Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB DGN Gingivitis
Hubungan Gigi Berjejal Anterior RA RB DGN Gingivitis
PENDAHULUAN
Gigi perlu dirawat sejak dini agar anak tidak mengalami gangguan tumbuh
kembang gigi, di samping mempertahankan keadaan gigi yang normal, sehingga saat
dewasa memperoleh oklusi gigi yang harmonis, fungsional, dan estetis. Kebiasaan
mengemut makanan, minum susu dalam botol dot menjelang tidur, mengisap jari, dan
gigi.1
ketidakharmonisan ukuran gigi dengan rahang atau dengan otot sekitar mulut. Hal ini
disebabkan antara lain oleh faktor genetik/keturunan, pola makan, dan perilaku. Pola
makan yang membiasakan anak untuk terlalu lama makan makanan lunak
menyebabkan rahang kurang berkembang. Demikian juga dengan perilaku yang tidak
baik seperti menghisap jari, pemakaian dot yang terlalu lama, bernafas melalui mulut,
Gingivitis merupakan salah satu penyakit gigi dan mulut yang paling sering di
1
umur. Gingivitis adalah peradangan pada gingiva anak yang dihubungkan dengan
adanya penumpukan bakteri plak. Plak gigi adalah massa yang melekat, yang berisi
bakteri beserta produk-produknya yang terbentuk pada setiap permukaan gigi dan
restorasi, dimana hampir tiga perempat bagian dari plak terdiri dari bakteri. Plak yang
tidak dibersihkan akan mengalami demineralisasi menjadi suatu deposit yang keras
dan melekat pada permukaan gigi, yang kemudian menyebabkan iritasi mekanis dan
rongga mulut karna rahang yang kecil sehingga tidak cukup menampung gigi, atau
sebaliknya ukuran gigi yang terlalu besar sehingga posisi gigi menjadi berdesakan
atau berjejal. Kondisi dimana gigi berdesakan merupakan salah satu faktor pemicu
terjadinya gingivitis pada anak-anak. Sisa makanan yang tersangkut pada gigi yang
penyikatan gigi tidak dilakukan dengan baik dan benar maka sisa makanan tersebut
mengakibatkan terjadinya penmpikan plak yang berlebihan yang bila dibiarkan terlalu
Gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang bawah merupakan salah satu
faktor resiko terjadinya gingivitis. Hal ini dapatv disebabkan oleh karena pada saat
pembersihan gigi atau menyikat gigi, sikaty gigi sulit mejangkau sisa makanan yang
menempel pada daerah interdental gigi yang berjejal hal ini mengakibatkan sisa
2
makanan tersebut tidak keluar dan masuk ke dalam gingiva sehingga menyebabkan
gingivitis.
beberapa cara seperti menyikat gigi secara baik dan teratur, melakukan skeling untuk
2. Apakah penyebab terjadinya gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang
3
I.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara gigi berjejal dan gingivitis pada anak
usia sekolah
Tujuan Khusus
2. Mengetahui apa penyebab terjadinya gigi berjejal anterior rahang atas dan
rahang bawah ?
