Anda di halaman 1dari 29

ABSES PERIRENAL

Atika anggraini
N 111 13 065
Pembimbing
Dr. I Wayan Suarsana Sp.U
Abses?

 Abses adalah rongga yang berisi nanah. Tanda utamanya

dari suatu abses adalah fluktuasi, meskipun tidak selalu

terdeteksi. Rasa hangat yang terlokalisir, bengkak dan

nyeri tekan langsung pada rongga abses adalah tanda

yang khas juga


Abses perirenal
 abses renal yang meluas kedalam jaringan lemak

disekitar ginjal. dapat diakibatkan oleh infeksi

ginjal
etiologi

Beberapa agen bakteri penyebab abses perirenal, meliputi


Escherichia coli, proterus dan staphylococcus aureus.
Beberapa bakteri gramnegatif lain dapat menyebabkan
infeksi ini meliputi Klebsiella, Enterobakter, Pseudomonas,
Serattia dan citorobakter spesies
manifestasi klinis

Sama halnya dengan abses ginjal, tanda dan gejala


abses perirenal memiliki onset yang lambat dan
tidak spesifik. Pasien biasanya mengeluh dengan
gejala lebih dari satu minggu, mengeluhkan
demam,nyeri pinggang atau nyeri perut, keringat
malam dan menggigil serta diikuti dengan lebih
dari 30 % dibarengi dengan demam
Patofisiologi
Infeksi menyebar ke
saluran kemih atau Kuman menginvasi
secara hematogen ke keparenkim ginjal
ginjal

Pecahnya abses
Abses renal
ke fascia gerota

Abses perirenal
Anatomi ginjal
Laporan kasus
 Identitas Pasien
 Nama : Ny. Dj
 Usia : 59 tahun
 Agama : Islam
 Alamat : Poboya

 Anamnesis
Keluhan Utama : Nyeri pinggang kiri
 Riwayat penyakit sekarang
Pasien perempuan usia 59 tahun, masuk
dengan keluhan nyeri pinggang kiri yang
dirasakan sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri bersifat hilang timbul.
Namun pasien tidak dapat melokalisir
nyerinya tersebut. Mual (+), muntah (-), nyeri
perut (-), nafsu makan berkurang, BAB dan
BAK saat pasien masuk biasa. Riwayat
demam (+) kurang lebih 3 minggu yang lalu,
naik turun. Namun saat ke RS pasien sudah
tidak demam lagi, nyeri kepala (-), nyeri dada
(-), sesak napas (-)
 Riwayat penyakit sebelumnya
Pasien memiliki riwayat stroke sejak 1
tahun yang lalu.
 Riwayat hipertensi sejak 1 tahun yang lalu
dan tidak terkontrol
 Riwayat nyeri saat berkemih (+) sejak 2
bulan yang lalu.
 Riwayat DM (-)
 Pemeriksaan fisik
Keadaan Umum : Sakit sedang /
Komposmentis
Tanda vital
Tekanan darah: 160 / 100 mmHg
Nadi : 96 x/menit, reguler
Pernapasan : 20 x/menit, torakoabdominal
Suhu : 36,5 º C, axilla
 Kepala
Konjungtiva anemis (+)
Sklera ikterus (-)
Bibir sianosis (-)
 Leher
Pembesaran KGB (-)
Pembesaran Tiroid (-)
 Thoraks
Inspeksi : Simetris kiri = kanan
Palpasi : MT (-), NT (-)
VF kiri = kanan
Perkusi : Sonor,batas paru hepar
ICS VI kanan depan
Auskultasi : BP : Bronkovesikuler
BT : Rh -/-, Wh -/-
 Abdomen
Inspeksi : Cembung, ikut gerak nafas, Massa(-)
Auskultasi : Peristaltik (+), kesan normal
Palpasi : Nyeri Tekan (+) pada regio
epigastrium, fluktuasi (+)
Perkusi : Timpani, Nyeri tekanKostovertebra
Kiri (+)
 Status Urologi
1. Regio : sudut kostovertebra dekstra dan
sinistra
Inspeksi : Pembesaran asimetris (+)
Palpasi : Ballotement (-/+)
Perkusi : Nyeri ketok kostovertebra sinistra
(+)
2. Regio : Supra pubik :
Inspeksi : Pembesaran (-)
Palpasi : Massa (-), Nyeri tekan (-)
3. Regio genitalia eksterna
Inspeksi : discharge (-)
4. Pemeriksaan Colok Dubur.
Tonus sfingter ani normal, ampula rekti tidak
kolaps, mukosa licin, nyeri tekan (-), keluaran (-)
 Pemeriksaan penunjang
Result Normal range
 WBC : 11,31 x 103/uL 3.8-10.6
 RBC : 3,61 x 106/uL 4.4-5.9
 Hb : 9,8 g/dL 12-16
 Hct : 30,2% 37-40
 PLT : 315 x 103/uL 150-450
Result Normal Range
 Ureum : 26.3 mg/dl 8-53
 Kreatinin : 0.64 mg/dl 0.6-1.2
 HbsAg : (-)
 Urinalisis
Protein (+1) Glukosa (-)
Keton (-) Bilirubin (+2)
Urobilinogen (-) Lekosit (+3)
Eritrosit (-)
• Sedimen
Lekosit (Penuh)
Eritrosit (10)
Silinder (-)
Epitel (+) Kristal (-)
CT Scan : Multiple abses di ren sinistra, ukuran
bervariasi,Spondilosis lumball’
resume
 Pasien wanita umur 57 tahun masuk dengan
keluhan nyeri pinggang kiri yang
berlangsung sejak 1 bulan sebelum masuk
rumah sakit. Nyeri bersifat hilang
timbul.Intensitas sedang. Mual (+), riwayat
demam (+) kurang lebih 3 minggu yang lalu,
naik turun. Namun saat ke RS pasien sudah
tidak demam lagi, pasien memiliki riwayat
stroke sejak 1 tahun yang lalu, riwayat
hipertensi sejak 1 tahun yang lalu dan tidak
terkontrol, riwayat nyeri saat berkemih (+)
sejak 2 bulan yang lalu.
 Dari pemeriksaan fisik ditemukan status
generalisata : sakit sedang, komposmentis.
Tekanan darah 160/100 yang lain dalam
batas normal. Pada status urologi
ditemukan ballotement (+) pada pinggang
kiri, nyeri tekan kostovertebra kiri.
 Diagnosis

