PENDAHULUAN
1
benar dan tepat alat kontrasepsi ini kan memberikan keefektifan mencapai
97 %.
Bentuk yang ada dari diafragma sendiri sangat bermacam-macam hal
tersbut dikarenakan bentuk setiap vagina wanita sangat berbeda-beda.
Sehingga dalam hal ini diafragma dibuat kedalam berbagai bentuk yang dapat
dipilih dengan kesesuaian kebutuhan.
Diafragma harus diaplikasikan secara teratur. Diafragma juga digunakan
melkukan seksual. Jika dalam 2 jam tidak melakukan hubungan seksual, maka
Anda harus memakainya kembali. Dalam pemakaian yang keda diafragma
tidak boleh dilepas, Anda hanya perlu melakukan pengolesan dengan jelly.
Ketika melepas diafragma dengan aplikator lebih baik Anda berhati-hati
karena jika Anda terlalu tergesa-gesa akan menimbulkan infeksi yang dapat
mengganggu hubungan suami istri. Diafragma tersedia di berbagai apotek .
2
1.3 Tujuan
Setelah mempelajari tentang alat kontrasepsi metode hormonal bagian Pil KB
maka mahasiswa dapat :
1. Mengetahui sejarah KB Diafragma
2. Mengetahui kebijakan/landasan hukum KB Diafragma
3. Mengetahui pengertian KB Diafragma
4. Mengetahui tujuan KB Diafragma
5. Mengetahui jenis-jenis KB Diafragma
6. Mengetahui syarat KB Diafragma
7. Mengetahui sasaran KB Diafragma
8. Mengetahui cara kerja KB Diafragma
9. Mengetahui waktu pemberian KB Diafragma
10. Mengetahui faktor-faktor dalam pemilihan KB Diafragma
11. Mengetahui kelebihan KB Diafragma
12. Mengetahui kekurangan KB Diafragma
13. Mengetahui kontraindikasi KB Diafragma
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai
dari tahun 1897 ketika Beard menduga bahwa korpus luteum dapat
menghambat terjadinya ovulasi. Fellmer pada tahun 1912 mempelajari
pengaruh korpus luteum terhadap payudara dan uterus. Moore dan Price
mengetahui fungsi kelenjar hipofisis dan estrogen serta progesteron. dapat
memberikan rangsangan balik. Corquodale, Thayer dan Doisy antara tahun
1930 dan 1936 mengisolasi estrogen dan progesteron.
Laboratorium Syntex pada tahun 1956 menemukan progesterone
sintesis dengan nama Norethisterone. Pada tahun 1960 Rock, Pincus dan
Garcia mencoba progesteron sebagai kontrasepsi oral dengan hasil yang
memuaskan. Pada tahun 1963, Goldzieher membuat pil KB oral
sekuensial. Pada perkembangan dan percobaan selanjutnya telah dibuat
berbagai pil KB dengan tujuan meningkatkan efektivitas, mengurangi efek
samping, dan meminimalkan keluhan peserta KB.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi hormonal telah
mempelajari bahwa estrogen dan progesteron memberikan umpan balik
terhadap kelenjar hipofisis melalui hipotalamus sehingga terjadi hambatan
terhadap perkembangan folikel dan proses ovulasi. Melalui hipotalamus
dan hipofisis, estrogen dapat menghambat pengeluaran follicle stimulating
hormone (FSH) sehingga perkembangan dan kematangan folikel de Graaf
tidak terjadi. Di samping itu progesteron dapat menghambat pengeluaran
hormon luteinizing (LH). Estrogen mempercepat peristaltic tuba sehingga
hasil konsepsi mencapai uterus-endometrium yang belum siap untuk
menerima implantasi.
