PENDAHULUAN
BAB III
PEMBAHASAN
Guided imagery telah menjadi terapi standar untuk mengurangi kecemasan dan
memberikan relaksasi pada orang dewasa atau anak- anak, dapat juga untuk mengurangi
nyeri kronis, tindakan prosedural yang menimbulkan nyeri, susah tidur, mencegah reaksi
alergi, dan menurunkan tekanan darah (Snyder, 2006). Beberapa manfaat guided imagery
dalam berbagai penelitian adalah:
a. Alternatif manajemen nyeri pada anak saat pemasangan infus.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Khasanah & Astuti (2017), tentang teknik
distraksi guided imagery sebagai alternatif manajemen nyeri pada anak saat pemasangan
infus, membandingkan perbedaan respon nyeri pada anak usia 7-12 tahun saat
pemasangan infus setelah diberikan ethyl chloride ( anestesi lokal), guided imagery, dan
teknik nafas dalam. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna
antara pemberian ethyl chloride, intervensi guided imagery maupun teknik nafas dalam
terhadap respon nyeri anak saat pemasangan infus. Artinya, intervensi guided imagery
dapat digunakan sebagai salah satu metode alternatif untuk mengurangi nyeri dan
mengurangi trauma pada anak saat pemasangan infus.
Metode dan teknik intervensi guided imagery yang dilakukan adalah 2 menit sebelum
pemasangan infus. Pengukuran skala nyeri dilakukan pada menit kelima setelah
pemasangan infus dengan menggunakan Wong- Baker Face Pain Rating Scale.
b. Manajemen stres pada ibu hamil.
Jallo, Salyer, Ruiz, & French (2015) dalam penelitiannya yang berjudul Perceptions of
Guided Imagery for Stress Management in Pregnan African American Women
didapatkan hasil bahwa guided imagery sangat bermanfaat pada ibu hamil terutama
dalam mengelola stress. Guided imagery dianggap sebagai intervensi yang efektif untuk
mengelola stres secara mandiri pada wanita Amerika Afrika yang hamil. Mendengarkan
CD dan menggabungkan teknik-teknik guided imagery menghasilkan perasaan
kesejahteraan, tidur yang lebih baik, dan kemampuan yang ditingkatkan untuk mengatasi
stress para wanita hamil. Metode dalam penelitian ini adalah randomized controlled trial,
dimana memberikan perlakuan/ intervensi guided imagery pada 36 responden ibu hamil
secara acak. Masing-masing partisipan di beri CD, CD player, dan baterai tambahan.
Adapun Intervensi dalam penelitian ini dilakukan selama 12 minggu yang mana masing-
masing responden diberi CD dan diminta untuk mendengarkan salah satu CD setiap
harinya selama 20 menit dan dilengkapi dengan catatan harian. Untuk minggu 1 – 4 para
peserta diminta mendengarkan lagu secara berurutan, sedangkan untuk minggu ke 5 – 12
peserta bebas memilih lagunya. Script untuk masing-masing CD dibuat dan direkam
secara profesional oleh penulis yang telah tersertifikasi guided imagery. Pada CD 1
berisikan gambar yang menyenangkan, CD ke 2 berisikan sedikit konten CD 1 dan
ditambah gambar yang terkait dengan penurunan stres dan gejala terkait stress, CD ke 3
termasuk berbeda-beda gambar yang berfokus pada pengurangan stress, gejala.
Sedangkan CD ke 4 berisikan sedikit dari CD ke 3 dan gambar-gambar yang
berhubungan dengan kehamilan dan bayi yang sehat. Pada akhir intervensi yaitu pada
minggu ke 12 akan dilakukan wawancara terkait kesan keseluruhan, fitur yang paling
mereka sukai dan / atau paling tidak dan keefektifan teknik guided imagery dalam
penurunan stress.
