PANDUAN INVESTASI
SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
DI INDONESIA
2
Penyusunan Panduan Investasi Sektor Ketenagalistrikan didasarkan pada surat perjanjian
kerjasama antara Badan Koordinasi Penanaman Modal (selaku pengguna jasa) dengan
PT Eltra Wiratama Konsultan (selaku penyedia jasa). Berdasarkan perjanjian tersebut, ada
beberapa laporan yang harus disampaikan oleh penyedia jasa kepada pengguna jasa, antara
lain adalah Laporan Akhir.
Panduan Investasi Sektor Ketenagalistrikan ini disusun sebagai hasil kajian terhadap berbagai
perizinan dan nonperizinan yang terkait dengan investasi sektor ketenagalistrikan. Berbagai
peraturan perundang-undangan menjadi acuan dalam mengidentifikasi satu per satu jenis
KATA PENGANTAR
perizinan dan nonperizinan di sektor ini, termasuk insentif fiskal yang digulirkan pemerintah.
Hasil identifikasi disusun menjadi skema perizinan investasi sektor ketenagalistrikan pada
berbagai jenis pembangkit. Meskipun relatif sama, pemisahan berdasarkan jenis pembangkit
dan juga unit pelaksana (investor, khususnya IPP) dalam mendukung program pengadaan
tenaga listrik 35.000 MW.
Harapannya, dokumen ini dapat diterima dengan baik, sebagai laporan hasil pelaksanaan
pekerjaan dan bermanfaat bagi pengguna jasa. Atas perhatian dan kerjasama para pihak,
Kami mengucapkan terima kasih.
Tim Penyusun
4
003 I KATA PENGANTAR
BAB I
PENDAHULUAN
012 I 1.1 Latar Belakang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA: SEKTOR
KETENAGALISTRIKAN DI
INDONESIA
016 I 2.1 Gambaran Umum Sektor Ketenagalistrikan di Indonesia
Pembangunan Nasional
Wilayah Sumatera
BAB 3
METODOLOGI
056 I 3.1 Pendekatan
Ketenagalistrikan
BAB 4
IDENTIFIKASI PERIZINAN
INVESTASI SEKTOR
KETENAGALISTRIKAN
064 I 4.1 Program Pembangkit Listrik 35.000 MW
6
065 I 4.2 Mekanisme Pengadaan Listrik 35.000 MW
35.000 MW
BAB 5
INSENTIF INVESTASI SEKTOR
KETENAGALISTRIKAN
BAB 6
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR
KETENAGALISTRIKAN
127 I 6.1 ISAK 8 : Interpretasi Perjanjian Mengandung Sewa
129 I 6.3 Sewa Dalam Laporan Keuangan Lessee Pada Sewa Pembiayaan
BAB 7
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
133 I 7.1 Kesimpulan
Rasio Elektrifikasi
(MW)
Status Proyek
(MVA)
(kms)
Sumatera
8
034 I Tabel 16 Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Sumatera
066 I Tabel 28 Proyek pembangkit listrik investasi PLN yang pengadaannya akan
dibuka (pelelangan)
sektor ketenagalistrikan
114 I Tabel 32 Bidang Usaha Tertentu Dan Daerah Tertentu Yang Mendapat
Listrik
dan 2024
2024
DAFTAR GAMBAR
Sumatera
Tahun 2015-2024
Bali
Penunjukkan Langsung
Pemilihan Langsung
Lelang Terbuka
Pemerintah Swasta
10
kebijakan
Penunjukan Langsung
Pemilihan Langsung
Pelelangan Umum
109 I Gambar 22 Skema Perizinan untuk PLTU Mulut Tambang / Batubara oleh IPP
110 I Gambar 23 Skema Perizinan untuk PLTG / PLTGU / PLTMG oleh IPP
Ketenagalistrikan 35 000 MW
1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada periode
2010-2014 rata-rata tumbuh sebesar 5,8%. Pada
tahun 2013 pendapatan perkapita Indonesia
mencapai USD 3.500 yang menempatkan
Indonesia berada pada lapis bawah negara-
negara berpenghasilan menengah. Untuk dapat
lepas dari middle income trap dan mencapai
target sebagai negara berpenghasilan tinggi
pada tahun 2030, perekonomian nasional
dituntut tumbuh rata-rata antara 6-8 persen per
tahun.
12
Sebagai salah satu upaya mencapai
pertumbuhan 6-8 persen per tahun, pemerintah
telah menetapkan program-program prioritas
infrastruktur untuk lima tahun kedepan melalui
Nawacita. Pembangunan infrastruktur juga
diperlukan untuk mendorong penanaman
modal yang lebih merata. Pada tahun 2015-
2019 Pemerintah telah berkomitmen untuk
membangun infrastruktur tenaga listrik sebesar
35 ribu MW. Selain itu, akan dibangun 24
pelabuhan baru, 60 pelabuhan penyeberangan,
15 bandara baru, 3.258 km jalur kereta, 2.650 km
jalan baru, dan 1.000 km jalan tol.
14
1.3 3. Focus Group Discussion
TUJUAN PELAKSANAAN Koordinasi dan pertemuan dengan
stakeholder terkait dengan tujuan untuk
KEGIATAN
memperoleh masukan dan klarifikasi
Tersedianya buku panduan investasi, khususnya informasi dari berbagai stakeholder terkait
di sektor ketenagalistrikan, yang dapat baik di pusat maupun di daerah untuk
dimanfaatkan oleh calon penanam modal untuk berbagi pengalaman dan memperoleh
mendukung terealisasinya investasi di sektor gambaran mengenai investasi di sektor
listrik. ketenagalistrikan yang dilaksanakan dalam
bentuk Focus Group Discussion (FGD)
1.4 bekerjasama dengan pihak BKPM.
RUANG LINGKUP
4. Melakukan koordinasi dengan BKPM secara
Ruang lingkup pelaksanaan kegiatan adalah: intensif minimal 2 (dua) kali dalam sebulan,
dalam hal penyusunan materi kajian;
1. Desk Study
Melakukan studi literatur dari berbagai 5. Membuat Laporan hasil survei pengumpulan
sumber yang terkait dengan investasi di data dan informasi;
sektor ketenagalistrikan.
6. Menyusun buku panduan investasi sektor
2. Policy Dialogue listrik di Indonesia dalam bahasa Indonesia
Pengkayaan informasi yang diperoleh dan Inggris.
dari wilayah survei di dalam maupun luar
negeri bekerjasama dengan pihak BKPM 1.5
dengan tujuan mengumpulkan data primer
WAKTU PELAKSANAAN
dan sekunder dari berbagai instansi terkait
maupun dari industri yang telah ada Kegiatan dilaksanakan dalam jangka waktu 4
mengenai kebijakan investasi di sektor (empat) bulan, sejak penandatanganan Surat
ketenagalistrikan. Perjanjian Kerjasama.
2
TINJAUAN PUSTAKA:
SEKTOR KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA
2.1
GAMBARAN UMUM SEKTOR
KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA
16
2.1.1
Pembangunan Sektor
Ketenagalistrikan dalam Rencana
Pembangunan Nasional
3 DIMENSI PEMBANGUNAN
ANTAR KELOMPOK
PENDIDIKAN KEDAULATAN PANGAN
PENDAPATAN
KEDAULATAN ENERGI &
PENDIDIKAN ANTAR WILAYAH :
KETENAGALISTRIKAN
1 DESA
KEMARITIMAN &
PENDIDIKAN 2 PINGGIRAN
KELAUTAN
3 LUAR JAWA
PENDIDIKAN PARIWISATA & INDUSTRI 4. KAWASAN TIMUR
KONDISI PERLU
listrik paling tinggi dibandingkan dengan mencapai 86,6 Giga Watt pada akhir tahun
pembangunan infrastruktur lainnya seperti 1% 2019. Kondisi ini diharapkan mampu mendorong
kenaikan di infrastruktur air dan jalan hanya rasio elektrifikasi nasional hingga mencapai
akan menaikkan HDI sebesar masing-masing 96,6 % pada akhir tahun 2019, atau mengalami
0,03% dan 0,01%. Hal ini menunjukkan betapa peningkatan sebesar 15,1% dari yang saat
pentingnya sektor ketenagalistrikan bagi ini sudah dicapai. Saat ini masih ada 18,5 %
peningkatan kualitas pembangunan manusia di penduduk Indonesia belum menikmati layanan
Indonesia. energi listrik. Dari tingkat rasio elektrifikasi
tersebut, pelayanan dasar bagi penduduk
Pada tahun 2014, kapasitas pembangkit listrik rentan dan kurang mampu (40% penduduk yang
nasional baru mencapai 50,7 Giga Watt, selama berpendapatan terendah), peningkatan akses
masa pembangunan lima tahun saat ini (2015- penerangan ditargetkan mencapai 100% dari
2019) peningkatan kapasitas pembangkit yang saat ini dicapai (52,3%) atau meningkat
listrik nasional diharapkan mampu mencapai 47,7% untuk kurun waktu 5 tahun kedepan.
peningkatan sebesar 35,9 Giga Watt atau
18
Arah kebijakan umum pembangunan pelanggan adalah energi (kWh) yang terjual
nasional 2015-2019 (Perpres Nomor 2 tahun kepada pelanggan TT (tegangan tinggi), TM
2015 tentang RPJMN) saat ini terkait sektor (tegangan menengah) dan TR (tegangan rendah)
ketenagalistrikan adalah melakukan percepatan sesuai dengan jumlah kWh yang dibuat rekening.
pembangunan infrastruktur untuk pertumbuhan
dan pemerataan. Pembangunan infrastruktur Jumlah energi listrik terjual pada tahun 2014
diarahkan untuk memperkuat konektivitas sebesar 198.601,78 GWh meningkat 5,90%
nasional untuk mencapai keseimbangan dibandingkan tahun sebelumnya. Kelompok
pembangunan, mempercepat penyediaan pelanggan Industri mengkonsumsi 65.908,68
infrastruktur kelistrikan, menjamin ketahanan GWh (33,19%), Rumah Tangga 84.086,46 GWh
energi untuk mendukung ketahanan (42,34%), Bisnis 36.282,42 GWh (18,27%),
nasional. Pelaksanaan pembangunan sektor dan Lainnya (sosial, gedung pemerintah dan
ketenagalistrikan ini dilaksanakan secara penerangan jalan umum) 12.324,21 GWh
terintegrasi dan dengan meningkatkan peran (6,21%). Penjualan energi listrik untuk semua
kerjasama Pemerintah-Swasta. jenis kelompok pelanggan yaitu industri,
rumah tangga, bisnis dan lainnya mengalami
2.1.2 peningkatan masing-masing sebesar 2,37%,
Kapasitas Ketenagalistrikan Indonesia 8,90%, 5,17% dan 7,63%. Sedangkan jumlah
pelanggan pada akhir tahun 2014 baru mencapai
Kapasitas ketenagalistrikan di Indonesia 57.493.234 pelanggan atau meningkat 6,48%
ditinjau berdasarkan daya tersambung. Daya dari akhir tahun 2013. Harga jual listrik rata-rata
tersambung, energi terjual, jumlah pelanggan per kWh selama tahun 2014 sebesar Rp 939,74
dan kapasitas terpasang merupakan gambaran lebih tinggi dari tahun sebelumnya sebesar Rp
umum dari kemampuan Indonesia dalam 818,41.
menyediakan energi listrik saat ini. Daya
tersambung yang merupakan besaran daya Kapasitas terpasang dan unit pembangkit PLN
yang disepakati oleh PLN dan pelanggan (holding dan anak perusahaan) pada akhir
dalam perjanjian jual beli tenaga listrik, Desember 2014 mencapai 39.257,53 MW dan
daya tersambung ini yang menjadi dasar 5.007 unit, dengan 31.062,19 MW (79,12%)
penghitungan beban. berada di Pulau Jawa. Total kapasitas terpasang
meningkat 14,77% dibandingkan dengan akhir
Daya tersambung listrik di Indonesia totalnya Desember 2013.
mencapai 100.030,53 MVA. Pembagian
berdasarkan kelompok pelanggan di Indonesia, Persentase kapasitas terpasang per jenis
untuk rumah tangga mencapai 48,374,47 MVA pembangkit sebagai berikut : PLTU 20.451,67
atau 48, 36% dari total daya tersambung, untuk MW (52,10%), PLTGU 8.886,11 MW (22,64%),
industri mencapai 23.541,96 MVA atau 23,53%, PLTD 2.798,55 (7,13%), PLTA 3.526,89 MW
untuk bisnis sebesar 21,22% atau mencapai (8,98%), PLTG 3.012,10 MW (7,67%), PLTP 573
21.223,71 MVA. Sedangkan sisanya untuk MW (1,46%), PLT Surya dan PLT Bayu 9,20 MW
kebutuhan sosial, gedung kantor pemerintahan (0,02%). Adapun total kapasitas terpasang
dan penerangan jalan umum. nasional termasuk sewa dan IPP adalah
51.620,58 MW.
Daya tersambung untuk Pulau Jawa pada
tahun 2014 mencapai 69.874,20 MVA atau Selama tahun 2014, jumlah energi listrik produksi
mencapai 69,85% dari total nasional, dengan sendiri (termasuk sewa) sebesar 175.296,98
tingkat pemanfaatan daya tersambung terbesar GWh meningkat 6,91% dibandingkan tahun
pada kelompok pelanggan rumah tangga yang sebelumnya. Dari jumlah tersebut, 59,12%
mencapai 30.414,07 MVA atau mencapai 43,16% diproduksi oleh PLN Holding, dan 40,88%
dari total daya tersambung di Pulau Jawa. diproduksi Anak Perusahaan yaitu PT Indonesia
Sedangkan jumlah energi yang terjual kepada Power, PT PJB, PT PLN Batam dan PT PLN
Tarakan. Persentase energi listrik produksi sendiri unit, sistem 150 kV sebanyak 1.179 unit, sistem
(termasuk sewa) per jenis energi primer adalah: 70 kV sebanyak 192 unit, dan sistem < 30 kV
gas alam 49.312,48 GWh (28,13%), batubara sebanyak 1 unit. Kapasitas terpasang dan jumlah
84.076,12 GWh (47,96%), minyak 26.433,18 trafo gardu distribusi menjadi 46.779 MVA dan
GWh (15,08%), tenaga air 11.163,62 GWh 389.302 unit. Kapasitas terpasang dan jumlah
(6,37%), dan 4.285,37 GWh (2,44%) berasal dari trafo mengalami peningkatan masing-masing
panas bumi. sebesar 8,32% dan 7,32%.
PDB 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
PDB
(103 Triliun, Rp) 1,66 1,75 1,85 1,96 ,2,08 2,17 2,22 2,46 2,62 2,77
Harga Konstan
Growth PDB
5,05 5,67 5,50 6,32 6,06 4,63 6,22 6,49 6,26 5,78
(%)
Tabel 1
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Sumber: Statistik Indonesia, BPS
20
Beban Puncak (Non-coicident)
Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) Sales (TWh)
(MW)
2015 6,1 219 36.787
2016 6,4 239 39.880
2017 6,8 260 43.154
2018 7,0 283 46.845
2019 7,1 307 50.531
2020 7,0 332 54.505
2021 7 361 58.833
2022 7 392 63.483
2023 7 427 68.805
2024 7 464 74.536
Tabel 2
Pertumbuhan Ekonomi, Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik dan Beban Puncak Periode Tahun 2015–2024
Sumber : RUPTL PLN 2015-2024
Tabel 3
Proyeksi Jumlah Penduduk, Pertumbuhan Pelanggan dan Rasio Elektrifikasi Periode Tahun 2015 – 2024
Sumber : RUPTL PLN 2015-2024
Penambahan pelanggan tersebut akan dari 31,2TWh pada tahun 2015 menjadi 82,8
meningkatkan rasio elektrifikasi dari TWh pada tahun 2024 atau tumbuh rata-rata
84,4% pada 2014 menjadi 99,4% pada tahun 11,6% per tahun. Wilayah Jawa-Bali tumbuh dari
2024. Proyeksi jumlah penduduk, 165,4 TWh pada tahun2015 menjadi 324,4 TWh
pertumbuhan pelanggan dan rasio elektrifikasi pada tahun 2024 atau tumbuh rata-rata 7,8%
periode tahun 2015-2024. pertahun. Wilayah Indonesia Timur tumbuh dari
22,6 TWh menjadi 57,1 TWh atau tumbuh rata-
Proyeksi kebutuhan listrik periode tahun 2015– rata 11,1% per tahun.
2024 ditunjukkan pada tabel 4 dan gambar 2.
