Fertilisasi, Cleveage Dan Implantasi: I. Pendahuluan Latar Belakang
Fertilisasi, Cleveage Dan Implantasi: I. Pendahuluan Latar Belakang
I. PENDAHULUAN
Latar belakang
Produktifitas dan mutu genetik ternak yang rendah masih jadi permasalahan dunia
peternakan di Indonesia. Keadaan ini terjadi karena sebagian besar peternakan di
Indonesia masih merupakan peternakan konvensional atau tradisional, dimana mutu
bibit, penggunaan teknologi dan keterampilan peternak relatif masih rendah,
pemeliharaan ternak dilakukan secara sambilan (bukan menjadi sumber ekonomi utama)
dengan kepemilikan ternak 1-3 ekor. Reproduksi merupakan proses fisiologis pada
makhluk hidup untuk menghasilkan keturunan. Hewan tingkat tinggi bereproduksi secara
seksual dan proses reproduksinya meliputi beberapa tingkatan fisiologik yang meliputi
fungsi-fungsi yang sangat komplek dan terintegrasi antara proses yang satu dengan yang
lainnya. Tingkatan-tingkatan fisiologik tersebut meliputi pembentukan sel-sel kelamin (
gamet ), pelepasan sel-sel gamet yang telah berdiferensiasi secara fungsional,
perkawinan untuk mempertemukan gamet jantan dan gamet betina, fertilisasi, fusi antara
kedua pronuklei, pertumbuhan, diferensiasi dan perkembangan zigote sampai kelahiran
normal.Bidang peternakan produktivitas ternak tidak dapat dipisahkan dengan proses
reproduksi. Keberhasilan reproduksi merupakan cermin keberhasilan suatu usaha
peternakan. Berkembangnya populasi sangat tergantung pada induk dan bibit yang
berkualitas serta jumlah kelahiran sapi yang banyak. Hal ini tentu sangat ditunjang
oleh manajemen reproduksi yang optimal. Produksi dan reproduksi sangat berkaitan erat
bagi berkembang dan tersedianya ternak . Kegagalan seekor ternak untuk menjadi
bunting pada satu atau lebih perkawinan akan menghilangkan produk konsepsi pada satu
atau lebih periode kebuntingan.
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu adanya pengetahuan tentang ilmu
reproduksi ternak khususnya membahas masalah fertilisasi, cleaveage dan implantasi
untuk membantu meningkatkan mutu genetik suatu ternak.
1
II. PEMBAHASAN
2.1 FERTILISASI
1. Pengertian fertilisasi
Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat
berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau
peleburan nukleus. Biasanya melibatkan penggabungan sitoplasma (plasmogami) dan
penyatuan bahan nukleus (kariogami). Dengan meiosis, zigot itu membentuk ciri
fundamental dari kebanyakan siklus seksual eukariota, dan pada dasarnya gamet-
gamet yang melebur adalah haploid. Bilamana keduanya motil seperti pada tumbuhan,
maka fertilisasi itu disebut isogami, bilamana berbeda dalam ukuran tetapi serupa
dalam bentuk maka disebut anisogami, bila satu tidak motil (dan biasanya lebih besar)
dinamakan oogami. Hal ini merupakan cara khas pada beberapa tumbuhan, hewan,
dan sebagian besar jamur. Pada sebagian gimnofita dan semua antofita, gametnya
tidak berflagel, dan polen tube terlibat dalam proses fertilisasi.
Gambar 1. Fertilisasi
2
2. Jenis- jenis fertilisasi
1. Fertilisasi eksternal (khas pada hewan-hewan akuatik): gamet-gametnya
dikeluarkan dari dalam tubuhnya sebelum fertilisasi.
