Anda di halaman 1dari 9

Pemeliharaan Jalan Raya

I.PENDAHULUAN

Tujuan pemeliharaan jalan adalah untuk mempertahankan kondisi jalan mantap sesuai dengan
tingkat pelayanan dan kemampuannya pada saat jalan tersebut selesai dibangun dan dioperasikan
sampai dengan tercapainya umur rencana yang telah ditentukan. Bertitik tolak dari kondisi mantap
tersebut, pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara terus-menerus/rutin dan berkesinambungan
khususnya pada jenis konstruksi jalan yang menggunakan sistem perkerasan lentur (flexible
pavement). Pemeliharaan jalan tidak hanya pada perkerasannya saja, namun mencakup pula
pemeliharaan bangunan pelengkap jalan dan fasilitas beserta sarana-sarana pendukungnya. Suatu
perkerasan jalan sekuat apapun tanpa didukung oleh fasilitas drainase akan dengan mudah menurun
kekuatannya sebagai akibat dari melemahnya kepadatan lapisan pondasi dan terurainya butiran
agregat dari bahan pengikatnya. Pemeliharaan saluran tepi di kiri-kanan badan jalan menjadi penting
dan air harus senantiasa mengalir dengan lancar karena genangan air hujan akan melemahkan
struktur perkerasan secara menyeluruh. Sedangkan retak rambut pada lapisan permukaan suatu
perkerasan bila tidak segera ditutup akan semakin membesar dan dimasuki air hujan yang
berdampak terurainya ikatan antara butiran agregat dari bahan pengikatnya, dan menjadi kerusakan
yang lebih besar. Kondisi ini akan semakin cepat bertambah parah lagi bila beban lalulintasnya padat
dan berat. Penanganan pemeliharaan jalan dapat dilakukan secara rutin maupun berkala.
Pemeliharaan jalan secara rutin dilakukan secara terus-menerus sepanjang tahun dan dilakukan
sesegera mungkin ketika kerusakan yang terjadi belum meluas. Perawatan dan perbaikan dilakukan
pada tahap kerusakan masih ringan dan setempat. Hal ini dilakukan sehubungan dengan biaya
perbaikannya yang relatif rendah dan cara memperbaikinyapun relatif mudah/ringan. Pemeliharaan
jalan secara berkala dilakukan secara berkala dengan melakukan pula peremajaan terhadap bahan
perkerasan maupun bahan lainnya. Selain itupun, dilakukan perataan kembali terhadap permukaan
jalan. Baik pemeliharaan rutin maupun pemeliharaan berkala, tidak dimaksudkan untuk
meningkatkan kemampuan struktur. Sehubungan dengan hal tersebut, pengendalian dan
pengawasan pemeliharaan jalan perlu dilakukan secara rutin maupun berkala agar kerusakan jalan
beserta bangunan pelengkap dan fasilitas pendukungnya sejak dini dapat diditeksi jenis dan volume
serta cara penanganan yang harus dilakukan segera. Selain itupun perlu diketahui lokasi
kerusakannya, khususnya pada lokasi tertentu yang selalu terjadi kerusakan berulang. Pengendalian
dan pengawasan pekerjaan pemeliharaan jalan menjadi penting dalam upaya meningkatkan
kemampuan dan pengembangan jaringan jalan yang telah mantap guna melayani lalulintas
transportasi darat dan daerah=daerah yang berkembang. II. KEGIATAN UTAMA PEMELIHARAAN
JALAN Kegiatan utama pemeliharaan jalan dibagi dalam beberapa kategori pemeliharaan sesuai
dengan peran dan fungsi masing-masing bagian dari suatu konstruksi jalan. Bagian-bagian dari
konstruksi jalan yang perlu dipelihara antara lain adalah sebagai berikut: Struktur Perkerasan Jalan.
Bahu Jalan. Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar. Fasilitas Drainase Jalan. Perlengkapan Jalan. Lereng/Talud
Jalan. Struktur Pendukung Jalan. Selain itu, kegiatan yang perlu dilakukan dalam keadaan
mendesak/darurat adalah apabila terjadi bencana alam seperti tanah longsor, banjir, jalan dan
jembatan terputus, pengaturan lalulintas, dan lain-lain. II.1. Struktur Perkerasan Jalan Kerusakan
pada struktur perkerasan jalan dapat terjadi dengan kondisi yang berbeda-beda sesuai dengan
tingkat kerusakannya; berat, sedang, ataupun ringan. Disarankan pada saat kondisi kerusakan ringan
dapat segera diperbaiki dengan cara pemeliharaan rutin, agar kerusakan tidak berkembang lebih
lanjut atau semakin parah yang berakibat semakin mahal biaya untuk perbaikannya. Sesuai dengan
jenis perkerasan jalan yang umumnya dilaksanakan, maka kerusakan yang terjadi umumnya
mengikuti jenis perkerasan itu masing-masing. Pada perkerasan lentur dengan lapisan penutup, jenis
kerusakan yang sering timbul antara lain adalah: Lubang. Bergelombang/keriting. Alur.
Penurunan/Ambles. Jembul. kerusakan Tepi. Retak Buaya. Retak Garis. Kegemukan Aspal.
Terkelupas. Pada perkerasan lentur tanpa lapisan penutup, jenis kerusakan yang sering timbul
antara lain adalah sebagai berikut: Lubang-lubang. Bergelombang/keriting. Alur. Penurunan/Ambles.
Pada perkerasan kaku, jenis kerusakan yang sering timbul, antara lain adalah sebagai berikut:
kerusakan pengisi celah lubang. Penurunan slab dan slab pecah/retak pada sambungan Metode
perbaikan pada perkerasan lentur dengan lapis penutup adalah; Penambalan lubang. Perataan.
