Anda di halaman 1dari 105

KERTAS KERJA PENILAIAN SENDIRI (SELF ASSESSMENT) PELAKSANAAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE

Tujuan
1. Penilaian governance structure bertujuan untuk menilai kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank agar proses pelaksanaan prinsip
Good Corporate Governance menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders Bank. Yang termasuk dalam struktur tata kelola
Bank adalah Komisaris, Direksi, Komite, Dewan Pengawas Syariah, dan satuan kerja pada Bank. Adapun yang termasuk infrastruktu r tata
kelola Bank antara lain adalah kebijakan dan prosedur Bank, sistem informasi manajemen serta tugas pokok dan fungsi (tupoksi) masing-
masing struktur organisasi.
2. Penilaian governance process bertujuan untuk menilai efektivitas proses pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance yang didukung oleh
kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank sehingga menghasilkan outcome yang sesuai dengan harapan stakeholders Bank.
3. Penilaian governance outcome bertujuan untuk menilai kualitas outcome yang memenuhi harapan stakeholders Bank yang merupakan hasil
proses pelaksanaan prinsip Good Corporate Governance yang didukung oleh kecukupan struktur dan infrastruktur tata kelola Bank.
Yang termasuk dalam outcome mencakup aspek kualitatif dan aspek kuantitatif, antara lain yaitu:
- kecukupan transparansi laporan;
- kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan;
- kepatuhan terhadap prinsip syariah;
- perlindungan konsumen;
- obyektivitas dalam melakukan assessment/audit;
- kinerja Bank seperti rentabilitas, efisiensi, dan permodalan; dan/atau
- peningkatan/penurunan kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku dan penyelesaian permasalahan yang dihadapi Bank seperti fraud,
pelanggaran Batas Maksimum Penyediaan Dana (BMPD), pelanggaran ketentuan terkait laporan Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan.

1
No Kriteria/Indikator Analisis
1.A Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Dewan Komisaris paling kurang 3 (tiga) orang 1) Jumlah anggota Dewan Komisaris yang telah efektif per 31
dan paling banyak sama dengan jumlah anggota Direksi. Desember 2018 adalah 3 (tiga) orang yaitu Bapak Fero
Poerbonegoro selaku Komisaris Utama, Bapak Rizqullah
selaku Komisaris Independen, dan Bapak Max R. Niode
selaku Komisaris Independen (Cfm. Keputusan RUPS
Tahunan 27 April 2018, Akta Berita Acara RUPS Tahunan
Nomor 104 tanggal 27 April 2018).

Calon Komisaris yang telah diangkat oleh RUPS Luar Biasa


tanggal 20 September 2018 yaitu Bapak Imam Budi Sarjito
masih menjalani proses fit and proper test untuk
mendapatkan persetujuan OJK. Sebelum lulus fit and proper
test OJK, maka yang bersangkutan diangkat sebagai staff
ahli Dekom melalui surat keputusan Dewan Komisaris.

Jumlah 3 (tiga) orang Dewan Komisaris efektif telah sesuai


atau tidak lebih banyak dari jumlah anggota Direksi yang
telah efektif per 31 Desember 2018 yang berjumlah 4 (empat)
orang.

Berikut adalah susunan anggota Dewan Komisaris per 31


Desember 2018:
No Nama Jabatan

1 Fero Poerbonegoro Komisaris Utama

2
2 Rizqullah Komisaris Independen

3 Max R. Niode Komisaris Independen

4 Imam Budi Sarjito* Komisaris


*masih menjalani fit and proper test OJK

2) Paling kurang 1 (satu) orang anggota Dewan Komisaris 2) Seluruh anggota Dewan Komisaris BNI Syariah berdomisili di
berdomisili di Indonesia. Indonesia (Cfm. KTP masing-masing).
3) Paling kurang 50% dari jumlah anggota Dewan Komisaris 3) Lebih dari 50% komposisi anggota Dewan Komisaris yang
adalah Komisaris Independen. efektif merupakan Komisaris Independen yaitu Bapak
Rizqullah dan Bapak Max R. Niode.
4) Dewan Komisaris tidak memiliki rangkap jabatan kecuali 4) 3 (tiga) anggota Dewan Komisaris yang telah efektif menjabat
terhadap hal-hal yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang tidak memiliki rangkap jabatan yang dilarang oleh ketentuan
berlaku tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance perundang-undangan.
bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu hanya
merangkap jabatan sebagai:
a) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat
Eksekutif pada 1 (satu) lembaga/perusahaan bukan
lembaga keuangan;
b) Anggota Dewan Komisaris atau Direksi yang
melaksanakan fungsi pengawasan pada 1 (satu)
perusahaan anak lembaga keuangan bukan Bank yang
dimiliki oleh Bank;
c) Anggota Dewan Komisaris, Direksi, atau Pejabat
Eksekutif pada 1 (satu) perusahaan yang merupakan
pemegang saham Bank; atau

3
d) Pejabat pada paling banyak 3 (tiga) lembaga nirlaba.

5) Komisaris Independen dapat merangkap jabatan sebagai 5) Komisaris Independen di BNI Syariah tidak merangkap
Ketua Komite paling banyak pada 2 (dua) Komite pada Bank jabatan sebagai ketua komite di lebih dari 2 (dua) Komite di
yang sama; BNI Syariah. Komisaris Independen Bapak Rizqullah hanya
menjadi ketua di Komite Pemantauan Risiko serta Bapak Max
R. Niode mengetuai Komite Audit serta Komite Nominasi dan
Remunerasi.
6) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak saling memiliki 6) Anggota Dewan Komisaris BNI Syariah tidak saling memiliki
hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan
sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi; sesama anggota Dewan Komisaris dan/atau anggota Direksi.
Hal ini dibuktikan bahwa setiap anggota Dewan Komisaris
yang telah efektif telah menandatangani surat pernyataan
tidak saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan Komisaris
dan/atau anggota Direksi.
7) Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja 7) Dewan Komisaris telah memiliki pedoman dan tata tertib
yang telah mencantumkan antara lain pengaturan etika kerja, kerja yang telah mencatumkan antara pengaturan etika kerja,
waktu kerja, dan rapat. waktu kerja, dan rapat bersama Dewan Komisaris dan Direksi
No. KP/DIR/016-KP/01/DK/2013 tanggal 12 November 2013
dan No. KEP/01/DK/2010 dan DIR/274A tanggal 21
September 2010. Selain itu pedoman ini dilengkapi dengan
penerbitan Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Tata Tertib
Direksi dan Dewan Komisaris No. PP/S02/003-00/2016
tanggal 1 September 2016.
8) Seluruh anggota Dewan Komisaris memiliki integritas, 8) Seluruh anggota Dewan Komisaris BNI Syariah memiliki

4
kompetensi, dan reputasi keuangan yang memadai. integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang
memadai.
a. Dari sisi integritas, tidak ada anggota Dewan Komisaris
yang dihukum karena tindak pidana, korupsi, kolusi dan
nepotisme, serta tidak pernah dikenakan sanksi yang
antara lain disebabkan fraud ataupun penyalahgunaan
wewenang.
b. Dari sisi kompetensi, setiap anggota Dewan Komisaris
memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja
yang menunjang fungsi jabatan masing-masing.
c. Dari sisi reputasi keuangan, setiap anggota Dewan
Komisaris tidak memiliki kredit dan/atau pembiayaan
macet serta tidak pernah dinyatakan pailit dan/atau tidak
pernah menjadi pemegang saham, Pengendali
Perusahaan Perasuransian yang bukan merupakan
pemegang saham, anggota Direksi, atau anggota Dewan
Komisaris yang dinyatakan bersalah menyebabkan suatu
perseroan dinyatakan pailit dalam waktu 5 tahun terakhir
sebelum dicalonkan.

9) Anggota Dewan Komisaris Independen yang berasal dari 9) Bapak Rizqullah disetujui Bank Indonesia sebagai Direktur
mantan anggota Direksi yang melakukan fungsi pengawasan Utama BNI Syariah melalui surat Bank Indonesia
yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak No.12/2/DpG/DPbS tanggal 8 Februari 2010 perihal Izin
independen telah menjalani masa tunggu (cooling off) paling Prinsip Pendirian PT Bank BNI Syariah, dan diberhentikan
kurang selama 6 bulan. dengan hormat saat RUPS Tahunan 2012, tanggal 24 Mei
2012.

5
Bapak Rizqullah, kemudian diangkat sebagai Komisaris
Independen.dalam RUPS Tahunan tahun buku 2015 tanggal
25 Februari 2016.
Bapak Rizqullah sebagai Komisaris independen yang berasal
dari mantan anggota Direksi telah menjalani masa tunggu
(cooling off) 3 tahun 9 bulan, atau melebihi dari syarat paling
kurang 6 bulan.
10) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang memiliki 10) Berdasarkan surat pernyataan masing-masing Komisaris
hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, Independen sebagai persyaratan fit and proper test OJK,
dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham serta Daftar Khusus Pemegang Saham, maka seluruh
Pengendali, anggota Dewan Komisaris lainnya, dan/atau Komisaris Independen BNI Syariah tidak ada yang memiliki
anggota Direksi atau hubungan keuangan dan/atau hubungan hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham,
kepemilikan saham dengan Bank, yang dapat mempengaruhi dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham
kemampuan untuk bertindak independen. Pengendali, anggota Dewan Komisaris lainnya, dan/atau
anggota Direksi atau hubungan keuangan dan/atau hubungan
kepemilikan saham dengan BNI Syariah. Seluruh Komisaris
Independen BNI Syariah bertindak Independen.
11) Seluruh Anggota Dewan Komisaris telah lulus Fit and Proper 11) 3 (tiga) dari 4 (empat) anggota Dewan Komisaris yang telah
Test dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas diangkat melalui RUPS telah memperoleh surat persetujuan
Jasa Keuangan. dari Otoritas Jasa Keuangan.

Nama Surat Persetujuan OJK


Keputusan Anggota Dewan
Fero Poerbonegoro Komisioner OJK No. KEP-
(Komisaris Utama) 46/D.03/2016 tanggal 8
Septermber 2016
Keputusan Anggota Dewan
Rizqullah
Komisioner OJK No. KEP-
(Komisaris Independen)
45/D.03/2016 tanggal 6

6
September 2016
Keputusan Anggota Dewan
Max R. Niode Komisioner OJK No. KEP-
(Komisaris Independen) 226/D.03/2017 tanggal 19
Desember 2017

12) Anggota Dewan Komisaris memiliki kompetensi yang memadai 12) Dewan Komisaris memiliki latar belakang pendidikan, dan
dan relevan dengan jabatannya untuk menjalankan tugas dan pengalaman yang memadai di dunia perbankan dan
tanggung jawabnya serta mampu mengimplementasikan perbankan syariah sebagai berikut:
kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan
No Nama Pendidikan Pengalaman
tanggung jawabnya;
1. Komisaris
1. Sarjana Independen BNI
Ekonomi (2008-2015).
Universitas 2. Direktur Tresuri
Brawijaya & Internasional
Fero
(1981). BNI (2003-
1 Poerboneg
2. Magister 2008).
oro
Management 3. Project Manager
Universitas New Core
Gajah Mada Banking System
(1995) BNI (2002-
2003).
1. Sarjana 1. Direktur Utama
Ekonomi BNI Syariah
2 Rizqullah
Universitas (2010-2012).
Islam Indonesia 2. Pemimpin

7
(1982). Proyek
2. MBA Bisnis pendirian BNI
Internasional Syariah (2008-
dari Baldwin 2010).
Wallace 3. Pemimpin Divisi
College, USA Risiko Kredit
(1986). BNI (2007-
3. Doktor Ekonomi 2008).
& Keuangan
Islam
Universitas
Trisakti (2013).
1. Komisaris PT
Asuransi Tri
Pakarta (2014-
1. Sarjana Hukum
2015).
Universitas
2. Pemimpin
Hasanudin
Satuan
Max R. (1983).
3 Pengawasan
Niode 2. Magister Hukum
Internal Audit
Universitas
BNI (2011-
Indonesia
2014).
(1999)
3. Pemimpin Divisi
Hukum BNI
(2004-2011).

8
1. Sarjana 1. Direktur
Ekonomi Kepatuhan dan
Universitas Risiko BNI
Dipenogoro (2015-2018).
(1982). 2. Komisaris BNI
2. Master Ekonomi Syariah (2012-
Imam Budi
4 University of 2015).
Sarjito
Illinois (1991). 3. Pemimpin Divisi
3. Doktor Ekonomi Enterprise Risk
Graduate Management
School of BNI (2011-
Claremont 2015).
(1995)

Dengan kompetensi yang memadai tersebut mendukung


kinerja BNI Syariah bulan Desember 2018 (unaudited),
sebagai berikut:
Realisasi Target RBB
Keterangan
Des 2018 Des 2018
Aset 41,04 T 38,65 T
Pembiayaan 28,30 T 27,08 T
DPK 35,50 T 33,15 T
L/R (EAT) 416 M 406 M
Rasio-rasio :
ROA 1,42% 1,51%
ROE 10,53% 10,16%
BOPO 85,37% 85,36%
FDR 79,61% 81,69%

9
13) Anggota Dewan Komisaris memiliki kemauan dan kemampuan 13) Berikut adalah pelatihan yang dilakukan oleh Dewan
untuk melakukan pembelajaran secara berkelanjutan dalam Komisaris di tahun 2018:
rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan 1. Risk Management Refreshment Program tanggal 4 Juli
perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang 2018.
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. 2. Compliance Refreshment Program tanggal 4 Juli 2018.
3. Pelatihan APU-PPT tanggal 30 Agustus 2018.
14) Komposisi anggota Dewan Komisaris yang telah efektif terdiri
14) Komposisi Dewan Komisaris tidak memenuhi ketentuan karena dari mayoritas atau lebih dari 50% merupakan Komisaris
adanya intervensi pemilik. Independen. Ketiga anggota Dewan Komisaris yang telah
efektif tersebut telah menandatangani surat pernyataan
merupakan pihak independen dan bersedia bertindak
independen terhadap pemegang saham pengendali sebagai
salah satu syarat kelulusan fit and proper test OJK.

1.B B. Governance Process B. Governance Process


1) Pengangkatan dan/atau penggantian anggota Dewan 1) Pengangkatan dan/atau penggantian anggota Dewan
Komisaris telah memperhatikan rekomendasi Komite Komisaris telah memperhatikan rekomendasi Komite
Nominasi dan Remunerasi dan memperoleh persetujuan dari Nominasi dan Remunerasi dan memperoleh persetujuan dari
RUPS; RUPS;
Nama & RUPS Rekomendasi Komite
Jabatan Pengangkatan Nominasi
Fero Nota Intern No.
Poerbonegoro RUPS Tahunan 25 KRN/3/2016 tanggal 25
(Komisaris Februari 2016 Februari 2016 dan
Utama) Persetujuan RUPS

10
Tahunan 25 Februari
2016
Rizqullah Nota Intern No.
RUPS Tahunan 25
(Komisaris KRN/4/2016 tanggal 25
Februari 2016
Independen) Februari 2016
Risalah Rapat Komite
Max R. Niode Nominasi dan
RUPS-LB 29
(Komisaris Remunerasi KNR-
Desember 2017
Independen) 01/2017 tanggal 31
Januari 2017
Imam Budi Risalah Rapat KNR No.
RUPS-LB 20
Sarjito* 04/2018 tanggal 4 Mei
September 2018
(Komisaris) 2018.

*belum efektif (proses fit & proper test OJK)


2) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugasnya untuk 2) Dalam memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip
memastikan terselenggaranya pelaksanaan prinsip-prinsip GCG, Komite Audit melakukan review terhadap laporan self
Good Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha assessment GCG semesteran tahun 2017 BNI Syariah, dan
Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. laporan tersebut disampaikan kepada Dewan Komisaris (Cfm.
Surat Komite Audit Nomor KA-13/7/2017 tanggal 18 Juli
2017). Dekom juga melakukan review terhadap LHA dari IAD
secara berkala dan memberikan masukan.
3) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap 3) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan terhadap
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi secara
berkala maupun sewaktu-waktu, serta memberikan nasihat berkala maupun sewaktu-waktu dan memberikan nasihat
kepada Direksi. kepada Direksi baik secara tertulis maupun secara lisan

11
melalui rapat Dewan Komisaris dan Direksi maupun pada
kesempatan lainnya.

Sebagai bentuk pengawasan Komisaris terhadap Direksi,


selama 1 Januari 2018 – 31 Desember 2018 telah diadakan
rapat Direksi bersama Dewan Komisaris sebanyak 26 kali.

Pembahasan yang dilakukan dalam rapat-rapat bersama


Direksi antara lain:

No Tanggal Pembahasan

Presentasi Direksi tentang


Kinerja Perseroan Bulan
Desember 2017

Presentasi Dir KR tentang


Selasa, 16 Impementasi APUPPT
1 Januari 2018 (Periode Tw. IV 2017)
(Radikom)
Presentasi Direksi ttg Review
Sistem Parameter Kinerja
Manajemen, Review Variabel
Pay Manajemen dan Review
Fix Pay Manajemen
23 Januari 2018 Presentasi Direksi penilaian
2
(Radikom) kinerja manajemen 2017

12
Menelaah Laporan Tahunan
2017, Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Kerja IAD dan
Evaluasi Rencana Kerja IAD
Presentasi Direksi ttg Kinerja
Perseroan Januari 2018
13 Februari
3 2018 Menelaah Laporan Tahunan
(Rakom) 2017, Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Kerja IAD dan
Evaluasi Rencana Kerja IAD
Presentasi Direksi/Divisi terkait
Laporan Implementasi Proyek
Bisnis Mikro Syariah
20 Februari
4 2018
Rapat Komite Pemantau
(Radikom)
Risiko terkait Evaluasi
Pelaksanaan Tugas Satuan
Kerja Manajemen Risiko
Presentasi Direksi terkait
Kinerja Perseroan Bulan
13 Maret 2018
5 Februari 2018.
(Radikom)

Entry Meeting Pemeriksaan

13
Umum OJK Tahun 2018
Rapat Komisaris mengenai
Laporan Profil Perseroan
posisi Desember 2017.
27 Maret 2018
6
(Radikom)
Rapat KPR mengenai hasil
review Kebijakan Umum
Manajemen Risiko
Presentasi Direksi/Divisi terkait
17 April 2018
7 Kinerja Perseroan Bulan Maret
(Radikom)
2018
15 Mei 2018 Kinerja Perseroan bulan April
8
(Radikom) 2018
22 Mei 2018
Profil Risiko Perseroan posisi
9 (Rakom)
Maret 2018

3 Juli 2018 Presentasi rencana IPO BNI


10
(Radikom) Syariah
Pembahasan Implementasi
31 Juli 2018
11 POJK 59 tentang remunerasi
(Radikom)
BUS
Presentasi Kinerja Perseroan
14 Agustus
Juli 2018 termasuk DPK &
12 2018
CASA, NPF, OPEX & BOPO,
(Radikom)
Komparasi dengan Peers

14
Group.
21 Agustus
Presentasi pelaporan
13 2018
pembiayaan oleh Direksi
(Rakom)
Rencana Pengembangan IT
28 Agustus menghadapi tantangan digital
14 2018
(Rakom) Strategi Pengembangan Digital
Banking BNI Syariah
16 September
Presentasi Kinerja Perseroan
15 2018
September 2018
(Radikom)
Presentasi Kinerja Perseroan
18 September Agustus 2018 termasuk DPK &
16 2018 CASA, NPF, OPEX BOPO,
(Radikom) Komparasi dengan Peers
Group
25 September
Presentasi Kinerja dan
17 2018
tantangan RRD.
(Radikom)
25 September
Presentasi Pembiayaan PT
18 2018
PLN
(Rakom)
1 Oktober 2018 Rapat Persiapan Prudential
19
(Radikom) Meeting OJK

15
22 Oktober
Evaluasi Penilaian Risiko Self
20 2018
Assessment Periskop
(Rakom)
30 Oktober
Laporan Hasil Audit Internal
21 2018
Triwulan
(Rakom)
Presentasi Kinerja Bulan
Oktober 2018
13 November
22 2018 Presentasi Optimalisasi
(Radikom) Wilayah

Presentasi APU-PPT
30 November
Presentasi Business Plan
23 2018
2019.
(Radikom)
11 Desember
24 2018 Presentasi Nasabah CRD
(Rakom)
Presentasi kinerja bulan
18 Desember
November Perseroan
25 2018
(Radikom)
Presentasi Hasanah Card
27 Desember
26 Presentasi evaluasi profil risiko
2018

16
(Rakom)

4) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan, Komisaris telah 4) Dewan Komisaris telah mengarahkan, memantau dan
mengarahkan, memantau, dan mengevaluasi pelaksanaan mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BNI Syariah
kebijakan strategis Bank. melalui Rapat Dewan Komisaris bersama Direksi yang di
tahun 2018 telah dilaksanakan sebanyak 17 kali.

5) Dewan Komisaris telah menyetujui, mengevaluasi kebijakan 5) BNI Syariah telah memiliki Kebijakan Umum Manajemen
Manajemen Risiko dan strategi Manajemen Risiko paling Risiko (KUMR) dengan No. KP/00002/DIR KR/R tanggal 09
kurang 1 kali dalam 1 tahun atau dalam frekuensi yang lebih Juli 2018. KUMR yang dimaksud telah mendapatkan
sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang persetujuan Dewan Komisaris melalui memo No. KOM/2018
mempengaruhi kegiatan usaha Bank secara signifkan. tanggal 15 Mei 2018.

6) Dewan Komisaris mengevaluasi pertanggung jawaban Direksi 6) Dewan Komisaris melakukan evaluasi pertanggungjawaban
dan memberikan arahan perbaikan atas pelaksanaan Direksi melalui laporan profil risiko yang disampaikan kepada
Manajemen Risiko secara berkala. Evaluasi dilakukan dalam Dewan Komisaris secara Triwulanan.
rangka memastikan bahwa Direksi mengelola aktivitas dan
risiko-risiko Bank secara efektif.

7) Dewan Komisaris menyetujui dan mengawasi Rencana Bisnis 7) Sesuai PBI No.12/21/PBI/2010 tanggal 19 Oktober 2010
Bank dan rencana Korporasi. sebagaimana telah diubah menjadi POJK No.
5/POJK.03/2016 tanggal 26 Januari 2016 tentang Rencana
Bisnis Bank (RBB) dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan
No. 8/POJK.03/2018 tanggal 23 Maret 2018 tentang Rencana
Bisnis Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah
(UUS), Rencana Bisnis dan juga rencana korporasi wajib

17
disusun oleh Direksi dan disetujui oleh Dewan Komisaris
(Dekom). Dekom juga wajib melakukan pengawasan terhadap
pelaksanaannya.
Penyusunan RBB dan perubahan RBB (apabila ada) BNI
Syariah selalu dimintakan persetujuan Dekom sebelum
dikirim ke OJK. Demikian pula dengan rencana korporasi,
selalu dimintakan persetujuan komisaris sebelum
dilaksanakan.

RBB BNI Syariah tahun 2018-2020 telah mendapatkan


persetujuan dari Dekom melalui surat NO. KOM/53 tanggal
15 November 2017, begitu juga dengan Perubahan RBB BNI
Syariah tahun 2018-2020 yang disampaikan pada bulan Juni
ke OJK, telah mendapat persetujuan Dekom cfm surat
Dekom No. KOM/31 tanggal 26 Juni 2018.

