MAKALAH
Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
pada Mata Kuliah Optik
Dosen Pengampu
Disusun Oleh:
12102070
Mia Ramdhiani
: 67
12102070
Moh. Hamdan : 69
Neng Yuli 12102070
Apriliani : 75
12102070
Rany Nuraini : 89
12102070
Roni Badrujaman : 96
12102071
Tardi Agustiana : 05
12102071
Tuti Budi Pratiwi : 09
Semester V/ Kelas B
PRODI FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2013
KATA PENGANTAR
B
a
n
d
u
n
g
,
0
6
F
e
b
r
u
a
ri
2
0
1
3
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN 3
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah ` 5
C. Tujuan Penulisan 6
BAB II PEMBAHASAN 7
A. Kamera dan Proyektor 8
B. Mata 9
C. Lensa Pembesar 10
D. Mikroskop 11
E. Teleskop 12
BAB III SIMPULAN DAN SARAN 13
A. Simpulan 14
B. Saran 15
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Optika merupakan bagian dari ilmu fisika
yang mempelajari cahaya. Dalam optika
dipelajari sifat-sifat cahaya, hakikat cahaya dan
pemanfaatan sifat-sifat cahaya. Terdapat dua
cabang optika, yakni optika geometri dan optika
fisis. Dalam optika geometri dipelajari sifat
pemantulan dan pembiasan cahaya, sedangkan
dalam optika fisis dipelajari sifat-sifat
interferensi, difraksi, dan polarisasi cahaya.
Aplikasi dari optika ini telah melahirkan
berbagai alat yang digunakan dalam bidang-
bidang tertentu untuk membantu aktivitas
manusia. Misalnya dalam bidang astronomi
digunakan teropong bintang untuk mengamati
objek-objek yang berada di luar angkasa.
Sedangkan dalam bidang fotografi digunakan
kamera dalam pengambilan gambar benda-benda
nyata. Dalam bidang kedokteran, mikroskop
digunakan sebagai alat untuk melihat objek-objek
yang sangat kecil seperti bakteri, virus, sel darah
dan lain sebagainya. Selain itu juga masih
terdapat berbagai alat yang dikonstruksi dengan
prinsip kerja optik lainnya seperti kaca spion pada
kendaraan dan kaca pembesar. Bahkan
sebenarnya mata yang selalu kita pergunakan
sebagai indra penglihatan dalam kehidupan kita,
menggunakan prinsip kerja optik dalam
menjalankan fungsinya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penyusunan
makalah ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penulisan
Sedangkan tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui fungsi dari kamera, proyektor,
mata, lensa pembesar, mikroskop dan teleskop.
2. Untuk mengetahui komponen-komponen utama dari
kamera, proyektor, mata, lensa pembesar, mikroskop
dan teleskop.
3. Untuk mengetahui fungsi komponen-komponen
utama dari kamera, proyektor, mata, lensa pembesar,
mikroskop dan teleskop.
4. Untuk mengetahui sistem kerja dari kamera,
proyektor, mata, lensa pembesar, mikroskop dan
teleskop.
BAB II
PEMBAHASAN
Komponen Kamera
Bagian-bagian penting dari kamera dapat
dilihat pada gambar berikut ini.
Ketiga gambar diatas diambil oleh sebuah kamera pada film dengan posisi
yang sama tetapi dengan lensa lensa yang berbeda. Pada gambar a, kamera
menggunakan persamaan fokus biasa yaitu 1/f =
M = y′ ′(1)
y
D= bit −(2)
Diameter bukaan sebuah celah lensa dapat
berubah-ubah, celah yang dapat diatur biasanya
mempunyai skala yang ditandai dengan bilangan-
bilangan yang berurutan. Penambahan V2 akan
menambah bilangan-f sebesar 1/V2 dan menambah
intensitas di film tersebut oleh sebuah faktor sebesar
2, jadi seringkali celah yang diatur ini dinamakan
perhentian –f (f-stop). Biasanya ditandai dengan f/1,
f/1,4 , f/2 , f/2,8 , f/4 , f/5,6 , f/8 , f/11 ,f/16 , f/22.