I.4. Hipotesa
Ada hubungan antara gigi berjejal anterior rahang atas dan rahang bawah
4
I.5. Manfaat penelitian
1. Manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran secara jelas bagi
2. Dari hasil penelitian ini dapat berguna sebagai informasi pada bidang
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Maloklusi adalah akibat dari malrelasi antara pertumbuhan dan posisi serta
ukuran gigi. Maloklusi diklasifikasikan menurut relasi molar pertama (I,II,dan III),
atau sebagai relasi normal, pranormal, dan pasca normal. Maloklusi juga bisa dibagi
menjadi maloklusi primer yang timbul pada gigi-geligi yang sedang berkembang dan
maloklusi sekunder yang timbul pada orang dewasa akibat tanggalnya gigi dan
pergerakan gigi tetangga. Gangguan yang berasal dari maloklusi primer adalah
sebagai berikut. Gigi-gigi yang sangat berjejal yang mengakibatkan rotasi gigi-gigi
gigi-geligi yang sedang berkembang adaptasi dari pergerakan gigi umumnya bisa
relasi oklusal yang kurang stabil (tonjol terhadap tonjol ketimbang tonjol terhadap
fosa) dan kelainan gingiva antara gigi-gigi karena tidak memadainya ruang untuk
6
Gambar 1. Gigi Berjejal
(Sumber : http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal)
Oklusi dikatakan normal jika susunan gigi dalam lengkung gigi teratur baik
serta terdapat hubungan yang harmonis antara gigi atas dan gigi bawah, hubungan
seimbang antara gigi, tulang rahang terhadap tulang tenkorak dan otot sekitarnya
yang baik. Cirri-ciri maloklusi adalah : gigi berjejal (crowded), gingsul (caninus
ektopik), gigi tonggos (distooklusi), gigi cakil (mesio oklusi), gigitan menyilang
7
Faktor utama yang mempengaruhi perkembangan oklusi gigi-geligi adalah
hubungan antara ukuran gigi gigi-geligi dengan ukuran rahang tempat terletaknya
gigi-gigi tersebut. Foster dkk (1969) menemukan bahwa ukuran rata-rata dari gigi-
geligi susu adalah sedikit lebih kecil dari pada ukuran rata-rata lengkung gigi, pada
populasi anak-anak berusia 21/2 tahun di inggris. Sedangkan foster dan Hamilton
(1969) menemukan hanya 1% gigi-geligi susu yang tidak mempuyai celah pada
lengkung gigi di populasi yang sama. Ada berbagai macam teori mengenai etiologi
berjejalnya lengkung gigi. Juga sudah disebutkan bahwa ada kecenderungan evolusi
ke arah mengecilnya ukuran rahang tanpa disertai dengan mengecilnya dimensi gigi.5
gabungan orang-orang dari berbagai latar belakang etnis, dan pencampuran dari
terjadinya ketidak harmonisan skeletal dan dental. Disproporsi ukuran antara rahang
dan gigi-geligi merupakan ciri dari beberapa susunan gigi-geligi, namun masalah
utama yang mengenai perkembangan oklusak ini akan muncul bila gigi-geligi terlalu
besar untuk ukuran rahangnya, gigi-geligi yang terlalu kecil untuk rahang jarang
2. Impaksi gigi
8
3. Penutupan ruang sesudah pencabutan
dari lengkung gigi dan jumlah lebar mesiodistal dari gigi geligi. Gigi berjejal terjadi
ketika ada ketidakharmonisan hubungan gigi dengan ukuran rahang atau ketika gigi
lebih besar daripada ruang yang tersedia. Crowding dapat disebabkan oleh kesalahan
erupsi gigi dan terlalu cepat atau lambatnya kehilangan gigi primari. Gigi berjejal
9
Gambar 2. Gigi Berjejal Rahang Bawah
(Sumber : http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal)
Gigi berjejal merupakan masalah umum dalam ortodonsi. Hal ini pada
dasarnya terdengar seperti, gigi terlalu ramai bersama-sama dan menjadi berliku-liku.
Peck dan Peck melaporkan sebuah hubungan yang jelas antara bentuk gigi insisivus
bentuk gigi insisivus rahang bawah dan derajat gigi. Ada beberapa perbedaan
tidak ada perselisihan tentang perbaikan dalam hal estetika oral yang dapat dicapai
individual, dokter harus selalu diingat potensi tinggi untuk relaps karena mereka
tertinggi.6
10
Faktor yang menyebabkan susunan gigi tak beraturan:7
1. Faktor genetik.
Contohnya orang tua dengan kelainan skelatal (tulang rahang) dengan rahang
2. Faktor kongenital
trauma/penyakit tertentu dan kurang gizi. Faktor kongenital ini harus menjadi
11
4. Penyakit
kembang fisik (berat dan tinggi badan kurang) serta hambatan pertumbuhan
tulang penyangga gigi. Rahang bawah pendek sehingga muka bagian atas
divergen, muka lebih cembung. Wajah tidak proporsional, pipi lebih tinggi,
B. Penyebab langsung
lengkung gigi. Akibatnya, gigi permanen tidak memperoleh ruang cukup dan
lengkung gigi dan rongga mulutnya terdapat ruangan kosong sehingga tampak
12
Gigi berlebih tersebut timbul dalam lengkung gigi, akan menyebabkan gigi
berjejal (crowding).
