Anda di halaman 1dari 8

Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia

Kapasitas 50.000 ton/tahun

BAB V
PEMASANGAN INSTRUMEN SAFETY GUARDS BERLAPIS :
TANGKI AMONIA

Gambar 6. Tangki Amonia


Salah satu bahan baku utama pada proses di Pabrik Benzonitril adalah gas
amonia (NH3). Amonia merupakan zat yang sangat volatile dengan titik didih
normal -33,3C pada tekanan atmosferis. Untuk mendapatkan amonia dalam
kondisi cair, dan mempermudah dalam penyimpanan dan pengangkutan, maka
terhadap gas amonia diberlakukan proses dengan suhu sangat rendah (-35C) dan
tekanan atmosferis. Amonia sendiri merupakan bahan beracun yang dapat
menyebabkan iritasi pada kulit, mata dan tenggorokan, sedangkan pada tingkat
konsentrasi rendah (<25 ppm) paparan amonia relatif tidak berbahaya. Namun hal
yang dikhawatirkan adalah bila terjadi kegagalan operasi di pabrik maupun faktor
lain yang menyebabkan terlepasnya gas amonia ke udara dalam jumlah besar yang
dipastikan dapat mengakibakan kecelakaan industri.

Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia


Kapasitas 50.000 ton/tahun

Accident oleh karena bocornya anhydrous amonia dapat berakibat


kerusakan-kerusakan berantai yang prosesnya berjalan sangat cepat. Demikian
pula bila anhydrous amonia bebas di udara dan mencapai volume gas amonia 1528%, maka dapat menimbulkan ledakan. Ledakan ini menjadi sumber api
terhadap semburan amonia yang keluar dengan tekanan tinggi. Kebakaran amonia
akan segera meningkatkan suhu sekitar dan mimicu kebakaran lain. Bila suhu
kritis dilampaui tanpa ledakan, maka suhu sekitar akan meningkat secepatnya
yang dapat mencapai suhu autoignition pada 651,11C. Bila ini terjadi sudah pasti
menimbulkan bahaya besar. Oleh karena itu, tangki penyimpanan amonia
merupakan salah satu alat proses yang perlu dilengkapi dengan safety guard
berlapis.
Identifikasi hazard dari alat ini adalah sebagai berikut.
Daftar III. Identifikasi Hazard Tangki Amonia
What if?
1. Bagaimana jika saat

Consequences
Amonia cair yang masuk ke dalam

Handling
Tangki dipasangi dengan

proses loading input

tangki penyimpanan akan semakin

level indicator, sehingga

amonia cair ke

banyak, sehingga lama-kelamaan

apabila cairan melebihi

tangki penyimpanan

akan memenuhi tangki

batas atas dari sensor, maka

tidak terkontrol?

penyimpanan. Tekanan hidrostatis

level indicator akan

amonia cair akan bertambah besar,

memberikan signal atau

melebihi kekuatan dinding tangki

alarm sehingga banyaknya

dan menyebabkan pecahnya tangki. cairan di dalam tangki dapat


Apabila tangki pecah, amonia akan

diketahui oleh operator.

terpapar ke lingkungan dalam fase

Begitu pula jika stok amonia

gas. Di mana gas amonia bersifat

berada di batas bawah

flammable pada komposisi 15-28%

(hampir habis), sehingga

di udara dan dapat memicu

meminimalisir terjadinya

kebakaran alat yang lain.


Terjadinya overpressure pada

kondisi vakum pada tangki.


Tangki dilengkapi dengan

tekanan di dalam

tangki akan diikuti dengan

sistem refrigerasi dan

tangki meningkat?

kenaikan temperatur yang memicu

pressure controller. Tekanan

2. Bagaimana jika

Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia


Kapasitas 50.000 ton/tahun

terbentuknya uap amonia dengan

atmosferis diatur dengan

intensitas tinggi sehingga dapat

menggunakan PIC yang

menyebabkan tangki meledak.

secara otomatis mengontrol


beban refrigerasi. Apabila
tekanan di dalam tangki
meningkat sensor akan
memerintahkan valve aliran
refrigerant untuk membuka
lebih besar. Sehingga
amonia yang terbentuk
akibat kenaikan tekanan dan
suhu dapat dikondensasikan
kembali. Dengan demikian
tekanan dapat stabil pada

3. Bagaimana jika
sistem refrigerasi
mengalami
kerusakan atau
gangguan?

- Temperatur di dalam tangki


akan meningkat
- Terjadi akumulasi panas
- Amonia cair di dalam tangki
akan menguap dan menciptakan
akumulasi tekanan uap
- Terjadi ledakan tangki

kondisi desain.
Tangki dilengkapi dengan
temperature controller,
sehingga apabila temperatur
dalam tangki naik (lebih
besar dari -33C), sensor
akan memerintahkan valve
output amonia ke HE-02
untuk menutup karena
amonia yang mengalir
merupakan campuran uapcair yang dapat
menyebabkan kavitasi pada