3
3. Proses fertilisasi
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat sel spermatozoa dilepaskan dan dapat
membuahi ovum di ampula tuba fallopii. Sebanyak 300 juta spermatozoa
diejakulasikan ke dalam saluran genital wanita. Sekitar 1 juta yang dapat berenang
melalui serviks, ratusan yang dapat mencapai tuba fallopi dan hanya 1 yang dapat
membuahi sel telur. Sel spermatozoa mempunyai rentang hidup sekitar 48 jam
(Cambridge, 1998). Sebelum membuahi sel telur, spermatozoa harus melewati tahap
kapasitasi dan reksi akrosom terlebih dahulu. Kapasitasi merupakan suatu masa
penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, berlangsung sekitar 7 jam. Selama
itu suatu selubung glikoprotein dari plasma semen dibuang dari selaput plasma yang
membungkus daerah akrosom spermatozoa. Sedangkan reaksi akrosom terjadi setelah
penempelan spermatozoa ke zona pelusida. Reaksi tersebut membuat pelepasan
enzim-enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida yang terdapat pada
akrosom (Sadler, 1996) Oosit (ovum) akan mencapai tuba satu jam lebih setelah
diovulasikan. Ovum ini dikelilingi oleh korona dari sel-sel kecil dan zona pelusida
yang nantinya akan menyaring sel spermatozoa yang ada sehingga hanya satu sel
yang dapat menembus ovum.
4
Sel telur yang telah dibuahi akan membentuk zigot yang terus membelah
secara mitosis menjadi dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya.
2.2 Cleveage
1. Pengertian Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah suatu proses membelahnya sel induk menjadi dua atau
lebih sel anak. Pembelahan sel biasanya merupakan siklus sel kecil yang akan
menyebabkan siklus besar selanjutnya.
5
Gambar 6. Pembelahan secara amitosis
b. Pembelahan Sel Secara Mitosis
Pembelahan secara Mitosis pembelahan yang menghasilkan dua sel anak yang
bersifat sama dengan induknya, artinya sel anak ini pun dapat membelah lagi. Pada
Manusia, pembelahan ini terjadi di sel meristem somatik ( sel tubuh muda). Proses ini
berlangsung melalui tahapan – tahapan yang terstruktur dan teratur, tidak seperti
Amitosis yang berlangsung secara spontan. Pembelahan secara mitosis ini melalui dua
tahapan, yaitu Kariokinesis dan Sitokinesis.
1. Kariokinesis
Proses ini menunjukkan perbedaan yang mencolok pada tiap fasenya dan
bertujuan untuk pembagian materi inti, adapun perubahannya sebagai berikut :
Interfase
Pada tahap ini sel tidak membelah. Nukleus terdiri dari RNA ribosom
dan merupakan tempat sintesis protein serta materi yang berwarna gelap
6
dikenal sebagai kromatin atau bentuk benang-benang kromosom sehingga
bentuk kromosom tidak dapat dilihat secara jelas. Pada salah satu ujung sel,
terdapat 2 pasang protein yang disebut sentrioles, tetapi pada tumbuhan,
sentriosol tidak muncul.
Profase
Mitosis I : Profase
Gambar 8. Tahap Profase
Metafase
Mitosis : Metafase
Gambar 9. Tahap Metafase
7
Pada fase ini, kromosom berpindah menjadi satu garis yang disebut
the equator. Selain itu, muncul benang-benang yang disebut spindel dan
melekat pada sentromer setiap kromosom. Spindel ini menghubungkan
kromosom ke 2 kutub sentrisol yang berlawanan.
Anafase
Mitosis : Anafase
Telofase
Mitosis : Telofase
Gambar 11. Tahap Telofase
8
pada tumbuhan, pembelahan terjadi dengan cell plate daripada cleavage
burrow.
2. Sitokinesis
Mitosis : Sitokinesis
Gambar 12. Sitokinesis
Selama sitokinesis berlangsung, sitoplasma sel hewan dibagi menjadi
dua melalui terbentuknya cincin kontraktil yang terbentuk oleh aktin dan
miosin pada bagian tengah sel. Cincin kontraktil ini menyebabkan
terbentuknya alur pembelahan yang akhirnya akan menghasilkan dua sel anak.
Masing-masing sel anak yang terbentuk ini mengandung inti sel, beserta
organel-organel selnya. Pada tumbuhan, sitokinesis ditandai dengan
terbentuknya dinding pemisah ditengah-tengah sel. Tahap sitokinesis ini
biasanya dimasukkan dalam tahap telofase.
9
a. Meiosis I
Meiosis I
Gambar 13. Meiosis I
Interfase
10
- Diploten, kromosom homolog yang tadinya bivalen terpisah. Bila terjadi
perpindahan silang, akan terdapat kiasma sebagai tanda.
