Oleh :
Irwan Muhaeimin H.M.
Pembimbing
dr. Alfreth Langitan Sp.B, FInaCS
Fistula perianal → saluran abnormal, dibatasi, jaringan
granulasi, menghubungkan satu ruang (epitel anus atau
rektum) menuju ke epidermis kulit di dekat anus
Gambar 1. Mudigah
Kanalis Analis
• Panjang 2,5-4 cm, mulai dari flexura
perinealis
• Selaput lendir berbentuk lipatan-lipatan
vertikal yang disebut columnae rectales
(columna anales) Morgagni.
• Diantara columna anales morgagni
terdapat crypta analis dan linea pectinea
(linea dentata).
• Infeksi yang terjadi disini dapat
menimbulkan abses anorektum yang dapat
membentuk fistel.
Keterangan
(1). Rektum dilapisi mukosa usus (2). Lapisan otot sirkuler dinding rectum (3). Lapisan
otot longitudinal dinding rektum( 4). Tulang panggul (5). m.obturator internus (6).
m.levator anus (7). m.pubo-rektal (8). m.sfingter internus (9). m.sfingter externus (10).
Garis atas-sfingter (dari hilton ) merupakan perbatasan antara sfingter intern dan ekstern
yang dapat diraba (11). Tonjolan rektum atau kolumna morgagni dengan muara kelenjar
rektum diantaranya di dalam kripta (12). Garis mokokuktan atau linea pektinata
merupakan perbatasan antara selaput lendir (=mukosa) rektum dan kutis (=kulit) anus
(13). Kanalis analis dengan epitel gepeng
Rectum dan canalis analis mendapat
perdarahan dari :
1. Arteri hemoroidales superior adalah
kelanjutan langsung a. mesenterika inferior.
2. Arteri hemoroidalis medialis merupakan
percabangan anterior a.iliaka interna.
3. Arteri hemoroidalis inferior adalah cabang
dari arteri pudenda interna.
Keterangan :
(1). a.hemoroidalis inferior (2). a. pudenda (3). a.hemoroidalis media
(4). a. iliaka interna(5). a. hemoroidalis superior (6). Cabang arteri
sigmoidea (7). a. iliaka komunis dextra (8). a.mesenterika inferior (9).
Aorta (10). v.kava inferior (11). a.sakralis.
Vena hemoroidalis superior berasal dari
pleksus hemoroidalis internus dan berjalan
ke arah cranial ke dalam vena mesenterika
inferior dan seterusnya melalui vena lienalis
ke vena porta. Vena ini tidak terkatup
sehingga tekanan rongga perut menentukan
tekanan didalamnya. Vena hemoroidalis
inferior mengalirkan darah ke dalam vena
pudenda interna dan ke dalam vena iliaka
interna dan sistem kava
Persarafan rektum terdiri atas sistem simpatik dan
parasimpatik. Serabut simpatik berasal dari pleksus
mesenterikus inferior dan dari sistem parasakral yang
terbentuk dari ganglion simpatis lumbal ruas kedua,
ketiga, dan keempat. Unsur simpatis plesksus ini
menuju ke arah struktur genital dan serabut otot
polos yang mengendalikan emisi air mani dan
ejakulasi. Persarafan parasimpatis (nervi ergentes)
berasal dari saraf sacral kedua, ketiga, keempat dan
kelima. Serabut saraf ini menuju ke jaringan erektil
penis dan klitoris serta mengendalikan ereksi dengan
cara mengatur aliran darah ke dalam jaringan ini.
Muskulus puborektal mempertahankan sudut
anorectum; otot ini mempertajam sudut tersebut bila
meregang dan meluruskan usus bila mengendur
• hubungan abnormal antara epitel dari kanalis anal dan epidermis dari kulit perianal
Definisi
• Fistula perianal sering terjadi pada laki laki berumur 20 – 40 tahun, berkisar 1-3 kasus tiap
10.000 orang. Sebagian besar fistula terbentuk dari sebuah abses (tapi tidak semua abses
Insiden & menjadi fistula). Sekitar 40% pasien dengan abses akan terbentuk fistula
Epidemiologi
• berawal dari kelenjar dalam di dinding anus atau rektum. Kadang-kadang fistula
merupakan akibat dari pengeluaran nanah pada abses anorektal
• Organisme yang biasanya terlibat dalam pembentukan abses adalah Escherichia coli,
Etiologi Enterococcus sp dan Bacteroides sp
Patofisiologi
Klasifikasi
Jenis Gambar
Fistula intersphincteric
Fistula suprasphincteric
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan Radiologi
Fistulografi
Ultrasound endoanal / endorektal
MRI
CT- Scan
Barium Enema
Anal Manometri
Penatalaksanaan
Fistulotomi
Fistulektomi
Seton
Advancement Flap
Fibrin Glue
Prognosis
Fistel dapat kambuh bila lubang dalam tidak turut dibuka atau dikeluarkan,
cabang fistel tidak turut dibuka, atau kulit sudah menutup luka sebelum
jaringan granulasi menempel permukaan. Setelah fistulotomy standar,
tingkat kekambuhan dilaporkan adalah 0-18% dan tingkat dari setiap
inkontinensia tinja adalah 3-7%. Setelah menggunakan Seton,
melaporkan tingkat kekambuhan adalah 0-17% dan tingkat dari setiap
inkontinensia feses adalah 0-17%. Setelah flap mukosa kemajuan, tingkat
kekambuhan dilaporkan adalah 1-17% dan tingkat dari setiap
inkontinensia feses adalah 6-8%.