Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Remaja sebagai calon penerus bangsa, aset bangsa. Tahap perkembangan yang
rawan. Masalah yang paling banyak ditemukan : kehamilan, penyalahgunaan obat
dan alkohol, kecelakaan, bunuh diri, penyakit karena hubungan sex ( Lancaster,
1996). Di Indonesia, masalah remaja : penyalahgunaan obat dan alkohol,
kehamilan, perilaku kekerasan dan malnutrisi.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin
canggih membawa dampak pada semua kehidupan, terutama pada generasi penerus
bangsa khususnya pada remaja. Salah satunya dampak negative banyak para
pelajar di kalangan remaja sudah merokok, berkendaraan dengan kecepatan tinggi,
percobaan bunuh diri, minum-minuman dan penggunaan zat yang merusak
kesehatan.
Dampak yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah yang komplek,
ditandai oleh dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk terus menerus
digunakan, walaupun mengalami dampak yang negative dan menimbulkan
gangguan fungsi sehari-hari baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa / mahasiswi STIKES Faletehan memperoleh informasi
dan gambaran tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja.
b. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang remaja.
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada remaja dengan masalah yang
ada.
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas remaja.

1
d. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas
pada remaja.
e. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan
komunitas pada remaja
f. Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas pada remaja yang bermasalah.

2
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 KONSEP REMAJA

2.1.1 Pengertian

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-


kanak ke dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO (2007) adalah 12
sampai 24 tahun. Namun, jika pada usia remaja seseorang sudah menikah,
maka ia tergolong dalam dewasa dan bukan lagi remaja. Sebaliknya, jika
usia sudah bukan lagi remaja tetapi masih tergantung pada orang tua
(tidak mandiri), maka tetap dimasukkan ke dalam kelompok remaja.

Remaja merupakan tahapan seseorang dimana ia berada di antara


fase anak dan dewasa yang ditandai dengan perubahan fisik, perilaku,
kognitif, biologis , dan emosi. Untuk mendeskripsikan remaja dari waktu
ke waktu memang berubah sesuai perkembangan zaman. Ditinjau dari
segi pubertas, 100 tahun terakhir usia remaja putri mendapatkan haid
pertama semakin berkurang dari 17,5 tahun menjadi 12 tahun, demikian
pula remaja pria. Kebanyakan orang menggolongkan remaja dari usia 12-
24 tahun dan beberapa literatur yang menyebutkan 15-24 tahun. Hal yang
terpenting aadalah seseorang mengalami perubahan pesat dalam
hidupnya di berbagai aspek.

2.1.2 Perkembangan Remaja

A. Perkembangan Kognitif Remaja


1. Abstrak (teoritis)
menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian guna
menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan
masalah abstrak ; aljabar.
2. Idealistik

3
Berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun
masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
3. Logika
Berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan
untukmemecahkan suatu masalah. Kemudianmerekamenguji
cara pemcahan secara runtut, tratur dan sistematis.

B. PerkembanganPsikososialRemaja
Tugas Perkembangan (MenurutHavighurst)
1) Menyesuaikandiridenganperubahanfisiologis- psikologis
2) Belajarbersosialisasisebagai seorang laki-laki maupun
wanita
3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua
dan orang dewasa lain
4) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang
bertanggung jawab
5) Memperolehkemandirian dan kepastian secara ekonomis

C. Perkembangan Identitas Diri


1) Konsep diri 6) Tanggung
2) Evaluasi diri jawab
3) Harga diri 7) Komitmen
4) Efikasi diri 8) Ketekunan
5) Kepercayaan 9) Kemandirian
diri

2.1.3 Masalah Kesehatan Pada Remaja


1) Masalah Emosional dan Bunuh Diri
Masa remaja adalah masa pertumbuhan yang cepat dan banyak
perubahan . Pengaruh hormonal dapat menyebabkan remaja menjadi
emosional dan terduga di kali ( SAMHSA , 2003). Pengaruh teman