Gigi permanen yang tanggal dengan cepat dan tdak diganti segera dengan
protesa akan menyebabkan gigi lainnya mengisi ruangan kosong bekas gigi
Walaupun gigi tetap penggantinya telah tumbuh (persistens) gigi tetap muncul
Misalnya ada gigi permanen yang makrodontia ada juga yang mikrodontia.
Atau bisa saja jika ukuran gigi besar dan rahang kecil, hingga gigi berjejal.
susu dengan botol dot menjelang tidur,menggigit pensil atau membuka jepit
rambut dengan gigi, meletakkan lidah di antara gigi rahang atas dan gigi
13
bayi,misalnya mengisap jari.namun jika hal ini berkelanjutan sampai dewasa
oleh beberapa faktor yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan gigi
jaringan sekitar mulut dan tubuh secara keseluruhannya. Maloklusi pada anak-
anak sering dijumpai dalam tugas dokter gigi baik di klinik maupun di praktek
jaringan gusi.8
(Sumber : http://www.zikir.com/images/gigiberjejal)
14
Akibat tanggalnya gigi sulung yang terlalu cepat yang dapat berakibat
fungsi mastikasi, karena dengan hilangnya gigi geligi lengkung rahang maka
tekanan kunyah akan berkurang. Tanggalnya gigi anterior pada gigi sulung yang
terlalu cepat juga bias mempengaruhi fungsi bicara yaitu penyebutan huruf-huruf
penimbunan makanan dan sepsis oral, selain itu tanggalnya gigi sulung terutama
gigi molar bisa mempengaruhi insiden karies bagi gigi-gigi yang tersisa.9
diinginkan yaitu anak-anak menjadi kurang percaya diri dan merasamalu karena
giginya ompong. Tanggalnya gigi sulung yang terlampau cepat dianggap oleh
orang tua sebagai kegagalan, terutama bila sudah dilakukan upaya untuk
15
II.1.3. Penanganan Gigi Berjejal
penyebabnya karena faktor rahang, atau faktor gigi, serta disesuaikan pula dengan
usianya. Pada usia pergantian gigi susu dan gigi tetap bila terdapat tanda-tanda akan
dengan urutan gigi susu yang tanggal dan urutan gigi tetap yang tumbuh.10
Pada kasus-kasus gigi berjejal pada usia muda yang terjadi karena
memaksimalkan perkembangan rahang dengan suatu alat yang dipakai di dalam dan
di luar mulut (peralatan orthodonti ekstra oral). Kasus semacam ini termasuk sulit
oleh karenanya hanya dilakukan oleh seorang dokter gigi spesialis orthodonti. Dan
perawatan ini hanya dilakukan pada waktu tertentu saja yakni saat terjadi
pertumbuhan cepat. Pertumbuhan cepat pada anak terjadi pada usia anak kurang lebih
8 tahun. Bila usia pertumbuhan cepat telah terlewati, maka perbaikan rahang tidak
dapat lagi dilakukan, kecuali dengan pembedahan rahang saat dewasa, atau dengan
Penanganan gigi untuk kasus dental adalah dengan alat orthodonti (alat untuk
meratakan gigi). Alat orthodonti ada dua macam, yakni alat orthodonti lepasan dan
alat orthodonti cekat. Alat lepasan dipakai terbatas untuk kasus yang mudah
16
sedangkan alat orthodonti cekat dapat dipakai untuk kasus mudah dan sulit. Dokter
gigi bukan spesialis, dapat mengerjakan perawatan dengan alat orthodonti lepasan.10
Pemakaian alat orthodonti umumnya dipakai pada saat gigi tetap sudah
tumbuh semua (sekitar usia 15 tahun) dan batas maksimal usia tidak terbatas selama
Lamanya perawatan gigi berjejal tergantung dari beratnya kasus. Untuk kasus
yang sedang umumnya berkisar antara 1-2 tahun, dengan kontrol rutin ke dokter gigi
II.2. Gingiva
alveolar dan mengelilingi leher gigi. Gingival meluas mulai dari daerah batas