Proyeksi penjualan tenaga listrik per kelompok
Pada periode tahun 2015-2024 kebutuhan pelanggan memperlihatkan bahwa pada
listrik diperkirakan akan meningkat dari 219,1 sistem Jawa Bali, kelompok pelanggan industri
TWh pada tahun 2015 menjadi 464,2TWh pada mempunyai porsi yang cukup
tahun 2024, atau tumbuh rata-rata 8,7% per besar, yaitu rata-rata 41,4% dari total penjualan.
tahun. Untuk wilayah Sumatera pada periode Sedangkan di Indonesia Timur dan Sumatera
yang sama, kebutuhan listrik akan meningkat rata-rata porsi pelanggan industri adalah
Gambar 2
Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2015 dan 2024
Sumber : RUPTL PLN 2015-2024
relatif kecil, yaitu masing-masing hanya 12% yaitu 55% untuk Indonesia Timur dan 59% untuk
dan 14,7%. Pelanggan residensial masih Sumatera.
mendominasi penjualan hingga tahun 2024,
22
Gambar 3
Proyeksi Penjualan Tenaga Listrik PLN Tahun 2015-2024
Sumber : RUPTL PLN 2015-2024
Regional 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Jawa-Bali
Rumah Tangga 59,6 64,2 68,6 73,5 78,5 83,7 89,7 96,1 102,9 110,1
Bisnis 30,0 32,9 35,5 37,9 40,5 43,2 46,3 49,8 53,8 57,8
Publik 8,7 9,5 10,4 11,2 12,1 13,1 14,2 15,5 16,8 18,2
Industri 67,1 71,7 77,9 84,5 91,7 99,4 108,1 117,3 127,3 138,2
Jumlah 165,4 178,3 192,5 207,1 222,8 239,5 258,3 278,6 300,8 324,4
Sumatera
Rumah Tangga 17,6 19,6 21,8 24,4 27,3 30,5 34,3 38,6 43,5 49,2
Bisnis 5,1 5,7 6,5 7,3 8,1 9,1 10,2 11,4 12,7 14,2
Publik 3,2 3,6 4,0 4,5 5,0 5,6 6,2 7,0 7,8 8,8
Industri 5,3 5,8 6,1 6,6 7,1 7,6 8,2 8,9 9,7 10,6
Jumlah 31,2 34,7 38,4 42,7 47,5 52,8 58,9 65,9 73,8 82,8
Indonesia Timur
Rumah Tangga 13,1 14,5 16,1 17,9 19,8 22,0 24,1 26,4 28,8 31,4
Bisnis 5,3 6,0 6,7 7,5 8,3 9,3 10,4 11,6 13,0 14,5
Publik 2,2 2,4 2,6 2,8 3,1 3,5 3,8 4,2 4,6 5,0
Industri 2,0 3,0 3,7 4,9 5,1 5,3 5,5 5,7 5,9 6,1
Jumlah 22,6 25,8 29,0 33,1 36,4 40,0 43,8 47,8 52,2 57,1
Indonesia
Rumah Tangga 90,3 98,3 106,5 115,8 125,6 136,2 148,1 161,0 175,2 190,7
Bisnis 40,4 44,6 48,7 52,7 57,0 61,6 66,9 72,8 79,5 86,6
Publik 14,0 15,4 17,0 18,5 20,3 22,2 24,3 26,6 29,2 32,1
Industri 74,4 80,5 87,7 96,0 103,8 112,3 121,8 131,9 142,9 154,9
Jumlah 219,1 238,8 259,9 282,9 306,7 332,3 361,0 392,3 426,8 464,2
Sumber
Tabel 5 : RUPTL PLN 2015-2024
Tabel 2.5.
Proyeksi ProyeksiTenaga
Penjualan Penjualan Tenaga
Listrik Listrik PLN
PLN Tahun Tahun 2015-2024
2015-2024 per Pelanggan
per Kelompok Kelompok Pelanggan
(TWh) (TWh)
Sumber : RUPTL PLN 2015-2024
Kesetaraan akses terhadap sistem transmisi yaitu NTT dan Papua, dimana masing-masing
(jaringan gas bumi dan ketenagalistrikan) sebesar 57,58 persen, dan 35,55 persen. Tingkat
diperlukan untuk mendorong kondisi yang lebih layanan ketenagalistrikan yang masih relatif
kompetitif baik di sisi pemanfaatan maupun rendah juga dapat ditunjukkan dari besarnya
penyediaannya. konsumsi tenaga listrik per kapita dimana pada
tahun 2012, tingkat konsumsi tenaga listrik
Pembangunan infrastruktur dasar perkapita adalah 0.6 MWh/kapita dengan
ketenagalistrikan dalam RPJMN 2015-2019 produksi tenaga listriksebesar 173,51 ribu GWh.
diarahkan pada Penyediaan Listrik Untuk
Rakyat. Total rasio elektrifikasi pada tahun 2014 Penyediaan listrik secara umum untuk menunjang
diperkirakan baru mencapai sekitar 81,51 persen pertumbuhan ekonomi, dalam kurun lima tahun
atau masih ada sekitar 18,5 persen penduduk terakhir telah dilakukan penambahan kapasitas
Indonesia belum dapat menikmati layanan pembangkit listrik lebih kurang sebesar 17
ketenagalistrikan. Aksesibilitas sarana prasarana GW, sehingga kapasitas pembangkit listrik
ketenagalistrikan sangat timpang, beberapa nasional sampai akhir tahun 2014 diperkirakan
daerah yang masih memiliki tingkat rasio akan mencapai sekitar 50,7 GW. Hal ini telah
elektrifikasi di bawah 60 persen pada tahun 2013 mampu menunjang pertumbuhan ekonomi
24
Pembangkit PLN Pembangkit IPP
Total Total
Total Total
Tahun Kapasitas Tahun Kapasitas
Lokasi Lokasi
(MW) (MW)
2015 26 2,658 2015 13 1,471
2016 40 2,348 2016 13 1,357
2017 43 4,830 2017 39 1,720
2018 30 3,777 2018 33 5,461
2019 17 4,414 2019 37 14,905
Total 156 18,027 Total 135 24,914
Tabel 6
Kebutuhan Tambahan Pembangkit Tahun 2015-2019 (MW)
Tabel 2.6. Kebutuhan Tambahan Pembangkit Tahun 2015-2019 (MW)
sedang dalam tahap konstruksi sebesar 6,6 GW, 1 proyek melalui proses pemilihan langsung,
seperti terlihat dalam tabel 6. dan sisanya sebanyak 11 proyek pengadaannya
sudah dilakukan dengan mekanisme pelelangan.
Berdasarkan rencana pengembangan listrik
35.GW, persiapan infrastruktur pembangkit listrik Pengembangan listrik swasta yang
sebesar 6,6 GW saat ini sudah dalam tahap pengadaannya akan dibuka, 16 proyek akan
konstruksi, 17 GW telah committed dan 18,7 GW dilakukan penunjukkan langsung, dan 35 proyek
saat ini masih dalam tahap rencana. Kondisil ini yang pengadaannya akan dibangun melalui
ditampilkan pada tabel 7 mekanisme pelelangan.
26
PLN IPP
Jumlah Jumlah
Unit EBT EBT
PLTGU PLTU PLTD PLTG PLTP PLTA PLN+IPP PLTGU PLTU PLTD PLTG PLTP PLTA PLN+IPP
Lain Lain
Aceh - - 105 - - 3 - 108 - 15 - 10 - 1 26 134
Sumut - - 14 - - - - 14 - - - - - - - 14
Sumbar - - 31 - - 1 - 32 - - - - - 9 9 41
Riau - 7 158 - - - - 165 - 5 2 6 - - 13 178
S2JB - - 57 - - 2 - 59 - 13 - 65 - 12 90 149
Babel - 30 89 - - - - 119 - - - - - - 13 132
Lampung - - 4 - - - - 4 - - - - - - - 4
Kit Sumbagut 818 710 216 340 - 254 - 2,338 - - - - - - - 2,338
Kit Sumbagsel 120 974 241 404 110 610 - 2,459 - - - - - - - 2,459
P3B Sumatera - - - - - - - - - 227 - 260 - 180 667 667
Total 938 1,721 915 744 110 870 - 5,298 - 260 2 341 - 202 818 6,116
Tabel 8
Kapasitas Terpasang Pembangkit Wilayah Sumatera (MW) sampai dengan Bulan Desember Tahun 2014
Tabel 9
Perkembangan Kapasitas Trafo GI Wilayah Sumatera (MVA)
Tabel 10
Perkembangan Saluran Transmisi Wilayah Sumatera (kms)
berusia lebih dari 10 tahun dan mengalami berarti terutama di sistem Sumatera.
derating. Pada tabel dibawah ini diperlihatkan
perkembangan kapasitas trafo pada
Beban puncak sistem kelistrikan wilayah gardu induk di Luar Jawa-Bali selama 5
Sumatera sampai dengan bulan September tahun terakhir. Kapasitas terpasang gardu
2014 mencapai 5.017 MW. Jika beban induk pada tahun 2009 sekitar 5.680 MVA
puncak dibandingkan dengan daya mampu meningkat menjadi 9.396 MVA pada bulan
pembangkit pada saat ini dan apabila September 2014. Hal ini menunjukkan
menerapkan kriteria cadangan 35%, maka pembangunan gardu induk meningkat rata-
diperkirakan terjadi kekurangan sekitar 2.000 rata 10,7% per tahun dalam periode tahun
MW. Untuk menanggulangi kekurangan 2009-bulan September 2014.
pembangkit tersebut, hampir seluruh unit
usaha PLN di Wilayah Sumatera telah Untuk pengembangan saluran transmisi
melakukan sewa pembangkit. dapat dilihat pada tabel 9, yang
menunjukkan bahwa pembangunan sarana
2. Sistem Transmisi transmisi meningkat rata-rata 4% pertahun
dalam kurun waktu tahun 2009-2014, dimana
Sistem penyaluran di Wilayah Sumatera panjang saluran transmisi pada tahun 2009
dalam kurun waktu 5 tahun terakhir sekitar 9.769 kms meningkat menjadi 11.299
menunjukkan perkembangan yang cukup kms pada bulan September 2014.
Kapasitas
Berdasarkan gambaran diatas maka No Sistem Kelistrikan Provinsi
(MW)
upaya-upaya mendesak yang hendaknya
1 Sumbagut Sumut 250
dilaksanakan/diselesaikan pada wilayah 2 Sumbagut Sumut 100
Sumatera adalah sebagai berikut: 3 Sumbagteng Jambi 100
4 Sumbagsel Lampung 100
A. Pembangkitan 5 Nias Sumut 25
6 Bangka Bangka 50
28
beroperasi seiring dengan beroperasinya yang diperkirakan dapat beroperasi pada
PLTU Pangkalan Susu pada tahun 2014. bulan Oktober 2015.
• Percepatan pembangunan transmisi 275 Sistem PLN di wilayah Sumatera terdiri dari 1
kV Kiliranjao - Payakumbuh - Padang sistem interkoneksi, yaitu: Sistem Sumatera.
Sidempuan dan Payakumbuh - Perawang Di luar sistem interkoneksi tersebut pada
untuk meningkatkan kemampuan transfer saat ini terdapat 2 sistem isolated yang
daya ke provinsi Sumbar dan Riau. cukup besar dengan beban puncak di atas
50 MW, yaitu Bangka dan Tanjung Pinang
• Percepatan penyelesaian konstruksi serta terdapat beberapa sistem isolated
transmisi 275 kV Simangkok - Galang dan dengan beban puncak di atas 10 MW, yaitu
IBT 275/150 kV di Galang untuk evakuasi Takengon, Sungai Penuh, Rengat, Tanjung
daya pembangkit besar berbahan bakar Balai Karimun dan Belitung.
murah menuju pusat beban di Medan.
Penambahan Pembangkit Wilayah Sumatera
• Percepatan pembangunan T/L 150 kV pada tabel dibawah ini diperlihatkan jumlah
Tenayan - Teluk Lembu, untuk dapat kapasitas dan jenis pembangkit yang
mengevakuasi power dari PLTU Tenayan dibutuhkan dalam kurun waktu Tahun 2015-
yang diperkirakan dapat beroperasi pada 2024 untuk wilayah Sumatera.
akhir tahun 2015.
Tabel 12 menunjukkan hal-hal sebagai berikut:
• Percepatan pembangunan GI 150 kV
Arun dan transmisi terkait, untuk dapat • Tambahan kapasitas pembangkit
mengevakuasi power dari PLTMG Arun tahun 2015-2024 adalah 17,7 GW atau
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Jumlah
PLN
PLTU 714 21 - 200 600 200 - - - - 1,735
PLTP - - - - 55 55 - - - 110 220
PLTGU - - 280 250 500 - - - - - 1,030
PLTG 200 640 504 - - 70 65 - - - 1,479
PLTD - - - - - - - - - - -
PLTM - - - - - - - - - - -
PLTA - - - 88 174 - 145 132 500 500 1,539
PLT Lain 3 - - - - - - - - - 3
Jumlah 917 661 784 538 1,329 325 210 132 500 610 6,006
IPP -
PLTU 375 150 14 757 2,857 600 300 - 300 530 5,883
PLTP - 55 220 290 170 257 160 135 330 748 2,365
PLTGU - - 90 160 - - - - - - 250
PLTG - - 40 234 - - 41 - - - 315
PLTD - - - - - - - - - - -
PLTM 11 13 250 10 - - - - - - 284
PLTA - 45 - 77 73 59 175 878 - - 1,307
PLT Lain 8 - - - - - - - - - 8
Jumlah 394 263 614 1,528 3,100 916 676 1,013 630 1,278 10,412
Unallocated -
PLTU - - - - - 100 150 - 100 100 450
PLTP - - - - - - - - - - -
PLTGU - - - - - - - - - - -
PLTG - - - - - - - - 15 15 30
PLTD - - - - - - - - - - -
PLTM - - - - - - - - - - -
PLTA - - - - - - - 89 - 739 828
PLT Lain - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - 100 150 89 115 854 1,308
Total
PLTU 1,089 171 14 957 3,457 900 450 - 400 630 8,068
PLTP - 55 220 290 225 312 160 135 330 858 2,585
PLTGU - - 370 410 500 - - - - - 1,280
PLTG 200 640 544 234 - 70 106 - 15 15 1,824
PLTD - - - - - - - - - - -
PLTM 11 13 250 10 - - - - - - 284
PLTA - 45 - 165 247 59 320 1,099 500 1,239 3,674
PLT Lain 11 - - - - - - - - - 11
Jumlah 1,310 924 1,398 2,066 4,429 1,341 1,036 1,234 1,245 2,742 17,726
Tabel 12
Kebutuhan Pembangkit Wilayah Sumatera (MW)
30
penambahan kapasitas rata-rata 1,7 listrik dari pembangkit listrik di daerah
GW per tahun yang terdiri dari sistem yang kaya sumber energi primer murah
interkoneksi Sumatera 16,2 GW dan luar (Sumbagsel dan Riau) ke daerah pusat beban
sistem interkoneksi sumatera 1,5 GW. yang kurang memiliki sumber energi primer
murah (Sumbagut). Selain itu transmisi 500
• PLTU batubara akan mendominasi jenis kV juga dikembangkan di Sumatera Selatan
pembangkit thermal yang akan dibangun, sebagai feeder pemasok listrik dari PLTU
yaitu mencapai 8,1 GW atau 45,5%, mulut tambang ke stasiun konverter transmisi
disusul oleh PLTG/MG dengan kapasitas HVDC yang akan menghubungkan pulau
1,8 GW atau 10,3% dan PLTGU 1,3 GW Sumatera dan pulau Jawa. Pengembangan
atau 7,2%. Sementara untuk energi transmisi sistem Sumatera sebagaimana
terbarukan khususnya panas bumi sebesar ditunjukkan pada gambar 4.
