Anda di halaman 1dari 10

REVIEW JURNAL

Analysis of Project Construction Delay Using Fishbone Diagram At


PT. Rekayasa Industri

Mata Kuliah : Manajemen Proyek


DosenPembimbing : Mega Ulimaz, S.T.,M.T.

Disusun oleh :
Nuur Awaliyah (08161061)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA


JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN
BALIKPAPAN
2019
PROFIL JURNAL

Judul Jurnal : Analysis of Project Construction Delay Using Fishbone Diagram At PT.
Rekayasa Industri

Penulis : Dimas Budi Setiawan dan Rudy Bekti

Tahun : 2016

Penerbit : Institut Teknologi Bandung

REVIEW JURNAL

Analisis keterlambatan proyek konstruksi PT. Rekayasa Industri menggunakan Diagram


Fishbone

Pengetahuan tentang manajemen proyek sangat penting karena banyak proyek


dianggap tidak berhasil yang disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dalam manajemen proyek.
Manajemen proyek juga dapat membuat proyek lebih efektif dan efisien sehingga akan
menghasilkan hasil yang maksimal. Manajemen proyek membutuhkan manajer proyek yang
memiliki tiga karakteristik, yaitu pengetahuan, kinerja, dan personal. Secara umum, proyek
memiliki batas waktu (deadline), artinya proyek harus selesai sebelum atau tepat pada waktu
yang telah ditentukan. Namun tidak semua proyek tepat waktu, ada pula proyek yang selesai
setelah tenggat waktu. Terdapat banyak faktor yang menyebabkan keterlambatan suatu proyek,
dan jika hal itu terjadi perusahaan harus mengadakan evaluasi untuk mengetahui proses mana
yang menyebabkan keterlambatan atau kegagalan. Dalam review ini akan dibahas analisis
keterlambatan proyek konstruksi PT. Rekayasa Industri dengan Diagram Fishbone. PT Rekayasa
Industri didirikan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1981
tentang Penyertaan Modal Republik Indonesia dalam Pendirian Badan Usaha Milik Negara yang
Bergerak dalam Bidang Perencanaan Industri, Teknik dan Usaha Konstruksi dan Lembaran
Negara Republik Indonesia. Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1987. Salah satu keunggulan
PT tersebut yaitu perusahaan memiliki kemampuan manajemen proyek yang kuat hingga PT
tersebut dikenal dengan sebutan perusahaan “On Schedule”. Namun, tidak seluruh proyek yang
dikerjakan oleh PT. Rekayasa Industri ini selesai dengan tepat waktu. Contohnya yaitu proyek
kontruksi Dayung Compression (D-1) dan Central Grissik Plant Debottleneck Project (CGPX)
yang dibahas dalam jurnal. Proyek tersebut merupakan bagian dari Blok Koridor PSC

