Anda di halaman 1dari 13

1.

Wet Scrubber

Peralatan absorpsi gas terdiri dari sebuah kolom berbentuk silinder atau menara yang
dilengkapi dengan pemasukan gas dan ruang distribusi pada bagian bawah ; pemasukan zat
cair dan distributornya pada bagian atas, pengeluaran gas dan zat cair masing-masing diatas
dan dibawah. Serta diisi dengan massa zat tak aktif (inert) diatas penyangganya yang disebut
isian menara (tower packing). Gas yang mengandung zat terlarut, disebut gas kaya (rich gas),
masuk ke ruang pendistribusian melalui celah isian, berlawanan arah dengan zat cair. Isian itu
memberikan permukaan yang luas untuk kontak antara zat cair dan gas sehingga membantu
terjadinya kontak yang maksimal antara kedua fase, dan terjadi penyerapan zat terlarut yang
ada di dalam rich gas oleh zat cair yang masuk ke dalam menara dan gas encer (lean gas) keluar
dari atas. Sambil mengalir kebawah, zat cair makin kaya zat terlarut, dan keluar dari bawah
menara sebagai cairan pekat.

A. Kesetimbangan Material Wet Scrubber

Skema wet scrubber yang digunakan menggunakan mekanisme countercurrent yang artinya
laju alir gas dan zat cair dalam kolom saling berlawanan. Masukan gas berada pada bagian
bawah kolom dan mengalir ke atas dan masukan zat cair berada pada bagian atas kolom dan
mengalir ke bawah akibat pengaruh gravitasi.

Skema Kolom Wet Scrubber Countercurrent


Kesetimbangan massa yang terjadi pada kolom countercurrent dapat diekspresikan sebagai
berikut:

𝐿𝑠/𝐺𝑠=𝑦𝑏-𝑦𝑡/𝑥𝑏-𝑥𝑡

dimana,
Ls : laju alir zat cair (mol/jam)
Gs : laju alir gas (mol/jam)
yb : fraksi mol zat terlarut dalam gas pada bagian bawah kolom
yt : fraksi mol zat terlarut dalam gas pada bagian atas kolom
xb : fraksi mol zat terlarut dalam zat cair di bagian bawah kolom
xt : fraksi mol zat terlarut dalam zat cair pada bagian atas kolom

Nilai yb selalu lebih besar dari yt, sebab zat terlarut (kandungan yang ingin dihilangkan) pada
gas di posisi bawah kolom belum terabsorpsi ke dalam zat cair dan nilai xb selalu lebih besar
daripada
xt sebab zat cair di bawah kolom telah mengabsorpsi zat terlarut dari gas. Proses absorpsi
berdasarkan persamaan di atas dapat digambarkan dalam grafik berikut:

2.5Garis Operasi dan Ekulibrium dari Proses Absorpsi

Gambar 2.4 menunjukkan bahwa terdapat 2 garis yang mencerminkan proses absorpsi, yaitu
garis operasi dan garis ekulibrium atau VLE-line (vapor-liquid equlibrium line). VLE line
berada di bawah garis operasi sebab selama proses absorpsi transfer zat terlarut terjadi dari fase
gas ke fase zat cair. Hal ini terjadi karena konsentrasi zat terlarut dalam gas lebih tinggi
dibandingkan dalam zat cair (Yt > Xt dan Yb > Xb). Garis operasi adalah garis yang didapat
dari mem- plot titik (xt, yt) dan (xb, yb) ke dalam grafik, garis ini juga bisa didapat dari rasio
L/G. Sedangkan VLE-line merupakan garis yang menunjukkan absorpsi gas yang sebenarnya
ke dalam zat cair.

B. Minimum Liq-Gas Ratio

Faktor penting dalam perancangan wet scrubber adalah dapat menentukan besarnya laju alir
zat cair minimum yang dibutuhkan agar proses absorpsi dapat terjadi sesuai dengan yang
diharapkan. Biasanya laju gas (Gs), konsentrasi zat terlarut dalam gas (Yt dan Yb), serta
konsentrasi zat terlarut dalam zat cair (Xt) telah ditetapkan.