4
sebaya meningkat , dan tekanan teman sebaya dapat mempengaruhi
perilaku . Remaja menguji aturan keluarga dan umumnya mencari
identitas dan individualitas mereka sendiri terpisah dari keluarga .
Kebanyakan orang tua dan remaja naik dari periode ini dengan cinta
dan pengertian dan tidak ada efek negatif jangka panjang . Untuk
beberapa anak , namun, kurangnya nyata atau dirasakan dari
dukungan emosional dapat menyebabkan masalah temporer atau
masalah emosional permanen . Penelitian longitudinal sampai akhir
masa kanak-kanak ke remaja mengungkapkan bahwa praktik
pengasuhan yang keras di masa kecil dan penolakan orangtua pada
masa remaja menyebabkan rasa malu dan rasa bersalah yang berkaitan
dengan depresi dan kenakalan ( Stuewig & McCloskey , 2005). Juga ,
perbedaan gender dalam jenis dan lintasan masalah emosional dan
perilaku telah dicatat , dengan lebih banyak perempuan
mengembangkan remaja - onset depresi dan laki-laki setan - strating
masalah perilaku lebih pada usia lebih dini onset ( Zahn - Waxler ,
Shirtcliff , & Marceau 2008 ) . masalah-masalah emosional dapat
mempengaruhi banyak aspek kehidupan seorang remaja : misalnya ,
penyesuaian psikososial yang positif telah dikaitkan dengan
pelanggaran lalu lintas sedikit pada remaja ( Bingham , Shope , &
Raghunathan , 2006) .
Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pada
adolesens usia antara 15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan
pembunuhan merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi social
biasanya mendahului usaha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga
sebagai akibat dari kombinasi beberapa factor.
2) Kekerasan
Penangkapan untuk kejahatan pemuda kekerasan memuncak
pada dekade antara tahun 1983 dan 1993 ( Surgeon General
Amerika Serikat , 2002) . Survei menunjukkan bahwa antara 15 %
dan 40 % remaja mengakui telah melakukan pelanggaran

5
kekerasan yang serius pada usia 17 , dan kekerasan pemuda serius
adalah bagian dari konstelasi perilaku pengambilan risiko yang
juga mencakup seks dewasa sebelum waktunya , obat-obatan , dan
senjata ( Surgeon General Amerika Serikat , 2002) . Geng sering
dikaitkan dengan kekerasan remaja .
Namun, proporsi sekolah melaporkan aktivitas geng telah
menurun ( Surgeon General Amerika Serikat , 2002) , dan jumlah
keseluruhan geng dan anggota geng mengalami penurunan sejak
tahun 1996 ( Egley & Ritz , 2006; National Youth Violence
Prevention Cen - ter [ NYVPRC ] , 2008) . Kekerasan di sekolah
telah dikaitkan dengan intimidasi ( Nansel , Overpeck , Haynie ,
Ruan , & Scheidt , 2003) dan lingkungan sekolah . Pengaruh
budaya dan lingkungan terhadap remaja termasuk kekerasan yang
anak-anak dan remaja yang terkena .
Peningkatan perilaku agresif di kalangan anak-anak dan
remaja telah dikaitkan dengan kekerasan di lingkungan , rumah
( suami-istri dan pelecehan anak ) , dan masyarakat , serta apa yang
anak-anak lihat di televisi dan film . . Kekerasan adalah satu
ancaman yang meningkat untuk remaja . Siswa sekolah menengah
dilaporkan untuk berjuang lebih dan pengalaman intimidasi lebih
dari anak-anak usia sekolah dasar atau sekolah tinggi siswa
( Juvonen , Le , Kaganoff , Agustinus , & Constant ,
2004) .Bullying dapat menyebabkan depresi , kecemasan sosial ,
antar - nalizing dan gejala psikosomatik , kesepian , dan kinerja
sekolah yang buruk ( Arseneault et al , 2008; . Wigfield , Lutz ,&
Wagner , 2005). Anak-anak atau remaja dengan kecemasan atau
depresi juga mengalami peningkatan risiko menjadi korban
bullying ( Fekkes , Pijpers , Fredriks , Vogels , & Verloove - Van
- horick , 2006) .
Persentase remaja muda yang tidak merasa aman di sekolah
meningkat secara dramatis : Dalam Survey Perilaku Risiko

6
Pemuda terbaru , 18,5 % remaja dilaporkan membawa senjata ke
sekolah selama sebulan terakhir , dan lebih dari 35,9 % terlibat
dalam perkelahian fisik pada tahun lalu ( CDC , 2006a ) .