1
(Production Sharing Contract) atau kontrak bagi hasil. Lingkup pekerjaan proyek ini adalah
Engineering, Procurement and Contruction (EPC).
Berdasarkan jurnal dapat diketahui bahwa proyek tersebut memiliki ciri pokok meliputi :
1. Proyek memiliki tujuan khusus yaitu merancang seluruh proyek secara terperinci,
mendapatkan semua bahan dan peralatan yang dibutuhkan dalam proyek, dan melakukan
konstruksi dan mengirimkannya kepada klien atau pemilik
2. Nilai proyek atau biaya proyek sebesar $ 138.000.000 atau Rp. 195.483.900.000.000
3. Jadwal proyek yaitu proyek dimulai pada 27 Juni 2011 dan direncanakan selesai pada 8
April 2013. Sehingga dapat diketahui bahwa proyek bersifat sementara, umur proyek
dibatasi oleh waktu selesainya tugas proyek.
4. Proyek bersifat non rutin, tidak dilakukan berulang-ulang.
Dalam jurnal yang direview diketahui pula bahwa karakteristik proyek ini merupakan
proyek konstruksi dengan komponen kegiatan utama terdiri dari design engineering, pengadaan
dan konstruksi. Dalam suatu proyek harus ditentukan struktur organisasi pelaksana proyek yang
terdiri dari pemilik proyek, konsultan proyek dan pelaksana proyek (kontraktor). Adapun dalam
proyek ini PT. Rekayasa Industri adalah pihak yang berperan sebagai pelaksana proyek
(kontraktor) EPC. Sebagai kontraktor proyek maka terdapat unsur-unsur kontraktor pelaksana
didalamnya yaitu :
1. Pimpinan Proyek 6. Kepala Pelaksana
2. Manager Lapangan 7. Surveyor
3. Site Engineer 8. Drafter
4. Kepala Administrasi Proyek 9. Gudang
5. Kepala Logistik 10. Peralatan dan Sopir
Berdasarkan jurnal yang direview tidak diketahui unsur-unsur apa saja yang berperan
dalam proyek tersebut, jurnal hanya mengatakan bahwa terdapat tim proyek dengan jumlah
pekerja sebanyak 1000 orang. Untuk mengetahui penyebab dari keterlambatan proyek konstruksi
PT. Rekayasa Industri ini maka dalam penelitian dilakukan lima tahap metodologi sistematis
yaitu identifikasi obyektif, studi literatur, pengumpulan dan penelitian data, analisis data, dan
penarikan kesimpulan. Adapun metode penelitian yang dilakukan adalah metode kualitatif dan
metode pengumpulan data yaitu pengumpulan data secara primer dan sekunder. Berdasarkan
data yang telah didapatkan maka dari jurnal yang direview data bar chart dikonversi kedalam

2
bentuk tabel agar lebih mudah dianalisis dan dipahami. Berdasarkan tabel tersebut dapat
diketahui bahwa terdapat 47 tugas didalam proyek. Namun tidak semua list tugas tersebut
memiliki target tanggal penyelesaian, sehingga tidak semua tugas dapat dianalisis untuk
menunjukkan seberapa jauh tugas telah selesai atau terlambat dan seberapa berdampaknya hal
tersebut terhadap seluruh proyek. Berikut ini tabel task beserta target tanggal penyelesaian dan
tanggal penyelesaian actual.

Tabel 1. Tasks and Date


TASKS Targeted Completion Date Actual Completion Date
Project Management 13-Oct-11 30-Dec-11
Construction & Fabrication Management 10-Apr-12 2-Jan-12
Information Technology 18-Jul-11 18-Jul-11
Project Control Management 25-Aug-11 25-Aug-11
Civil / Structural Engineering 25-Jun-12 28-Feb-13
Piping Engineering 18-Jun-12 15-Apr-13
Mechanical Engineering 28-May-12 20-Mar-13
Electrical Engineering 30-Apr-12 13-Feb-13
Instrument Engineering 23-Jul-12 3-Apr-13
Process Engineering 11-Jan-12 30-Jan-13
HSE / Fire and Safety Engineering 24-Feb-12 10-Oct-12
Company Supply Equipment 17-May-12 27-Jul-12
Filters 21-Jul-12 25-Nov-12
Separators 25-Sep-12 9-Nov-12
Instrument Air System 26-Aug-12 1-Aug-13
Regen Gas Compressor 15-Oct-12 19-Jan-13
Package Unit Membrane 29-Oct-12 2-May-13
Package Unit WHB 1-Oct-12 28-Jun-13
Package Unit TOX 17-Sep-12 29-Jul-13
Package Unit Glycol 9-Jul-12 11-Jan-13
Vessels / Reactor (conctractor) 25-Sep-12 9-Dec-13
Treated Gas Coolers N/A 3-Apr-13
Miscellaneous Equipment 17-Oct-12 22-Mar-13
Electrical Equipment 2-Oct-12 1-Feb-13
Civil 14-Jan-12 19-Jun-13
Piping 31-Aug-12 17-Apr-13
Instrument & Control System 16-Oct-12 1-Aug-13
Electrical 21-Oct-12 1-Apr-13
Subcontracting Soil Investigation 15-Aug-11 28-Oct-11