Pelaburan/Pengaspalan. Pengisian retak. Penutupan retak. Penebaran pasir. Metode perbaikan pada
perkerasan lentur tanpa lapis penutup adalah; Penambalan lubang. Perataan. Perbaikan kemiringan.
Penambahan kerikil. Metode perbaikan pada perkerasan kaku adalah; Perbaikan celah. Penyuntikan.
Penambahan. II.2. Bahu Jalan Bahu jalan ditepi kiri dan kanan perkerasan jalan diperlukan guna
memberikan rasa aman bagi pengemudi dan melindungi struktur perkerasan jalan dari kerusakan
tepinya masing-masing. Kerusakan pada bahu jalan dapat dikategorikan sebagai berikut; Dengan
Lapisan Penutup; Lubang-lubang pada bahu jalan. Bergelombang dan keriting. Jembul pada
permukaaan bahu jalan. Retak buaya. Kegemukan aspal. Permukaan bahu jalan terkelupas. Tanpa
Lapisan Penutup; Letak setempat. Ambles/terjadi alur dipermukaan. Bahu jalan dari tanah; Retak
setempat. Kehilangan permukaan. Rumput panjang. Metode perbaikan bahu jalan dengan lapisan
penutup; Penambalan lubang. Perataan. Pelaburan/pengaspalan. Penebaran pasir. Metode
perbaikan bahu jalan tanpa lapisan penutup; Perataan. Pelandaian. Pembuatan kemiringan. Metode
perbaikan bahu jalan dari tanah; Perataan. Pelandaian. Pembuatan kemiringan. Pemangkasan
rumput. II.3. Fasilitas Pejalan Kaki/Trotoar Fasilitas untuk pejalan kaki/trotoar sangat diperlukan
guna keselamatan dan keamanan di tepi jalan terhadap kecelakaan lalulintas. Trotoar sangat
dibutuhkan pada jalan kota, khususnya di daerah permukiman maupun di pusat-pusat kegiatan,
seperti perkantoran, sekolah, perdagangan, perbelanjaan, dan lain-lain. Kerusakan yang sering
terjadi pada trotoar suatu jalan bergantung kepada jenis bahan yang digunakan pada pembuatan
trotoar tersebut. Trotoar dengan lapisan penutup; Retak-retak pada lapisan penutup. Kehilangan
lapisan permukaannya Trotoar tanpa lapisan penutup; Terjadi lubang-lubang. Ambles/penurunan
permukaan. Trotoar dari pasangan ubin/blok; Permukaan tidak rata. Susunan bergeser/tidak
beraturan. Trotoar dengan bahan beton; Beton pecah/retak. Permukaannya mengelupas. Trotoar
bagian tepi/penahan kerb; Kerusakan pada inlet kerb/fungsi drainase. Inlet kerb tersumbat/fungsi
drainase. Kerb terlepas/hilang/kabur. Metode perbaikan fasilitas pejalan kaki/trotoar antara lain
adalah; Pengaspalan. Pemadatan ulang. Penggantian lantai. Penambalan permukaan. Penggantian
yang rusak/hilang. Pembersihan inlet kerb. Pengecatan kerb yang pudar. II.4. Fasilitas Drainase Jalan
Fasilitas drainase jalan yang berfungsi untuk membuang air berlebih pada permukaan suatu jalan,
umumnya perlu mendapatkan perawatan dan pemeliharaan rutin agar dapat tetap berfungsi secara
optimal. Kerusakan yang sering timbul dan kurang berfungsinya fasilitas drainase jalan tergantung
kepada jenis bahan yang digunakan. Tanpa pasangan batu; Pendangkalan, sebagai akibat dari
pengendapan lumpur. Kerusakan pada saluran terbuka; dasar saluran tergerus, talud
longsor/tergerus. Tumbuh-tumbuhan pada saluran terbuka, mengganggu laju aliran air. Dengan
pasangan batu; Pendangkalan, sebagai akibat dari pengendapan bahan/material yang hanyut.
Kerusakan pada saluran terbuka; retak-retak pada permukaaan saluran, terlepasnya batu dari
ikatannya. Metode perbaikan drainase jalan tanpa pasangan batu adalah; Pembersihan. Perataan
kemiringan. Perataan kemiringan saluran. Metode perbaikan drainase jalan dengan pasangan batu;
Pembersihan saluran pasangan batu. Perbaikan yang retak dan pemasangan batu kembali.
Pembuatan ulang saluran pasangan batu. Gorong-gorong; Tersumbat; sampah/tumbuhan yang
hanyut tertahan di inlet gorong-gorong sehingga mengganggu aliran air. Kerusakan pada struktur;
retak, pecah, terlepas dari sambungan, dan lain-lain. Kerusakan kepala gorong-gorong; baik inlet
maupun outletnya. Metode perbaikan gorong-gorong; Pembersihan saluran gorong-gorong.
Perbaikan gorong-gorong. Perbaikan dinding gorong-gorong. Saluran; Terjadinya timbunan sampah.
Pendangkalan; endapan lumpur/pasir. Penggerusan pada struktur saluran. Metode perbaikan
saluran; Pembersihan kotoran/sampah.yang menyumbat. Pengambilan pasir yang mengendap.
Perbaikan dasar saluran. II.5. Perlengkapan Jalan dan Fasilitas Pendukung Lainnya Perlengkapan jalan
dan fasilitas pendukung lainnya dimaksudkan agar dapat memberikan informasi bagi pengemudi
kendaraan untuk dapat mengikuti dan mengetahui keadaan di jalan raya yang dilaluinya.
