Anda di halaman 1dari 6

.

Matahari adalah sumber energi pada peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang
dianggap penting bagi sumber kehidupan. Energi matahari merupakan penyebab
utama perubahan pergerakan atmosfer sehingga dapat dianggap sebagai
pengendali iklim dan cuaca yang besar.(Trewartha, 2009). Matahari merupakan
sumber kehidupan di bumi ini, memancarkan energinya dalam bentuk radiasi
yang memiliki rentang panjang gelombang yang sangat lebar. Ilmuwan dunia
kemudian bersepakat untuk mengelompokkannya menjadi beberapa pita
gelombang, di antaranya adalah pita gelombang ultraviolet, infra merah, dan
cahaya tampak. (Supriyanto, 2010).
Posisi matahari dan kedudukan wilayah di permukaan bumi memberikan
pengaruh nyata terhadap potensi radiasi matahari pada suatu wilayahPotensi ini
akan berubah tiap waktu, tergantung dari kondisi atmosfer, posisi (garis lintang),
serta waktu (jumlah hari dalam tahun dan lama penyinaran matahari dalam satu
hari) (Septiadi et al., 2009). Radiasi matahari sampai kepermukaan bumi melalui
tiga cara yaitu radiasi langsung (direct radiation), radiasi hambur (difuse
radiation), dan radiasi total (global radiation). Radiasi langsung adalah radiasi
yang mencapai bumi tanpa perubahan arah atau radiasi yang diterima oleh bumi
dalam arah sejajar sinar datang. Radiasi hambur adalah radiasi yang mengalami
perubahan arah akibat pemantulan dan penghamburan sedangkan radiasi total
adalah penjumlahan radiasi langsung dan radiasi hambur ( Susatya, et.al., 2011 )
Indonesia dikaruniai sinar matahari yang berlimpah sepanjang tahun yaitu lebih
dari 6 jam sehari atau sekitar 2400 jam pertahun dengan rata-rata intensitas
sekitar 4,8 kWh/m2 per hari diseluruh wilayah Indonesia. Beberapa daerah di
Indonesia juga memiliki potensi ketersedian radiasi matahari yang cukup besar
salah satunya Makassar. Ketersedian radiasi matahari di Makassar berkisar dari
1667,16 kWh/m2 sampai dengan 2227,08 kWh/m2 dalam setahun ( Angelia,
et.al.2018). Intensitas Radiasi Surya dalam arah tertentu didefinisikan sebagai
daya yang diradiasikan dari suatu antena per satuan sudut solid. Intensitas radiasi
adalah parameter medan jauh dan dapat diperoleh melalui perkalian rapat radiasi
dengan kuadrat jarak. Sedangkan Lama penyinaran adalah periode (dalam jam)
matahari bersinar cerah. Faktor yang menentukan lama penyinaran adalah
penutupan awan, semakin lama penutupan awan maka lama penyinaran
berkurang. (Yassine, et.al., 2016 ).
Lama Penyinaran Matahari (LPM) merupakan salah satu indikator yang penting di
dalam klimatologi. Sinar matahari akan menggerakkan reaksireaksi fotokimia di
atmosfer (misalnya reaksi pembentukan ozon), menghasilkan uap air yang sangat
dibutuhkan untuk terjadinya hujan, menjaga agar suhu atmosfer tetap hangat,
dan lain sebagainya. (Yuliatmaja, 2009). Lama penyinaran matahari akan
berpengaruh terhadap aktivitas makhluk hidup, yaitu pada manusia, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan. Penyinaran yang lebih lama akan memberi kesempatan yang
lebih besar pada tumbuhan untuk memanfaatkannya melalui proses fotosintesis.
(Triajie, et.al. 2012)
Unsur cuaca dan iklim ialah radiasi matahari, temperatur udara, tekanan udara,
penguapan, kelembaban udara, keawanan,presipitasi, dan beberapa unsur iklim
lain yang kurang penting. Unsur-unsur cuaca dan iklim ini tidak tetap pada setiap
saat dan tempat, selalu berubah-ubauh tergantung pada faktor-faktor fisis di alam
yang disebut faktor pengendali cuaca. Faktor pengendali cuaca ini ada yang
bersifat permanen dan ada yang bersifat sementar.(Guslim, 2009)
Menurut Panjaitan tahun 2011, semakin banyak kandungan air di awan, maka
nilai albedo (nilai yang menunjukkan ketebalan atau kandungan air pada awan)
semakin tinggi. Nilai albedo yang kecil akan memberikan intensitas radiasi
matahari yang besar, sedangkan nilai albedo yang besar akan memberikan
intensitas radiasi matahari yang kecil. Dianalogikan bahwa jumlah curah hujan
sebanding dengan lamanya tutupan awan yang menghalangi sinar matahari dan
jumlah molekul air yang akan menyerap radiasi matahari di atmosfer
DAFTAR PUSTAKA