3
TASKS Targeted Completion Date Actual Completion Date
Subcontracting for Temporary Facilities 26-Sep-11 25-Nov-11
Subcontracting for Civil Work 22-Nov-11 9-Feb-12
Subcontracting for Piping Work 27-Feb-12 18-May-12
Subcontracting for Mechanical Work 14-May-12 30-May-12
Subcontracting for Electrical Work 24-Apr-12 12-Apr-12
Subcontracting for Instriment Work 7-May-12 12-Apr-12
Carbon Steel Shop Fabrication N/A 9-Apr-13
Stainless Steel Shop Fabrication N/A 1-Apr-13
Fabrication Support N/A 23-Apr-13
Painting N/A 10-Jun-13
Temporary Facility 23-Jan-12 27-Oct-12
Permanent Work 22-Feb-12 15-Dec-13
Amine System N/A 11-Dec-13
Glycol Regen System N/A 10-Dec-13
Instrument Air N/A 13-Oct-13
Flare System N/A 27-Oct-13
CO2 Analyzer N/A 26-Oct-13
Membrane Skids N/A 9-Dec-13
Sumber : Analisis keterlambatan proyek konstruksi PT. Rekayasa Industri menggunakan Diagram
Fishbone, 2016

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa ada beberapa tugas yang selesai tepat waktu.
terdapat pula beberapa tugas yang tidak memiliki perkiraan waktu selesai sehingga tidak dapat
dianalisis. Berdasarkan hal tersebut maka tugas yang selesai terlambat akan dianalisis dengan
menggunakan Diagram Fishbone. Diagram Fishbone atau dikenal sebagai diagram sebab akibat
digunakan untuk mengetahui akar permasalahan keterlambatan proyek konstruksi PT Rekayasa
Industri dan juga untuk menunjukkan korelasi antara sebab dan berbagai akibat yang terjadi.
Diagram Fishbone memiliki banyak fungsi yang dapat diterapkan di bidang manufaktur, proses
penjualan, dan aspek pemasaran. Setiap kategori memiliki karakteristik berbeda. Diagram
Fishbone yang digunakan dalam jurnal yang direview adalah jenis manufaktur dengan konten
yang paling populer di bidang manufaktur adalah "5Ms" (Methods, Machines, Materials,
Measurements and Man).
Berdasarkan Diagram Fishbone pada jurnal yang direview, maka diketahui sektor apa
saja yang menyebabkan terlambatnya proyek konstruksi PT. Rekayasa Industri, adapun
penjelasannya dapat dilihat sebagai berikut :