- Diakinesis, pada fase diakinesis, nukleolus (membrane inti) akan hilang dan
sentriol bergerak ke masing-masing kutub serta membentuk benang-benang
spindel.
Metafase 1. Pasangan kromosom homolog mengatur diri dan saling
berhadapan di daerah ekuator. Setengah dari pasangan kromosom homolog
mengarah ke kutub yang satu dan setengah pasangan kromosom homolog
lainnya mengarah ke kutub yang lain.
Anafase 1. Tiap kromosom homolog masing-masing mulai ditarik oleh
benang spindel menuju ke kutub pembelahan yang berlawanan arah.
Telofase 1. Kromosom yang masih terdiri dari dua kromatid berada di
kutub. Selanjutnya terbentuk membran nukleus yang diikuti oleh proses
sitokinesis. Akhir telofase I terbentuk dua sel anak. Setiap sel anak
mengandung n kromosom sehingga pada akhir meiosis I terbentuk dua sel
anak yang haploid.
Sitokenesis 1. Pada sitokinesis I tiap kromosom homolog dipisahkan oleh
sekat sehingga sitokinesis menghasilkan dua sel, masing-masing berisi
kromosom dengan kromatid kembarnya.
b. Meiosis II
Profase II. Pada profase II kromatid kembaran masih melekat pada tiap
sentromer kromosom. Tahap ini kadang terjadi dalam waktu yang singkat
karena diikuti tahap berikutnya.
Metafase II. Pada metafase II tiap kromosom (yang berisi dua kromatid)
merentang pada bidang ekuator. Terbentuk benang-benang spindel, satu
11
ujung melekat pada sentromer, dan ujung lain membentang menuju ke kutub
pembelahan yang berlawanan arah.
Anafase II. Pada anafase II benang spindel mulai menarik kromatid menuju
ke kutub pembelahan yang berlawanan tersebut. Akibatnya, kromosom
memisahkan kedua kromatidnya dan bergerak menuju kutub yang berbeda.
Kromatid yang terpisah kini dinamakan kromosom.
Telofase II. Pada telofase II, kromatid (atau kini disebut kromosom) telah
mencapai kutub pembelahan. Hasil total dari tahap ini adalah terbentuk
empat inti. Tiap inti mengandung setengah pasang kromosom (haploid) dan
satu salinan DNA (1n,1c).
Sitokenesis II. Ada sitokinesis II tiap inti mulai dipisahkan oleh sekat sel dan
akhirnya menghasilkan empat sel kembar haploid.
12
Gambar 15. Perbandingan Meiosis dan Mitosis
13
Cleavage adalah pembelahan zygote secara cepat menjadi unit-unit yanglebih
kecil yang di sebut blastomer. Stadium cleavage merupakan rangkaian mitosis yang
berlangsung berturut-turut segera setelah terjadi pembuahan yang menghasilkan
morula dan blastomer
14
Menurut yatim (1990:155) pada manusia pembelahan terjadi secara holobastik
tidak teratur. Dimana bidang dan waktu tahap-tahap pembelahan tidak sama dan tidak
serentak pada berbagai daerah zigot. Awalnya zigot membelah menjadi 2 sel,
kemudian terjadi tingkat 3 sel, kemudian tingkat 4 sel, diteruskan tingkat 5 sel, 6 sel,
7 sel, 8 sel, dan terus menerus hingga terbentuk balstomer yang terdiri dari 60-70 sel,
berupa gumpalan massif yang disebut morula.
Pada Hewan, pembelahan pertama dan kedua dari ovarium yang telah dibuahi
terjadi semasa ovarium berada di dalam tuba falopii. Secara normal, embrio berada
pada tahap 4 sel dalam masa pembangunannya sewaktu memasuki uterus. Embrio-
embrio tidak segera di distribusikan ke seluruh uterus akan tetapi untuk sementara di
tahan di bagian anterior cornua uteri. Cleavage telah mencapai tingkatan morula pada
hari ke-5 sampai hari ke-6 sesudah permulaan estrus dan pembentukan blastocyst
dengan penghilangan zona pellucida terjadi pada hari ke-6 sampai hari ke-8.
