Leksminingsih
Pusat Litbang Jalan dan Jembatan
Jl. A.H.Nasution No.264 .Bandung 40294
E-mail : leksminingsih@telkom.net.id
Diterima : 22 Mei 2009; Disetujui : 31 Juli 2009
ABSTRAK
Untuk memenuhi persyaratan joint sealant pada sambungan perkerasan beton,
telah dilakukan pengujian di laboratorium, dimana uji keawetan (wheathering)
belum dapat dilakukan. Oleh karena perlu dilakukan uji simulasi pada perkerasan
beton dilapangan. Joint sealant dibuat dari bahan dasar aspal pen 60 dengan
bahan tambah, baik yang bersifat elastomer maupun yang bersifat plastomer, yang
terdapat di Indonesia. Metode yang digunakan untuk pembuatan joint sealant
adalah metode eksperimen, dengan beberapa macam variasi campuran dan
melalui pemanasan tinggi, minimum pada 170ºC. Pengujian yang dilakukan.
antara lain: penetrasi, kelelehan, kelekatan, pemulihan, kelarutan dan
keawetan.(ASTM D 3405,2005). Pada penelitian ini didapatkan campuran joint
sealant yang telah memenuhi persyaratan ASTM, yaitu campuran yang terdiri
dari: aspal pen 60 dengan 3,5% elastomer (karet alam jenis RSS 1) dan 8%
plastomer (plastik). Joint sealant yang telah menenuhi persyaratan, digunakan
untuk percobaan pada perkerasan beton. Campuran ini di coba untuk joint sealant
pada ruas jalan Tambun-Cimuning, Bekasi. Pengamatan setelah 3 bulan tidak
terjadi kerusakan/terlepas, sedangkan pelaksanaan joint sealant pembanding
pada umur yang sama mengalami kelelehan diatas 80%. Rekomendasi untuk
percobaan joint sealant adalah pentingnya persiapan yang harus bersih dan
kering, sehingga bahan percobaan akan melekat dengan baik.
Kata kunci : joint sealant, campuran induk karet aspal, karet alam, plastik daur
ulang, perkerasan beton semen
ABSTRACT
Joint sealant is used for concrete pavement joints. To fulfill joint sealant
requirements, laboratory tests have been carried out except weathering test,
getas karena lamanya waktu, pengaruh Ada 2 jenis Joint Sealant yang ada di
cuaca yang berganti-ganti dan oleh aliran pasaran yaitu:
air permukaan.
a. Joint sealant tipe elastomer
Untuk perkerasan beton, digunakan
Tujuan dan Sasaran
bahan campuran elastome,r yang juga
merupakan hot applied joint sealant,
Tujuan penelitian adalah melakukan
yang pada waktu pengisian
uji lapangan terhadap joint sealant yang
sambungan dilakukan pemanasan.
dihasilkan.
Temperatur yang digunakan adalah
Sasaran adalah uantuk melihat
diatas temperatur yang direkomendasikan
kinerja joint sealant pada penerapan di
lapangan, joint sealant yang mempunyai (mulai pada 170°C). Bahan ini tahan
pelekatan yang baik pada perkerasan terhadap pelapukan, yang disamping
beton dan mempunyai ketahanan untuk perkerasan beton juga digunakan
terhadap pelapukan akibat iklim dan lalu- untuk landasan pacu bandara. (ASTM
lintas selama masa pelayanan D 3405 ,2005).
b. Joint sealant tipe plastomer
Dapat digunakan untuk mengisi
KAJIAN PUSTAKA sambungan atau joint sealant pada
perkerasan beton. Joint sealant tipe ini
Joint Sealant terdiri dari campuran dengan bahan
plastomer, dengan atau tanpa
Joint Sealant, digunakan untuk penggunaan elastomer, supaya
mengisi sambungan perkerasan beton. campuran dapat bersifat adhesif. Joint
Joint sealant bersifat adhesif dapat efektif sealant ini harus mempunyai
mengisi sambungan perkerasan beton, kekentalan yang seragam, sehingga
berfungsi mengurangi masuknya air pada pada saat penuangan tidak terjadi
perkerasan dan pengaruh dari kembang gelembung udara. Temperatur
dan susut dari beton akibat siklus penuangan tidak boleh melebihi 200°C.
perubahan iklim dan temperatur (ASTM D 3569,2005)
perkerasan. Keawetan/pelapukan dari
bahan dapat dilihat pada umur 160 jam Persyaratan untuk Joint sealant dapat
setelah pelaksanaan, bila tidak ada dilihat pada Tabel 1.
perubahan dapat digunakan sebagai bahan
percobaan di lapangan.