Dalam fotografi biasanya menggunakan lensa yang
1diameternya
= 11 kecil, karena 100000
lensa yang berdiameter
− 52 99948
S′
=
52mm
besar 100000m
(bilangan = 5200000m
f-kecil) sangat mahal karena biaya
m 5200000mm m
untuk mengurangi abrasinya juga mahal.
Latihan soal
Dengan demikian lensanya harus digerakan 52 mm menjauhi film.
1. Panjang fokus lensa dari sebuah kamera adalah
52mm seberapa jauhkah lensa harus digerakan
untuk mengubah pemfokusan pada benda yang
jauhnya 100m jaraknya dari kamera?
Penyelesaian :
1 1 1 1= 1 1
→
S′ 52m S′
m
+ + 100000
S
mm
2. Sebuah lensa telefoto dengan ukuran film 35 dan
panjang fokus sebesar 200mm dengan jangkauan
f-stop f/5,6 sampai f/22 maka berapakan diameter
celah yang bersangkutan dan intensitas dari
bayangan film?
Penyelesaian :
2. Proyektor
Fungsi dan Komponen Proyektor
Proyektor adalah alat yang digunakan untuk
menghasilkan suatu bayangan yang lebih besar dari
objek aslinya pada layar. Objek tersebut berupa
gambar dan tulisan. Bagian-bagian dari proyektor
yakni cermin cekung, lensa cembung, lensa
plankonveks, dan lensa proyektor lampu.
1 1 1 1150 + 1
= ′ = 50
2500
250
+ + = 0
25
= = 49
00
′= 51
−
B. Mata
Fungsi Mata
Mata adalah alat optik manusia dan hewan
lainnya. Mata manusia terpasang pada tulang rongga
mata dengan tiga pasang otot-otot mata yang
berfungsi untuk menggerakkan bola mata ke kiri,
kanan, atas dan ke bawah. Mata manusia berfungsi
sebagai alat atau indra penglihatan dan dapat
dipandang sebagai alat optik yang sangat penting
bagi manusia. Bentuk mata kita hampir bulat seperti
bola, dan diameternya kira-kira 1 inci. Lengkungan
bagian depannya agak lebih tajam dan diliputi oleh
membran yang kuat dan tembus cahaya.
Manusia diciptakan dengan kesempurnaanya,
yaitu memiliki akal dan indera sebagai alat manusia
untuk menjalani kehidupan. Setiap manusia
memiliki alat optik tercanggih yang pernah ada,
yaitu mata. Mata merupakan bagian dari pancaindra
yang berfungsi untuk melihat. Allah SWT
menciptakan mata untuk membantu kita menikmati
keindahan alam, melihat teman-teman, mengamati
benda-benda di sekeliling, dan masih banyak lagi
yang dapat kita nikmati melalui mata. Tidak dapat
kita bayangkan bila manusia tidak mempunyai mata
atau mata kita buta, tentu dunia ini terlihat gelap
gulita.
Komponen Mata
Bagian-bagian penting dari mata dapat dilihat pada
gambar berikut ini.
5200
000m
m
=
9
S′ 9 = 52 mm
9
4
8
m
m
2
= 0 = 36
D=>= bit − 0
= 5, mm
6
2
D=> = bit − = 0 = 9,1
0
= 2 mm
2
Gambar 3. Proyektor
′ −
= = 50
′ 2
5
0
0
×
−
6
=
3
0
0
Keterangan :
1. Kornea (cornea): Kornea merupakan lapisan
mata paling depan (terluar) dan keras, berfungsi
untuk melindungi bagian-bagian mata yang
lunak dan sensitif. Tebalnya 0,5 mm.
2. Pupil: Pupil adalah celah berbentuk lingkaran
yang berfungsi agar cahaya dapat masuk ke
dalam mata. Lebar pupil diatur oleh iris. Saat
cahaya terang pupil menguncup dan pada saat
cahaya gelap pupil melebar.