2.6Minimum Liq-Gas Ratio dalam Proses Absorpsi

Gambar 2.5 menunjukkan bahwa garis operasi memiliki berbagai kemungkinan (AB1 dan
AB2), sebab nilai Xb yang tidak ditentukan. Berbagai garis ini memiliki kemiringan yang
berbedabeda, yang berarti berdasarkan persamaan 2.3 semakin miring garis nilai Ls semakin
besar dan Xb semakin besar oleh sebab nilai Gs, Yt, Yb, dan Xt telah ditetapkan, apabila garis
operasi semakin landai maka garis operasi akan meyentuh VLE-line, pada garis ini (AB3)
gradien garis menjadi [Ls]min/Gs. Titik Ls, min ini laju alir air merupakan laju terkecil yang
masih dapat melakukan absorpsi. Garis operasi dimana OL menyentuh VLE-line juga
menyatakan limit dari liq-gas ratio atau minimum liq-gas ratio. Limit dari liq-gas ratio, [𝐿𝑠/𝐺𝑠]
𝑙𝑖𝑚 = 𝐿𝑠,𝑚𝑖𝑛/ 𝐺𝑠 (2.4)
Gambar 2.7 Garis Operasi (OL) dan Limiting Operation Line

C. Jenis Wet Scrubber

Operasi transfer massa antara gas dan zat cair dilakukan dengan menggunakan kolom/menara
yang dirancang sedemikian sehingga diperoleh kontak yang baik antara kedua fase. Alat
transfer massa yang sering digunakan adalah kolom pelat (plate/tray column) dan kolom paking
(packing column) sebab kedua jenis tersebut memiliki luas permukaan kontak dengan gas yang
cukup besar sehingga potensi gas terabsorpsi ke larutan pun meningkat.

D. Kolom/Menara Pelat (Plate/Tray Column)

Kolom ini mempunyai sejumlah pelat/tray yang berfungsi sebagai fasilitas transfer massa
komponen gas ke dalam cairan. Air masuk pada bagian puncak kolom dan mengalir menuju
setiap tray di bawahnya. Air akan sementara tertampung pada tray, kemudian aliran gas akan
menembus air yang masuk melalui lubang-lubang yang terdapat pada tray. Selama proses
tersebut terjadi kontak antara gas dan air, sehingga terjadi proses absorpsi gas oleh air. Proses
tersebut berlangsung terus menerus hingga air telah keluar kolom pada bagian bawah dan gas
keluar pada puncak kolom.
Gambar 2.8 Plate/Tray Column

Faktor Absorpsi/Absorption Factor

Faktor absorpsi menyatakan perbandingan antara gradien garis operasi dengan gradien garis
VLE-line, yang bisa dirumuskan sebagai berikut
Gambar 2.9 Skema Wet Scrubber dan OL dan VLE-Line pada Wet Scrubber

Jumlah Tray Teoretis

Jumlah tray teoretis dalam kolom wet scrubber dapat ditentukan melalui persamaan:

dengan,

y0 = m.x0 merupakan persamaan garis dari VLE-line

Gambar 2.10 Ilustrasi Input dan Output pada Wet Scrubber

Tinggi Kolom Wet Scrubber Jenis Tray

Tinggi kolom adalah jarak vertikal antara bagian atas dan bawah kolom dan dapat dicari dengan
rumus berikut:
E. Kolom/Menara Pak (Packed Column)

Kolom packed adalah kolom yang berisi bahan pengisi (packing). Adapun fungsi bahan
pengisi ialah untuk memperluas bidang kontak antara kedua fase. Di dalam kolom ini, air
akan mengalir ke bawah melalui permukaan pengisi, sedangkan gas akan mengalir ke atas
berlawanan dengan aliran air melalui ruang kosong yang ada diantara bahan pengisi.
Selama kontak antara gas dan air tersebut terjadi proses absorpsi komponen gas ke air.