Di samping RBB, rencana korporasi (Corporate Plan) BNI


Syariah utuk tahun 2019-2023 juga telah mendapatkan
persetujuan dari Dekom melalui surat NO. KOM/62 tanggal
13 November 2018.

Pengawasan yang dilakukan oleh Dekom sehubungan


dengan pelaksanaan RBB dituangkan dalam Laporan
Pengawasan Rencana Bisnis Bank, yang disampaikan ke
OJK setiap semester. Laporan tersebut meliputi pengawasan
Dekom mengenai pelaksanaan rencana bisnis baik secara
kualitatif maupun kuantitatif, faktor-faktor yang
mempengaruhi kinerja bank, dan upaya untuk memperbaiki
kinerja bank.

Pengawasan juga dilakukan melalui rapat rutin Dekom


dengan Direksi dan Divisi-Divisi terkait, antara lain mengenai

18
kinerja keuangan, laporan temuan audit dan tindak lanjut
serta pembelajaran untuk perbaikan ke depan, pengelolaan
risiko bisnis, perkembangan bisnis, dan lain-lain.

8) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan keputusan 8) Sesuai dengan kebijakan internal dan Anggaran Dasar BNI
kegiatan operasional Bank, kecuali pengambilan keputusan Syariah berdasarkan akta No. 4 tanggal 7 Januari 2016,
untuk pemberian pembiayaan kepada Direksi sepanjang maka Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan
ditetapkan dalam Anggaran Dasar Bank dan/atau RUPS. keputusan kegiatan operasional Bank, kecuali untuk
pengambilan keputusan untuk pemberian pembiayaan
kepada Pihak Terkait, serta pengambilan keputusan hal-hal
yang diwajibkan peraturan perundang-undangan untuk
terlebih dahulu mendapatkan persetujuan Dewan Komisaris.

9) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Direksi telah 9) Dewan Komisaris melalui Rapat-rapat yang diselenggarakan
menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari Satuan bersama Direksi dan Divisi terkait memastikan bahwa temuan
Kerja Audit Intern (SKAI) Bank, auditor eksternal, hasil audit, rekomendasi Divisi Audit Internal, audtor eksternal,
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan, hasil pengawasan hasil pengawasan OJK, dan hasil pengawasan DPS telah
Dewan Pengawas Syariah, dan/atau hasil pengawasan ditindaklanjuti.
otoritas lainnya.
Rapat Dewan Komisaris yang membahas hal-hal tersebut
yaitu:

No Tanggal Pembahasan

Menelaah Laporan Tahunan


23 Januari 2018
1 2017, Evaluasi Pelaksanaan
(radikom)
Rencana Kerja IAD dan

19
Evaluasi Rencana Kerja IAD
Menelaah Laporan Tahunan
13 Februari
2017, Evaluasi Pelaksanaan
2 2018
Rencana Kerja IAD dan
(rakom)
Evaluasi Rencana Kerja IAD
30 Oktober
Laporan Hasil Audit Internal
3 2018
Triwulan
(rakom)

10) Dewan Komisaris memberitahukan secara tertulis kepada 10) Di tahun 2018, Dewan Komisaris tidak menemukan adanya
Otoritas Jasa Keuangan paling lama 7 hari kerja sejak pelanggaran yang dilakukan oleh manajemen BNI Syariah
ditemukan pelanggaran peraturan perundang-undangan di yang dapat membahayakan kelangsungan usaha Bank.
bidang keuangan dan perbankan, dan keadaan atau perkiraan
keadaan yang dapat membahayakan kelangsungan usaha
Bank.
11) Dewan Komisaris telah melaksanakan tugas dan tanggung 11) Secara garis besar, di tahun 2018, Dewan Komisaris BNI
jawab secara independen. Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab
secara independen.
12) Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit, Komite 12) Dewan Komisaris telah membentuk Komite Audit
Pemantau Risiko, serta Komite Remunerasi dan Nominasi. berdasarkan Piagam Komite Audit (KEP/01/DK/2014 tanggal
10 September 2014), Komite Pemantau Risiko
(KEP/08/DK/2010 tanggal 05 Oktober 2010, serta Komite
Nominasi dan Remunerasi (KEP/09/DK/2010 tanggal 05
Oktober 2010).
13) Pengangkatan anggota Komite telah dilakukan Direksi 13) Pengangkatan anggota Komite Audit diputuskan berdasarkan

20
berdasarkan keputusan rapat Dewan Komisaris. Surat Keputusan Dewan Komisaris KEP/01/DK/2018, Komite
Nominasi dan Remunerasi berdasarkan Surat Keputusan
Dewan Komisaris KEP/03/DK/2018, serta Komite Pemantau
Risiko berdasarkan Keputusan Dewan Komisaris No.
KEP/04/DK/2017 tanggal 12 Juni 2017.
14) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Komite yang 14) Dewan Komisaris telah memastikan bahwa Komite yang
dibentuk telah menjalankan tugas secara efektif. dibentuk telah menjalankan tugasnya secara efektif melalui
penyampaian Nota Internal laporan pelaksanaan tugas
Komite kepada Dewan Komisaris.
15) Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk 15) Dewan Komisaris telah menyediakan waktu yang cukup untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal. melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
Selama Januari-Desember 2018 Dewan Komisaris telah
mengadakan rapat baik internal Dewan Komisaris atau
bersama Direksi sebanyak 26 kali.
16) Rapat Dewan Komisaris membahas permasalahan sesuai 16) Rapat Dewan Komisaris telah diselenggarakan sebanyak 26
dengan agenda rapat dan diselenggarakan secara berkala, kali selama tahun 2018 yaitu 9 kali rapat internal Dewan
paling kurang 1 (satu kali) dalam 2 (dua) bulan. Komisaris dan 17 kali rapat bersama Direksi.
17) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris telah 17) Hasil keputusan rapat Dewan Komisaris diambil berdasarkan
dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat atau suara musyawarah dan mufakat atau suara terbanyak sebagaimana
terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. tertuang dalam risalah rapat Dewan Komisaris.
18) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan Bank untuk 18) Selama tahun 2018, tidak ditemukan anggota Dewan
kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat Komisaris yang memanfaatkan Bank untuk kepentingan
mengurangi aset atau mengurangi keuntungan Bank. pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat mengurangi
aset atau mengurangi keuntungan Bank. Bank tidak pernah
mengalami kerugian atau kehilangan aset disebabkan adanya
tindakan anggota Dewan Komisaris yang demikian.

21
19) Anggota Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau 19) Tahun 2018, Dewan Komisaris tidak mengambil dan/atau
menerima keuntungan pribadi dari Bank selain remunerasi menerima keuntungan pribadi dari BNI Syariah selain
dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. remunerasi dan fasilitas yang telah ditetapkan RUPS
Tahunan tanggal 27 April 2018.
20) Pemilik melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas 20) Selama tahun 2018, Pemegang Saham BNI Syariah tidak
Dewan Komisaris yang menyebabkan kegiatan operasional pernah melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas
Bank terganggu sehingga berdampak pada berkurangnya aset Dewan Komisaris yang menyebabkan kegiatan operasional
Bank dan/atau berkurangnya keuntungan Bank. Bank terganggu sehingga berdampak pada berkurangnya
aset Bank dan/atau berkurangnya keuntungan Bank.

I.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Hasil rapat Dewan Komisaris telah dituangkan dalam risalah 1) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam bentuk
rapat dan didiokumentasikan dengan baik, termasuk Risalah Rapat Dewan Komisaris (Risalah Rakom) yang berisi
pengungkapan dissenting opinions secara jelas. hal-hal keputusan rapat serta pengungkapan dissenting
opinions secara jelas (apabila ada) dan telah
didokumentasikan dengan baik oleh Sekretaris Dewan
Komisaris.
2) Hasil rapat Dewan Komisaris telah dibagikan kepada seluruh 2) Sekretaris Dewan Komisaris telah membagikan hasil Risalah
anggota Dewan Komisaris dan pihak yang terkait. Rakom kepada seluruh anggota Dewan Komisaris dan pihak
yang terkait.
3) Hasil rapat Dewan Komisaris merupakan rekomendasi 3) Keputusan yang diambil dari hasil rapat Dewan Komisaris
dan/atau arahan yang dapat diimplementasikan oleh RUPS dapat diimplementasikan oleh RUPS dan/atau Direksi.
dan/atau Direksi.
4) Dalam laporan pelaksanaan Good Corporate Governance, 4) Laporan GCG BNI Syariah setiap tahun yang dipublikasikan
seluruh anggota Dewan Komisaris telah mengungkapkan melalui Laporan Tahunan dan website telah mengungkapkan
paling kurang: hal-hal yang diwajibkan oleh ketentuan yang berlaku.

22
a. Kepemillikan sahamnya yang mencapai 5% atau lebih
pada Bank yang bersangkutan maupun pada bank dan
perusahaan lain yang berkedudukan di dalam dan di luar
negeri;
b. Hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan
Pemegang Saham Pengendali, anggota Dewan
Komisaris lainnya, dan/atai anggota Direksi Bank;
c. Rangkap jabatan pada perusahaan atau lembaga lain; an
d. Remunerasi dan fasilitas lain.

5) Pelaksanaan pengawasan aktif terhadap pelaksanaan 5) Dewan Komisaris telah melakukan pengawasan aktif terhadap
kebijakan dan strategi Manajemen Risiko telah dilakukan oleh pelaksanaan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko, Salah
Dewan Komisaris secara efektif. satunya dengan melakukan pemantauan, pengawasan serta
evaluasi terhadap laporan-laporan yang disusun oleh SKMR
melalui Laporan Profil Risiko Individual, Laporan Tingkat
Kesehatan Bank berbasis pada Risiko (TKB-RBBR) dan
Laporan Kecukupan Modal Minimum Sesuai Profil Risiko.
Dimana salah satu pengawasan yang dilakukan oleh Dewan
Komisaris adalah melakukan pertemuan secara berkala
dengan Direktur Kepatuhan dan Risiko serta Satuan Kerja
Manajemen Risiko untuk mengevaluasi risiko-risiko yang
muncul pada Bank, dan mitigasi yang sebaiknya dilakukan
oleh Bank.
6) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan 6) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Dewan
anggota Dewan Komisaris dalam pengawasan Bank yang Komisaris dalam pengawasan bank telah ditunjukkan dengan
ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja Bank, semakin meningkatnya kinerja BNI Syariah, baik secara

23
penyelesaian permasalahan yang dihadapi Bank, dan finansial maupun non-finansial.
pencapaian hasil sesuai ekspektasi pemangku kepentingan
(stakeholders). Peningkatan budaya pembelajaran secara Secara finansial, hal ini bisa dilihat dengan tercapainya
berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang sebagian besar kinerja keuangan perusahaan terhadap target
perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/ RBB sampai dengan bulan Desember 2018 (unaudited) dilihat
lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan tangung pada tabel berikut (unaudited):
jawab anggota Dewan Komisaris. Realisasi Target RBB
Keterangan
Des 2018 Des 2018
Aset 41,05 T 38,65 T
Pembiayaan 28,30 T 27,08 T
DPK 35,50 T 33,15 T
L/R (EAT) 416 M 406 M
Rasio-rasio :
ROA 1,42% 1,51%
ROE 10,53% 10,16%
BOPO 85,37% 85,36%
FDR 79,61% 81,69%
NPF 2,93 3
CAR 19,15 19,18
NI 7,16% 7,11%

7) Kegiatan operasional Bank terganggu dan/atau memberikan 7) Tahun 2018, BNI Syariah tidak pernah mengalami gangguan
keuntungan yang tidak wajar kepada pemilik yang berdampak operasional yang berdampak pada berkurangnya aset
pada berkurangnya aset Bank dan/atau berkurangnya ataupun berkurangnya keuntungan bank, yang diakibatkan
keuntungan Bank, akibat intervensi pemilik terhadap adanya intervensi pemilik terhadap komposisi dan/atau
komposisi dan/atau pelaksanaan tugas Dewan Komisaris. pelaksanaan tugas Dewan Komisaris.
8) Bank telah menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, 8) BNI Syariah telah menerapkan manajemen secara efektif,
yang disesuaikan dengan tujuan, keijakan usaha, ukuran, salah satunya ditunjukkan dengan menjalankan program-

24
serta kemampuan Bank. program yang telah disusun oleh Satuan Kerja Manajemen
Risiko (SKMR), penyusunan dan pelaporan Risk Appetite
Statement (RAS) yang telah disetujui oleh Board of
Management (BoM).

2.A Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Direksi paling kurang 3 (tiga) orang. 1) Per 31 Desember 2018 BNI Syariah memiliki 4 (empat) orang
anggota Direksi yang sudah efektif dan 1 (satu) anggota Direksi
yang belum efektif atau masih menjalani proses fit and proper
test OJK, yaitu:
No Nama Jabatan
Abdullah Firman
1 Direktur Utama
Wibowo
2 Dhias Widhiyati Direktur Bisnis
Direktur Kepatuhan &
3 Tribuana Tunggadewi
Risiko
Direktur Keuangan dan
4 Wahyu Avianto
Operasional
5 Iwan Abdi* Direktur
*Diangkat RUPS Tahunan 27 April 2018, namun belum efektif/sedang
proses fit and proper test OJK

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas maka sementara Bapak


Bapak Iwan Abdi ditunjuk sebagai SEVP Bisnis Ritel dan
Jaringan, sampai efektif menjabat atau menerima hasil fit and

25
proper test OJK.
2) Seluruh anggota Direksi telah berdomisili di Indonesia. 2) Seluruh anggota Direksi berdomisili di Indonesia.
3) Mayoritas anggota Direksi wajib memiliki pengalaman paling 3) Bapak Abdullah Firman Wibowo selaku Direktur Utama, Ibu
kurang 4 (empat) tahun dengan jabatan paling rendah Dhias Widhiyati selaku Direktur Bisnis, Ibu Tribuana Tunggadewi
sebagai Pejabat Eksekutif di industri perbankan dan paling selaku Direktur Kepatuhan dan Risiko serta Bapak Wahyu
kurang 1 (satu) tahun diantaranya menjabat paling rendah Avianto selaku Direktur Keuangan dan Operasional telah memiliki
sebagai Pejabat Eksekutif pada Bank. pengalaman paling kurang 4 (empat) tahun dengan jabatan
paling rendah sebagai Pejabat Eksekutif di industri perbankan
dan paling kurang 1 (satu) tahun diantaraya menjabat paling
rendah sebagai Pejabat Eksekutif pada BNI Syariah.
4) Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, 4) Direksi tidak memiliki rangkap jabatan sebagai Komisaris, Direksi
Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan atau Pejabat Eksekutif pada bank, perusahaan dan/atau lembaga
dan/atau lembaga lain kecuali terhadap hal-hal yang telah lain.
ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku tentang 3 (tiga) anggota Direksi yang efektif yaitu Bapak Abdullah Firman
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Wibowo, Ibu Dhias Widhiyati dan Ibu Tribuana Tunggadewi
Syariah dan Unit Usaha Syariah yaitu menjadi Dewan merupakan pegawai penugasan dari PT BNI (Persero) Tbk
Komisaris dalam rangka melaksanakan tugas pengawasan selaku Pemegang Saham Mayoritas, walaupun seperti itu
atas penyertaan pada perusahaan anak bukan Bank yang ketiganya dapat menjamin independensi masing-masing dengan
dikendalikan oleh Bank dan/atau menduduki jabatan pada 2 tidak memiliki rangkap jabatan di PT BNI (Persero) Tbk,
(dua) lembaga nirlaba. hubungan keluarga dengan pengurus PT BNI (Persero) Tbk dan
mendapatkan remunerasi hanya dari BNI Syariah.

Untuk itu BNI Syariah juga telah memiliki Kebijakan Penugasan


Pegawai dari BNI Induk ke BNI Syariah, Cfm. PP/S04/011-
00/2018 tanggal 20 Desember 2018.
5) Anggota Direksi baik secara sendiri-sendiri atau bersama- 5) Berdasarkan surat pernyataan sebagai persyaratan fit and proper

26
sama tidak memiliki saham melebihi 25% (dua puluh lima test OJK, serta Daftar Khusus Pemegang Saham bahwa Anggota
persen) dari modal disetor pada perusahaan lain. Direksi (baik yang sudah efektif maupun yang belum efektif) baik
secara sendiri-sendiri atau bersama-sama tidak memiliki saham
melebihi 25% (dua puluh lima persen) dari modal disetor pada
perusahaan lain.
6) Mayoritas anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan 6) Berdasarkan surat pernyataan sebagai salah satu persyaratan fit
keluarga sampai dengan derajat kedua dengan sesama and proper test OJK, serta Daftar Khusus Pemegang Saham,
anggota Direksi, dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris. seluruh anggota Direksi tidak saling memiliki hubungan keluarga
sampai dengan derajat kedua dengan sesama anggota Direksi,
dan/atau dengan anggota Dewan Komisaris.
7) Direksi telah memiliki pedoman dan tata tertib kerja yang 7) Direksi memiliki pedoman dan tata tertib kerja (Board Manual)
mencantumkan antara lain pengaturan etika kerja, waktu yang telah mencantumkan antara lain pengaturan etika kerja,
kerja, dan rapat. waktu kerja, dan rapat berdasarkan SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi No. KEP/01/DK/2010 dan DIR/274A
tanggal 21 September 2010. Pedoman ini terakhir kali
disempurnakan tahun 2013 berdasarkan SK Bersama Dewan
Komisaris dan Direksi No. KP/DIR/016-KP/01/DK/2013 tanggal
12 November 2013. Selain itu pedoman ini dilengkapi dengan
penerbitan Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Tata Tertib Direksi
dan Dewan Komisaris No. PP/S02/003-00/2016 tanggal 1
September 2016.
8) Direksi tidak menggunakan penasehat perorangan dan/atau 8) Direksi menggunakan penasehat perorangan dan/atau jasa
jasa profesional sebagai konsultan kecuali untuk proyek yang profesional sebagai konsultan untuk proyek yang bersifat khusus
bersifat khusus, telah didasari oleh kontrak yang jelas didasari oleh kontrak kerja yang jelas. Salah satunya Direksi
meliputi lingkup kerja, tanggung jawab, jangka waktu menggunakan jasa konsultan independen untuk memberikan
pekerjaan, dan biaya, serta konsultan merupakan Pihak konsultasi terkait Bussiness Plan tahun 2019, didasari Surat

27
Independen yang memiliki kualifikasi untuk mengerjakan Perintah Kerja yang jelas meliputi lingkup kerja, tanggung jawab,
proyek yang bersifat khusus. jangka waktu dan biaya. Konsultan yang ditunjuk memiliki
kualifikasi untuk melaksanakan pekerjaannya.
9) Seluruh anggota Direksi memiliki integritas, kompetensi, dan 9) Seluruh anggota Direksi memiliki riwayat/pengalaman kerja
reputasi keuangan yang memadai. bidang di perbankan yang panjang dan memadai serta tidak
memiliki rekam jejak buruk baik dari segi kinerja dan keuangan.
a. Dari sisi integritas, tidak ada anggota Direksi yang dihukum
karena tindak pidana, korupsi, kolusi dan nepotisme, serta
tidak pernah dikenakan sanksi yang antara lain disebabkan
fraud ataupun penyalahgunaan wewenang.
b. Dari sisi kompetensi, setiap anggota Direksi memiliki latar
belakang pendidikan dan pengalaman kerja yang
menunjang fungsi jabatan masing-masing.
c. Dari sisi reputasi keuangan, setiap anggota Direksi tidak
memiliki kredit dan/atau pembiayaan macet serta tidak
pernah dinyatakan pailit dan/atau tidak pernah menjadi
pemegang saham, Pengendali Perusahaan Perasuransian
yang bukan merupakan pemegang saham, anggota Direksi,
atau anggota Dewan Komisaris yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit dalam
waktu 5 tahun terakhir sebelum dicalonkan.
10) Presiden Direktur atau Direktur Utama, berasal dari pihak 10) Direktur Utama BNI Syariah yaitu Bapak Abdullah Firman
yang independen terhadap Pemegang Saham Pengendali, Wibowo tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
yaitu tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, dan hubungan keluarga dengan Pemegang
kepemilikan saham, dan hubungan keluarga. Saham Pengendali/Mayoritas. Direktur Utama telah
menandatangani surat pernyataan merupakan pihak independen

28
dan bersedia bertindak independen sebagai bagian dari
pengajuan fit and proper test dan didokumentasikan oleh
Perusahaan.
11) Seluruh anggota Direksi telah lulus fit and proper test dan 11) 4 (empat) dari 5 (lima) anggota Direksi yang telah diangkat
telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa melalui RUPS yaitu Abdullah Firman Wibowo selaku Direktur
Keuangan. Utama, Dhias Widhiyati selaku Direktur Bisnis SME dan
Komersial, Tribuana Tunggadewi selaku Direktur Kepatuhan dan
Risiko serta Wahyu Avianto selaku Direktur Keuangan dan
Operasional telah memperoleh surat persetujuan dari OJK
sedangkan Bapak Iwan Abdi yang diangkat RUPS Tahunan 27
April 2018 masih menunggu hasil fit and proper test yang
diselenggarakan OJK.

Untuk Direktur yang belum lulus fit and proper test yaitu Bapak
Iwan Abdi, diangkat sebagai Senior Executive Vice President
(SEVP) sampai yang bersangkutan lulus fit and proper test dan
disetujui OJK. BNI Syariah juga telah memiliki kebijakan Surat
Edaran terkait fasilitas yang diperoleh Direktur/Pengurus yang
belum mendapatkan persetujuan OJK (Cfm. SE/PGD/159/2018
tgl 28 Desember 2018). Selain itu BNI Syariah telah memperbaiki
kebijakan-kebijakan terkait kewenangan, hak, dan kewajiban
SEVP agar tidak mengurangi akuntabilitas dalam proses
pengambilan keputusan, misalnya terkait Komite Kebijakan
Risiko (KKR) No. 51/KKR/2018 tanggal 23 Mei 2018 perihal
kewenangan memutus pembiayaan produktif baru/tambahan
untuk pembiayaan komersial limit 2.