bagian dari apparatus pendukung gigi dan jaringan periodonsium, yang berfungsi
17
terhadap bakteri yang menyerang jaringan periodontal, Penilaian jaringan lunak
ukuran normal, bentuk. warna, dan permukaan dari struktur jaringan lunak rongga
umumnya diawali dengan pemeriksaan jaringan keras gigi dan oklusi harus
Gingiva memiliki tekstur permukaan seperti kulit jeruk yang lembut dan
tampak tidak beraturan, yang disebut stippling. Stippling adalah gambaran gingiva
yang mengelilingi gigi berbentuk seperti lingkaran atau kerah baju. Marginal
gingiva dipisahkan dari attached gingiva oleh suatu lekukan dangkal berupa
18
Marginal gingiva dapat dikenali melalui pemeriksaan klinik karena
lunak dan mudah ditarik dengan syringe. Edema pada gingiva dapat
menyebabkan gingivitis.12,13
2. Sulkus Gingiva
Sulkus gingiva adalah celah dangkal atau ruang disekitar gigi yang
mengelilingi gigi pada satu lapisan epithelium free gingival margin gigi
dengan gigi yang lainnya. Sulkus ini berbentuk V dan hanya sedikit saja
Ukuran normal atau ukuran ideal kedalaman sulkus gingiva sekitar 0,43
mm.12,13
3. Gingiva Attached
Attached gingiva berbatas tegas, elastis dan merekat erat pada periosteum
dari tulang alveolar. Aspek facial dari attached gingiva meluas ke mukosa
19
Karena mucogingival junction tetap tidak bergerak hingga dewasa,
coronal end. Lebar dari attached gingiva meningkat sesuai umur dan pada
gigi yang supraerupsi. Dari aspek lingual mandibula, akhir dari attached
4. Interdental Gingiva
gingiva terdiri atas papilla facialis dan papilla lingualis. Permukaan fasial
20
Gambar 4. Gambaran Anatomi Gingiva
1. Warna Gingiva
pink yang dipengaruhi oleh suplai darah, ketebalan dan tingkat keratinisasi
epithelium dan adanya kandungan sel pigmen. Warna gingiva bervariasi dan
kutaneus. Warna gingiva lebih terang pada individu yang berambut hitam. Warna
21
gingiva pada anak lebih kemerah-merahan dikarenakan adanya peningkatan
vaskularisasi dan epithelium yang lebih tipis dibandingkan dengan orang dewasa. 12
Attached gingiva yang berbatasan dengan mukosa alveolar pada aspek bukal
halus dan mengkilat, pink dan berstipling. Epithelium mukosa alveolar lebih tipis,
2. Kontour Gingiva
kesejajarannya dalam lengkung gigi, lokasi dan bentuk daerah kontak proksimal,
serta luas embrasure gingiva sebelah fasial dan lingual. Marginal gingiva
mengelilingi gigi menyerupai kerah baju. Selama masa erupsi gigi permanen,
marginal gingiva lebih tebal dan memiliki protuberantia atau tonjolan. Bentuk
interdental gingiva ditentukan oleh kontur permukaan proksimal gigi, lokasi, bentuk
daerah kontak, dan luas embrasure gingiva. Pada gigi yang versi lingual, gingiva
3. Konsistensi
Konsistensi gingiva padat, keras, kenyal dan melekat erat pada tulang
alveolar. Kepadatan attached gingiva didukung oleh susunan lamina propria secara
22
4. Tekstur Permukaan
Gingiva memiliki tekstur permukaan seperti kulit jeruk yang lembut dan
tampak tidak beraturan, yang disebut stippling. Stippling adalah gambaran gingiva
dengan adanya penyakit gingiva. Stippling tampak terlihat pada anak usia 3 dan
10 tahun, sedangkan gambaran ini tidak terlihat pada bayi. Pada awal masa erupsi
lebar 1/8 inci, meluas dari daerah marginal gingiva sampai ke daerah attached
gingival.12
5. Keratinisasi
atau iritasi. Lapisan pada permukaan dilepaskan dalam bentuk helaian tipis dan
