Kateter Double Lumen PDF
Kateter Double Lumen PDF
A. Definisi
Kateter double lumen adalah sebuah alat yang terbuat dari bahan plastic PVC mempunyai
2 cabang, selang merah (arteri) untuk keluarnya darah dari tubuh ke mesin dan selang
biru (vena) untuk masuknya darah dari mesin ke tubuh (Allen R. Nissenson,dkk, 2004)
B. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.
c. Tunneled Cuffed Catheter
Tunneled cuffed catheter adalah kateter double lumen silastic atau silicon dengan cuff
dapat digunakan sebagai akses temporary pada hemodialisis dimana fistulanya belum
siap digunakan. Keuntungannya kateter ini dapat segera digunakan, tidak ada resiko
menembus arteri dan tidak diperlukan jarum bila memerlukan hemodialisis. Kerugiannya
adalah resiko bakteremia dan infeksi yang menjalar karena pemakaian kateter dan
kecepatan aliran darah yang rendah secara persisten yang menyebabkan hemodialisis
tidak adekuat.
Gambar 3.
Gambar 7.
3. Vena jugularis internal
Kateter dimasukkan pada kulit dengan sudut 200 dari sagital, dua jari di bawah clavicula,
antara sternum dan kepala clavicula dari otot sternocleidomastoideus. Pemakaian kateter
jugularis internal lebih aman dan nyaman. Dapat digunakan beberapa minggu dan pasien
tidak perlu di rawat di rumah sakit. Kateter jugularis internal memiliki resiko lebih kecil
terjadi pneumothoraks daripada subclavian dan lebih kecil terjadi thrombosis. Oliver,
Callery, Thorpe, Schwab & Churchill (2000, Risk of Bacteremia from temporary
hemodialysis catheter by site of insertion and duration of use : a prospective study,
http://www.nature.com, diperoleh tanggal 25 Januari 2007) mengatakan bahwa dari 318
pemakaian kateter pada lokasi tusukan yang baru, terjadi bakteremia 5,4% setelah
pemakaian lebih dari 3 minggu pada kateter jugularis interna.
Gambar 8.
E. Faktor-faktor Pertimbangan Pembuatan Akses Vaskular
Banyak faktor pertimbangan dalam membuat akses vascular pada pasien HD, tergantung
pada klinis dan apakah GGA atau GGK.
Faktor - faktor pertimbangan pembuatan akses vaskular antara lain :
Usia
Derajat gangguan dan kemungkinan pulih tidaknya fungsi ginjal
Tekanan darah dan status hidrasi
Adanya komplikasi
Keadaan pembuluh lengan
Derajat kedaruratan untuk memulai dialysis
F. Prinsip Hemodialisis
Perpindahan zat melalui membran dialisis di tentukan oleh 2 faktor utama,yaitu :
1. Difusi
Difusi berarti perpindahan zat terlarut /salut oleh tenaga yang di tentukan oleh perbedaan
konsentrasi zat terlarut di kedua sisi membran dialysis. Kecepatan dan arah perpindahan
ini di tentukan oleh:
luas permukaan membran
kecepatan aliran darah dan cairan dialisat
perbedaan konsentrasi
koofisien difusi membran (permeabilitas)
2. Konveksi
Konveksi adalah perpindahan zat terlarut dan pelarut melalui membran akibat tenaga
hidrostatik yang bekerja pada membran.
Perpindahan ini di tentukan oleh:
Tekanan transmembran
Luas permukaan membran
Koefisien difusi membran (permeabilitas hidraulik membran).
Perbedaan tekanan osmotik.
Pengeluaran cairan secara ultrafiltrasi tergantung terutama pada tekanan hidrostatik
(tekanan positive kompartemen darah di tambah tekanan yang negatif karna dialisat)
yang mendorong air melalui membran.
G. Komplikasi yang dapat timbul akibat pemakaian kateter vena sentral
Komplikasinya antara lain :
1. Komplikasi karena penusukkan
Komplikasi karena penusukkan yang terjadi seperti disritmia atrium dan disritmia
ventrikel. Disritmia atrium dapat terjadi 40% pada pemakaian kateter subclavian dan
terjadi 20% disritmia ventrikel. Terjadi komplikasi pneumothoraks 1-5% pada kateter
subclavian tetapi kurang dari 0,1% pada kateter jugularis internal. Selain itu, terjadi pula
komplikasi akibat penusukkan adalah emboli udara, perforasi pada dinding jantung atau
vena sentral, tamponade pericardium dan tertembusnya arteri.
