Pembimbing Akademik :
Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M.Kep.
Kelompok 10B
A. Kondisi Klien
DO :
Klien tampak lebih suka menyendiri, kontak mata kurang dan murung, bicara pelan dan
lirih lebih banyak diam, berjalan menunduk, aktivitas menurun
DS :
Klien mengatakan : saya tidak bisa, tidak mampu, bodoh/ tidak tahu apa-apa, klien
mengungkapkan perasaan malu, klien merasa tidak berarti dan tidak berguna
B. Diagnosa Keperawatan: harga diri rendah
C. Tujuan
1. Pasien dapat mengidentifikasi penyebab, tanda gejala, dan akibat dari harga diri
rendah
2. Pasien dapat mengidentifikasi kemampuan dengan aspek positif yang dimiliki
3. Pasien dapat menilai kemampan yang dapat digunakan
4. Pasien dapat menetapkan kegiatan yang sesuai kemampuan
5. Pasien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan
6. Pasien dapat menyusun jadwal untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih
D. Tindakan Keperawatan
1. Diskusikan penyebab, tanda gejala, dan akibat dari harga diri rendah bersama
pasien
2. Diskusikan kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,
3. Bantu pasien menilai kemampuan yang masih dapat digunakan
4. Bantu pasien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih
5. Melatih kemampuan yang sudah dipilih dan ajak pasien menyusun jadwal
pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam rencana harian
E. Strategi Pelaksanaan
Orientasi
Salam Terapeutik
Perawat : “Selamat pagi, Boleh Saya kenalan dengan Mas?
Nama Saya Muchamad Yachub boleh panggil Saya Yachub Saya Perawat Ruang
Wisanggeni ini, Saya di sini dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 14.00
WIB siang. Kalau boleh Saya tahu nama Mas siapa dan senang dipanggil dengan
sebutan apa?”
Pasien : Joko Susilo, di panggil Joko
Evaluasi validasi
Perawat : “Bagaimana perasaan Mas hari ini?
Pasien : “ baik” (sambil menunduk)
Perawat : Kok, mas menunduk, coba lihat saya. Apa mas malu
Pasien : “iya”
Perawat : Jadi mas joko merasakan malu dan tidak percaya diri?”
Pasien : “iya”
Kontrak
Perawat : “Baiklah mas joko, bagaimana kalau sekarang kita berbicara tentang perasaan
malu dan tidak percaya diri yang dirasakan mas joko? Selanjutnya kita akan
mancari kegiatan apa saja yang masih dapat Mas joko lakukan di rumah sakit.
Setelah itu kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan percaya diri mas joko.”
Pasien : “iya”
Perawat : “Kira-kira 10 menit cukup ya buat kita diskusi, enaknya dimana ya kita diskusi?
Pasien : (diam)
Kerja
Perawat : “pertama, apa yang membuat mas joko malu dan tidak percaya diri?
Perawat : “ jadi karena mas joko tidak memiliki pekerjaan, mas joko merasa malu ya?
Kemudian ketika mas joko merasa malu apa yang terjadi pada badan mas joko?
Perawat : “apakah karena itu membuat mas joko lebih senang menyendiri?”
Pasien : “iya”
Perawat : “apakah karena itu membuat mas joko jadi malas ber aktifitas?
Pasien : “iya”
Perawat : Lalu apa yang terjadi kalau mas joko lebih sering menyendiri dan malas ber
aktifitas?
Pasien : (diam)
Pasien : “tidak”
Perawat : Betul, kalau mas joko terus menyendiri, dan malas beraktifitas itu tidak akan
menyelsaikan masalah mas joko. Baik mas joko sekarang apa saja kemampuan
yang mas joko miliki ?
Pasien : (mengangguk)
Pasien : (diam)
Pasien : Bagaimana dengan merapikan kamar? Menyapu? Mencuci piring”, apa mas
bisa?
Pasien : “bisa”
Perawat : “Wah ,bagus sekali ada empat kemampuan dan kegiatan yang Mas miliki”.
Perawat : “ Mas dari empat kegiatan kemampuan ini ,yang mana yang masih dapat
dikerjakan di rumah sakit ? Coba kita lihat ,yang pertama Mbengkel/ tambal ban
Pasien : “tidak”
Perawat : Ya, sepertinya tidak bisa ya. Yang kedua merapikan kamar/ tempat tidur
Pasien : “bisa”
Pasien : “bisa”
Pasien : “bisa”
Perawat : “Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa kerjakan di rumah sakit ini.
Sekarang ,coba Mas pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.
Pasien : “Iya”
Perawat : Kalau begitu, bagaimana kalau sekarang kita latihan merapikan tempat tidur
Mas joko”.Mari kita lihat tempat tidur Mas joko ya.
Perawat : Coba lihat ,sudah rapikah tempat tidurnya?” Nah kalau kita mau merapikan
tempat tidur ,mari kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya.’
Perawat : bagus. Sekarang kita angkat spreinya dan kasurnya kita balik.
Perawat :”Nah,sekarang kita pasang lagi spreinya ,kita mulai dari atas ya
Perawat : bagus! Sekarang sebelah kaki ,tarik dan masukkan ,lalu sebelah pinggir
masukkan .Sekarang ambil bantal,rapikan dan letakkan di sebelah atas kepala.
Mari kita lipat selimut ,nah letakkan sebelah bawah kaki ,
Perawat : bagus!“Mas joko sudah bisa merapikan tempat tidur dengan baik sekali .Coba
perhatikan bedakah dengan sebelum dirapikan ?
Pasien : “Iya
Perawat : ”Bagus” Sekarang kita buat jadwal latihannya ya Mas, berapa kali sehari Mas
joko mau merapikan tempat tidur?
Pasien : “2 kali”
Terminasi
Evaluasi Subjektif
Perawat : Baik “Bagaimana perasaan Mas joko setelah kita diskusi dan latihan merapikan
tempat tidur ?
Pasien : “senang”
Perawat : senang ya ternyata mas joko banyak memiliki kemampuan yang dapat
dilakukan di rumah sakit ini. Salah satunya , merapikan tempat tidur , yang sudah
Mas praktekkan dengan baik sekali
Evaluasi Objektif
Pasien : diambil dulu bantal dan selimutnya, kemudian di ganti sprei, di masukkan
kebawah Kasur, mulai dari ditarik ke atas, samping terus bawah, baru selimut dilipat dan
ditaruh dibawah, dan sarung bantal di ganti
Perawat : “Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Mas masih ingat kegiatan
apa lagi yang mampu dilakukan di rumah sakit selain merapikan tempat tidur?
Pasien : “menyapu”
Perawat : Ya bagus, Menyapu . Kalau begitu kita akan latihan menyapu besok ya. Dan juga
kita lihat apa mas joko sudah merapikan tempat tidur besok pagi sesuai dengan
jadwal harian.
Pasien : Iya
Perawat : Besok jam 08.00 pagi di kamar, kita latihan menyapu, mas joko setuju
Pasien : waalaikumsalam