Anda di halaman 1dari 14

BAB IV

POINTING ANTENA PARABOLA


PADA SATTELITE NEWS GATHERING

4.1 Pendahuluan
4.1.1 Pengertian Antena Controller RC3000

Gambar 4.1 Antena Controller RC3000


Antena Controller RC3000 dirancang untuk digunakan dengan nilai
elevasi lebih dari antena azimuth pada kendaraan uplink satelit. RC3000
membantu keduanya berorientasi teknis dan operator non teknis dari sistem antena
satelit mobile dengan mengotomatisasi proses pencarian dan penguncian ke satelit
tertentu. Proses ini bisa memakan waktu karena beberapa faktor. Untuk setiap
shoot, antena mungkin berada di lokasi yang berbeda, dengan variasi magnetis
lokal sendiri, dan berorientasi pada arah berbeda. Karena beamwidth antena
sangat sempit, elevasi dan azimuth menunjuk sudut dan memerlukan tingkat
akurasi yang tinggi bahkan ketika berada di lingkungan satelit. Desain dan fungsi
RC3000 ini berasal dari dua kontroler antena terbukti lainnya dari Konsep
penelitian Inc .: locator satelit RC8097 dan pelacakan RC2000C antena kontroler.
Silsilah ini memungkinkan RC3000 untuk mengotomatisasi semua
langkah operasional dalam satu bagian dari peralatan. Pertama, mikrokontroler
berbasis fungsi kalkulator memberikan solusi menunjuk akurat melalui koleksi
Data sensor. RC3000 kemudian menggunakan data dari sensor untuk secara
akurat mengarahkan antena ke azimuth dan elevasi sudut yang telah dihitung.
RC3000 juga opsional mengotomatisasi fungsi pelacakan satelit orbit miring.

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
33

4.1.2 Perangkat Pendukung Antena Controller RC3000


1. GPS (Global Positioning System)
Penerima GPS opsional (RC3000GPS) harus dipasang di posisi (seperti
truk atap) memiliki pandangan terhalang cakrawala dan langit. Itu harus dipasang
di luar reflektor ketika berada dalam posisi menutup, dengan konektor (di bawah)
terhadap kabel entry point ke dalam truk. Perawatan harus diambil dalam routing
kabel untuk menghindari masalah.
Penerima GPS harus dipasang setidaknya tiga kaki dari antena dan
peralatan menghasilkan listrik lainnya. Interferensi sinyal RF yang kuat dari
sumber lain mungkin mengganggu penerimaan sinyal GPS receiver.

Gambar 4.2 GPS

2. Fluxgate Compass
Unit tambahan Fluxgate Compass (RC3000FG) harus ditempatkan di atap
kendaraan jauh dari logam besi, motor listrik, dan peralatan yang menghasilkan
magnet seperti pendingin ruangan, Generator, dan Traveling Wave Tube (TWT).
Pengalaman telah menunjukkan bahwa fluxgate berfungsi dengan baik ketika
terpasang setinggi mungkin pada kendaraan. Kompas fluxgate harus dipasang
dalam posisi tegak.
RC3000 menggunakan fluxgate untuk menentukan posisi sebenarnya dari
Azimut centerline (0.0 derajat Azimut). Beberapa operator lebih memilih untuk
memasang kompas dengan mengarah kedepan kendaraan. Jika dipasang
menghadap kebelakang, azimuth offset 180 derajat akan perlu masukan.

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
34

Gambar 4.3 Fluxgate Compass


Kotak Fluxgate Kompas mungkin baik braket dipasang atau flush-Mount.
Tanpa braket dapat melekat plat permukaan oleh empat sekrup 10-32 dari dalam
atau luar kotak melalui lubang-lubang empat sudut yang ditampilkan di depan
lihat diagram di atas. Bila menggunakan mount braket, itu dapat dipasang dengan
empat 1/4 inci baut menggunakan lubang-lubang yang ditampilkan dalam
tampilan bawah bracket dalam diagram di atas. Kabel dapat disalurkan melalui
salah satu lubang di braket. Papan sirkuit juga akan dihapus dari perumahan atau
unhoused model tersedia di urutan untuk instalasi kustom. Metode berikut dapat
digunakan untuk menentukan lokasi terbaik untuk Kompas.
a. Memarkir kendaraan di lokasi yang jauh dari benda logam yang besar atau
sumber magnet. Generator kendaraan harus berjalan, serta semua peralatan
listrik kendaraan yang menghasilkan Medan magnet.