2. Infeksi
Infeksi karena penggunaan kateter merupakan masalah utama. Infeksi terjadi akibat
migrasi mikroorganisme dari kulit pasien melalui lokasi tusukan kateter dan turun ke
permukaan luar kateter atau dari kateter yang terkontaminasi selama prosedur
hemodialisis. Menurut Nissenson (2005) pemakaian femoral kateter beresiko terjadi
bakteremia 3,1% selama satu minggu kateterisasi dan meningkat menjadi 10,7% setelah 2
minggu kateterisasi. Oleh karena itu, pemakaian kateter femoral harus dilepaskan setelah
pemakaian satu minggu. Infeksi terjadi pula pada pemakaian kateter jugularis internal
sebesar 5,4% pada 3 minggu dan meningkat menjadi 10,3% setelah pemakaiam 4
minggu.
3. Thrombosis dan emboli udara
Thrombosis dapat terjadi setelah pemasangan kateter karena kesalahan teknik.
Thrombosis dapat menyebabkan hilangnya akses vascular untuk HD.
4. Stenosis vena sentral
Stenosis lebih sering terjadi pada pemakaian kateter subclavian.
H. Cara / tehnik perawatan kateter double lumen
1. Tujuan Perawatan Kateter Double Lumen
Adalah mencegah terjadinya infeksi, mencegah adanya bekuan darah di selang kateter
double lumen, kateter dapat digunakan dalam waktu tertentu dan aliran darah menjadi
lancar.
2. Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan kateter double lumen
Adalah kebersihan kateter, kondisi kateter yang tidak tertekuk, rembesan darah dari
sambungan tutup kateter, kateter lepas atau berubah posisi, tanda – tanda peradangan dan
keluhan pasien.
3. Prosedur perawatan kateter double lumen
a. Pengkajian
Kaji program medik
Kaji warna kulit disekitar lokasi pemasangan chateter double lumen, apakah ada
kemerahan.
Kaji daerah lokasi penusukan, apakah ada tanda-tanda phlebitis seperti kemerahan,
nyeri, bengkak
Monitor respon pasien
b. Perencanaan
1) Persiapan alat
Set steril (sarung tangan steril, kasa, pinset anatomis, 3 kom,doek berlubang, tuffer)
Bethadine
Alcohol 70%
NaCl 0,9%
Sarung tangan disposable
Spuit 5 cc
Kain perlak (alas)
Plester
Piala ginjal
Plastik
Fiksomol / tegaderm
Salep
2) Persiapan klien
Menjaga privacy klien
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Pelaksanaan
a. Perawat mencuci tangan
b. Memakai sarung tangan disposable
c. Dekatkan alat yang digunakan
d. Letakkan alas (perlak) di bawah kateter double lumen
e. Lepaskan balutan kotor dari badan pasien dan masukkan balutan tersebut ke dalam
plastik kotor.
f. Lepaskan sarung tangan disposible
g. Buka set steril
h. Pakai sarung tangan steril
i. Isilah masing – masing kom dengan betadin solution, alcohol 70 %. Jika di unit
hemodialisa menggunakan bromderm spray (alkohol dan bethadine)
j. Lakukan desinfektan pada area kulit di sekitar lokasi penusukan (exit site) dengan
menggunakan alkohol 70% dan diulangi sampai kulit bebas dari kotoran. Kemudian
berikan desinfektan dengan bethadine solution secara sirkuler dari arah dalam keluar.
k. Sekitar exit site, betroban salep lalu ditutup dengan kasa steril.
l. Berikan heparin pekat sesuai dengan anjuran yang tertera dalam selang pada kateter
double lumen (unit hemodialisa).
m. Kencangkan kateter double lumen dan tutup kateter double lumen dan klem dalam posisi
terkunci (unit hemodialisa).
n. Fiksasi kateter double lumen + elastic verban (femoral)
o. Tutuplah seluruh kateter dengan kasa steril dan transparan dressing
p. Bersihkan alat-alat yang sudah terpakai
q. Cek kembali keadaan exit site dan kelancaran kateter
r. Lepaskan sarung tangan steril
s. Perawat mencuci tangan
( Fresenius Medical Care, Perawatan Catheter double lumen, 2008)
d. Evaluasi
Kaji respon klien : keluhan nyeri, ekspresi wajah
Monitor TTV
Monitor tanda-tanda peradangan, infeksi atau iritasi pada area tusukkan
Monitor kondisi kateter : kelancaran, kondisi tertekuk, rembesan
e. Dokumentasi
Catat kondisi balutan dan kateter sebelumnya waktu perawatan
keluhan rasa tidak nyaman klien
TTV sebelum dan sesudah prosedur.