METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Normalisasi Saluran Pembuang D I Krueng Aceh Gani Lam Glumpang Kec Ingin Jaya PDF
METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN Normalisasi Saluran Pembuang D I Krueng Aceh Gani Lam Glumpang Kec Ingin Jaya PDF
PENDAHULUAN
Metode Pelaksanaan direncanakan agar dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan dapat
dilaksanakan secara sistematis, terkoordinasi dan dapat dipertanggung jawabkan
secara teknis,
sesuai Spesifikasi Teknik yang telah ditetapkan oleh Pengguna Jasa. Metode
Pelaksanaan
Pekerjaan yang dimaksudkan mencakup pengadaan dan pemasangan seluruh peralatan dan
material yang akan dilaksanakan bersadarkan lingkup Pengadaan Pekerjaan.
RUANG LINGKUP PEKERJAAN
I.
1
2
3
4
5
6
7
PEKERJAAN PERSIAPAN
Mobilisasi dan Demobilisasi
Sewa Pondok Kerja
Papan Nama Proyek
Uitzet Profil
Pembersihan Lapangan
Kitsdam/Dewatering
Adminitrasi dan Dokumentasi
II.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
PEKERJAAN POKOK
Galian Tanah Biasa (AB)
Timbunan Tanah dari Galian (AB)
Timbunan Tanah Didatangkan (AB)
Pasangan Batu 1 : 4
Plesteran 1 : 3 (t=1,5 cm)
Beton K.175
Pembesian
Bekisting
Drain Hole dia 2"
METODE PELAKSANAAN
I.
PEKERJAAN PERSIAPAN
1.1
1.2
1.3
1.4
Uitzet Profil
Sebelum memulai pekerjaan, kontraktor terlebih dahulu harus mengadakan
pengukuran/uitzet dengan pengawasan Direksi/Pengawas Lapangan. Alat yang dipakai
dalam pengukuran ini minimaladalah alat waterpass. Pengikatan dalam pengukuran ini
dilakukan terhadap patok-patok tertentuyang berfungsi sebagai titik tetap yang
lokasinya akan ditunjukkan oleh Direksi/PengawasLapangan. Data ini dapat diperoleh
dengan mengajukan permitaan secara tertulis kepada Direksi. Sebelum memulai
pengukuran, kontraktor diharuskan untuk memeriksa semua titik-titik tetap inidan
membuat titik tetap tambahan lainnya sedemikian sehingga jarak 2 titik tetap tidak
lebih
dari 1 kilometer.
Ketelitian pengukuran harus selalu dalam batas-batas kesesamaan sebagai berikut :
Titik-titik untuk tampang melintang, boleh terletak kurang dari 2 cm dari posisi
yang
ditentukan, baik dalam arah vertikal maupun horizontal.
Pengukuran titik tinggi harus diselesaikan pada sebuah titik tetap atau dibawa
kembali ke titik perrtama. Kesalahan penutupan harus kurang dari 10 L mm, dimana
L adalah panjang atau jarak sirkuit pengukuran dalam Km.
Patok-patok yang menunjukkan tinggi akhir dari pekerjaan tanah harus dipasang
dengan tidak melewati 0,25 cm dari titik tinggi yang benar.
Garis singgung dan lengkung, perbedaannya dengan yang benar harus kurang dari 2
cm terhadap posisi yang benar. Titik untuk bangunan harus terletak tidak lebih dari
0,25 cm dari kedudukan yang sebenarnya, kecuali pada pemasangan baja dan
peralatannya memerlukan yang lebih tinggi. Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data
dan gambar sket hasil pengukuran, harus diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi,
hasil ini akan diperiksa. Dan apabila terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran,
perhitungan, maupun penggambaran, maka kontraktor harus memperbaikinya
sampai betul dan mendapat persetujuan Direksi. Hasil pengukuran uitzet yang benar
akan dipakai untuk menentukan trase saluran, tempat bangunan air atau bangunan
pelengkap lainnya. Oleh karena itu kontraktor tidak diperbolehkan memulai suatu
pekerjaan saluran/bangunan sebelum posisi, ukuran-ukurannya, dan
ketinggianketinggiannya disetujui oleh Direksi. Pematokan pada as trase saluran
dalam
pengukuran ini, harus dilakukan pada setiap interval 50 m dan pada setiap belokan
dengan menggunakan patok kayu. Pematokan pada lokasi bangunan-bangunan air
harus dilakukan dengan menggunakan patok beton. Pada setiap patok yang
dipasang agar dicantumkan nomor urut dan elevasi hasil pengukuran. Jika pada
waktu pengukuran/uitzet trase saluran dijumpai ketidaksesuaian antara gambar
dengan keadaan lapangan, maka kontraktor harus secepatnya melapor kepada
direksi untuk mendapat penyelesaiannya. Kontraktor wajib mengadakan pengukuran
awal atas biayanya sendiri untuk mempersiapkan gambar pelaksanaan. Pengukuran
memanjang maupun melintang pada trase saluran dan bangunan dilakukan sesuai
gambar/penyesuaian di lapangan. Jarak patok pengukuran maksimum 30 meter
untuk jarak lurus atau kurang dari 30 meter untuk jarak tidak lurus atau daerah
bergelombang.