4. Bagaimana jika
pressure controller
rusak?

Tekanan di dalam tangki akan

pompa.
Tangki dilengkapi dengan

semakin meningkat

pressure relief valve,


sehingga apabila tekanan di

Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia


Kapasitas 50.000 ton/tahun

Terjadi ledakan di dalam tangki

dalam tangki naik sampai

karena tekanan di dalam tangki

batas tertentu, gas dapat

lebih besar dari kekuatan dinding

keluar melalui relief valve

tangki yang di desain.

tersebut sehingga tekanan di


dalam tangki kembali

Apabila berkontak dengan api atau

seperti semula.
Gas amonia dijerap oleh

amonia dari relief

panas sehingga melebihi

solven berupa air di dalam

valve dilepas

autoignion temperature-nya, dapat

scrubber,

langsung ke

menyebabkan kebakaran. Jika

lingkungan?

paparan ke udara >25 ppm selama

5. Bagaimana jika gas

8 jam dapat menyebabkan


6. Bagaimana jika

keracunan bagi makhluk hidup.


Gas akan terbuang ke lingkungan

scrubber gagal?
7. Bagaimana jika

langsung di dalam flare


Kebocoran tangki dapat disebabkan - Dinding tangki dibuat

Gas dialirkan dan dibakar

tangki mengalami

oleh desain yang tidak sempurna

berlapis 2, dengan tujuan

kebocoran?

atau overpressure

meminimalkan

Jika kebocoran terjadi, secara


otomatis amonia akan terpapar ke
lingkungan dalam fase gas

terjadinya kebocoran.
- Pemasangan sprinkler
yang akan
menyemprotkan air ke
seluruh bagian tangki
amonia, sehingga gas
amonia akan larut dalam
air.
- Pembangunan tanggul
untuk menampung air
yang mengandung
amonia agar tidak
mengalir ke sektor lain
dan mencemari

Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia


Kapasitas 50.000 ton/tahun

lingkungan.

Berdasarkan identifikasi hazard yang telah dilakukan pada Daftar I, maka safety
guard yang perlu dipasang pada alat ini ditunjukkan pada Gambar 2 di bawah ini.

Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia


Kapasitas 50.000 ton/tahun

Berdasarkan penjelasan mengenai bahan bahan yang ada dan proses yang terjadi di dalam
alat ini, serta kemungkinan terjadinya bahaya yang telah dijabarkan dalam What if analysis di
atas, maka diperlukan adanya Layer of Protection Analysis (LOPA) pada alat ini, dan alat
alat lain yang berada dalam pabrik ini. LOPA adalah suatu metodologi yang digunakan untuk
mengidentifikasi safeguards yang berkaitan dengan Independent Protection Layer (IPL).
Spesifikasi yang dibutuhkan pada Independent Protection Layer adalah bahwa IPL harus
mampu mendeteksi, mencegah dan meringankan konsekuensi yang timbul dari kejadiankejadian berbahaya seperti runaway reaction, lepasnya bahan kimia berbahaya dan peledakan.
(Summers, 2002).
Oleh karena itu, berdasarkan definisi di atas, dibuatlah Independent Protection Layer dalam
alat ini. Alat proteksi yang pertama adalah konstruksi tangki yang dibuat double wall untuk
meminimalisir kebocoran pada tangki. Yang kedua adalah temperature dan pressure
controller, yang akan mengontrol suhu dan tekanan di dalam tangki agar tetap konstan,
sehingga tidak terjadi overtemperature maupun overpressure yang menyebabkan amonia cair
menguap, mengisi ruang kosong dan menaikkan tekanan di dalam tangki. Pengontrolan
dilakukan dengan mengatur jumlah refrigerant untuk proses pendinginan (kondensasi uap
amonia). Apabila pressure controller atau sistem refrigerasi gagal, alat yang digunakan untuk
menurunkan kenaikan tekanan adalah relief valve. Gas yang keluar dari relief valve adalah
amonia murni yang bersifat flammable pada komposisi 15-28% di udara, sehingga akan
sangat berbahaya jika langsung dilepas ke lingkungan melainkan akan ditransfer ke dalam
scrubber terlebih dahulu, untuk menjerap uap amonia dengan air (senyawa yang dapat
melarutkan amonia), kemudian air yang mengandung amonia akan ditampung di dalam
tangki penampungan. Apabila scrubber gagal, maka gas amonia akan dikirim ke flare. Jika
terdapat kebocoran pada tangki yang sehingga tidak memungkinkan dilakukan penjerapan di
dalam scrubber atau transfer ke flare maka ada back up safety guard berupa sprinkle yang
akan menyemprotkan air yang melarutkan gas amonia. Sehingga di sekitar tangki
penyimpanan amonia perlu dibangun tanggul dengan kapasitas minimum sama dengan
kapasitas tangki tersebut guna menampung air yang mengandung amonia agar tidak
mencemari sektor yang lain.
Penjelasan selengkapnya mengenai setiap alat yang digunakan ditunjukkan pada penjabaran
berikut ini.

Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia


Kapasitas 50.000 ton/tahun

1. Pressure controller (PC)


Instrumen ini digunakan untuk memastikan bahwa tekanan operasi di dalam tangki
amonia sesuai dengan tekanan desainnya (tidak terjadi overpressure maupun vacuum
pressure). Dinding tangki didesain agar dapat menahan tekanan sebesar 1,2 kali dari 1
atm (overdesign). Apabila tekanan di dalam tangki naik melebihi ketahanan/kekuatan
dinding tangki, maka tangki dapat pecah, bahan kimia didalamnya dapat lepas ke
lingkungan, dan dapat menyebabkan kebakaran. Overpressure seringkali disebabkan
akibat terlalu banyaknya amonia cair yang berubah menjadi gas dan mengisi ruang
kosong di atas cairan. Oleh karena itu pada ruang kosong terdapat sensor yang
dihubungkan dengan pressure controller yang kemudian dihubungkan dengan valve
refrigerant. Ketika terjadi overpressure, valve aliran refrigerant akan terbuka lebih
besar sehingga refrigerant yang disuplai untuk mengkondensasikan gas amonia
semakin banyak. Ketika gas amonia berhasil dikondensasikan perlahan tekanan dalam
tangki akan turun dan stabil pada tekanan operasinya.
2. Temperature controller (TC)
Temperature controller digunakan untuk mengukur temperatur amonia yang keluar
melalui pipa output menuju HE-02 dan dihubungkan dengan control valve. Apabila
temperatur amonia yang keluar lebih besar dari temperatur boiling point-nya maka
sensor akan memerintahkan control valve untuk tutup. Hal ini untuk menghindari
kerusakan pada pompa akibat peristiwa kavitasi yang dipicu adanya amonia berfase
uap yang mengalir di dalamnya. Control valve ini akan membuka kembali jika
temperatur amonia keluar sesuai dengan temperatur desain amonia dalam tangki
(lebih rendah dari temperatur boiling point-nya).
3. Level indicator (LI)
Instrumen ini digunakan untuk mengetahui ketinggian cairan di dalam tangki
sehingga tidak terlalu tinggi (melebihi batas atas yang diizinkan), dan tidak terlalu
rendah (melebihi batas bawah yang diizinkan). Hal ini berguna pada saat proses
loading dan unloading. Apabila cairan di dalam tangki terlalu tinggi, tekanan
hidrostatis cairan juga akan semakin tinggi. Apabila hal ini terjadi dan tekanan total di
dalam tangki melebihi tekanan maksimum (tekanan overdesign perancangan), maka
tangki akan pecah. Sebaliknya, apabila tinggi cairan terlalu rendah, dikhawatirkan
terjadinya vacuum pressure. Selain itu, apabila arus cairan dari tangki tetap namun
inputnya tidak ada, maka lama-kelamaan cairan di dalam tangki akan habis, dan

Prarancangan Pabrik Benzonitril dari Toluen dan Amonia


Kapasitas 50.000 ton/tahun

pompa yang bertugas mengalirkan cairan dari tangki ke alat lain akan rusak karena
tidak ada cairan yang dipompa..
4. Relief Valve
Alat ini digunakan apabila pressure controller, atau sensor dan valve yang terhubung
dengan pressure controller sedang mengalami kerusakan. Alat ini berfungsi untuk
menghindari terjadinya overpressure di dalam tangki amonia. Pada proses ini, jenis
relief valve yang digunakan adalah Rupture Disc Relief Device, karena amonia
bersifat korosif. Cara kerja instrumen ini adalah apabila tekanan di dalam tangki
sudah melebihi batas maksimum yang diizinkan, maka pegas akan terangkat
(terdorong oleh gas bertekanan tinggi) sehingga tersedia ruang bagi gas tersebut untuk
keluar dari tangki, dengan demikian tekanan di dalam tangki akan menurun.
5. Scrubber
Setelah keluar dari relief valve, gas amonia tidak boleh dilepas langsung ke
lingkungan, karena sifatnya flammable (pada komposisi tertentu di udara) dan juga
toksik. Oleh karena itu, uap amonia akan dijerap di dalam alat ini dengan solven air.
6. Flare
Gas amonia yang dilepas ke lingkungan tentu akan membahayakan karena apabila
berkontak dengan alat lain yang suhunya sangat tinggi, dapat menyebabkan
kebakaran. Oleh karena itu, apabila scrubber tidak mampu menjerap seluruh gas
amonia, maka gas amonia sisa akan dibakar di dalam flare. Proses pembakaran
dilakukan dengan mengontakkan amonia dengan oksigen.
7. Sprinkler dan Tanggul
Amonia pada suhu kamar berfasa gas, oleh karena itu apabila terjadi kebocoran pada
tangki maka yang keluar adalah gas amonia. Gas amonia ini sangat mudah larut dalam
air, apabila terjadi kebocoran yang tidak terduga dan tidak bisa dikendalikan maka
agar tidak menyebar ke udara digunakan sprinkler yang akan menyemprotkan air.
Untuk mengisolir air yang mengandung amonia maka dibangun tanggul yang berada
di sekeliling tangki tersebut. Dengan demikian, gas amonia yang larut dalam air ini
tidak akan mencemari lingkungan sekitar pabrik.

Anda mungkin juga menyukai