jumlah penduduknya sekitar 4 102 jiwa dan desa yang paling
kecil jumlah penduduknya adalah Desa Su’rulangi sekitar 1.408 jiwa.
Kepadatan penduduk Kecamatan Polombangkeng Selatan dalam
kurun waktu 2016 hingga 2017, nampak mengalami kenaikan,dari
321jiwa/km2tahun 2016 menjadi 323 jiwa/km2tahun 2017. Jika
dilihat perdesa,tingkat kepadatan penduduk tertinggi berada di Desa
Lantang, yakni sekitar 1.046jiwa/km2, diikuti Kelurahan
Pa’bundukang sekitar 750 jiwa/km2. Sedangkan desa dengan tin gkat
kepadatan terendah adalah Kelurahan Bulukunyi yakni sekitar 211
jiwa/km2. Penduduk usia produktif yakni kelompok umur 15-64 tahun
di Kecamatan Polombangkeng Selatan mengalami peningkatan dari
18 613di tahun 2016 menjadi 18 762di tahun 2017. Sedangkan usia
tidak produktif mengalami penurunan yakni kelompok 0-14 tahun 7
271 menjadi 7.245 di tahun 2017 dan 65+ tahun dari tahun 2016 2.
403 menjadi 2.464
1. Lokasi Permukiman
2. Kependudukan
Adapun mata pencaharian masyarakat permukiman nelayan tetapi ada juga yang
bekerja sebagai PNS, petani, buruh pabrik, pedagang dan tukang ojek. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4. 5 .
Dari data pada Tabel 4.6 di atas dapat kita ketahui bahwa di kecamatan
polombangkeng selatan masih banyak yang menggunakan rumah permanen
dibanding rumah yang semi permanen dan tidak permanen. Rumah dengan jenis
permukiman permanen berjumlah 2508 unit, semi permanen berjumlah 1690 unit
dan tidak permanen berjumlah 2507.
b. Sarana Perkantoran
PETA PERKANTORAN
c. Sarana Pendidikan
Pada Tabel 4.8 kita dapat mengetahui bahwa sarana pendidikan di kecamatan
polombangkeng selatan sudah memadai. Hal tersebut karena terdapat taman kanak
kanak sebanyak 8 unit, sekolah dasar terdapat 24 unit, sekolah menengah pertama
terdapat 4 unit, sekolah menengah atas terdapat 1 unit, dan Taman Pendidikan Al-
Qur’an terdapat 1 unit.
PETA RADIUS SD
d. Sarana Peribadatan
Desa Ujunge mempunyai jumlah penduduk yang 100% beragama Islam, tidak
heran jika tidak ada gereja, pura, ataupun kuil di Desa ini. Tabel 4.9 di bawah ini
akan menguraikan tentang sarana peribadatan yang ada di kecamatan
polombangkeng selatan
Tabel 4.9 Sarana Peribadatan di Kecamatan Polongbangkeng Selatan
No. Jenis Sarana Peribadatan Jumlah Unit
1. Masjid 54
2. Mushollah 5
Jumlah 59
Sumber :Hasil Survei Lapangan 2018
Pada Tabel 4.9 kita dapat mengetahui bahwa sarana peribadatan yang ada di
kecamatan polombangkeng selatan terdapat mesjid 54 unit dan mushollah 5 unit.
e. Sarana Kesehatan
Pada Tabel 4.10 diatas dapat kita lihat bahwa sara kesehatan yang ada di
kecamatan polombangkeng selatan sudah cukup memadai dengan adanya
puskesmas, Posyandu dan Puskesdes serta pustu yang dapat memudahkan
masyarakat untuk berobat dan konsultasi kesehatan.
Dari Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa fasilitas perdagangan di kecamatan
polombangkeng selatan bervariasi . Hal tersebut dapat kita lihat pada tabel diatas
dimana hanya terdapat 10 unit toko, 1 unit pasar, 40 warung, 17 unit bengkel, 4
unit salon, tukang kayu 16 unit dan apotik 1 unit, .
h. Sarana Pariwisata
Pada Tabel 4.13 diatas dijelaskan bahwa jenis sarana Pariwisata yaitu
monumen Lapris di Kecamatan Polombangkeng Selatan.
Pertahanan dan keamanan adalah usaha yanh dilakukan suatu negara dalam
rangka memperthankan negara dan dilaksanakan melalui satu sistem pertahanan
dan keaman rakyat semesta oleh tentara nasional indonesia dan kepolisian negara
republik indonesia sebagai kekuatan utama dan rakyat sebagai kekuatan
pendukung. . Lebih jelasnya akan dibahas pada Tabel 4.14 di bawah ini.
Pada Tabel 4.14 diatas dijelaskan bahwa jenis sarana pertahanan dan
keamanan di kecamatan polombangkeng selatan berupa pankalan militer 1 unit
dan kantor polisi 1 unit.
Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan,
termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu
lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di bawah
permukaan tanah dan atau di air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan kereta
api, jalan lori, dan jalan kabel.
b. Jaringan Drainase
Drainase adalah pembuangan massa air secara alami atau buatan dari
permukaan atau bawah permukaan dari suatu tempat. Pembuangan ini dapat
dilakukan dengan mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air.
Kita ketahui bersama bahwa sifat air adalah mengalir dari tempat yang tinggi
menuju tempat yang rendah. Begitu pula dengan aliran drainase.
c. Jaringan Listrik
No.
Kecamatan Jenis listrik
Gardu SUTET
Rumah
Listrik
Tangg
a
1. Polombangke
ng Selatan
Dari Tabel 4.15 diatas dapat diketahui bahwa jaringan listrik di Kecamatan
Polobangkeng selatan menggunakan sambungan Rumah tangga, gardu listrik, dan
SUTET.
Air bersih merupakan satu komponen penting dalam suatu wilayah karena air
dimanfaatkan manusia untuk dikonsumsi dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Pada Tabel 4.16 diatas kita dapat melihat bahwa pada kecamatm
polombangkeng selatan dan sumber air bersihnya berasal dari PDAM dan di
beberapa rumah warga juga masih menggunakan sumur.
e. Jaringan Persampahan
Sampah merupakan limbah yang sifat padat terdirir atas organiik, dan zat
anorganik yang di anggap tidak berguna lagi dan harus diolah agar tidak
membahayakan lingkungan dan melindungi investasi pembangunan.Sampah
umumnya dalam bentuk sisa makanan (sampah dapur), daun-daunan, ranting
pohon, kertas karton, plastik, kain bekas, kaleng-kaleng dan debu sisa penyapuan.
Masalah yang selalu ada seperti halnya di Kecamatan Polobangkeng Selatan.
Masyarakat di Desa Ujunge membuang sampahnya ke tong sampah, bak
sampah dan kontainer yang terletak di beberapa titik di Desa Ujunge. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.17 berikut:
Tabel 4.17 Sarana Pariwisata di Kecamatan Polombagkeng Selatan
No. Jenis prasarana Jumlah Unit
1. TPA 1
jumlah 1
Pada Tabel 4.17 diatas dijelaskan bahwa jenis prasarana persampahan yang
ada di kecamatan polombangkeng selatan yaitu 1 unit TPA
f. Jaringan Telekomunikasi
Komunikasi pada masa lalu masih menggunakan lat-alat sederhana. Alat bantu
tersebut diantaranya adalah surat, radio, fax, dan lain-lain. Berbeda dengan alat
komunikasi masa lalu, peralatan masa kini yang digunakan sudah modern.
Teknologi komunikasi ditunjang dengan adanya satelit. Teknologi satelit
mempermudah hubungan komunikasi dari berbagai belahan dunia. Sekarang
sudah ada telepon genggam, email, dan media sosial sebagai alat
komunikasi.Begitupula dengan masyarakat di Kecamatan Polobangkeng Selatan
dalam berkomunikasi tidak menggunakan hal-hal diatas yang telah disebutkan,
tetapi menggunakan telepon genggam yang dalam penggunaannya menggunakan
tower sebagai penerima gelombang telekomunikasi dan informasi.
PETA TELEKOMUNIKASI
BAB IV
Letak strategis suatu wilayah merupakan hal yang sangat penting dan
ini sangat cocok untuk digunakan sebagai wilayah pemukiman, pertanian dan
mendukung pembangunan infrastruktur untuk menunjang wilayah tersebut.
c. Analisis Hidrologi
Sumber daya air yang digunakan penduduk di Kecamatan Polobangkeng
Selatan bersumber dari PDAM, air permukaan dan air tanah dalam, dengan
memanfaatkan sumur gali, sumur bor dan pompa. Dengan pemamfaatan
lahan yang berupa sawah mendorong daerah tersebut sebagai daerah
pertanian karena dilalui oleh aliran sungai dan sumber air permukaan yang
berpotensi sebagai sumber irigasi bagi lahan pertanian.
d. Analisis Klimatologi
C. Analisis Kependudukan
𝑚
Rumus : Pn = P0 + (pn – p0)
𝑛
m = hasil dari selisih tahun awal dan akhir di tambah tahun yang
akan datang
4+5
P2022 = 27.611 + (28.494 – 27.611)
5
=29.200 jiwa
4+5
P2027 = 28.494 + (29.200 – 28.494)
5
= 29.765 jiwa
4+5
P2032 = 29.200 + (29.765 – 29.200)
5
= 30.217 jiwa
4+5
P2037 = 29.765 + (30.217 – 29.765)
5
= 30.578 jiwa
Type besar sebanyak 10% dengan luas kapling per unit 600 m 2 (20 m x 30
m).
