1. Pendahuluan
Rumah sakit adalah suatu institusi pelayanan kesehatan yang kompleks, padat pakar dan
padat modal. Kompleksitas ini muncul karena pelayanan di rumah sakit menyangkut
berbagai fungsi pelayanan, pendidikan dan penelitian, serta mencakup berbagai tingkatan
maupun jenis disiplin. Agar rumah sakit harus memiliki sumber daya manusia yang
profesional baik di bidang teknis medis maupun administrasi kesehatan. Untuk menjaga
dan meningkatkan mutu, rumah sakit harus mempunyai suatu ukuran yang menjamin
peningkatan mutu dan keselamatan pasien di semua tingkatan.
Pengukuran mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit sudah diawali dengan penilaian
akreditasi rumah sakit yang mengukur dan memecahkan masalah pada tingkat input dan
proses.
Santosa Hospital Bandung Central (SHBC) sebagai salah satu rumah sakit swasta terbesar
di Kota Bandung bertekad untuk menjaga dan meningkatkan mutu dan keselamatan
pasiennya. Untuk itu SHBC membentuk Komite Peningkatan Mutu dan Keselamatan
Pasien (PMKP) yang dalam kegiatannya berdasarkan Program Peningkatan Mutu dan
Keselamatan Pasien yang ditetapkan oleh Rumah Sakit (Standar KARS v.2012 PMKP
1.1).
Sebagai bagian dari pelaporan hasil kinerja dan pencapaian pelaksanaan Kegiatan
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di SHBC yang harus dilaporkan dan
dipublikasikan ke seluruh personil rumah sakit (Standar KARS v.2012 PMKP 1.4), maka
Sub Komite Peningkatan Mutu membuat Laporan PDSA Response Time Resep Rawat
Jalan Farmasi yang mana dilaporkan kepada Direktur SHBC untuk diteruskan kepada
seluruh personil SHBC.
1
2. Materi Laporan
Berikut kami sampaikan Laporan PDSA, beserta analisa dan rekomendasi. Laporan berupa
Kegiatan Plan Do Study Action (PDSA) Response Time Resep Rawat Jalan Farmasi.
2) Kesimpulan
a. Tim PDSA menyimpulkan bahwa strategi yang direncanakan terbukti
efektif dan berhasil menurunkan persentase kegagalan response time resep
rawat jalan bahkan melebihi dari target yang telah direncanakan, yaitu
sebagai berikut :
- Kategori Resep < 3 dengan response time ≤ 30 menit, target ≤ 20%,
pencapaian 6%.
- Kategori Resep > 3 dengan response time ≤45 menit target ≤ 20%,
pencapaian 6%.
- Kategori Racikan ≤ 60 menit dengan response time ≤ 60 menit target ≤
20%, pencapaian 6%.
b. Keinginan dan inisiatif dari Instalasi farmasi untuk melakukan perbaikan
dalam hal ini pencapaian response time resep rawat jalan menjadi salah satu
faktor penting keberhasilan tim dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan
perbaikan dan penerapan system notifikasi, sehingga proses PDSA dapat
berjalan lancar dan hasilnya memuaskan.
c. Dukungan penuh dari pimpinan Rumah Sakit juga menjadi faktor utama
dalam kelancaran proses PDSA terutama dalam proses pengambilan
keputusan, pemenuhan fasilitas dan penggerakan unit/divisi pendukung
proses PDSA.
4. Saran
Berdasarkan hasil analisa dan kesimpulan dari laporan PDSA Response Time Resep Rawat
Jalan Farmasi, kami memberikan saran/rekomendasi sebagai berikut :
a. Kami merekomendasikan agar tetap dilakukan monitoring response time rawat jalan
farmasi sehingga response time resep rawat jalan farmasi dapat berlangsung konsisten
sesuai dengan response time yang diharapkan.
b. Kami merekomendasikan agar response time resep rawat jalan farmasi ditambahkan
sebagai indikator mutu Instalasi Farmasi.
3
5. Penutup
Demikian Laporan PDSA Response Time Resep Rawat Jalan Farmasi ini kami sampaikan.
Besar harapan kami dari Sub Komite Peningkatan Mutu agar Direktur berkenan
memberikan masukan/saran atas laporan PDSA yang kami sampaikan ini.
Semoga melalui paparan hasil pencapaian, analisa, dan saran/rekomendasi yang terdapat di
dalam Laporan PDSA ini, secara khusus dapat menjadi salah satu bahan masukan dalam
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien di Santosa Hospital Bandung Central.