Kontrasepsi hormonal pil telah mengalami penelitian panjang,
sehingga sebagian besar wanita dapat menerima tanpa kesulitan, dengan
patrun menstruasi normal serta durasi antara 4 sampai 6 wanita. Wanita
4
tergolong durasi menstruasi kurang dari 4 hari, memerlukan pil KB
dengan efek estrogen tinggi. Wanita dengan durasi menstruasi lebih dari 6
hari memerlukan pil KB dengan efek estrogen yang rendah.
Berbagai pabrik farmasi telah memasarkan pil KB dengan
kelebihan dan kekurangannya, sehingga dapat memilih sesuai keberadaan
wanita itu,. Pada setiap pil terdapat perbandingan kekuatan estrogenic
(lebih dominan estrogen) atau progesterogenik (dominan progesterone),
melalui penilaian patrun menstruasi. (Manuaba, Ida Ayu Chandranita.
2010)
5
dari latex (karet) tipis, seperti kondom, spons, cervical cap, coil spring
diafragma, flat spring diafragma dll.
Maka sebagaimana dijelaskan sebelumnya, upaya pencegahan
kehamilan dengan menggunakan alat ini dibolehkan oleh agama sepanjang
niatnya untuk mengatur jarak kehamilan dan bukan pembatasan total atau
sama sekali tidak mau punya anak, selain itu juga tidak menimbulkan efek
samping yang membahayakan kesehatan.
2.3 Pengertian
Diafragma adalah kap berbentuk cemmbung, tersebut dari lateks (karet)
yang diinsersikan kepada vagina sebelum berhubungan seksual menutup
serviks.
2.4 Tujuan
a. Mencegah masuknya sperma melalui kanalis servikalis ke uterus dan
saluran telur.
b. Sebagai alat untuk menempatkan spermisida.
c. untuk mencegah terjadinya konsepsi.
d. Untuk mendapatkan efektivitas yang lebih tinggi
2.5 Jenis
Jenis diafragma antara lain:
a. Flat spring (flat metal band)
Jenis ini cocok untuk vagina normal dan disarankan untuk pemakaian
pertama kali. Memiliki pegas jam yang kuat dan mudah dipasang.
b. Coil spring (coiled wire)
Jenis ini cocok untuk wanita yang vaginanya kencang dan peka
terhadap tekanan. Jenis ini memiliki pegas kumparan spiral dan jauh
lebih lunak dari pegas datar.
c. Arching spring (kombinasi metal spring)
Jenis ini bermanfaat pada dinding vagina yang tampak kendur atau
panjang dan posisi serviks menyebabkan pemasangan sulit. Tipe ini
merupakn kombinasi dari flat spring dan coil spring, dan menibulkan
tekanan kuat pada dinding vagina.
6
2.6 Syarat - syarat
a. Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat jika
digunakan
b. Berdaya guna, dalam arti jika digunakan sesuai dengan aturan akan
dapat mencegah kehamilan.
c. Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh
lingkungan budaya di masyarakat.
d. Terjangkau harganya oleh masyarakat
e. Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera
kembali kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap
(Kusumaningrum, 2009)
f. Tidak ada efek samping yang merugikan
g. Lama kerjanya dapat diatur menurut keinginan
h. Tidak mengganggu hubungan persetubuhan
i. Tidak memerlukan bantuan medis atau control yang ketat selama
pemakaiannya
j. Cara penggunaannya sederhana atau tidak rumit
k. Harga murah dan dapat dijangkau oleh masyarakat
2.7 Sasaran
a. Pasangan usia subur
Semua Pasangan Usia Subur yang ingin menunda, menjarangkan
kehamilan dan mengatur jumlah anak.
b. Ibu yang mempunyai banyak anak Dianjurkan memakai kontrasepsi
untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi yang
disebabkan karena faktor multiparitas (banyak melahirkan anak)
c. Ibu yang mempunyai resiko tinggi terhadap kehamilan. Ibu yang
mempunyai penyakit yang bisa membahayakan keselamatan jiwanya
jika dia hamil, maka ibu tersebut dianjurkan memakai kontrasepsi.
7
2.8 Cara kerja
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat
spermisida.