29
12) Anggota Direksi memiliki kompetensi yang memadai dan 12) Masing-masing anggota Direksi BNI Syariah memiliki latar
relevan dengan jabatannya untuk menjalankan tugas dan belakang pendidikan dan pengalaman yang relevan yang
tanggung jawabnya serta mampu mengimplementasikan mendukung kompetensi anggota Direksi untuk mampu
kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan tugas dan menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik.
tanggung jawabnya.
No Nama Pendidikan Pengalaman

1. Sarjana 1. Pemimpin Divisi


Pertanian Pengembangan
Universitas Perusahaan
Gajah Mada Anak BNI
(1989). (2016-2017).
Abdullah
2. Magister 2. SEVP Risiko
1 Firman
Management Bisnis BNI
Wibowo
Ilmu-ilmu (2015-2016).
Sosial 3. Pemimpin Divisi
Universitas Internasional
Gajah Mada BNI (2011-
(1993) 2015).
1. Sarjana Ekonomi 1. SEVP Bisnis
Studi Komersial dan
Pembangunan Menengah BNI
Universitas Syariah (Feb
Dhias
2 Satyawacana 2016 – 23 Mar
Widhiyati
Salatiga (1992). 2017).
2. Magister 2. Pemimpin Divisi
Manejemen Tata Kelola
Jurusan Finance Kebijakan BNI

30
Universitas (2015-2016).
Gajah Mada 3. DGM
(2005). Commercial
Remedial &
Recovery BNI
(2014-2015)
1. SEVP Risk &
Compliance BNI
Syariah (2015-
2016).
1. Sarjana Hukum
2. SVP Corporate
Universitas
Secretary dan
Indonesia
Pemimpin Divisi
(1990);
Komunikasi
Tribuana 2. Pendidikan
Perusahaan &
Tunggade Profesi Notaris
Kesekretariatan
wi dan PPAT
BNI (2011-
Universitas
2015)
Airlangga (1992);
3. VP Wakil
3. Magister Hukum
Pemimpin Divisi
UI (2002).
Bidang GCG
dan Biro Direksi
BNI (2009-
2011)
1. Sarjana Teknik 1. Pemimpin Divisi
Wahyu
3 ITB (1995). Keuangan BNI
Avianto
2. Magister Syariah (2017-

31
Manajemen 2018).
Keuangan UI 2. Koordinator
(2004) Divisi Keuangan
dan Jaringan
BNI Syariah
(2016-2017).
3. Pemimpin Divisi
Strategi dan
Keuangan BNI
Syariah (2013-
2016).
1. Pemimpin Divisi
Pengelolaan
Jaringan BNI
(2015-2018).
2. CEO Region
Semarang –
1. Sarjana Teknik
BNI (2012-
4 Iwan Abdi* dari Universitas
2014).
Andalas (1992)
3. Head of
Consumer and
Retail Region
Jakarta
Kemayoran BNI
(2011-2012).
*belum efektif/masih menjalani proses fit and proper test OJK

32
13) Anggota Direksi memiliki kemauan dan kemampuan untuk 13) Anggota Direksi BNI Syariah memiliki kemauan dan kemampuan

melakukan pembelajaran secara berkelanjutan dalam rangka untuk melakukan pembelajaran secara berkelanjutan dalam

peningkatan pengetahuan tentang perbankan dan bentuk keikutsertaan yang bersangkutan dalam acara

perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang seminar/workshop.

mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Berikut adalah pelatihan yang dilakukan oleh Direksi di tahun
2018:
a. Pelatihan overview Perbankan Syariah.
b. Pelatihan implementasi operational risk management untuk
mengantisipasi peningkatan NPL.
c. Pendidikan Khusus Profesi Advokat untuk Direktur
Kepatuhan dan Risiko.
d. Pelatihan APU PPT
e. Workshop the Power of Silaturahim
f. Indonesia International Halal Lifestyle Conference Business
Forum 2018
g. Pelatihan CEO Best Practice Sharing on Digital
Transformation

14) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran secara 14) Tahun 2018 anggota Direksi melalui Divisi Sumber Daya Insani:

berkelanjutan dalam rangka peningkatan pengetahuan a. Menyusun program-program pelatihan pegawai untuk tahun
2018.
tentang perbankan dan perkembangan terkini terkait bidang
keuangan/ lainnya yang mendukung pelaksanaan tugas dan b. Pelatihan-pelatihan lainnya di luar yang sudah dijadwalkan
oleh Divisi Sumber Daya Insani untuk meningkatkan soft skill
tanggung jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang
dan hard skill.
organisasi.
c. Melibatkan anggota Direksi dalam membuka pelatihan
pegawai sekaligus sebagai pembicara, misalnya pelatihan

33
Branch Manager, Operation Manager, dsb.
15) Komposisi Direksi tidak memenuhi ketentuan karena adanya 15) Komposisi Direksi telah memenuhi ketentuan dan tidak adanya
intervensi pemilik. intervensi baik dari Pemegang Saham mayoritas maupun
minoritas.
2.B B. Governance Process B. Governance Process
1) Pengangkatan dan/atau penggantian anggota Direksi telah 1. Pengangkatan dan/atau penggantian anggota Direksi telah
memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi dan Remunerasi
Remunerasi dan Nominasi dan memperoleh persetujuan (KNR) dan memperoleh persetujuan dari RUPS. Hal ini antara
dari RUPS. lain ditunjukkan dengan mekanisme pengangkatan anggota
Direksi sebagai berikut:
a. Abdullah Firman Wibowo sebagai Direktur Utama diangkat
dalam RUPS melalui rekomendasi KNR Cfm. Nota Internal
KNR – 02/2017 tanggal 9 Mei 2017 dan persetujuan RUPS-
LB 23 Maret 2017
b. Dhias Widhiyati sebagai Direktur Bisnis dan SME Komersial
diangkat RUPS berdasarkan rekomendasi KNR Cfm. Risalah
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi No. KNR-03/2017
tanggal 21 Maret 2017.dan persetujuan RUPS-LB 23 Maret
2017.
c. Tribuana Tunggadewi sebagai Direktur Kepatuhan dan Risiko
diangkat RUPS berdasarkan rekomendasi KNR Cfm. Risalah
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi KNR-04/2017
tanggal 18 April 2017 dan persetujuan RUPS-LB 29
Desember 2017.
d. Wahyu Avianto sebagai Direktur Keuangan dan Operasional

34
diangkat RUPS berdasarkan rekomendasi KNR Cfm. Risalah
Rapat Komite Nominasi dan Remunerasi KNR-07/2017
tanggal 15 November 2017.
e. Iwan Abdi sebagai Direktur (belum efektif/masih menjalani
proses fit and proper test OJK) diangkat RUPS berdasarkan
rekomendasi KNR Cfm. Risalah Rapat Komite Nominasi dan
Remunerasi No. KNR-08/2017 tanggal 13 Desember 2017.
2) Direksi telah mengangkat anggota Komite, didasarkan pada
2. Semua Anggota Komite diangkat oleh Diireksi berdasarkan
keputusan rapat Dewan Komisaris.
keputusan rapat Dewan Komisaris. Selama tahun 2018 tidak ada
pengangkatan anggota Komite baru.
3) Anggota Direksi tidak memberikan kuasa umum kepada pihak
3. Anggota Direksi hanya membuat surat kuasa khusus kepada
lain yang mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
setiap Pemimpin Divisi, Kepala Wilayah/Cabang serta kuasa
lainnya yang tidak bersifat umum dan tidak mengakibatkan
pengalihan tugas dan fungsi Direksi.
4) Direksi bertanggung jawab penuh atas pelaksanaan 4. Pertanggungjawaban Direksi terhadap tugas kepengurusan BNI
kepengurusan Bank berdasarkan prinsip kehati-hatian dan Syariah atas kinerja tahun buku 2017 termasuk pelaksanaan
prinsip syariah. prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah telah disetujui oleh RUPS
Tahunan tahun buku 2017 tanggal 27 April 2018. Sedangkan
untuk kinerja tahun buku 2018 akan dipertanggungjawabkan
dalam RUPS Tahunan yang diselenggarakan tahun 2019.

5) Direksi mengelola Bank sesuai kewenangan dan tanggung 5. Selama Semester 2 tahun 2018, Direksi telah menjalankan tugas
jawabnya sebagaimana diatur dalam Anggaran Dasar dan kepengurusannya sesuai dengan kewenangannya sebagaimana
peraturan perundang-undangan yang berlaku. diatur dalam Anggaran Dasar Perseroan yaitu melalui Keputusan
Rapat Direksi yang dilaksanakan secara periodik sesuai
kebutuhan. Di samping itu juga diatur kewenangan Direktur

35
Bidang masing-masing sesuai SK Pembidangan Direksi.
Kewenangan memutus Direksi juga diatur dalam Keputusan
Komite Kebijakan dan Risiko (KKR) khususnya terkait dengan
Keputusan Pembiayaan.
6) Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya 6. Direksi telah melaksanakan tugas secara independen terhadap
secara independen terhadap Pemegang Saham. pemegang saham. Pemegang Saham hanya dapat memberikan
arahan melalui mekanisme Rapat Umum Pemegang Saham
seperti penetapan tugas manajemen dan target perusahaan.
Tetapi dalam pelaksanaannya, Direksi melaksanakannya secara
independen.
7) Direksi telah melaksanakan prinsip-prinsip Good 7. Direksi senantiasa menerapkan prinsip-prinsip transparansi,
Corporate Governance dalam setiap kegiatan usaha Bank akuntabilitas, pertanggungjawaban, profesional, dan kewajaran
pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi. dalam setiap kegiatan usaha Bank, dengan berdasarkan kepada
peraturan terkait pelaksanaan GCG yang berlaku bagi Bank
Syariah dan Kebijakan internal terkait GCG. Komitmen ini
dibuktikan dengan:
a. Aspek Transparansi antara lain dengan melakukan
keterbukaan informasi melalui konfrensi pers kinerja setiap
laporan keuangan tahunan triwulanan, laporan tahunan serta
penyampaian kewajiban pelaporan kepada OJK dan instansi
lainnya.
b. Aspek Akuntabilitas antara lain memiliki Pedoman GCG,
Pedoman dan Tata Tertib Kerja Direksi dan Dewan
Komisaris, Pedoman DPS, Pedoman Benturan Kepentingan,
Kode Etik, serta BPP/Urjab Divisi-Divisi Perusahaan.
c. Aspek Responsibilitas antara lain memiliki struktur organisasi

36
yaitu organ-organ di bawah Direksi seperti Sekretaris
Perusahaan, Divisi Internal Audit, Divisi Kepatuhan dan Divisi
lainnya yang berfungsi memastikan prinsip-prinsip GCG
terlaksana di perusahaan.
d. Aspek Profesional atau Independensi antara lain sosialisasi
pelarangan penerimaan dan pemberian hadiah khususnya di
masa lebaran, Whistle Blowing System (WBS), pedoman
Benturan Kepentingan.
e. Aspek Fairness (Kewajaran) antara lain memiliki sistem
reward and punishment yang adil bagi pegawai, terkait
pengadaan memiliki sistem E-Procurement, serta memberi
kesempatan yang sama pada pegawai untuk mengisi posisi
yang kosong melalui internal job posting.

8) Direksi telah menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi 8. Direksi telah menyelesaikan temuan audit eksternal : Temuan
dari SKAI, auditor eksternal, dan hasil pengawasan Otoritas OJK 2018 telah diselesaikan sebesar 98,50%, sisa 4 temuan
Jasa Keuangan, hasil pengawasan Dewan Pengawas Syariah, akan diselesaikan di tahun 2019 sesuai jadwal yang telah
dan/atau hasil pengawasan otoritas lain. disepakati.
Temuan SPI BNI 2017 telah diselesaikan 100%. Temuan OJK
2018 (sampling Cabang Bandung) sebesar 100%, Temuan OJK
2018 (sampling Cabang Palu) sebesar 100%, Temuan KAP EY
2017 sebesar 100%.
9) Direksi telah menyediakan data dan informasi yang akurat, 9. Setiap laporan, data, dan informasi disajikan Direksi kepada
relevan, dan tepat waktu kepada Dewan Komisaris dan Dewan Komisaris dan/atau Dewan Pengawas Syariah (baik di
Dewan Pengawas Syariah. dalam atau di luar rapat) telah dipersiapkan dengan akurat,
relevan, dan tepat waktu serta disampaikan secara langsung atau

37
melalui media elektronik.
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi telah dilakukan 10. Pada umumnya keputusan Rapat Direksi diambil melalui
berdasarkan musyawarah mufakat atau suara terbanyak musyawarah dan mufakat, sedangkan jika ada dissenting opinion
dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat. akan dicatat dalam risalah rapat Direksi.
11) Setiap keputusan rapat yang diambil Direksi dapat 11. Hasil keputusan Rapat Direksi dapat ditindaklanjuti sesuai
diimplementasikan dan sesuai dengan kebijakan, pedoman, kebijakan internal yang berlaku dan hasil tindaklanjut tersebut
serta tata tertib kerja yang berlaku. dimonitor oleh Divisi yang berwenang. Tata tertib terkait Rapat
Direksi telah diatur dalam Pedoman dan Tata Tertib kerja Direksi
dan Dewan Komisaris No. KP/DIR/016-KP/01/DK/2013 tanggal
12 November 2013 dan No. KEP/01/DK/2010 dan DIR/274A
tanggal 21 September 2010. Selain itu pedoman ini dilengkapi
dengan penerbitan Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Tata Tertib
Direksi dan Dewan Komisaris No. PP/S02/003-00/2016 tanggal 1
September 2016.
12) Direksi telah menetapkan kebijakan dan keputusan strategis 12. Setiap kebijakan dan keputusan strategis selalu diputus melalui
melalui mekanisme rapat Direksi. Rapat Direksi yang telah dijadwalkan setiap hari Senin dan Rabu.
13) Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi, 13. Direksi tidak memanfaatkan Bank untuk kepentingan pribadi,
keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat mengurangi aset keluarga, dan/atau pihak lain. BNI Syariah memiliki perangkat
atau mengurangi keuntungan Bank. kebijakan terkait benturan kepentingan seperti yang diatur dalam
kode etik dan Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Benturan
Kepentingan No. PP/S02/004-00/2016 tanggal 27 Desember
2016.
14) Direksi tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan 14. Berdasarkan keputusan RUPS, Direksi berhak mendapatkan
pribadi dari Bank selain remunerasi dan fasilitas lainnya yang remunerasi dan fasilitas lainnya sesuai dengan yang telah
ditetapkan RUPS. ditetapkan. Tahun 2018 dan tahun-tahun sebelumnya, tidak ada
anggota Direksi BNI Syariah yang mengambil dan/atau menerima

38
keuntungan pribadi selain yang telah ditetapkan RUPS dan SK
Dewan Komisaris No. KEP/03/DK/2016 tentang Penetapan Gaji
Direksi & Honorarium Dewan Komisaris. Pelaksanaannya
dipantau oleh Komite Audit.
15) Pemilik melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas 15. Direksi dalam pelaksanaan tugasnya tetap menjaga
Direksi yang menyebabkan kegiatan operasional Bank independensinya sehiingga tidak dapat diintervensi oleh
terganggu sehingga berdampak pada berkurangnya aset Bank Pemegang Saham. Dalam hal ini Pemegang Saham senantiasa
dan/atau berkurangnya keuntungan Bank. meningkatkan sinergi untuk menunjang pencapaian laba BNI
Syariah.
16) Direksi telah menyusun kebijakan Manajemen Risiko dan 16. Direksi melalui Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) telah
strategi kerangka Manajemen Risiko secara tertulis dan menyusun kebijakan-kebijakan terkait Manajemen Risiko,
komprehensif dengan memperhatikan tingkat Risiko yang diantaranya adalah Kebijakan Umum Manajemen Risiko (KUMR),
diambil dan toleransi Risiko terhadap kecukupan permodalan. Kebijakan Pembiayaan Bank (KPB) serta Kebijakan Aktiva
Setelah mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris, Produktif, Pasar Uang dan Pasar Modal dan yang telah
maka Direksi menetapkan kebijakan, strategi, dan kerangka mendapatkan persetujuan Komisaris. Selain itu, BNI Syariah telah
Manajemen Risiko paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) memiliki Dokumen Keputusan Komite Kebijakan dan Risiko yang
tahun atau dalam frekuensi yang lebih sering dalam hal berisi antara lain tentang kewenangan memutus, alur memutus
terdapat perubahan faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan dan penetapan limit-limit. Dokumen KKR tersebut telah
usaha Bank secara signifikan. mendapatkan persetujuan Direksi melalui alur yang telah
ditetapkan sebelumnya. Keputusan KKR yang paling akhir
dikeluarkan oleh BNI Syariah keputusan KKR No. 55 pada
tanggal 20 Desember 2018.

17) Direksi telah menyusun, menetapkan, dan mengkinikan 17. Direksi telah menyetujui strategi manajemen risiko yang diusulkan
prosedur dan alat untuk mengidentifikasi, mengukur, oleh Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR) yang disusun satu

39
memonitor, dan mengendalikan Risiko. tahun sekali, di awal tahun dan disampaikan ke Dewan
Komisaris. Direksi BNI Syariah telah menyusun, menetapkan dan
mengupdate prosedur dan alat untuk mengidentifikasi, mengukur,
memonitor, dan mengendalikan Risiko, antara lain review
pengukuran risiko, update SOP melalui proses validasi
manajemen risiko dan sertifikasi, penetapan kebijakan melalui
KKR, update pengukuran risiko operasional melalui update risk
issue Periskop, pengendalian risiko melalui Traffic Light
pembiayaan dan lain-lain. Kebijakan/SOP manajemen risiko
direview secara berkala setiap satu tahun sekali sesuai dengan
kompleksitas usaha dan bisnis BNI Syariah.
Dalam rangka memperkuat pengendalian risiko, BNI Syariah
memperluas jaringan kerja sama dengan beberapa rekananan
asuransi (dhi. Askrindo Syariah) dalam rangka memitigasi risiko
kredit khususnya pada pembiayaan konsumtif.
Selain itu pada Semester II 2018, BNI Syariah telah melakukan
review atas skoring pada aplikasi EFO (Electronic Financing
Origination) sebagai salah satu alat untuk melakukan identifikasi
pada risiko kredit.
18) Direksi telah mengevaluasi dan/atau mengkinikan kebijakan 18. BNI Syariah telah memiliki Kebijakan Umum Manajemen Risiko
strategi dan kerangka Manajemen Risiko paling kurang 1 (KUMR) yang dievaluasi setiap satu tahun sekali, dimana isi dari
(satu) kali dalam 1 (satu) tahun atau dalam frekuensi yang KUMR salah satunya mencakup strategi manajemen risiko.
lebih sering dalam hal terdapat perubahan faktor-faktor yang Direksi telah melakukan review atas KUMR pada bulan
mempengaruhi kegiatan usaha Bank, eksposur Risiko Desember 2018. Selain itu, dalam rangka mengimplementasikan
dan/atau Profil Risiko secara signifikan. strategi yang ada dalam KUMR, SKMR menyusun rencana kerja
setiap tahun dan dimintakan pendapat serta persetujuan kepada

40
Direktur Kepatuhan dan Risiko.
19) Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan 19. Direksi bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
Manajemen Risiko dan eksposur Risiko yang diambil oleh Manajemen Risiko yang diambil oleh Bank, salah satunya dengan
Bank secara keseluruhan. melaporkan pelaksanaan penerapan Manajemen Risiko melalui
Satuan Kerja Manajemen Risiko secara berkala dan dilaporkan
ke Dewan Komisaris setiap 6 bulanan.

20) Direksi telah menyusun dan menetapkan mekanisme 20. Dalam menjalankan fungsinya, Direksi membentuk Komite
persetujuan transaksi, termasuk yang melampaui limit dan Kebijakan dan Risiko (KKR) yang bertugas untuk menyusun dan
kewenangan untuk setiap jenjang jabatan. menetapkan mekanisme persetujuan transaksi, termasuk limit
dan kewenangan untuk setiap jenjang jabatan. Dimana setiap
keputusan yang telah diambil pada forum KKR, akan dituangkan
dalam dokumen KKR dan telah mendapatkan persetujuan
Direksi. Dokumen KKR dapat berubah sesuai dengan
kompleksitas usaha dan bisnis BNI Syariah
21) Direksi telah mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang 21. Direksi telah mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi. memerlukan persetujuan Direksi melalui hasil ketetapan Komite
Kebijakan dan Risiko (KKR) dengan berpedoman kepada
Anggaran Dasar Perseroan serta pembidangan tugas yang
sewaktu-waktu dapat dievaluasi kembali jika terdapat perubahan
yang signifikan.
22) Direksi telah mengembangkan budaya Manajemen Risiko 22. Direksi telah mengembangkan budaya Manajemen Risiko pada
pada seluruh jenjang organisasi. seluruh jenjang organisasi melalui pelatihan untuk pegawai baru
dan eksisting, pelatihan dan refreshment pemegang Sertifikasi

41
Manajemen Risiko, workshop internal pegawai satuan kerja
manajemen risiko serta program sosialisasi Manajemen Risiko
kepada seluruh pegawai melalui rencana kerja Satuan Kerja
Manajemen Risiko (SKMR)
23) Direksi telah memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko 23. Direksi telah memastikan bahwa fungsi Manajemen Risiko telah
telah beroperasi secara independen. beroperasi secara independen yaitu dengan dibentuknya Satuan
Kerja Manajemen Risiko di BNI Syariah yaitu Divisi Manajemen
Risiko (ERD), yang dibawahi langsung oleh Direktur Kepatuhan
dan Risiko. Divisi tersebut bertugas mengelola risiko secara
keseluruhan di BNI Syariah dengan independen dan tidak
melibatkan diri dalam pengambilan keputusan bisnis.
24) Rencana Bisnis Bank telah disusun secara realistis, 24. Proses penyusunan RBB BNI Syariah telah mempertimbangkan
komprehensif, terukur (achievable) dengan memperhatikan faktor internal dan faktor eksternal (mikro & makro ekonomi) yang
prinsip kehati-hatian dan responsif terhadap perubahan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi
internal dan eksternal. perkembangan usaha BNI Syariah. Penyusunan RBB juga
dilakukan secara realistis, komprehensif dan terukur dengan
memperhatikan prinsip kehati-hatian, dalam hal ini penyusunan
RBB melibatkan seluruh divisi/unit terkait, terutama unit bisnis.
Dengan demikian, RBB berisikan proyeksi/target bisnis yang
terukur sesuai dengan perkembangan bisnis BNI Syariah dan
juga telah mempertimbangkan risiko strategis bank.

Dalam penyusunan proyeksi keuangan tahun 2018,


menggunakan asumsi makro dan mikro yang terdiri dari aspek
pertumbuhan PDB, inflasi, nilai tukar, pertumbuhan pembiayaan,
pertumbuhan DPK, isu politik, dan lain-lain

42
Asumsi makro dan mikro yang digunakan dalam penyusunan
proyeksi keuangan BNI Syariah tahun 2018 adalah sebagai
berikut :
Proyeksi
No. Asumsi Tahun Ke-1 Tahun Ke-2 Tahun Ke-3
2018 2019 2020
ASUMSI MAKRO
1. Pertumbuhan PDB (%) 5,1 - 5,5 5,3 - 5,5 5,3 - 5,5

2. Inflasi (%) 3,5 - 4,0 4,0 - 4,5 4,0 - 4,5

3. Lainnya (Dirinci per jenis asumsi)


a. Nilai Tukar (Rp/USD) 13.250-13.750 13.500-14.000 13.600-14.250
b. 7 Days Reverse Repo Rate 4,0 - 4,5 4,0 - 4,5 3,5 - 4,0

ASUMSI MIKRO
1. Pertumbuhan Pembiayaan 18,2% 19,3% 20,6%

2. Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga 17,0% 17,4% 18,5%

3. Lainnya (Dirinci per jenis asumsi)


- Pertumbuhan Pembiayaan Industri 15,0% -16,0% 14,0% -16,0% 13,0% -15,0%
- Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga Industri 16,0% - 18,0% 15,0% - 17,0% 16,0% - 18,0%
- Pangsa BNI Syariah terhadap Industri 8,8% 9,0% 9,5%

Sumber : BI, OJK, BNI dan sumber eksternal lainnya, serta hasil
analisis internal BNI Syariah

25) Direksi telah mengkomunikasikan rencana bisnis Bank kepada 25. Proses penyusunan RBB BNI Syariah dilakukan secara
Pemegang Saham Bank dan seluruh jenjang organisasi yang komprehensif berdasarkan target utama yang ditetapkan oleh
ada pada Bank. Pemegang Saham, dan selanjutnya dibahas oleh seluruh unit
(termasuk cabang) untuk memastikan strategi pencapaian target.
Kemudian draft RBB final dimintakan persetujuan kepada Dewan
Komisaris, untuk selanjutnya disampaikan kepada OJK.