Pemasangan Profil (bouwplank)
Pada setiap pembuatan saluran dan bangunan, kontraktor diwajibkan memasang
bouwplank/profil dan mencantumkan elevasi serta nama bangunannya. Pemasangan
bouwplank/profil harus berdasarkan peil elevasi ketinggian dari patok pengukuran
dan pemasangannya dapat dilaksanakan apabila pengukuran dinyatakan selesai dan
benar serta mendapat persetujuan dari Direksi. Bouwplank harus dibuat dari papan
kayu kelas III yang lurus dan rata. Pemasangan bouwplank harus didahului dengan
pengukuran yang menggunakan alat ukur. Pemasangannya harus cukup kuat.
Kebenaran dari pemasangan bouwplank akan diperiksa oleh Direksi. Setelah
pemeriksaan ini selesai dan hasilnya benar, barulah pekerjaan saluran atau
bangunan dapat dimulai. Bouwplank dibuat dari papan atau bahan lain yang
disetujui oleh Direksi. Bentuk dan ukuran harus disesuaikan dengan bentuk
bangunan yang akan dibuat.
1.5
Pembersihan lapangan
Yang dimaksud dengan pembersihan lapangan mencakup semua pekerjaan yang
berhubungan dengan kegiatan berikut :
Pembersihan, pencabutan dan pengupasan
Pemotongan, Penggalian Parit
Penggalian tempat pengambilan batu gunung dan bahan bangunan batu kali, pasir
dan tanah Penggalian lain yang diperintahkan Direksi.
1.6
Kitsdam/Dewatering
Kontraktor harus mendesain, membangun dan merawat semua pekerjaan sementara
untuk mengoperasikan air dan pengeringan (dewatering) dan harus menyediakan,
memasang, mengoperasikan dan merawat peralatan pemompaan dan perlengkapan lain
untuk mengalihkan air dari daerah kerja sehingga pekerjaan bisa dilaksanakan dengan
baik. Kontraktor harus memperbaiki atas biaya sendiri semua kerusakan yang timbul
akibat gagalnya pekerjaan sementara untuk mengendalikan air. Semua pekerjaan
sementara tersebut di atas harus mendapat persetujuan Direksi dan harus dibongkar
pada saat yang disetujui Direksi setelah kegunaannya dianggap selesai.
1.7
II.
PEKERJAAN POKOK
2.1
2.3
2.4
2.5.1 Bahan-bahan
Semen yang akan digunakan yang bermutu baik dan pasir yang akan dipakai pasir yang
tidak tercampur.
2.5.2 Adukan Semen
Adukan semen harus terdiri dari campuran semen Portland dan aggregate/pasir halus
yang sesuai dengan persyaratan bahan. Dua jenis adukan yang akan digunakan
sebagaimana tercantum dalam Gambar maupun atas arahan Direksi, adalah seperti
berikut :
1 bagian semen dengan 2 bagian aggregate/pasir halus untuk pasangan yang
terkena aliran air.
1 bagian semen dengan 3 bagian aggregate/pasir halus untuk pasanganyang tidak
terkena aliran aliran air.
Adukan harus dicampur dengan air secukupnya hingga menghasilkan adukan yang
konsisten dengan ketebalan sesuai gambar rencana.
2.5.3 Pelaksanaan
Pekerjaan ini akan dilaksanakan dalam 2 lapisan, lapisan 1 yaitu dilaksanakan
plesteran
sesuai spesifikasi di atas dan lapisan 2 akan dilakukan dengan adukan aci yang
mempunyai kekentalan yang memenuhi syarat. Sebelum pekerjaan ini dilaksanakan
terlebih dahulu permukaan yang akan diplester akan dibuat kasar dan bersih atau
ditentukan lain oleh Direksi.
2.5
Pekerjaan Gorong – Gorong
2.5.1 Pekerjaan Beton
Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen
hidraulik yang setara, agregat halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa
bahan
tambah membentuk massa padat
Pekerjaan yang diatur dalam seksi ini harus mencakup pelaksanaan seluruh struktur
beton bertulang, beton tanpa tulangan, beton prategang, beton pracetak dan beton
untuk struktur baja komposit, sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana atau
sebagaimana yang disetujui oleh Direksi Lapangan.