3) Penyalahgunaan Zat
Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama
bagi mereka yang bekerja dengan adolesens. Adolesens dapat
menyakini bahwa zat yang merubah alam persaan menciptakan
perasaan sejahtera atau membuktika tingkat penampilan. Semua
adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental
atau kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih
berisiko terhadap penggunaan kronik dan ketergantungan fisik.
Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat
mereka lebih matur.
Survei Perilaku Risiko Pemuda terbaru menemukan bahwa
20,2 % siswa SMA telah menggunakan ganja pada bulan lalu , dan
54,8 % dari 12 siswa kelas merokok ganja secara teratur , 3,4 %
dari siswa SMA telah menggunakan kokain pada suatu waktu .
Lebih dari 43 % melaporkan bahwa mereka saat minum alkohol
( CDC , 2006a ) . Survei Perilaku Risiko Pemuda terbaru
menemukan bahwa 20,2 % siswa SMA telah menggunakan ganja
pada bulan lalu , dan 54,8 % dari 12 siswa kelas merokok ganja
secara teratur , 3,4 % dari siswa SMA telah menggunakan kokain
pada suatu waktu . Lebih dari 43 % melaporkan bahwa mereka saat
minum alkohol ( CDC , 2006a ) .

4) Seksualitas Remaja dan Kehamilan


Perubahan fisik yang terjadi pada masa pubertas bertanggung
jawab atas munculnya dorongan seksual. Pemuasan dorongan
seksual masih dipersulit dengan banyaknya tabu sosial, sekaligus
juga kekurangan pengetahuan yang benar tentang seksulitas.

7
Namun, sejak 1960-an aktivitas seksual telah meningkat diantara
remaja; studi akhir menunjukkan bahwa hampir 50% remaja
dibawah usia 15 tahun dan 75% remaja dibawah usia 19 tahun telah
melakukan hubungan seksual. Terlepas dari keterlibatan mereka
dalam aktivitas seksual, beberapa remaja tidak tertarik pada, atau
tidak tahu tentang, metode Keluarga Berencana atau gejala-gejala
penyakit menular seksual (PMS). Akibatnya, angka kelahiran tidak
sah dan timbulnya penyakit menular seksual kian meningkat.
Selain perubahan fisik, remaja juga mengalami perubahan
emosional dan psikososial. Tugas psikososial remaja adalah untuk
tumbuh dari orang yang bergantung menjadi orang yang tidak
bergantung, yang identitasnya memungkinkan orang tersebut
untuk berhubungan dengan orang lain dalam gaya dewasa.
Perubahan emosional menimbulkan problem emosional yang
bervariasi antara remaja yang satu dengan remaja yang lain.
Perubahan emosional tersebut tercermin dalam sikap dan tingkah
laku. Sedangkan, perkembangan kepribadian pada masa ini
dipengaruhi tidak saja oleh orang tua dan lingkungan keluarga,
tetapi juga oleh lingkungan sekolah maupun teman-teman
pergaulan di luar sekolah.

5) Penyakit Menular
Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun
di bawah usia 25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan
adolesens yang aktif seksual dilakukan skrining terhadap PMS,
meskipun mereka tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja
merupakan kejadian umum di Amerika Serikat; 1 dari setiap 10
wanita dibawah usia 20 tahun mengalami kehamilan, dan banyak
yang memilih untuk memelihara bayinya sendiri. Kehamilan tidak
memiliki risiko fisik pada ibu yang masih remaja kecuali mereka
dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima perawatan prenatal.