Target-target dalam RBB dikomunikasikan kepada seluruh


jenjang organisasi melalui Business Meeting, rapat-rapat Direktur
Sektor, BOD Message, dan system Electronic Corporate

43
Guidance (ECG) yang dapat diakses oleh seluruh pegawai.

2.C C. Governance Outcome B. Governance Outcome


1) Direksi telah mempertanggungjawabkan pelaksanaan 1) Direksi telah menyampaikan laporan (pertanggungjawaban)
tugasnya kepada Pemegang Saham melalui RUPS. pengurusan BNI Syariah tahun buku 2017 kepada Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan yang diselenggarakan pada tanggal
27 April 2018.
2) Pertanggungjawaban Direksi atas pelaksanaan tugasnya 2) RUPS telah menyetujui laporan pertanggungjawaban Direksi
diterima oleh Pemegang Saham melalui RUPS. untuk tahun buku 2017 serta memberikan pelunasan dan
pembebasan tanggung jawab sepenuhnya (acquit et de charge)
kepada seluruh anggota Direksi atas tindakan pengurusan
perusahaan tahun buku 2017, sesuai akta Berita Acara RUPS
Tahunan PT BNI Syariah No. 104 tanggal 27 April 2018.
Pengurusan tahun buku 2018 akan dipertanggungjawabkan pada
RUPS Tahunan tahun 2019.
3) Direksi telah mengungkapkan kebijakan-kebijakan Bank yang 3) Seluruh kebijakan perusahaan yang bersifat strategis dilakukan
bersifat strategis di bidang kepegawaian kepada pegawai validasi oleh satuan kerja atau unit-unit terkait lainnya, untuk
dengan media yang mudah diakses pegawai. diadministrasikan dalam bentuk SE/Juklak/Buku Pedoman, untuk
kemudian diupload via sistem aplikasi internal (ECG) dan
diberitahukan kepada seluruh pegawai melalui aplikasi surat
elektronik internal (SHECO), sehingga pada dasarnya informasi
tersebut dapat diakses oleh seluruh pegawai.
Direksi juga telah memberikan arahan dan masukan terkait
dengan kebijakan strategis yang berhubungan dengan kebijakan
regulator.
4) Direksi telah mengkomunikasikan kepada pegawai mengenai 4) Direksi menyampaikan arah bisnis bank dalam rangka

44
arah bisnis bank dalam rangka pencapaian misi dan visi bank. pencapaian visi dan misi BNI Syariah ke segenap pegawai BNI
Syariah, baik melalui pertemuan langsung, rapat direksi,
Bussiness Meeting, event-event internal perusahaan, maupun
melalui pengiriman BOD Messages kepada e-mail masing-
masing pegawai.
5) Hasil rapat Direksi telah dituangkan dalam risalah rapat dan 5) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam Risalah Rapat Direksi dan
didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan didokumentasikan dengan baik oleh Divisi Kesekretariatan dan
dissenting opinion secara jelas. Komunikasi Perusahaan, termasuk pengungkapan dissenting
opinion secara jelas (apabila ada).
6) Dalam laporan pelaksanaan Good Corporate Governance, 6) Laporan GCG BNI Syariah tahun buku 2017 telah disusun dan
seluruh anggota Direksi telah mengungkapkan paling kurang: dapat diakses di website resmi BNI Syariah
a) kepemilikan saham yang mencapai 5% (lima persen) atau (www.BNISyariah.co.id). Laporan GCG tersebut telah
lebih pada Bank yang bersangkutan maupun pada Bank mengungkapkan hal-hal yang diwajibkan ketentuan berlaku
dan perusahaan lain yang berkedudukan di dalam dan di termasuk:
luar negeri; a) kepemilikan saham Direksi yang mencapai 5% (lima
b) hubungan keuangan dan hubungan keluarga dengan persen) atau lebih pada Bank yang bersangkutan maupun
Pemegang Saham Pengendali, anggota Dewan pada bank dan perusahaan lain yang berkedudukan di
Komisaris, dan/atau anggota Direksi lainnya Bank; dan dalam dan di luar negeri;
c) renumerasi dan fasilitas lainnya. b) hubungan keuangan dan hubungan keluarga Direksi dengan
Pemegang Saham Pengendali, anggota Dewan Komisaris
lainnya, dan/atau anggota Direksi Bank;
c) rangkap jabatan Direksi pada perusahaan atau lembaga
lain; dan
d) remunerasi dan fasilitas lain yang diterima Direksi.
Sedangkan Laporan GCG tahun buku 2018 akan dipublikasikan
sebelum akhir bulan Maret 2018 sebagaimana ketentuan

45
perundang-undangan.

7) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota 7) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota Direksi dalam
Direksi dalam pengelolaan Bank yang ditunjukkan antara lain pengelolaan bank telah ditunjukkan dengan semakin
dengan peningkatan kinerja Bank, penyelesaian meningkatnya kinerja BNI Syariah, baik secara finansial maupun
permasalahan yang dihadapi Bank, dan pencapaian hasil non-finansial.
sesuai ekspektasi stakeholders. Secara finansial, hal ini bisa dilihat dengan tercapainya sebagian
besar kinerja keuangan perusahaan terhadap target RBB sampai
dengan bulan Desember 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Realisasi Target RBB


Keterangan
Des 2018 Des 2018
Aset 41,05 T 38,65 T
Pembiayaan 28,30 T 27,08 T
DPK 35,50 T 33,15 T
L/R (EAT) 416 M 406 M
Rasio-rasio :
ROA 1,42% 1,51%
ROE 10,53% 10,16%
BOPO 85,37% 85,36%
FDR 79,61% 81,69%
NPF 2,93 3
CAR 19,15 19,18
NI 7,16% 7,11%

8) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan dari 8) Peningkatan pengetahuan, keahlian dan kemampuan dapat
seluruh karyawan Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang diperoleh dengan berbagai cara, di antaranya adalah melalui
organisasi yang ditunjukkan antara lain dengan peningkatan pelatihan, sharing knowledge, serta rotasi mutasi posisi/jabatan.

46
kinerja individu sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Pengukuran pengetahuan, keahlian dan kemampuan dapat
dilakukan melalui asesmen kompetensi masing-masing individu,
serta melalui monitoring pencapaian kinerja masing-masing
pegawai/satuan kerja secara berkala (triwulan, semester, dan
tahunan).
Program pelatihan yang diberikan selama tahun 2018 antara lain:
1. Program Sertifikasi kepada seluruh level jabatan khususnya
Board of Commissioner, Board of Management, Pemimpin
Divisi, Pimpinan Cabang, Pimpinan Unit di Cabang maupun
Kantor Pusat untuk menunjang pekerjaan dan jabatannya.
Sertifikasi yang diberikan antara lain Sertifikasi Manajemen
Risiko, Tresury, Audit General Banking, Kepatuhan, dan
lainnya.
2. Program Brevet Pembiayaan Konsumer kepada seluruh
pegawai processing cabang untuk menunjang pemahaman
analisa pembiayaan Konsumer.
3. Progam Brevet Pembiayaan Produktif untuk menunjang
pemahaman analisa pembiayaan produktif.
4. Pelatihan-pelatihan refreshment bagi seluruh pegawai
khususnya cabang untuk mendukung operasional cabang
sesuai dengan jabatannya.
5. Program-program pelatihan Leadership termasuk program
coaching dan mentoring kepada pimpinan BNI Syariah.
6. Pelatihan-pelatihan kepada pegawai Kantor Pusat untuk
menunjang perkejaan sehari-hari baik hard skill maupun soft
skill.

47
7. Pelatihan Dasar Perbankan Syariah dan Anti Pencucian
Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU/PPT)
kepada seluruh pegawai baru maupun refreshment bagi
pegawai yang telah mendapatkan pelatihan tersebut.
8. Pelatihan-pelatihan terkait Digital Banking baik kepada
pegawai Divisi IT maupun divisi terkait lainnya untuk
menunjang peningkatan kompetensi pegawai di era Digital.

9) Bentuk pembelajaran berkelanjutan diselenggarakan melalui:


9) Peningkatan budaya pembelajaran secara berkelanjutan a. Pelatihan yang diselenggarakan oleh BNI Syariah mengacu
dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang perbankan pada Training Need Analysis (TNA) yang telah
direncanakan sebelumnya, serta mengacu pada data
dan perkembangan terkini terkait bidang keuangan/lainnya
competency gap antara kompetensi yang dibutuhkan untuk
yang mendukung pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya menempati suatu posisi jabatan dengan kompetensi yang
pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi yang dimiliki masing-masing individu. Hal ini dilakukan untuk
mencapai output dari training yaitu peningkatan dan
ditunjukkan antara lain dengan peningkatan keikutsertaan
pengembangan pengetahuan serta keahlian pegawai yang
karyawan Bank dalam sertifikasi perbankan dan/atau dapat mendorong kinerja perusahaan secara bankwide.
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan kualitas b. Proses pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh divisi
Sumber Daya Insani sebagai PIC dalam bentuk pelatihan
individu.
dan seminar.
c. BNI Syariah melakukan inisiasi pembentukan agent of
change sebagai jembatan dalam meningkatkan
pengetahuan dan peningkatan pemahaman budaya kerja
perusahaan.
d. Data keikutsertaan pegawai dalam program sertifikasi di
tahun 2018 adalah sebagai berikut:

48
10) Direksi telah melakukan pengawasan secara aktif terhadap
10) Pelaksanaan pengawasan secara aktif terhadap pelaksanaan pelaksanaan kebijakan dan strategi Manajemen Risiko, dilakukan
kebijakan dan strategi Manajemen Risiko telah dilakukan oleh dengan melakukan review kebijakan manajemen risiko setiap
Direksi dengan efektif. tahun, menetapkan risk appetite statement yang setiap bulan
dipantau pelaksanannya, pemantauan profil risiko setiap 3 bulan
dan pemantauan laporan tingkat kesehatan bank setiap 6 bulan.
11) Pemegang Saham sesuai dengan kewenangannga mengangkat
11) Kegiatan operasional Bank terganggu dan/atau memberikan dan memberhentikan anggota Direksi, termasuk juga

49
keuntungan yang tidak wajar kepada pemilik yang berdampak menetapkan komposisi, namun kegiatan operasional perusahaan
pada berkurangnya aset Bank dan/atau berkurangnya dilakukan Direksi secara independen.
keuntungan Bank, akibat intervensi pemilik terhadap
komposisi dan/atau pelaksanaan tugas Direksi. 12) BNI Syariah telah menerapkan Manajemen Risiko yang efektif,
12) Bank telah menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, yang ditunjukkan oleh penerapan program dan strategi
yang disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran, Manajemen Risiko yang dilakukan oleh Satuan Kerja Manajemen
serta kemampuan Bank. Risiko. Kebijakan Manajemen Risiko direview secara berkala
setiap satu tahun sekali, dan disetujui oleh Dewan Komisaris
dalam rangka menyesuaikan kompleksitas usaha BNI Syariah.
13) RBB BNI Syariah disusun dengan memperhatikan perkembangan
13) Rencana Bisnis Bank telah disusun atas kajian yang industri perbankan nasional pada umumnya dan perbankan
komprehensif dengan memperhatikan peluang bisnis dan syariah pada khususnya. Analisis posisi Bank dalam menghadapi
kekuatan yang dimiliki Bank serta mengidentifikasikan persaingan usaha juga diperhatikan sehingga BNI Syariah dapat
kelemahan dan ancaman (SWOT analysis) menentukan fokus bisnis perusahaan. Keunggulan kompetitif
perusahaan dan SWOT analysis juga dilakukan untuk
mengidentifikasi kekuatan, area-area kelemahan, peluang dan
tantangan BNI Syariah ke depan.
14) Untuk dapat menghadapi tantangan masa depan di sektor
14) Rencana Bisnis Bank telah menggambarkan pertumbuhan perbankan syariah yang semakin kompetitif, memperhatikan
Bank yang berkesinambungan. posisi saat ini di industri dan mempertimbangkan kondisi internal
saat ini, maka BNI Syariah telah merumuskan kebijakan-
kebijakan strategis perusahaan ke depan.
Sesuai dengan keunggulan kompetitif BNI Syariah yang mampu
menjaga kinerja serta peningkatan bisnis secara
berkesinambungan, arah pengembangan BNI Syariah ke depan

50
adalah menjadi Bank Syariah yang memiliki konsep modern
(kemudahan akses digital), global (menjangkau nasabah baik
domestik maupun luar negeri) dan konsisten dalam menjalankan
kaidah syariah dalam operasional perbankan.
Dalam rangka memberikan kontribusi positif terhadap
pembangunan bangsa melalui pemberdayaan ekonomi
masyarakat, maka akan tepat jika BNI Syariah memposisikan diri
sebagai mitra bisnis yang memberikan layanan terbaik sesuai
dengan prinsip syariah. Sehingga bisnis yang dijalankan tidak
hanya berorientasi terhadap keuntungan semata tetapi juga
memperhatikan faktor keberkahan. Dengan niat tersebut BNI
Syariah dengan prinsip dan nilai-nilai kebaikannya hadir sebagai
“Hasanah Banking Partner”.

3.A Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Komite Audit 1) Komite Audit
a) Anggota Komite Audit terdiri dari 3 (tiga) orang yaitu Bapak
a) Anggota Komite Audit paling kurang terdiri dari seorang
Max R. Niode (Komisaris Independen) selaku Ketua, serta
Komisaris Independen, seorang Pihak Independen yang Bapak Vivin Heryadi selaku pihak Independen yang ahli di
ahli di bidang akuntansi keuangan, dan seorang Pihak bidang akuntansi dan Bapak Alexander Zulkarnain selaku
Independen yang ahli di bidang perbankan syariah. pihak independen yang ahli di bidang perbankan syariah.
Rincian dari anggota Komite Audit adalah sebagai berikut:
b) Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen. - Bapak Max. R.Niode selaku Ketua, diangkat dalam
c) Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota RUPSLB tanggal 29 Desember 2017 sebagai Komisaris
Komite Audit merupakan Komisaris Independen. Independen.
Sebelumnya menjabat sebagai Komisaris PT Asuransi Tri
d) Anggota Komite Audit memiliki integritas dan reputasi
Pakarta (2014 – 2015), Pemimpin Satuan Pengawasan
keuangan yang baik. Internal (Internal Audit) BNI (2011 – 2014), Pemimpin

51
Divisi Hukum Bank BNI (2004 – 2011), Komisaris Utama
PT Swadharma Surya Finance (2003 – 2006), dan
Komisaris PT Swadharma Surya Finance (2000 – 2003).

- Bapak Vivin Haryadi, seorang Pihak Independen yang


ahli di bidang akuntansi keuangan,

Ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Audit BNI


Syariah semenjak April 2013. Sebelumnya yang
bersangkutan adalah Wakil Pemimpin Divisi Umum PT
Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.

- Bapak Alexander Zulkarnaen, seorang Pihak Independen


yang ahli dibidang perbankan syariah,

Ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Audit BNI


Syariah sejak tahun 2010. Sebelumnya yang
bersangkutan adalah anggota Komite Audit di PT Bank
Negara Indonesia (Persero) Tbk (2001-2010), saat ini ybs
juga sebagai Inspektur III di Inspektorat Jenderal
Kementerian Keuangan, yang tugasnya antara lain
melakukan audit atas transaksi pengadaan pembiayaan
termasuk pembiayaan syariah.

Ybs telah mengikuti pelatihan-pelatihan yang terkait


dengan keuangan/perbankan syariah:
Pelatihan Teknis Akuntansi Syariah (2012) yg
diselenggarakan Pusdiklat Keuangan Umum Kementerian
Keuangan.
Seminar Penyegaran Manajemen Risiko Bank Syariah
Agustus 2018.

b) Ketua Komite Audit adalah Bpk Max.R Niode yang juga


seorang Komisaris Independen.
c) Satu-satunya anggota Komisaris yang menjadi anggota
komite Audit, adalah Bpk Max R. Niode yang juga seorang

52
Komisaris Independen. .
d) Seluruh anggota Komite Audit memiliki integritas dan
reputasi keuangan yang baik karena tidak pernah mendapat
sanksi hukum dan tidak pernah diblacklist
(kredit/pembiayaan bermasalah)

Berikut susunan anggota Komite Audit per 31 Desember 2018:

No Jabatan Keterangan
1 Ketua Max R. Niode
(Komisaris Independen)
2 Anggota Alexander Zulkarnain
3 Anggota Vivin Haryadi

2) Komite Pemantau Risiko 2) Komite Pemantau Risiko:


a) Anggota Komite Pemantau Risiko paling kurang terdiri
a) Anggota Komite Pemantau Risiko terdiri dari 4 (empat) orang
dari seorang Komisaris Independen, seorang Pihak yaitu Bapak Rizqullah (Komisaris Independen) selaku Ketua,
Independen yang ahli di bidang perbankan syariah, dan Fero Poerbonegoro (Komisaris Utama) selaku Anggota,
serta Ibu Subardiah selaku pihak Independen yang ahli di
seorang Pihak Independen yang ahli di bidang
bidang manajemen risiko dan Bapak Delyuzar Syamsi
Manajemen Risiko. selaku pihak independen yang ahli di bidang perbankan
b) Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris syariah. Rincian dari anggota Komite Pemantau Risiko
adalah sebagai berikut:
Independen.
 Bapak Rizqullah, diangkat dalam RUPS Tahunan tahun
c) Mayoritas anggota Dewan Komisaris yang menjadi buku 2015 tanggal 25 Februari 2016 sebagai Komisaris
anggota Komite Pemantau Risiko merupakan Komisaris Independen.
Independen. Sebelumnya menjabat sebagai Direktur Utama BNI
Syariah (2010 – 2012), Pemimpin Proyek pendirian Bank
d) Anggota Komite Pemantau Risiko memiliki integritas BNI Syariah (2008 – 2010), Pemimpin Divisi Risiko Kredit
dan reputasi keuangan yang baik. BNI (2007 – 2008), Direktur PT Sarana Multigriya
Finansial (2005 – 2007), dan Pemimpin Divisi Unit Usaha

53
Syariah Bank BNI (2002 – 2005).
 Bpk Fero Poerbonegoro, diangkat dalam RUPS tahunan
tanggal 25 Februari 2016 sebagai Komisaris Utama BNI
Syariah.

Sebelumnya menjabat sebagai Komisaris Independen


BNI (2008 – 2015), Direktur Tresuri & Internasional BNI
(2003 – 2008), Project Manager New Core Banking
System BNI (2002 – 2003), Direktur Tresuri &
Internasional Bank BCA (1998 – 2002) dan Pemimpin
Divisi Tresuri BNI (1997-1998).

 Bpk Delyuzar Syamsi, seorang Pihak Independen yang


ahli di bidang perbankan syariah,

Ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Pemantau


Risiko BNI Syariah sejak tahun 21 Maret 2017.
Sebelumnya yang bersangkutan menjabat sebagai
Associate Trainer di Institut Muamalat Jakarta, Asesor
Manajemen Risiko LSP Keuangan Syariah dan Dosen
FKIP Program Studi Pendidikan Ekonomi Uiversitas
Pamulang Banten, Head of Enterprise Asset
Management Division Bank Muamalat, Head of Network
and General Service Division Bank Muamalat, Branch
Manager BNI Syariah Prima di Wisma Kyoei Prince,
Jakarta

- Ibu Subardiah, seorang Pihak Independen yang ahli di


bidang Manajemen Risiko,.
Ditunjuk sebagai salah satu anggota Komite Pemantau
Risiko BNI Syariah semenjak 21 Maret 2017 merangkap
sebagai Kepala Divisi Pusat Pengembangan dan
Penelitian Manajemen Risiko di LPPI Jakarta sejak 2011.
Sebelumnya yang bersangkutan menjabat sebagai

54
anggota Komite Manajemen Risiko BNI (2009-2014).
b) Ketua Komite Pemantau Risiko adalah Bpk Rizqullah
yang diangkat dalam RUPS Tahunan tahun buku 2015
tanggal 25 Februari 2016 sebagai Komisaris Independen.
(Akta terlampir)
c) Komisaris Independen tidak sebagai mayoritas di antara
anggota Dewan Komisaris yang menjadi anggota Komite
Pemantau Risiko, karena jumlahnya berimbang
(Komisaris 1 orang, Komisaris Independen 1 orang).
Berikut susunan anggota Komite Pemantau Risiko per 31
Desember 2018:

No Jabatan Keterangan
1 Ketua Rizqullah
(Komisaris Independen)
2 Anggota Fero Poerbonegoro
(Komisaris Utama)
3 Anggota Subardiah
4 Anggota Delyuzar Syamsi

d) Seluruh anggota Komite Pemantau memiliki integritas dan


reputasi keuangan yang baik karena tidak pernah sanksi
hukum dan tidak pernah diblacklist (kredit/pembiayaan
bermasalah)

3) Komite Remunerasi dan Nominasi 3) Komite Nominasi dan Remunerasi


a) Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi paling
kurang terdiri dari 2 (dua) orang Komisaris Independen a. Anggota Komite Nominasi dan Remunerasi terdiri dari 7
(tujuh) orang yaitu Bapak Max R. Niode (Komisaris
dan seorang Pejabat Eksekutif yang membawahi
Independen) selaku Ketua, Fero Poerbonegoro (Komisaris
sumber daya manusia. Utama) selaku Anggota, Bapak Rizqullah (Komisaris

55
b) Pejabat Eksekutif harus memiliki pengetahuan dan Independen) selaku Anggota, serta Ibu Munifah Syanwani
mengetahui ketentuan sistem remunerasi dan/atau selaku anggota, Ibu Idayu Nilawati selaku anggota, Bapak
Arief Adhi Sanjaya selaku anggota, dan Bapak Adrianto Daru
nominasi serta succession plan Bank.
selaku anggota (pejabat eksekutif yang membawahi SDM).
c) Komite Remunerasi dan Nominasi diketuai oleh Rincian dari anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
Komisaris Independen. adalah sebagai berikut:
No Jabatan Keterangan
d) Mayoritas anggota Komisaris yang menjadi anggota
Komite Remunerasi dan Nominasi merupakan 1 Ketua Max R. Niode
Komisaris Independen (Komisaris Independen)
2 Anggota Fero Poerbonegoro
e) Apabila Bank membentuk Komite tersebut secara (Komisaris Utama)
terpisah, maka: 3 Anggota Rizqullah
(Komisaris Independen)
(1) Pejabat Eksekutif anggota Komite Remunerasi
4 Anggota Munifah Syanwani
harus memiliki pengetahuan mengenai sistem
5 Anggota Idayu Nilawati
remunerasi Bank; dan
6 Anggota Arief Adhi Sanjaya
(2) Pejabat Eksekutif anggota Komite Nominasi harus 7 Anggota Adrianto Daru
memiliki pengetahuan tentang sistem nominasi dan
succession plan Bank. b. Bapak Adrianto Daru selaku pemimpin SDM (Divisi Sumber
Daya Insani) BNI Syariah ditunjuk anggota KNR pada tahun
2017. Bapak Adrianto Daru pernah menduduki berbagai
macam posisi di Divisi SDM PT BNI (Persero), Tbk yaitu:
- Manager Kinerja dan Kompensasi (2003 s.d 2004);
- Manager Sistem Kepegawaian (2004 s.d 2005);
- Manager Pengembangan Sistem SDM (2005 S.D
2007);
- AVP Relationship Manager HR (2007 s.d 2009);
- Pemimpin Kelompok Penunjang (membawahi SDM, IT
& Procurement) Divisi Usaha Syariah;

56
- PJS Pemimpin Divisi SDM BNI Syariah (2010).
c. Komite Nominasi dan Remunerasi diketuai Bapak Max R.
Niode selaku Komisaris Independen.
d. Mayoritas anggota Komite Nominasi dan Remunerasi
merupakan Komisaris Independen, yaitu Bapak Max R.
Niode dan Bapak Rizqullah.
e. Komite Nominasi dan Remunerasi BNI Syariah tidak
terpisah.