2,6 GW atau 14,6%, PLTA/PLTM/pumped
storage sebesar 3,9 GW atau 22,3%, dan Rencana pengembangan sistem transmisi
pembangkit lainnya 0,01 GW atau 0,1%. dalam RUPTL 2015-2024 akan banyak
mengubah topologi jaringan dengan
6. Pengembangan Sistem Penyaluran terwujudnya sistem interkoneksi 275 kV
di koridor barat dan 500 kV di koridor
Pengembangan transmisi di Sumatera timur Sumatera. Pengembangan juga
akan membentuk transmisi back-bone 500 banyak dilakukan untuk memenuhi
kV yang menyatukan sistem interkoneksi pertumbuhan demand dalam
Sumatera pada koridor timur. Pusat-pusat bentuk penambahan kapasitas trafo.
pembangkit skala besar dan pusat-pusat Pengembangan untuk meningkatkan
beban yang besar di Sumatera akan keandalan dan debottlenecking yang juga
tersambung ke sistem transmmisi 500 kV ini. terdapat di beberapa sistem, antara lain
Transmisi ini juga akan mentransfer tenaga rencana pembangunan sirkit kedua dan
reconductoring beberapa ruas transmisi di
Gambar 4
Rencana Pengembangan transmisi Sistem Sumatera Tahun 2015-2024
Satuan kms
TRANSMISI 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Total
500 kV AC - - 860 - 270 1.560 - - 100 - 2.790
500 kV DC - - - - 1.243 - - - - - 1.243
275 kV 1.967 742 30 1.833 510 - - 40 - 844 5.966
150 kV 3.591 2.755 2.022 1.347 1.525 252 242 344 536 390 13.003
70 kV 160 450 1 - - - - - - - 611
Total 5.718 3.947 2.912 3.180 3.548 1.812 242 384 636 1.234 23.613
Tabel 13
Kebutuhan Fasilitas Transmisi Wilayah Sumatera
Satuan MVA
TRAFO 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Total
500/275 kV - - 2.000 - - 3.000 - - - - 5.000
500/150 kV - - 1.000 - - 2.500 - - - - 3.500
500 kV DC - - - - 600 - - - - - 600
275/150 kV 5.500 3.500 2.250 2.750 1.500 1.500 - - - 500 18.750
150/70 kV 20 30 30 - - - - - - - 80
150/20 kV 3.160 2.626 2.730 2.220 1.150 1.960 860 1.650 2.670 1.880 20.906
70/20 kV - 60 - 30 - - 90 - - - 180
Total 8.680 6.216 8.010 5.000 4.500 8.960 950 1.650 2.670 2.380 49.016
Tabel 14
Kebutuhan Fasilitas Trafo dan Gardu Induk Wilayah Sumatera
32
• Proyek transmisi 500 kV mulai dari Dengan adanya interkoneksi tersebut,
Muara Enim – New Aur Duri – Peranap maka di Bangka dapat dibangun
– Perawang – Rantau Parapat – Kuala PLTU dengan kelas yang lebih besar
Tanjung – Galang, sebagai tulang dibandingkan jika seandainya tidak ada
punggung interkoneksi Sumatera koridor interkoneksi, yaitu kelas 100 MW.
timur yang akan mengevakuasi daya
dari Sumatera bagian selatan yang kaya Dalam kurun waktu tahun 2015-2024,
akan sumber energi primer ke pusat panjang transmisi yang akan dibangun
beban terbesar di Sumatera bagian mencapai 23.613 kms dan trafo dengan
utara. Interkoneksi 500 kV ini akan dapat kapasitas total mencapai 49.016 MVA.
beroperasi secara bertahap mulai tahun
2017 sampai dengan tahun 2022. 7. Pengembangan Sistem Distribusi
Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Jumlah
Jaringan ribu
3,4 3,4 3,7 3,8 3,9 4,0 4,1 4,2 4,4 4,6 39,6
TM kms
Jaringan ribu
3,9 3,7 3,9 3,8 4,0 4,1 4,2 4,2 4,4 4,5 40,9
TR kms
Trafo ribu
0,6 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,6 5,3
Distribusi MVA
Tambahan Juta
0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,6 0,4 0,3 0,3 0,3 4,8
Pelanggan plgn
Tabel 15
Kebutuhan Fasilitas Distribusi Wilayah Sumatera
Juta US$
Item 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Total
Fc 473,7 528,3 682,8 757,9 819,5 366,0 366,1 494,6 601,4 460,9 5.551,4
Pembangkit Lc 144,3 141,9 211,2 289,4 305,6 198,9 266,7 369,5 438,6 324,9 2.691,0
Total 618,0 670,2 894,0 1.047,3 1.125,1 564,9 632,8 864,1 1.040,0 785,8 8.242,4
Fc 860,8 856,3 900,3 1.106,0 829,8 263,5 97,6 121,6 86,0 38,2 5.160,0
Penyaluran Lc 251,6 271,7 294,0 330,8 221,1 53,0 26,4 27,7 12,1 6,3 1.494,7
Total 1.112,4 1.128,0 1.194,3 1.436,8 1.050,9 316,5 124,0 149,3 98,1 44,5 6.654,7
Fc - - - - - - - - - - -
Distribusi Lc 287,5 271,8 290,4 290,5 299,8 306,6 298,0 293,5 306,4 320,9 2.965,4
Total 287,5 271,8 290,4 290,5 299,8 306,6 298,0 293,5 306,4 320,9 2.965,4
Fc 1.334,5 1.384,6 1.583,1 1.863,9 1.649,3 629,6 463,7 616,2 687,4 499,1 10.711,4
Total Lc 683,4 685,4 795,7 910,7 826,5 558,4 591,1 690,7 757,1 652,1 7.151,2
Total 2.018,0 2.070,0 2.378,7 2.774,6 2.475,8 1.188,0 1.054,8 1.306,9 1.444,6 1.151,2 17.862,5
Tabel 16
Total Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Sumatera
Miliar USD
3.0
Total Investasi
2.5
2.0
Penyaluran
1.5
1.0
Pembangkit
0.5
Distribusi
0.0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Gambar 5
Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Wilayah Sumatera
sebesar US$ 8,2 miliar, proyek penyaluran IPP akan semakin mendominasi sistem Sumatera.
sebesar US$ 6,6 miliar dan distribusi sebesar US$ Proyek transmisi Sumatera didominasi oleh
3,0 miliar. Disbursement proyek pembangkitan pengembangan transmisi 275 kV dan 500 kV
mencapai puncaknya pada tahun 2018 yang untuk interkoneksi seluruh Sumatera, di samping
sebagian besar merupakan proyek reguler pengembangan transmisi 150 kV.
dan percepatan tahap 2 (FTP2). Sedangkan
disbursement proyek pembangkitan pada tahun
berikutnya terus menurun karena proyek-proyek
34
2.2.3 Bodas (30 MW) dengan total penambahan
Profil dan Kebutuhan Investasi Sektor kapasitas pembangkit tahun 2014-2015
Kelistrikan Regional Wilayah Jawa - sebesar 2.990 MW. Penambahan pasokan
Bali daya pembangkit tersebut membantu
meningkatkan kemampuan pasokan sistem
1. Sistem Pembangkitan Jawa Bali menjadi total sebesar 35.300
MW pada tahun 2015. Rincian kapasitas
Pembangkit baru yang masuk ke sistem pembangkit sistem Jawa-Bali berdasarkan
Jawa-Bali pada tahun 2014 adalah PLTU jenis pembangkit dapat dilihat pada tabel
Pelabuhan Ratu unit 2-3 (2x350 MW), PLTU 17.
Tanjung Awar-Awar unit 1(1x350 MW)
dan PLTP Patuha (55 MW). Sedangkan 2. Sistem Transmisi
pembangkit yang akan beroperasi tahun
2015 adalah PLTU Adipala (660 MW), PLTMG Perkembangan kapasitas trafo gardu induk
Peaker Pesanggaran (200 MW), PLTU dan sarana penyaluran sistem Jawa Bali
Celukan Bawang unit 1-2-3 (380 MW), PLTU untuk 5 tahun terakhir ditunjukkan pada
Cilacap Ekspansi (614 MW) dan PLTP Karaha tabel 18 dan tabel 19.
Jumlah
No Jenis Pembangkit PLN IPP
MW %
1 PLTA 2.159 150 2.309 6,9%
2 PLTU 15.020 4.525 19.545 58,3%
3 PLTG 1.978 - 1.978 5,9%
4 PLTGU 7.851 420 8.271 24,7%
5 PLTP 360 740 1.100 3,3%
6 PLTD 296 - 296 0,9%
Jumlah 27.664 5.835 33.499 100,0%
Tabel 17
Kapasitas Terpasang Pembangkit Sistem Jawa-Bali Tahun 2014
Tabel 18
Perkembangan Kapasitas Trafo GI Sistem Jawa-Bali
Tabel 19
Perkembangan Saluran Transmisi Sistem Jawa Bali
36
• Mempercepat pembangunan SUTET 500 per tahun, termasuk PLTM skala kecil
kV PLTU Indramayu – Delta Mas dan tersebar sebesar 333 MW dan PLT Bayu
GITET baru Delta Mas, untuk evakuasi 50 MW.
daya dari PLTU Indramayu-4, diharapkan
dapat beroperasi tahun 2019. • PLTU batubara akan mendominasi jenis
pembangkit yang akan dibangun, yaitu
• Mempercepat pembangunan GITET/ mencapai 27,0 GW atau 70,1%, disusul
IBT baru yaitu: GITET Lengkong, GITET oleh PLTGU gas dengan kapasitas 6.8 GW
Cawang Baru, GITET Cibatu Baru, atau 17,7% dan PLTG/MG 0,2 GW atau
GITET Tambun, GITET Delta Mas, GITET 0,6%.
Cikalong, GITET Ampel, GITET Surabaya
Selatan termasuk SUTET Grati – Surabaya Sementara untuk energi terbarukan
Selatan, GITET Pemalang dan beberapa khususnya panas bumi sebesar 1,9 GW atau
tambahan IBT di GITET eksisting. 4,9%, PLTA/PLTM/pumped storage sebesar
2,6 GW atau 6,7%, dan pembangkit lainnya
• Rekonfigurasi SUTET Muara Tawar - 0,05 GW atau 0,1%.
cibinong – Bekasi – Cawang.
5. Pengembangan Sistem Penyaluran
Penguatan pasokan lainnya terdiri dari
beberapa program, yaitu: Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa
pada umumnya dimaksudkan untuk
• Mempercepat pembangunan transmisi mengevakuasi daya dari pembangkit-
interkoneksi HVDC 500 kV Sumatera-Jawa pembangkit baru maupun ekspansi skala
untuk menyalurkan daya dari PLTU mulut besar dan untuk menjaga kriteria security
tambang di Sumsel sebesar 3.000 MW N-1, baik statik maupun dinamik.Sedangkan
pada tahun 2019. pengembangan transmisi 150 dimaksudkan
untuk menjaga kriteria security N-1 dan
• Mempercepat pembangunan Jawa Bali sebagai transmisi yang terkait dengan gardu
Crossing 500 kV dari PLTU Paiton ke New induk 150 kV baru. Pengembangan transmisi
Antosari (tahun 2018) dan GITET Antosari, Sistem Jawa-Bali sebagimana ditunjukkan
untuk memperkuat pasokan ke sistem pada Gambar 6.
Bali.
Memperhatikan pembangunan SUTET dan
• Mempercepat pembangunan sirkit 3-4 SUTT yang sering terlambat karena masalah
SUTET 500 kV Tx Ungaran – Pemalang – perizinan, ROW dan sosial, serta kebutuhan
Mandirancan – Indramayu – Delta Mas. tambahan daya yang mendesak, maka
PLN perlu melakukan usaha meningkatkan
4. Penambahan Kapasitas Pembangkit kapasitas transmisi dalam waktu dekat.
Tahun 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Jumlah
PLN
PLTU 660 350 - 315 1.660 - - - - - 2.985
PLTP - - - - - - - - - - -
PLTGU - 450 2.200 1.600 - - - - - - 4.250
PLTG 200 4 - - - 3 - - - - 207
PLTM - - - - - - - - - - -
PLTA - - - - 110 - - - - - 110
PS - - - - 1.040 - - - - - 1.040
PLT Lain - - - - - - 1 - - - 1
Jumlah 860 661 2.200 1.915 2.810 3 1 - - - 8.593
IPP -
PLTU 994 625 - 1.600 10,100 1.200 600 - - - 15.119
PLTP 30 30 - - 220 825 440 205 110 - 1.860
PLTGU - 300 650 1.600 - - - - - - 2.550
PLTG - - - - - - - - - - -
PLTM 21 16 67 55 69 104 - - - - 333
PLTA - - 47 - - - - - - - 47
PS - - - - - - - - - - -
PLT Lain - - - - 50 - - - - - 50
Jumlah 1.045 971 764 3.255 10.439 2.129 1.040 205 110 - 19.959
Unallocated -
PLTU - - - - - - 1.260 1.660 3.000 3.000 8.920
PLTP - - - - - - - 10 - - 10
PLTGU - - - - - - - - - - -
PLTG - - - - - 3 3 - - - 6
PLTM - - - - - - - - - - -
PLTA - - - - - 137 - - - - 137
PS - - - - - - - 450 450 - 900
PLT Lain - - - - - - - - - - -
Jumlah - - - - - 140 1.263 2.120 3.450 3.000 9.973
Total
PLTU 11.654 975 - 1.915 11.760 1.200 1.860 1.660 3.000 3.000 27.024
PLTP 30 30 - - 220 825 440 215 110 -- 1.870
PLTGU - 750 2.850 3.200 - - - - - - 6.800
PLTG 200 4 - - - 6 3 - - - 213
PLTM 21 16 67 55 69 104 - - - - 333
PLTA - - 47 - 110 137 - - - - 294
PS - - - - 1.040 - - 450 450 - 1.940
PLT Lain - - - - 50 - 1 - - - 51
Jumlah 1.905 1.775 2.964 5.170 13.249 2.272 2.304 2.325 3.560 3.000 38.525
Tabel 20
Rencana Penambahan Pembangkit Sistem Jawa-Bali (MW)
38
Gambar 6 Gambar 2.6. Rencana Pengembangan Transmisi Sistem Jawa-Bali Tahun 2015-2024
Rencana Pengembangan transmisi Sistem Jawa-bali Tahun 2015-2024
Dari Tabel 21 dan 22 terlihat bahwa Baru, PLTU Adipala, PLTU IPP Tanjung Jati
sampai dengan tahun 2024 akan dibangun Unit 3 dan 4, PLTU IPP Jawa Tengah, PLTU
transmisi 500 kV AC sepanjang 2.806 kms Indramayu Unit 4 dan 5, Jawa-Bali Crossing
dan transmisi 500 kV DC sepanjang 300 dari Paiton hingga ke pusat beban di Bali,
kms. Transmisi tersebut dimaksudkan untuk PLTA pumped storage Upper Cisokan dan
mengevakuasi daya terkait dengan program Matenggeng, dan beberapa PLTU skala
percepatan pembangkit PLTU Suralaya besar baru lainnya.
Satuan kms
TRANSMISI 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Total
500 kV AC 354 318 154 679 906 508 100 20 -
500 kV DC - - - - 300 - - - -
150 kV 1.747 3.248 2.472 608 357 459 270 391 92
70 kV - 2 42 - - 50 - - -
Total 2.101 3.568 2.667 1.287 1.563 1.017 370 411 92
Tabel 21
Kebutuhan Saluran Transmisi Sistem Jawa-Bali
Satuan MVA
TRAFO 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Total
500/150 kV 6.836 4.337 9.000 8.000 2.000 500 500 - - - 31.173
500/150 kV DC 0 0 0 0 3.000 0 0 0 0 0 3.000
150/70 kV 100 - 60 - - - - - - - 160
150/20 kV 9.240 7.160 7.170 5.640 3.080 2.760 2.480 3.390 3.160 2.830 46.910
70/20 kV 280 120 - 60 - 90 30 - 30 - 610
Total 16.456 11.617 16.230 13.700 8.080 3.350 3.010 3.390 3.190 2.830 81.853
Tabel 22
Kebutuhan Trafo Sistem Jawa-Bali
Ruas SUTET 500 kV yang harus segera pengembangan sistem transmisi Sumatra.
direkonduktoring terkait dengan evakuasi
daya PLTU Jawa-7 adalah SUTET Suralaya Sistem transmisi 70 kV pada dasarnya
Baru-Bojanegara-Balaraja (tahun 2019), sudah tidak dikembangkan lagi, bahkan di
SUTET Suralaya Lama-Balaraja-Gandul (tahun sistem 70 kV di Jawa Barat banyak yang
2020). ditingkatkan menjadi 150 kV.