b. Berdiri di atap kendaraan dengan Kompas magnetik standar. Perlahan-lahan


menurunkan Kompas untuk fluxgate usulan yang mounting lokasi kendaraan
tanpa mengubah orientasi (atau judul) tubuh Kompas. Jika jarum kompas
ayunan sebagai Kompas diturunkan ke lokasi pemasangan, hal ini karena
distorsi bumi Medan magnet oleh ferrous logam pada kendaraan, atau daerah
magnetis dihasilkan oleh kendaraan.
c. Fluxgate harus dipasang di lokasi mana jarum kompas mengalami jumlah
minimum ayunan sebagai Kompas diturunkan ke lokasi pemasangan yang
diusulkan

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
35

4.2 Proses Instal Satellite News Gathering


Pada penginstalan Satellite News Gathering ada beberapa tahapan sebelum
Satellite News Gathering dapat digunakan untuk pengiriman data dari lokasi
peliputan. Berikut alur instalasi Satellite News Gathering :

MULAI

SURVEI LOKASI

LOKASI CARI
SESUAI LOKASI LAIN

PERSIAPAN
POINTING

POINTING
ANTENA PARABOLA

SELESAI

Gambar 4.4 Alur instalasi Satellite News Gathering

4.2.1 Survei Lokasi


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam penempatan Satellite
News Gathering.
a. Lokasi penempatan Satellite News Gathering tidak terlalu jauh dari lokasi
peliputan
b. Kontur tanah kokoh dan datar
c. Posisi menghadap utara
d. Bebas dari pepohonan dan bangunan yang menghalangi antenna dan
menghambat laju sinyal ke satelit

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
36

4.2.2 Periapan Pointing Antena Parabola


Langkah-langkah persiapan sebelum melakukan pointing antena parabola
satellite news gathering ialah sebagai berikut :
1. Memasang Stabilizing Jack
Stabilizing Jack ini berfungsi sebagai kaki penyangga mobil, agar mobil tidak
mudah goyang. Selain itu Stabilizing Jack berfungsi mengatur kemiringan
permukaan dudukan antenna parabola agar lebih rata.

Gambar 4.5 Stabilizing Jack


2. Menyalakan Genset dan Peralatan satellite news gathering

Gambar 4.6 Panel Kelistrikan satellite news gathering

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
37

4.2.3 Pointing Antena Parabola


Pointing adalah pengarahan antenna stasiun bumi menuju satelit sehingga
didapat sinyal yang maksimum. Untuk melakukan pointing maka perla dilakukan
pengaturan sudut azimuth dan elevasi.
Pada proses ini antenna diarahkan ke satelit PALAPA D, sebagai
perumpamaan untuk wilyah Jakarta dan sekitarnya sudut elevasi sebesar 79-81˚
dan untuk sudut azimuth sekitar 44-46˚ timur, sebelum melakukan proses ini
pastikan konstruksi antenna telah benar tegak lurus (0o) karena jika antenna tidak
tegak lurus kemungkinan penerimaan sinyal akan terganggu.
Adapun alat-alat yang dibutuhkan dalam proses pointing yaitu:
1. Antena Controller RC3000
2. Professional Receiver Decoder
3. DVB-S2 Encoder Modulator
Berikut sistem kerja pointing antena parabola menggunakan Antena
Controller RC3000 :
Hidupkan Antena Controller dengan cara menekan tombol power (seperti
pada gambar)

Gambar 4.7 Antena controller dalam keadaan OFF

Kemudian pada menu, pilih menu “DEPLOY” dengan menekan tombol “1”.
Menu deploy berfungsi memposisikan antena menjadi tegak lurus.