4) Anggota Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite 4) Anggota Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, serta Komite

Renumerasi dan Nominasi bukan merupakan anggota Direksi Nominasi dan Remunerasi BNI Syariah tidak memiliki jabatan

Bank yang sama maupun Bank lain. rangkap sebagai anggota Direksi BNI Syariah maupun Bank lain.

5) Rangkap jabatan Pihak Independen pada Bank yang sama, 5) Pihak Independen pada setiap Komite tidak memiliki rangkap

Bank lain dan/atau perusahaan lain telah memperhatikan jabatan di BNI Syariah, dan mayoritas pihak independen tidak

kriteria independensi, kriteria keahlian, mampu menjaga memiliki rangkap jabatan di perusahaan lain dengan tetap

rahasia Bank, kode etik, dan pelaksanaan tugas dan tanggung memperhatikan independensi, kriteria keahlian, kemampuan

jawab sebagai anggota Komite. menjaga rahasia bank, kode etik dan pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab sebagai anggota Komite.

6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki 6) Seluruh Pihak Independen anggota Komite tidak memiliki

hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham, hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham,

dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham dan/atau hubungan keluarga dengan Pemegang Saham

Pengendali, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Pengendali, anggota Dewan Komisaris, dan/atau anggota Direksi

Direksi atau hubungan keuangan dan/atau hubungan atau hubungan keuangan dan/atau hubungan kepemilikan saham

kepemilikan saham dengan Bank, yang dapat mempengaruhi dengan BNI Syariah, yang dapat mempengaruhi kemampuannya

kemampuannya untuk bertindak independen. untuk bertindak independen.

7) Seluruh Pihak Independen yang berasal dari mantan anggota 7) Seluruh Pihak Independen tidak ada yang berasal dari mantan

57
Direksi yang berasal dari Bank yang bersangkutan dan tidak anggota Direksi BNI Syariah.
melakukan fungsi pengawasan yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen telah menjalani
masa tunggu (cooling off) paling kurang selama 6 (enam)
bulan.
8) Rapat Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko paling 8) Seluruh Rapat Komite Audit dan Komite Pemantau Risiko selama
kurang dihadiri 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah tahun 2018 telah dihadiri 51% (lima puluh satu persen) dari
anggota termasuk Komisaris Independen dan Pihak jumlah anggota termasuk Komisaris Independen dan Pihak
Independen. Independen.
9) Rapat Komite Remunerasi dan Nominasi, paling kurang 9) Seluruh Rapat Nominasi dan Remunerasi selama tahun 2018
dihadiri 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota telah dihadiri 51% (lima puluh satu persen) dari jumlah anggota
termasuk seorang Komisaris Independen dan Pejabat termasuk Komisaris Independen dan Pejabat Eksekutif.
Eksekutif.
10) Komposisi Komite tidak memenuhi ketentuan karena adanya 10) Komposisi Komite telah memenuhi ketentuan yang berlaku
intervensi pemilik. karena mayoritas terdiri dari Komisaris Independen dan Pihak
Independen, dan tidak ada intervensi dari Pemegang Saham
mayoritas.

3.B B. Governance Process B. Governance Process


1) Komite Audit 1) Komite Audit telah memberikan rekomendasi kepada Dewan
Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris: Komisaris melalui penyampaian surat rekomendasi, laporan hasil
a. Komite Audit telah memantau dan mengevaluasi evaluasi, notulen rapat maupun surat-surat lainnya terhadap:
perencanaan dan pelaksanaan audit serta memantau a. Hasil pantauan dan evaluasi perencanaan dan pelaksanaan
tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan audit serta tindak lanjut hasil audit;
pengendalian intern termasuk kecukupan proses b. Hasil review terhadap pelaksanaan tugas Audit Internal,
pelaporan keuangan. kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan Publik

58
b. Komite Audit telah melakukan review terhadap: (KAP) dengan standar audit yang berlaku, kesesuaian
(1) pelaksanaan tugas SKAI; laporan keuangan dengan standar akuntansi yang berlaku
(2) kesesuaian pelaksanaan audit oleh Kantor Akuntan dan pelaksanaan tindak lanjut temuan Audit Internal,
Publik (KAP) dengan standar audit yang berlaku; Akuntan Publik, Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia dan
(3) kesesuaian laporan keuangan dengan standar Dewan Pengawas Syariah oleh Direksi.
akuntansi yang berlaku; dan c. Hasil rekomendasi penunjukan Akuntan Publik dan KAP.
(4) pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas hasil
temuan SKAI, Akuntan Publik, hasil pengawasan
Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil
pengawasan Dewan Pengawas Syariah.
c. Komite Audit telah memberikan rekomendasi penunjukan
Akuntan Publik dan KAP kepada Dewan Komisaris.
2) Komite Pemantau Risiko 2) Komite Pemantau Risiko telah memberikan rekomendasi kepada
Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris: Dewan Komisaris melalui penyampaian laporan hasil evaluasi,
a) Komite Pemantau Risiko mengevaluasi kebijakan dan notulen rapat maupun surat-surat lainnya terhadap:
pelaksanaan Manajemen Risiko; a. Hasil evaluasi kebijakan dan pelaksanaan Manajemen
b) Komite Pemantau Risiko memantau dan mengevaluasi Risiko;
pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan b. Hasil pantauan dan evaluasi pelaksanaan rencana kerja dan
Satuan Kerja Manajemen Risiko (SKMR). pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan
Kerja Manajemen Risiko (SKMR).
3) Komite Remunerasi dan Nominasi 3) Komite Nominasi dan Remunerasi memberikan rekomendasi
Untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris: kepada Dewan Komisaris antara lain:
a) Komite Remunerasi telah mengevaluasi kebijakan a. Cfm Notulen Rapat KNR-003/2018 tanggal 17 April 2018
remunerasi bagi: dengan agenda rekomendasi kepada Dewan Komisaris
(1) Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas terkait remunerasi, tantiem, tunjangan dan fasilitas anggota
Syariah dan telah disampaikan kepada RUPS; Direksi, Dekom, dan DPS.

59
(2) Pejabat Eksekutif dan pegawai dan telah b. Cfm Notulen Rapat KNR-01/2018 tanggal 16 Januari 2018
disampaikan kepada Direksi. dengan agenda perubahan AD BNI Syariah terkait kebijakan
b) Terkait dengan kebijakan nominasi, Komite telah periode pengangkatan kembali anggota DPS. Di tahun-tahun
menyusun sistem, serta prosedur pemilihan dan/atau sebelumnya telah dilakukan review kebijakan nominasi,
penggantian anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian
Dewan Pengawas Syariah untuk disampaikan kepada anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan DPS untuk
RUPS. disampaikan kepada RUPS.
c) Komite Nominasi, telah memberikan rekomendasi calon c. Cfm. Notulen KNR-04/2018 tanggal 4 Mei 2018 dengan
anggota Dewan Komisaris, Direksi, dan/atau Dewan agenda rekomendasi nominasi calon anggota Dewan
Pengawas Syariah untuk disampaikan kepada RUPS. Komisaris untuk disampaikan kepada RUPS.
d) Komite Nominasi, telah memberikan rekomendasi calon d. Tahun 2018, tidak ada pengangkatan calon Pihak
Pihak Independen yang dapat menjadi anggota Komite Independen baru di Komite-komite.
kepada Dewan Komisaris.
4) Rapat Komite diselenggarakan sesuai kebutuhan Bank. 4) Komite telah menyelenggarakan rapat sesuai kebutuhan BNI
Syariah. Untuk periode 1 Januari 2018 s.d 31 Desember 2018:
a. Komite Audit sudah menyelenggarakan rapat sebanyak 17
kali;
b. Komite Pemantau Risiko sebanyak 15 kali;
c. Komite Remunerasi dan Nominasi sebanyak 6 kali.

5) Keputusan rapat diambil berdasarkan musyawarah mufakat 5) Hasil keputusan rapat Komite adalah berdasarkan musyawarah
atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam hal tidak terjadi
mufakat. musyawarah mufakat, sebagaimana tertuang dalam notulen
rapat.
6) Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang dapat 6) Hasil rapat Komite merupakan rekomendasi yang dapat
dimanfaatkan secara optimal oleh Dewan Komisaris. mendukung secara optimal tugas pengawasan Dewan Komisaris.

60
7) Pemilik melakukan intervensi terhadap pelaksanaan tugas 7) Pemegang Saham mayoritas tidak melakukan intervensi
Komite, seperti misalnya terkait rekomendasi pemberian terhadap pelaksanaan tugas Komite.
remunerasi yang tidak wajar kepada pihak terkait pemilik,
rekomendasi calon Dewan Komisaris/Direksi yang tidak
sesuai dengan prosedur pemilihan dan/atau penggantian yang
telah ditetapkan.

3.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Hasil rapat Komite telah dituangkan dalam risalah rapat dan 1) Hasil rapat komite telah dituangkan dalam bentuk risalah rapat
didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan dan didokumentasikan dengan baik oleh Sekretaris Dewan
dissenting opinions secara jelas. Komisaris. Selama tahun 2018 tidak terdapat Dissenting Opinion.
2) Masing-masing Komite telah melaksanakan fungsinya sesuai Jumlah risalah rapat setiap Komite tahun 2018 sebagai berikut:
ketentuan yang berlaku seperti misalnya pemberian a. Komite Audit sebanyak 17 risalah;
rekomendasi sesuai tugasnya kepada Dewan Komisaris. b. Komite Pemantau Risiko sebanyak 15 risalah;
c. Komite Nominasi dan Remunerasi sebanyak 6 risalah.
2) Berdasarkan laporan program kerja masing-masing Komite
kepada Dewan Komisaris, masing-masing Komite telah
melaksanakan fungsinya sesuai ketentuan yang berlaku seperti
misalnya pemberian rekomendasi sesuai tugasnya kepada
Dewan Komisaris.

4.A Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas
A. Governance Structure Syariah
A. Governance Structure
1) Jumlah anggota Dewan Pengawas Syariah paling kurang 2 1) Anggota Dewan Pengawas Syariah (DPS) BNI Syariah berjumlah
(dua) orang atau paling banyak 50% (lima puluh persen) dari 2 (dua) orang yang terdiri dari 1 (satu) orang Ketua dan 1 (satu)

61
jumlah anggota Direksi. orang Anggota. Ketua DPS yang efektif menjabat adalah Bapak
KH. Ma’ruf Amin dan anggotanya adalah Bapak DR. Hasanudin,
M.Ag.
2) Anggota Dewan Pengawas Syariah tidak memiliki rangkap 2) Anggota DPS BNI Syariah tidak memiliki rangkap jabatan
jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas Syariah kecuali melebihi dari 4 (empat) lembaga keuangan syariah lainnya.
yang telah ditetapkan dalam ketentuan yang berlaku tentang
Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum
Syariah dan Unit Usaha Syariah, yaitu paling banyak pada 4
(empat) lembaga keuangan syariah lain.

3) Dewan Pengawas Syariah telah mendapatkan fasilitas yang 3) DPS BNI Syariah mendapatkan fasilitas ruang kantor yang layak
layak antara lain ruang kerja, telepon, dan lemari arsip. di Kantor Pusat BNI Syariah.
4) Dewan Pengawas Syariah telah memiliki paling kurang 1 4) DPS BNI Syariah memiliki 1 (satu) orang staff khusus yaitu
(satu) orang pegawai untuk mendukung pelaksanaan tugas Bapak AH Azharuddin Lathif dan 1 (satu) orang pegawai untuk
dan tanggung jawabnya. mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya. Bapak
AH Azharuddin Lathif melaksanakan tugasnya sejak 4 Juli 2018.
5) Bank wajib mengajukan calon anggota Dewan Pengawas 5) Ketua dan anggota DPS BNI Syariah telah menjabat sejak
Syariah untuk memperoleh persetujuan Otoritas Jasa pendirian PT Bank BNI Syariah di tahun 2010, dan penunjukkan
Keuangan sebelum menduduki jabatannya. Bapak KH. Ma’ruf Amin dan Bapak Dr. Hasanudin, M.Ag sebagai
Ketua dan Anggota DPS telah mendapatkan persetujuan Bank
Indonesia melalui Surat Persetujuan Izin Prinsip Pendirian
PT Bank BNI Syariah No. 12/2/DpG/DPbS tanggal 8 Februari
2010.
6) Pengangkatan anggota Dewan Pengawas Syariah oleh 6) Jabatan ketua dan Anggota DPS BNI Syariah telah diperpanjang
RUPS berlaku efektif setelah mendapat persetujuan Otoritas berdasarkan RUPS Tahunan 27 April 2018 dengan jangka waktu
Jasa Keuangan. sampai dengan pelaksanaan RUPS Tahunan yang

62
diselenggarakan tahun 2021 Cfm Akta Berita Acara RUPS
Tahunan Nomor 104 tanggal 27 April 2018. Dikarenakan
pengangkatan merupakan perpanjangan atau penunjukan
kembali maka Surat Persetujuan Izin Prinsip Pendirian PT Bank
BNI Syariah No. 12/2/DpG/DPbS tanggal 8 Februari 2010 masih
berlaku.
Pengangkatan Ketua dan Anggota DPS pada RUPS Tahunan 27
April 2018 sudah sesuai dengan prosedur dalam Anggaran Dasar
Perseroan dan Ketentuan Perundang-undangan lainnya.
7) Pengajuan calon anggota Dewan Pengawas Syariah kepada 7) Bahwa dikarenakan pengangkatan Ketua dan Anggota DPS
Otoritas Jasa Keuangan dilakukan setelah mendapat sifatnya merupakan perpanjangan maka rekomendasi dari MUI
rekomendasi Majelis Ulama Indonesia. berdasarkan Surat No. U-260/DSN-MUI/VII/2009 tanggal 30 Juli
2009 masih berlaku.
8) Seluruh anggota Dewan Pengawas Syariah memiliki 8) Berdasarkan riwayat hidup dan rekam jejak masing-masing,
integritas, kompetensi, dan reputasi keuangan yang seluruh anggota DPS BNI Syariah memiliki integritas,
memadai. kompetensi, dan reputasi keuangan yang memadai (tidak
mempunyai kredit macet).
4.B B. Governance Process B. Governance Process
1) Pengangkatan dan/atau penggantian anggota Dewan 1) Pengangkatan dan/atau penggantian anggota DPS BNI Syariah
Pengawas Syariah telah memperhatikan rekomendasi Komite telah memperhatikan rekomendasi Komite Nominasi atau Komite
Remunerasi dan Nominasi dan persetujuan RUPS.
Nominasi atau Komite Remunerasi dan Nominasi dan
memperoleh persetujuan dari RUPS.
2) DPS BNI Syariah telah melaksanakan tugas dan tanggung jawab
2) Dewan Pengawas Syariah telah melaksanakan tugas dan sesuai dengan prinsip-prinsip GCG, termasuk melakukan
tanggung jawab sesuai dengan prinsip-prinsip Good tranparansi pelaksanaan tugas DPS dalam Laporan Tahunan
tahun buku 2017.
Corporate Governance.
3) DPS BNI Syariah telah memberikan nasihat dan saran kepada
3) Dalam rangka melakukan tugas dan tanggung jawabnya, Direksi melalui Rapat dan Opini Syariah DPS dan memberikan

63
Dewan Pengawas Syariah telah memberikan nasihat dan rekomendasi atas temuan Audit Internal atau Audit Syariah DPS
saran kepada Direksi serta mengawasi kegiatan Bank agar dalam rangka mengawasi kegiatan Bank agar sesuai dengan
prinsip syariah. Untuk periode semester II tahun 2018 DPS telah
sesuai dengan prinsip syariah.
melakukan rapat dengan BNIS sebanyak 17 (delapan belas) kali
Rapat dan menghasilkan 11 (dua belas) Opini DPS.
4) Dewan Pengawas Syariah telah melaksanakan tugas dan 4) DPS melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya terhadap:
tanggung jawab yang meliputi antara lain: a) pemenuhan prinsip syariah atas pedoman operasional dan
a) menilai dan memastikan pemenuhan prinsip syariah produk yang dikeluarkan BNI Syariah;
atas pedoman operasional dan produk yang dikeluarkan b) proses pengembangan produk baru BNI Syariah agar sesuai
Bank; dengan fatwa Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama
b) mengawasi proses pengembangan produk baru Bank Indonesia;
agar sesuai dengan fatwa Dewan Syariah Nasional – c) permintaan atas fatwa kepada Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia; – Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru BNI Syariah
c) meminta fatwa kepada Dewan Syariah Nasional – yang belum ada fatwanya;
Majelis Ulama Indonesia untuk produk baru Bank yang d) review secara berkala atas pemenuhan prinsip syariah
belum ada fatwanya; terhadap mekanisme penghimpunan dana dan penyaluran
d) melakukan review secara berkala atas pemenuhan dana serta pelayanan jasa BNI Syariah; dan
prinsip syariah terhadap mekanisme penghimpunan e) permintaan data dan informasi terkait dengan aspek syariah
dana dan penyaluran dana serta pelayanan jasa Bank; dari satuan kerja Bank dalam rangka pelaksanaan tugasnya,
dan DPS BNI Syariah telah melaksanakan:
e) meminta data dan informasi terkait dengan aspek 1) melaporkan hasil pengawasan kepada Direksi dan
syariah dari satuan kerja Bank dalam rangka Dewan Komisaris.
pelaksanaan tugasnya. 2) menyampaikan hasil evaluasi kebijakan Manajemen
Risiko dan pelaksanaan Manajemen Risiko yang terkait
dengan pemenuhan prinsip syariah kepada Direksi dan
Dewan Komisaris.
3) mengikuti rapat dan diskusi dengan pihak internal
maupun eksternal terkait pemenuhan prinsip syariah.

64
4) meminta data dan informasi terkait dengan aspek syariah
dari satuan kerja BNI Syariah dalam rangka pelaksanaan
5) Anggota Dewan Pengawas Syariah telah menyediakan waktu tugasnya.
yang cukup untuk melaksanakan tugas dan tanggung 5) Anggota DPS BNI Syariah telah menyediakan waktu yang cukup

jawabnya secara optimal. serta dapat hadir sewaktu-waktu apabila diperlukan untuk
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya secara optimal.
Keikutsertaan Ketua DPS Bapak Ma’ruf Amin pada Pemilihan
Umum 2019 sebagai Calon Wakil Presiden tidak mengganggu
pelaksanaan tugas sebagai Ketua DPS dengan berkomitmen
akan melaksanakan tugasnya dengan baik dan melakukan
komunikasi secara tatap muka maupun sarana elektronik.
Selama tahun 2018, penerbitan opini DPS sesuai dengan jadwal
batas waktu yang diharapkan.
6) Rapat Dewan Pengawas Syariah telah diselenggarakan
6) DPS BNI Syariah telah menyelenggarakan rapat rata-rata lebih
paling kurang 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
dari 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan. Selama tahun 2018, DPS
telah mengadakan rapat sebanyak 17 kali.
7) Pengambilan keputusan rapat Dewan Pengawas Syariah
7) Hasil keputusan rapat DPS BNI Syariah ditentukan berdasarkan
telah dilakukan berdasarkan musyawarah mufakat.
musyawarah mufakat.
8) Seluruh keputusan Dewan Pengawas Syariah yang
8) Keputusan rapat DPS BNI Syariah yang dituangkan dalam risalah
dituangkan dalam risalah rapat merupakan keputusan
rapat merupakan keputusan bersama seluruh anggota DPS BNI
bersama seluruh anggota Dewan Pengawas Syariah. Syariah.
9) Anggota Dewan Pengawas Syariah tidak memanfaatkan
9) Anggota DPS BNI Syariah tidak memanfaatkan Bank untuk
Bank untuk kepentingan pribadi, keluarga dan/atau pihak lain kepentingan pribadi, keluarga dan/atau pihak lain yang dapat
yang dapat mengurangi aset atau mengurangi keuntungan mengurangi aset atau mengurangi keuntungan Bank.
Bank.
10) Anggota Dewan Pengawas Syariah tidak mengambil
10) DPS BNI Syariah telah menerima honorarium dan fasilitas
dan/atau menerima keuntungan pribadi dari Bank selain
lainnya yang telah ditentukan/ditetapkan besarannya oleh Direksi.

65
remunerasi dan fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS. DPS tidak mengambil dan/atau menerima selain honorarium dan
11) Anggota Dewan Pengawas Syariah tidak melakukan fasilitas lainnya yang telah ditetapkan oleh Direksi tersebut.
11) Anggota DPS BNI Syariah tidak memiliki rangkap jabatan
rangkap jabatan sebagai konsultan di seluruh Bank.
sebagai konsultan di Bank lain.

4.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Hasil rapat Dewan Pengawas Syariah dituangkan dalam 1) Hasil rapat DPS BNI Syariah telah dituangkan dalam risalah rapat
risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik, termasuk dan didokumentasikan dengan baik, termasuk pengungkapan
dissenting opinions secara jelas. Pada semester II tahun 2018
pengungkapan dissenting opinions secara jelas.
DPS telah melakukan rapat dengan BNIS sebanyak 17 (tujuh
belas) kali Rapat dan menghasilkan 11 (sebelas) Opini DPS.

2) Dewan Pengawas Syariah telah menyampaikan Laporan 2) DPS BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Hasil
Hasil Pengawasan Dewan Pengawas Syariah secara Pengawasan DPS secara semesteran.

semesteran.
3) Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas Syariah telah 3) Laporan Hasil Pengawasan DPS telah disampaikan kepada OJK
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan paling lambat 2 paling lambat 2 (dua) bulan setelah periode semester dimaksud
berakhir.
(dua) bulan setelah periode semester dimaksud berakhir.
4) Dalam laporan pelaksanaan Good Corporate Governance, 4) Laporan GCG BNI Syariah telah mengungkapkan hal-hal sebagai
seluruh anggota Dewan Pengawas Syariah paling kurang berikut:
a) Rangkap jabatan sebagai DPS pada lembaga keuangan
telah mengungkapkan:
syariah lain.
a) rangkap jabatan sebagai Dewan Pengawas Syariah b) Remunerasi dan fasilitas lain yang diterima DPS.
pada lembaga keuangan syariah lain.
b) remunerasi dan fasilitas lain.
5) Pengetahuan, keahlian, dan kemampuan anggota DPS BNI
5) Peningkatan pengetahuan, keahlian, dan kemampuan Syariah telah memadai dan telah mengikuti sertifikasi level 2 DPS
anggota Dewan Pengawas Syariah dalam pengawasan Perbankan Syariah dari DSN-MUI. Namun terhadap pelanggaran
kesesuaian kegiatan Bank dengan prinsip syariah yang prinsip syariah, berdasarkan hasil temuan dari semester ke
semester masih relatif sama (belum ada penurunan).