Selain itu ruas SUTET 500 kV yang harus Rencana proyek reconductoring SUTT 70 kV
segera dilaksanakan adalah sirkit 2 dari yang memasok konsumen besar dan saluran
Ungaran-Pedan, sirkit ke 2-3 Mandirancan- distribusi khusus. Program pemasangan
Bandung Selatan (modifikasi tower 1 sirkit trafo-trafo 50/70 kV dan 70/20 kV pada tabel
menjadi 2 sirkit) dan Bandung Selatan – tersebut juga hanya merupakan relokasi
Incomer (Tasik – Depok) untuk evakuasi daya trafo-trafo dari Jawa Barat ke Jawa Timur.
dari PLTU Jawa-1, PLTU Jawa-4 dan PLTU
Jawa Tengah. Beberapa proyek transmisi strategis di Jawa-
Bali antara lain:
Rencana pembangunan SUTET 500 kV
baru adalah ruas SUTET dari Tanjung Jati • Proyek transmisi SUTET 500 kV Tx
B-Pemalang-Indramayu-Delta Mas, ruas Ungaran-Pemalang-Mandirancan-
SUTET Balaraja-Kembangan-Durikosambi Indramayu tahun 2020.
dan Durikosambi-Muara Karang-Priok-
Muaratawar membentuk looping SUTET • Pembangunan transmisi 500 kV HVDC
jalur utara Jakarta, untuk perkuatan dan bipole 3,000 MW Sumatra - Jawa
peningkatan keandalan serta fleksibilitas berikut GITET X Bogor - Incomer (Tasik
operasi sistem Jakarta. - Depok dan Cilegon – Cibinong) untuk
menyalurkan listrik dari PLTU mulut
Rencana kebutuhan GITET 500 kV dan tambang di Sumatra Selatan ke sistem
tambahan trafo interbus 500/150 kV yang Jawa Bali tahun 2019.
direncanakan merupakan perkuatan grid
yang tersebar di Jawa. • Pembangunan SUTET 500 kV Paiton –
New Kapal termasuk overhead line 500
Transmisi 500 kV DC adalah transmisi kV menyeberangi selat Bali (Jawa Bali
HVDC interkoneksi Sumatera–Jawa, di sini Crossing) tahun 2018 sebagai solusi
hanya diperhitungkan bagian kabel laut jangka panjang pasokan listrik ke pulau
dan overhead line yang berada di pulau Bali.
Jawa, selebihnya diperhitungkan sebagai
Uraian Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Jumlah
Jaringan ribu
6,8 7,5 6,9 6,8 7,1 6,8 6,9 7,0 7,2 7,1 70,2
TM kms
Jaringan ribu
5,0 5,5 5,2 5,4 5,6 5,3 5,3 5,2 5,3 5,1 53,1
TR kms
Trafo ribu
2,5 2,7 2,6 2,7 2,8 2,8 2,8 2,8 3,0 3,0 27,8
Distribusi MVA
Tambahan Juta
2,0 2,2 1,4 1,3 1,1 0,7 0,6 0,6 0,6 0,6 11,2
Pelanggan plgn
Tabel 23
Kebutuhan Fasilitas Distribusi Sistem Jawa-Bali
40
• SUTET 500 kV Balaraja-Kembangan- Dalam kurun waktu 10 tahun mendatang
Durikosambi-Muara Karang (tahun 2018) dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024
dan Muara Karang-Priok-Muara Tawar untuk sistem Jawa Bali diperlukan tambahan
tahun 2018. jaringan tegangan menengah sebanyak 70
ribu kms, jaringan tegangan rendah 53 ribu
6. Pengembangan Sistem Distribusi kms, kapasitas trafo distribusi 28 ribu MVA
dan jumlah pelanggan 11,2 juta.
Perencanaan kebutuhan fisik untuk
mengantisipasi pertumbuhan penjualan 7. Proyeksi Kebutuhan Investasi
energi listrik dapat diproyeksikan seperti
pada tabel 23. Pengembangan pembangkitan,
Juta US$
Item 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Total
Fc 796,2 1.364,3 1.789,3 1.111,1 452,7 550,2 1.059,7 1.204,6 1.384,9 1.465,6 11.178,7
Pembangkit Lc 518,1 783,6 627,9 368,4 283,9 340,8 497,2 554,1 698,3 711,5 5.383,8
Total 1.314,3 2.148,0 2.417,2 1.479,5 736,6 891,1 1.556,9 1.758,7 2.083,2 2.177,1 16.562,4
Fc 1.613,0 1.676,5 1.664,2 1.530,7 733,4 367,9 400,7 265,0 148,1 35,0 8.434,5
Penyaluran Lc 286,8 281,4 231,5 150,1 82,4 66,3 58,1 35,2 17,1 2,8 1.211,7
Total 1.899,8 1.957,9 1.895,7 1.680,8 815,8 434,2 458,8 300,3 165,2 37,8 9.646,2
Fc - - - - - - - - - - -
Distribusi Lc 795,4 756,1 770,4 767,3 747,3 725,1 733,3 756,2 770,4 588,4 7.409,9
Total 795,4 756,1 770,4 767,3 747,3 725,1 733,3 756,2 770,4 588,4 7.409,9
Fc 2.409,2 3.040,8 3.453,5 2.641,8 1.186,1 918,2 1.460,4 1.469,6 1.533,0 1.500,7 19.613,2
Total Lc 1.600,3 1.821,2 1.629,7 1.285,8 1,113,6 1.132,2 1.288,6 1.345,5 1.485,7 1.302,7 14.005,4
Total 4.009,4 4.862,0 5.083,3 3.927,6 2.299,6 2.050,4 2.749,0 2.815,2 3.018,7 2.803,3 33.618,6
Tabel 24
Kebutuhan Dana Investasi untuk Sistem Jawa – Bali
Miliar USD
6.00
5.00
Total Investasi
4.00
3.00
Pembangkit
Penyaluran
2.00
1.00 Distribusi
0.0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Gambar 7
Kebutuhan Dana Investasi PLN untuk Sistem Jawa – Bali
transmisi dan distribusi oleh PLN sampai 1. Pengadaan Investasi Untuk Ketenagalistrikan
dengan tahun 2024 di sistem Jawa Bali Umum
membutuhkan dana investasi sebesar US$
33,6 miliar dengan disbursement tahunan • UU Nomor 30 Tahun 2009 tentang
sebagaimana diperlihatkan pada tabel dan Ketenagalistrikan
gambar dibawah ini. Kebutuhan investasi
untuk proyek pembangkitan sampai tahun • PP Nomor 14 Tahun 2012 tentang
2024 adalah sebesar US$ 16,5 miliar atau Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
sekitar US$ 1,65 miliar per tahun. sebagaimana telah diubah dengan PP No
23 Tahun 2014
Pembiayaan proyek pembangkitan PLN
berasal dari beberapa sumber. Proyek • Peraturan Menteri ESDM Nomor 03
percepatan pembangkit melalui Peraturan Tahun 2015 tentang Prosedur Pembelian
Presiden Nomor 71 tahun 2006 didanai Tenaga Listrik dan Harga Patokan
dengan pinjaman luar negeri (Cina) dan Pembelian Tenaga Listrik dari PLTU Mulut
dalam negeri yang diusahakan oleh PLN Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG,
dengan jaminan Pemerintah. Proyek Upper dan PLTA oleh Perusahaan Listrik Negara
Cisokan pumped storage senilai US$ 800 (Persero) Melalui Pemilihan Langsung dan
juta telah diusulkan mendapat pendanaan Penunjukkan Langsung
dari IBRD yang merupakan lender
multilateral, sedangkan PLTU Indramayu • Peraturan Menteri ESDM Nomor 01
1x1.000 MW senilai US$ 2.000 juta dengan Tahun 2006 jo No 04 Tahun 2007 tentang
pendanaan dari lender bilateral. Prosedur Pembelian Tenaga listrik dan
atau Sewa Menyewa Jaringan dalam
Kebutuhan dana investasi untuk penyaluran Usaha Penyediaan Tenaga Listrik untuk
dan distribusi masing-masing sebesar Kepentingan Umum
US$ 9,6 miliar dan US$ 7,4 miliar. Proyek
penyaluran pada tahun 2018 cukup besar • Peraturan Menteri ESDM Nomor 05 Tahun
karena merupakan disbursement proyek 2009 tentang Pedoman Harga Pembelian
transmisi interkoneksi HVDC Sumatera – Tenaga Listrik oleh PT PLN Persero dari
Jawa dan transmisi Jawa – Bali Crossing 500 Koperasi atau Badan Usaha Lain
kV. Proyek tersebut menurut rencana akan
didanai dari APLN, pinjaman luar negeri (two 2. Pengadaan Investasi Khusus Energi
step loan) dan kredit ekspor. Geothermal, ditambah dengan
42
3. Regulasi Pembiayaan melalui Public Private dan Pump Storage sebesar 9.250 MW (13%).
Partnership (PPP)
PT PLN wajib memenuhi kebutuhan tenaga
• Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 listrik dalam wilayah usahanya dengan
tentang Kerjasama Pemerintah dan Badan melakukan pembelian tenaga listrik dari
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur dan PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara,
telah direvisi dengan Perpres Nomor 13 PLTG/PLTMG dan PLTA. Pembelian dengan
Tahun 2010 (perubahan pertama), Perpres pemegang izin usaha penyediaan tenaga
Nomor 56 Tahun 2011 (perubahan kedua), listrik lainnya dilakukan berdasarkan rencana
dan Perpres Nomor 66 Tahun 2013 usaha penyediaan tenaga listrik.
(perubahan ketiga).
Pembelian tenaga listrik itu dapat dilakukan
• Peraturan Menteri Perencanaan melalui pemilihan langsung dan penunjukkan
Pembangunan Nasional/Kepala langsung sepanjang memenuhi kriteria
BAPPENAS Nomor 3 Tahun 2012 tentang sebagai berikut:
Pedoman Umum Pelaksanaan Pengadaan
Infrastruktur melalui Public Private • Pembelian tenaga listrik dilakukan dari
Partnership (PPP). PLTU Mulut Tambang, PLTG marginal dan
PLTA
2.3.2
Independent Power Producers (IPP) • Pembelian kelebihan tenaga listrik dari
PLTU Mulut Tambang, PLTU Batubara,
1. Konsep PLTG/ PLTMG dan PLTA
Pembelian Tenaga Listrik dan Harga Patokan • Pembelian tenaga listrik dari PLTU
Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN Mulut Tambang, PLTU Batubara,PLTG/
(Persero) Melalui Pemilihan Langsung dan PLTMG dan PLTA jika sistem tenaga listrik
Penunjukan Langsung, diatur dalam Permen setempat dalam kondisi krisis atau darurat
ESDM Nomor 3 tahun 2015. Regulasi ini penyediaan listrik dan/atau
disusun untuk meningkatkan kapasitas
pembangunan tenaga listrik nasional, • Pembelian tenaga listrik dari PLTU Mulut
khususnya untuk mendorong pembangunan Tambang, PLTU Batubara,PLTG/PLTMG
pembangkit listrik melalui mekanisme dan PLTA dalam rangka penambahan
Independent Power Producers (IPP). kapasitas pembangkitan pada pusat
pembangkit tenaga listrik yang telah
Ketentuan itu untuk mendukung beroperasi di lokasi yang sama
penyediaan tenaga listrik yang tertuang
dalam RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024 2. Mekanisme Pengadaan
telah mempertimbangkan perencanaan
penyediaan tenaga listrik yang ada dalam A. Prosedur Penunjukan Langsung
Draft Rencana Umum Ketenagalistrikan
Nasional (RUKN) 2012 hingga 2031 dan Proses penunjukan langsung dengan
Draft RUKN 2015 hingga 2034. Untuk uji tuntas atas kemampuan teknis dan
sepuluh tahun mendatang, PLTU batubara finansial yang dapat dilakukan oleh pihak
masih mendominasi jenis pembangkit yang procurement agent yang ditunjuk oleh
akan dibangun, yaitu mencapai 42 GW (60%) PT PLN Persero dan sampai dengan
sementara PLTGU sekitar 9 GW (13%) dan penandatanganan perjanjian jual beli tenaga
PLTG/MG sekitar 5 GW (7%). Adapun energi listrik, paling lama 30 (tiga puluh) hari.
terbarukan yang akan dikembangkan adalah Mekanisme IPP untuk Penunjukkan Langsung
PLTP sekitar 4,8 GW (7%) dan PLTA/PLTM sebagaimana gambar 8
B. Prosedur Pemilihan Langsung waktu 321 hari jika tidak ada tender ulang.
Adapun mekanisme disajikan pada gambar
Proses pemilihan langsung didahului 10.
dengan uji tuntas atas kemampuan teknis
dan finansial yang dapat dilakukan oleh 3. Tahapan Bisnis IPP
pihak procurement agent yang ditunjuk
oleh PT PLN Persero dan sampai dengan • Tahapan bisnis ketenagalistrikan melalui
penandatanganan perjanjian jual beli Pola IPP mencakup:
tenaga listrik, paling lama 45 (empat puluh
lima) hari. Mekanisme IPP untuk Pemilihan • Tahap pra kualifikasi
Langsung sebagaimana gambar 9.
• Tahap permintaan proposal
C. Tender / Lelang Terbuka
• Tahap pengajuan surat penawaran
Lelang terbuka dilaksanakan apabila
kondisi IPP tidak layak untuk penunjukkan • Tahap penandatangan kontrak
langsung atau pemilihan langsung atau
PLN menginginkan Lelang Terbuka • Tahap pembayaran sesuai tanggal yang
untuk semua jenis tenaga pembangkit. telah disepakati
Pemenang ditetapkan pada pengajuan
tarif terendah. Berdasarkan peraturan IPP, • Tahap pelaksanaan komersial
proses lelang terbuka dengan kapasitas >/=
15 MW dari pengumuman tender sampai • Tahap akhir masa kontrak
penandatanganan kontrak memerlukan
System
Planning and
Project Unsolicited Proposal and
Listed in RUPTL Feasibility Study Submission
Pass Feasibility
Evaluation
PPA Finalization
Gambar 8
Mekanisme Pengadaan Ketenagalistrikan dengan Penunjukkan Langsung
44
Listed in RUPTL
Due Diligence
Document Rejected
Evaluation Fail
Pass
Listing Qualified Developer and
Obtaining Director(s) Approval
45 days
PPA Finalization
PPA Signing
Gambar 9
Mekanisme Pengadaan Ketenagalistrikan dengan Pemilihan Langsung
PQ evaluation Open
P/Q Processes Tender
Passing No Passing No
applicants Re-P/Q applicants
>
_ 3? >
_ 2?
Yes
Bidding Processes Yes
(RFP issuance)
Bidding No No
Processes Bidders Bidders
Re-Bid
>
_ 2? >
_ 2?
Yes
Yes
Bid Evaluation
No Pasing
Fail Adm & tech
requirements Lol PPA Direct
Signing appoinment
Yes
Winning bidder
determination
Gambar 10
Mekanisme Pengadaan Ketenagalistrikan dengan Lelang Terbuka
„ Criteria :
Pre-
Qualification „ Financial Strength : Assets, Net profit
„ Technical Strength : experience in IPP development, EPC and O&M
„ Contains :
„ Information For Bidders
„ Project description
Request for „ Model Power Purchase Agreement
Proposal „ Instructions to Bidders
„ Proposal requirements
„ Evaluation Procedure
„ Contains :
„ Requirements :
Commercial „ Net Dependable Capacity test procedures completed.
Operation
Date (COD)
„ Transfer procedure to PLN (if applicable)
End of
Contract
Gambar 11
Tahapan Bisnis Ketenagalistrikan Pola IPP
46
2.3.3 desain dan konstruksi, peningkatan kapasitas/
Kerjasama Pemerintah dan Swasta rehabilitasi, operasional dan pemeliharaan dalam
(KPS) rangka memberikan pelayanan Pengembangan
KPS di Indonesia utamanya didasari oleh
1. Kerangka Regulasi keterbatasan sumber pendanaan yang bisa
dialokasikan oleh pemerintah.
Di tengah keterbatasan anggaran pemerintah Prinsip Dasar KPS adalah :
untuk mengalokasikan belanja modal untuk
mempercepat pembangunan infrastruktur, • Adanya pembagian risiko antara
pemerintah memilih suatu konsep yang pemerintah dan swasta dengan memberi
mengundang para investor untuk bekerjasama pengelolaan jenis risiko kepada pihak
dan berkontribusi secara aktif dalam penyediaan yang dapat mengelolanya;
pembangunan infrastruktur. Konsep itu dikenal
dengan skema Public Private Partnership (PPP) • Pembagian risiko ini ditetapkan dengan
atau Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS). Konsep kontrak di antara pihak dimana pihak
ini secara intensif mulai diperkenalkan sejak swasta diikat untuk menyediakan layanan
tahun 2005. dan pengelolaannya atau kombinasi
keduanya;
Regulasi yang terkait dengan proyek KPS
khususnya dalam penyediaan infrastruktur telah • Pengembalian investasi dibayar melalui
berkembang sejak masa pemerintahan Orde pendapatan proyek (revenue) yang
Baru. Dalam masa tersebut Pemerintah telah dibayar oleh pengguna (user charge);
menerbitkan beberapa regulasi sektoral yang
didalamnya terdapat pengaturan berkaitan • Kewajiban penyediaan layanan kepada
dengan KPS, contohnya UU dan PP tentang masyarakat tetap pada pemerintah, untuk
Ketenagalistrikan serta UU dan PP tentang Jalan itu bila swasta tidak dapat memenuhi
Tol. Pada masa Orde Baru hanya beberapa jenis pelayanan (sesuai kontrak), pemerintah
infrastruktur saja yang dikerjasamakan dengan dapat mengambil alih.
