Standar MFK 4
Rumah Sakit mempunyai program pengelolaan keselamatan dan keamanan melalui penyediaan
fasilitas fisik dan menciptakan lingkungan yang aman bagi pasien, keluarga, pengunjung dan
staf.
SISTEMATIKA PROGRAM
1. Pendahuluan
2. Latar belakang
3. Tujuan umum & khusus
4. Kegiatan pokok & rincian kegiatan
5. Cara melaksanakan kegiatan
6. Sasaran
7. Skedul (jadwal) pelaksanaan kegiatan
8. Evaluasi pelaksanaan kegiatan & pelaporannya
9. Pencatatan, pelaporan & evaluasi kegiatan
a) Melakukan asesmen risiko secara komprehensif & pro aktif utk mengidentifikasi bangunan,
ruangan/area, peralatan, perabotan & fasilitas lainnya yg berpotensi menimbulkan cedera.
b) Melakukan pemeriksaan fasilitas secara berkala & terdokumentasi.
c) Menyediakan anggaran untuk melakukan perbaikan.
d) Melakukan asesmen risiko pra kontruksi (pra construction risk assessment/PCRA) setiap ada
kontruksi, renovasi atau penghancuran bangunan/demolis.
e) Merencanakan dan menyediakan fasilitas pendukung yang aman, untuk mencegah terjadi
kecelakaan dan cedera, mengurangi bahaya dan risiko serta mempertahankan kondisi aman
bagi pasien, keluarga, staf, pengunjung.
f) Penggunaan kartu identitas seluruh staf RS dan semua individu yang bekerja di RS, pada
pasien rawat inap, penunggu pasien, pengunjung (termasuk tamu) yang memasuki area
terbatas (restricted area) sehingga menciptakan lingkungan yang aman.
g) Melindungi dari kejahatan perorangan, kehilangan, kerusakan atau pengrusakan barang milik
pribadi.
h) Menyediakan fasilitas yang aman sesuai dengan peraturan dan perundangan, sebagai contoh :
Setiap tangga ada pegangannya, lantai tidak licin.
i) Melakukan monitoring pada daerah yang berisiko keselamatan dan keamanan seperti ruang
bayi, kamar operasi, ruang anak, lanjut usia, pasien rentan yang tidak dapat melindungi diri
sendiri atau memberi tanda minta bantuan bila terjadi bahaya.
Monitoring dapat dilakukan dengan memasang kamera sistem closed circuit television
(CCTV) yg dapat dipantau di ruang sekuriti. Namun harus diingat pemasangan kamera
CCTV tidak diperbolehkan di ruang pasien dan tetap harus memperhatikan hak privasi
pasien. Monitoring melalui pemasangan kamera CCTV juga diperlukan untuk daerah
terpencil atau terisolasi, area parkir dan area lainnya yang kemungkinan terjadi kehilangan
atau gangguan keamanan di RS.
I. Pendahuluan
II. Gambaran umum RS
III. Visi, Misi, Falsafah, Nilai & Tujuan RS
IV. Struktur organisasi RS
V. Struktur organisasi unit kerja
VI. Uraian jabatan --> persyaratan jabatan & uraian jabatan
VII. Tata hubungan kerja
VIII. Pola ketenagaan dan kualifikasi personil
IX. Kegiatan orientasi
X. Pertemuan/rapat
XI. Pelaporan
7. Rumah sakit telah menyediakan fasilitas Dokumen tidak diperlukan karena surveyor
yang aman sesuai perundang-undangan. akan melakukan observasi apakah bangunan
(O,W) sudah sesuai standar atau belum Acuan
standar bangunan PMK 24 tahun 2016
tentang persyaratan fisik bangunan dan
prasarana RS.
2. Rumah sakit melakukan assessment risiko Bukti pelaksanaan assessment risiko pra
pra kontruksi (PCRA) bila ada rencana kontruksi (PCRA).
kontruksi, renovasi atau
demolish/pembongkaran yang meliputi a)
sampai h) dimaksud dan tujuan. (D,W)
PCRA Meliputi:
.
Contoh : Ceklis audit kepatuhan kontraktor
3. Rumah sakit menyediakan anggaran untuk Bukti tentang tersedia anggaran untuk
penerapan PCRA dan ICRA bila ada pelaksanaan PCRA dan ICRA.
renovasi, kontruksi dan pembongkaran
(D,W)