diganti dengan sel dari lapisan granular dibawahnya. Keratinisasi mukosa mulut
bervariasi pada daerah yang berbeda. Daerah yang paling banyak mengalami
6. Posisi
gigi. Ketika masa erupsi gigi, marginal dan sulkus gingiva berada di puncak
23
mahkota. Selama proses erupsi berlangsung. marginal dan sulkus gingival terlihat
7. Ukuran
II.3. Gingivitis
Derajat kebersihan gigi dan kondisi jaringan gingiva pada anak-anak sangat
terjadinya gingivitis pada anak sekolah setelah dilakukan program inisiasi plak
24
harian. Kebersihan mulut dan gigi yang adekuat dihubungkan dengan frekuensi
menyikat gigi dengan plak bakteri yang terlepas dari gigi pada saat menyikat gigi.14
selain karies. Di Amerika Serikat, 60%-70% gigi yang hilang sesudah usia 40 tahun
disebabkan oleh penyakit periodontal. Di Kanada, 45% penduduk yang berusia 35-
karang gigi, penyakit periodontal ini ringan, biasanya gigi bewarna merah dan mudah
berdarah. Gejala yang timbul biasanya terjadi perdarahan saat sikat gigi, gusi mudah
berdarah bila tersentuh sikat gigi, atau tusuk gigi bahkan dengan kumur-kumur air
saja kadang berdarah, kadang menimbulkan bau mulut. Hal ini perlu diperhatikan,
sehingga perlunya pemeliharaan gigi secara baik dan benar salah satunya yaitu
dengan menggosok gigi sehari 3 kali, minimal 2 kali sehari, setelah makan pagi dan
manis/lengket. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi kerusakan tulang
25
II.3.1. Proses terjadinya Gingivitis
Gingivitis terjadi dalam 3 tahap. Batas setiap tahap tidak terlalu jelas. Tahap I
berupa lesi inisial atau awal dengan adanya perubahan vaskular berupa dilasi kapiler
dan peningkatan aliran darah. Perubahan ini terjadi sebagai respons dari aktivasi
mikroba terhadap leokosit setempat dan stimulasi terhadap sel endotel.respons awal
dari gingiva ini subklins. Juga dapat sudah terjadi perubahan pada perlekatan
didalam sulkus menyertai peningkatan aliran cairan gingiva ke dalam sulkus, jika
keadaan berlanjut, makrofag dan sel-sel limfoid juga terinfiltrasi dalam beberapa
hari.16
Dalam waktu 2-3 minggu, akan terbentuk gingivitis yang lebih parah lagi.
Perubahan mikroskopik terlihat terus berlanjut, pada tahap ini sel-sel plasa terlihat
mendominasi. Limfosit masih tetap ada dan jumlah makrofag meningkat. Pada tahap
ini sel mast juga ditemukan. Imunoglobulin, terutama IgG ditemukan di daerah
epithelium dan jaringan Ikat. Gingiva sekarang berwarna merah, bengkak dan mudah
inflmasi, tepi gingiva dapat dengan mudah dilepas dari permukaan gigi, memperbesar
kemungkinan ternetuknya poket gingiva atau poket Palsu ('false pocket'). Bila oedem
inflamasi dan pembengkakan gingiva cukup besar, maka poket gingiva biasanya juga
cukup dalam. Pada tahap ini sudah terjadi degenerasi sel-sel epitelium jungtion dan
beberapa berproliferasi dari lapisan basal ke jaringan ikat di bawahnya, namun pada
26
tahapan ini belum terlihat adanya mugrasi sel-sel epithelial dalam jumlah besar ke
permukaan akar.13
terlihat adanya resorbsi puncak tulang alveolar. Resorbsi ini bersifat reversibel
terutama dalam hubungannya dengan pemulihan inflamasi. Salah satu tanda penting
dri penyakit ini adalah tidak ditemukannya bakteri pada epithelium maupun pada
jaringan ikat. Karena jaringan fibrosa rusak pada adrah inflamsi aktif, pada beberapa