8
6) Kecelakaan
Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada
adolesens (sekitar 70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang
merupakan penyebab umum terbanyak, mengakibatkan hamper
setengah kematian pada usia 16 sampai 19 tahun (Edelmen da
Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan intoksikasi
alcohol atau penyalahgunaan obat.

2.2 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

2.2.1 Pengkajian
Pengkajian merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisa sehingga
masalah kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga
atau kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis,
psikologis, social ekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan. Dalam
tahap pengkajian ada lima kegiatan yaitu : pengumpulan data, pengolahan
data, analisa data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah.
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data
meliputi :
a) Data Inti, meliputi : riwayat atau sejarah perkembangan
komunitas, data demografi, vital statistic, status kesehatan
komunitas
b) Data lingkungan fisik, meliputi : pemukiman, sanitasi, fasilitas,
batas-batas wilayah, dan kondisi geografis
c) Pelayanan kesehatan dan social, meliputi : pelayanan
kesehatan, fasilitas social (pasar, toko, dan swalayan)

9
d) Ekonomi, meliputi : jenis pekerjaan, jumlah penghasilan rata-
rata tiap bulan, jumlah pengeluaran rata-rata tiap bulan, jumlah
pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia.
e) Keamanan dan transportasi
f) Politik dan keamanan, meliputi : system pengorganisasian,
struktur organisasi, kelompok organisasi dalam komunitas,
peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
g) Sistem komunikasi, meliputi : sarana untuk komunikasi, jenis
alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas, cara
penyebaran informasi
h) Pendidikan, meliputi : tingkat pendidikan komunitas, fasilitas
pendidikan yang tersedia, dan jenis bahasa yang digunakan
i) Rekreasi, meliputi : kebiasaan rekreasi dan fasilitas tempat
rekreasi

2.2.2 Analisa Data


Analisa data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan
menghubungkan data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga
dapat diketahui tentang kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh
masyarakat. Tujuan analisa data;
a) Menetapkan kebutuhan komunitas
b) Menetapkan kekuatan
c) Mengidentifikasi pola respon komunitas
d) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan
kesehatan.

2.2.3 Prioritas Masalah


Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan
keperawatan yang perlu pertimbangan berbagai faktor sebagai kriteria
penapisan, diantaranya:
a) Sesuai dengan perawat komunitas

10
b) Jumlah yang berisiko
c) Besarnya resiko
d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
e) Minat masyarakat
f) Kemungkinan untuk diatasi
g) Sesuai dengan program pemerintah
h) Sumber daya tempat
i) Sumber daya waktu
j) Sumber daya dana
k) Sumber daya peralatan
l) Sumber daya orang
Masalah yang ditemukan dinilai dengan menggunakan skala
pembobotan, yaitu : 1 = sangat rendah, 2 = rendah, 3 = cukup, 4 =
tinggi, 5 = sangat tinggi. Kemudian masalah kesehatan diprioritaskan
berdasarkan jumlah keseluruhan scoring tertinggi.

2.2.4 Diagnosa Keperawatan


Untuk menentukan masalah kesehatan pada masyarakat dapatlah
dirumuskan diagnosa keperawatan komunitas yang terdiri dari :
a) Masalah (Problem)
Yaitu kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal
yang terjadi.
b) Penyebab (Etiologi)
Yang meliputi perilaku individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat, lingkungan fisik dan biologis, psikologis dan
sosial serta interaksi perilaku dengan lingkungan.
c) Tanda dan Gejala (Sign and Sympton)
Yaitu informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa serta
serangkaian petunjuk timbulnya masalah.
Diagnosa keperawatan NANDA untuk meningkatkan
kesehatan yang bisa ditegakkan pada adolesens, yaitu :

11
1. Risiko cedera yang berhubungan dengan:
a. Pilihan gaya hidup
b. Penggunaan alcohol, rokok dan obat
c. Partisipasi dalam kompetisi atletik, atau aktivitas
rekreasi
d. Aktivitas seksual
2. Risiko infeksi yang berhubungan dengan:
a. Aktivitas seksual
b. Malnutrisi
c. Kerusakan imunitas
3. Perubahan pemeliharaan kesehatan yang berhubungan
dengan:
a. Kurangnya nutrisi yang adekuat untuk mendukung
pertumbuhan
b. Melewati waktu makan; ikut mode makanan
c. Makan makanan siap saji, menggunakan makanan
yang mudah atau mesin penjual akanan
d. Kemiskinan
e. Efek penggunaan alcohol atau obat
4. Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan:
a. Tidak berpengalaman dengan peralatan rekreasional
yang tidak dikenal
b. Kurang informasi tentang kurikulum sekolah
5. Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan:
a. Perasaan negative tentang tubuh
b. Perubahan maturasional yang berkaitan dengan
laju pertumbuhan adolesens

2.2.5 Intervensi (Perencanaan) Keperawatan


Perencanaan asuhan keperawatan komunitas disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan komunitas yang telah ditentukan dengan tujuan

12
terpenuhinya kebutuhan pasien. Jadi perencanaan keperawatan meliputi:
perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan
dan kriteria hasil untuk mencapai tujuan.
Masalah kesehatan adolesens
Intervensi promosi kesehatan
1) Cedera tidak disengaja
a) Anjurkan adolesens untuk mengikuti program pendidikan
mengemudi dan menggunakan sabuk keselamatan
b) Informasikan adolesens tentang risiko yang berkaitan dengan
minum dan berkendaraan; penggunaan obat
c) Tingkatkan penggunaan helm oleh adolesens yang menggunakan
kendaraan bermotor
d) Yakinkan adolesens mendapatkan orientasi yang tepat untuk
penggunaan semua alat olahraga
2) Penggunaan zat
Periksa penggunaan zat, seperti alcohol, rokok dan obat-obatan serta
informasikan risiko penggunaannya
3) Bunuh diri
a) Berikan informasi tentang bunuh diri
b) Ajarkan metode untuk bertemu dengan sebaya yang mencoba
bunuh diri
4) Penyakit menular seksual
a) Berikan adolesens informasi mengenai penyakit, bentuk
penularan, dan gejala yang berhubungan
b) Dorong pantangan terhadap aktivitas seksual; atau bila aktif
seksual, tentang penggunaan kondom
c) Berikan informasi akurat tentang konsekuensi aktivitas seksual

2.2.6 Implementasi Keperawatan

13
Merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan
komunitas yang telah disusun. Prinsip dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan, yaitu :
a) Berdasarkan respon masyarakat.
b) Disesuaikan dengan sumber daya yang tersedia di masyarakat.
c) Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara diri sendiri
serta lingkungannya.
d) Bekerja sama dengan profesi lain.
e) Menekankan pada aspek peningkatan kesehatan masyarakat dan
pencegahan penyakit.
f) Memperhatikan perubahan lingkungan masyarakat.
g) Melibatkan partisipasi dan peran serta masyarakat dalam pelaksanaan
implementasi keperawatan.

2.2.7 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi memuat keberhasilan proses dan kerhasialn tindakan
keperawatan. Keberhasilan proses dapat dilihat dengan membandingkan
antara proses dengan pedoman atau rencana proses tersebut.

BAB III
TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan Komunitas pada Remaja di Kelurahan A