Badan Usaha Swasta, misalkan jalan tol dan
ketenagalistrikan. Tujuan pelaksanaan KPS adalah :
Saat ini kebijakan dan dukungan yang strategis • Mencukupi kebutuhan pendanaan secara
yang sudah dilakukan oleh Pemerintah dalam berkelanjutan melalui pengerahan dana
rangka mendukung pelaksanaan pembangunan swasta;
infrastruktur dengan skema KPS diantaranya
adalah dengan menerbitkan Peraturan Presiden • Meningkatkan kuantitas, kualitas dan
Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama efisiensi pelayanan melalui persaingan
Pemerintahdan Badan Usaha dalam Penyediaan sehat;
Infrastruktur dan telah direvisi dengan Perpres
Nomor 13 Tahun 2010 (perubahan pertama), • Meningkatkan kualitas pengelolaan
Perpres Nomor 56 Tahun 2011 (perubahan dan pemeliharaan dalam penyediaan
kedua), dan Perpres Nomor 66 Tahun 2013 infrastruktur;
(perubahan ketiga). Adapun kerangka regulasi
mengenai KPS disajikan pada tabel 25 • Mendorong dipakainya prinsip pengguna
membayar pelayanan yang diterima atau
2. Konsep dalam hal tertentu mempertimbangkan
kemampuan membayar pengguna.
Kerjasama Pemerintah dan Swasta (KPS)
merupakan kerjasama pemerintah dengan swasta Manfaat Skema KPS meliputi:
dalam penyediaan infrastruktur yang meliputi:
PERATURAN KETENTUAN
Perpres 56/2011 Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 tentang Kerjasama Pemerintah
dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrasruktur sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Presiden Nomor 13 tahun 2010 dan Peraturan Presiden
Nomor 56 tahun 2011.
Perpres 12/2011 Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2005 tentang Komite Kebijakan
Percepatan Penyediaan Infrastruktur (KKPPI) sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Presiden Nomor 12 tahun 2011.
Perpres 78/2010 Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2010 tentang Penjaminan Infrastruktur
dalam Proyek Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha yang dilakukan
melalui Penjaminan Infrastruktur.
PMK 260/2010 Petunjuk Pelaksanaan Proyek KPS yang merupakan acuan dasar dari
pelaksanaan proyek KPS di tanah air.
Permen PPN Tata Cara Penyusunan Daftar Rencana Proyek Kerjasama dengan Badan Usaha
03/2009 dalam Penyediaan Infrastruktur.
Permen PPN Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
04/2010 dalam Penyediaan Infrastruktur.
48
mekanisme pembiayaan alternatif dalam aset dan bertanggung jawab untuk pembiayaan
pengadaan pelayanan publik yang telah kebijakan tersebut. KPS atau memungkinkan
digunakan secara luas di berbagai negara sektor publik untuk memanfaatkan kemampuan
khususnya negara maju. KPS sering dipandang manajemen dan keahlian pihak swasta dan juga
sebagai alternatif dari pembiayaan pengadaan meningkatkan dana tambahan untuk mendukung
tradisional melalui desain, pengadaan layanan tertentu. Tergantung pada derajat
dan konstruksi (Engineering, Procurement, keterlibatan swasta dan penggunaan keuangan
Construction) kontrak, di mana sektor publik swasta, pengaturan pengalihan resiko dalam
melakukan kompetitif penawaran untuk proyek KPS dapat bervariasi di seluruh spektrum
membuat kontrak terpisah untuk elemen desain risk-return sebagaimana pada gambar 12 dan
dan konstruksi dari sebuah proyek. tabel 26.
Increasing
private sector Totally Private
responsibility,
Totally Private
financing, and
risk taking Concession
Joint Initiatives
PPP
System
Leasing
Increasing
Management Contract contract
duration
Totally Public
No Jenis Uraian
Sektor publik melakukan kontrak dengan swasta sebagai penyedia tunggal untuk melakukan
1 Design–Build desain dan konstruksi. Dengan cara ini, Pemerintah mendapatkan keuntungan dari economies of
scale dan mengalihkan resiko yang terkait dengan desain kepada sektor swasta.
Sektor publik melakukan kontrak dengan penyedia swasta untuk merancang, membangun dan
Design, Build,
2 mengoperasikan aset modal. Sektor publik tetap bertanggung jawab untuk meningkatkan modal
Operate
yang dibutuhkan dan mempertahankan kepemilikan fasilitas.
Sektor publik melakukan kontrak dengan penyedia swasta untuk merancang, membangun,
membiayai dan mengoperasikan (DBFO) aset modal. Model ini biasanya melibatkan perjanjian
Design, Build,
3 konsesi jangka panjang. Sektor publik memiliki pilihan untuk mempertahankan kepemilikan aset
Finance, Operate
atau sewa aset ke sektor swasta untuk periode waktu. Jenis pengaturan ini umumnya dikenal
sebagai inisiatif keuangan swasta (PFI)
Sebuah penyedia swasta bertanggung jawab untuk semua aspek proyek. Kepemilikan fasilitas
Design, Build,
baru ditransfer kepenyedia swasta,baik tanpa batas waktu atau untuk jangka waktu yang tetap.
4 Own,
Kesepakatan jenis ini juga termasuk dalam domain dari sebuah inisiatif keuangan swasta. Susunan
Operate
ini juga dikenal sebagai”membangun, mengoperasikan, memiliki, Transfer” atau BOOT.
Tabel 26
Bentuk dan Modalitas KPS
50
Pemerintah
Pasar Modal
Dana Pengadaan PT IIF (Private
Dana Jaminan dan Badan Usaha/
Lahan (BLU & Land Sector) & PT SMI
(PT PII) Reformasi Lenders
Capping) (SOE)
Kebijakan
Pembebasan dan
Dana Pemulihan/ Pembiayaan
Pembersihan
Kebijakan Resiko Proyek
Lahan
Dana Pembiayaan Refinancing
Gambar 13
Tahapan Pembiayaan Infrastruktur Kerjasama Pemerintah Swasta
52
digunakan dalam proyek tersebut adalah Menyadari adanya keterbatasan budget
ultrasupercritical, yang memiliki tingkat untuk membiayai pembangunan infrastruktur
efisiensi dan emisi karbon lebih baik dari maka dianggap perlu untuk membuat
pembangkitbatu bara yang dimiliki PT PLN vehicle untuk menarik minat investor swasta
(Persero) saat ini sehingga merupakan proyek dalam pembiayaan infrastruktur. Dalam
PLTU yang ramah lingkungan. menghimpun dana pembiayaan infrastruktur
yang lebih besar, PT SMI menggandeng
B. PT SARANA MULTI FINANCE (SMF) sejumlah institusi multilateral untuk
mendirikan anak perusahaan. Saat ini anak
Pembentukan PT SMI sebagai infrastructure perusahaan yangsudah beroperasi bernama
fund menjadi salah satu langkah Pemerintah PT Indonesia Infrastruktur Finance (PT IIF)
merangkul swasta. Selain memberikan agar pola pembiayaan long term financing
dukungan institusi, yaitu melalui perusahaan dapat terpenuhi. PT IIF saat ini memiliki
pembiayaan dan perusahaan penjaminan modal sebesar Rp1,6 triliun serta dukungan
infrastruktur, Pemerintah juga membuat loan Rp 2 triliun dari World Bank dan Asian
kerangka kerja, kebijakan, serta regulasi Development Bank (ADB) dengan tenor
yang mendukung percepatan pembangunan 25 tahun. Jangka waktu tersebut tidak bisa
sarana infrastruktur. ditutup oleh instrument investasi perbankan
yang tenornya rata-rata hanya selama
PT SMI merupakan salah satu bentuk 5 hingga 7 tahun. Diharapkan dengan
dukungan institusi Pemerintah untuk terbentuknya PT SMI bisa lebih fleksibel
mengurangi adanya ketidaksesuaian dalam bekerjasama dengan investor
pembiayaan pembangunan infrastruktur.
Melalui PT SMI, mekanisme pembiayaan Selama tiga tahun berdirinya PT SMI,
long term financing yang dapat dikatakan animo investor lokal maupun asing untuk
identik dengan pola pembiayaan membiayai proyek-proyek infrastruktur
pembangunan infrastruktur diharapkan sebenarnya sangat besar. Yang menjadi
dapat dicapai. Ini menjadi penting handicap terbesar adalah kesiapan
mengingat perbankan pada umumnya dari proyeknya itu sendiri. Terlebih jika
hanya menyediakan produk atau instrumen dihadapkan dengan konsep Public
investasi dengan tenor jangka pendek. Private Partnership (PPP) atau Kemitraan
Pemerintah-Swasta (KPS). PPP merupakan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor proyek Pemerintah sehingga membutuhkan
75 tahun 2008 tentang Perubahan Atas government support. Tidak hanya
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2007 Pemerintah Pusat, tetapi juga Pemerintah
tentang Penyertaan Modal Negara Republik Daerah.
Indonesia untuk Pendirian Perusahaan
Perseroan (Persero) di Bidang Pembiayaan Dengan adanya otonomi daerah, maka
Infrastruktur, PT SMI antara lain memiliki kekuasaan Pemerintah Pusat semakin
visi untuk memberikan dan mendukung tersebar. Ada pro dan kontra terkait
percepatan pembangunan infrastruktur yang kebijakan otonomi di mana kebijakan pusat
menyediakan fungsi cathalical role. Meskipun tidak bisa serta merta dilaksanakan dengan
baru berdiri pada awal tahun 2009, PT SMI kebijakan pemerintah daerah. Contohnya
tetap berkomitmen menjalankan misinya adalah industri air minum di mana tarifnya
dalam memitigasi mismatch pembiayaan diputuskan oleh Pemerintah Daerah.
infrastruktur. PT SMI berfungsi membuat Pemerintah Pusat tidak bisa mengintervensi.
suatu industri pembiayaan infrastruktur
yang bisa menyediakan long term financing C. Engineering, Production and Construction
dengan dukungan dana loan dari World (EPC)
Bank dan Asian Development Bank.
Dalam skema ini, PT PLN (Persero) Usaha penyediaan tenaga listrik oleh swasta
melaksanakan sendiri pembangunan diutamakan pola pelaksanaan “Membangun,
pembangkit listrik dengan pola Engineering Memiliki dan Mengoperasikan”. Selain itu
Procurement and Construction (EPC). dipertimbangkan kemungkinan penggunaan
Pembiayaan proyek ini berasal dari Lenders pola pelaksanaan lain yang menguntungkan pola
sebesar 85% dan anggaran PT PLN (Persero) pelaksanaan lain yang menguntungkan bagi
sebesar 15%. Penjaminan Pemerintah Negara.
diberikan secara penuh terhadap kredit
yang diberikan Lenders, bersifat irrevocable Menteri memberikan Izin Usaha Ketenagalistrikan
dan unconditional serta mencakup seluruh untuk Kepentingan Umum sebagai dasar
kewajiban PT PLN (Persero) dalam Perjanjian bagi Usaha Penyediaan Tenaga Listrik oleh
Kredit. Swasta. Izin Usaha Ketenagalistrikan dapat
diberikan untuk salah satu atau gabungan usaha
Sampai dengan Desember 2012, Pemerintah pembangkitan tenaga listrik, usaha transmisi
telah mengeluarkan 35 (tiga puluh lima) Surat dan/atau usaha distribusi untuk dijual kepada
Jaminan Pemerintah termasuk untuk tiga Perusahaan Umum Listrik Negara atau kepada
paket proyek transmisi porsi rupiah dan satu pihak lain. Penjualan tenaga listrik, sewa jaringan
paket proyek transmisi porsi dolar Amerika transmisi dan sewa jaringan distribusidari
Serikat dengan total nilai kredit yang dijamin Pemegang Izin Usaha Ketenagalistrikan Untuk
sebesar Rp71,8 Triliun. Kepentingan Umum kepada Perusahaan Umum
Listrik Negara atau kepada pihak lain diatur
54
dalam suatu perjanjian berupa perjanjian jual Atas Barang Mewah (PPn dan PPn BM) yang
beli tenaga listrik atau perjanjian sewa jaringan terhutang ditangguhkan.
transmisi atau perjanjian sewa jaringan distribusi.
Harga jual tenaga listrik, harga sewa jaringan Pembangunan pembangkit tenaga listrik oleh
transmisi dan harga sewa jaringan distribusi swasta dilaksanakan sesuai kebijaksanaan
dinyatakan dalam mata uang rupiah dan Pemerintah dalam bidang energi dan didasarkan
dicantumkan dalam perjanjian penjualan yang atas ketersediaan sumber energi primer yang
dapat disesuaikan berdasarkan perubahan diperlukan serta pertimbangan keekonomian
unsur biaya tertentu yang dicantumkan usaha tersebut dan dengan memperhatikan
dalam perjanjian penjualan. Harga itu wajib pertimbangan-pertimbangan pelestarian
mencerminkan biaya yang paling ekonomis atas lingkungan hidup.
dasar kesepakatan bersama dan perlu mendapat
persetujuan Menteri. Untuk usaha pembangkitan tenaga listrik oleh
swasta diutamakan penggunaan sumber energi
Usaha penyediaan tenaga listrik oleh swasta primer di luar minyak bumi, kecuali apabila di
hanya dapat dilaksanakan dengan pembiayaan lokasi proyek pembangkitan yang diusulkan
tanpa jaminan Pemerintah terhadap modal yang tidak tersedia atau atas dasar keekonomian
ditanamkan dan kewajiban membayar pinjaman. tidak mungkin digunakan sumber energi primer
Atas impor barang modal dalam rangka Usaha di luar minyak bumi. Pemegang Izin Usaha
Penyediaan Tenaga Listrik oleh Swasta diberikan Ketenagalistrikan untuk Kepentingan Umum
fasilitas berupa: mengusahakan sendiri pemasokan energi primer
yang diperlukannya agar dapat menghasilkan
Pembebasan atas pembayaran bea masuk; biaya pembangkitan tenaga listrik yang paling
Tidak dipungut pajak sebagaimana dimaksud ekonomis. Pemasokan energi primer di luar
dalam Undang-undang Pajak Penghasilan; minyak bumi diutamakan yang berasal dari
Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan dalam negeri.
3
METODOLOGI
3.1
PENDEKATAN
56
Beberapa pendekatan tersebut adalah:
• Document review
1. Document Review
A. Sinkronisasi Vertikal
58
No. Jenis Data dan Informasi Klasifikasi Data Metode Pengumpulan Data
Data jenis-jenis perizinan : dasar hukum, prosedur dan Data primer dan data Studi instansional/ statistik,
1.
skema perizinan, persyaratan, dan lain sebagainya sekunder FGD dan dialog.
Data statistik sektor ketenagalistrikan (sebaran, kapasitas Data primer dan data Studi instansional/ statistik,
2.
terpasang, saluran distribusi, dan lain lain sebagainya). sekunder FGD.
Kondisi eksisting sektor ketenagalistrikan, yang mencakup Data primer dan data
3. Studi instansional/ statistik.
potensi yang dapat dikembangkan sekunder
Tabel 27
Jenis data dan informasi yang dibutuhkan
dapat meliputi tabel-tabel dan grafik yang nilai konsekuensi alternatif kebijakan di masa
sudah memiliki keterwakilan dengan sampel mendatang.
dan kebutuhan data.
D. Deskripsi, menghasilkan informasi tentang
3.2.3 konsekuensi sekarang dan masa lalu dari
Beberapa Analisis yang Digunakan diterapkannya alternatif kebijakan.
Review atau analisis kebijakan adalah Proses analisis kebijakan (yang berorientasi
aktivitas intelektual dan praktis yang pada masalah kebijakan) pada gambar 15.
ditujuan untuk menciptakan, menilai dan
mengkomunikasikan pengetahuan dalam Analisis kebijakan diambil dari berbagai
proses kebijakan (Dunn, 1990). Analisis disiplin ilmu dengan tujuan memberikan
kebijakan diletakkan dalam sistem kebijakan, informasi yang bersifat deskriptif, evaluatif
yang oleh Dunn (dengan mengutip Thomas dan preskriptif. Analisis kebijakan menjawab
R. Dye) digambar 14. tiga macam pertanyaan, yaitu :
Pelaku Kebijakan
Gambar 14
Sistem kebijakan (Thomas R. Dye)
60
Kinerja
Kebijakan
Evaluasi Peramalan
Perumusan
Masalah
Perumusan
Masalah
Pemantauan Rekomendasi
Aksi
Kebijakan
Gambar 15
Proses analisis kebijakan berdasarkan masalah kebijakan
berjalan. Terdapat dua substansi yang permintaan dan penawaran digunakan untuk
didekati secara valuatif – normatif, yaitu: melihat tingkat ketersediaan pasokan sektor
ketenagalistrikan dan tingkat permintaannya.
• Berkaitan dengan evaluasi terhadap Berbagai faktor yang mempengaruhi
perkembangan kebijakan, baik yang permintaan dan penawaran terhadap sektor
sedang dalam masa persiapan maupun ini dianalisis dan diperhitungkan untuk
yang sedang berjalan; dan melihat titik kesetimbangannya.
bekerjasama dengan pihak BKPM dengan tujuan • Profil proyek yang siap ditawarkan
mengumpulkan data primer dan sekunder
dari berbagai instansi terkait maupun dari 2. Skema Investasi di Sektor Ketenagalistrikan
industri yang telah ada mengenai kebijakan di Indonesia
investasi di sektor ketenagalistrikan. Kegiatan ini
dilaksanakan di Yogyakarta dengan mengundang A. Independent Power Producers
para pihak yang terkait, baik dari pihak BKPM,
BKPMD, Kementerian / Dinas ESDM, Calon B. Kerjasama Pemerintah dan Swasta
Investor, Pemerintah Daerah, Perguruan Tinggi,
dan lain sebagainya C. Engineering, Production and Construction
(EPC)
Focus Group Discussion (FGD), merupakan
koordinasi dan pertemuan dengan stakeholder D. Swasta Murni
terkait dengan tujuan untuk memperoleh
masukan dan klarifikasi informasi dari berbagai 3. Kerangka Regulasi
stakeholder terkait baik di pusat maupun
di daerah untuk berbagi pengalaman dan A. Daftar Negatif Investasi
memperoleh gambaran mengenai investasi di
sektor ketenagalistrikan. B. Regulasi Sektor Ketenagalistrikan
• Kondisi Eksisting
• Daftar proyek
62
PANDUAN INVESTASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA 63
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
4
IDENTIFIKASI PERIZINAN INVESTASI
SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
4.1
PROGRAM PEMBANGKIT LISTRIK 35.000 MW
64
4.2
MEKANISME PENGADAAN
LISTRIK 35.000 MW
Tabel 28
Proyek pembangkit listrik investasi PLN yang pengadaannya akan dibuka (pelelangan)
66
No. Jenis Pembangkit Lokasi Kapasitas (MW)
Tabel 29
Proyek pembangkit listrik investasi swasta yang pengadaannya akan dibuka (pelelangan)
Tabel 30
Proyek pembangkit listrik investasi swasta yang pengadaannya akan dibuka (penunjukan langsung)
dalam kondisi krisis atau darurat penyediaan Skema pengadaan untuk masing-masing
tenaga listrik; dan/atau metode pengadaan pembangkit, baik pemilihan
langsung, penunjukan langsung, maupun
4. Pembelian tenaga listrik dari PLTU Mulut pelelangan umum, dapat dilihat pada gambar
Tambang, PLTU Batubara, PLTG/PLTMG, dan 16,17,18 dan 19.
PLTA dalam rangka penambahan kapasitas
pembangkitan pada pusat pembangkit
tenaga listrik yang telah beroperasi di lokasi
yang sama.
68
RAGAM PILIHAN METODE PENGADAAN PROSES PENGADAAN
PLTA
PLTG
Gas Marjinal
Daftar
Pengadaan
Pembangkit Kondisi Sistem Uji Tuntas oleh
35.000 MW Kritis Procurement Agen**
(RUPTL 2016-
2024)
Ekspansi
Evaluasi
Pemasukan Proposal oleh Para Harga
Calon Pengembang IPP
PLTU Mulut
Tambang Tanda Tangan
Kontrak
Gambar 16
Skema pengadaan pembangkit listrik 35.000 MW oleh Pengembang Swasta (IPP)
System
Planning and
Project Unsolicited Proposal and
Listed in RUPTL Feasibility Study Submission
Pass Feasibility
Evaluation
Direct Appoinment
Due Diligence Document Required Documents
(30 days)
Submission
IPP Procurement Procedure
(complies to MEMR Regulation
Due Diligence Clarification No. 03/2015)
Document and
Ÿ Condition(s) : Mine Mouth CFSPP
Evaluation Revision (Coal-Fired Steam Power Plant),
Marginal Gas-Fired Power Plant,
Hydroelectric Power Plant,
Pass
Emergency or Crisis of Electricity
Appointing Qualified Developer and Power Supply, expansion project of
Power Plant in the same location of
Obtaining Director(s) Approval the system.
30 days
Ÿ Project Type : Mine Mouth CFSPP
(Coal-Fired Steam Power Plant), Non-
PPA Finalization Mine Mouth SFSPP (Engine/Turbine/
Combine Cycle), Gas-Fired Power
Plant, Hydroelectric Power Plant.
Pre Procurement Process Source : IPP Book, PT. PLN (Persero), 2015
Procurement Process
Gambar 17
Skema pengadaan pembangkit listrik 35.000 MW melalui Penunjukan Langsung
Listed in RUPTL
PPA Signing
PQ
Yes
PQ PROCESS
applicants
>
_ 3?
PQ evaluation
Open
Tender
Passing No Passing No
applicants Re-P/Q applicants IPP Procurement Procedure
Yes >
_ 3? >
_ 2? (based on MEMR Regulation
Yes No 01/2006 Jo 04/2007)
Bidding Processes
(RFP issuance) Ÿ Condition(s) : IPP Project(s) that non
eligible for direct appoinment or
direct selection, or PLN requires
doing an open tender.
Bidders No Bidders No
BIDDING PROCESS
Pasing No
Adm & tech Fail
requirements Direct
appoinment
Yes
Winning bidder Lol PPA
determination Signing
Gambar 19
Skema pengadaan pembangkit listrik 35.000 MW melalui Pelelangan Umum
70
4.3 yang merupakan prioritas tinggi pada
IDENTIFIKASI PERIZINAN skala nasional;
DALAM RANGKA PROGRAM
C. Penanaman modal yang terkait pada
PENGADAAN LISTRIK 35.000 fungsi pemersatu dan penghubung antar
MW wilayah atau ruang lingkupnya lintas
provinsi;
Dalam tahapan pengadaan tenaga listrik,
selain diidentifikasi proses pengadaannya, juga D. Penanaman modal yang terkait pada
diidentifikasi berbagai perizinan / non perizinan pelaksanaan strategi pertahanan dan
yang terkait, baik pra konstruksi, konstruksi, keamanan nasional;
maupun operasi (COD, commercial operation
date). Hasil telaah konsultan terhadap berbagai E. Penanaman modal asing dan penanaman
skema perizinan / non perizinan, antara lain: modal yang menggunakan modal asing,
yang berasal dari pemerintah negara lain,
4.3.1 yang didasarkan perjanjian yang dibuat
Izin Prinsip Penamaman Modal oleh pemerintah dan pemerintah negara
lain; dan
Izin Prinsip Penanaman Modal diatur dalam Perka
BKPM Nomor 5 Tahun 2013 tentang Pedoman F. Bidang penanaman modal lain yang
dan Tata Cara Perizinan dan Non Perizinan menjadi urusan pemerintah menurut
Penanaman Modal. Tujuan dari terbitnya Perka Undang-Undang.
BKPM ini adalah : (a) terwujudnya kesamaan
dan keseragaman prosedur pengajuan dan Ruang lingkup layanan di PTSP di bidang
persyaratan tata cara perizinan dan non perizinan penanaman modal terdiri dari:
penanaman modal di instansi penyelenggara
PTSP di bidang penanaman modal di seluruh • Layanan Perizinan Penanaman Modal;
Indonesia; (b) memberikan informasi kepastian
waktu penyelesaian permohonan perizinan • Layanan Non Perizinan Penanaman
dan non perizinan penanaman modal; dan (c) Modal.
tercapainya pelayanan yang mudah, cepat,
tepat, akurat, transparan dan akuntabel. Layanan perizinan penanaman modal, terdiri
atas :
Dalam Pasal 5, dijelaskan bahwa urusan
pemerintah di bidang penanaman modal 1. Izin Prinsip Penanaman Modal;
yang menjadi kewenangan pemerintah yang
diselenggarakan di PTSP BKPM, terdiri atas: 2. Izin Usaha untuk Berbagai Sektor Usaha;
8. Izin Usaha Penggabungan Perusahaan B. Rekaman anggaran dasar bagi badan usaha
Penanaman Modal untuk Berbagai Sektor koperasi, yayasan, dilengkapi pengesahan
Usaha; anggaran dasar badan usaha koperasi
oleh instansi yang berwenang serta NPWP
9. Izin Pembukaan Kantor Cabang; perusahaan; atau
10. Izin Kantor Perwakilan Perusahaan Asing C. Rekaman KTP yang masih berlaku dan NPWP
(Kppa); dan untuk usaha perorangan.
Permohonan Izin Prinsip Penanaman Modal 1. Bagi pemohon yang belum berbadan hukum
Dalam Negeri dilengkapi persyaratan sebagai Indonesia, dan pemohon adalah
berikut :
A. Pemerintah negara lain, melampirkan
1. Kelengkapan data pemohon: surat dari instansi pemerintah negara yang
bersangkutan atau surat yang dikeluarkan
A. Rekaman akta pendirian perusahaan oleh Kedutaan Besar / Kantor Perwakilan
dan perubahannya untuk PT, CV dan Fa negara yang bersangkutan di Indonesia;
dilengkapi dengan pengesahan anggaran
dasar perusahaan dan persetujuan/ B. Perorangan asing, melampirkan rekaman
pemberitahuan perubahan, apabila ada, lembar paspor yang masih berlaku yang
dari Menteri Hukum dan HAM serta NPWP mencantumkan nama dan tandatangan
perusahaan; pemilik dengan jelas;
72
C. Badan usaha asing, melampirkan rekaman • Perorangan Indonesia, melampirkan
anggaran dasar (article of association) rekaman KTP yang masih berlaku dan
dalam Bahasa Inggris atau terjemahannya rekaman NPWP;
dalam Bahasa Indonesia dari penerjemah
tersumpaj; • Badan Hukum Indonesia, melampirkan
rekaman Akta Pendirian Perusahaan
D. Untuk peserta Indonesia : dan perubahannya lengkap dengan
pengesahan dan persetujuan/
• Perorangan Indonesia, melampirkan pemberitahuan dari Menteri Hukum dan
rekaman KTP yang masih berlaku dan HAM serta rekaman NPWP perusahaan.
rekaman NPWP; dan/atau
3. Keterangan rencana kegiatan:
• Badan Hukum Indonesia, melampirkan
rekaman Akta Pendirian Perusahaan • Untuk industri, berupa diagram alir
dan perubahannya lengkap dengan produksi (flow chart of production)
pengasahan dan perserujuan / dilengkapi dengan penjelasan detail
pemberitahuan dari Menteri Hukum dan uraian proses produksi dengan
HAM serta rekaman NPWP perusahaan. mencantumkan jenis bahan baku;
2. Bagi pemohon yang telah berbadan hukum • Untuk sektor jasa, berupa uraian kegiatan
Indonesia dalam bentuk Perseroan Terbatas, yang akan dilakukan dan penjelasan
melampirkan: produk jasa yang dihasilkan.
saling terkait dengan pendirian badan usaha / 2007, didefinisikan bahwa Perseroan
badan hukum di Indonesia, antara lain adalah: Terbatas adalah badan hukum yang
merupakan persekutuan modal, didirikan
• Pengajuan Nama Badan Usaha (Perseroan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan
Terbatas) usaha dengan modal dasar yang seluruhnya
terbagi dalam saham dan memenuhi
• Pembuatan Akta Pendirian dan Anggaran persyaratan yang ditetapkan.
Dasar Badan Usaha
Dalam rangka pengajuan nama perseroan,
• Surat Keterangan Domisili Perusahaan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2011
(SKDP) mengatur beberapa persyaratan, yaitu:
74
2. Pembuatan Akta Pendirian Badan Usaha Surat Keterangan Domisili Perusahaan
(Perseroan) (SKDP). Selain itu, dalam Undang-Undang
Nomor 26 Tahun 2007 disebutkan bahwa
Setelah nama perseroan dinyatakan diterima domisili perusahaan harus sesuai dengan
dan dapat digunakan, maka wajib segera penataan ruang.
membuat Akta Pendirian perusahaan di
Kantor Notaris. Perseroan didirikan oleh 2 Dalam implementasinya, persyaratan dan
(dua) orang atau lebih dengan Akta Notaris prosedur penerbitan Surat Keterangan
yang dibuat dalam Bahasa Indonesia. Setiap Domisili Perusahaan diatur oleh Perda, yang
pendiri perseroan wajib mengambil bagian biasanya diterbitkan oleh Lurah / Camat
saham pada saat perseroan didirikan. Akte setempat. Sebagai contoh adalah Keputusan
Pendirian yang dimaksudkan, setidak- Camat Lubuk Baja Batam Nomor 9 Tahun
tidaknya memuat anggaran dasar dan 2014 tentang Penetapan Standar Pelayanan
keterangan lainnya, sekurang-kurangnya Domisili Usaha. Dalam keputusan tersebut,
adalah: untuk mendapatkan Surat Keterangan
Domisili Usaha diperlukan beberapa
• Nama lengkap, tempat dan tanggal persyaratan, yaitu:
lahir, pekerjaan, tempat tinggal, dan
kewarganegaraan pendiri perseroan, • Surat Permohonan Kepada Camat
atau nama, tempat kedudukan dan
alamat lengkap serta nomor dan • Rekomendasi Lurah Setempat
tanggal Keputusan Menteri mengenai
pengesahan badan hukum dan pendiri • Rekaman KTP Penanggung Jawab
perseroan.
• Rekaman Akte Pendiri Pusat / Cabang
• Nama lengkap, tempat dan tanggal
lahir, pekerjaan, tempat tinggal, • Surat Keterangan Sewa Menyewa Tempat
kewarganegaraan anggota direksi dan Usaha
dewan komisaris yang pertama kali
diangkat. • Denah Lokasi
Perda Kota Bandung Nomor 19 Tahun 2012 kewajiban perpajakannya. Nomor ini dipakai
tentang Izin Gangguan dan Retribusi Izin oleh setiap wajib pajak setiap kali mereka
Gangguan. Beberapa persyaratan yang berurusan dengan kantor pajak.
dinyatakan dalam perda tersebut adalah :
Untuk Wajib Pajak badan yang memiliki
• Mengisi formulir permohonan izin; kewajiban perpajakan sebagai pembayar
pajak, pemotong dan/atau pemungut
• Rekaman KTP pemohon; pajak sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan, termasuk
• Rekaman Akta Pendirian Perusahaan; bentuk usaha tetap dan kontraktor dan/
atau operator di bidang usaha hulu minyak
• Rekaman Status Kepemilikan Tanah/Bukti dan gas bumi yang berorientasi pada profit
Kepemilikan Tanah/Surat Perjanjian Sewa/ (profit oriented) berupa :
Surat Persetujuan Pemilik Tanah;
• Rekaman akta pendirian atau dokumen
• Rekaman Surat Izin Mendirikan Bangunan pendirian dan perubahan bagi Wajib
(IMB) berikut Lampiran Gambar Denah Pajak badan dalam negeri, atau surat
dan Situasi; keterangan penunjukan dari kantor pusat
bagi bentuk usaha tetap;
• Surat Pernyataan Tertulis Tidak Keberatan
dari Lingkungan Sekitar, yang diketahui • Rekaman Kartu Nomor Pokok Wajib Pajak
pihak RT dan RW setempat; salah satu pengurus, atau fotokopi paspor
dan surat keterangan tempat tinggal dari
• Keterangan Domisili Perusahaan dari Pejabat Pemerintah Daerah sekurang-
Lurah dan Camat; kurangnya Lurah atau Kepala Desa dalam
hal penanggung jawab adalah Warga
• Rekaman Lunas PBB Tahun Terakhir; Negara Asing; dan
Dalam perda tersebut, ditetapkan penerbitan Wajib Pajak badan yang hanya memiliki
perizinan paling lambat 14 hari kerja sejak kewajiban perpajakan sebagai pemotong
dokumen permohonan dan persyaratannya dan/atau pemungut pajak sesuai ketentuan
diterima lengkap dan benar. peraturan perundang-undangan perpajakan,
termasuk bentuk kerja sama operasi (Joint
4. Pembuatan NPWP, SKT dan PKP Operation), berupa :
76
sama operasi (Joint Operation) yang dengan menyampaikan permohonan
diwajibkan untuk memiliki Nomor Pokok secara tertulis dengan mengisi dan
Wajib Pajak; menandatangani Formulir Pendaftaran
Wajib Pajak. Permohonan tersebut
• Rekaman Kartu Nomor Pokok Wajib harus dilengkapi dengan dokumen
Pajak orang pribadi salah satu pengurus yang disyaratkan. Permohonan secara
perusahaan anggota bentuk kerja sama tertulis disampaikan ke KPP atau
operasi (Joint Operation), atau fotokopi KP2KP yang wilayah kerjanya meliputi
paspor dan surat keterangan tempat tempat tinggal atau tempat kedudukan
tinggal dari Pejabat Pemerintah Daerah atau tempat kegiatan usaha Wajib
sekurang-kurangnya Lurah atau Kepala Pajak. Penyampaian permohonan
Desa dalam hal penanggung jawab secara tertulis dapat dilakukan: secara
adalah Warga Negara Asing; dan langsung, melalui pos; atau melalui
perusahaan jasa ekspedisi atau jasa kurir.