Pemanjangan blastocyst terjadi sebelum implantasi. Sesudah pemanjangan chorion,
embrio didistribusikan secara merata di dalam cornua uteri. Panjang uterus bertambah
dengan cepat dari hari ke-2 sampai hari ke-6 sesudah permulaan estrus. Suatu
pertambahan berat uterus linear terjadi selama masa kebuntingan. Ruangan yang
tersedia di dalam uterus mempengaruhi jumlah anak pada kebuntingan muda tetapi
cukup menentukan pada umur kebuntingan 105 hari (Fenton et al., dikutip dari
Toelihere, 1993).
15
Pada akhir pembelahan akan dihasilkan dua kelompok sel. Pertama
kelompok sel-sel utama (blastoderm), yang meliputi sel-sel formatik atau
gumpalan sel-sel dalam (inner mass cells),fungsinya membentuk tubuh
embrio. Kedua adalah kelompok sel-sel pelengkap, yang meliputi trophoblast,
periblast, dan auxilliary cells. Fungsinya melindungi dan menghubungi antara
embryo dengan induk atau lingkungan luas.
Tropoblast melekat pada dinding uterus. Sel-selnya memperbanyak
diri dengan cepat dan memasuki epitelium uterus pada tahap awal
implantasi. Setelah 9 hari, seluruh blastokista tertahan dalam dinding uterus.
Sewaktu ini berlangsung, sel-sel yang berada disebelah bawah dari masa sel
dalam menyusun diri menjadi suatu lapisan yang disebut endoderm primer
yang akan membentuk saluran pencernaan makanan. Sel-sel sisa dari masa sel
dalam memipihmembentuk suatu keping yaitu keping embrio.Antara keping
embrio dantropoblast yang menutupi timbulnya suatu rongga (rongga amnion)
berisi carian.Dinding rongga yaitu amnion, menyebar mengelilingi embrio dan
dikelilingi bantalan yaitu cairan amnion.
16
berdifferensiasimembentuk organ-organ tertentu seperti sel saluran pencernaan,
notochord syaraf eksoderm, ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Pada manusia, hasil pembelahan berbentuk suatu bola padat
(morulla).Lapisan luar dari blastula ini membentuk lapisan yang mengelilingi
embriosebenarnya, sedangkan embrio dibentuk dari bagian morulla (inner cells
mass atau masa sel dalam)./lapisan luar (tropoblast) pada satu sisi masa sel
dalammelepaskan diri, membentuk suatu bentuk yang mirip suatu blastula dan
struktur ini disebut sebagai blastokista embrio akan menempel dan menetap pada
dinding uterus untuk periode waktu tertentu, ditempat dimana embrio akan
mendapatkan makanan sampai dilahirkan
17
contoh, lapisan saraf manusia berasal dari ektoderm, lapisan paling luar saluran
pencernaan kita dan organ-organnya berasal dari endoderm dan sebagian besar
organ dan jaringan lain, seperti ginjal, jantung dan otot berasal dari lapisan
mesoderm.
Dan adapun urutan peristiwa pembelahan sel yang dimaksud adalah sebagia berikut :
18
2.3 IMPLANTASI
1. Pengertian Implantasi
Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses tertanamnya
embrio yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus (endometrium) untuk
selanjutnya mengalami perkembangan.Implantasi biasanya terjadi pada hari ke-5
sampai hari ke-8 dari perkembangan embrio.
Menjelang terjadi implantasi, zona pelusida lenyap dengan jalan lisis.
Sebelum implantasi, cairan blastosul mengandung banyak ion kalium dan bikarbonat.
Bahan ini berasal dari cairan rahim.Setelah terjadi implantasi, jumlah kalium dan
bikarbonat berkurang, sehingga sama dengan kadar yang terdapat di dalam serum
induk.
2. Proses Implantasi
Proses implantasi terjadi setelah melalui proses fertilisasi dan proses
claveage (pembelahan). Tepat saat berbentuk morula (mengalami pembelahan
menjadi 32 sel), embrio mulai memasuki uterus. Proses pembelahan masih tetap
terjadi. Ketika akan mengalamai implantasi, embrio yang berupa blastosit.
Pertama, zona pellucida akan terlepas sebagai aktivitas dari enzim proteolitik
dari airan uterus disebut proses hatching. Lalu bagian dari blastosit, yaitu tropoblast
akan menempel pada endometrium dan berkembang menjadi plasenta yang berfungsi
sebagai penyuplai zat-zat makanan kepada fetus.
19
Saat berkontak dengan endomterium, sel tropoblas melepaskan enzim
pencerna protein, memungkinkan sel-sel tropoblas melakukan penetrasi ke dalam
endometrium. Selain membuat lubang yang penting untuk implantasi, pemecahan
dinding endometrium yang kaya nutrisi juga penting untuk sumber bahan bakar dan
bahan baku metabolisme. Selanjutnya, membran plasma tropoblas tersebut
berdegenerasi membentuk sinsitium yang multinukleat yang nantinya menjadi
plasenta bagian fetal.
20
1. Sel sinsitiotrofoblas adalah sel berukuran besar dan multinuklear yang
berkembang dari lapisan sitotrofoblas. Sel ini aktif mengeluarkan hormon
plasenta dan mentrasfer zat makanan dari induk ke janin.
2. Sekelompok sel sitotroblas memiliki sifat invasif, melewati stroma endometrium
untuk mencapai pembuluh darah induk, termasuk arteri spiralis endometrium.
Pada babi mulai terjadi junction complexes yang terbentuk diantara
tropoblast dan sel-sel epitel dinding uterus. Tahap berikutnya terjadi asosiasi chorion
dan mikrovili serta adesi dengan dinding uterus. Pada babi dan kuda asosiasi itu
merupakan suatu area yang merupakan tempat aktivitas difusi antara chorion dan vili-
vili (cotyledons).
3. Jenis-jenis Implantasi
1. Implantasi interstisial terjadi pada manusia, sipanse dan marmut dimana invasi
embrio merusak jaringan 'stroma uterus sedemikian dalam kemudianembrio
masuk kedalam stroma dan permukaan uterus akan menutup daerah bekas
masuknya embrio.
2. Implantasi eksentrik seperti pada monyet resus, anjing, kucing dan tikus,
kerusakan stroma terjadi hanya sebagian dan embrio yang berkembang masih
berhubungan dengan lumen uterus.
3. Pada implantasi superfisial seperti pada kuda, babi,sapi, domba dan kambing,
perlekatan hanya terjadi pada permukaan uterus dan relatif tidak terjadi.
21
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Pembuahan atau fertilisasi (singami) adalah peleburan dua gamet yang dapat
berupa nukleus atau sel-sel bernukleus untuk membentuk sel tunggal (zigot) atau
peleburan nukleus.prosesnya dimulai dari persiapan sel ovum dan spermatozoa;
penetrasi; penggabungan inti; dan pembelahan awal zigot.
2. Fase fertilisasi adalah pertemuan antara sel sperma dengan sel ovum dan akan
menghasilkan zygote. Zygote akan melakukan pembelahan sel (cleavage). Zigot
selanjutnya mengalami pertumbuhan dan perkembangan melalui tahap-tahap yaitu
pembelahan, gastrulasi, dan organogenesis.
3. Implantasi atau disebut juga dengan nidasi merupakan proses tertanamnya embrio
yang merupakan hasil dari konsepsi, ke dinding uterus (endometrium) untuk
selanjutnya mengalami perkembangan.
22
DAFTAR PUSTAKA
http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/08/fertilisasiproseskehamilan.html#sthash.wJ
BFtX3P.dpuf, diakses tanggal 27 November 2014
http://perpustakaancyber.blogspot.com/2012/12/proses-fertilisasi-gestasi-kehamilan-
persalinan-manusia.html, diakses tanggal 27 November 2014
http://www.medicinesia.com/kedokteran-dasar/reproduksi-kedokteran-dasar/fisiologi-awal-
kehamilan-implantasi-plasenta-dan-adaptasi-maternal/. Diakses pada tanggal 27 November 2014.
http://goth-id.blogspot.com/2012/04/implantasi-nidasi-dan-plasentasi.html?m=1. Diakses
pada tanggal 27 November 2014.
http://drprima.com/kehamilan/minggu-ke-empat-kehamilan-implantasi-menempel-pada-
rahim.html. Diakses pada tanggal 27 November 2014.
23