Angelia O., Muliadia, dan Apriansyah. 2018. Estimasi Intensitas Radiasi Matahari
di Wilayah Kota Makassar. PRISMA FISIKA. 6 (3) : 152 – 159.
Guslim. 2009. Agroklimatologi. USU Press : Medan
Panjaitan, A. L. 2011, Estimasi Energi Radiasi Matahari Bulanan dan Tahunan
dengan Model Solar Energy-Air Temperature. Bandung: Institut Teknologi
Bandung
Septiadi, D., Nanlohy, P., Souissa, M., dan Rumlawang, F. Y. 2009. Proyeksi Potensi
Energi Surya sebagai Energi Terbarukan (Studi Wilayah Ambon dan Sekitarnya).
Jurnal BMKG Vol.10 Nomor 1 Juli 2009. Jakarta: BMKG.
Supriyanto, 2010. Analisis parameter Klimatologi dalam Tinjauan Konsep Fisika
Dasar di Kota Samarinda. Fisika Mulawarman. 6 (2).
Susatya, E. Pamungkas, R. Susanti, T. & Setiawan, A., 2011. Pengukuran Radiasi
Matahari Dengan Memanfaatkan Sensor Suhu LM35. Prosding Seminar Nasional
Sains dan Pendidikan Sains Uksw. Volume F, No 8, pp F81 – F85.
Trewartha G. T dan L. H. Horn. 2009. Pengantar Iklim Edisi Kelima. UGM Press:
Yogyakarta.
Triajie, H., Yudhita, P., dan Mahfud Efendy, 2012. Lama Pencahayaan Matahari
terhadap Pertumbuhan Rumput Laut Eucheuma Cottonii dengan Metode Rakit
Apung, Dipresentasikan pada Seminar Nasional Kedaulatan Pangan dan Energi
2012, Fakultas Pertanian, Universitas Trunojoyo Madura.
Yassine Charabi, Adel Gastli and Sultan Al-Yahyai. 2016. Production of solar
radiation bankable datasets from high-resolution solar irradiance derived with
dynamical downscaling Numerical Weather prediction model. Journal of Energy
Reports 2.pp. 67–73.
Yuliatmaja, M.R., 2009. Kajian Lama Penyinaran Matahari dan Intensitas Radiasi
Matahari terhadap Pergerakan Semu Matahari Saat Solstice di Semarang (Studi
Kasus Badan Meteorologi dan Geofisika Stasiun Klimatologi Semarang pada Bulan
Juni dan September 2005 sampai dengan 2007). Under graduate thesis.
Universitas Negeri SemarangBAB II
METODOLOGI

3.1 Alat dan bahan:


 Solarimeter dan solarigraf
 Campbell stokes
 pias masing-masing alat
 data hasil pengukuran dalam satu bulan
 alat tulis.
: 3.2 Waktu Pelaksanaan
a) Pengamatan dilakukan dalam satu hari dari pagi hingga petang
b) Pengelohan data untuk satu jam dibuat dirumah, dilaporkan seminggu kemudian.
3.3 Cara Kerja:
1..Memasang alat solarimeter dan Campbell Stokes yang di tempatkan di lahan
2.Campbell stokes benar-benar terletak horizontal. Hal ini dilakukan dengan cara mengatur ketinggian
setiap sudut tiang penopang alat yang diatur dengan melihat water-pas yang terpasang.
3.Kemudian, setelah pemasangan alat selesai, memasang pias yang sesuai. Untuk Campbell Stokes
menggunakan pias lirus lengkung pendek karena surya hanya memberikan sinarrnya dalam jangka
waktu harian yang lebih pendek.
4.Setelah itu, menghitung intensitas radiasi dan lama penyinaran surya yang terekam selama 30 menit
dan mencatat keadaan kejernihan atmosfer (langit) hari itu.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil
Penyinaran hari senin
panjang kertas terbakar
 1 jam = panjang kertas dalam satu jam 𝑥 60 menit

17 𝑐𝑚
= x 60 menit
2 cm

= 51,0 menit
17 cm
1 hari = 2 cm
x 12 jam
= 10,2 jam
Penyinaran hari selasa
panjang kertas terbakar
 1 Jam = panjang kertas dalam satu jam x 60 menit

14 cm
= x 60 menit
2 cm

= 43,5 menit
14,5 cm
1 hari = x 12 jam
2 cm
= 8,7 jam
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1 Matahari adalah sumber energi bagi peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam atmosfer yang
dianggap penting bagi sumber kehidupan.
Jumlah fluk (aliran) radiasi matahari yang diterima atmosfer yang tegak lurus suatu bidang seluas 1 cm2
dalam satu menit. Pada 12 november 2013,pukul 08.50 -09.50 selama 60 menit radiasi yang diperoleh
hanya 10 menit pada kertas bias dan radiasi tersebut radiasi tidak sempurna
2 Untuk mengetahui berapa besar lama penyiranan Campbell stokes digunakan kertas pias,garis-garis
yang terbakar pada kertas pias menunjukkan besar kecilnya lama penyinaran.

5.2 Saran
1Diharapkan praktikan lebih banyak memperhatikan pada saat co ass menjelaskan agar co ass lebih
tidak sulit untuk menjelaskan.
2Diharap alat alat praktikum dilengkapi, agar dapat melakukan praktikum dengan lancar tidak
kekurangan alat.

Anda mungkin juga menyukai