 Diagnosis primer : Abses Perirenal


 Diagnosis sekunder : Hipertensi Grade II
 Diagnosis komplikasi : ISK
Penatalaksanaan
 IVFD Dextrose 5% : RL, 2:1 → 20 tpm
 Cefuroxime inj 1 gr/ 12 jam
 Ketorolac inj 30 gr/ 8 jam
 Candesartan 2x1
 Ranitidin inj /12 jam
 Persiapan Insisi Drainase Abses

Prognosis
Dubia
pembahasan
 Gejala umum pada pasien dengan abses perirenal
termasuk demam, menggigil, mual / muntah, dan nyeri
flank atau sakit perut. Beberapa individu dengan abses
perirenal menderita disuria dan gejala saluran kemih
lainnya. Gejala konstitusional nonspesifik (misalnya,
malaise, kelelahan, penurunan berat badan) dapat
terjadi pada pasien dengan proses kronis, terutama
mereka dengan pielonefritis xanthogranulomatous
(XGP).

 Hal ini sesuai dengan yang diperoleh dari pasien yaitu


adanya riwayat demam, muntah, nyeri saat buang air
kecil ditambah dengan nyeri pada daerah pinggang.
 Selain itu juga dari pemeriksaan fisik
didapatkan bahwa pada pemeriksaan status
urologi menunjukkan adanya pembesaran
asimetris dari sudut kostovertebra kiri dan
kanan, adanya ballotement atau fluktuasi pada
pinggang kiri yang menandakan adanya massa
daerah tersebut dan nyeri ketok pada
kostovertebra kiri.
 Pemeriksaan yang menjadi gold standar
dari penegakkan diagnosis abses perirenal
dalam hal ini CT-Scan juga menunjukkan
adanya abses perirenal. Pemeriksaan CT
Scan menjadi modalitas utama untuk
mendiagnosis abses perirenal dan juga
sebagai pengarah untuk melakukan
rencana tindakan operasi
 Dari hasil anamnesis, pemeriksaan fisik
dan pemeriksaan penunjang pasien ini
didiagnosis dengan abses perirenal.

 Penatalaksanaan yang dilakukan yaitu


dilakukan insisi drainase. Prognosis dari
pasien ini yaitu dubia.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai