Oleh: Aswar
Mengenal Ho’oponopono Sebagai Template Keajaiban
Kedamaian, Dll
Apa yang dilakukan Haw Len selama dirumah sakit itu sehingga
kehadirannya disana mampu memberikan dampak sistemik pada
proses kesembuhan pasien-pasien sakit jiwa tadi?
Kalau diterjemahkan:
“Saya mengasihimu”
“Saya menyesal”
“Maafkan saya”
“Terima kasih”
Menurut Haw Len, ketika dia bekerja di rumah sakit jiwa dan
melihat para pembunuh serta pemerkosa, ia mengambil tanggung
jawab. Ia mengerti bahwa mereka bertindak atas dasar dorongan
dari sebuah kenangan atau program keyakinan tertentu. Katakanlah
itu dorongan dari keyakinan yang keliru. Untuk menolong mereka,
Haw Len menolong mereka dengan menghilangkan kenangan itu.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan membersihkan
kenangan tadi dalam dirinya.
Bertanggungjawab sepenuhnya berarti segala sesuatu dalam
kehidupan Anda—semata karena hal itu berada dalam kehidupan
Anda—merupakan tanggungjawab Anda. Dalam pengertian harfiah,
seluruh dunia adalah ciptaan Anda. Kalau Anda mengambil
tanggungjawab sepenuhnya atas kehidupan Anda, segala sesuatu
yang Anda lihat, dengar, rasakan, sentuh atau alami dengan cara
apapun merupakan tanggungjawab Anda karena hal itu berada
dalam kehidupan atau berada dalam ruang kesadaran diri Anda
sendiri.
Haw Len menjelaskan lagi bahwa di dalam hati kita semua suci,
tanpa program atau kenangan. Itu adalah keadaan nol. Ada
perbatasan nol disana. Namun karena pengalaman hidup, kita
menangkap program dan kenangan, mirip seperti orang kena pilek.
Kenangan atau program tadi menular. Sama halnya dengan kenangan
atau program. Kita menangkapnya. Ketika kita melihat sebuah
program dalam diri orang lain, kita juga memilikinya. Karena program
pada orang lain tadi juga ada dalam kesadaran kita. Jalan keluarnya
adalah membersihkan program tadi.
Jadi praktisi Ho’oponopono melihat setiap masalah bukan lagi
sebagai cobaan, melaikan sebagai tanggung jawab, sebagai
kesempatan untuk membersihkannya. Apa-apa yang kita sebut
sebagai masalah hanyalah kenangan masa lalu yang bermunculan
kembali untuk memberi kita satu kesempatan lagi untuk
mengunjungi kembali masalah tadi dengan membawa kasih.
Ketika yang kita lakuka adalah mengunjungi kembali dengan
kasih pada apa-apa yang kita sebut sebagai masalah, maka masalah
tadi akan mengalami autoregulasi.
Jadi intinya adalah bersikap mengambil tanggungjawab 100%
atas kehidupan.
**********
“I Love You”
“Please Forangive me”
“I’m sorry”
“Thank You”
Misalnya:
- Ada yang bisa menyembuhkan bipolar klien mereka
- Ada yang berhasil mendapatkan pekerjaan baru setelah di-PHK
- Ada yang berhasil menjual tiket seminar melampaui target
- Ada yang berhasil menemukan pasangan baru
Daftar ini masih bisa saya buat lebih panjang, tapi saya kira Anda
sudah bisa menangkap pesannya.
Nah, untuk memahami realitas di balik metode
Ho’oponopono—sebaiknya kita perlu memahami sedikit saja tentang
ilmu pengetahuan.
Metode Ho’oponopono
1. Hukum Kausalitas
Sebab Akibat
Kenangan yang Bermunculan Kembali dalam Fisik-Penyakit
Pikiran Bawah Sadar Jantung
Kenangan yang Bermunculan Kembali dalam Fisik-Kanker
Pikiran Bawah Sadar
Devine Intelegence
Aumakua
Uhane
Unihipili
3. AKU & Karakternya
I, AKU, Subyek
Dompet Dompetku
Duit Duitku
:
4. Alam Jiwa, AKU, Will & Field of Consciousness
Setiap saat, per saat ini demi per saat ini ruang kesadaran
subyek selalu mendapat sumbangan informasi dari alam jiwa.
Sumbangan informasi itu bisa berasal dari alam jiwa Unihipili
(bawah sadar/kenangan), Uhane (pikiran sadar), ataupun dari alam
jiwa Aumakua (alam jiwa atas sadar/superconsious).
Ketika informasi dari salah satu lapisan alam jiwa tadi memasuki
ruang kesadaran Subyek, subyek mengalami pergeseran kesadaran
Identitas Subyek (identitas diri).
Devine Intelegence
I, AKU, Subyek
Aumaku
Uhane
Unihipili
5. Kausalitas Linear & Non-Linear
**************
Devine Intelegence
I, AKU, Subyek
Aumaku
Uhane
Unihipili
Nah, pada level inilah tingkat maqom kesadaran diri Haw Len.
Untuk menjaga kesadaran dirinya tetap berada pada level ini,
Haw Len terus-terusan mengucapkan frasa-frasa:
“I Love You”
“I’m sorry”
“Please forangive me”
“Thank You”