3. Iris: Iris adalah selaput berwarna hitam dan biru,
yang berfungsi mengatur besar dan kecilnya
pupil.
4. Lensa mata(crystalline lens): terdiri dari
kristal(terbuat dari bahan bening/optis yang
elastik), mempunyai dua permukaan dengan jari-
jari kelengkungan 7,8 mm. Lensa berfungsi
membiaskan sinar pada benda sehingga
menghasilkan bayangan pada retina, dan
memfokuskan objek pada berbagai jarak.
5. Aqueous humour: cairan di depan lensa mata
atau dibelakang kornea, berfungsi untuk
membiaskan cahaya ke dalam mata.
6. Viterous humour: cairan di dalam bola mata,
berfungsi untuk meneruskan cahaya dari lensa
menuju retina
Cacat Mata
Berkurangnya daya akomodasi mata
seseorang dapat menyebabkan berkurangnya
kemampuan mata untuk melihat benda pada jarak
tertentu dengan jelas. Cacat mata yang disebabkan
berkurangnya daya akomodasi, antara lain rabun
jauh, rabun dekat dan rabun dekat dan jauh. Selain
tiga jenis itu, masih ada jenis cacat mata lain yang
disebut astigmatisma. Cacat mata dapat dibantu
dengan kacamata. Kacamata hanya berfungsi
membantu penderita cacat mata agar bayangan benda
yang diamati tepat pada retina. Kacamata tidak dapat
menyembuhkan cacat mata. Ukuran yang diberikan
pada kacamata adalah kekuatan lensa yang
digunakan. Kacamata berukuran -1,5, artinya
kacamata itu berlensa negatif dengan kuat lensa -1,5
dioptri.Berkurangnya daya akomodasi mata dapat
menyebabkan cacat mata sebagai berikut :
P=1
(4)
jarak benda ke mata f adalah fokus lensa kaca
mata dan P adalah kekuatan lensa.
Contoh Soal
1. Seorang penderita miopi mempunyai titik jauh 2
meter. Tentukanlah kekuatan lensa kacamata yang
diperlukan agar orang tersebut seperti orang
normal.
Penyelesaian:
Diketahui:′ = - 2 m
=∾
Ditanyakan: Jawab:
Pada lensa berlaku Kekuatan lensa (P)
= ....?
111
= + ′
= 1+ (− 1
)
2
∾
= 0 - 21
f=-2m
Dengan demikian,
P=1
= - 2 1 dioptri
2. Seseorang menggunakan lensa kacamata negatif
berkekuatan 0,5 dioptri. Titik jauh orang tersebut
adalah....
Penyelesaian :
Diketahui: P = 0,5 dioptri
=∾
P=
Sehingga :
11
=+′
Dengan demikian,
1 1
− =∞
1 0, +
′
5 =0
1
+ ′
−
2
1=
0, -
−
5 0
,
5
′=
C. Lensa Pembesar
Fungsi dan Komponen Lensa Pembesar
Lensa pembesar atau disebut juga lup (kaca
pembesar) adalah alat optik yang terdiri dari sebuah
lensa cembung (lensa konvergen) yang digunakan
untuk mengamati benda-benda kecil sehingga
tampak lebih besar dan jelas. Lensa pembesar
ditemukan oleh seorang ilmuan muslim
berkebangsaan arab yakni Abu Ali al-Hasan Ibn Al-
Haitham.