Perlengkapan/pendukung jalan yang dapat berfungsi secara baik akan memberikan kejelasan kepada
setiap pengemudi untuk dijadikan pedoman selama berkendaraan di jalan raya. Kerusakan pada
perlengkapan jalan akan menimbulkan ketidak jelasan kepada pengemudi dan menimbulkan
kesulitan lainnya. Patok kilometer dan hektometer; Kerusakan patok kilometer dan hektometer ;
patah, pecah, terkelupas, tulisannya hilang/kabur. Patok kilometer/hektometer hilang dari
tempatnya. Patok kilometer/hektometer terhalang/tertutup akibat tertutup tumbuh-tumbuhan, dan
terhalang bangunan liar. Rambu-rambu jalan; Perubahan letak rambu lalulintas. rambu lalulintas
kotor, tertutup/coretan. Rambu lalulintas rusak, dirusak, terbentur benda keras. Rambu lalulintas
hilang, dilepas, dicuri oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Tiang rambu hilang/dicuri, atau
dirusak akibat benturan keras. Marka jalan; Tampilan marka berkurang/pudar. Posisi/penempatan
marka salah/keliru/belum selesai. Metode perbaikan patok kilometer dan patok hectometer;
Perbaikan patok. Penggantian patok yang hilang. Pemindahan penghalang patok. Metode perbaikan
rambu-rambu jalan; Pelurusan rambu (tiang). Pembersihan rambu. Perbaikan rambu. Penggantian
rambu yang hilang. Penegakan rambu. Metode perbaikan marka jalan; Pemberian garis marka yang
benar/sesuai. Pemindahan garis marka sesuai kondisi yang dibutuhkan. II.6. Lereng/Talud Jalan
Pemeliharaan rutin pada lereng maupun talud jalan perlu dilakukan agar dapat dicegah terjadinya
kelongsoran/tanah longsor, khususnya pada musim penghujan sebagai akibat dari erosi/pengikisan
oleh air. Kerusakan pada lereng maupun talud jalan dikategorikan sesuai dengan bahan yang
digunakan pada lereng dan talud jalan tersebut. Lereng/Talud dari kerikil; Erosi atau pengikisan oleh
air hujan. Rembesan air (air tanah) pada lereng/talud. Lereng /talud dari pasangan batu; retak pada
struktur penahan tanah di lereng/talud jalan. Ambles pada lereng/talud akibat penurunan/longsor.
Lereng/talud ditanami rumput; Rumput tumbuh panjang pada lereng, perlu dipangkas. Rumput yang
gundul pada lereng, perlu ditanam kembali. Lereng/talud dari bongkahan batu; Sebagian batu
hilang/lepas. Susunan batu tidak teratur/penurunan/ambles. Metode perbaikan lereng/talud dari
kerikil; Pengalihan aliran air. Pelandaian kemiringan saluran air. Saluran bawah tanah. Metode
perbaikan lereng/talud dari pasangan batu; Perbaikan retak pada pasangan batu. Pembuatan
konstruksi telapak. Metode perbaikan lereng/talud ditanami rumput; Pemotongan rumput yang
panjang. Penanaman rumput yang gundul. Metode perbaikan lereng/talud dari bongkahan batu;
Penambahan batu yang hilang. Pemasangan kembali yang lepas. Penyusunan kembali bongkahan
batu. II.7. Struktur Pendukung Jalan Pemeliharaan struktur pendukung jalan seperti jembatan dan
box culvert / gorong-gorong (lubang > 3 m), perlu dilakukan guna memastikan berfungsinya struktur
tersebut memikul beban lalulintas jalan yang melaluinya. Kerusakan pada jembatan dan box culvert
ditangani secara khusus melalui pemeliharaan jembatan dan bangunan struktur pendukung jalan.
Jembatan; Dek/pelat lantai jembatan berpasir, mempengaruhi lintasan jalan. Pagar/railing jembatan
rusak/bengkok, lepas/hilang/dicuri. Penurunan pada jalan pendekat (oprit) jembatan. Box culvert /
gorong-gorong lubang > 3 m; Dek/pelat lantai berpasir; mempengaruhi lintasan jalan. Pagar/railing
rusak/bengkok, lepas/hilang/dicuri. Penurunan pada jalan pendekat (oprit) box culvert / gorong-
gorong. Lain-lain; 1. Railing dari bahan yang mudah mengalami korosi/berkarat, catnya
mengelupas. 2. Pembersihan endapan/tumbuhan pada inlet yang telah disediakan. 3.
Pemeriksaan kekuatan dan kencang/kendornya baut (jembatan rangka baja). 4. Cat terkelupas. 5.
Bagian-bagian struktur berkarat (baja). Metode perbaikan jembatan; Pembersihan dek/pelat lantai
jembatan. Pengecatan pagar/railing yang pudar. Penggantian/pemasangan pagar/railing yang sesuai
dengan kebutuhan. Perataan jalan pendekat/oprit. Metode perbaikan box culvert/gorong-gorong > 3
m; Pembersihan dek/pelat lantai. Pengecatan pagar/railing yang pudar. Penggantian/pemasangan
pagar/railing yang sesuai dengan kebutuhan. Perataan jalan pendekat/oprit. Penanganan Darurat;
Penanganan darurat perlu dilakukan segera bila pada ruas jalan yang bersangkutan mengalami
kerusakan akibat adanya bencana alam; seperti badan jalan longsor atau tertimbun longsoran dari
tebing, sehingga akses jalan tidak berfungsi. Bila masih memungkinkan dibuatkan jalan
sementara/darurat melalui bahu jalan yang masih kuat, sambil kerusakan pada badan jalan
diperbaiki. Perlu adanya pengaturan lalulintas dan rambu pengamanan. Ada kalanya pohon besar
tumbang melintang jalan sehingga perlu segera memindahkan atau memotongnya dan
membersihkannya agar jalan dapat berfungsi dan lalulintas tidak terhambat. Dalam hal ini, perlu
disiapkan regu-regu dengan peralatan pemotong/gergaji untuk penanganan darurat ini. III.
