Disusun oleh :
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2014
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS HOMELESS
I. DATA PENGKAJIAN
Hari / Tanggal pengkajian : Rabu, 12 November 2014
Pukul : 15.00 – 17.30 WIB
Tempat : Rumah Singgah Satoe Atap Gang Kelinci I Kelurahan
Pandeanlamper Kecamatan Gayamsari Kota Semarang
A. Dimensi Sosial
1. Distribusi Kebiasaan Anak Melapor ke Orang Tua Saat Sakit Kulit
Diagram 1.1 Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan anak jalanan yang
melapor ke orang tua saat sakit kulit di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel.
Pandeanlamper, Kec. Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24)
Ya
83%
Tidak
Diagram 1.1 menunjukkan bahwa ketika anak jalanan sakit kulit akan melapor
kepada orang tua sebanyak 83% (20 responden) dan yang tidak melapor
sebanyak 17% (4 responden).
2. Distribusi Kebiasaan Anak Melapor ke Pembina Saat Sakit Kulit
Diagram 1.2 Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan anak jalanan melapor
ke pembina rumah singgah saat sakit kulit di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel.
Pandeanlamper, Kec. Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24)
46%
Ya
54%
Tidak
1
Diagram 1.2 menunjukkan bahwa ketika anak jalanan sakit kulit akan melapor
kepada pembina rumah singgah sebanyak 46% (11 responden) dan yang tidak
melapor sebanyak 54% (13 responden).
3. Distribusi Kebiasaan Melapor Penerimaan Uang Saku
Diagram 1.3 Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan anak jalanan dalam
menerima uang saku di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel. Pandeanlamper, Kec.
Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24)
Ya
96% Tidak
Diagram 1.3 menunjukkan bahwa anak jalanan mendapatkan uang saku dari
orang tuanya sebanyak 96% (23 responden) dan yang tidak mendapatkan uang
saku dari orang tua sebanyak 4% (1 responden).
4. Distribusi Dukungan Keluarga Terhadap Kebersihan Diri
Diagram 1.4 Distribusi frekuensi berdasarkan dukungan keluarga terhadap
kebersihan diri anak jalanan di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel.
Pandeanlamper, Kec. Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
Ya
96% Tidak
2
5. Distribusi Aktifitas Anak jalanan Setelah Pulang Sekolah
Diagram 1.5 Distribusi frekuensi berdasarkan aktifitas anak jalanan setelah
pulang sekolah di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel. Pandeanlamper, Kec.
Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24)
0
Bermain Tidak Bermain Bekerja Tidak Bekerja
Diagram 1.9 menunjukkan bahwa agama yang dianut oleh anak jalanan di
rumah singgah sebanyak 96% (23 responden) beragama Islam dan sebanyak
4% (1 responden) beragama Kristen.
8. Distribusi Usia Anak jalanan di Rumah Singgah
Diagram 1.12 Distribusi frekuensi berdasarkan usia anak jalanan di rumah
singgah di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel. Pandeanlamper, Kec. Gayamsari,
Semarang November 2014 (n=24)
Usia
20
10
0
6-9 tahun 10-12 tahun 13-15 tahun
Diagram 1.12 menunjukkan bahwa rata - rata usia anak jalanan di rumah
singgah sebanyak 25% (6 responden) berusia 6-9 tahun, sebanyak 54% (13
responden) berusia 10-12 tahun dan sebanyak 21% (5 responden) berusia 13-
15 tahun.
9. Distribusi Jenis Kelamin Anak jalanan di Rumah Singgah
Diagram 1.13 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin anak jalanan di
rumah singgah di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel. Pandeanlamper, Kec.
Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
Jenis Kelamin
4
Diagram 1.13 menunjukkan bahwa jenis kelamin responden di rumah singgah
sebanyak 50% (12 responden) berjenis kelamin perempuan dan sebanyak 50%
(12 responden) berjenis kelamin laki – laki.
B. Dimensi Epidemiologi
1. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kejadian Sakit Kulit
Diagram 2.1 Distribusi frekuensi berdasarkan kejadian sakit kulit dengan
responden anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang berlokasi di Gang
Kelinci I, di Kelurahan Pandeanlamper , Kecamatan Gayamsari, Semarang
November 2014 (n=24).
Keluhan Gatal
25%
Ya
Tidak
75%
5
3. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Durasi Sakit Kulit
Diagram 2.2 Distribusi frekuensi berdasarkan keluhan durasi sakit kulit
dengan responden anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang berlokasi
di Gang Kelinci I, di Kelurahan Pandeanlamper , Kecamatan Gayamsari,
Semarang November 2014 (n=24).
71% 1 minggu
4 hari
Dari diagram di atas dapat diketahui bahwa 71% responden (17 anak)
menderita sakit kulit selama 1 minggu, 21% responden (5 anak) menderita
sakit kulit lebih dari 1minggu, dan 8% responden (2 anak) menderita sakit
kulit selama 4 hari.
4. Distribusi Frekuensi Berdasarkan Timbulnya Bekas Luka Akibat Sakit
Kulit
Diagram 2.2 Distribusi frekuensi berdasarkan timbulnya bekas luka akibat
sakit kulit dengan responden anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang
berlokasi di Gang Kelinci I, di Kelurahan Pandeanlamper , Kecamatan
Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
50% 50% Ya
Tidak
6
di Gang Kelinci I, di Kelurahan Pandeanlamper , Kecamatan Gayamsari,
Semarang November 2014 (n=24).
7
Kunjungan ke Puskesmas Saat
Menderita Sakit Kulit
33%
Ya
Tidak
67%
42%
Malu
58%
Tidak Malu
8
Persepsi Anak Jalanan terhadap
Penyakitnya
33%
Biasa Saja
Perlu Mendapat perhatian
67%
9
11. Distribusi Waktu Merasakan Keluhan Saat Sakit Kulit
Diagram 2.2 Distribusi frekuensi berdasarkan waktu merasakan keluhan saat
sakit kulit dengan responden anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang
berlokasi di Gang Kelinci I, di Kelurahan Pandeanlamper , Kecamatan
Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
Ya
83%
Tidak
10
b. Distribusi Mengganti Pakaian dalam Sehari
Diagram 3.2.Distribusi frekuensi berdasarkan mengganti pakaian dalam
sehari dengan responden anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang
berlokasi di Gang Kelinci I, Kelurahan Pandeanlamper, Kecamatan
Gayamsari, Semarang November 2014.
Ya
96% Tidak
11
d. Distribusi Aktivitas dalam Sehari
Diagram 3.4.Distribusi frekuensi aktivitas dalam sehari dengan responden
anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang berlokasi di Gang Kelinci
I, Kelurahan Pandeanlamper, Kecamatan Gayamsari, Semarang
November 2014.
50% 50% Ya
Tidak
2. Dimensi Lingkungan
a. Distribusi Lokasi Tempat Bermain dalam Sehari
Diagram 3.5.Distribusi lokasi tempat bermain dalam sehari dengan
responden anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang berlokasi di
Gang Kelinci I, Kelurahan Pandeanlamper, Kecamatan Gayamsari,
Semarang November 2014.
21%
Ya
79% Tidak
12
area kotor dan berasap sebesar 79% (19 responden) dan sisanya menjawab
bermain di area kotor dan berasap sebesar 21% (5 responden).
b. Distribusi Kegiatan Anak Jalanan
Diagram 3.7.Distribusi kegiatan anak jalanan dengan responden anak
jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang berlokasi di Gang Kelinci I,
Kelurahan Pandeanlamper, Kecamatan Gayamsari, Semarang November
2014.
Ya
96% Tidak
14
f. Distribusi Dukungan Sosial (Keluarga)
Diagram 3.11.Distribusi dukungan sosial (keluarga) dengan responden
anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang berlokasi di Gang Kelinci
I, Kelurahan Pandeanlamper, Kecamatan Gayamsari, Semarang
November 2014.
33%
Ya
67%
Tidak
15
h. Distribusi Dukungan Sosial (Puskesmas)
Diagram 3.13.Distribusi dukungan soaial (Puskesmas) dengan responden
anak jalanan di rumah singgah Satoe Atap yang berlokasi di Gang Kelinci
I, Kelurahan Pandeanlamper, Kecamatan Gayamsari, Semarang
November 2014.
Ya
96%
Tidak
Diagram 4.1 menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan anak jalanan paling
banyak yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah makan sebesar 96 % (23
responden) sedangkan sebesar 4% (1 responden) mengatakan tidak melakukan
cuci tangan sebelum dan sesudah makan.
16
2. Distribusi Kebiasaan Perilaku Cuci Tangan Ketika BAK/BAB
Diagram 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan perilaku cuci tangan
sebelum dan sesudah BAK/BAB anak jalanan di Satoe Atap Gang Kelinci I
Kel. Pandeanlamper, Kec. Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
Ya
96% Tidak
Diagram 4.2 menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan anak jalanan paling
banyak yaitu mencuci tangan sebelum dan sesudah BAK/BAB sebesar 96 %
(23 responden) sedangkan sebesar 4% (1 responden) mengatakan tidak
melakukan cuci tangan sebelum dan sesudah BAK/BAB.
3. Distribusi Kebiasaan Perilaku Cuci Tangan Setelah Bermain
Diagram 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan kebiasaan perilaku cuci tangan
sesudah bermain anak jalanan di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel.
Pandeanlamper, Kec. Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
Diagram 4.3 menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan anak jalanan paling
banyak yaitu mencuci tangan sesudah bermain sebesar 84% (20 responden)
sedangkan sebesar 13% (3 responden) mengatakan tidak melakukan cuci
tangan sesudah.
4. Distribusi Respon Tubuh Ketika Tidak Mandi
Diagram 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan respon tubuh ketika tidak mandi
pada anak jalanan di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel. Pandeanlamper, Kec.
Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
17
Risih & Gatal Bila Tidak Mandi
8%
Ya
92% Tidak
Diagram 4.4 menunjukkan bahwa respon tubuh anak jalanan paling banyak
yaitu risih dan gatal bila tidak mandi sebesar 92% (22 responden) sedangkan
sebesar 8% (2 responden) mengatakan tidak merasakan risih maupun gatal bila
tidak mandi.
5. Distribusi Pendidikan Bersih Diri yang Didapatkan
Diagram 4.5 Distribusi frekuensi berdasarkan pendidikan bersih diri yang
didapatkan anak jalanan di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel. Pandeanlamper,
Kec. Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
Ya
96% Tidak ada keterangan
Diagram 4.5 menunjukkan bahwa pendidikan bersih diri yang didapatkan anak
jalanan paling banyak yaitu diajari orang tua cara bersih diri sebesar 96% (23
responden) sedangkan sebesar 4% (1 responden) tidak teridentifikasi.
6. Distribusi Persepsi Anak Jalanan Terhadap Penampilan
Diagram 4.6 Distribusi frekuensi berdasarkan persepsi anak jalanan terhadap
penampilannya di Satoe Atap Gang Kelinci I Kel. Pandeanlamper, Kec.
Gayamsari, Semarang November 2014 (n=24).
18
Merasa Risih tidak Berpenampilan Rapih
12% 0%
Ya
Tidak
88%
19
Alat Mandi yang Digunakan
30 23
20
10
1
0
Sabun, sikat gigi, dan handuk Sabun, sikat gigi, pasta gigi,
sampo, dan handuk
20
TRANSKRIP WAWANCARA UNTUK PEMBINA RUMAH SINGGAH
Hasil Wawancara :
Mahasiswa : “Assalaamu’alaikum, Mbak Momon..Terimaksih atas waktunya.
Saya Fitriya, mahasiswa dari Keperawatan Undip. Kemarin kami
sudah melakukan pengkajian kepada anak-anak melalui angket yang
kami sebar di Satoe Atap.Nah, pada pengkajian selain untuk anak-
anak, kami juga ada wawancara dengan pengelola.
Mahasiswa : “Oh, seperti itu ya, Mbak. Jadi selama ini dari mahasiswa yang sering
mengadakan penyuluhan tentang kebersihan diri ya, Mbak.Nah,
21
selanjutnya kami ingin Tanya. Di sini ada rapat tertentu gitu gak, Mbak
untuk menginisiasi adanya program tentang kebersihan diri anak-anak”
Narasumber : “Ehm… kalau rapat biasanya itu dari tim Satoe Atap dengan tim
penyuluh dari instansi luar baik dari mahasiswa maupun bukan
mahasiswa. Jadi gini nih, biasanya mereka yang memberikan
penyuluhan tentang pendidikan atau kebersihan .biasanya dari Satoe
Atap terlibat seperti briefing. Kita kan juga hadir di sana, dapat ilmu.
Sebelum dan sesudah acara, saat itu kami mendiskusikan program
yang akan diberikan.”
Mahasiswa : “Oh, ya gitu ya, Mbak. Pertanyaan terakhir tentang sumber dana
terkait program kebersihan diri untuk anak-anak. Tapi karena di Satoe
Atap ini belum ada program untuk itu, jadi untuk sumber dana itu
bagaimana, Mbak?”
Narasumber : “Sebenarnya untuk di Satoe Atap ini kan komunitas berbasis social, dan
condong kepada pendidikan terutama untuk anak jalanan dan kurang
mampu, jadi dananya itu bersumber dari donator. Nah, untuk berfokus
pada kebersihan diri anak-anak, dan kami tidak ada program khusus ya,
Mbak. Jadi kita hanya mendapatkan dari donator juga seperti mahasiswa
yang mengadakan penyuluhan. Atau pihak tersebut juga memiliki sponsor
khusus.”
22
II. ANALISA DATA
Data Fokus Masalah Etiologi
DO : Ketidakefektifan Ketidakmampuan
1. Dimensi Sosial pemeliharaan kesehatan membuat penilaian yang
- 4 dari 24 anak tidak melaporkan diri (00099) tepat
kepada orang tua saat menderita
sakit kulit
- 13 dari 24 anak tidak melapor ke
pembina rumah singgah saat sakit
- 1 dari 24 anak tidak disuruh untuk
membersihkan diri oleh keluarga
- 6 dari 24 anak bekerja setelah
pulang dari sekolah
2. Dimensi Epidemiologi
- 8 dari 24 anak tidak memeriksakan
diri ke puskesmas saat menderita
sakit kulit
3. Dimensi Edukasi
- 1 dari 24 anak tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan
- 1 dari 24 anak tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah BAK/ BAB
- 3 dari 24 anak tidak mencuci tangan
sesudah bermain
- 2 dari 24 anak tidak merasa risih
atau gatal bila tidak mandi
- 2 dari 24 anak tidak merasa risih
bila tidak berpenampilan rapi
- 2 dari 24 anak tidak ditegur bila
tidak membersihkan diri
- 3 dari 24 anak tidak mendapatkan
hukuman ketika tidak
23
membersihkan diri
DS : -
DO : Perilaku kesehatan Status sosio ekonomi
1. Dimensi Epidemiologi cenderung beresiko yang rendah
- 21 dari 24 anak pernah menderita (00188)
penyakit kulit
- 18 dari 24 anak mengeluh gatal saat
sakit kulit
- 12 dari 24 anak memiliki bekas
luka akibat sakit kulit
- 7 dari 24 anak mengalami
kekambuhan penyakit kulit
- 11 dari 24 anak merasa terganggu
dengan penyakit kulit yang
dideritanya
- 8 dari 24 anak tidak memeriksakan
diri ke puskesmas saat menderita
sakit kulit
- 10 dari 24 anak merasa malu karena
menderita sakit kulit
- 16 dari 24 anak menganggap bahwa
penyakit kulit adalah hal yang biasa
atau tidak perlu mendapat perhatian
yang khusus
- 2 anak pernah menderita penyakit
panu, kadas, kurap, dan kutu air
- 8 anak pernah menderita herpes
atau cacar air
- 7 anak pernah memiliki jerawat
atau bisul
- 2 anak pernah menderita gatal-gatal
- 4 anak merasakan keluhan karena
24
sakit kulit pada pagi hari
- 3 anak merasakan keluhan karena
sakit kulit pada siang hari
- 10 anak merasakan keluhan karena
sakit kulit pada malam hari
2. Dimensi perilaku dan lingkungan
- 6 dari 24 anak berganti pakaian
kurang dari 2 kali sehari
- 1dari 24 anak mandi menggunakan
air keruh
- 5 dari 24 anak bermain di area kotor
dan berasap
- 1 dari 24 anak tinggal di lingkungan
rumah yang tidak bersih
- 1 dari 24 anak pernah melakukan
kegiatan mengamen atau mengemis
- 13 dari 24 anak tinggal di keluarga
yang pernah mengalami penyakit
kulit
- 6 dari 24 anak tidak diingatkan
keluarga untuk menjaga kebersihan
diri
- 7 dari 24 responden tidak disiapkan
baju bersih oleh orang tuanya
- 8 dari 24 anak tidak mendapatkan
alat-alat kebersihan diri dari orang
tua
- 7 dari 24 anak tidak diingatkan oleh
pembina untuk mandi
- 16 dari 24 anak tidak diperiksa oleh
puskesmas dan tidak diperiksakan
oleh pembina ke puskesmas
25
3. Dimensi Edukasi
- 1 dari 24 anak tidak mencuci tangan
sebeum dan sesudah makan
- 1 dari 24 anak tidak mencuci tangan
sebelum dan sesudah BAK/ BAB
- 3 dari 24 anak tidak mencuci tangan
sesudah bermain
- 2 dari 24 anak tidak merasa risih
atau gatal bila tidak mandi
- 2 dari 24 anak tidak merasa risih
bila tidak berpenampilan rapi
- 2 dari 24 anak tidak ditegur bila
tidak membersihkan diri
- 3 dari 24 anak tidak mendapatkan
hukuman ketika tidak
membersihkan diri
DS : -
26
III. PRIORITAS MASALAH
Diagnosa Kep A B C (A+2B)C
Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan 24/40 x 100% = 60% 3 (cukup serius) 5 (efektif) (9+6) 5 = 75
Nilai : 9
diri (00099) b.d ketidakcukupan sumber
daya (keuangan)
Perilaku kesehatan cenderung beresiko 24/40 x 100% = 60% 5 (cukup serius) 7 (relatif efektif) (9+10) 7 = 133
(00188) b.d ketidakmampuan membuat Nilai : 9
penilaian yang tepat
27
mandi dalam sehari. menjadi 10 mempengaruhi pemilihan
sehari 2. Seluruh anak anak.
strategi pendidikan
2. Seluruh anak berganti
bisa pakaian 2x kesehatan
menjelaskan sehari.
4. Gunakan strategi story
frekuensi 3. Seluruh anak
mengganti dapat telling untuk melakukan
pakaian, dalam mencuci
pendidikan kesehatan pada
sehari. tangan
3. Seluruh anak menggunaka anak-anak
bisa n air dan
5. Ajarkan strategi yang bisa
menjelaskan sabun.
cara cuci 4. Seluruh anak digunakan untuk
tangan yang mencuci
menurunkan perilaku
benar tangan dan
4. Seluruh anak kaki, serta kebersihan diri yang kurang
bisa menyikat
Learning Fasilitation (5520)
menjelaskan gigi sebelum
cara penularan tidur. 5520 6. Mulai pendidikan kesehatan
penyakit kulit.
(story telling) setelah anak-
5. Seluruh anak
bisa anak dikondisikan
menjelaskan
7. Ciptakan lingkungan
aktivitas yang
harus dilakukan kondusif untuk melakukan
sebelum tidur
pendidikan kesehatan
8. Siapkan materi yang sesuai
dengan nilai dan
kepercayaan anak-anak
28
9. Siapkan materi pendidikan
kesehatan yang menarik
10. Gunakan bahasa yang
familiar
11. Ulangi point penting yang
ingin ditekankan
12. Sediakan waktu untuk
diskusi atau Tanya jawab
13. Evaluasi pemahaman anak-
anak
Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah Setelah 5510 Health Education
pemeliharaan tindakan dilakukan dilakukan 1. Identifikasi faktor internal
kesehatan diri keperawatan tindakan tindakan
atau eksternal yang mungkin
(00099) b.d selama 1 bulan keperawatan keperawatan
ketidakmampuan diharapkan selama 3 bulan selama 6 bulan meningkatkan atau
membuat pengetahuan anak- diharapkan diharapkan
mengurangi motivasi dalam
penilaian yang anak tentang perilaku pemeliharaan
tepat pemeliharaan pemeliharaan kesehatan diri pemeliharaan kesehatan
kesehatan diri kesehatan diri menjadi efektif
2. Kaji pengetahuan dan
meningkat dengan meningkat dengan kriteria
kriteria hasil: dengan kriteria hasil : perilaku pemeliharaan
1. Seluruh anak hasil: 1. Tidak adanya
kesehatan saat ini
mengetahui 1. Seluruh anak kekambuhan
pentingnya melaporkan penyakit kulit 3. Identifikasi karakteristik
memeriksakan pada orang 2. Tidak ada
dari anak-anak yang bisa
kesehatan diri tua saat sakit anak yang
29
di puskesmas kulit. sakit kulit mempengaruhi pemilihan
2. Seluruh anak 2. Seluruh anak
strategi pendidikan
mengetahui melaporkan
tanda dan pada kesehatan
gejala sakit pembina
4. Pilih strategi yang sesuai
kulit. rumah
3. Seluruh anak singgah saat dalam meningkatkan
mengetahui sakit kulit.
pemeliharaan kesehatan
pentingnya 3. Seluruh anak
membersihkan membersihk Decision Making Support
diri (mandi, an diri tanpa 5250
5. Informasikan kepada orang
cuci tangan diperintah
setelah keluarga tua dan pembina tentang
beraktivitas, 4. Seluruh anak
pentingnya peran mereka
berpakaian). memeriksak
an diri ke dalam pemeliharaan
puskesmas
kesehatan anak-anak
saat sakit
6. Fasilitasi anak-anak dalam
mencapai fasilitas kesehatan
30
: kebersihan diri - Kelompok melakukan briefing bersama S : Pembina Satoe Atap
b.d. kurang Pembina rumah singgah Satoe Atap memberitahukan agar kelompok
pemahaman lebih waspada terhadap barang-
barang karena anak-anak sedikit
“aktif”
O: Kelompok memahami regulasi
dan system yang diterapkan
- Menyiapkan ruangan dan peserta S:-
O: ruangan siap, di lantai 3 Satoe
Atap Gang Kelinci Pandeanlamper,
Gayamsari, Semarang. Target anak-
anak 30 orang datang.
- Membuka acara dan membaca doa S:-
O: suasana ramai, mulai kondusif
ketika membaca do’a
- Melakukan kontrak waktu S : anak-anak mengatakan jangan
lama lama
O: kontrak waktu disepakati 30
menit
- Membibing anak-anaak untuk mengisi S : anak-anak banyak menanyakan
pertanyaan di angket
31
angket yang diberikan O: anak-anak dapat mengisi
kuisioner hingga akhir
S : anak-anak menanyakan apakah
- Mengkondisikan anak-anak untuk ada hadiahnya atau tidak
menerima pendidikan kesehatan O: suasana kondusif setelah
Pembina Satoe Atap membantu
mengatur anak-anak
S:-
- Memberikan Pendidikan Kesehatan story O: anak-anak antusias
telling kepada anak-anaktentang mendengarkan story telling yang
penyebaran penyakit kulit diberikan
33
DAFTAR PUSTAKA
34