daerah agak jauh terlihat adanya proliferasi jaringan fibrosa dan pembentukan
karekteristrik yang sangat penting dari lesi kronis dan pada keadaan iritasi serta
inflamasi jangka panjang, elemen jaringan fibrosa akan menjadi komponen utama
dari perubahan jaringan. Jadi, kerusakan dan perbaikan berlangsung bergantian dan
proporsi dari tiap-tiap proses ini akan mempengaruhi warna dan bentuk gingiva. Bila
inflamsi dominan, jaringan akan berwarna merah, lunak dan mudah berdarah;bila
produksi jaringan fibrosa yang dominan, gingiva akan menjadi keras dan berwarna
27
II.4. Hubungan antara Gigi Berjejal Anterior Rahang Atas dan Rahang Bawah
penderitanya. Dilihat dari segi fungsi, gigi crowded amat sulit dibersikan dengan
menyikat gigi, kondisi ini dapat menyebabkan gigi berlubang (caries) dan penyakit
gigi menjadi goyang dan terpaksa harus dicabut. Dari segi rasa sakit fisik, maloklusi
yang para pada tulang penunjang dan jaringan gusi, menimbulkan kesulitan dalam
temporomandibular, dan dapa menimbulkan sakit kepala kronis atau sakit pada wajah
dan leher.4
1. Warna gingiva, terjadi perubahan dari warna pink (merah muda) ke warna
merah, merah tua, merah kebiruan pada gingval tepit an meluas sampai
gingival cekat.
2. Kontur gingiva, terjadi perubahan bentuk gingiva dari bentuk normal seperti
28
4. Konsistensi, terjadi perubahan kekenyalan gingiva dari kenyal, lunak
6. Tendensi perdarahan, dapat diliat pada saat gigi, bila berdarah maka
diminum secara rutin. Sisa-sisa makanan yang tidak dibersihkan secara seksama
air liur, plak akan mengeras menjadi karang gigi (kalkulus). Karang gigi dapat
terletak di leher gigi dan terlihat oleh mata sebagai garis kekuningan atau kecoklatan
yang keras dan tidak dapat dihilangkan hanya dengan menyikat gigi. Kalkulus juga
dapat terbentuk di bagian dalam gusi (saku gusi/poket). Kalkulus adalah tempat
pertumbuhan yang baik bagi bakteri, dan dapat menyebabkan radang gusi sehingga
29
Gambar 6. Gingivitis pada Gigi Berjejal
(Sumber : http://www.doctorspiller.com/images/gigiberjejal)
30
BAB III
METODE PENELITIAN
31
III. 7. Jumlah Sampel
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Probe periodontal
d. Gelas plastic
e. Eskavator
a. Alcohol
b. Tissue
III. 9. Data
32
III. 10. Definisi Oprasional
1. Gigi berjejal anterior rahang atas adalah gigi anterior rahang atas yang
2. Gigi berjejal anterior rahang bawah adalah gigi anterior rahang bawah yang
3. Gingiva adalah bagian dari mukosa mulut yang menutupi processus alveolar
pembengkakan dan pada kasus yang tertentu dapat berakibat perdarahan pada
jaringan gingiva.
Sosialisasi kepada pihak sekolah yang bersangkutan yaitu kepala sekolah dan
tersebut.
Makassar.
33
Memanggil satu persatu murid, kemudian mencatat nama lengkap, umur,
jenis kelamin, peerjaan orang tua, dan mengisi tabel yang berisi status gigi
anak dengan melakukan pemeriksaan gigi yang mengalami gigi berjejal dan
Setelah semua data telah di catat, selanjutnya mengolah data tersebut dengan
berdasarkan umur, jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, dan tingkat
34
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Karakteristik Sampel N %
Jenis kelamin
Laki-Laki 24 40,0
Perempuan 36 60,0
Pekerjaan
Tidak Bekerja 5 8,3
PNS 41 68,3
Swasta 2 3,3
Wiraswasta 12 20,0
(30,0%), jenis kelamin laki-laki 24 orang (40,0%) dan perempuan 36 orang (60,0%).