Sistem Kerja Lensa Pembesar
Dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita
menginginkan banyak detil dari benda kecil yang kita
lihat, namun kemampuan mata normal tidak mampu
untuk menjangkaunya. Besar dan banyaknya detil
dari benda yang kita lihat, bergantung dari ukuran
bayangan yang dibentuk pada retina. Ukuran
bayangan pada retina ini bergantung pada sudut yang
dibentuk oleh benda pada mata. Sebagai contoh,
sebuah pensil yang dipegang pada jarak 30 cm dari
mata tampak dua kali lebih tinggi dibandingkan
dengan pensil yang dipegang pada jarak 60 cm. Hal
ini terjadi karena pada kasus pensil yang dipegang
pada jarak 30 cm, sedut yang dibentuk oleh benda
pada mata dua kali lebih besar dari pada besar sudut
yang dibentuk pada posisi pensil 60 cm dari depan
mata (Gambar 12.a dan 12.b). Dengan kata lain,
untuk mendapatkan detil benda yang lebih banyak,
dapat dilakukan dengan mendekatkan benda tersebut
kemata agar terbentuk sudut yang lebih besar. Akan
tetapi, terdapat keterbatasan dimana mata normal
manusia hanya dapat berakomodasi maksimum pada
titik dekatnya, yakni sekitar 25 cm. Maka
digunakanlah lensa pembesar untuk mengatasi
keterbatasan tersebut.
(b) θ θ
(a)
Gambar 12. a. Sudut 0 yang dibuat lebih besar; b. Sudut 0 yang
dibuat lebih kecil.
M
0
Keterangan :
M: Perbesaran angular (5)
0: Sudut yang dibentuk oleh benda pada mata ketika
menggunakan lensa
xxxx
3579
sinx=x— + —+
3! 5! 7! 9!
357
x 2 x 17 x
tanx=x+ +—.
3 15 3152
sudut 0 dan 0o sama dengan sinus dan tangennya.
Dengan demikian nilai M dapat diturunkan sebagai
berikut :
N
(6)
Keterangan :
M: Perbesaran angular
N: Titik dekat mata normal (25 cm)
p: Jarak benda ke mata atau dilambangkan pula dengan
s
Tinjauan Beberapa Kasus Pengamatan
1. Pengamatan Lensa Pembesar dengan Mata Tak
Berakomodasi
Untuk mata yang tak berakomodasi yaitu ketika mata
rileks (untuk ketegangan
mata yang kecil), bayangan yang dibentuk lensa
pembesar terletak dititik jauh.
Untuk mata normal titik jauh tersebut adalah
takhingga (p’=). Agar bayangan
terletak dititik jauh tersebut, maka benda harus
diletakan dititik fokus (f) (Gambar 14). Maka
secara matematis perbesaran angular dapat
diturunkan sebagai berikut:
M
M
N
(
7
0
)
f
Keterangan :
M : Perbesaran angular
N : Titik dekat mata normal (25 cm)
f : Jarak fokus
Dalam kasus ini, mata terfokus pada titik tak
hingga dan semakin pendek panjang fokus lensa,
maka semakin besar perbesarannya.
Gambar 14. Dengan mata yang rileks, benda diletakan pada
titik fokus dan bayangan berada pada jarak tak hingga.
(8)
Keterangan :
M : Perbesaran angular
N : Titik dekat mata normal (25 cm)
f : Jarak fokus
Pada kasus ini mata terfokus pada titik
dekatnya dan perbesaran sedikit lebih besar
dibandingkan ketika kondisi mata rileks.
Perbesaran untuk lensa dapat diperbesar sedikit
seperti ini dengan cara menggerakan lensa dan
menyesuaikan mata sehingga terfokus pada
bayangan di titik dekat mata.
Bagaimanapun kasusnya, perbesaran angular
lensa pembesar tunggal sederhana hanya terbatas
sampai 2 atau 3 kali. Hal ini dikarenakan adanya
distorsi yang disebabkan oleh aberasi sferis. Aberasi
sferis adalah peristiwa ketika berkas-berkas dari titik
benda yang melewati bagian luar lensa dibawa
kefokus dengan titik yang berbeda dari berkas yang
melalui pusat lensa.
Contoh Soal
Lensa konvergen dengan panjang fokus 8 cm
digunakan sebagai “lup tukang emas”, yang
merupakan lensa pembesar. Perkirakan (a) perbesaran
ketika mata rileks, dan (b) perbesaran jika mata
terfokus pada titik dekatnya N = 25 cm.