PENGENDALIAN MUTU PEMELIHARAAN JALAN Pengendalian mutu dalam pemeliharaan jalan
dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan,
khususnya pemeliharaan rutin. Seorang petugas yang terkait dalam kegiatan pemeliharaan rutin
harus dapat mempertanggungjawabkan seluruh pekerjaan pemeliharaan yang telah dilaksanakan.
III.1. Mutu Pelaksanaan Mutu pelaksanaan dari kegiatan pemeliharan rutin dimonitor dan dipantau
sesuai dengan tingkat kerusakan yang perlu segera diperbaiki dan ditindak lanjuti. Tanggungjawab
seorang petugas pada suatu kegiatan pemeliharaan jalan adalah, bagaimana yang bersangkutan
dapat menjamin dipenuhinya tata cara penanganan jenis-jenis kerusakan yang telah disyaratkan
dalam pemeliharaan rutin tersebut. Sehubungan dengan itu, ada beberapa hal yang perlu
mendapatkan perhatian, antara lain sebagai berikut; 1. Melakukan monitoring dan pantauan
secara terus-menerus terhadap kondisi jalan sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawab
masing-masing. 2. Melakukan pencatatan yang dituangkan dalam bentuk laporan harian, tingkat
dan jenis kerusakan yang ada. 3. Melakukan usaha perbaikan sesuai tata cara yang dipersyaratkan
dalam kegiatan pemeliharaan jalan. 4. Melaporkan segera kepada atasan masing-masing bila
terjadi hal-hal diluar kemampuannya yang tidak dapat diatasi sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan. III.2.Kuantitas Hasil Akhir Hasil akhir dari suatu pekerjaan pemeliharaan rutin jalan perlu
dicatat dan dievaluasi serta dilaporkan secara periodik; harian, mingguan, bulanan, triwulanan, dan
final/akhir. Kuantitas hasil akhir yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut: Kerataan
permukaan dari struktur; menampilkan hasil akhir pekerjaan yang berkualitas, sama seperti keadaan
baru atau kembali seperti semula. Kepadatan; pada lapisan perkerasan telah dicapai tingkat
kepadatan yang sesuai dengan peran dan fungsinya dalam struktur. Bentuk; hasil akhir sesuai
dengan bentuk yang telah direncanakan (gambar rencana/kerja). Fungsi; setelah dilakukan
pemeliharaan/perbaikan, dapat berfungsi secara baik dan benar, misal kelancaran air pada saluran
tepi / tidak tersumbat. Toleransi; perbedaan/selisih dari hasil akhir pekerjaan masih dalam batas-
batas atau koridor yang disyaratkan (tidak berpotensi menimbulkan kerusakan). Jumlah; kuantitas
hasil akhir pekerjaan sesuai dengan kuantitas yang telah direncanakan dalam
pemeliharaan/perbaikan. III.3. Sumber Daya Sumber daya yang diperlukan dalam suatu pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan jalan antara lain adalah tenaga pekerja, peralatan dan bahan. Disamping itu,
perlu diperhatikan pula jadual kegiatan masing-masing pekerjaan dan mutu sumber dayanya yang
dijelaskan sebagai berikut; Tenaga Pekerja: pentingnya tingkat keahlian dan tingkat keterampilan
tertentu dari masing-masing tenaga pekerja untuk menangani suatu jenis pekerjaan, sehingga dapat
disusun suatu jadual kegiatan yang sesuai dengan kemampuan masing-masing tenaga pekerja dalam
menangani suatu pekerjaan. Peralatan; penggunaan jenis dan kapasitas peralatan yang tepat/sesuai
dengan kebutuhan operasional dalam penanganan masing-masing jenis kegiatan
pemeliharaan/perbaikan agar diperoleh hasil pekerjaan yang optimal. Bahan; tersedianya
bahan/material yang diperlukan dan memadai dalam setiap tahapan kegiatan pemeliharaan rutin
sehingga pelaksanaannya dapat lancar dan sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
Pengendalian mutu sumber daya dilakukan secara terjadual dan senantiasa disesuaikan dengan jenis
pekerjaan/kegiatan yang telah direncanakan. Hal ini diperlukan agar penyelenggaraan kegiatan
berlangsung efisien dan mendapatkan hasil yang optimal sesuai dengan spesifikasi yang telah
dipersyaratkan. Penggunaan metode pelaksanaan dan ketersediaan biaya yang diperlukan turut
menentukan kelancaran kegiatan pemeliharaan jalan. III.4. Waktu Waktu penyelenggaraan suatu
kegiatan/pekerjaan perlu pentahapan agar dapat dikendalikan dan diawasi secara baik. Umumnya
pentahapan waktu penyelenggaraan pemeliharaan rutin dibagi sebagai berikut; Perencanaan;
seluruh kegiatan yang akan dilakukan direncanakan dan dijadualkan terlebih dahulu baik mutu
maupun jumlahnya, dan ditetapkan spesifikasi dan persyaratan yang diperlukan untuk
pelaksanaannya. Persiapan; hal-hal yang perlu disiapkan dan disediakan, dijadual sesuai dengan
rencana kegiatan yang akan dilakukan sehingga tidak terjadi hambatan pada saat pelaksanaan
pekerjaannya. Pelaksanaan; waktu yang diperlukan untuk melakukan suatu kegiatan yang telah
terjadual diupayakan agar dapat dipenuhi sesuai dengan mutu dan jumlah yang telah ditentukan
dalam spesifikasi. Dalam hal ini, perlu pengendalian dan pengawasan yang akurat agar dapat dijamin
kelancaran penyelenggaraan kegiatan pemeliharaan rutin tersebut dan hasil yang optimal.