A. PENGKAJIAN
1. Data Inti

14
a) Sejarah
Sebagian besar remaja di Kelurahan A sudah lama tinggal di
Bengkulu karena orang tua dan keluarga besarnya bertempat tinggal
di sana. Sehingga komunitas remaja sebagian besar dilahirkan disina
dan bersekolah di Bengkulu. Mereka juga tidak tahu siapa yang
pertama kali tinggal di kota ini. Mereka hanya tahu kalau puyang dan
kakeknya juga tinggal disini. Saat pengkajian para remaja biasanya
masih tinggal bersama orang tuanya dan biasanya penghasilan orang
tuanya tersebut dari kota itu sendiri.
b) Demografi
Kelurahan A dengan 5 RT dan 2 RW mempunyai jumlah
penduduk 1050 jiwa (220KK). Dimana RW tersebut terdiri dari RW
01 dan 02, terdiri 5 RT yaitu: RT 01, RT02, RT03, RT 04, RT 05
dimana pada RT 05. Batas wilayah yang dijadikan target pengkajian,
sebelah utara dibatasi oleh RW 02, sebelah selatan dibatasi oleh
perkebunan, di sebelah timur dibatasi oleh komplek perumahan dan di
sebelah barat dibatasi oleh RW 01. Kelurahan memilki berbagai
fasilitas umum yang terdiri dari sebuah masjid, sebuah taman kanak-
kanak, sebuah balai RW dan dua lokasi pemakaman umum. Fasilitas
pelayanan kesehatan yang dimilki ada puskesmas harapan warga.

Berdasarkan table diatas, umur 13-20 tahun yaitu umur remaja sebanyak
laki-laki 91 orang dan perempuan sebanyak 85 orang, menurut WHO
batasan umur remaja adalah 12-24 tahun di interval umur 6-12 tahun ada
2 orang yang berumur 12 tahun, pada interval 21-35 tahun ada 12 orang
yang termasuk dalam batasan umur menurut WHO. Jadi jumlah remaja di
kelurahan A adalah 190 orang, dengan persentase 18,09% dari jumlah
penduduk di kelurahan A.
1) Etnisitas
Kelompok budaya yaitu: bangsa Jawa, Batak, Padang, dll.
2) Nilai dan Keyakinan

15
Nilai yang mereka anut adalah kebersamaan dan keyakinan yang
mereka anut yang terdiri dari agama Islam, Kristen. Tapi kenyataan
dari menganut agama Islam terlihat dari banyaknya bangunan masjid.
2. Data Lingkungan Fisik
Di lingkungan Kelurahan A banyak terdapat perumahan dengan tipe
permanen dengan persentase 82%, semi permanen13%, tidak permanen
5%. Sebagian besar status kepemilikan rumah di kelurahan A milik
sendiri. Belum terdapatnya lokasi untuk wadah perkumpulan remaja
seperti karang taruna di Kelurahan A. Biasanya remaja berkumpul di
persimpangan dekat RW 02 untuk dijadikan lokasi pertemuan kebut-
kebutan.
3. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Sarana kesehatan yang paling terdekat adalah puskesmas, sebagian
besar orang tua biasanya membawa remaja de puskesmas jika remaja sakit,
jika ada keadaan yang darurat barulah dibawa ke rumah sakit. Tempat
pelayanan kesehatan yang lainnya adalah dokter praktek umum, bidan,
balai pengobatan
4. Ekonomi
Di Kelurahan kebanyakan orang tua dari remaja berekonomi
menengah ke atas, sehingga tidak ada kendala untuk memenuhi keinginan
remaja seperti membelikan kendaraan bermotor. Sebagian besar remaja
masih bergantung dengan orang tua mereka dalam pemenuhan kebutuhan,
sebagiannya lagi remaja tidak ada kegiatan atau penganguran.
5. Keamanan dan Transportasi
Kendaraan di Kelurahan A sangat mudah dan banyak, sehingga para
remaja bisa menggunakan fasilitas kendaraan umum tersebut. Tetapi
kebanyakan dari mereka tidak bisa memanfaatkan kendaraan tersebut,
50% remaja mengisi waktu untuk kebut-kebutan dijalan raya. Hampir
seluruh remaja memiliki kendaraan dengan persentase 89%.
6. Politik dan Pemerintah