Type sedang sebanyak 30% dengan luas kapling per unit 200 m2 (10 m x
20 m).
Type kecil sebanyak 60% dengan luas kapling per unit 150 m2 (10 m x 15
m).
b. Fasilitas Peribadatan
c. Sarana Pendidikan
1 Taman
Kanak-
Kanak 8 24
(TK)
30.578 jiwa
2 SD 24 19
3 SLTP/MTS 4 6 2
4 SLTA 1 6 5
d. Sarana Kesehatan
Tabel 5.6
Analisis Fasilitas Kesehatan
di Kecamatan Polobangkeng Selatan
Jumlah
Jumlah
penduduk Hasil Analisis
sarana
Jenis sarana proyeksi
No Eksisting
kesehatan pada
tahun
tahun Kebutuhan Penambahan
2017
2037
1 Puskesmas 2 1 1
2 Puskesdes 1 24 23
30.578
3 Posyandu 10 jiwa 24 14
4 Pustu 1 6 5
Sumber : Hasil Analisis tahun 2018
1) Analisis Data
a) Standard penyediaan puskesmas adalah dengan kriteria 30.000 jiwa
dengan aksesibilitas ke Sarana 1000 m2, dengan melihat jumlah
Tabel 5.7
Analisis Fasilitas Perdagangan dan Jasa
di Kecamatan Polobangkeng Selatan
Jumlah
Jumlah Jumlah Hasil Analisis
Proyeksi Kebutuhan
Jenis Sarana Sarana pendudu
N Pendudu Luas Lahan
perdagangan Eksisting k
O k Tahun Kebutuha Pernambaha Min m2
dan Jasa Tahun Menurut
2036 n n
2016 SPM
(jiwa)
1. Toko/warung 56 250 122 66 800
Pasar
2. 1 1647 30.000 1 1 10.000
Lingkungan
3 Bengkel 1 250 122 - 100
Pada kajian analisis ini akan dilakukan estimasi seberapa besar sampah
yang dihasilkan oleh penduduk kota dimasa mendatang dimana dibagi
kedalam dua sub bahasan, sebagaimana pada pembahasan berikut.
Berdasarkan standar perencanaan, produksi sampah kawasan
permukiman untuk setiap orang dapat menghasilkan 2,9 liter/orang/hari.
Jumlah kebutuhan sarana persampahan untuk tong sampah yaitu 40 liter
untuk setiap tong sampah, sedangkan untuk standar satu grobak yaitu 1m 3
atau 1000 liter, serta untuk standar container 6-8 m3 atau 6000-8000 liter.
Timbunan sampah.
Tabel 5.8 Analisis Jaringan Persampahan di Kecamatan
Polongbangkeng Selatan
Kebutuhan sarana
Jumlah persampahan
Jumlah
timbunan
No Kecamatan kk Tong
sampah Gerobak Container
sampah
Polombangkeng
1 6.115 17.733 2.394 14 2
Selatan
Tabel 5.11
Tabel 5.12
Analisis Jaringan Air Bersih Fasilitas Kesehatan
Di Kecamatan Polongbangkeng Selatan
Tahun 2037
No Fasilitas Kebutuhan Air
Bersih
(liter/unit/hari)
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan uraian yang telah disajikan pada pembahasan sebelumnya, maka dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut :
sedang 342 unit dan tipe besar sebanyak 114 unit. Fasilitas peribadatan
yaitu masjid sebanyak 12 unit dan musholah 112. Fasilitas kesehatan
yaitu Puskesmas sebanyak 1 unit, Puskesdes sebanyak 24 unit,
Posyandu sebanyak 24 unit dan Pustu sebanyak 16. Perdagangan dan
jasa yaitu pasar lingkungan sebanyak 1 unit, toko/warung sebanyak 112
dan bengkel 122.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka adapun tindak lanjut nyata yang
harus dilakukan atas kesimpulan yang diperoleh :
1. Sebaiknya pemerintah setempat menyiapkan data yang lebih lengkap.
2. Diharapkan untuk pengembangan kawasan perencanaan kedepan maka
harus mengikuti pola perencanaan yang teratur dan terstruktur dengan
baik dan sesuai dengan pola perencanaan.
3. Dengan kondisi fasilitas yang cukup memadai di Kecamatan
Polombangkeng Selatan diharapkan kesadaran masyarakat untuk
menjaga dan memelihara fasilitas yang ada, penggunaan fasilitas yang
sesuai fungsi dan kebutuhan untuk kesejahteraan bersama serta
menjaga kelestaria lingkungan sekitar.
4. Dengan adanya survei ini diharapkan mahasiswa Teknik Perencanaan
Wilayah & Kota, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam
Negeri Alauddin Makassar dapat memberikan informasi mengenai
Kecamatan Polobangkerng.