Pemantauan; agar kendali dan pengawasan pelaksanaan dapat berlangsung sesuai dengan yang
telah dijadualkan, waktu pemantauan dilakukan secara terus-menerus untuk mengantisipasi bila
terjadi penyimpangan atau kesalahan yang perlu segera diperbaiki dan ditindak lanjuti. III.5.
Tempat/Lokasi Terjadinya kerusakan pada suatu struktur perlu diketahui dimana lokasi
kerusakannya, jenis kerusakannya, dan dimensi kerusakannya. Hal ini perlu segera diketahui agar
penanganannya dapat sesuai dengan jenis sumber daya yang perlu disiapkan/disediakan. Lokasi
kerusakan; harus diketahui dengan jelas agar dapat segera dilakukan pengiriman petugas
pemeliharaan dan kelengkapannya untuk melakukan perbaikan. Setiap lokasi kerusakan sudah diberi
tanda (misal; cat semprot), dan dicatat untuk bahan laporan/inventarisasi. Jenis kerusakan; Jenis
kerusakan yang terjadi perlu diketahui untuk memastikan upaya perbaikannya yang menyangkut
masalah teknologi konstruksi. Setiap jenis kerusakan perlu diinventarisasi untuk keperluan laporan
evaluasi selanjutnya. Dimensi kerusakan; Dimensi kerusakan yang terjadi perlu diketahui guna
memastikan tingkat kerusakan dan volume kerusakan yang terjadi sehingga dapat dipersiapkan
tenaga pekerja, bahan, alat, metode/cara, dan biaya yang sesuai. Setiap dimensi kerusakan
diinventarisasi untuk keperluan laporan dan analisa perhitungan selanjutnya, khususnya dalam
mempersiapkan rencana anggaran biaya yang diperlukan. III.6. Tuntutan Dalam penyelenggaraan
pengelolaan jaringan jalan yang telah ada, perlu adanya suatu penanganan yang segera sebelum
kerusakan meluas / meningkat. Hal ini dapat dilakukan bila koordinasi antara semua pihak yang
terkait dengan masalah pemeliharaan rutin jalan berjalan secara baik dan lancar. Selain itu, perlu
diketahui bahwa biaya perbaikan jalan akan jauh lebih besar bila tidak segera ditangani. Tingkat
kerusakan jalan yang lebih berat akan membutuhkan penyediaan sumber daya yang lebih banyak
dan waktu pengerjaan yang lebih lama. Kerusakan jalan yang lebih berat dan banyak, berpengaruh
terhadap menurunnya tingkat layanan jalan dan kapasitas jalan yang ada sehingga kelancaran arus
lalulintas jalan terganggu, dan pada gilirannya akan menyebabkan terhambatnya arus pergerakan
manusia dan barang. Penanganan kerusakan jalan yang masih ringan, selain metode/cara
perbaikannya lebih mudah/sederhana, biaya yang dibutuhkan rendah dan waktu yang digunakan
untuk melakukan perbaikan jauh lebih singkat. III.7. Tanggung Jawab Dalam melakukan
pengendalian dan pengawasan mutu pemeliharaan rutin jalan, pihak-pihak yang terkait antara lain;
Juru Jalan. Pengamat. Petugas Dinas Bina Marga/Praswil/PU/UPR. Kepala Satuan Kerja
Sementara/Pemimpin Proyek/Bagian Proyek Unsur-unsur terkait dengan perencanaan /
pemrograman, penganggaran, pemantauan, pemeliharaan rutin jalan dan jembatan Nasional dan
Propinsi. Masing-masing mempunyai tanggungjawab sebagai berikut; Juru jalan; Mutu pelaksanaan
yang dikerjakan oleh regu-regu pekerja. Mutu pelaksanaan yang dikerjakan oleh unsur-unsur dinas.
Ketepatan laporan kondisi jalan serta waktu penyampaiannya (akurasi laporan) kepada Pengamat.
Pengamat; Mutu pelaksanaan yang dilakukan Juru Jalan. Rencana pelaksanaan/sumber daya (sesuai
program). Jadual pengaturan bahan dan alat. Laporan kerusakan jalan; perlunya penanganan
sesegera mungkin. Petugas Dinas Bina Marga/Praswil/UPR Penyiapan dan penyediaan
peralatan/perlengkapan untuk kegiatan pemeliharaan rutin. Pengaturan/penjadualan kegiatan
pemeliharaan rutin. Kepala Satuan Kerja Sementara /Pemimpin Proyek /Bagian Proyek; Rencana,
program, anggaran dan pantauan pemeliharaan rutin di wilayahnya. Ketepatan waktu pengerahan
peralatan pemeliharaan rutin. Ketersediaan bahan dan dukungan logistik untuk kegiatan
pemeliharaan rutin. Unsur-unsur terkait lainnya; Perencanaan/pemrograman pemeliharaan jalan.