Gambar 4.8 Menu utama pada Antena Controller

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
38

Lalu setelah itu tekan tombol “BKSP” untuk memulai proses deploy. Pada
Gambar 4.9. tampilan proses konfirmasi untuk melakukan deploy.

Gambar 4.9 Antena Controller saat memasuki proses DEPLOY


Berikut tampilan layar yang berisi sudut derajat setelah proses deploy.

Gambar 4.10 Antena Controller saat proses DEPLOY


Proses deploy selesai maka display pada antenna controller akan kembali
pada menu utama, selanjutnya pilih menu “LOCATE” dengan menekan tombol
“3”. Menu locate ini berfungsi untuk menentukan lokasi kita berada.

Gambar 4.11 Menu utama antenna Controller

Antena Controller akan otomatis mencari latitude dan longitude dari


antenna dan satellite palapa D serta antenna controller akan menghitung besar
elevasi, azimuth, dan polarisasi secra otomatis. Gambar 4.12. menampilkan proses
dan hasil locate.

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
39

Gambar 4.12 Pointing otomatis


Lalu tekan tombol “ENTER” untuk memasuki proses POSITION. Menu ini
berfungsi untuk memposisikan antena agar mengarak ke satelit yang di tuju.

Gambar 4.13 Antena controller saat memasuki proses POSITION


Lalu tekan tombol “8” untuk memulai proses penentuan polarisasi yang
diinginkan. Polarisasi yang di pilih NEUTRAL, sudutnya sebesar 44.6 derajat.

Gambar 4.14 antenna controller saat proses penentuan polarization


Pada Gambar 4.15 tampilan proses pencarian sinyal maksimum,
mengarahkan antena ke satelit yang dituju. Tunggu hingga proses pointing selesai
(Azimut, Elevasi, Polarisasi).

Gambar 4.15 Pointing Otomatis

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
40

Lihat penerimaan sinyal pada monitor penerima downlink. pastikan


penerima sinyal lebih dari 50%.

Gambar 4.16 Penerimaan sinyal parabola

Jika kita tidak mendapat sinyal yang bagus lakukan pointing manual
dengan cara mengatur :
Elevasi : Tombol “2” dan “8”
Azimut : Tombol “4” dan “6”
Polarisasi : Tombol “1” dan “3”
Lakukan hingga mendapatkan sinyal >50%

Gambar 4.17 Papan tombol antenna controller RC3000

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
41

4.3 Cross Polarizatransponderion


Setelah dirasa bahwa hasil pointing bagus maka langkah selanjutnya
adalah melakukan crosspole. Yang dimaksud dengan cross pole adalah mengatur
sudut arah rambat transmisi ke satelit, hal ini dimungkinkan karena transponder
satelite sendiri yang menyediakan frequensi reuse dengan polarisasi yang
berbeda, contohnya dalam satelit Palapa D yang dimiliki oleh PT.Indosat terdapat
24 transponder yang terbagi dari 12 transponder vertical dan 12 tranponder
horizontal. Kedua bagian transponder tersebut bekerja pada frequensi yang sama
yaitu C-Band (3.7 – 4.2 GHz). Dengan membedakan polarisasinya maka
diperoleh effisiensi sehingga memperluas ketersediaan transponder. Berikut
skema proses crosspole :

Gambar 4.18 Skema Proses Crosspole

Pada saat crosspole, teknisi dilapangan bekerja sama dengan HUB Station.
Crosspole bertujuan untuk mengoptimalkan daya receive dan juga untuk
meminimalisir besar bocoran sinyal transmit terhadap transponder satelit lain.