Pekerjaan ini harus pula mencakup penyiapan tempat kerja untuk pengecoran beton,
pengadaan perawatan beton, lantai kerja dan pemeliharaan fondasi seperti pemompaan
atau tindakan lain untuk mempertahankan agar fondasi tetap kering
Mutu beton yang digunakan pada masing-masing bagian dari pekerjaan dalam kontrak
harusseperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana diperintahkan
oleh Direksi Lapangan, Mutu beton yang digunakan dalam Pekerjaan adalah Mutu
Sedang, K225 (kg/cm2). Umumnya digunakan untuk beton bertulang seperti pelat lantai
jembatan, gelagar beton bertulang, diafragma, kereb beton pracetak, gorong-gorong
beton bertulang, bangunan bawah jembatan.
2.5.2 Persyaratan Bahan
1. Pembesian dan Tulangan
Semua tulangan beton harus berupa tulangan ulir untuk diameter > 12 mm dengan
tegangan leleh minimum 4000 kg/cm2 dan tulangan polos untuk diameter = 12 mm
dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2 kecuali ditetapkan lain pada gambar
kerja dan harus sesuai dengan ASTM A.615-72 atau PBI-1971¬NI.2. Semua tulangan
anyam yang dibuat dari kawat baja yang dilas harus memenuhi persyaratan yang
tercantum di dalam ASTM A. 185-79. Salinan sertifikat uji harus diserahkan kepada
Konsultan pada pengangutan setiap jumlah tulangan ke tempat kerja. Sertifikat ini
harus menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut secara keseluruhan telah memenuhi
semua standar-standar di atas dan sertifikat itu harus dikeluarkan oleh suatu
laboratorium yang independen yang telah disetujui oleh Konsultan.
2. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus jenis semen portland yang
memenuhi SNI 15-2049-2004 kecuali jenis IA, IIA, IIIA dan IV. Apabila
menggunakan bahan tambahan yang dapat menghasilkan gelembung udara, maka
gelembung udara yang dihasilkan tidak boleh lebih dari 5%, dan harus
mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.
Dalam satu campuran, hanya satu merk semen portland yang boleh digunakan,
kecuali disetujui oleh Direksi Lapangan. Apabila di dalam satu proyek digunakan
lebih dari satu merk semen, maka Penyedia Jasa harus mengajukan kembali
rancangan campuran beton sesuai dengan merk semen yang digunakan.
3. Air
Air yang digunakan untuk campuran, perawatan, atau pemakaian lainnya harus
bersih, dan bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asam, basa,
gula atau organik. Air harus diuji sesuai dengan; dan harus memenuhi ketentuan
dalam SNI 03-6817-2002 tentang Metode pengujian mutu air untuk digunakan
dalam beton. Air yang diketahui dapat diminum dapat digunakan. Apabila timbul
keragu-raguan atas mutu air yang diusulkan dan pengujian air seperti di atas tidak
dapat dilakukan, maka harus diadakan perbandingan pengujian kuat tekan mortar
semen dan pasir dengan memakai air yang diusulkan dan dengan memakai air
murni hasil sulingan. Air yang diusulkan dapat digunakan apabila kuat tekan mortar
dengan air tersebut pada umur 7 (tujuh) dan 28 (dua puluh lapan) hari mempunyai
kuat tekan minimum 90 % dari kuat tekan mortar dengan air suling untuk periode
umur yang sama.
4. Agregat
Gradasi agregat kasar dan halus harus memenuhi ketentuan yang diberikan dalam
Tabel di bawah ini tetapi bahan yang tidak memenuhi ketentuan gradasi tersebut
harus diuji dan harus memenuhi sifat-sifat campuran yang disyaratkan.
Pembersihan Akhir
Pada tahap penyelesaian pekerjaan, tempat kerja harus ditinggalkan dalam keadaan
bersih dan siap digunakan oleh Pemberi Pekerjaan. Kontraktor juga harus
memulihkan pada kondisi semula, yaitu bagian-bagian tempat kerja yang tidak
direncanakan untuk perubahan menurut Kontrak;
Pada waktu pembersihan akhir, semua saluran dan struktur harus diperiksa dan
kerusakan fisik sebelum penyerahan akhir. Daerah tempat kerja harus dibersihkan
dan semua puing yang ada disingkirkan seluruhnya.
Demikianlah penjelasan Rencana Kerja dan syarat-syarat ini dibuat, untuk dapat
dipedomani dalam pelaksanaan pekerjaan di atas.
ISNEN
Direktur