35
Pekerjaan oang tua responden umumnya PNS 41 orang (68,3%) dibanding
wiraswasta 12 orang (20,0%), tidak bekerja 5 orang (8,3%) dan paling sedikit
Variabel Penelitian N %
Crowded
Ya 30 50,0
Tidak 30 50,0
Gingivitis RA dan RB
Ringan 12 20,0
Sedang 14 23,3
Berat 34 56,7
36
Tabel 2 menunjukkan bahwa jumlah responden yang mengalami crowded
dengan tidak crowded sama yaitu 30 orang (50%). Pada gigi rahang atas, umumnya
terdapat inflamasi ringan 19 orang (31,7%), inflamasi parah dan tidak terdapat
Pada gigi rahang bawah, umumnya responden mengalami inflamasi ringan 24 orang
(40,0%), inflamasi sedang 22 orang (36,7%) dan inflamasi parah 14 orang (23,3%).
Responden yang mengalami gingivitis berat pada rahang atas dan bawah sebanyak
ringan pada rahang atas dan rahang bawah sebanyak 12 orang (20,0%).
Status Gingivitis
Jumlah
Umur Ringan Sedang Berat p
n % N % n % n %
37
Tabel 2 menunjukkan hubungan antara umur dengan gingivitis. Tampak
bahwa pasien yang berumur 11-13 tahun lebih banyak mempunyai gingivitis
berat sebanyak 24 orang (40,0%), dan 10 orang (16,7%) gingivitis ringan dan
orang (16,7%), dan 6 orang (10,0%) gingivitis sedang dan 2 orang (3,3%)
gingivitis ringan. Hasil analisis data dengan uji Chi-square diperoleh nilai
p=0,346 (p.0,05) yang berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna antara
Status Gingivitis
Jenis Jumlah
Ringan Sedang Berat p
kelamin
n % N % N % n %
38
masing 5 orang (8,5%). Sedangkan pasien perempuan lebih banyak yang
orang (15,0%) dan gingivitis ringan sebanyak 7 orang (11,7%). Dari hasil
analisis data dengan uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,932 (p>0,05) yang
berarti bahwa tidak ada hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan
gingivitis.
Status Gingivitis
Pekerjaan Jumlah p
Ringan Sedang Berat
Orang Tua
n % N % n % n %
gingivitis. Tampak bahwa pasien yang memiliki orang tua tidak bekerja
(40,0%), dan gingivitis ringan 8 orang (13,3%). Pasien dengan orang tua
39
bekerja sebagai wiraswasta mempunyai gingivitis ringan, sedang dan berat
yang sama masing-masing 4 orang (6,7%). Hasil analisis data dengan uji Chi-
square diperoleh nilai p = 0,265 (p>0,05) yang berarti tidak ada hubungan
Status Gingivitis
Jumlah
Crowded Ringan Sedang Berat p
n % N % n % n %
Tampak bahwa responden yang tidak memiliki gigi crowded lebih banyak
orang (38,3%) dan gingivitis ringan 1 orang (1,7%). Hasil analisis data
dengan uji Chi-square diperoleh nilai p = 0,002 (p<0,05) yang berarti ada
40
BAB V
PEMBAHASAN
Gigi berjejal dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, yaitu faktor langsung
dan tidak langsung. Prolong retensi, premature loss, ukuran gigi yang besar
sedangkan rahang kecil, dan supernumerary teeth (jumlah gigi berlebihan) dapat
menjadi faktor penyebab terjadinya keberjejalan gigi atau biasa disebut crowding
teeth.18
menjawab banyak masalah penyakit periodontal, dan gigi berjejal menjadi masalah
adalah study maloklusi dan hubungan dengan penyakit periodontal lebih dipengaruhi
akumulasi dari plak gigi, yang mana menjadi pertimbangan utama terjadinya
Ini menyebabkan radang pada gingiva, periodontitis dan gigi mungkin mengalami
migrasi patologi.20
41
Pada penelitian yang dilakukan oleh Schroeder membuktikan hubungan
langsung antara plak bakteri dan invlamasi gingival, yang merupakan faktor utama
penyebab terjadinya gingivitis, tetapi gingivitis tidak akan berkembang pada individu
dengan status kebersihan mulut yang baik meskipun giginya tidak beraturan.19
42 orang (70,0%). Hal ini menunjukkan bahwa mereka masih perlu perhatian dan
anjuran orang tua untuk menjaga kebersihan gigi. Responden umumnya perempuan
sebanyak 36 orang (60,0%). Perhatian terhadap kesehatan gigi biasanya lebih besar
Sebagian besar orang tua responden bekerja sebagai PNS yaitu 41 orang
(68,3%). Hal ini menunjukkan bahwa umumnya keluarga responden mampu untuk
menyediakan alat dan bahan untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut
terdapat hubungan yang bermakna antara umur dengan status gingivitis (p<0,346).