Penyelesaian :
Diketahui: f = 8 cm dan N = 25 cm
Ditanyakan : M pada (a) Mata tak berakomodasi dan
(b) Mata berakomodasi max.
Jawab:
(a) Mata tak berakomodasi
D. Mikroskop
Fungsi Mikroskop
Secara bahasa mikroskop berasal dari bahasa
latin, yakni micro yang berarti kecil dan spocopium
yang berarti pengelihatan. Kata mikroskop juga
bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya
kecil dan scropos yang artinya melihat atau tujuan.
Maka secara sederhana, mikroskop merupakan alat
optik yang digunakan untuk melihat benda-benda
yang sangat kecil agar tampak lebih jelas dan besar.
Penemuan mikroskop berkaitan erat dengan
penelitian pada bidang mikrobiologi. Orang pertama
yang dapat melihat mikroorganisme adalah seorang
pembuat mikroskop amatir berkebangsaan Jerman
yaitu Antoni Van Leeuwenhoek (1632-1723),
menggunakan mikroskop dengan konstruksi yang
sederhana.
MOB MOK
(9)
Keterangan :
M:
Perbesaran
total pada
mikroskop
MOB :
Perbesaran
dari lensa
objektif
MOK :
Perbesaran
dari lensa
okuler
MOK
Karena lensa okuler bekerja seperti halnya kaca pembesar maka perbesaran
lensa okuler juga dirumuskan dengan:
Gambar 16. Bagian Mikroskop
OBOK
SS
OBOB
lensa
objektif
adalah S OK
(10)
MOB
b. Perbesaran dari lensa okuler adalah
OK
(11)
(12)
(13)
(14)
(
1
5
)
Keterangan :
MOB :
Perbesar
an dari
lensa
objektif
MOK :
Perbesar
an dari
lensa
okuler
M : Perbesaran
total pada
mikroskop SOB :
Jarak benda S
MOB
terhadap lensa
objektif S’OB :
Jarak bayangan
terhadap lensa
objektif
N : Titik
dekat mata
normal (25
cm) fOK :
Jarak
fokus
lensa
okuler
S OB
OB
(16)
+1 (18)
(19
)
(20)
Keterangan :
MOB :
Perbes
aran
dari
lensa
objekti
f MOK :
Perbes
aran
dari
lensa
okuler
M : Perbesaran
total pada
mikroskop SOB :
Jarak benda
terhadap lensa
objektif S’OB :
Jarak bayangan
terhadap lensa
objektif
N: Titik
dekat
mata
normal
(25 cm)
fOK : Jarak
fokus
lensa
okuler
Contoh Soal
Sebuah benda berada pada jarak 2 cm dibawah lensa
objektif sebuah mikroskop yang mempunyai jarak fokus
1,8 cm, sedangkan jarak fokus lensa okulernya 6 cm.
Seseorang dengan titik dekat 30 cm melihat bayangan
benda tersebut dan berakomodasi maksimum.
Berapakah perbesaran total mikroskop tersebut?
Penyelesaian :
Diketahui:SOB = 2 cm
fOB =
1,8
cm
fOK =
6 cm
N=
30
cm
Ditanyakan : M = ...?
Jawab: Pada Lensa Objektif berlaku
111
=+
fSS
'
OB OB OB
111
111
S' 1,8 2
10,2
S'3,6
S
' = 18 2 6
Jadi, perbesaran total mikroskop tersebut adalah 54
kali.
OB
OB
OB
18
30 1
(
x i+
M 54
E. Teleskop
Teleskop atau teropong adalah alat optik
yang digunakan untuk melihat benda-benda yang
sangat jauh agar tampak lebih dekat dan jelas.
Ditinjau dari objeknya, teropong dibedakan menjadi
dua, yaitu teropong bintang dan teropong bumi.
1. Teropong Bintang
Fungsi Teropong Bintang
Teropong bintang adalah teropong yang
digunakan untuk melihat atau mengamati benda-
benda langit, seperti bintang, planet, dan satelit.