c. Manajemen nyeri, kecemasan dan insomnia pada pasien di ruang Progressive Care Unit
(PCU)
Guided imagery dan pemijatan klinis dapat memberikan keuntungan pada pasien- pasien
di PCU, yaitu membantu mengurangi nyeri, kecemasan, dan gangguan tidur (Particolo,
LaVoie, Slavin, Richards, Jagow, & Amstrong, 2017). Teknik guided imagery yang
diberikan dalam penelitian Particolo, LaVoie, Slavin, Richards, Jagow, & Amstrong
(2017) adalah menggunakan 30 menit script guided imagery berfokus pada pengurangan
rasa nyeri, kecemasan dan dukungan untuk tidur yang direkam oleh ahli guided imagery
di Integrative Medicine Department, spesifik digunakan di PCU. Rekaman tersebut
diputar di channel rumah sakit melalui TV, dan disediakan headset bagi pasien yang
menginginkan. Saat rekaman diputar, layar TV memperlihatkan pemandangan pantai
meskipun pasien dianjurkan untuk memejamkan mata saat mendengarkan rekaman
tersebut. Rekaman tersebut diputar secara terus menerus dimulai setiap 30 menit. Pasien
bebas memilih kapan ingin mendengarkan dan berapa kali mendengarkan. Pasien dapat
menggunakan headset atau mendengarkan rekaman dari TV sambil tiduran di bed
maupun saat sedang duduk di kursi.
d. Mengurangi dampak fisik maupun psikologis dari kemoterapi pada pasien kanker
payudara
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Hosseini, Tirgari, Forouzi, & Jahani (2016)
tentang efek guided imagery dalam mengurangi mual dan muntah pada pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi didapatkan hasil Guided Imagery sangat efektif dan
ampuh dalam menangani efek mual dan muntah pada pasien kanker payudara yang
menjalani kemotherapi. Selain mengurangi efek mual dan muntah, guided imagery dapat
mengurangi biaya perawatan dan mengurangi biaya pelayanan medis di rumah sakit.
Teknik guided imagery yang digunakan adalah menggunakan rekaman 2 rekaman CD
yang berbeda masing- masing durasi 10 menit, CD 1 berisi tentang irama lembut, tempo
pelan dan gabungan berbagai suara alam sebagai background musiknya. Sedangkan CD
ke 2 berisi tentang imajinasi pemandangan yang menyenangkan, menginstruksikan
pendengar untuk membayangkan perasaan mereka semakin membaik. Pasien diminta
untuk mendengarkan CD 1 selama 10 menit pada malam hari sebelum dilakukan
kemoterapi. Pada pagi harinya sesaat sebelum melakukan kemoterapi pasien difasilitasi
untuk mendengarkan CD 2 yang diputar di CD player menggunakan headset , dan pasien
direkomdeasikan untuk memejamkan mata saat mendengarkan CD tersebut agar dapat
menstimulasi imajinasi mereka.
Sejalan dengan penelitian diatas, penelitian yang dilakukan oleh Chen, Wang, Yang, &
Chung (2015) juga meneliti tentang manfaat guided imagery pada pasien kanker
payudara yang menjalani kemoterapi. Namun, untuk penelitian ini tidak hanya berfokus
pada pengurangan mual dan muntah, melainkan menggali efek/ dampak relaksasi dengan
guided imagery baik dari segi fisik maupun psikologis. Hasil yang didapat yaitu guided
imagery mempunyai efek yang signifikan dalam mengurangi gejala distress, insomnia,
perut kembung, kesemutan, kecemasan dan depresi pada pasien kanker payudara yang
menjalani kemoterapi untuk pertama kali. Teknik guided imagery yang digunakan sedikit
berbeda, yaitu pasien diajarkan guided imagery selama 1 jam sebelum menjalani
kemoterapi dan mendapatkan 1 buah CD untuk berlatih guided imagery setelah
kemoterapi, 20 menit setiap hari selama 7 hari saat dirumah. CD tersebut berisikan
tentang bimbingan untuk berimajinasi, relaksasi otot dan latihan nafas dalam, serta
relaksasi perlahan-lahan dari kepala hingga kaki.