66
ditunjukkan antara lain dengan peningkatan kinerja Bank Berdasarkan hal tersebut, DPS telah merekomendasikan kepada
melalui penurunan pelanggaran terhadap prinsip syariah dan Divisi yang mengelola SDM di BNI Syariah agar memberikan
pelatihan perbankan syariah kepada pegawai BNI Syariah untuk
penyelesaian permasalahan yang terkait dengan pelanggaran
meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pegawai di bidang
terhadap prinsip syariah. syariah, meningkatkan budaya kepatuhan syariah dan inovasi
produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah.

5.A Pelaksanaan prinsip syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana Pelaksanaan prinsip syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana
dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa dan Penyaluran Dana serta Pelayanan Jasa
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Bank telah memiliki anggota Dewan Pengawas Syariah 1) BNI Syariah telah memiliki anggota DPS yang cukup yang
dalam jumlah yang cukup dan kompetensi yang memadai. masing-masing memiliki pengetahuan, keahlian, dan kemampuan
yang memadai sebagai anggota DPS BNI Syariah.
2) Bank telah memiliki paling kurang 1 (satu) orang personil di 2) Saat ini BNI Syariah telah memiliki Divisi Kepatuhan yang terdiri
fungsi kepatuhan yang memiliki pengetahuan dan/atau dari 1 (satu) orang Pemimpin Divisi dan 14 (empat belas) orang
pemahaman tentang operasional perbankan syariah. staf. Seluruh pegawai Divisi Kepatuhan BNI Syariah telah
memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman tentang operasional
perbankan syariah dan telah memiliki Sertifikasi Manajemen
Risiko level 1, level 2, level 3 dan level 5 dari Badan Nasional
Sertifikasi Profesi (BNSP) dan Sertifikasi Kepatuhan Level 1 dari
Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan Perbankan (FKDKP).
3) Bank telah memiliki paling kurang 1 (satu) orang personil di 3) Pegawai Divisi Audit Internal BNI Syariah telah mendapatkan
fungsi audit intern yang memiliki pengetahuan dan/atau Pelatihan Dasar Perbankan Syariah dan telah memiliki
pemahaman tentang operasional perbankan syariah. pemahaman tentang operasional perbankan syariah, namun
belum memiliki auditor khusus yang memiliki pengetahuan
dan/atau pemahaman mengenai pemenuhan prinsip syariah
4) Bank memiliki fungsi pengembangan produk yang pada kegiatan operasional perbankan syariah.
independen terhadap unit bisnis (fungsi penghimpunan dana,

67
penyaluran dana, dan pelayanan jasa). 4) BNI Syariah memiliki unit yang memiliki fungsi pengembangan
produk yang melekat pada unit bisnis, juga memiliki unit yang
5) Sumber daya manusia di fungsi pengembangan produk khusus yang menangani kebijakan internal bank yang juga
memiliki pengetahuan dan/atau pemahaman mengenai memiliki tugas untuk mengelola manajemen risiko.
prinsip syariah dan produk perbankan secara umum. 5) Sumber Daya Manusia yang menempati posisi pengembangan
produk, diharuskan untuk memiliki kompetensi-kompetensi
tertentu. Apabila terdapat kompetensi yang tidak sesuai antara
persyaratan kompetensi jabatan dengan kompetensi yang dimiliki
pegawai, maka harus ditingkatkan pengetahuan dan keahliannya
melalui pelatihan-pelatihan tertentu diantaranya terkait dengan
pemahaman terhadap proses bisnis dan ketentuan-ketentuan
terkait perbankan syariah, fiqih muamalah, produk-produk
perbankan syariah secara umum, mitigasi resiko, dan
pemahaman terhadap akad-akad yang digunakan dalam
perbankan syariah. Pedoman pemenuhan kompetensi dapat
menggunakan kamus kompetensi yang telah mencakup seluruh
6) Sumber daya manusia di unit bisnis (penghimpunan dana, posisi
penyaluran dana, dan pelayanan jasa) memiliki pengetahuan 6) Pembelajaran perihal prinsip dasar syariah dan product
dan/atau pemahaman mengenai produk perbankan syariah knowledge wajib diberikan kepada masing-masing individu.
yang akan dijualnya. Secara berkala, refreshment prinsip syariah dan product
knowledge diberikan kepada masing-masing individu.

5.B B. Governance Process B. Governance Process


1) Proses pengembangan produk baru telah memperhatikan 1) DPS telah melakukan kajian atas usulan fitur/model bisnis guna
fatwa Dewan Syariah Nasional dan telah mendapat pendapat pengembangan produk baru agar sesuai dengan fatwa DSN-MUI

68
syariah dari Dewan Pengawas Syariah serta melakukan pengawasan guna memastikan pemenuhan
prinsip syariah pada rencana pengembangan produk baru
2) Pelaksanaan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran tersebut.
dana, dan pelayanan jasa Bank telah sesuai dengan Fatwa 2) DPS telah melakukan kegiatan audit prinsip syariah sinergi
Dewan Syariah Nasional – Majelis Ulama Indonesia dan dengan Audit Intern BNI Syariah terhadap mekanisme
penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa BNI
pendapat syariah dari Dewan Pengawas Syariah.
Syariah. DPS juga melakukan review secara berkala terhadap
pemenuhan prinsip syariah dalam kegiatan penghimpunan dana,
penyaluran dana, dan pelayanan jasa.

5.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Produk yang dimiliki oleh Bank telah sesuai dengan Fatwa 1) Produk yang dimiliki oleh BNI Syariah telah sesuai dengan Fatwa
yang dikeluarkan oleh Dewan Syariah Nasional – Majelis DSN-MUI dan telah dilengkapi dengan pendapat syariah dari
Ulama Indonesia dan telah dilengkapi dengan pendapat DPS.
syariah dari Dewan Pengawas Syariah.
2) Prosedur pelaksanaan (Standard Operating 2) Prosedur pelaksanaan dalam penghimpunan dana, penyaluran
dana, dan pelayanan jasa BNI Syariah telah sesuai dengan
Procedures/SOP) dalam penghimpunan dana, penyaluran
prinsip syariah.
dana, dan pelayanan jasa telah sesuai dengan prinsip
syariah.
3) Laporan Hasil Pengawasan Dewan Pengawas Syariah telah
3) Laporan Hasil Pengawasan DPS telah disampaikan secara
disampaikan secara semesteran semesteran kepada regulator dalam hal ini kepada Otoritas Jasa
4) Laporan hasil audit intern terkait pelaksanaan pemenuhan Keuangan (OJK)
prinsip syariah telah disampaikan kepada Dewan Pengawas 4) Laporan hasil audit intern terkait pelaksanaan pemenuhan prinsip
syariah telah disampaikan kepada DPS secara triwulanan.
Syariah.

6.A Penanganan Benturan Kepentingan Penanganan Benturan Kepentingan


A. Governance Structure A. Governance Structure
Bank memiliki kebijakan, sistem dan prosedur penyelesaian BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur yang

69
mengenai: bertujuan untuk mencegah terjadinya transaksi yang
1) benturan kepentingan yang mengikat setiap pengurus dan mengandung benturan kepentingan, antara lain sebagai berikut :
a) Juklak Pembiayaan No.PP/S17/046-00/2018 tanggal 3
pegawai Bank;
September 2018 yang mengatur tentang kebijakan
2) administrasi, dokumentasi dan pengungkapan benturan pemberian pembiayaan kepada Calon Nasabah yang
kepentingan dimaksud dalam Risalah Rapat. memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua
baik vertikal maupun horizontal maupun yang mengandung
benturan kepentingan dengan pemroses dan/atau pemutus
pembiayaan sekaligus yang mengatur prosedur proses
keputusan pembiayaan.
b) Penjabaran hubungan keluarga yang dimaksud, dijelaskan
pada Juklak No.PP/S02/004-00/2016 tanggal 27 Desember
2016 tentang Pedoman Benturan Kepentingan.
c) Kode Etik BNI Syariah yang mengatur mengenai benturan
kepentingan (untuk menghindari benturan kepentingan dan
tidak melakukan penyuapan atau menerima imbalan /
cinderamata)
d) Adanya sistem Whistle Blowing System (WBS) sebagai
fasilitas untuk memperkuat pengendalian internal.

6.B B. Governance Process B. Governance Process


Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota Dewan Selama Semester II tahun 2018 tidak terjadi transaksi yang
Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat Eksekutif tidak mengambil mengandung benturan kepentingan yang melibatkan pegawai,
Direksi, Dewan Komisaris maupun DPS baik secara langsung
tindakan yang dapat mengurangi aset Bank atau mengurangi
maupun tidak langsung yang dapat mengurangi aset ataupun
keuntungan Bank. keuntungan BNI Syariah.

6.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Benturan kepentingan yang dapat mengurangi aset Bank 1) Benturan Kepentingan yang dapat mengurangi aset atau
atau mengurangi keuntungan Bank telah diungkapkan dalam mengurangi keuntungan BNI Syariah telah diungkapkan dan
setiap keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. telah terdokumentasi dengan baik (apabila ada) dalam setiap

70
keputusan.
2) Kegiatan operasional bank bebas dari intervensi pemilik/pihak 2) Kegiatan operasional BNI Syariah bebas dari intervensi
terkait/pihak lainnya yang dapat menimbulkan benturan Pemegang Saham/pihak terkait/pihak lainnya yang dapat
kepentingan yang dapat merugikan Bank atau mengurangi menimbulkan benturan kepentingan yang dapat merugikan
keuntungan Bank. atau mengurangi aset maupun keuntungan BNI Syariah.
3) Bank berhasil menyelesaikan benturan kepentingan yang 3) BNI Syariah menyelesaikan benturan kepentingan yang terjadi
terjadi. dengan berbagai pendekatan.
7.A Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Satuan kerja kepatuhan independen terhadap satuan kerja 1) Divisi Kepatuhan telah bertindak independen terhadap satuan
operasional. kerja operasional dan bertanggung jawab langsung kepada
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sebagaimana
diatur dalam POJK No. 46/POJK.03/2017 Tentang Pelaksanaan
Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
2) Pengangkatan, pemberhentian dan/atau pengunduran diri 2) Pengangkatan, pemberhentian dan/atau pengunduran diri
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan sesuai Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dilakukan
dengan ketentuan yang berlaku. berdasarkan keputusan RUPS dan berlaku efektif setelah
mendapat persetujuan fit and proper test dari OJK.
3) Bank telah menyediakan sumber daya manusia yang 3) Pada Divisi Kepatuhan pengembangan kompetensi dan kualitas
berkualitas pada satuan kerja Kepatuhan untuk SDM dilaksanakan dengan prinsip pengembangan SDM
menyelesaikan tugas secara efektif. dilaksanakan dengan prinsip pengembangan SDM yang
berkelanjutan (continous improvement), yaitu antara lain dengan
mengikutsertakan pelatihan secara berkala dan mengikuti
sertifikasi profesi kepatuhan perbankan. Adapun pelatihan yang
dimaksud seperti mengikuti Pelatihan Kepatuhan Perusahaan
Anak, Sertifikasi BSMR, Sertifikasi Kepatuhan oleh FKDKP,

71
Pendidikan Dasar Perbankan Syariah, dan lain-lain.

7.B B. Governance Process B. Governance Process


1) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan bertugas 1) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dalam
dan bertanggung jawab antara lain: menjalankan tugas dan tanggungjawabnya:
a) memastikan kepatuhan Bank terhadap ketentuan dan a) Tugas dan tanggung jawab Direktur yang Membawahkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, dengan Fungsi Kepatuhan dalam hal memastikan kepatuhan Bank
cara: terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan
(1) menetapkan langkah-langkah yang diperlukan yang berlaku telah sesuai dengan POJK No.
dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian; 46/POJK.03/2017 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
(2) memantau dan menjaga agar kegiatan usaha Bank Bank Umum.
tidak menyimpang dari ketentuan;
(3) memantau dan menjaga kepatuhan Bank terhadap
seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh
Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan lembaga
otoritas yang berwenang.
b) menyampaikan laporan pelaksanaan tugas dan b) Laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur
tanggung jawab paling kurang secara triwulanan kepada yang membawahkan Fungsi Kepatuhan telah disampaikan
Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan kepada Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris atau pihak yang berwenang sesuai struktur Komisaris secara triwulanan melalui Surat Nomor :
organisasi Bank; BNISy/DIR KR/153 tanggal 31 Oktober 2018. Laporan secara
bulanan disampaikan pula oleh Divisi Kepatuhan kepada
Direktur Kepatuhan dalam bentuk resume.
c) merumuskan strategi guna mendorong terciptanya c) Strategi terciptanya Budaya Kepatuhan telah dirumuskan
Budaya Kepatuhan Bank; dalam bentuk Program Kerja Divisi Kepatuhan setiap tahun.
Program peningkatan budaya kepatuhan di tahun 2018

72
adalah:
1) Reminder kepatuhan perbulan;
2) Penerapan Compliance Index (CIX) pada seluruh kantor
cabang;
3) Pelaksanaan Conference Call pada seluruh kantor
cabang;
4) Pelaksanaan Compliance Awareness kepada seluruh
pegawai BNI Syariah.
5) Pengjinian regulasi kepada seluruh unit kerja di BNI
Syariah.
d) mengusulkan kebijakan kepatuhan atau prinsip-prinsip d) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melalui
kepatuhan yang akan ditetapkan oleh Direksi; Divisi Kepatuhan telah menyampaikan usulan kebijakan
kepatuhan dalam bentuk Petunjuk Pelaksanaan (PP)
Pedoman Kepatuhan Perusahaan.
e) menetapkan sistem dan prosedur kepatuhan yang akan e) Sistem dan prosedur kepatuhan yang akan digunakan untuk
digunakan untuk menyusun ketentuan dan pedoman menyusun ketentuan dan pedoman internal Bank telah
internal Bank; dirumuskan dalam bentuk Peraturan Perusahaan
Penyusunan Kebijakan PP, PT, SE dengan berkoordinasi
dengan Satuan Kerja Tata Kelola Kebijakan.
f) memastikan bahwa seluruh kebijakan, ketentuan, f) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melalui
sistem, dan prosedur, serta kegiatan usaha yang Divisi Kepatuhan telah melakukan penerbitan opini
dilakukan Bank telah sesuai dengan ketentuan dan kepatuhan, validasi SOP, review kebijakan, sistem dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku; prosedur eksisting dan keikutsertaan sebagai peserta dalam
rapat Komite Pembiayaan dalam memberikan review
kepatuhan terhadap usulan pembiayaan yang diputus sesuai
kewenangan Direksi.

73
g) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melalui
g) meminimalkan Risiko Kepatuhan Bank; Divisi Kepatuhan telah melakukan identifikasi, pengukuran,
monitoring, dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan
dengan mengacu pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan
mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum
Syariah. Saat ini nilai profil risiko kepatuhan bank adalah
1,18 dengan yudisium low.
h) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan
h) melakukan tindakan pencegahan agar kebijakan monitoring dan memberikan masukan terhadap kebijakan
dan/atau keputusan yang diambil Direksi Bank tidak dan/atau keputusan yang diambil Direksi melalui
menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang- keikutsertaan dalam rapat-rapat Direksi.
undangan yang berlaku; i) Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan melakukan
i) melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan tugas-tugas lainnya secara independen yang terkait dengan
Fungsi Kepatuhan. fungsi kepatuhan sesuai dengan POJK No.
46/POJK.03/2017 Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan
Bank Umum.
2) Penunjukan Direktur yang membawahkan Fungsi
2) Penunjukan Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku yaitu
Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. POJK No. 46/POJK.03/2017 Tentang Pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank Umum.
3) Direksi telah:
3) Direksi telah: a) Direksi telah menyetujui prinsip-prinsip kepatuhan dalam
a) menyetujui kebijakan kepatuhan Bank dalam bentuk bentuk dokumen Compliance Charter yang ditandatangani
dokumen formal tentang fungsi kepatuhan yang efektif; oleh seluruh Direksi dan Dewan Komisaris pada tanggal 16
September 2015.
b) Direksi melalui Divisi Kepatuhan dan Satuan Kerja Tata

74
b) bertanggung jawab untuk mengkomunikasikan seluruh Kelola Kebijakan telah mengkomunikasikan seluruh
kebijakan, pedoman, sistem dan prosedur ke seluruh kebijakan, pedoman, sistem dan prosedur ke seluruh jenjang
jenjang organisasi terkait; organisasi melalui media portal internal perusahaan yaitu
Enterprise Corporate Guidance (ECG)
c) Direksi melalui Divisi Kepatuhan telah menciptakan fungsi
c) bertanggung jawab untuk menciptakan fungsi kepatuhan kepatuhan yang efektif dan permanen sebagai bagian dari
yang efektif dan permanen sebagai bagian dari kebijakan kepatuhan Bank secara keseluruhan dengan cara
kebijakan kepatuhan Bank secara keseluruhan. memastikan terlaksananya Fungsi Kepatuhan Bank dan
menumbuhkan serta mewujudkan terlaksananya Budaya
Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan
usaha Bank melalui program kepatuhan yang bersifat rutin
maupun project. Program peningkatan budaya kepatuhan di
tahun 2018 adalah:
1) Reminder kepatuhan perbulan;
2) Penerapan Compliance Index (CIX) pada seluruh kantor
cabang;
3) Pelaksanaan Compliance Index (CIX) pada seluruh
kantor cabang;
4) Pelaksanaan Compliance Awareness kepada seluruh
pegawai BNI Syariah;
5) Pengkinian regulasi kepada seluruh unit kerja di BNI
Syariah.

4) Satuan kerja kepatuhan bertugas dan bertanggung jawab 4) Divisi Kepatuhan bertugas dan bertanggung jawab antara lain:
antara lain:
a) membuat langkah-langkah dalam rangka mendukung a. Divisi Kepatuhan telah membuat langkah-langkah dalam
rangka mendukung terciptanya Budaya Kepatuhan dalam

75
terciptanya Budaya Kepatuhan pada seluruh kegiatan bentuk Program Kerja Divisi Kepatuhan setiap tahun yaitu
salah satunya melakukan sosialisasi terhadap peraturan
usaha Bank pada setiap jenjang organisasi;
eksternal yang terkait dengan bank dan menyebarkan
pesan kepatuhan kepada seluruh pegawai
b) melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring, dan b. Divisi Kepatuhan telah melakukan identifikasi, pengukuran,
monitoring, dan pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan
pengendalian terhadap Risiko Kepatuhan dengan
dalam bentuk penyusunan profil risiko kepatuhan yang
mengacu pada peraturan yang berlaku mengenai disusun secara triwulanan berkoordinasi dengan Divisi
Manajemen Risiko & Kebijakan Perusahaan (ERD).
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah;
c) menilai dan mengevaluasi efektivitas, kecukupan, dan c. Divisi Kepatuhan telah menilai dan mengevaluasi efektivitas,
kecukupan, dan kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem
kesesuaian kebijakan, ketentuan, sistem maupun maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank melalui validasi
prosedur yang dimiliki oleh Bank dengan peraturan terhadap sistem dan prosedur sesuai dengan ketentuan
yang berlaku.
perundang-undangan yang berlaku;
d. Divisi Kepatuhan telah melakukan review dan/atau
d) melakukan review dan/atau merekomendasikan merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan
pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, kebijakan, ketentuan sistem maupun prosedur yang dimiliki
oleh Bank agar sesuai dengan ketentuan dan peraturan
sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar perundang-undangan yang berlaku melalui validasi
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang- terhadap sistem dan prosedur yang dimiliki Bank dan
melalui review ulang terhadap suatu kebijakan internal bank
undangan yang berlaku; yang dituangkan sebagai proyek tahunan. Proyek review
kebijakan bank tahun 2018 ini adalah SOP tentang
Penyelesaian Pengaduan Nasabah
e. Divisi Kepatuhan telah melakukan upaya-upaya untuk
e) melakukan upaya-upaya untuk memastikan bahwa memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, sistem dan
kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur, serta prosedur, serta kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan
ketentuan dan peraturan perundangan-undangan yang
kegiatan usaha Bank telah sesuai dengan ketentuan dan berlaku melalui :
peraturan perundangan-undangan yang berlaku; 1) Melakukan review dan/atau merekomendasikan
pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan
sistem maupun prosedur yang dimiliki oleh Bank agar
sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-
undangan yang berlaku melalui validasi terhadap

76
sistem dan prosedur yang dimiliki Bank
2) Secara aktif melakukan review ulang terhadap suatu
kebijakan internal bank yang dituangkan sebagai
proyek tahunan. Proyek review kebijakan bank tahun
2018 ini adalah SOP tentang Penyelesaian Pengaduan
Nasabah
3) melakukan sosialisasi terhadap peraturan terbaru yang
terkait dengan kegiatan usaha bank
4) Menyebarkan pesan kepatuhan setiap bulan untuk
memotivasi seluruh pegawai.
f) melakukan tugas-tugas lainnya yang terkait dengan f. Divisi Kepatuhan dapat melakukan tugas-tugas lainnya
Fungsi Kepatuhan. dengan tetap mengacu kepada pelaksanaan fungsi
kepatuhan sesuai dengan POJK No. 46/POJK.03/2017
Tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
7.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome
1) Bank telah menyampaikan laporan pokok pelaksanaan tugas 1) Laporan pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan
Direktur yang membawahkan Fungsi Kepatuhan dan laporan Fungsi Kepatuhan telah disampaikan kepada OJK setiap
khusus kepada Otoritas Jasa Keuangan dan pihak terkait. semester dengan tembusan kepada Dewan Komisaris dan
Direktur Utama.
2) Cakupan laporan pelaksanaan tugas Direktur yang 2) Laporan Pelaksanaan tugas Direktur yang membawahkan
membawahkan Fungsi Kepatuhan tersebut telah sesuai Fungsi Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang
dengan ketentuan yang berlaku. berlaku yaitu POJK No. 46/POJK.03/2017 Tentang
Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum.
3) Bank berhasil menurunkan tingkat pelanggaran terhadap 3) Berdasarkan data yang terdapat pada laporan penerapan
ketentuan yang berlaku. fungsi kepatuhan pada Semester II tahun 2018 disimpulkan
bahwa terdapat pelanggaran yang menimbulkan denda bagi
BNI Syariah yaitu sebesar Rp. 335.450.000,-. Nilai denda
tersebut menurun jika dibandingkan dengan nilai denda
pada periode Semester II tahun 2017 yaitu sebesar Rp.

77
811.310.000,-
4) Bank berhasil membangun budaya kepatuhan dalam 4) Bank senantiasa berupaya membangun budaya kepatuhan
pengambilan keputusan dan dalam kegiatan operasional dalam pengambilan keputusan dan dalam kegiatan
bank. operasional dengan cara:
a. Selalu melibatkan Divisi Kepatuhan untuk mengevaluasi
materi dalam proses pengambilan keputusan yang
bersifat strategis.
b. Melakukan uji kompetensi pemahaman SOP kepada
seluruh pegawai agar setiap pegawai memahami dan
mematuhi SOP dalam operasional Bank.
8.A Penerapan Fungsi Audit Intern Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Struktur organisasi SKAI Bank telah sesuai dengan ketentuan 1) Struktur organisasi SKAI telah dibuat sesuai ketentuan yang
yang berlaku. berlaku cfm keputusan organisasi terbaru No.
ORG/09/VI/2018 tgl. 9 Juli 2018.