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
42

Dan berikut ini adalah pembagian tugas antara Teknisi di lapangan dengan
HUB Station:

Gambar 4.19 Skema Pembagian Tugas


Prosses crosspole memiliki beberapa indikator yang dijadiakan sebagai
acuan. Dan dalam proses ini kita diharuskan mencapai indikator-indikator
tersebut. Berikut adalah indikator-indikator dalam proses crosspole:
1. C/N (Carrier to Noise)
Carrier to Noise adalah perbandingan antara level power sinyal
pemodulasi dengan sinyal noise yang diterima pada perangkat penerimaan.
Pengukuran C/N ini biasanya dilakukan pada tingkat IF (Intermediate
Frequency) sebelum sinyal masuk ke demodulator untuk menunjukkan kualitas
sinyal pemodulasi yang sampai pada penerima.
2. CPI (Cross Polarization Isolation)
CPI (Cross Polarization Isolation) adalah kemampuan stasiun bumi
mengisolasi polarisasi sinyal yang diinginkan terhadap polarisasi sebaliknya
(polarisasi horizontal terhadap vertical atau sebaliknya dan polarisasi RHCP
terhadap LHCP atau sebaliknya).
Crosspol Isolation ini berlaku untuk pemancaran maupun penerimaan.
Semakin besar nilai CPI maka semakin baik sinyal yang dikirimkan.
3. Adjacent Satellite Interference
Adjacent Satellite Interference adalah salah satu jenis gangguan
komunikasi satelit yang dapat menurunkan kualitas performansi hubungan
komunikasi satelit. Jenis gangguan ASI hanya akan terjadi bila frekuensi
operasi sama, polarisasi sama, daerah cakupan yang saling tumpang tindih dan

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
43

jarak pisah satelit yang terlalu berdekatan. Salah satu penyebab terjadinya ASI
adalah kesalahan pengarahan (miss pointing).

Berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan pada saat


Crospolarization:

1. Apabila proses crosspole dilakukan sendiri, maka koneksi konfigurasi harus


sesuai dengan konfigurasi untuk VSAT. Semua perangkat harus terpasang
seperti IDU, ODU, Feedhorn, kabel IFL, dan lain- lain. Semua harus terpasang
dengan benar karena apabila hanya LNB ke modem saja itu proses Pointing.
Semua kabel dari ODU harus terpasang dengan benar karenakan Modem harus
berintegrasi dengan satelit agar satelit itu sendiri bisa memancarkan ulang
sinyal ke modem sebagai tanda bahwa koneksi mengirim dan menerima data
sudah bisa dilaksankan.
2. Apabila nilai receive telah dirasa maksimal, artinya antenna telah mengarah ke
satelit yang kita tuju. Langkah selanjutnya adalah kordinasikan dengan NOC
berapa besar bocoran dan langkah apa yang selanjutnya harus kita lakukan.
3. Apabila NOC melihat ada bocoran pada sinyal transmit, hal yang biasanya
dilakukan adalah memutar polarisasi (feedhorn). Mintalah NOC untuk
memandu kita pada saat memutar polarisasi.
4. Setelah memutar polarisasi dengan panduan NOC, mintalah NOC untuk
mengecek besar C/N, Eb/No, CPI dan ASI.

Berikut ini adalah indikator dari keberhasilan pada saat proses crosspole
telah seleasai:

Tabel 4.1 Indikator Keberhasilan Crosspole


Indikator Keberhasilan Crosspole
C/N Min 27 dB
CPI Min 30 dB
ASI Max 0 dB

Setelah mendapat informasi dari NOC bahwa carrier kita telah mencapai
indikator seperti di atas, kunci atau matikan Antena Controller RC3000.

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
44

4.4 Data Hasil Pointing dan Crosspole


Berikut hasil dari pointing antenna parabola menggunakan Antena
Controller RC3000 :

Gambar 4.20 Lokasi pointing pertama

Gambar 4.21 Lokasi pointing kedua

http://digilib.mercubuana.ac.id/z
45

Lokasi pertama berada di komplek DPR dan MPR RI, tepatnya di


parkiran Sekertariat Jendral DPR RI.
Lokasi kedua depan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi.

Tabel 4.2 Data pada receiver setelah pointing


Lokasi 1 Lokasi 2
Intensitas Sinyal 90 % 90 %
Kualitas Sinyal 58 % 56 %

Tabel 4.3 Data yang di dapat setelah Crosspole


Lokasi 1 Lokasi 2
CPI 34 dB 33 dB
C/N 40 dB 38 dB

http://digilib.mercubuana.ac.id/z

Anda mungkin juga menyukai