Penganggaran biaya untuk keperluan pemeliharaan jalan. Pemantauan kemajuan/kelancaran
(progres) pemeliharaan jalan. Evaluasi hasil-hasil yang dicapai kegiatan pemeliharaan jalan. Dengan
koordinasi yang baik diantara semua unsur terkait dengan pemeliharaan jalan, akan dicapai
pemeliharaan jalan yang optimal. IV. PERALATAN Peralatan yang digunakan harus sesuai dengan
keperluan pada saat melakukan kegiatan pemeliharaan rutin. Seluruh peralatan yang telah
disepakati untuk digunakan dalam kegiatan pemeliharaan rutin senantiasa disesuaikan dengan
kebutuhan untuk penanganan pekerjaan dilapangan. Jenis dan kapasitas peralatan serta
kemampuan operatornya perlu disesuaikan dengan kondisi di lapangan, agar dalam
pengoperasiannya alat tersebut dapat berfungsi secara baik dan lebih efisien. Penggunaan peralatan
yang bukan peruntukannya akan menyebabkan inefisiensi dan hasil akhir yang tidak memuaskan.
Untuk mendukung keberhasilan penggunaan peralatan yang sesuai, perlu mengetahui terlebih
dahulu fungsi, karakteristik, kemampuan, dan cara pengoperasiannya yang benar. Beberapa jenis
peralatan utama yang umumnya digunakan untuk pekerjaan pemeliharaan rutin antara lain adalah
sebagai berikut; Vibrating Rammer; a. Untuk pemadatan lapisan tanah dasar (subgrade), lapisan
pondasi bawah (subbase course), lapisan pondasi atas (base course); untuk lokasi setempat.
Tidak boleh digunakan untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran aspal panas.
Vibrating Plate Compactor; Untuk pemadatan lapisan campuran aspal. Untuk pemadatan agregat
pada bahu jalan dengan ketebalan < 10 cm (hanya lokasi setempat). Untuk pemadatan Asphalt
Treated Base (ATB). Baby Roller (Vibrating); Untuk pemadatan campuran aspal dingin atau campuran
aspal panas, terutama pada lapisan permukaan dari penambalan lubang atau perataan. Untuk
pemadatan pasir atau agregat halus pada laburan aspal. Untuk pemadatan agregat pada bahu jalan.
Site mixer; Untuk pembuatan campuran aspal dingin di lapangan (dengan aspal emulsi, aspal
cair/cutback atau asbuton) dengan ukuran maximum 0,1 m3. Asphalt Sprayer; Peralatan
penyemprot aspal. Selain alat-alat tersebut, perlu dilengkapi dengan perlengkapan yang sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan di lapangan, seperti saringan/ayakan untuk agregat, sekop,
pembersih debu/sapu lidi, dan lain-lainnya. V. BAHAN / MATERIAL Bahan/material yang digunakan
dalam kegiatan pemeliharaan jalan antara lain batu belah, agregat kasar/halus, dan bahan
pengisi/mineral filler, aspal, semen (Portland cement/Pc), dan lain-lain. Kebutuhan bahan/material
tergantung dari jenis kegiatan/pekerjaan yang harus ditangani dan dimensi serta tingkat kerusakan
yang harus ditanggulangi. Batu Belah/Kali; Batu belah/kali umumnya digunakan dalam pekerjaan
perbaikan talud atau lereng badan jalan yang longsor ataupun tergerus sebagai akibat dari erosi atau
perubahan level air tanah. Bila badan jalan berada ditepi sungai atau pantai laut, umumnya dibuat
dalam bentuk bronjong (gabions) ataupun dinding penahan (retaining wall). Dimensi batu belah/kali
pada umumnya berkisar antara 15 sampai 20 cm. Jenis pengerjaan pasangan batu tersebut dapat
dengan/atau tanpa mortar/spesi sesuai kebutuhan dan kondisi di lokasi pekerjaan. Agregat
Kasar/Halus dan Bahan Pengisi/Mineral Filler; Agregat kasar merupakan batu pecah/kerikil yang
mempunyai minimum dua bidang pecah, dengan dimensi butiran tertahan pada saringan 2,36 mm
tidak kurang dari 65%. Untuk penggunaan pada pekerjaan pemeliharaan jalan, material harus
keras/tidak mudah pecah dan bersih/bebas debu, kotoran, ataupun zat-zat lainnya yang dapat
merusak kemampuan bahan tersebut. Agregat halus umumnya terdiri dari pasir kasar yang
mempunyai dimensi butiran =/- 95% lolos saringan 2,36 mm. seperti halnya agregat kasar, agregat
halus harus keras dan tidak mudah pecah, serta bersih atau bebas dari debu, kotoran, ataupun zat-
zat lainnya yang dapat merusak kemampuan bahan tersebut. Dimensi butiran agregat dibatasi
maximum 20 mm dan antara 3%-5% lolos saringan 0,075 mm. Bahan pengisi /mineral filler
umumnya diambil dari debu batu pecah hasil pengerjaan dari mesin pemecah batu (stone crusher).
Persyaratan lainnya adalah bahwa bahan pengisi ini dalam keadaan kering tidak berupa bongkahan.