Gambar 2.11 Packed Column (Sulaiman, 2008)

Kolom jenis packed ini beberapa keuntungan dibandingkan dengan kolom jenis lain,
diantaranya (Chattopadhyay, 2007):

 Pressure drop yang rendah

 Biaya pembuatan dan konstruksi rendah (untuk desain kolom dengan diameter kurang
dari 600 mm kolom jenis packed lebih murah dibanding dengan kolom tray)

 Range operasi yang lebih lebar dibandingkan dengan kolom tray

 Fleksibilitas terhadap kondisi kerja yang ada (kolom packed memiliki jenis isian / packing
yang bervariasi yang dapat berpengaruh terhadap efisiensi dan kapasitas dari kolom yang
diinginkan)

 Dapat mengatasi sifat korosif dari gas dan larutan yang digunakan

 Struktur bangun yang minimum Bahan pengisi (packing) dari kolom packed terdiri dari
2 jenis yaitu random packing dan structured packing.
Gambar 2.12 Random
Packing (Chattopadhyay, 2007)

Gambar 2.13 Structured Packing (Chattopadhyay, 2007)

Perbedaan packing jenis random dan structured ditunjukkan oleh tabel berikut:

Random Packing Structured Packing


Saluran dari aliran larutan tidak memiliki Saluran berbentuk tetap sebab packing
bentuk yang tetap tersusun secara teratur
Packing memiliki ukuran mulai dari ½ Packing memenuhi luasan dari diameter
sampai 4 inchi dan disusun dalam kolom kolom dan memiliki tebal antara 6-12 inchi
secara acak
Terbuat dari keramik, logam, dan plastik Memiliki luas permukaan yang lebih
tinggi daripada random packing
Packing mudah dipindahkan ke tempat Pemindahan packing sulit sebab rawan
yang dituju dan mudah disimpan merusak bentuk packing
Lebih murah dibandingkan dengan Performa lebih baik daripada random
structured packing packing tapi mahal

Tujuan utama dari packing adalah memaksimalkan efisiensi absorpsi dari kapasitas gas
yang ada dengan biaya yang minimum. Oleh sebab itu material packing didesain agar
mencapai karakteristik berikut (Perry dan Green, 1997):

 Meningkatkan luas permukaan spesifik – maka kontak area vapor-liquid akan semakin
naik sehingga efisiensi absorpsi akan meningkat

 Menyebarkan luas permukaan secara merata – hal ini juga akan berakibat pula pada
meningkatnya kontak area vapor-liquid

 Meningkatkan ruang kosong (void space) per satuan volume – hal ini akan memperkecil
kemungkinan aliran gas berlebih ke atas kolom, sehingga kapasitas packing meningkat

 Memperkecil gesekan – hal ini akan membantu pada karakteristik aerodinamik pada
packing

 Menimalkan biaya

Dua faktor penting dalam pemilihan jenis packing adalah luas permukaan (surface area)
dan void fraction packing (Arachchige dan Melaanen, 2012). Aspen Plus dapat
mensimulasikan berbagai jenis packing termasuk jenis ukuran dan materialnya. Aspen Plus
memiliki database dari berbagai vendor dan hal yang terkait informasi packing seperti nilai
surface area, void fraction, serta packing factor.

HETP (Height Equivalent to A Theoretical Plate) Kolom Wet Scrubber Jenis Packed

HETP menyatakan efisiensi dari jenis packing yang digunakan dalam proses absorpsi. Nilai
HETP bisa diperoleh dari korelasi antara tegangan permukaan dan kekentalan zat cair
(Dolan, 1982) yang dirumuskan:
Tinggi Kolom Wet Scrubber Jenis Packed

Tinggi kolom diperoleh melalui perkalian antara HETP dengan jumlah tray teoretis

2. Mekanisme Absorpsi Wet Scrubber

Proses absorpsi gas ke air disertai pula oleh transfer massa dari gas tersebut, dimana gas
tersebut mengalami peralihan dari fase gas ke fase cair. Proses absorpsi gas tersebut dapat
ditunjukkan melalui laju transfer massa dari fase gas ke fase cair sebagai berikut:

Laju transfer massa di atas merupakan laju transfer massa ditinjau dalam fase gas, dimana
laju transfer massa juga dapat ditinjau dalam fase cair yaitu