8
2.11 Keuntungan atau kelebihan
a. Sangat efektif (bila dipakai dengan benar).
b. Aman.
c. Diawasi sendiri oleh pemakai.
d. Hanya dipakai bila diperlukan.
e. Dapat dipakai selama haid (tapi ini sangat tidak dianjurkan!!!)
f. Tidak mempengaruhi laktasi.
2.12 Kerugian atau kekurangan
a. Memerlukan tingkat motivasi yang tinggi dari pemakai.
b. Wanita perlu memegang/manipulasi genitalia-nya sendiri.
c. Untuk pemakaian awal, perlu instrusi dan cara pemasangan oleh
tenaga klinik yang terlatih.
d. Menjadi mahal bila sering dipakai, disebabkan oleh biaya untuk
spermisidnya.
e. Insersi relatif sukar.
f. Pada kasus tertentu, dapat terasa oleh suami saat sanggama.
g. Beberpa wanita mengeluh perihal “kebasahan/becek” yang disebabkan
oleh spermisidnya.
2.13 KontraIndikasi
1. Kelainan anatomis dari vagina, serviks dan uterus:
a. Prolapses uteri.
b. Cystocele / Rectocele yang besar.
c. Retroversi atau anteflexi uterus yang berlebihan.
d. Septum vagina.
2. Infeksi traktus urinarius yang berulang-ulang.
3. Alergi terhadap latex atau spermisid.
4. Riwayat Sindrom Syok Toksik (Toxic Shock Syndrome).
5. Nyeri pelvis/nyeri introitus yang sementara oleh sebab apapun (PID,
Herpes, baru mengalami Episiotomi, Introitus yang sangat
sempit/ketat).
6. Post-partum (bayi aterm) 6 – 12 minggu.
9
7. Ketidakmampuan calon akseptor atau pasangannya untuk mempelajari
dan melaksanakan tehnik insersi yang benar.
2.14 Komplikasi
Efek samping yang serius umumnya tidak ada, bilaman diafragma dipakai
sebagaimana mestinya.
Kadang-kadang dapat terjadi :
1. Reaksi alergi
2. Iritasi vagina
3. Infeksi termasuk infeksi traktus urinarius yang lebih sering yang
diperkirakan disebabkan oleh :
a. Pinggir-alas diafragma menekan urethra dn mengakibatkan iritasi
b. Wanita lebih sering memanipulasi daerah perineumnya sehingga
bakteri dapat masuk ke dalam vagina dan uretha (E.coli)
c. Tekanan pada urethra mengakibatkan lebih banyak urine tertahan
di dalam kandung kencing, sehingga meempermudah berkembang-
biaknya kuman
4. Dispareunia (pada diafragma yang terlalu besar), atau sekret yang
sangat berbau karena pemakaian yang terlalu lama
5. Yang selalu harus dipikirkan : kemungkinan timbulnya Sindrom Syok
Toksik (Toxic Shock Syndrome) !!!
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi berasal dari kata kontra yang berarti mencegah atau
melawan dan konsepsi yang berarti pertemuan antara sel telur (sel wanita)
yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan.
Kontrasepsi adalah menghindari atau mencegah terjadinya kehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.
Metode kontrasepsi dengan cara menghalangi pertemuan sperma
dengan sel telur yang sifatnya sementara, yakni menghalangi masuknya
sperma sejak vagina sampai kanalis servikalis. Yang termasuk kedalam
kontrasepsi metode barier adalah: Kondom, Spermisida, Diafragma.
Masing-masing alat KB tersebut mempunyai keuntungan dan kerugian.
Dan alat-alat kontrasepsi tersebut efektif bila digunakan dengan baik dan
benar.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.ibupedia.com/artikel/konsepsi/metode-kb-mengenal-lebih-jauh-
diafragma-sebagai-alat-kontrasepsi
Manuaba, Ida Ayu C. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB Untuk
Pendidikan Bidan, Ed. 2. Jakarta: EGC
12