Aspal; Jenis aspal yang umumnya digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan jalan antara lain adalah
aspal emulsi, aspal cair, dan aspal buton. Sesuai dengan keperluannya, penggunaan jenis aspal
tersebut disesuaikan dengan kondisi dan pemanfaatannya di lapangan/lokasi pekerjaan yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan aspal tersebut antara lain adalah; a. kekentalan kerataan
kemudahan pengerjaan/workability. Pada jenis aspal emulsi, diperlukan bahan peremaja dalam
proses penggunaannya. Hal tersebut terkait dengan peningkatan workabilitynya. Workability
menjadi penting mengingat akan berdampak terhadap waktu pengerjaan dan mutu hasil dari
pemeliharaan jalan tersebut. Semen (Portland Cement / Pc); Semen yang umumnya digunakan
dalam pengerjaan struktur adalah jenis Portland Cement / Pc. Pc berfungsi sebagai bahan pengikat
pada pekerjaan pasangan batu kali dinding penahan, ataupun bangunan pelengkap/struktur seperti,
untuk fasilitas drainase, parit tepi, gorong-gorong, box culvert, dan jembatan. Penggunaan lain
adalah sebagai campuran pada bahan material base maupun subbase course. Kapur; Jenis bahan ini
banyak digunakan sebagai campuran mortar/spesi bersama semen pada pekerjaan pasangan batu
kali. Selain itupun sering digunakan dalam stabilisasi tanah yang lunak, basah, dan jenuh kandungan
airnya. Kapur memiliki daya mengikat terhadap air yang berada di dalam lapisan tanah yang lunak
tersebut. VI. LAPORAN Setiap aktivitas di lapangan senantiasa harus dipantau, dan dituangkan
dalam bentuk laporan tertulis, sesuai dengan tahap penyampaiannya yang telah ditentukan. Laporan
dimaksudkan antara lain untuk; Mengetahui kemampuan melaksanakan pekerjaan setiap saat.
Mengetahui kendala-kendala dalam pelaksanaan. Mengetahui kondisi peralatan, material maupun
tenaga kerja. Mengetahui prestasi fisik dan keuangan. Untuk mendukung sistem pelaporan sesuai
dengan kondisi di lapangan, laporan dilakukan dalam tahapan dan jenis keperluannya. Jenis laporan
yang lazim dilakukan adalah; Laporan Harian. Laporan Mingguan. Laporan Bulanan. Laporan
Triwulanan. Laporan Akhir. Laporan Harian; Semua kegiatan pekerjaan di lapangan dan hal-hal yang
terkait dengan pekerjaan, dicatat/direkam setiap hari, dan dituangkan dalam bentuk laporan harian.
Dalam laporan harian tersebut antara lain dicatat semua kejadian yang ada di lapangan seperti; Jenis
kegiatan/pekerjaan yang dilakukan pada hari itu. Kondisi pekerjaan saat itu. Cuaca yang terjadi
sepanjang hari. Hal-hal terkait/mendukung terselenggaranya pekerjaan pada hari yang
bersangkutan. Hal penting lainnya yang mungkin berdampak negatif terhadap penyelenggaraan
kegiatan di lapangan. Pengunjung/tamu proyek, saran, dan pendapat secara umum. Laporan
Mingguan; Laporan mingguan merupakan rangkuman laporan harian selama periode waktu dalam
satu minggu, disertai prestasi kerja selama satu minggu. Dalam hubungan ini, prestasi kerja selama
satu minggu tersebut dapat dilihat kecenderungannya; positif ataukah negatif. Apakah kegiatan
pekerjaan berjalan lancar sesuai jadual ataukah mengalami hambatan sehingga terlambat/tertunda;
belum sesuai yang telah direncanakan. Laporan Bulanan; Laporan bulanan merupakan rangkuman
laporan mingguan selama periode waktu dalam satu bulan. Dalam hubungan ini, prestasi kerja
dalam satu bulan akan menunjukkan jenis kegiatan yang berlangsung sesuai jadual maupun yang
terlambat/tidak-belum sesuai jadual. Prestasi kerja yang telah dilakukan selama periode satu bulan
tersebut dapat segera ditentukan apakah positif ataukah negatif. Hasil/prestasi kerja dapat
digunakan sebagai bahan untuk mengevaluasi suatu penyelenggaraan proyek, agar dapat segera
diketahui kendala-kendala yang timbul selama proses kegiatan dalam satu bulan, untuk mengambil
keputusan mengenai langkah-langkah dan tindak lanjut yang perlu dilakukan oleh Pemimpin
Proyek/Pemimpin Bagian Proyek. Laporan Triwulanan; Dalam laporan triwulanan dapat dilihat
aktivitas setiap bulan yang dirangkum dalam tiga bulan berturut-turut. Pada laporan tersebut sudah
dapat dilihat kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi untuk periode berikutnya. Oleh karena
itu, langkah-langkah yang telah diputuskan dapat dievaluasi dan direvisi kembali bila masih belum
dapat mengatasi keterlambatan maupun penyimpangan yang telah terjadi sebelumnya. Laporan
Akhir / Final Report; Laporan akhir merupakan rangkuman dari seluruh kegiatan selama pelaksanaan
pekerjaan dari awal sampai akhir pelaksanaan. Dalam laporan akhir tersebut, dapat dilihat
perkembangan prestasi pekerjaan maupun biaya yang telah dikeluarkan untuk melaksanakan
pekerjaan sesuai jadual yang telah ditentukan. Selain itu, dapat dilihat pula revisi maupun
perubahan-perubahan yang dilakukan guna mencapai target yang dimaksud sebelumnya. Laporan
akhir ini mencantumkan pula data-data proyek seperti antara lain; Nama Proyek Lokasi Proyek
Tahun Anggaran Proyek Pelaksana dan Pengawas Proyek Curva S (S-Curve) selama proses kegiatan
proyek; rencana dan realisasinya Lain-lain. VII. EFEKTIVITAS HASIL KERJA Kegiatan pekerjaan
pemeliharaan rutin yang telah dilaksanakan perlu diketahui hasil akhir yang telah dicapai dalam
periode tertentu yang telah dijadualkan. Hasil akhir tersebut selain dipantau/dimonitor secara terus-
menerus, juga dilakukan evaluasi sesuai masing-masing jenis kegiatan dalam pekerjaan
pemeliharaan rutin. Perlu adanya suatu kajian kembali mengenai semua aktivitas yang telah
dilakukan dalam pelaksanaan di lapangan. Untuk mengukur keberhasilan suatu kegiatan
pemeliharaan rutin tersebut, beberapa faktor yang terkait harus dicatat/diinventarisasi dan
dikaji/dievaluasi secara menyeluruh, sebagai berikut; Permasalahan dan kendala yang timbul selama
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin. Evaluasi dan kaji ulang hasil kerja setiap kegiatan
pekerjaan. Upaya-upaya yang telah dilakukan dalam menunjang kelancaran pekerjaan di lapangan.