Nama lain teropong bintang adalah teropong
astronomi atau teleskop astronomi. Galileo
berhasil mengembangkan teleskop menjadi
instrumen yang dapat digunakan dan penting.
Dengan hal tersebut, Galileo menjadi orang yang
pertama kali melakukan penelitian luar angkasa
dengan menggunakan teleskop.
Gambar 19.
Teropong Bintang
f OK
h
fOB
di mana h adalah tinggi bayangan I1 dan kita
anggap 0 kecil, sehingga tan 0 ≈ 0 .
Kemudianm garis yang paling tebal
untuk berkas sinar sejajar dengan
sumbu utama tersebut, sebelum jatuh
pada okuler, sehingga Ii
melewati titik fokus okuler fok, berarti . Perbesaran
anguler (daya
perbesaran total) teropong adalah:
(21)
Keterangan :
M: Perbesaran total pada teropong
fOK: Jarak fokus lensa okuler
fOB: Jarak fokus lensa objektif
L: Panjang teropong atau tabung
S’OB: Jarak bayangan terhadap lensa objektif
SOK: Jarak benda terhadap lensa okuler
2) Pengamatan Teropong dengan Mata Berakomodasi
Maksimum
Apabila pengamat berakomodasi maksimum,
maka bayangan yang dibentuk oleh lensa objektif
tetap berada pada titik fokus lensa objektif dan
berada diantara titik pusat optik dan titik fokus lensa
okuler. Perbesaran sudut teropong diturunkan
sebagai berikut,
M
fNf
=
OBOK
M
fN )
OK
S
(23)
M
SOK
(24)
Atau
(25)
(26)
SOK
fOK: Jarak fokus lensa okuler
fOB: Jarak fokus lensa objektif
L: Panjang teropong atau tabung
S’OB: Jarak bayangan terhadap lensa objektif
SOK: Jarak benda terhadap lensa okuler
N: Titik dekat mata pengamat
b. Teropong Pantul
Komponen dan Sistem Kerja Teropong Pantul
Untuk membuat teleskop pembias (teleskop
astronomi) berukuran besar diperlukan konstruksi
dan pengasahan lensa besar yang sangat sulit. Untuk
mengatasi hal ini, umumnya teleskop-teleskop
paling besar merupakan jenis teleskop pemantul
yang menggunakan cermin lengkung sebagai
objektif, (Gambar 21.a dan 21.b), karena cermin
hanya memiliki satu permukaan sebagai dasarnya
dan dapat ditunjang sepanjang permukaannya.
Keuntungan lain dari cermin sebagai objektif adalah
tidak memperlihatkan aberasi kromatik karena
cahaya tidak melewatinya. Selain itu, cermin dapat
menjadi dasar dalam bentuk parabola untuk
membetulkan aberasi sferis. Teleskop pemantul
pertama kali diusulkan oleh Newton. Biasanya lensa
atau cermin okuler, tampak seperti pada Gambar 21
dipindahkan sehingga bayangan nyata yang dibentuk
oleh cermin objektif dapat direkam langsung pada
film.
Agar teleskop astronomi menghasilkan
bayangan yang terang dari bintang-bintang yang
jauh, lensa objektif harus besar untuk
memungkinkan cahaya masuk sebanyak mungkin.
Dan memang, diameter objektif merupakan
parameter yang paling penting untuk teleskop
astronomi, yang merupakan alasan mengapa
teleskop yang paling besar dispesifikasikan dengan
menyebutkan diameter objektifnya, misalnya
teleskop Hale 200 inci di Gunung Palomar. Dalam
hal ini, konstruksi dan pengasahan lensa besar sangat
sulit.
(c)
(b)
(a)
(b)
(a)
Gambar 22. Pembentukan bayangan untuk mata tak
berakomodasi.