2) Bank memiliki Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank 2) Bank telah memiliki standar pelaksanaan fungsi audit
(Sistem Pengendalian dan Fungsi Audit Internal), dengan: internal dengan : Internal Audit Charter No. KP/021/DIR/R
tgl. 23 Maret 2018 dan panduan audit intern antara lain :
a) menyusun Piagam Audit Intern (Internal Audit Charter);
b) membentuk SKAI;  Petunjuk Pelaksanaan Audit Intern No. PP/S06/001-
c) menyusun panduan audit intern. 01/2018 tanggal 5 Februari 2018.

 Petunjuk Teknis Alur Proses Pemeriksaan Audit


Pendalaman No. PT/S06-DEV/009/2018 tgl 5 November
2018.

 Petunjuk Teknis Audit Program Kantor Pusat No. PT/S06-


DEV/008/2018 tanggal 6 Februari 2018.

 Petunjuk Teknis Audit Program Operasional &

78
Pembiayaan No. PT/S06-DEV/002/2017 tgl. 27-04-2017.

 Petunjuk Teknis Audit Program Kantor Pusat No. PT/S06-


DEV/004/2017 tanggal 16 Agustus 2017.

 Petunjuk Pelaksanaan Index Audit No. PP/S06/002-


00/2017 tanggal 20 Feb 2017.

 Kod Etik Insan IAD No. KP/005/DIR/R tanggal 29 Agustus


2016.

 Petunjuk Teknis Pemeriksaan Branch Control Internal No.


PT/S06-DEV/003/2017 tanggal 27 April 2017.

 Petunjuk Teknis Pemeriksaan dan Pelaporan Audit


Internal No. PT/S06-DEV/001/2017 tanggal 27 April 2017.

3) Kelembagaan SKAI independen terhadap satuan kerja 3) SKAI independen terhadap satuan kerja operasional.

operasional.
4) Bank menyediakan sumber daya yang berkualitas pada SKAI 4) SKAI memiliki SDM yang kompeten untuk menyelesaikan
untuk menyelesaikan tugas secara efektif. tugas dan tanggungjawabnya.

8.B B. Governance Process B. Governance Process


1) Direksi bertanggung jawab atas: 1) Direksi bertanggungjawab terhadap terciptanya pengendalian
a) terciptanya struktur pengendalian intern, dan menjamin internal disetiap tingkatan manajemen dan tindak lanjut audit
terselenggaranya fungsi audit intern Bank dalam setiap intern Bank telah dilakukan dengan data per 31 Desember 2018
tingkatan manajemen; sbb :
b) tindak lanjut temuan audit intern Bank sesuai dengan
Temuan Audit 2018 Jumlah
kebijakan dan arahan Dewan Komisaris. Temuan Awal 3240
Selesai 2829
Dalam Proses 411

79
Temuan Internal Audit Division dalam Laporan Hasil Audit telah
mendapat disposisi dan arahan Direksi serta tindak lanjutnya
dimonitor oleh IAD dan dilaporkan kepada Dewan Komisaris.
2) Bank menerapkan fungsi audit intern secara efektif pada
2) Audit dilakukan dengan ruang lingkup keseluruhan kegiatan BNI
seluruh aspek dan unsur kegiatan yang secara langsung
Syariah yang difokuskan pada aspek dan unsur kegiatan yang
diperkirakan dapat mempengaruhi kepentingan Bank dan
memiliki risiko tinggi terhadap Bank dan Masyarakat.
masyarakat.
3) Bank melakukan kaji ulang secara berkala atas efektifitas
pelaksanaan kerja SKAI dan kepatuhannya terhadap Sistem 3) SKAI telah dilakukan pemeriksaan oleh KAP Prof. DR. H. Tb

Pengendalian dan Fungsi Audit Internal oleh pihak eksternal Hasanuddin, M.Sc dan Rekan di tahun 2016 dengan kesimpulan

setiap tiga tahun. bahwa pelaksanaan fungsi SKAI secara umum telah sesuai
dengan SPFAIB, Kebijakan, Prosedur dan Piagam Audit Intern
yang berlaku, namun demikian masih terdapat peluang untuk
meningkatkan beberapa fungsi dan akan dilakukan pemeriksaan
kembali semester I tahun 2019.
4) Rencana pemeriksaan SKAI Bank, kecukupan ruang lingkup
pemeriksaan serta kedalaman pemeriksaan telah memadai. 4) Rencana pemeriksaan SKAI telah dilakukan di tahun 2018
dengan ruang lingkup pemeriksaan yang memadai dengan data
rencana dan pemeriksaan sbb :

Lingkup Audit Rencana Audit 2018 Realisasi 2018

Cabang Reguler 32 28
Cabang Mikro 10 7
Kantor Pusat (Divisi) 15 15
Kantor Pusat (IT) 7 7
Audit Pendalaman 17 39
Tematik 2 2
Total 83 98

80
5) Tidak terdapat penyimpangan dalam realisasi atas rencana
5) Dari total keseluruhan target audit tahun 2018 telah tercapai
pemeriksaan SKAI Bank. kecuali pada audit umum KC Reguler dan KC Mikro, kondisi ini
disebabkan pada tahun 2018 kegiatan audit banyak dilakukan
pada audit pendalaman hasil temuan BPK dan banyaknya kasus
yang harus ditindaklanjuti, sehingga audit pendalaman melebihi
target.
6) Bank merencanakan dan merealisasikan peningkatan mutu
6) Bank melakukan peningkatan mutu SDM dengan pelatihan
keterampilan sumber daya manusia secara berkala dan secara berkala setiap tahunnya terhadap Auditor dan Kontrol
berkelanjutan. Intern dengan menghadirkan instruktur yang berpengalaman di
bidangnya.
7) SKAI telah melakukan fungsi pengawasan secara 7) SKAI memiliki independensi dalam menentukan metode dan
independen dengan cakupan tugas yang memadai dan pendekatan yang digunakan dalam pelaksanan tugasnya, dari
sesuai dengan rencana, pelaksanaan maupun pemantauan rencana, pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit. Hal
hasil audit. tersebut telah dicantumkan dalam Internal Audit Charter.

8) SKAI telah melaksanakan tugas sekurang- kurangnya


8) Pelaksanaan penilaian kecukupan dan efektivitas pengendalian
meliputi penilaian:
Intern Bank telah tertuang dalam Tujuan Audit dalam setiap
a) kecukupan Sistem Pengendalian Intern Bank; penugasan dan ruang lingkup audit yang ditetapkan berdasarkan
b) efektivitas Sistem Pengendalian Intern Bank; hasil evaluasi risiko pada masing-masing aktivitas yaitu menilai
c) kualitas kinerja. kecukupan dan efektivitas internal control dan risk management
(kualitas proses) serta evaluasi terhadap kualitas kinerja.
9) SKAI telah melaporkan seluruh temuan hasil pemeriksaan
9) Setiap hasil pemeriksaan telah dilaporkan sesuai ketentuan yaitu
sesuai ketentuan yang berlaku. kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris dengan tembusan
kepada Direktur Kepatuhan. Setiap semester IAD menyampaikan
laporan pelaksaan audit dan pokok-pokok hasil audit kepada
OJK. Khusus untuk Laporan Audit IT disampaikan kepada OJK
satu bulan setelah audit selesai. Laporan pokok-pokok hasil audit

81
terintegrasi juga dilaporkan kepada BNI untuk diintegrasikan
dalam Laporan pokok-pokok hasil audit terintegrasi.
10) SKAI telah memantau, menganalisis dan melaporkan
10) SKAI telah memantau, menganalisa dan melaporkan
perkembangan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan
perkembangan tindak lanjut perbaikan yang dilakukan auditee.
auditee.
11) SKAI telah menyusun dan mengkinikan pedoman kerja serta
11) Pengkinian pedoman serta sistem dan prosedur kerja telah
sistem dan prosedur untuk melaksanakan tugas bagi auditor dilakukan sesuai perkembangan bisnis, organisasi dan ketentuan
intern secara berkala sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku melalui updating dalam BPP Audit Internal.
yang berlaku.

8.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Direksi bertanggung jawab atas tersedianya laporan kegiatan 1. Laporan Pelaksanaan Audit Intern merupakan bagian dari
pelaksanaan fungsi audit intern Bank kepada RUPS. Laporan Tahunan Direksi yang dimintakan persetujuaannya
dalam RUPS Tahunan.
2) Temuan-temuan pemeriksaan SKAI telah ditindaklanjuti dan 2. Temuan pemeriksaan IAD telah ditindaklanjuti sebagaimana
tidak terjadi temuan yang berulang. tabel terlampir:
Temuan Audit 2018 Jumlah
Temuan Awal 3240
Selesai 2829
Dalam Proses 411

Untuk temuan berulang dilakukan analisa terhadap faktor


penyebab utama dan dilakukan upaya perbaikan yang terkait
dengan ketentuan internal dan kualitas SDM.

3) SKAI bertindak obyektif dalam melakukan audit. 3. IAD secara struktur organisasi bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Utama dan memiliki akses langsung

82
kepada Komite Audit di bawah Dewan Komisaris.
4) Fungsi audit intern telah dilaksanakan secara memadai 4. Fungsi audit intern telah dilaksanakan secara memadai
dengan memperhatikan antara lain: yaitu:
a) Program audit telah mencakup keseluruhan unit kerja a) Program audit telah disusun terhadap masing-masing
yang pelaksanaannya mempertimbangkan tingkat risiko aktivitas yang diaudit serta direview/diupdate sesuai
kondisi/perkembangan auditee.
pada masing-masing unit kerja.
b) SKAI memiliki independensi & wewenang penuh dalam
b) Program audit dan ruang lingkup audit telah memadai menetapkan kebijakan, sistem, prosedur maupun
sesuai dengan prinsip-prinsip Sistem Pengendalian dan metodologi audit, termasuk penyusunan program audit.
Fungsi Audit Internal antara lain terpenuhinya c) SKAI berupaya memenuhi kecukupan jumlah dan
kualitas auditor intern.
independensi, objektivitas, tidak ada pembatasan dalam
cakupan dan ruang lingkup audit intern.
c) Terpenuhinya jumlah dan kualitas auditor intern.

9.A Penerapan Fungsi Audit Ekstern Penerapan Fungsi Audit Ekstern


A. Governance Structure A. Governance Structure
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP sekurang- Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP telah tertuang
kurangnya memenuhi aspek-aspek: dalam engagement letter (Perjanjian Kerjasama antara BNI
Syariah dengan KAP) yang telah mencakup aspek-aspek
1) kapasitas KAP yang ditunjuk;
minimal sebagaimana tertuang dalam governance structure.
2) legalitas perjanjian kerja; .
3) ruang lingkup audit;
4) standar profesional akuntan publik; dan
5) komunikasi Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP
dimaksud.

9.B B. Governance Process B. Governance Process


1) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank, Bank 1) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan bank, bank

83
menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas selalu menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang telah terdaftar
Jasa Keuangan. di Otoritas Jasa Keuangan.
2) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Bank 2) Penunjukkan Akuntan Publik dan KAP yang sama oleh Bank
masih sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku
telah sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
yaitu kurang dari 3 tahun.
3) Penunjukan Akuntan Publik dan KAP terlebih dahulu
3) Penunjukkan Akuntan Publik dan KAP diusulkan oleh Dewan
memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan rekomendasi Komisaris melalui surat Dekom No. KOM/16 tanggal 13 Maret
dari Komite Audit melalui Dewan Komisaris. 2018 dan diputus melalui RUPS Tahunan tanggal 27 April
2018.
4) Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk, mampu bekerja
4) Akuntan Publik dan KAP yang ditunjuk dianggap mampu
secara independen, memenuhi standar profesional akuntan bekerja secara independen, memenuhi Standar Profesional
publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit yang Akuntan Publik dan perjanjian kerja serta ruang lingkup audit
ditetapkan. yang ditetapkan karena telah melalui seleksi yang ketat.
5) Akuntan Publik telah melakukan komunikasi dengan Otoritas 5) Akuntan Publik memiliki komunikasi yang baik dengan
Otoritas Jasa Keuangan mengenai kondisi Bank yang diaudit
Jasa Keuangan mengenai kondisi Bank yang diaudit dalam
dalam rangka persiapan dan pelaksanaan audit.
rangka persiapan dan pelaksanaan audit.
6) Akuntan Publik telah melaksanakan audit secara independen
6) Akuntan Publik telah melaksanakan audit secara dan profesional.
independen dan profesional. 7) Akuntan Publik selalu melaporkan hasil audit dan
7) Akuntan Publik telah melaporkan hasil audit dan Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.
Management Letter kepada Otoritas Jasa Keuangan.

9.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome

1) Hasil audit dan management letter telah menggambarkan 1) Hasil audit dan management letter telah menggambarkan
kondisi permasalahan bank yang signifikan dan selalu
permasalahan bank yang signifikan dan disampaikan secara disampaikan secara tepat waktu kepada Otoritas Jasa
tepat waktu kepada Otoritas Jasa Keuangan oleh KAP yang Keuangan oleh KAP yang ditunjuk.
ditunjuk.
2) Cakupan hasil audit telah sesuai dengan ruang lingkup audit
2) Cakupan hasil audit paling kurang sesuai dengan ruang
sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku dan

84
lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang yang diminta oleh Bank dalam Term of Reference (TOR).
berlaku.
3) Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit. 3) Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit.

10.A Batas Maksimum Penyaluran Dana Batas Maksimum Penyaluran Dana


A. Governance Structure A. Governance Structure
Bank telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis yang BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis
memadai untuk penyediaan dana kepada pihak terkait dan serta melakukan updating dalam Juklak Pembiayaan
No.PP/S17/046-00/2018 tanggal 3 September 2018 yang
penyediaan dana besar, berikut monitoring dan penyelesaian
mengatur mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan
masalahnya. penyediaan dana besar berikut monitoring dan penyelesaian
masalahnya.

10.B B. Governance Process B. Governance Process


1) Bank telah secara berkala mengevaluasi dan mengkinikan 1) BNI Syariah secara berkala telah mengevaluasi dan
kebijakan, sistem dan prosedur dimaksud agar disesuaikan melakukan pengkinian kebijakan, sistem dan prosedur
dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku. dimaksud agar disesuaikan dengan ketentuan regulator dan
perundang-undangan yang berlaku.
2) Terdapat proses yang memadai untuk memastikan 2) BNI Syariah telah memiliki prosedur secara internal dan
penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana telah terdokumentasi secara berkala untuk memastikan
dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip kehati- penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana
hatian. dalam jumlah besar telah sesuai dengan kebijakan internal
BNI Syariah berupa House Limit yang diatur dalam KKR
No.52/KKR/2018 tanggal 4 Juni 2018 serta penyaluran
pembiayaan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian.
3) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana diputuskan 3) Pengambilan keputusan dalam penyediaan dana diputuskan
manajemen secara independen tanpa intervensi dari pihak manajemen secara independent tanpa intervensi dari pihak

85
terkait dan/atau pihak lainnya. terkait dan/atau pihak lainnya.

10.C C. Governance Outcome C. Governance Outcome


1) Penerapan penyediaan dana oleh Bank kepada pihak terkait 1) BNI Syariah telah melakukan penerapan penyediaan dana
dan/atau penyediaan dana besar telah: kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar
a) memenuhi ketentuan yang berlaku tentang Batas dengan memperhatikan kemampuan pemodalan dan
Maksimum Penyaluran Dana (BMPD) dan penyebaran / diversifikasi portofolio penyediaan dana sesuai
memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang- ketentuan regulator yang berlaku tentang Batas Maksimum
undangan yang berlaku; Penyaluran Dana (BMPD).
b) memperhatikan kemampuan permodalan dan
penyebaran/diversifikasi portofolio penyediaan dana.
2) Laporan sebagaimana dimaksud pada angka 1) telah 2) BNI Syariah telah melakukan pelaporan secara berkala
disampaikan secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu.
secara tepat waktu.
11.A Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan, Laporan
Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pelaporan Internal Pelaksanaan Good Corporate Governance dan Pelaporan Internal
A. Governance Structure A. Governance Structure
1) Bank memiliki kebijakan dan prosedur mengenai tata cara 1) Bank BNI Syariah menyusun laporan keuangan dan non-
pelaksanaan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan dan menyampaikan secara transparan kepada
keuangan. stakeholder dengan mengacu pada Peraturan Otoritas
Jasa Keuangan (POJK) Nomor 32/POJK.03/2016 tanggal
8 Agustus 2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 6/POJK.03/2015 tanggal 31
Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan

86
Bank dan Surat Edaran Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor
10/SEOJK.03/2017 tanggal 24 Februari 2017 tentang
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Umum Syariah
dan Unit Usaha Syariah.
2) Bank wajib menyusun Laporan Pelaksanaan Good Corporate 2) BNI Syariah telah menyusun Laporan Pelaksanaan Good
Governance pada setiap akhir tahun buku dengan cakupan Corporate Governance pada setiap akhir tahun buku
sesuai ketentuan yang berlaku. dengan cakupan sesuai ketentuan yang berlaku. Laporan
GCG terakhir yaitu untuk tahun buku 2017 dapat diakses
pada website resmi BNI Syariah.
3) Tersedianya pelaporan internal yang lengkap, akurat, dan 3) Bank BNI Syariah memiliki pelaporan internal yang lengkap,
tepat waktu yang didukung oleh SDM yang memadai. akurat dan tepat waktu yang didukung oleh SDM yang
memadai. Laporan internal disusun secara harian, bulanan,
kuartal, semester dan tahunan oleh unit khusus laporan
keuangan internal dibantu oleh 2 unit yang memastikan
kewajaran angka pelaporan dan kesesuaian dengan
peraturan seperti PSAK, PAPSI, POJK, SEOJK dan
kebijakan internal.
4) Terdapat sistem informasi yang handal yang didukung oleh 4) BNI Syariah telah memiliki sistem informasi yang handal
sumber daya manusia yang kompeten dan security system yang didukung oleh sumber daya manusia yang kompeten
Teknologi Informasi (TI) yang memadai. dan security system Teknologi Informasi (TI) yang memadai.

11.B B. Governance Process A. Governance Process


1) Bank telah mentransparansikan kondisi keuangan dan non- 1) Bank BNI Syariah telah menyusun, menyajikan dan
keuangan kepada stakeholders termasuk mengumumkan mentransparansikan kondisi keuangan dan non-keuangan kepada
Laporan Keuangan Publikasi triwulanan dan melaporkannya stakeholders secara bulanan, triwulan, semester dan tahunan
kepada Otoritas Jasa Keuangan atau stakeholders sesuai dengan mempublikasikan di website resmi termasuk

87
ketentuan yang berlaku. mengumumkan Laporan Keuangan Publikasi triwulanan dan
melaporkannya kepada Otoritas Jasa Keuangan atau
stakeholders mengacu pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
(POJK) Nomor 32/POJK.03/2016 tanggal 8 Agustus 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Nomor 6/POJK.03/2015 tanggal 31 Maret 2015 tentang
Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan Surat Edaran
Jasa Keuangan (SEOJK) Nomor 10/SEOJK.03/2017 tanggal 24
Februari 2017 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank
Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah.
2) Bank mentransparansikan informasi produk Bank sesuai 2) BNI Syariah memberikan informasi produk secara transparan baik
ketentuan yang berlaku tentang Transparansi Informasi lisan maupun tulisan yang meliputi karakteristik produk, manfaat
Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, antara dan risiko yang melekat pada produk serta program penjamin
lain: khusus untuk produk penghimpunan dana berdasarkan ketentuan
Bank Indonesia nomor 7/6/PBI/2005 tentang Transparansi
Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah.
a) informasi secara tertulis mengenai produk Bank yang a. BNI Syariah menyediakan media dalam memberikan
memenuhi persyaratan minimal sebagaimana Informasi secara tertulis mengenai produk Bank berupa:
ditentukan;  Sales Kit Online (SKO) sebagai penduan bagi frontliner
BNI Syariah dalam menyampaikan produk yang transparan
dan jelas.
 Buku Layanan Syariah Channeling Outlet (SCO) sebagai
panduan bagi frontliner BNI Induk dalam menyampaikan
produk yang transparan, jelas dengan risiko yang melekat.
 Brosur / leaflet dan website BNI Syariah yang menampilkan

88
keseluruhan transparansi produk secara jelas dan sesuai
b) Petugas Bank (Customer Service dan Marketing) ketentuan yang terbaru.
telah menjelaskan informasi-informasi produk kepada b. BNI Syariah memiliki panduan layanan bagi frontliner
nasabah; khususnya Customer Service berupa kertas kerja yang
dimana mengharuskan petugas menyampaikan informasi
produk secara jelas dan transparan kepada nasabah berikut
program, pengamanan transaksi dan risiko yang melekat pada
produk dan dilakukan monitoring untuk memastikan petugas
telah melakukan sesuai panduan yang telah ditetapkan.
c) informasi produk yang disampaikan sesuai dengan c. Untuk memastikan informasi produk yang disampaikan telah
kondisi yang sebenarnya; sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, maka BNI Syariah
melalui Unit Kerja Khusus melakukan monitoring layanan
secara berkala dan adanya Dewan Pengawas Syariah (DPS)
untuk mengawal proses transparansi informasi produk telah
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

d) Bank telah menyampaikan kepada nasabah jika terdapat d. BNI Syariah menyampaikan informasi terhadap setiap
perubahan-perubahan informasi produk; perubahan nisbah, penambahan dan pengurangan pada
karakteristik produk, baik secara lisan yang dilakukan maupun
tulisan berupa pengumuman di setiap outlet dan melalui
media website BNI Syariah serta email blast kepada nasabah.
e) informasi-informasi produk dapat terbaca dengan jelas e. BNI Syariah memiliki Unit Khusus yang memastikan
dan dapat dimengerti; penyampaian transparansi produk dapat terbaca dengan jelas
dan dimengerti selain itu dilakukan monitoring dan perbaikan
secara berkala.
f) Bank memiliki layanan informasi produk yang dapat f. Sebagai komitmen BNI Syariah dalam memberikan

89
diperoleh dengan mudah oleh masyarakat; transparansi informasi produk yang dapat diperoleh dengan
mudah oleh masyarakat, maka disediakan media berupa
brosur/leaflet website BNI Syariah, facebook, twitter, BNI Call
Center 1500046 dan melalui outlet syariah dan Sharia
Channeling Outlet (SCO).
g) Bank telah menjelaskan tujuan dan konsekuensi g. Berdasarkan Undang-undang Perbankan Syariah No.21 pasal
penyebaran data pribadi tersebut kepada nasabah; 41 tentang Cakupan Rahasia Bank, BNI Syariah memiliki
kebijakan internal yang berkomitmen dalam menjaga dan
menjamin kerahasiaan data nasabah dengan menjelaskan
tujuan dan konsekuensi penyebaran data pribadi tersebut
kepada nasabah saat pembukaan rekening.
h) nasabah yang data pribadinya disebarluaskan telah h. Setiap pembukaan rekening, Customer Service meminta
memberikan persetujuan atas pemberian data pribadinya persetujuan nasabah terkait penyampaian data pribadi yang
tersebut. akan diberikan kepada pihak ketiga untuk kepentingan
layanan promosi produk dan jasa

3) Bank mentransparansikan tata cara pengaduan nasabah dan 3) Sesuai ketentuan Bank Indonesia No. 7/7/PBI/2005 tentang
penyelesaian sengketa kepada nasabah sesuai ketentuan Penyelesaian Pengaduan Nasabah, BNI Syariah selalu berupaya
yang berlaku tentang Pengaduan Nasabah dan Mediasi meningkatkan kualitas layanan dalam penyelesaian pengaduan
Perbankan. nasabah melalui unit kerja khusus yang menangani dan
menyelesaikan pengaduan nasabah. Media yang dipergunakan
nasabah dalam penyampaian pengaduan dapat melalui:
a. Outlet BNi Syariah
b. BNI Sharia Channeling Outlet (SCO)
c. BNI Call 1500046
d. Media sosial berupa facebook, twitter, dan website BNI

90
Syariah.
Dalam penanganan pengaduan nasabah, petugas menyampaikan
transaparansi prosedur dan waktu penyelesaian pengaduan
sesuai waktu service level agreement (SLA) yang telah ditetapkan
oleh pihak regulator.