16
Di Kelurahan A para remaja banyak tidak mengikuti dan tidak
berperan serta dalam kelompok organisasi di komunitas mereka. Di
kelurahan A tidak terdapat wadah perkumpulan seperti karang taruna.
7. Sistem komunikasi
Sebagian besar remaja kalau ada masalah memberitahukan
masalahnya kepada teman sebaya yang dekat dengannya, ada juga yang
hanya diam saja, dan mengalihkan masalahnya dengan kegiatan yang tidak
bermanfaat seperti kebut-kebutan.
8. Pendidikan
Para remaja mendapatkan ilmu pengetahuan yang pasti tetapi harus
mendapatkan ilmu yang berhubungan dengan kesehatan, karena remaja
rentan terhadap resiko kematian akibat kendaraan bermotor dengan
kecepatan yang tinggi, remaja juga memiliki rasa ingin tahu yang besar
sehingga ingin mencoba hal-hal yang baru, pengetahuan tentang dampak
buruk dari merokok dan zat-zat yang berbahaya harus diberitahuakan
kepada kelompok remaja ini.
9. Rekreasi
Di Kelurahan A biasanya remaja lebih memilih rekreasi dengan
duduk di warung sambil merokok dengan persentase 70%, minum-
minuman dengan persentase 15%.
10. Pemeriksaan fisik remaja

ANALISA DATA
MASALAH KESEHATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN

Hasil Quisioner :
 50% remaja menggunakan sebagian waktu untuk kebut-kebutan dijalan
raya.
 Hampir seluruh remaja mempunyai kendaraan bermotor 89%

17
Hasil Wawancara :
Beberapa remaja mengatakan bahwa umumnya mereka mengisi waktu luang di luar
rumah, seperti: kebut-kebutan di jalan raya.
Hasil Observasi
Tidak ditemukannya wadah perkumpulan remaja (Karang Taruna) di kelurahan A
 Resiko cedera pada remaja di kelurahan A
 Resiko cedera pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-kebutan dijalan raya

Hasil Quisioner :
Kebiasaan remaja; merokok 70% , minum beralkohol 15%, narkoba 10% dan
prilaku seksual 5% menyimpang.
Hasil Wawancara :
Beberapa remaja mengatakan bahwa mereka jarang melakukan olahraga
Hasil Observasi
Tidak adanya kegiatan olahraga dan tidak terdapat sarana olahraga di kelurahan A.

 Perubahan pemeliharaan kesehatan


 Perubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya
merokok, alkohol dan narkoba
B. PENAMPISAN MASALAH
Diagnosa keperawatan
Kriteria penapisan
Tersedia Sumber
Sesuai dengan peran
perawat komunitas
Jumlah yang beresiko
Besarnya resiko
Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
Minat masyarakat

18
Keingnan masyarakat
Sesuai dengan program pemerintah
Sumber daya tempat
Sumber daya waktu
Sumber daya dana
Sumber daya peralatan
Sumber daya orang (perawat)

1. Perubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A


berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya
merokok, alkohol dan narkoba. Dengan skore 57.
2. Resiko terjadinya peningkatan angka kematian pada remaja di kelurahan A
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-
kebutan di jalan raya. Dengan skore 50.

RENPRA

Diagnosa Tujuan Intervensi


1. Resiko cedera pada remaja di Setelah dilakukan tindakan 1. Melakukan penyuluhan di
keperawatan diharapkan balai desa kelurahan A
kelurahan A b/d kurangnya
resiko cedra pada remaja dengan tema bahaya
pengetahuan remaja tentang dapat dikurangi dengan kebut-kebutan dan
kriteria : peraturan lalu lintas.
bahaya kebut-kebutan
1. Remaja dapat
dijalan raya memahami bahaya 2. Bekerja sama dengan
kebut-kebutan di pihak kepolisian tentang
Data subjektif:
jalan raya demonstrasi tertib
 Beberapa remaja 2. Remaja berlalulintas
mengatakan bahwa memanfa’atkan
waktu luang dengan 3. Membentuk organisasi
umumnya mereka belajar bersama atau karang taruna, dengan
mengisi waktu luang di kegiatan yang lebih kader remaja yang sudah
bermanfa’at. dilatih untuk menyalurkan
luar rumah, seperti: 3. Remaja mempunyai hobi atau mengisi waktu
kebut-kebutan di jalan wadah perkumpulan luang
(karang taruna)
raya. untuk menyalurkan
Data Objektif hobi atau sharing.