4
1. Machine (Mesin), terdapat 2 faktor penyebab keterlambatan pada sektor machine yaitu
keterlambatan fabrikasi beberapa bahan dan terlambat dalam pembuatan beberapa bahan.
Keterlambatan proyek ini disebabkan oleh adanya produksi pipa baja karbon, pipa baja
stainless, kabel instrument, sistem control, katup control, detector api dan gas yang tidak
tepat waktu
2. Material (Bahan), terdapat 4 faktor penyebab keterlambatan pada sektor material yaitu
dokumen detail tidak disediakan tepat waktu, terlambat dalam membuat rencana plot,
terlambat dalam membuat fondasi desain serta bahan tidak disediakan pada waktu yang
telah ditentukan. Keterlambatan ini disebabkan karena tim proyek sangat hati-hati dalam
mengerjakan tugas ini unutk mencegah kegagalan dalam mendesain.
3. Method (Metode), terdapat 8 faktor penyebab keterlambatan metode yaitu prosedur
pelaksanaan proyek tidak tepat waktu, permintaan untuk beberapa item tertunda,
evaluasi penawaran teknis tidak sesuai dengan persyaratan, pembuatan spesifikasi untuk
beberapa item tertunda, model PDMS (Plant Design Management System) untuk
perpipaan terlambat selama 1 tahun, rencana utama untuk perpipaan tertunda, mobilisasi
situs terlambat, bagan & daftar tidak tersedia tepat waktu. keterlambatan tersebut
disebabkan karena tim proyek sangat mempertimbangkan banyak variabel yang ada pada
proyek. Selain itu terdapat kendala-kendala atau situasi aktual yang terjadi dan tidak
dapat diprediksi oleh tim proyek sehingga mempengaruhi kinerja proyek.
4. Measurement (Pengukuran), terdapat 8 faktor penyebab keterlambatan pengukuran yaitu
lembar data proses tidak dapat disediakan, laporan keamanan proses terlambat,
ketersediaan lembar data terlambat, diagram blok uji tidak diberikan tepat waktu,
keterlambatan perhitungan, investigasi lokasi & tanah tidak dilaporkan tepat waktu,
deskripsi dan analisis sistem membutuhkan waktu lama serta Analisis tekanan untuk
perpipaan terhambat. Adapaun keterlambatan tersebut disebabkan karena semua bahan
dalam rekayasa proses tidak selesai tepat waktu.
5. Man (Manusia), terdapat 11 faktor penyebab keterlambatan manusia yaitu persetujuan
dokumen utama, pembuatan gambar dukungan perpipaan, dokumen cetak vendor,
pembuatan gambar isometric, pembuatan desain dasar, pembuatan diagram alir proses,
pembuatan gambar tata letak, modifikasi gambar, pembuatan gambar standar, pembuatan
gambar detail dan pengaturan perpipaan. Berdasarkan jurnal yang direview, manusia

5
merupakan sektor yang paling mempengaruhi keterlambatan proyek karena proyek yang
berjalan membutuhkan suatu dokumen-dokumen yang dibuat oleh manusia seperti yang
telah disebutkan. Keterlambatan terjadi karena tim proyek mengalami kendala dalam
prosesnya dan juga dalam pembuatan dokumen/gambar tersebut tingkat kesulitan cukup
tinggi sehingga membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembuatannya.

Setelah mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan proyek di PT


Rekayasa Industri, maka dilakukan pula penentuan faktor-faktor potensial sebagai penyebab
dominan dari keterlambatan tersebut menggunakan pareto chart. Pareto chart akan
menunjukkan faktor apa saja yang paling bermasalah. Adapun hasil dari grafik pareto chart yaitu
penyebab tertinggi dari keterlambatan proyek adalah man (manusia) dengan 11 faktor penyebab
keterlambatan atau sebesar 33,3 %, kemudian diikuti oleh measurement (pengukuran) dengan 8
faktor penyebab keterlambatan atau sebesar 24%, method (metode) dengan 8 faktor penyebab
keterlambatan atau sebesar 21%, materials (bahan) dengan 4 faktor penyebab keterlambatan atau
sebesar 15% dan machine (mesin) dengan 2 faktor penyebab keterlambatan atau sebesar 6%.
Berdasarkan teori pareto chart diketahui bahwa persentasi penyebab utama masalah yaitu
sebesar 80%. Hal ini berarti penyebab utama keterlambatan proyek disebabkan oleh Man
(manusia), Methode (metode) dan Measurement (pengukuran). Sehingga ketiga kategori tersebut
merupakan prioritas untuk dilakukan evaluasi atau perbaikan. Berdasarkan ilmu manajemen
proyek, dapat diketahui bahwa sebelum menjalankan suatu proyek terdapat tahapan studi
kelayakan proyek terlebih dahulu untuk menentukan apakah suatu proyek tersebut dapat berhasil
atau tidak. Studi kelayakan ini dilakukan sebagai upaya mengkaji tingkat kelayakan suatu
proyek. Keterlambatan proyek kontruksi oleh PT. Rekayasa Industri yang terjadi mungkin dapat
disebabkan karena adanya kesalahan dalam studi kelayakan proyek. Studi kelayakan proyek ini
bersifat menyeluruh dengan memperhatikan segala aspek kelayakan proyek. Adapun aspek studi
kelayakan ini terdiri dari :
1. Aspek Pasar dan Pemasaran
2. Aspek Teknis dan Produksi
3. Aspek Keuangan
4. Aspek Ekonomi dan Sosial
5. Aspek Manajemen dan Hukum