Tabel 1.
Persyaratan joint sealant
Pelaksanaan pengisian joint sealant pada sesuai dengan persyaratan. Temperatur ini
sambungan perkerasan beton dilakukan ditentukan pada pengujian di
pada saat perkerasan beton memenuhi laboratorium, yaitu minimum 11°C diatas
masa curing, berumur kurang dari 1 temperatur yang disarankan. (ASTMD
minggu, dimana slab beton dipotong pada 3569, 2005).
setiap 5 meter, dan pada garis tengah
pertemuan antara perpotongan perkerasan Bahan Polimer
beton. Perubahan dari bahan dilihat
setelah berumur 6 hari pelaksanaan. Bila a. Bahan polimer jenis elastomer (karet
tidak ada perubahan maka temperatur alam)
penuangan yang digunakan dapat Bahan olahan karet padat tidak dapat
digunakan sebagai acuan. Temperatur langsung bercampur dengan bahan aspal,
aman pemanasan adalah temperatur untuk ini bahan karet dibuat menjadi
tertinggi dimana campuran dipanaskan campuran induk karet aspal (masterbatch)
Bahan karet dari campuran induk pada campuran induk terhadap aspal
karet aspal, dari elastomer, umumnya mencapai 70 % berat, seperti terlihat
berupa bahan karet padat. Persoalan yang pada Gambar 2.
perlu dipecahkan dalam penggunaan karet
padat sebagai bahan tambah di dalam
pembuatan joint sealant. adalah
pembuatan campuran induk yang terdiri
dari sebagian besar karet ke dalam aspal.
Pengenceran selanjutnya, sampai pada kadar
karet yang umum digunakan dalam joint
sealant, (5%), lebih mudah dilakukan
sehingga cara pelarutan karet melalui
campuran induk perlu mendapat
perhatian. Kini terbuka kemungkinan Gambar 2. Pembuatan campuran induk karet
penggunaan karet jenis mutu rendah aspal pada alat gilingan terbuka
seperti Standard Indonesian Rubber
(SIR), dapat memberikan hasil yang
sama seperti karet mutu tinggi yang b. Bahan Polimer jenis plastomer
umum digunakan. Penggunaan bahan polimer jenis
Pembuatan campuran induk plastomer yang diproduksi di Indonesia,
dilakukan melalui proses mastifikasi karet dapat menghasilkan campuran aspal yang
padat. Mastifikasi adalah proses tahan terhadap temperatur tinggi. Bahan
perlakuan pendahuluan terhadap karet polimer jenis plastomer bersifat kaku
yang bertujuan untuk melunakkannya, seperti: Poly Ethyelene, Polypropylene,
sehingga mudah bercampur dengan aspal. Ethylene Vinyl Acetate (EVA). Plastomer
Pelunakan ini diakibatkan oleh pemutusan yang digunakan adalah produk daur ulang
rantai molekul polimer isoprena, sehingga limbah plastik (Highdensity)
diperoleh berat molekul yang lebih
rendah. Yang berperan dalam proses HIPOTESIS
pemutusan rantai molekul pada proses
mastifikasi adalah tenaga mekanis yang Joint sealant dapat dibuat dari
berasal dari gaya geser antara permukaan campuran aspal pen 60 dengan bahan
gilingan dengan karet. Pemutusan terjadi plastomer (plastik daur ulang) dan
pada ikatan karbon dua rantai utama elastomer (produk karet alam). Semua
polimer isoprena. bahan adalah hasil produksi Indonesia.
Bahan - bahan yang dapat menghalangi Untuk melihat kinerja dari joint sealant
terjadinya penyambungan kembali rantai perlu dilakukan uji lapangan pada
molekul yang telah putus adalah Peptizer sambungan perkerasan beton.
misalnya: Benzene Sulphenyl 1%
(terhadap berat). Pembuatan campuran METODOLOGI
induk karet padat, dengan melakukan
penggilingan karet padat dengan Kerangka pemikiran
penambahan aspal pen 60 pada alat Kerangka pemikiran yang digunakan
penggilingan, Perbandingan kadar karet adalah melakukan eksperimen pembuatan
MULAI
Evaluasi Laporan
Memenuhi persyaratan
- Untuk Joint Sealant Ya SELESAI
Data hasil pembuatan campuran joint sealant dari aspal pen 60, dan pengujian mutu aspal
pen 60 ex pertamina dapat dilihat pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7 dan
Tabel 8.