Perbesaran Sudut
Panjang Teropong
(28)
Keterangan :
M: Perbesaran total pada teropong bumi
fOK: Jarak fokus lensa okuler
fOB: Jarak fokus lensa objektif
fpb: Jarak fokus lensa pembalik
L: Panjang teropong bumi atau tabung
b. Pengamatan Teropong Bumi dengan Mata
(27)
Berakomodasi Maksimum
Untuk mata yang berakomodasi maksimum,
bayangan yang dibentuk oleh lensa pembalik
berada diantara titik fokus (fOK) dan titik pusat
optik lensa okuler. Oleh lensa okuler dibentuk
bayangan yang bersifat maya, tegak, dan
diperbesar (Gambar 23).
fN f
M
OBOK
f N OK Gambar
23. Pembentukan bayangan
dengan mata berakomodasi maksimum
Perbesaran sudut: (29)
Panjang teroppong : (30)
Keterangan :
M: Perbesaran total pada teropong bumi
fOK: Jarak fokus lensa okuler
fOB: Jarak fokus lensa objektif
fpb: Jarak fokus lensa pembalik
L: Panjang teropong bumi atau tabung
N: Jarak dekat mata pengamat
Rancangan Teropong Bumi
Ada dua rancangan teropong tersetrial atau teropong
bumi, yaitu :
a. Teropong Galilean
Teropong Galilean ditunjukkan pada
Gambar 24.a, yang digunakan Galileo untuk
penemuan-penemuan astronominya yang
terkenal, memiliki lensa divergen (lensa cekung)
sebagai okuler yang memotong berkas yang
mengumpul dari lensa objektif sebelum mencapai
fokus, dan berfungsi untuk membentuk bayangan
tegak maya. Rancangan ini sering digunakan pada
kacamata opera. Tabungnya pendek, tetapi bumi
pandang kecil. Rancangan teropong galilean
dapat dilihat pada Gambar 24.b
(a) (b)
Jenis ini menggunakan lensa ketiga
(“lensa bumi”)yang berfungsi untuk membuat
bayangan tegak seperti digambarkan pada
Gambar 25.b. Spyglass harus cukup panjang,
sehingga sangat kurang praktis. Rancangan yang
paling praktis sekarang ini adalah teropong
prisma yang diperlihatkan pada Gambar 25.b.
Objektif dan okuler merupakan lensa konvergen.
Prisma memantulkan berkas dengan pantulan
internal sempurna dan memendekkan ukuran fisik
alat tersebut, dan juga berfungsi untuk
menghasilkan bayangan tegak. Satu prisma
membalikkan kembali bayangan pada bidang
vertikal, yang lainnya pada bidang horizontal.
(a)(b)
Gambar 25. (a) Pantulan cahaya internal sempurna oleh
teropong; (b) Rancangan teropong terestrial spyglass
Contoh Soal
Pembesaran sudut suatu teleskop dengan f okuler =
25 cm dan f objektif = 75 cm adalah...
Penyelesaian:
Diketahui:f ob = 75 cm
f ok = 25 cm
Ditanyakan:M = ? = fob 75 = 3 ali 25
fo
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Pengetahuan tentang instrumen optik merupakan
bagian hal yang penting dalam memahami optika
secara keseluruhan, karena begitu banyaknya alat-
alat yang menggunakan konsep optika tersebut. Ada
beberapa instrumen optika, yakni : Mata, Kamera,
Proyektor, Mikroskop, Kaca Pembesar, dan
Teleskop. Setiap instrumen tersebut memiliki fungsi,
komponen, dan sistem kerjanya tersendiri. Hal ini
telah dirancang sedemikian rupa untuk dapat
memenuhi kebutuhan dalam bidangnya masing-
masing.
B. SARAN
1. Sebaiknya mahasiswa mampu memahami
konsep dasar optik dan sistem kerja instrumen
optik agar dapat mengaplikasikan pengetahuan
tersebut dalam perancangan alat atau instrumen
optik sederhana.
2. Kekurangan yang terdapat dalam makalah ini,
alangkah baiknya diperbaiki dan dilengkapi
bersama dalam sebuah diskusi kelas.
3. Hasil perbaikan sebaiknya dijadikan referensi
untuk kepentingan lain dalam perkuliahan optik.
DAFTAR PUSTAKA