• Rekaman dokumen izin usaha dan/atau
kegiatan yang diterbitkan oleh instansi Setelah seluruh persyaratan
yang berwenang atau surat keterangan Permohonan Pendaftaran diterima
tempat kegiatan usaha dari Pejabat KPP atau KP2KP secara lengkap, KPP
Pemerintah Daerah sekurang-kurangnya atau KP2KP akan menerbitkan Bukti
Lurah atau Kepala Desa. Penerimaan Surat. KPP atau KP2KP
menerbitkan Kartu NPWP dan Surat
Pengurusan NPWP Badan dapat dilakukan Keterangan Terdaftar (SKT) paling
melalui 2 (dua) cara, yaitu : lambat 1 (satu) hari kerja setelah Bukti
Penerimaan Surat diterbitkan. NPWP
• Secara Elektronik melalui e-Registration dan SKT akan dikirimkan melalui Pos
Tercatat.
Dilakukan secara elektronik dengan
mengisi Formulir Pendaftaran Wajib 5. Pengesahan Akte Pendirian Perusahaan
Pajak pada Aplikasi e-Registration yang
tersedia pada laman Direktorat Jenderal Untuk pembuatan Akta Pendirian, dalam
Pajak di www.pajak.go.id. Dokumen- jangka waktu paling lambat 60 hari,
dokumen yang dipersyaratkan di atas, perseroan wajib mengajukan permohonan
kemudian dikirimkan ke KPP tempat pengesahan badan hukum perseroan melalui
Wajib Pajak mendaftar. Dokumen- teknologi informasi sistem administrasi dan
dokumen tersebut paling lambat 14 badan hukum secara elektronik kepada
(empat belas) hari kerja sudah diterima Menteri, dengan mengisi format isian
oleh KPP. Pengiriman dokumen yang sekurang-kurangnya:
disyaratkan dapat dilakukan dengan cara
mengunggah (upload) salinan digital • Nama dan tempat kedudukan perseroan
(softcopy) dokumen melalui Aplikasi
e-Registration atau mengirimkan • Jangka waktu berdirinya perseroan
dengan menggunakan Surat Pengiriman
Dokumen yang telah ditandatangani. • Maksud dan tujuan serta kegiatan usaha
perseroan
• Secara Langsung • Jumlah modal dasar, modal yang
ditempatkan, dan modal disetor
Dalam hal Wajib Pajak tidak
dapat mengajukan permohonan • Alamat lengkap perseroan.
pendaftaran secara elektronik,
permohonan pendaftaran dilakukan Persyaratan yang ditetapkan dalam Peraturan
Menteri Hukum dan HAM Nomor 4 Tahun memuat frasa yang menyatakan “Keputusan
2014 adalah: Menteri ini dicetak dari SABH”.
Notaris dapat melakukan pencetakan sendiri Proses penerbitan SIUP paling lama 3 (tiga)
Keputusan Menteri mengenai Pengesahan hari kerja, setelah dokumen persyaratan
Badan Hukum Perseroan, menggunakan diterima secara lengkap dan benar.
kertas berwarna putih ukuran F4/Folio
dengan berat 80 (delapan puluh) gram. 7. Pembuatan TDP (Tanda Daftar Perusahaan)
Keputusan tersebut wajib ditandatangani
dan dibubuhi cap jabatan oleh Notaris, serta Wajib Daftar Perusahaan (WDP) diatur dalam
78
Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1982 Perseroan (apabila ada);
tentang Wajib Daftar Perusahaan. Dalam
ketentuan ini, Daftar Perusahaan adalah • Asli dan rekaman Keputusan Pengesahan
daftar catatan resmi yang diadakan menurut sebagai Badan Hukum dan Persetujuan
atau berdasarkan ketentuan Undang- Perubahan bagi PT yang telah berbadan
undang ini dan atau peraturan-peraturan hukum sebelum diberlakukannya Undang-
pelaksanaannya, dan memuat hal-hal yang Undang Perseroan Terbatas;
wajib didaftarkan oleh setiap perusahaan
serta disahkan oleh pejabat yang berwenang • Rekaman Kartu Tanda Penduduk
dari kantor pendaftaran perusahaan. atau Paspor Pemilik, Pengurus atau
Perusahaan yang wajib didaftar dalam Daftar Penanggung Jawab Perusahaan;
Perusahaan adalah setiap perusahaan yang
berkedudukan dan menjalankan usahanya di • Rekaman Izin Usaha atau Surat
wilayah Negara Republik Indonesia menurut Keterangan yang dipersamakan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan itu yang diterbitkan oleh instansi yang
yang berlaku, termasuk di dalamnya kantor berwenang;
cabang, kantor pembantu, anak perusahaan
serta agen dan perwakilan dari perusahaan • Rekaman Nomor Pokok Wajib Pajak.
itu yang mempunyai wewenang untuk
mengadakan perjanjian. Proses penerbitan TDP adalah 3 (tiga)
hari kerja, sejak diterimanya dokumen
Pengaturan lebih lanjut dapat ditemukan persyaratan secara lengkap dan benar.
dalam Peraturan Menteri Perdagangan
Nomor 37/M-DAG/PER/2007 tentang 4.3.3
Penyelenggaraan Pendaftaran Perusahaan Perizinan Ketenagakerjaan
juncto Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun
1998 tentang Usaha atau Kegiatan yang Tenaga Kerja Asing (TKA) adalah warga negara
tidak dikenakan Wajib Daftar Perusahaan. asing pemegang visa dengan maksud bekerja
di Indonesia. Untuk memperkerjakan TKA
Pengertian Tanda Daftar Perusahaan (TDP) di Indonesia, perusahaan PMA memerlukan
menurut peraturan di atas surat tanda beberapa perizinan yang telah diatur melalui
pengesahan yang diberikan oleh Kantor Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 16
Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan Tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan
yang telah melakukan pendaftaran Tenaga Kerja Asing. Ada dua tahapan prosedur
perusahaan. Lebih lanjut diatur tentang perizinan yang diperlukan PMA untuk dapat
usaha atau kegiatan yang bergerak di memperkerjakan TKA, yaitu:
luar bidang perekonomian dan sifat serta
tujuannya tidak semata-mata mencari • mengajukan Rencana Penggunaan Tenaga
keuntungan dan/atau laba, sehingga dengan Kerja Asing (RPTKA); dan
demikian tidak dikenakan wajib daftar
perusahaan. • Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing
(IMTA).
Penerbitan TDP dilimpahkan oleh menteri
kepada gubernur / walikota / bupati, sesuai RPTKA adalah rencana penggunaan TKA pada
kedudukan perseroan terbatas berada. Untuk jabatan tertentu yang dibuat oleh pemberi
mendapatkan TDP, beberapa persyaratannya kerja TKA untuk jangka waktu tertentu yang
diatur sebagai berikut: disahkan oleh menteri atau pejabat yang
• Rekaman Akta Pendirian Perseroan; ditunjuk. Sedangkan IMTA adalah izin tertulis
yang diberikan oleh menteri atau pejabat yang
• Rekaman Akta Perubahan Perndirian ditunjuk kepada pemberi kerja TKA.
Prosedur dan pelayanan RPTKA dan IMTA • Copy paspor TKA yang akan
dilakukan melalui aplikasi sistem online: http:// dipekerjakan;
tka-online.depnakertrans.go.id. Persyaratan yang
ditetapkan untuk mendapatkan pengesahan • Daftar riwayat hidup TKA yang akan
RPTKA dan IMTA, dijelaskan berikut ini: dipekerjakan;
• Surat izin usaha dari instansi yang • Pas photo berwarna ukuran 4 x 6 cm
berwenang; sebanyak 1 (satu) lembar.
• Akte pendirian sebagai badan hukum Lama waktu perizinan untuk masing-masing
yang sudah disahkan oleh instansi yang adalah 3 (tiga) hari kerja, setelah dokumen
berwenang; diterima (online) secara lengkap dan benar.
Jadi, total waktu yang diperlukan adalah 6
• Keterangan domisili perusahaan dari (enam) hari.
pemerintah daerah setempat;
4.3.4
• Bagan struktur organisasi perusahaan; Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik
(IUPTL)
• Surat penunjukan TKI sebagai
pendamping TKA dan rencana program Usaha Penyediaan Tenaga Listrik adalah
pendampingan; pengadaan tenaga listrik meliputi pembangkitan,
transmisi, distribusi, dan penjualan tenaga
• Surat pernyataan kesanggupan untuk listrik kepada konsumen. Izin Usaha Penyediaan
melaksanakan pendidikan dan pelatihan Tenaga Listrik (IUPTL) adalah izin untuk
kerja bagi tenaga kerja Indonesia sesuai melakukan usaha penyediaan tenaga listrik untuk
dengan kualifikasi jabatan yang diduduki kepentingan umum. Dalam pelaksanaannya,
TKA; IUPTL dibuat dalam dua tahap, yaitu: IUPTL
Sementara dan IUPTL Tetap. Penerbitan IUPTL
• Copy bukti wajib lapor ketenagakerjaan diatur dalam Peraturan Menteri ESDM Nomor 35
yang masih berlaku sesuai Undang- Tahun 2013 tentang Tata Cara Perizinan Usaha
Undang Nomor 7 Tahun 1981; dan Ketenagalistrikan.
• Rekomendasi jabatan yang akan diduduki Dalam peraturan tersebut di atas, beberapa
oleh TKA dari instansi teknis apabila persyaratan yang diperlukan untuk mendapatkan
diperlukan. IUPTL Sementara adalah:
80
• NPWP • Izin lokasi dari instansi yang berwenang
kecuali untuk usaha penjualan tenaga
2. Persyaratan Teknis : listrik;
• Surat penetapan sebagai calon • Jenis dan kapasitas usaha yang akan
pengembang penyediaan tenaga listrik dilakukan;
dari pemegang IUPL (PT PLN) selaku
calon pembeli tenaga listrik • Jadwal pembangunan dan pengoperasian
Sedangkan untuk mendapatkan IUPTL, beberapa • Persetujuan harga jual tenaga listrik atau
persyaratannya adalah: sewa jaringan tenaga listrik, dalam hal
permohonan Izin Usaha Penyediaan
1. Persyaratan Administratif :
• Tenaga Listrik diajukan untuk usaha
• Identitas Pemohon pembangkitan tenaga listrik, usaha
transmisi tenaga listrik, atau usaha
• Profil pemohon distribusi tenaga listrik;
82
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
84
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
2. Persyaratan :
- Fotokopi Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
tahun terakhir,
- Perjanjian Sewa atau kontrak tempat
usaha bagi yang berdomisili bukan di
gedung perkantoran,
- Kartu Tanda Penduduk (KTP) Direktur,
- Izin Mendirikan Bangun (IMB) jika PT tidak
berada di gedung perkantoran
5. Permohonan Persyaratannya : 12
Pembuatan - NPWP pribadi Direktur PT
Nomor Pokok - Fotokopi KTP Direktur (atau fotokopi Paspor
Wajib Pajak bagi WNA, khusus PT PMA)
(NPWP) dan - SKDP
Pengusaha Kena - Akta pendirian PT
Pajak (PKP)
Kantor Pajak
Wilayah
86
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
akan diduduki;
- Copy surat penunjukan tenaga kerja
Indonesia pendamping; dan
- Pas photo berwarna ukuran 4 x 6 cm
sebanyak 1 (satu) lembar.
- Peraturan
Menteri ESDM
No. 12 Tahun
2014 jo
Peraturan
Menteri ESDM
No. 22 Tahun
2014 tentang
Pembelian
Tenaga Listrik
dari Pembangkit
Listrik Tenaga Air
oleh PT
Perusahaan
Listrik Negara
(Persero)
88
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
11. Izin Lingkungan 1. Dokumen Pendirian Usaha atau Kegiatan 105 Peraturan Menteri
(AMDAL, UKL- 2. Profil Usaha atau Kegiatan Lingkungan
UPL) 3. Dokumen AMDAL Hidup Nomor 08
Kementerian LH - KA dan SK persetujuan atau konsep KA Tahun 2013
dan Kehutanan beserta pernyataankelengkapan
administrasi
- Draft Andal
- Draft RKL-RPL
12. Izin Pinjam Pakai Izin Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan 177 - Peraturan
Kawasan Hutan Menteri
1. Persyaratan Administrasi :
PTSP BKPM Kehutanan
· Surat permohonan
Nomor P.16/
· Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi (IUP
Menhut-II/2014
Eksplorasi)/Izin UsahaPertambangan
tentang
Operasi Produksi (IUP Operasi Produksi)
Pedoman Pinjam
atauperizinan/perjanjian lainnya yang
Pakai Kawasan
telah diterbitkan oleh pejabat sesuai
Hutan
kewenangannya, kecuali untuk kegiatan
yang tidak wajib memiliki - Keputusan
perizinan/perjanjian Direktur Jenderal
· Rekomendasi Planologi
- gubernur untuk pinjam pakai kawasan Kehutanan
hutan bagi perizinan di luarbidang Nomor SK.8/VII-
kehutanan yang diterbitkan oleh PKH/2013
bupati/walikota danPemerintah; atau
- bupati/walikota untuk pinjam pakai
kawasan hutan bagi perizinan diluar
bidang kehutanan yang diterbitkan
oleh gubernur; atau
- bupati/walikota untuk pinjam pakai
kawasan hutan yang tidakmemerlukan
perizinan sesuai bidangnya
· Pernyataan dalam bentuk akta notariil
yang menyatakan :
- kesanggupan untuk memenuhi semua
kewajiban dan
kesanggupanmenanggung seluruh
biaya sehubungan dengan
permohonan;
- semua dokumen yang dilampirkan
90
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
92
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
Prosedur / Flowchart :
94
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
Prosedur / Flowchart :
96
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
98
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
100
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
102
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
104
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
18. Rencana Impor 1. Badan usaha pemegang IUKU mengajukan 15 Peraturan Menteri
Barang PTSP permohonan secara tertulis yang dibubuhi Keuangan
BKPM meterai cukup kepada Direktur Jenderal Nomor154/PMK.01
Ketenagalistrikan c.q. Direktur Teknik dan 1/2008 yang telah
Lingkungan Ketenagalistrikan dengan surat diubah dengan
pengajuan surveyor yang ditunjuk untuk Nomor
diberikan pengugasan melakukan verifikasi 128/PMK.011/2009
RIB, dengan memenuhi persyaratana dan Nomor
dministrasi dan teknis. 154/PMK.011/2012
2. Surat Permohonan dan Pengajuan Surveyor memberikan fasilitas
ditandatangani oleh pimpinan badan usaha pembebasan bea
(terdapat dalam akta), diberi nomor dan masuk atas impor
tanggal. barang modal
3. Persyaratan Administrasi : pembangunan
· Fotokopi Akta Pendirian Badan Usaha pembangkit tenaga
· Fotokopi IUKU / IUPTL (IUKU / IUPTL listrik untuk
Sementara tidak diperkenankan) kepentingan umum
· Fotokopi NPWP
· Fotokopi Perjanjian Jual Beli Tenaga
Listrik (PPA)/Perjanjian Sewa Guna Usaha
(FLA) dengan PT PLN Persero atau
Fotokopi PPA dengan pemegang IUKU
yang memiliki daerah usaha
· Jadwal pembangunan dan pemasangan
peralatan pembangkit tenaga listrik;
· Daftar RIB
4. Persyaratan Teknis :
· Kesesuaian RIB dengan kontrak (jens,
spesifikasi dan jumlah barang)
· Barang impor di dalam kontrak jual beli /
sewa guna usaha tidak termasuk bea
masuk.