Tabel 3.
Pengujian mutu aspal ex Pertamina
Tabel 4.
Pengujian campuran induk karet aspal
Tabel 5.
Hasil pengujian 5% karet dari campuran induk terhadap aspal pen 60 dengan
penambahan 10 % plastomer
Tabel 6.
Hasil pengujian 10% karet dari campuran induk terhadap aspal pen 60 dengan
penambahan 10% plastomer
Pen TL TN FLOW
No Jenis Campuran BJ BOND
(dmm) (ºC) (ºC) (mm)
10 % karet dari campuran induk Crepe
Tidak baik
1 (60:40) terhadap aspal pen 60+ 10% 35 75 314 0.997 3
(meleleh)
plastomer
10 % karet dari campuran induk RSS 1 (70
Tidak baik
2 : 30) terhadap aspal pen 60 + 10% 47 68 315 1,012 0
(meleleh)
plastomer
10 % karet dari campuran induk SIR 5 (70
3 : 30) terhadap aspal pen 60+ 10% 35 85 317 1,002 0 Baik
plastomer
10 % karet dari campuran induk SIR 10
Tidak baik
4 (70 : 30) terhadap aspal pen 60 + 10%% 39 70 317 1,011 0
(meleleh)
plastomer
10 % karet dari campuran induk SIR 20
5 (70 : 30) terhadap aspal pen 60 + 10% 30 79 310 1,004 0 Baik
plastomer
Tabel 7.
Hasil pengujian % karet dari campuran induk terhadap aspal pen 60 dengan
penambahan % plastomer
Pen TL TN FLOW
No Jenis Campuran BOND
(dmm) (ºC) (ºC) (mm)
3 % karet dari campuran induk RSS
1 1(70:30) terhadap aspal pen 60+ 8% 33 80 310 0,5 baik
plastomer
4 % karet dari campuran induk RSS 1 (70 :
2 35 82 310 0 baik
30) terhadap aspal pen 60 + 9% plastomer
5 % karet dari campuran induk RSS 1 (70 :
3 36 85 320 0 baik
30) terhadap aspal pen 60+ 10% plastomer
2% karet dari campuran induk SIR 10 (70 :
4 27 80 318 0 baik
30) terhadap aspal pen 60 + 9% plastomer
3% karet dari campuran induk SIR 10 (70 :
5 28 82 315 0 baik
30) terhadap aspal pen 60 + 8% plastomer
Tabel 8.
Hasil pengujian campuran joint sealant untuk percobaan lapangan
Kesimpulan
1. Untuk joint sealant yang memenuhi American Society For Testing and
persyaratan dilakukan percobaan Materials, 2005, Standard
simulasi pelapukan pada perkerasan Specification for Joint Sealant, Hot
beton semen, sebaiknya dilakukan Applied, Elastomeric Type, for
160 jam seperti yang disyaratkan. Portland Cement Concrete
2. Persiapan permukaan menjadi hal Pavements. ASTM D 3405-2005.
yang penting untuk keawetan West Conshohocken PA:ASTM.
pemasangan joint sealant, untuk ______. 2005, Standard Specification for
sealant yang rusak/cacat harus Joint and Crack Sealant, Hot
digaru dari sambungan dengan Applied, For Concrete and Asphalt
menggunakan peralatan pemotong, Pavements. ASTM D 6690-2005.
pembongkaran sekecil mungkin, West Conshohocken: ASTM
dibersihkan sampai bebas dari semua ______. 2005, Standard Specification for
bahan sealant lama yang lepas, Joint Sealant, Hot Applied,
pecahan beton, debu, kotoran, Elastomeric,Jet Fuel Resistant
sampah lainnya dengan Type for Portland Cement
menggunakan kompresor udara. Concrete Pavements. ASTM D
Setelah bersih disisi dengan sealant 3569-2005 West Conshohocken:
yang baru dengan alat penuang. ASTM