Diktat Saraf
Diktat Saraf
TRANSDUSER:
Pengubah atau penterjemah dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain.
DEPOLARISASI:
Terjadi khusus pada sel-sel yang dapat tereksitasi yaitu selsel otot
dan saraf.
Terjadi akibat adanya stimulus yang ‘ADEKUAT”
Terjadi pengurangan muatan potensial akibat masuknya ion-ion
Natrium ke dalam sel-sel saraf.
Bagian dalam sel saraf yang tadinya bermuatan negatif, akan
berubah menjadi positif, karena kemasukan ion Natrium.
Keadaan dimana bagian dalam berubah menjadi positif, dan secara
relative bagian luar menjadi negative akan manghasilkan apa yang disebut
POTENSIAL AKSI.
Stimulus harus cukup kuat untuk bias membangkitkan Potensial
Aksi
Asas yang berlaku berbunyi:
“ALL OR NONE”
“SEMUA ATAU TIDAK SAMA SEKALI”
REPOLARISASI:
Adalah proses kembalinya muatan positif pada bagian luar axolema, akibat
dari ion kalium keluar dari axon.
HIPERPOLARISASI:
Terjadi karela terlalu banyak ion Kalium yang keluar,
akibatnya perbedaan potensial menjadi minus 90 mV, dimana status ini
lebih kecil dari potensial rehatnya yang Cuma sebesar -70mV.
NAMUN, kelebihan ion kalium ini akan masuk
kembali sehingga keadaan akan kembali ke potensial rehat semula.
Pada awal repolarisasi sel sama sekali tidak tanggap terhadap stimulus berapapun
kuatnya stimulus tersebut. Keadaan ini disebut PERIODE REFRAKTER MUTLAK
Pada akhir repolarisasi, sel dapat dirangsang dengan stimulus yang lebih tinggi.
IMPULS
Suatu rambatan arus local akibat perubahan fisikokimia, setelah terjadi
depolarisasi
+++ --- +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++ +++
--- +++ --- --- --- --- --- --- --- --- --- ---
HANTARAN SALTATORIS
Suatu hantaran impuls yang meloncat dari satu nodus saraf ke nodus yang lain.
RESEPTOR:
Suatu bangunan dalam system saraf yang berfungsi menerima stimulus yang
tertentu.
Mengubah stimulus menjadi impuls (transduser)
POTENSIAL REHAT
Rehat, artinya istirahat, sehingga terminology di atas dapat dimaknai suatu
poetnsial listrik sel saraf pada keadaan istirahat/tereksitasi.
Hasil perbedaan komposisi elektrolit antara sisi dalam axolema dengan sisi
luarnya.
Besar potensial rehat ini sekitar -75 mV.
Potensial rehat telah dapat diketahui melalui eksperimen dengan menggunakan
sel-sel saraf raksasa cumi-cumi,
Melalui perhitungan teoritik manusia berhasil menghitung potensial rehat.
PERSAMAAN NERST
E = RT Ln [K]o mV
F [K]i
R = Konstanta Gas
T = Suhu dalam derajat Kelvin
F = Muatan yang dibawa oleh 1 g equivalent ion
E = 25 Ln [K]o mV
[K]i
E = 58 Log [K]o mV
[K]i