Selain itu untuk lebih meningkatkan penerapan monitoring


penanganan pengaduan nasabah secara komprehensif
berdasarkan POJK Perlindungan Konsumen, maka Divisi
Jaringan telah mensosialisasikan kembali kepada segenap divisi
dan cabang untuk menginput setiap complain pada Handling
Complain System (HCS), selain itu telah dibuat kebijakan PP
Penyelesaian Pengaduan Nasabah No. PP/S14/001-01/2018
tanggal 18 September 2018.

4) Bank menyusun dan menyajikan laporan dengan tata cara, 4) Terkait penyajian laporan:
jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam ketentuan yang a. Penyusunan dan penyajian laporan keuangan BNI Syariah
berlaku tentang Transparansi Kondisi Keuangan. telah dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku yakni
Peraturan OJK No. 32/POJK.03/2016 tentang Perubahan
atas Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 6/POJK.03/2015
Tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank.
b. Selain itu BNI Syariah melaporkan secara rutin per triwulan
kepada pihak regulator terkait penanganan dan penyelesaian
pengaduan nasabah yang berpotensi kerugian financial
berdasarkan ketentuan yang berlaku tentang Transparansi
Kondisi Keuangan.

91
5) Bank telah menyusun Laporan Pelaksanaan Good 5) BNI Syariah telah menyusun Laporan Pelaksanaan Good
Corporate Governance dengan isi dan cakupan sekurang- Corporate Governance dengan isi dan cakupan sekurang-
kurangnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. kurangnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Laporan GCG
Tahun buku 2017 disajikan di dalam Laporan Tahunan tahun buku
2017 serta dapat diakses di website resmi BNI Syariah. Untuk
Laporan GCG tahun buku 2018 akan disajikan paling lambat akhir
bulan Maret 2019 sesuai ketentuan berlaku.
6) Dalam hal Laporan Pelaksanaan Good Corporate 6) BNI Syariah akan segera menyampaikan revisi secara lengkap
Governance tidak sesuai dengan kondisi Bank yang kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam hal Laporan Pelaksanaan
sebenarnya, Bank segera menyampaikan revisi secara Good Corporate Governance tidak sesuai dengan kondisi BNI
lengkap kepada Otoritas Jasa Keuangan, dan bagi Bank Syariah yang sebenarnya. BNI Syariah akan segera
yang telah memiliki homepage wajib mempublikasikannya mempublikasikan revisi tersebut pada homepage BNI Syariah.
pula pada homepage Bank.
7) Dalam hal terdapat perbedaan Peringkat Faktor Good 7) Bank akan melakukan revisi terhadap Peringkat Faktor GCG dan
Corporate Governance dalam hasil penilaian (self Definisi Peringkat Hasil Penilaian Self Assessment kepada publik
assessment) pada Laporan Pelaksanaan Good Corporate melalui Laporan Keuangan Publikasi pada periode terdekat serta
Governance Bank dengan hasil penilaian pelaksanaan Good menyampaikan revisi tersebut kepada OJK jika terdapat
Corporate Governance oleh Otoritas Jasa Keuangan, Bank: perbedaan Peringkat Faktor Good Corporate Governance dalam
a) Paling kurang melakukan revisi terhadap Peringkat hasil penilaian (self assessment) pada Laporan Pelaksanaan
Faktor Good Corporate Governance dan Definisi Good Corporate Governance Bank dengan hasil penilaian
Peringkat hasil penilaian (self assessment) dimaksud pelaksanaan Good Corporate Governance oleh Otoritas Jasa
kepada publik melalui Laporan Keuangan Publikasi pada Keuangan,
periode yang terdekat;
b) Segera menyampaikan revisi hasil penilaian (self
assessment) Good Corporate Governance Bank secara
lengkap kepada Otoritas Jasa Keuangan, dan bagi Bank

92
yang telah memiliki homepage wajib
mempublikasikannya pula pada homepage Bank.
11.C C. Governance Outcome B. Governance Outcome
1) Laporan Tahunan telah disampaikan Bank secara lengkap 1) BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Tahunan secara
dan tepat waktu kepada Pemegang Saham dan sekurang- lengkap dan tepat waktu kepada Pemegang Saham dan kepada:
kurangnya kepada: a) Otoritas Jasa Keuangan;
a) Otoritas Jasa Keuangan; b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI);
b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI); c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia (Pefindo);
c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia; d) Perbanas;
d) Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas); e) 1 (satu) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan
e) 1 (satu) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan keuangan;
keuangan; f) 1 (satu) majalah ekonomi dan keuangan.
f) 1 (satu) majalah ekonomi dan keuangan.
2) Transparansi laporan telah dilakukan secara tepat waktu 2) Transparansi laporan telah dilakukan secara tepat waktu dengan
dengan cakupan sesuai ketentuan pada homepage Bank, cakupan sesuai ketentuan pada homepage BNI Syariah,
meliputi: meliputi:
a) Laporan Tahunan (keuangan dan non-keuangan); a) Laporan Tahunan (keuangan dan non-keuangan);
b) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sekurang- b) Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan sekurang-
kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar berbahasa kurangnya dalam 1 (satu) surat kabar berbahasa Indonesia
Indonesia yang memiliki peredaran luas di tempat yang memiliki peredaran luas di tempat kedudukan kantor
kedudukan kantor pusat Bank. pusat BNI Syariah.
3) Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance telah 3) Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance telah
mencerminkan kondisi Bank yang sebenarnya atau sesuai mencerminkan kondisi Bank yang sebenarnya atau sesuai hasil
hasil penilaian (self assessment) Bank yang paling kurang penilaian (self assessment) BNI Syariah yang paling kurang
mencakup: mencakup sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
a) Kesimpulan Umum dari hasil self undangan.

93
assessment atas pelaksanaan Good Corporate
Governance Bank;
b) kepemilikan saham, hubungan keuangan, hubungan
keluarga, dan rangkap jabatan anggota Dewan
Komisaris;
c) kepemilikan saham, hubungan keuangan, dan hubungan
keluarga anggota Direksi;
d) rangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas
Syariah pada lembaga keuangan syariah lainnya;
e) struktur komite, keanggotaan komite, dan keahlian
anggota komite;
f) daftar konsultan, penasihat atau yang dipersamakan
dengan itu yang digunakan oleh Bank;
g) kebijakan remunerasi dan fasilitas lainnya bagi anggota
Dewan Komisaris, Direksi, dan Dewan Pengawas
Syariah;
h) rasio gaji tertinggi dan gaji terendah;
i) frekuensi rapat Dewan Komisaris;
j) frekuensi rapat Dewan Pengawas Syariah;
k) jumlah penyimpangan (internal fraud) yang terjadi dan
upaya penyelesaian oleh Bank;
l) jumlah permasalahan hukum dan penyelesaian oleh
Bank;
m) transaksi yang mengandung benturan kepentingan;
n) buy back shares dan/atau buy back obligasi Bank;
o) penyaluran dana untuk kegiatan sosial baik jumlah

94
maupun pihak penerima dana; dan
p) pendapatan non halal dan penggunaannya.
4) Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance telah 4) Laporan Pelaksanaan Good Corporate Governance telah
disampaikan secara lengkap dan tepat waktu, kepada disampaikan secara lengkap dan tepat waktu, kepada
Pemegang Saham dan kepada: Pemegang Saham dan kepada:
a) Otoritas Jasa Keuangan; a) Otoritas Jasa Keuangan;
b) Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI); b) YLKI;
c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia; c) Lembaga Pemeringkat di Indonesia (Pefindo);
d) Perhimpunan Bank-Bank Umum Nasional (Perbanas); d) Perbanas;
e) 1 (satu) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan e) 1 (satu) lembaga penelitian di bidang ekonomi dan
keuangan; keuangan;
f) 1 (satu) majalah ekonomi dan keuangan. f) 1 (satu) majalah ekonomi dan keuangan.
5) Laporan pelaksanaan Good Corporate Governance telah 5) BNI Syariah telah mempublikasikan Laporan pelaksanaan Good
disajikan dalam homepage secara tepat waktu. Corporate Governance pada homepage BNI Syariah secara
tepat waktu.
6) Mediasi dalam rangka penyelesaian pengaduan nasabah 6) BNI Syariah mempunyai unit kerja khusus yang menangani
Bank dilaksanakan dengan baik. mediasi dalam rangka penyelesaian pengaduan nasabah
melalui:
a. Bank Indonesia;
b. OJK;
c. Lembaga Arbitrase;
d. Pengadilan.

7) Bank menerapkan transparansi informasi mengenai produk 7) Dalam menerapkan transparansi informasi mengenai produk dan
dan penggunaan data pribadi nasabah. penggunaan data pribadi nasabah, BNI Syariah menyediakan
sarana sebagai berikut :

95
1. Informasi mengenai produk bank secara tertulis disampaikan
melalui petugas outlet dan media seperti brosur serta
website BNI Syariah sesuai dengan Standard Operation
Prosedur (SOP).
2. Transparansi penggunaan data pribadi nasabah
disampaikan dan dimintakan persetujuan secara tertulis
kepada nasabah saat pembukaan rekening dan bagi
nasabah yang tidak setuju atas penggunaan data pribadi
maka akan terdata melalui sistem sesuai dengan standard
operation prosedur (SOP).

96
KESIMPULAN:
Berdasarkan analisis terhadap seluruh kriteria/indikator penilaian tersebut di atas, disimpulkan bahwa:
A. Governance Structure
1. Faktor-faktor positif aspek governance structure BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dari hasil self assessment terhadap governance structure pada kriteria ini dapat disimpulkan bahwa BNI Syariah telah memiliki 3 (tiga)
Komisaris yang efektif yaitu seorang Komisaris Utama (Non Independen) Bapak Fero Poerbonegoro, dan 2 (dua) orang Komisaris
Independen yaitu Bapak Rizqullah dan Bapak Max R. Niode, sehingga telah memenuhi paling kurang 50% Komisaris Independen dari
komposisi Dewan Komisaris. Anggota Dewan Komisaris BNI Syariah memiliki latar belakang pengalaman, pendidikan, pelatihan, serta
integritas yang baik untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris BNI Syariah.

1 (satu) Komisaris masih menunggu hasil fit and proper test atau persetujuan OJK yaitu Bapak Imam Budi Sarjito. Sementara yang
bersangkutan belum efektif, maka yang bersangkutan diangkat sebagai Staff Ahli agar dapat memberikan kontribusi kepada Dewan
Komisaris.
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Dari hasil self assessment terhadap kriteria ini dapat disimpulkan anggota Direksi yang efektif berjumlah 4 (empat) orang yaitu Bapak
Abdullah Firman Wibowo sebagai Direktur Utama, Ibu Tribuana Tunggadewi sebagai Direktur Kepatuhan dan Risiko, Ibu Dhias
Widhiyati sebagai Direktur Bisnis SME dan Komersial serta Bapak Wahyu Avianto sebagai Direktur Keuangan dan Operasional.
Komposisi ini telah memenuhi syarat minimal tiga orang Direksi yang diwajibkan ketentuan perundang-undangan, serta memiliki
Direktur Utama dan Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan. Anggota Direksi BNI Syariah memiliki latar belakang pengalaman,
pendidikan, pelatihan, serta integritas yang baik untuk menunjang pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi BNI Syariah.

1 (satu) Direktur masih menunggu hasil fit and proper test atau persetujuan OJK yaitu Bapak Iwan Abdi. Sementara yang bersangkutan
belum efektif maka diangkat sebagai Senior Executive Vice President (SEVP).

97
Terkait kebijakan pengangkatan Direksi, BNI Syariah juga telah memiliki kebijakan baru antara lain:
- Surat Edaran mengenai kebijakan fasilitas yang diperoleh pengurus yang belum mendapat penegasan OJK Cfm.
SE/PGD/159/2018 tanggal 28 Desember 2018.
- Kebijakan Penugasan Pegawai dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk selaku Perusahaan Induk ke BNI Syariah Cfm.
PP/S04/011-00/2018 tanggal 20 Desember 2018.
- Selain itu BNI Syariah telah memperbaiki kebijakan-kebijakan terkait kewenangan SEVP agar tidak mengurangi akuntabilitas dalam
proses pengambilan keputusan, misalnya terkait Komite Kebijakan Risiko (KKR) No. 51/KKR/2018 tanggal 23 Mei 2018 perihal
kewenangan memutus pembiayaan produktif baru/tambahan untuk pembiayaan komersial limit 2.

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite


Komposisi, kompetensi dan kriteria dari Komite Audit, Komite Remunerasi dan Nominasi dan Komite Pemantau Risiko telah sesuai
dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah
Komposisi, kompetensi reputasi dan independensi DPS BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga DPS BNI
Syariah dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik.
(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Secara umum BNI Syariah telah melaksanakan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, dan pelayanan jasa sesuai dengan
prinsip syariah dan ketentuan yang berlaku. Hal tersebut didukung dengan kompetensi DPS BNI Syariah yang memadai.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan
BNI Syariah telah memiliki kebijakan-kebijakan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya transaksi yang mengandung benturan
kepentingan, salah satunya Petunjuk Pelaksanaan Pedoman Benturan Kepentingan No. PP/S02/004-00/2016 tanggal 27 Desember
2016.
(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
Komposisi, kompetensi dan kriteria dari satuan kerja kepatuhan BNI Syariah telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern

98
Struktur organsisasi Audit Internal BNI Syariah telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. BNI Syariah juga telah memiliki Piagam
Internal Audit, panduan internal audit, SDM Audit Internal yang kompeten guna mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dari
satuan kerja audit internal.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan KAP telah memenuhi ketentuan yang berlaku.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana
BNI Syariah telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur tertulis mengenai penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan
dana besar, berikut monitoring dan penyelesaian masalahnya.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku antara lain
laporan keuangan triwulanan dan tahunan, laporan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance), laporan tahunan
(annual report), Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah, dsb.

Untuk lebih meningkatkan penerapan monitoring penanganan pengaduan nasabah secara komprehensif berdasarkan POJK
Perlindungan Konsumen, maka Divisi Jaringan telah mensosialisasikan kembali kepada segenap divisi dan cabang untuk menginput
setiap complain pada Handling Complain System (HCS), selain itu telah dibuat kebijakan PP Penyelesaian Pengaduan Nasabah No.
PP/S14/001-01/2018 tanggal 18 September 2018 dan PP Syariah Call Center Layanan Hasah Card No. PP/S14/002/2018 tanggal 30
November 2018.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance structure BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:

Tidak terdapat faktor negatif pada aspek governance structure BNI Syariah

B. Governance Process
1. Faktor-faktor positif aspek governance process BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Dari hasil self assessment terhadap governance process dapat disimpulkan bahwa pengangkatan/penggantian anggota Dewan

99
Komisaris, pelaksanaan tugas dan tanggung jawab yaitu tindakan pengawasan, evaluasi serta independensi dari Dewan Komisaris
telah memadai, termasuk memastikan pelaksanaan prinsip-prinsip GCG dalam setiap kegiatan usaha Bank.
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Pengangkatan/penggantian Direksi telah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Direksi telah melaksanakan pengurusan Bank
berdasarkan prinsip kehati-hatian, prinsip syariah, dan prinsip GCG. Temuan hasil audit telah ditindaklanjuti, serta hal-hal lain terkait
dengan governance process telah dipenuhi dan memberikan hasil yang optimal.
(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite
Komite Audit, Komite Nominasi dan Remunerasi serta Komite Pemantau Risiko melaksanakan tugas dan fungsinya secara memadai,
antara lain memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah
Pengangkatan/penggantian anggota DPS BNI Syariah serta pelaksanaan tugas dan tanggung jawabnya telah berjalan dengan baik
sesuai dengan prinsip GCG dan ketentuan yang berlaku.
(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Proses pengembangan produk dan pelaksanaan kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana dan layanan Bank telah sesuai
dengan fatwa DSN-MUI dan opini DPS.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan
Selama tahun 2018, tidak terjadi transaksi yang mengandung benturan kepentingan yang melibatkan Direksi, Dewan Komisaris maupun
DPS baik secara langsung maupun tidak langsung.
(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank
Penerapan fungsi kepatuhan BNI Syariah telah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Tugas dan tanggung
jawab dari Direktur Kepatuhan serta satuan kerja kepatuhan telah dilaksanakan dengan baik dan memadai dalam rangka mendorong
terciptanya budaya kepatuhan Bank. Pengangkatan Direktur Kepatuhan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern
SKAI telah melaksanakan fungsi pengawasan secara independen, dengan cakupan tugas yang memadai dan sesuai dengan rencana
pelaksanaan maupun pemantauan hasil audit.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern

100
Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan Bank, BNI Syariah telah menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang terdaftar di Otoritas Jasa
Keuangan yang mampu bekerja secara independen, memenuhi standar profesional akuntan publik dan perjanjian kerja serta ruang
lingkup audit yang ditetapkan dan mampu berkomunikasi dengan otoritas yang berwenang.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana
Dengan terpenuhinya governance structure pada kriteria ini, maka BNI Syariah telah mengevaluasi dan mengkinikan kebijakan, sistem
dan prosedur yang dimiliki terkait BMPD secara berkala, untuk disesuaikan dengan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku,
serta telah memastikan penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana dalam jumlah besar telah sesuai dengan prinsip
kehati-hatian.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah melaksanakan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku melalui penyampaian laporan keuangan dan non keuangan kepada pihak terkait tepat waktu serta telah
mentransparansikan informasi produk sesuai ketentuan yang berlaku kepada Nasabah dan pihak lainnya.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance process BNI Syariah


Tidak terdapat faktor negatif pada aspek governance process BNI Syariah

C. Governance Outcome
1. Faktor-faktor positif aspek governance outcome BNI Syariah adalah pada kriteria sebagai berikut:
(a) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris telah dilakukan secara optimal dan memenuhi ketentuan perundang-
undangan, salah satunya adalah pengawasan dan evaluasi yang dilakukan oleh Dewan Komisaris menghasilkan peningkatan kinerja
BNI Syariah, baik secara finansial maupun non finansial.
(b) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
Governance outcome pada kriteria ini adalah dengan telah dilaksanakannya tugas dan tanggung jawab Direksi secara optimal, maka
efektivitas terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direksi tersebut adalah memadai. Hal ini dibuktikan peningkatan kinerja
BNI Syariah, baik secara finansial maupun non finansial.

101
Secara finansial, hal ini bisa dilihat dari pencapaian sebagian besar kinerja keuangan BNI Syariah terhadap target RBB sampai dengan
31 Desember 2018 dapat dilihat pada tabel berikut:

Realisasi Target RBB


Keterangan
Des 2018 Des 2018
Aset 41,05 T 38,65 T
Pembiayaan 28,30 T 27,08 T
DPK 35,50 T 33,15 T
L/R (EAT) 416 M 406 M
Rasio-rasio :
ROA 1,42% 1,51%
ROE 10,53% 10,16%
BOPO 85,37% 85,36%
FDR 79,61% 81,69%
NPF 2,93 3
CAR 19,15 19,18
NI 7,16% 7,11%

(c) Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas Komite


Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Komite telah memberikan hasil yang memuaskan.
(d) Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Pengawas Syariah
Komposisi, kompetensi, dan kriteria DPS BNI Syariah yang memadai, maka tugas dan tanggung jawab sebagai DPS BNI Syariah dapat
dilaksankan dengan ketentuan yang berlaku.
(e) Pelaksanaan Prinsip Syariah dalam Kegiatan Penghimpunan Dana dan Penyaluran Dana Serta Pelayanan Jasa
Kegiatan penghimpunan dana, penyaluran dana, serta pelayanan jasa BNI Syariah telah memiliki SOP yang sesuai dengan prinsip
syariah.
(f) Penanganan Benturan Kepentingan
Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka BNI Syariah tidak mengalami benturan

102
kepentingan yang dapat mengurangi aset BNI Syariah atau mengurangi keuntungan BNI Syariah telah diungkapkan dalam setiap
keputusan dan telah terdokumentasi dengan baik. Operasional BNI Syariah bebas dari intervensi Pemegang Saham /pihak terkai/pihak
lainnya.

(g) Penerapan Fungsi Kepatuhan Bank


Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka penerapan terhadap fungsi kepatuhan BNI
Syariah memberikan hasil yang memadai salah satunya adalah dengan adanya penurunan tingkat pelanggaran terhadap ketentuan
yang berlaku.
(h) Penerapan Fungsi Audit Intern
Dengan terpenuhinya governance structure dan governance process pada kriteria ini, maka telah terpenuhinya tugas dan tanggung
jawab dari Audit Internal BNI Syariah secara memadai. Audit Internal BNI Syariah dalam melaksanakan auditnya telah memenuhi
ketentuan independensi dan obyektivitas pelaksanaan audit.
(i) Penerapan Fungsi Audit Ekstern
Auditor bertindak obyektif dalam melakukan audit. Hasil audit dan management letter telah menggambarkan permasalahan BNI Syariah
yang signifikan dan disampaikan secara tepat waktu kepada OJK oleh KAP yang ditunjuk.
(j) Batas Maksimum Penyaluran Dana
BNI Syariah telah menyampaikan secara berkala laporan tentang BMPD kepada Otoritas Jasa Keuangan secara tepat waktu.
Penerapan penyediaan dana oleh BNI Syariah kepada pihak terkait dan/atau penyediaan dana besar telah memenuhi ketentuan yang
berlaku tentang BMPD dan memperhatikan prinsip kehati-hatian maupun perundang-undangan yang berlaku serta memperhatikan
kemampuan permodalan dan penyebaran/ diversifikasi portofolio penyediaan dana.
(k) Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
BNI Syariah telah menyampaikan Laporan Tahunan, laporan pelaksanaan GCG kepada pihak terkait secara tepat waktu sebagaimana
ditentukan oleh Undang-Undang dan telah menerapkan transparansi informasi mengenai produk dan penggunaan data pribadi
nasabah.

2. Faktor-faktor negatif aspek governance outcome BNI Syariah

103
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Berdasarkan data yang terdapat pada laporan penerapan fungsi kepatuhan pada Semester II tahun 2018 disimpulkan bahwa terdapat
pelanggaran yang menimbulkan denda bagi BNI Syariah yaitu sebesar Rp. 335.450.000,-. Nilai denda tersebut menurun jika dibandingkan
dengan nilai denda pada periode Semester II tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 811.310.000,-

104
Matriks Peringkat Faktor Good Corporate Governance
1 2 3 4 5
Sangat Baik Baik Cukup Baik Kurang Baik Tidak Baik

105

Anda mungkin juga menyukai