6
Berdasarkan jurnal yang telah direview diketahui bahwa sektor man (manusia)
merupakan penyebab utama keterlambatan proyek ini. Jika dikaitkan dengan ilmu studi
kelayakan maka kemungkinan banyaknya keterlambatan tugas yang dilakukan oleh manusia
dalam proyek juga dapat disebabkan oleh kesalahan dalam studi kelayakan proyek pada aspek
manajemen. Diketahui bahwa aspek manajemen dalam studi kelayakan proyek ini membahas
terkait siapa pelaksana proyek, bagaimana struktur organisasi serta deskripsi dan spesifikasi
jabatan, siapa anggota direksi dan tenaga kunci serta berapa jumlah tenaga kerja yang terlibat.
Dari studi kelayakan pada aspek manajemen ini harusnya telah disiapkan sumber daya manusia
(SDM) yang berkualitas dan sesuai tugasnya dalam proyek sehingga keterlambatan proyek
akibat kesalahan manusia dapat dihindari. Berdasarkan jurnal yang direview, maka terdapat
rekomendasi yang diberikan oleh penulis jurnal di tiap sektor penyebab keterlambatan yaitu :
1. Man (manusia), perlunya controlling dan pemantauan untuk setiap tugas agar
meningkatkan disiplin bekerja, melakukan pelatihan dan bimbingan untuk meningkatkan
pengetahuan pekerja, menerapkan sistem insentif dan disinsentif untuk meningkatkan
motivasi pekerja. Standar Operasional Prosedur (SOP) harus jelas untuk mengurangi
kesalahan, proses requirement harus lebih ketat untuk memastikan bahwa tenaga kerja
yang terlibat dalam proyek memiliki kredibilitas yang tinggi
2. Measurement (pengukuran), perlunya pembuatan laporan secara cepat dengan melakukan
pelatihan terhadap tenaga kerja terkait pembuatan laporan. Selain itu diperlukan pula
penanganan yang tanggap dan cepat ketika terjadi cacat atau kegagalan pada peralatan
atau instrument.
3. Methode (metode), untuk mengurangi keterlambatan perlu dilakukan controlling aktivitas
proyek dan harus memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang jelas karena SOP
berisi banyak hal yang mengatur segala hal yang dibutuhkan seperti jadwal, penanggung
jawab dan deskripsi tiap tugas.

7
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil review jurnal dapat diketahui bahwa pada proyek konstruksi yang
dilaksanakan PT Rekayasa Industri sebagai kontraktor EPC (Engineering, Procurement and
Contruction) mengalami keterlambatan. Berdasarkan analisis Diagram Fishbone dan Pareto
Chart diketahui faktor apa saja yang menyebabkan terjadinya keterlambatan proyek. Terdapat 3
penyebab keterlambatan proyek yaitu man (manusia), measurement (pengukuran) dan method
(metode). Penyebab utama keterlambatan yaitu karena faktor manusia yaitu sebesar 33,3 %,
kemudian diikuti oleh measurement (pengukuran) sebesar 24% dan method (metode) sebesar
21%, materials (bahan). Keterlambatan proyek dapat terjadi tidak hanya karena kendala-kendala
yang dihadapi pada saat pelaksanaan proyek tetapi dapat pula terjadi karena tidak detail dan
menyeluruhnya studi kelayakan yang dilakukan sebelum pelaksanaan proyek.

8
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Dimas Budi & Rudy Bekti. 2016. Analysis of Project Construction Delay Using
Fishbone Diagram At PT. Rekayasa Industri. Bandung. Institut Teknologi Bandung

Anda mungkin juga menyukai