Laju transfer massa ditinjau secara fase gas dan fase cair memiliki nilai yang sama,
sehingga diperoleh hubungan:
Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa laju transfer massa bergantung pada nilai
koefisien transfer massa (KG,p atau KL,c), luas area transfer massa, dan driving force. Nilai
koefisien transfer massa ini bergantung pada jenis wet scrubber, dimana pada penelitian
yang digunakan adalah jenis kolom tray dan packed. Luas area transfer massa menyatakan
besarnya permukaan kontak antara gas dan zat cair, sehingga semakin luas permukaan
kontak maka laju transfer massa semakin cepat yang berarti bahwa proses absorpsi juga
semakin besar. Driving force merupakan parameter absorpsi yang nilainya tergantung dari
pressure drop yang terjadi, semakin rendah pressure drop yang terjadi maka driving force
semakin tinggi.

A. Laju Transfer Massa Kolom Tray


Selain driving force, laju transfer massa pada kolom tray dipengaruhi oleh nilai koefisien
transfer massa dan luas area transfer massa. Nilai koefisien transfer massa untuk kolom tray
dapat diperoleh melalui persamaan berikut (Chan dan Fair 1984):

Sedangkan luas area transfer massa pada kolom tray ditunjukkan sebagai besarnya luas
diameter kolom

Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa secara umum laju transfer massa untuk kolom tray
bergantung pada laju gas, laju zat cair, spesifikasi tray yang digunakan, serta diameter kolom.

B. Laju Transfer Massa Kolom Packed


Sama seperti kolom tray, laju transfer massa pada kolom packed juga dipengaruhi oleh nilai
koefisien transfer massa dan luas area transfer massa. Koefisien transfer massa untuk kolom
packed ditunjukkan melalui persamaan berikut (Bravo dan Fair, 1982):
Bilangan Reynold ditentukan melalui persamaan berikut:

𝑅𝑒 = 𝜌𝐿.𝑢/µ.𝑎𝑒

dimana,

ρL : massa jenis zat cair (kg/m3 )

u : laju superfisial zat cair (m/s)

µ : viskositas zat cair (Pa.s)

ae : luas permukaan efektif per unit volume kolom (m2 /m3 ) ae merupakan fungsi dari spesifikasi
acking, tinggi kolom, dan laju gas

Bilangan Scmidt ditentukan melalui persamaan berikut:

Sedangkan luas area transfer massa pada kolom packed ditunjukkan dalam persamaan berikut:

Berdasarkan persamaan di atas terlihat bahwa secara umum laju transfer massa untuk kolom
packed bergantung pada laju gas, laju zat cair, spesifikasi packing, serta luas permukaan packing.
Jenis packing yang digunakan akan mempengaruhi transfer massa gas terlarut sehingga pemilihan
packing merupakan salah satu faktor penting dalam perancangan wet scrubber untuk jenis
packed.

C. Pressure Drop
Proses absorpsi kolom tray dan kolom packed dapat dipahami sebagai absorpsi bertingkat,
dimana terdapat tingkatan pada kolom yang ditunjukkan sebagai tray teoritis. Proses absorpsi
berlangsung dari satu tingkat menuju ke tingkat lainnya dan terjadi transfer massa gas dari
fase gas ke fase cair. Selama perjalanan gas dari satu tingkat ke tingkat lainnya tersebut terjadi
pressure drop, dan menyebabkan tekanan gas semakin menurun setiap tingkatannya.
Terjadinya pressure drop ini akan menyebabkan tekanan parsial gas menurun, sehingga
driving force juga turut menurun. Turunnya driving force akan menyebabkan transfer massa
gas juga menurun sehingga bisa dikatakan proses absorpsi juga menurun akibat terjadinya
pressure drop. Oleh sebab itu dalam perancangan wet scrubber, pressure drop juga termasuk
parameter penting. Terjadinya pressure drop pada kolom tray dan packed berbeda yang
bergantung pada spesifikasi tray dan packing yang digunakan.
Pressure drop pada kolom tray secara umum ditunjukkan sebagai berikut:

Pressure drop pada kolom packed secara umum ditunjukkan sebagai berikut:

Anda mungkin juga menyukai