Anda di halaman 1dari 35

TRI GERANI PRETALIA

PEMBIMBING : dr. RAYMOND R. ANURANTHA, Sp.B


Dinding perut terdiri dari beberapa lapis dari luar ke
dalam antara lain:
 Lapisan kulit (kutis dan subkutis)
 Lemak subkutan
 Facia camper dan fascia scarpa
 Ketiga otot perut (m.obliquus abdominis
eksternus, m.obliquus abdominis internus dan
m.transversus abdominis)
 Lapisan preperitoneum dan peritoneum, lemak
preperitoneal dan peritoneum parietal dan viceral.
Fungsi otot dinding perut adalah :
 Dinding perut membentuk rongga perut yang
melindungi isi rongga perut.
 Untuk pernapasan
 Proses berkemih dan buang air besar dengan
meningkatkan tekanan intraabdomen.
 Garis pemisah antara daerah perut ke organ-organ
kelamin luar dan ke tungkai bagian atas kedua daerah
tersebut dibentuk oleh ligamentum ingunale yang
terletak di antara tuberculum ossis pubicum (sisi
medial) dan spina iliaca anterior superior (sisi lateral).
 Di atas ligamentum inguinale, funikulus spermatikus
meninggalkan rongga perut melalui annulus
inguinalis profundus yang terletak di lateral.
 Funikulus spermatikus ini menembus dinding perut
melalui canalis inguinalis. Isi dari funikulus
spermatikus antara lain vas deferens dan pembuluh
darah, arteri spermatika, vena pampiniformis,
pembuluh limfe.
 Canalis inguinalis merupakan saluran oblik yang
melewati bagian bawah dinding abdomen anterior.
 Panjang canalis inguinalis dewasa sekitar 4 cm,
terbentuk dari annulus inguinalis profundus/ interna
sampai annulus inguinalis superfisialis / eksterna.
Canalis inguinalis dibentuk oleh dinding :
 Anterior
 Posterior
 Superior dan
 Inferior.
 Annulus inguinalis eksterna merupakan defek yang
berbentuk segitiga ( Hesselbach’s triangle) pada
aponeurosis m.obliquus eksternus dan dasarnya
dibentuk oleh crista pubica.
 Batas lateral adalah arteri epigastrika inferior, batas
medial adalah tepi lateral m. rectus abdominis, batas
inferior adalah ligamentum inguinale dan batas
posterior adalah fascia transversalis
 Hernia merupakan protrusi atau penonjolan isi suatu
rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding
rongga bersangkutan (fascia dan
muskuloaponeurotik) yang memberi jalan keluar pada
alat tubuh selain yang biasa melalui dinding tersebut.
Hernia terdiri atas 3 hal :
 cincin
 kantong dan
 isi hernia
 Hernia secara umum
 Hernia interna
 Hernia eksterna
 Hernia berdasarkan terjadinya
 Hernia bawaan atau kongenital
 Hernia dapatan atau akuisita
 Hernia menurut sifatnya
 Hernia reponibel
 Hernia irreponibel
 Hernia incarserata
 Hernia strangulata
 Hernia menurut letaknya
 Obturatorius
 Epigastrika
 Ventralis
 Lumbalis
 Spiegel
 Perienalis
 Diafragma
 Inguinalis
 Pantalon
 Umbilikal
 Femoralis
 Hernia scrotalis
 Hernia inguinalis merupakan protrusi viscus atau organ
dari cavum peritoneal ke dalam canalis inguinalis
melalui sebuah defek di dinding perut.
 Klasifikasi hernia inguinal
 Hernia inguinalis lateralis/indirect
 Hernia inguinalis medialis/direct
 Faktor yang dianggap berperan causal adalah :
 adanya prosessus vaginalis yang terbuka,
 peninggian tekanan intraabdomen dan
 kelemahan otot dinding perut
 Sebelum lahir, processus vaginalisakan mengalami
obliterasi, kecuali bagian yang mengelilingi testis yang
disebut tunika vaginalis. Jika tunika vaginalis ini tetap
ada, akan ditemukan hubungan langsung antara
cavum peritonei dengan scrotum di mana berpotensial
menyebabkan terjadinya hernia inguinalis
Testis awalnya berada di dalam rongga peritoneum

Testis turun melalui canalis inguinalis untuk masuk ke dalam scrotum


(decensus testis)

Menarik peritoneum ke daerah scrotum

Sehingga terjadi processus vaginalis peritonei

akan mengalami obliterasi dan menjadi sejenis tali fibrosa tanpa lumen

canalis ini tidak menutup (Dalam keadaan normal, canalis yang terbuka
ini akan menutup pada usia 2 bulan)

hernia inguinalis lateralis kongenital.


Pada orang tua, canalis tersebut telah menutup

karena merupakan lokus minoris resistant

tekanan intra abdomen meningkat

canal dapat terbuka kembali

hernia inguinalis lateralis akuisita


 Pada orang sehat, ada 3 mekanisme yang dapat
mencegah terjadinya hernia inguinalis adalah :
 canalis inguinalis yang berjalan miring
 adanya struktur m. obliquus abdominis internus
yang menutup annulus inguinalis internus ketika
berkontraksi
 adanya fascia transversa yang kuat di mana
menutup trigonum Hesselbach
 Gangguan pada mekanisme ini menyebabkan hernia
 Anamnesis
 Pemeriksaan fisik dan
 Pemeriksaan penunjang
Terdapat tiga teknik pemeriksaan sederhana yaitu :
 Finger test
 Thumb test dan
 Ziemann’s test.
 Hidrocele
 Kriptokismus
 Limfadenopati/limfadenitis inguinalis
Penatalaksanaan di UGD/ dokter umum:
 Pasien pada posisi Trendelenburg dengan sudut
sekitar 15-20°
 Melakukan pemberian infuse untuk mencegah
dehidrasi
 pemasangan NGT untuk hernia inkarserata dengan
tujuan dekompresi (menurunkan tekanan
intraabdomen akibat obstruksi)
 pemasanagan kateter untuk pemantauan balance
cairan
 Memberikan sedasi yang adekuat dan analgetik untuk
mencegah nyeri. Pasien harus istirahat agar tekan
intra abdominal tidak meningkat.
 Pengobatan operatif merupakan satu-satunya
pengobatan rasional hernia inguinalis.
 Pada prinsipnya operasi terdiri dari herniotomi dan
hernioplasti.
Teknik hernioraphy dapat dikelompokkan menjadi 4
kategori, yaitu :
 Open anterior repair
teknik bassini, mcvay dan shouldice
 Open posterior repair
iliopubic tract repair and teknik Nyhus
 Tension free repair with mesh
teknik Lichtenstein dan rutkow
 Laparoscopic
 Komplikasi hernia tergantung pada keadaan yang
dialami isi hernia.
 hernia strangulata yang menimbulkan gejala obstruksi
usus.
 gangguan perfusi jaringan isi hernia
 Nekrosis organ
 jika isi hernia terdiri dari usus, dapat terjadi perforasi
yang akan menyebabkan abses lokal, fistel atau
peritonitis
 Bila terjadi strangulasi, terjadi keadaan toksik akibat
ganggren
 Dubia ad Bonam

Anda mungkin juga menyukai