19
 50% remaja
menggunakan sebagian
waktu untuk kebut-
kebutan dijalan raya.
 Hampir seluruh remaja
mempunyai kendaraan
bermotor 89%
 Tidak ditemukannya
wadah perkumpulan
remaja (Karang Taruna)
di kelurahan A

2. Perubahan pemeliharaan Setelah dilakukan tindakan 1. Melakukan


keperawatan diharapkan penyuluhan di balai
kesehatan pada remaja di
remaja dapat memelihara desa kelurahan A
kelurahan A b/d kurangnya kesehatan remaja dikurangi dengan tema bahaya
dengan kriteria : merokok pentingnya
pengetahuan remaja tentang
1. Remaja dapat berolahraga
efek bahaya merokok, memahami bahaya
merokok alkohol dan 2. Membentuk
alkohol dan narkoba
narkoba organisasi karang
Data Subjektif 2. Remaja dapat taruna, dengan kader
 Beberapa remaja menerapkan prilaku remaja yang sudah
mengatakan bahwa hidup sehat bebas dilatih
mereka jarang dari rokok alkohol
melakukan olahraga dan narkoba 3. Memotivasi remaja
3. Remaja untuk memelihara
Data Objektif memanfa’atkan kesehatan mereka
 Kebiasaan remaja; waktu luang dengan dengan berolahraga
belajar bersama atau dan mengurangi
merokok 70% , minum kegiatan yang lebih kebiasaan buruk.
beralkohol 15%, narkoba bermanfa’at.
4. Remaja mempunyai 4. Bekerja sama dengan
10% dan prilaku seksual wadah perkumpulan lintas sektoral untuk
5% menyimpang. (karang taruna) penyediaan saran
untuk menyalurkan olahraga bagi remaja
 Tidak adanya kegiatan hobi atau sharing. kelurahan A
olahraga dan tidak 5. Remaja dapat
terdapat sarana olahraga memelihara
di kelurahan kesehatan mereka

20
dengan berolahraga
dan mengurangi
kebiasaan buruk
mereka.

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi
masa yang yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah.
Banyak proses yang harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak
menjadi dewasa ini. Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas
kesehatan dalam menangani problematika remaja pun akan semakin
kompleks. Namun ada penyelesaian masalah untuk membentuk manusia-

21
manusia kreatif dengan karakter yang kuat, salah satunya dengan
melakukan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok remaja.
Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan pada masyarakat khususnya remaja. Remaja dengan jiwa yang
masih labil masih perlu bimbingan melalui penyuluhan agar resiko
peningkatan angka kematian dan perubahan pemeliharaan kesehatan pada
remaja kelurahan A teratasi.

4.2 Saran
Kesehatan merupakan hal yang paling penting dan utama demi masa
depan nantinya agar cita-cita dapat tercapai, diharapkan dengan adanya
penyuluhan remaja menjadi manusia yang kreatif dan berrkarakter yang
kuat dan remaja dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan.
Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk
menambah wawasan mengenai asuhan keperawatan komunitas khususnya
remaja diharapkan para pembaca dapat menyempurnakan makalah ini lebih
baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

Allender,JudithAnn.
Communityhealthnursing:promotingandprotectingthepublic’shealth/JudithA.Alle
nder,Cherie
Rector,KristineD.Warner.—7thed.
Anderson, Elizabeth T, dkk. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas Teori Dan
Praktik. Edisi III. Jakarta: EGC.

Efendi, Ferry., Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas Teori Dan


Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

CommunityHealthNursing:PromotingandProtectingthePublic'sHealth...

22
http://search.barnesandnoble.com/Community-Health-Nursing/Judith-A-...

Tim Pengajar Keperawatan Komunitas Program Studi Keperawatan Persahabatan


Poltekkes DepKes Jakarta III. 2008. Keperawatan Komunitas; Upaya
memandirikan Masyarakat Untuk hidup sehat. Jakarta: Trans info Media.

23

Anda mungkin juga menyukai