42
V.3. Hubungan antara Jenis Kelamin dengan Gingivitis
terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin dengan status gingivitis
p=0,932 (p>0,05).
Pada tabel 5 terlihat hasil uji chi-square yang menunjukkan tidak ada
hubungan yang bermakna antara pekerjaan orang tua dengan status gingivitis
responden, dimana nilai p = 0,265 (p>0,05). Dalam penelitian ini pekerjaan orang tua
sedikit berpengaruh dalam hal edukasi kesehatan mulut untuk anak, dan kemampuan
untuk menyediakan alat dan bahan dalam proses kebersihan gigi dan mulut anak.
Pada tabel 6 menunjukkan hasil uji chi-square ada hubungan yang bermakna
antara crowded (gigi berjejal) dengan status gingivitis (p<0,05). Hal ini disebabkan
karena adanya gigi berjejal (crowded) menyebabkan upaya menjaga kebersihan gigi
dan mulut lebih sulit, karena dalam proses menyikat gigi kemungkinan celah antara
gigi tidak dapat dibersihkan dengan baik yang pada akhirnya menyebabkan retensi
sisi makanan, dan plak yang jika tidak dibersihkan dengan baik akan menyebabkan
43
BAB VI
PENUTUP
VI.1. KESIMPULAN
kesimpulan, bahwa:
VI.2 SARAN
rahang atas dan rahang bawah ini masih membutuhkan penelitian yang lebih lanjut
44
dengan jumlah sampel yang lebih banyak agar hasilnya dapat tergeneralisasikan
dengan baik.
dihubungkan dengan status kebersihan mulut seseorang yang dapat diukur dengn oral
hygiene indeks, tidak hanya umur, pekerjaan orang tua, dan jenis kelamin. Hal ini
45
DAFTAR PUSTAKA
Indonesian Nutrition Network [cited 2011 Feb 4]. Available from : URL :
http://www.gizinet.com/kebiasaanburukgigiberjejal.htm.
2. PDGI online. Perawatan dengan kawat gigi. [internet]. PDGI online [cited
3. Thomson H. Oklusi. 2nd ed. Alih Bahasa : Lilian Yuwono. Jakarta : EGC ;
2007. p. 128.
1997. p. 117-120.
http://rumahkusorgaku.wordpress.com/2008/0414/mengapa-gigi-tidak-
teratur/.
46
8. Malik,Isnaniah. 2008. Kesehatan Gigi Untuk Keluarga. Bagian Ortodonti
9. Paradipta. Space Maintainer. [internet] [cited 2011 March 4]. Avalaible from :
URL : http://paradipta.blogspot.com/.
from: http://dention.bravehost.com/CROWDING.htm.
http://www.us.elsevierhealth.com/media/us/samplechapters/9780443102110/9
780443102110.pdf
12. Newman MG, Takei RI. Caranza’s clinical periodontology. 9th ed. W.B.
13. Cilmiaty Risya. Kelainan jaringan penyangga gigi. . [internet]. [2011 March
jaringan-penyangga-gigi-by.html.
14. McDonald. Dentistry for the child and adolescent. 8th edition. Mosby.
13.
16. Nurul Dewi. Gingiva yang mudah berdarah serta pengelolaannya. Jurnal
51.
47
17. Yayan A. Penyakit gigi dan mulut. FK UNRI. [internet]. [2011 Feb 26].
18. Apin. [internet]. 2008. Gigi berjejalan. Accessed on 20 Juni 2011. Available
from: http://papinbukanipin.wordpress.com/2011/0203/crowding.
19. Schroeder Souza. Evaluation of periodontal index of gingival and plaque with
from: http://redalyc.uaemex.mx/redalyc/pdf/1530/153013561003.pdf.
48