· Barang impor tidak termasuk dalam daftar
barang yang tidak boleh diimpor
· Barang belum diproduksi di dalam negeri
106
Jenis Perizinan / Durasi
No Persyaratan Dasar Hukum
Instansi Penerbit (Hari)
Tabel 31
Identifikasi berbagai perizinan / non perizinan terkait investasi sektor ketenagalistrikan
4.4
SKEMA PERIZINAN INVESTASI
SEKTOR KETENAGALISTRIKAN
A
- Izin Prinsip Penanaman Modal - Pendaftaran Nama Perseroan
(PMA / PMDN) - Akta Pendiri Perseroan
- Rekomendasi Teknis : Rencana - Izin HO dan Surat Keterangan
Izin Prinsip Penggunaan Tenaga Kerja Domisili Perusahaan (SKDP)
Asing (RPTKA) dan Izin - Pengesahan Akte Pendirian
Menggunakan Tenaga Kerja - SIUP
Asing (IMTA) - TDP
C
- Sertifikat Laik Operasi (SLO)
- Izin Usaha Penyediaan - Izin Mendirikan Bangunan
Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik - Rencana Impor Barang (RIB)
Tenaga Listrik Tetap (IUPTL) - Izin Pembuangan Limbah Cair
(IUPTL) - fasilitas Pembebasan Bea - Izin Pemanfaatan Air Tanah
Masuk - BPJS
- Dan Lain-Lain
Gambar 20
Skema umum perizinan investasi sektor ketenagalistrikan
108
Gambar 21
Skema Perizinan untuk PLTA oleh IPP
Gambar 22
Skema Perizinan untuk PLTU Mulut Tambang / Batubara oleh IPP
Gambar 23
Skema Perizinan untuk PLTG / PLTGU / PLTMG oleh IPP
Gambar 24
Skema Perizinan untuk PLTP oleh IPP
110
PANDUAN INVESTASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA 111
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
5
INSENTIF INVESTASI SEKTOR
KETENAGALISTRIKAN
112
Fasilitas keringanan perpajakan berupa :
• Fasilitas PPN.
1. Fasilitas PPN
Fasilitas PPN
Perpajakan
Gambar 25
Skema Fasilitas Fiskal Mendukung Pembangunan Proyek Ketenagalistrikan 35 000 MW
kegiatan usaha eksploitasi hulu panas bumi. Usaha Tertentu dan/atau di Daerah-daerah
Tertentu sebagaimana telah beberapa kali
Pasal 2 ayat (3) huruf (m) menetapkan diubah terakhir dengan PP Nomor 52 Tahun
bahwa Barang Kena Pajak yang dibebaskan 2011 tentang Perubahan Kedua atas PP
dari pungutan Bea Masuk adalah barang No 1 Tahun 2007 tentang Fasilitas Pajak
yang dipergunakan untuk kegiatan usaha Penghasilan untuk Penanaman Modal di
eksplorasi dan eksploitasi hulu minyak dan Bidang-Bidang Usaha Tertentu dan/atau di
gas bumi serta eksplorasi dan eksploitasi Daerah-daerah Tertentu.
panas bumi.
Penerbitan PP Nomor 18 Tahun 2015
2. Fasilitas Tax Allowance dimaksud untuk lebih meningkatkan kegiatan
investasi langsung guna mendorong
Pemerintah telah menerbitkan PP Nomor pertumbuhan ekonomi, serta untuk
18 Tahun 2015 Fasilitas Pajak Penghasilan pemerataan pembangunan dan percepatan
Untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang pembangunan bagi bidang-bidang usaha
Usaha Tertentu dan/atau di Daerah- tertentu dan/atau di daerah-daerah
Daerah Tertentu. PP itu adalah pengaturan tertentu. Bidang-bidang Usaha Tertentu
kembali ketentuan mengenai fasilitas Pajak adalah bidang usaha di sektor kegiatan
Penghasilan untuk penanaman modal di ekonomi yang mendapat prioritas tinggi
bidang-bidang usaha tertentu dan/atau dalam skala nasional. Sedangkan Daerah-
di daerah-daerah tertentu sebagaimana daerah Tertentu adalah daerah yang secara
telah diatur dalam PP Nomor 1 Tahun ekonomis mempunyai potensi yang layak
2007 tentang Fasilitas Pajak Penghasilan dikembangkan.
untuk Penanaman Modal di Bidang-bidang
Pengusahaan Tenaga
06202 Pengubahan tenaga panas bumi menjadi tenaga listrik
Panas Bumi
Tabel 32
Bidang Usaha Tertentu Dan Daerah Tertentu Yang Mendapat Fasilitas Tax Allowance
114
Fasilitas Pajak Penghasilan berupa: Dalam diktum pertimbangan disebutkan
bahwa PMK Nomor 159/PMK.010/2015
• Pengurangan penghasilan neto sebesar diterbitkan untuk lebih meningkatkan
30% (tiga puluh persen) dari jumlah kegiatan investasi langsung khususnya
penanaman modal berupa aktiva tetap pada industri pionir guna mendorong
berwujud termasuk tanah yang digunakan pertumbuhan ekonomi, perlu mengganti
untuk kegiatan utama usaha, dibebankan ketentuan mengenai pemberian fasilitas
selama 6 (enam) tahun masing-masing Pajak Penghasilan Badan. Peraturan
sebesar 5% (lima persen) pertahun yang Menteri Keuangan tersebut pada dasarnya
dihitung sejak saat mulai berproduksi merupakan paket kebijakan pemberian
secara komersial; insentif berupa tax holiday bagi industri
pionir, yaitu industri yang memiliki
• Penyusutan yang dipercepat atas aktiva keterkaitan yang luas, memberi nilai
berwujud dan amortisasi yang dipercepat tambah dan eksternalitas yang tinggi,
atas aktiva tak berwujud yang diperoleh memperkenalkan teknologi baru dan
dalam rangka penanaman modal baru memiliki milai strategis bagi perekonomian
dan/atau perluasan usaha, dengan masa nasional.
manfaat dan tarif penyusutan serta tarif
amortisasi; Fasilitas pengurangan Pajak Penghasilan
badan diberikan atas penghasilan yang
• Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen diterima atau diperoleh dari kegiatan utama
yang dibayarkan kepada Wajib Pajak usaha yang merupakan Industri Pionir.
luar negeri selain bentuk usaha tetap di Kegiatan utama usaha dimaksud kegiatan
Indonesia sebesar 10% (sepuluh persen), utama usaha sebagaimana tercantum
atau tarif yang lebih rendah menurut dalam izin prinsip dan/atau izin usaha Wajib
perjanjian penghindaran pajak berganda Pajak pada saat pengajuan; permohonan
yang berlaku; pengurangan Pajak Penghasilan badan
termasuk perubahan dan perluasannya
• Kompensasi kerugian yang lebih lama dari sepanjang termasuk dalam kriteria Industri
5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari 10 Pionir.
(sepuluh) tahun.
Fasilitas PPh Badan berupa:
3. Tax Holiday (dengan Diskresi Menteri)
• Pengurangan Pajak Penghasilan badan
Berdasarkan ketentuan Pasal 18 ayat paling banyak 100% (seratus persen) clan
(7) UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari
Penanaman Modal, Menteri Keuangan diberi jumlah Pajak Penghasilan badan yang
kewenangan untuk mengatur pemberian terutang;
fasilitas pembebasan atau pengurangan
Pajak Penghasilan Badan dalam rangka • Pengurangan Pajak Penghasilan badan
penanaman modal. Sehubungan dengan dapat diberikan untuk jangka waktu
itu, Pemerintah telah menetapkan kebijakan paling lama 15 (lima belas) Tahun Pajak
insentif perpajakan melalui penerbitan clan paling singkat 5 (lima) Tahun Pajak,
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor terhitung sejak Tahun Pajak dimulainya
159/PMK.010/2015. PMK tersebut adalah produksi secara komersial;
pengganti PMK Nomor 130/PMK.011/2011
tentang Pemberian Fasilitas Pembebasan • Besarnya pengurangan Pajak Penghasilan
atau Pengurangan Pajak Penghasilan Badan badan diberikan dengan persentase yang
sebagaimana telah diubah dengan PMK sama setiap tahun selama jangka waktu
Nomor 192/PMK.011/2014. tahun pajak;
116
Penghasilan untuk penanaman modal di • Penyusutan yang dipercepat atas aktiva
bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di berwujud dan amortisasi yang dipercepat
daerah-daerah tertentu dilaksanakan sesuai atas aktiva tak berwujud yang diperoleh
Peraturan Menteri Keuangan yang mengatur dalam rangka Penanaman Modal baru
mengenai tata cara pemberian fasilitas Pajak dan/atau perluasan usaha, dengan masa
Penghasilan untuk penanaman modal di manfaat dan tarif penyusutan serta tarif
bidang-bidang usaha tertentu dan/atau di amortisasi;
daerah-daerah tertentu.
• Pengenaan Pajak Penghasilan atas dividen
Fasilitas Pajak Penghasilan berupa: yang dibayarkan kepada Wajib Pajak
luar negeri selain bentuk usaha tetap di
• Pengurangan penghasilan neto sebesar Indonesia sebesar 10% (sepuluh persen),
30% (tiga puluh persen) dari jumlah atau tarif yang lebih rendah menurut
Penanaman Modal berupa aktiva tetap perjanjian penghindaran pajak berganda
berwujud termasuk tanah yang digunakan yang berlaku;
untuk kegiatan utama usaha, dibebankan
selama 6 (enam) tahun masing-masing • Kompensasi kerugian yang lebih lama dari
sebesar 5% (lima persen) pertahun yang 5 (lima) tahun tetapi tidak lebih dari 10
dihitung sejak saat mulai berproduksi (sepuluh) tahun.
secara komersial;
1. Fasilitas Pembebasan Badan usaha yang dapat diberikan Pembebasan Bea Masuk
Bea Masuk fasilitas : atas Impor Barang Modal
yang dilakukan oleh
(PMKNomor66/PMK. - PT PLN Persero Tbk
- Pemegang IUPTL yang memiliki Badan Usaha
010/2015 Tentang
Pembebasan Bea wilayah usaha
- Pemegang IUPTL yang mempunyai
Masuk atas Impor
perjanjian jual beli tenaga listrik
Barang Modal Dalam
dengan PLN
Rangka Pembangunan
- Pemegang IUPTL yang mempunyai
atau Pengembangan
perjanjian jual beli tenaga listrik
Industri Pembangkitan
dengan pemegang IUPTL yang
Tenaga Listrik Untuk
memiliki wilayah usaha
Kepentingan Umum)
Barang modal yang nyata-nyata
dipergunakan untuk industri
pembangkitan tenaga listrik dengan
ketentuan :
118
Jenis Fasilitas Fiskal Kriteria / Persyaratan Fasilitas yang Diperoleh
Indonesia 10%.
- Berstatus sebagai badan hukum - Untuk rencana
1. Fasilitas Kerjasama
Pemerintah dan
Swasta/Public Private
Partnership (PPP)
120
Jenis Fasilitas Fiskal Kriteria / Persyaratan Fasilitas yang Diperoleh
b. Viability Gap Fund - Proyek Kerja Sama yang telah - Dukungan Kelayakan
(PMK Nomor memenuhi kelayakan ekonomi diberikan dalam
223/PMK.011/2012 namun belum memenuhi kelayakan bentuk tunai kepada
Tentang Pemberian finansial; Proyek Kerja Sama
Dukungan Kelayakan - Proyek Kerja Sama menerapkan atas porsi tertentu dari
Atas Sebagian Biaya prinsip pengguna membayar; seluruh Biaya
Konstruksi - Proyek Kerja Sama dengan total
Konstruksi Proyek
Pada Proyek Kerja biaya investasi paling kurang
Kerja Sama.
Sama Pemerintah Rp100.000.000.000 (seratus miliar
- Biaya Konstruksi
Dengan Badan Usaha upiah);
- Proyek Kerja Sama dijalankan oleh Proyek Kerja Sama
Dalam meliputi biaya
Badan Usaha Penandatangan
Penyediaan konstruksi, biaya
Perjanjian Kerja Sama yang dibentuk
Infrastruktur) peralatan, biaya
oleh Badan Usaha Pemenang Lelang
yang ditetapkan oleh PJPK melalui pemasangan, biaya
122
Jenis Fasilitas Fiskal Kriteria / Persyaratan Fasilitas yang Diperoleh
Tabel 33
Jenis-Jenis Insentif Fiskal Dalam Rangka Pembangkitan Tenaga Listrik
124
PANDUAN INVESTASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA 125
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
6
SISTEM AKUNTANSI SEKTOR
KETENAGALISTRIKAN
126
6.1
ISAK 8 : INTERPRETASI
PERJANJIAN MENGANDUNG
SEWA
128
6.3 ke jumlah yang diakui sebagai aset.
SEWA DALAM LAPORAN
Liabilitas dari aset sewaan tidak dapat
KEUANGAN LESSEE PADA
disajikan sebagai pengurang aset sewaan
SEWA PEMBIAYAAN dalam laporan keuangan. Jika penyajian
liabilitas dalam laporan keuangan dibedakan
1. Pengakuan Awal antara liabilitas jangka pendek dan liabilitas
jangka panjang, hal yang sama berlaku untuk
Pada awal masa sewa, lesee mengakui sewa liabilitas sewa.
pembiayaan sebagai aset dan liabilitas
dalam laporan posisi keuangan sebesar nilai Biaya langsung awal umumnya terjadi
wajar aset sewaan atau sebesar nilai kini sehubungan dengan aktivitas negosiasi dan
dari pembayaran sewa minimum, jika nilai pemastian pelaksanaan sewa. Biaya-biaya
kini lebih rendah dari nilai wajar. Tingkat yang dapat diatribusikan secara langsung
diskonto yang digunakan dalam perhitungan kepada aktivitas lessee untuk suatu sewa
nilai kini dari pembayaran sewa minimum pembiayaan ditambahkan ke jumlah yang
adalah tingkat suku bunga implisit dalam diakui sebagai aset.
sewa , jika dapat ditentukan secara praktis,
jika tidak, digunakan tingkat suku bunga 2. Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
pinjaman inkremental lessee. Biaya langsung
awal yang dikeluarkan lesee ditambahkan ke Pembayaran sewa minimum dipisahkan
dalam jumlah yang diakui sebagai aset. antara bagian yang merupakan beban
keuangan dan bagian yang merupakan
Meskipun bentuk legal perjanjian sewa pelunasan liabilitas. Beban keuangan
menyatakan bahwa lessee tidak memperoleh dialokasikan ke setiap periode selama
hak legal atas aset sewaan, dalam hal sewa masa sewa sedemikian rupa sehingga
pembiayaan secara substansi dan realitas menghasilkan suatu tingkat suku bunga
keuangan pihak lessee memperoleh manfaat periodik yang konstan atas saldo liabilitas.
ekonomik dari dari pemakaian aset sewaan Rental kontijen dibebankan pada periode
tersebut selama sebagian besar umur terjadinya.
ekonomisnya. Sebagai konsekuensinya
lessee menanggung kewajiban untuk Suatu sewa pembiayaan menimbulkan
membayar hak tersebut sebesar suatu beban penyusutan untuk aset yang dapat
jumlah, pada awal sewa, yang mendekati disusutkan dan beban keuangan dalam
nilai wajar dari aset dan beban keuangan setiap periode akuntansi. Kebijakan
terkait. penyusutan untuk aset sewaan konsisten
dengan aset dimiliki sendiri, dan
Jika transaksi sewa tersebut tidak tercermin penghitungan penyusutan yang diakui
dalam laporan posisi keuangan lessee, berdasarkan PSAK 16 (revisi 2011): Aset
sumber daya ekonomi an tingkat kewajian Tetap dan PSAK 19(revisi 2010): Aset Tak
dari entitas menjadi terlalu rendah, sehingga Berwujud. Jika tidak ada kepastian yang
mendistorsi rasio keuangan. Oleh karena memadai bahwa lessee akan mendapatkan
itu, sewa pembiayaan diakui dalam laporan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, aset
posisi keuangan lessee sebagai aset dan sewaan disusutkan secara penuh selama
kewajiban untuk pembayaran sewa di masa jangka waktu yang lebih pendek antara
depan. Pada awal masa sewa, aset dan periode masa sewa dan umur manfaatnya.
liabilitas untuk pembayaran sewa di masa
depan diakui di laporan posisi keuangan 3. Pengungkapan
pada jumlah yang sama, kecuali untuk biaya
langsung awal dari lessee yang ditambahkan Selain memenuhi ketentuan PSAK 60:
• Total perkiraan penerimaan pembayaran Untuk sewa operasi, jika nilai wajar aset pada
minimum sewa-lanjut di masa depan dari saat transaksi jual dan sewa-balik lebih rendah
kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat daripada jumlah tercatatnya, rugi sebesar selisih
dibatalkan (non-cancelable subleases) antara jumlah tercatat dan nilai wajar diakui
segera.
• Penjelasan umum isi perjanjian sewa
yang material, yang meliputi, tetapi tidak
terbatas pada, hal berikut :
130
PANDUAN INVESTASI SEKTOR KETENAGALISTRIKAN DI INDONESIA 131
BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL
7
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
132
7.1
KESIMPULAN
7.2
REKOMENDASI
Buku panduan investasi ini perlu diperluas
lagi pada seluruh sektor ketenagalistrikan,
termasuk skema perizinan pengadaan listrik
untuk penggunaan sendiri, dan pengadaan listrik
melalui skema EPC (enginering, procurement,
construction).