Anda di halaman 1dari 3

NAMA : VERA YUNIKA MARPAUNG

NIM : N1A118147
KELAS : 2D

UTS DASAR EPIDEMIOLOGI

1. Peranan epidemiologi dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat :


 Mengidentifikasi faktor-faktor yang berperan terjadinya penyakit atau
masalah kesehatan dalam masyarakat.
 Menyediakan data yang diperlukan untuk perencanaan kesehatan dan
pengambilan keputusan.
 Membantu melakukan evaluasi terhadap program kesehatan yang sedang
atau telah dilakukan.
 Mengembangkan metodologi untuk menganalisis keadaan suatu penyakit
dalam upaya untuk mengatasi atau menanggulanginya.
 Mengarahkan intervensi yang diperlukan untuk menanggulangi masalah
yang perlu dipecahkan.

Sebagai contoh misalkan dalam penanganan kasus demam berdarah. Untuk


menangani kasus demam berdarah ,pertama kali kita harus menemukan dahulu
masalah ini secara pasti, bahwa di desa X terdapat sekelompok orang menderita
demam berdarah. Setelah itu, kita hitung berapa banyak masyarakat yang terkena
penyakit demam berdarah ini. Kemudian kita selidiki bagaimana penyakit ini dapat
menyebar dengan mencari siapa yang pertama kali menyebarkan, dimana tempat
penyebarannya dan kapan waktu penyebarannya. Langkah selanjutnya adalah factor
determinan yaitu merumuskan hipotesa atau dugaan kita tentang bagaimana
penyebaran penyakit ini, kemudian setelah itu kita menguji hipotesa ini. Setelah
didapatkan kebenaran pada hipotesa penyebaran penyakit demam berdarah pada
desa X ini setelah itu kita dapat tarik kesimpulan bagaimana penyakit demam
berdarah ini dapat menyebar. Setelah itu kita sebagai tenaga kesehatan kita harus
melakukan berbagai cara agar penyakit ini tidak menyebar lagi. Contohnya dengan
sosialisasi program 3M dan mennghimbau agar masyarakat senantiasa menjaga
kebersihan dan kesehatannya.

2. Perbedaan keterpaparan dengan kerentanan


 Keterpaparan adalah Suatu keadaan di mana pejamu berada pada
pengaruh atau berinteraksi dengan unsur penyebab primer maupun
sekunder atau dengan unsur lingkungan yang dapat mendorong proses
terjadinya penyakit. Dengan demikian untuk menilai tingkat keterpaparan,
harus selalu dihubungkan dengan sumber dan sifat unsur penyebab,
keadaan pejamu yang mengalami keterpaparan tersebut serta cara
berlangsungnya proses keterpaparan.

 Kerentanan adalah keadaan di mana pejamu mempunyai kondisi yang


mudah dipengaruhi/berinteraksi dengan unsur penyebab sehingga
memungkinkan timbulnya penyakit. Pada umumnya, dalam proses kejadian
penyakit, tampak bahwa tidak satu pun penyakit yang memiliki nilai yang
terbatas walau bagaimanapun sederhananya proses kejadiannya.
3. Indikator dasar penentu status kesehatan di suatu daerah :
Derajat / status kesehatan masyarakat dapat ditentukan dengan beberapa
indikator, diantaranya adalah Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian
Ibu (AKI), dimana jika AKB dan AKI naik maka derajat kesehatan masyarakat
masih rendah dan sebaliknya (Depkes, 2009). Berbagai faktor dapat
mempengaruhi naik dan turunnya AKB dan AKI, diantaranya belum
dimanfaatkannya sarana pelayanan kesehatan seperti posyandu secara optimal
oleh masyarakat.
4. Permasalahan kesehatan didaerah asal dan hal-hal apa saja yang menjadi
penyebab terjadinya perbedaan frekuensi penyakit dan kematian antara daerah
rural dengan daerah urban ?
 Gizi buruk menjadi permasalahan di Provinsi Jambi. Berdasarkan data gizi
buruk di Dinkes Provinsi Jambi, pada 2014 ditemukan sebanyak 101 kasus dan
tahun 2015 hingga November tercacat 81 kasus. Sementara penyakit lainnya
yang masih menjadi masalah katanya yakni TBC, paru-paru dan demam
berdarah yang juga berkaitan dengan masalah lingkungan.
 Perbedaan frekuensi penyakit / masalah gizi antar urban dan rural antara lain
disebabkan adanya faktor urbanisasi. Angka kematian lebih tinggi pada daerah
urban dibandingkan daerah rural.
Perbedaan yang perlu dipertimbangkan dalam hal :
 Kepadatan penduduk
 Suplai air, pembuangan sampah, sanitasi lingkungan
 Tingkat industrilisasi
 Lingkungan biologis
 Tingkat pendidikan
 Kesempatan kerja
 Status gizi / penyakit
 Jumlah tenaga medis dan fasilitas pelayanan kesehatan.
5. Tahap terjadinya pegeseran (transisi epidemiologi) :
 Tahap I : Angka kelahiran dan kematian tinggi.
 Tahap II : Angka kematian menurun akibat penemuan obat dan anggaran
kesehatan diperbesar. Namun angka kelahiran tetap tinggi sehingga
pertumbuhan penduduk meningkat dengan pesat.
 Tahap III : Angka kematian terus menurun, begitu juga dengan angka
kelahiran akibat urbanisasi,pendidikan dan alat kontrasepsi.
 Tahap IV : Angka kelahiran dan kematian mencapai tingkat rendah dan
pertumbuhan penduduk kembali ke tahap I.

Secara garis besar proses transisi epidemiologi adalah terjadinya perubahan pola
penyakit dan kematian yang ditandai dengan beralihnya penyebab kematian yang
semula didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi.

Status sosial ekonomi dianggap sangat membawa pengaruh terhadap kesehatan


masyarakat. Faktor yang dapat diukur dalam status ekonomi sosial profesional orang
tua atau diri sendiri. Status kesehatan terkait dengan status sosial ekonomi.

6. Kesalahan / keterbatasan menggunakan insiden rate :


 Validitas penyebut (mereka yang mengalami risiko pada waktu tertentu)
 Diagnosis penyakit (berhubungan dengan jumlah penderita)
 Ada faktor tertentu yang mempengaruhi faktor risiko, mungkin secara
proporsional berbeda dengan kelompok penduduk yang dibandingkan
 Pada pengamatan yang berlangsung agak lama, ada anggota yang
mungkin drop out, meninggal, dll.

Anda mungkin juga menyukai