e. Efek guided imagery untuk rasa nyaman, depresi, kecemasan dan stres pada pasien
psikiatri
Guided imagery dapat meningkatkan rasa nyaman, mengurangi depresi, kecemasan dan
stres pada pasien dengan gangguan depresi (Apostolo & Kolcaba, 2009). Pada penelitian
yang dilakukan Apostolo & Kolcaba (2009), memberikan teknik guided imagery
menggunakan rekaman CD dengan durasi 21 menit yang berisikan tentang suara yang
menyenangkan. Pasien diminta untuk: (1) melakukan nafas dalam menggunakan perut
dan diafragma; (2) melakukan latihan relaksasi otot; (3) membayangkan alam yang
mebuat rileks seperti pemandangan, mendengarkan dengan seksama suara alam untuk
menstimulasi perasaan; (4) berimajinasi bertemu dengan seseorang yang diajak berbagi
tentang permasalahan hidup pasien; (5) menciptakan gambaran yang positif, nyaman dan
tenang tentang rumah sakit. CD diputar sekitar pukul 9 malam, karena pada waktu
tersebut adalah waktu yang tenang dan kondusif untuk menciptakan relaksasi dan
menuntun pasien untuk tidur dengan nyaman. Guided imagery dengan audio CD di
berikan kepada pasien 1 kali setiap hari selama 10 hari.
BAB IV
KESIMPULAN
Guided imagery merupakan salah satu teknik terapi komplementer alternatif yang
termasuk dalam kategori mind-body therapy yaitu intervensi dengan berbagai teknik untuk
memfasilitasi kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi tubuh. Guided
imagery adalah metode relaksasi untuk mengkhayalkan tempat dan kejadian berhubungan
dengan rasa relaksasi yang menyenangkan. Guided imagery berusaha mengarahkan imajinasi
secara sengaja untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
Dalam perkembangannya, beberapa penelitian telah dikembangkan untuk
mengetahui manfaat dari terapi komplementer guided imagery dalam bidang keperawatan.
Dari beberapa penelitian yang ada dapat diketahui berbagai macam manfaat guided imagery
baik untuk anak, dewasa, ibu hamil, pasien- pasien palliative care, bahkan untuk pasien
psikiatrik. Manfaatnya tidak hanya untuk mengurangi keluhan fisik seperti nyeri, mual,
muntah, namun juga psikologis seperti kecemasan, depresi, dan stres.
Terdapat berbagai macam teknik guiged imagery yang digunakan dalam berbagai
penelitian, ada yang diajarkan langsung kepada pasien ada juga yang menggunakan medi
rekaman baik audio maupun visual dengan durasi yang bermacam- macam, sesuai dengan
kebutuhan dan keadaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Apostolo, J. L., & Kolcaba, K. (2009). The effects of guided imagery on comfort, depression,
anxiety, and stress of psichiatric inpatients with depressive disorders. Archives of
Psychiatric Nursing , 403-411.
Chen, S.-F., Wang, H.-H., Yang, H.-Y., & Chung, U.-L. (2015). Effects of relaxation with
guided imagery on the physical and psychological symptoms of breast cancer patients
undergoing chemotherapy. Iran Red Crescent Med .
Hosseini, M., Tirgari, B., Forouzi, M. A., & Jahani, Y. (2016). Guided imagery effects on
chemotheraphy induced nausea and vomiting in Iranian breast cancer patients.
Complementary Therapies in Clinical Practice , 8-12.
Jallo, N., Salyer, J., Ruiz, R. J., & French, E. (2015). Perceptions of guided imagery for stress
management in pregnant african american women. Archives od psychiatric nursing ,
249-254.
Kaplan, H., Sadock, B. (2010). Sinopsis psikiatri ilmu pengetahuan perilaku klinis, jilid 2.
Tangerang: Bina Rupa Asara Publisher.
Khasanah, N. N., & Astuti, I. T. (2017). Teknik distraksi guided imagery sebagai alternatif
manajemen nyeri pada anak saat pemasangan infus. 326- 330.
Particolo, G. E., LaVoie, A., Slavin, B., Richards, N. L., Jagow, D., & Amstrong, K. (2017).
Bebeficial effects of guided imagery or clinical massage on the patients in a Progressive
Care Unit. American Association of Critical Care Nurses , 62-69.
Snyder, M., & Lindquist, R. (2002). Complementary/ alternative therapies in nursing. 4th ed.
New York: Springer.
RANGKUMAN ANALISIS JURNAL
“Guided Imagery”
KEPERAWATAN HOLISTIK 2
Dosen Pembimbing: Ns. Sarah Ulliya, S.Kp., M.Kes.