VII.1. Permasalahan dan Kendala Pelaksanaan Permasalahan dan kendala yang timbul selama
pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin senantiasa perlu dicatat dan diinventarisasi sebagai
bahan pertimbangan untuk mengetahui sejauh mana sistem pengendalian mutu dan cara
pemeliharaan yang telah dilakukan dapat mencapai hasil kerja yang optimal. Untuk mengkaji
efektivitas hasil kerja yang telah dilakukan dan harapan-harapan yang ingin dicapai, ada beberapa
komponen yang perlu diperhatikan antara lain sebagai berikut; Kualitas tenaga kerja/personil yang
ada. Peralatan dan perlengkapan yang digunakan. Mutu dan jumlah bahan/material yang harus
disiapkan. Metode/cara pelaksanaan yang dipakai dalam setiap kegiatan. Pemeliharaan jalan secara
menyeluruh selain memperhitungkan masa/kapasitas pelayanan, umur rencana, peran/fungsi suatu
jalan, juga tergantung dari mutu produk pekerjaan pembangunan maupun peningkatan jalan
tersebut. Semakin baik mutu yang dihasilkan, semakin murah biaya pemeliharaannya. VII.2. Evaluasi
Hasil Kerja Untuk mengevaluasi hasil kerja yang telah dilakukan, setiap komponen yang terkait
dengan proses penyelenggaraan pekerjaan perlu dikaji kembali sesuai dengan harapan yang ingin
dicapai. Dengan melakukan kajian tersebut, diharapkan dapat dilakukan perbaikan dan
pengembangan pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin dimasa yang akan datang. Kualitas
sumber daya manusia seperti pekerja maupun personil dalam suatu proyek/penyelenggaraan
pemeliharaan rutin, secara umum merupakan kunci keberhasilan suatu pelaksanaan pekerjaan
pemeliharaan rutin. Disisi lain, mengingat sifat pekerjaan pemeliharaan rutin yang merupakan
pekerjaan sederhana dan relatif mudah dilaksanakan, kualitas sumber daya manusia yang
dipilih/ditugaskan untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut umumnya tidak perlu seterampil
ataupun seahli dengan tenaga pekerja/personil untuk melaksanakan pekerjaan
pembangunan/peningkatan struktur/konstruksi. Dalam hal jenis peralatan/perlengkapan yang
digunakan dalam pekerjaan pemeliharaan rutin, umumnya merupakan peralatan dan perlengkapan
yang sederhana dan mudah mengoperasikannya. Bahan/material yang perlu disediakan tidak dalam
jumlah yang besar. Metode pelaksanaan yang diterapkan umumnya tidak rumit atau sederhana.
Sehubungan dengan itu, biaya yang disediakan umumnya relatif kecil dan bahkan kurang
sesuai/memadai, atau terlupakan/terabaikan. Bertitik tolak dari kondisi tersebut, harapan untuk
mendapatkan hasil kerja yang optimal akan sulit dicapai. VII.3. Upaya Menunjang Pekerjaan
Pemeliharaan Rutin Perlu diperhatikan bahwa dalam mengelola suatu ruas jalan yang telah ada,
program yang telah direncanakan umumnya adalah program pembangunan dan program
pemeliharaan. Program pembangunan bila ditinjau dari jenis pekerjaannya tidak selalu dilakukan
pada suatu ruas jalan. Program pemeliharaan justeru merupakan keharusan pada setiap ruas jalan.
Setiap ruas jalan harus dilakukan pemeliharaan rutin dalam setiap periode/waktu dalam setahun.
Sesuai dengan tujuan pemeliharaan jalan yang telah ditetapkan, yaitu mempertahankan jalan
mantap tetap mantap dan tercapai umur rencana serta tingkat pelayanan yang optimal, maka
pemeliharaan jalan merupakan hal penting dan perlu senantiasa dilakukan sesuai dengan tingkat
kebutuhannya. Secara nyata, suatu ruas jalan yang tidak dipelihara akan mengalami kerusakan dan
berakibat menurunnya tingkat pelayanan serta tidak tercapainya umur rencana yang diharapkan.
DAFTAR PUSTAKA Ditjen. Bina Marga; Dit. Bina Teknik; Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan
Nasional dan Jalan Propinsi; Jilid I; Metode Survai; Departemen Pekerjaan Umum; 1995. Ditjen. Bina
Marga; Dit. Bina Teknik; Manual Pemeliharaan Rutin untuk Jalan Nasional dan Jalan Propinsi; Jilid II;
Metode Perbaikan Standard; Departemen Pekerjaan Umum; 1995. Ditjen. Bina Marga; Pemeliharaan
Rutin; Road Maintenance Improvement Project II; 1998. LPKM – ITB / KBK Rekayasa Transportasi;
Sistem Transportasi Perkotaan; Jurusan Teknik Sipil ITB; 1997.

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

Anda mungkin juga menyukai