PENDAHULUAN
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Idiologi
1
Kaelan, Pendidikan pancasila ( Yogyakarta: paradigma,2004), hlm. 113
2
Idem
5
dalamnya bidang pertahanan dan keamanan), sosial, budaya, keagamaan.
Pengertian tersebut apabila dikaitkan dengan negara atau sistem kenegaraan untuk
seluruh rakyat dan bangsa yang bersangkutan padahakikatnya merupakan asa
kerohaniyan yang antara lain memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
B. Pngertian Bangsa
Menurut Prof. Dr. J. Roemin yang berpendapat bahwa bangsa yaitu suatu
suku bangsa atau beberapa suku bangsa yang sama-sama mendirikan suatu
Negara atau sama-sama berusaha mendirikan suatu Negara dan negara yang
didirikan atau yang akan didirikan bersama itu adalah suatu Negara yang nasional,
artinya suatu dengan penduduknya yang sama hak dan kewajibannya, berdiri
sama tinggi, duduk sama rata, penduduk yang ingin mengikat nasibnya dalam
suatu negara bersama.4
Selanjutnya menurut Mayor Polak yang berpendapat bahwa bangsa itu bila
ditinjau dari segi sosiologisnya bansa itu adalan nation yakni sejumlah orang yang
berdiam disuatu wilayah tertentu. Nation adalah suatu persekutuan hidup yang
besar diantaranya anggota-anggota suatu bangsa ada antara hubungan dan
kesadaran serta perasaan bahwa mereka menjadi satu.5
3
Kaelan, op.cit, hlm. 114.
4
Amirulloh, “Pentingya Sejarah Dalam Pembinaan Karakter Bangsa Dan Pembangunan Nasional”,
diakases dari http://ojs.unm.ac.ic/PSN-HSIS/article/view/2738/1480, pada tanggal 02 November
2018 pukul 22.41.
5
Idem.
6
karena adanya bahasa yang sama sebagai simbol bahasa pemersatu, ketiga karena
adanya adat kebiasaan yang sama. Hal ini menjadi dasar bahwa bangsa itu adalah
suatu solidaritas besar yang terbentuk karena adanya keinsyafan bahwa orang
telah berkorban banyak, dan bersedia akan memberikan jiwa pengorbana dalam
mempertahankan jiwa kebangsaan tersebut. Dan menuju pada satu tujuan, yaitu
kesadaran nasional atau kesatuan bangsa pada tiap-tiap Negar
C. Pengertian Negara
Secara etimologi, istilah negara bersal dari kata satus atau statum (bhasa latin
klasik) adalah suatu istilah abstrak yang menunjukan keadaan tegap dan tetap,
atau sesuatu yang memiliki sifat-sifat tegak dan tetap.6 Sejak Cicero (104-103),
kata status atau statum itu lazim diartikan sebagai standing atau station
(kedudukan) dan dihubungkan dengan kedudukan persekutuan hidup manusia
sebagaimana diartikan dalam istilah status civitatis atau status republicae.7
Berdasarkan kata latin klasik tersebut, kemudian dialihkan dalam beberapa istilah
lainnya, seperti staat (bahasa belanda dan jerman), state (inggris), eat (prancis).8
Istilah saat mula-mula dipergunakan pada abad ke-15 di Eropa Barat dan istilah
tersebut tumbuh seiring dengan pertumbuhan negara modern sekitar abad ke-17
yang oleh Kisar Romawi Upianus pernah memakai kata statum dalam upacara
“Publicum ius ad statum rei Romanae Sepectat”.9
6
F. Isjwara, Pengantar Ilmu Politik (Bandung: Binacipta, 1997), hlm. 90.
7
Idem.
8
Idem.
9
Idem.
10
Miriam Budiarjo, Dasar-dasar Ilmu Politik (Jakarta: Gramedia Pustaka Uama,2001), hlm. 38-39.
11
Idem
7
2.2 Makna Idiologi Bagi Bangsa Indonesia
12
Ujang chandra S. Pendidikan Kewarga Negaraan Untuk Pendidikan Tinggi (Depok: Raja
Grafindo,2018, hlm 79.
13
Kaelan Op. Cit. Hlm 119.
14
Idem.
8
legitimasi kekuasaan, maka dapat dipastikan idiologi akan menjadi tertutup, kaku,
beku, dogmatis, dan menguasai kehidupan bansanya. Oleh karena itu, agar
idiologi benar-benar mampu menampung aspirasi para pendukungnya untuk
mencapai tujuan dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, maka idiologi
harus bersifat dinamis, terbuka, antisipatif yang senantiasa mengadaptasikan
dirinya dengan prkembangan zaman. Hal ini yang menjadi peranan penting
idiologi bagi bangsa dan negara agar dapat mempertahankan eksistensinya.15
A. Idiologi Pancasila
B. Idiologi Liberal
15
Idem
16
Kaelan. Op.cit., hal. 123.
9
Idiologi liberal merupakan idiologi yang berkembang pada akhir abad ke-
18 dieropa. Idiologi ini diciptakan oleh golongan intelektual yang menginginkan
suatu revolosi dibidang ilmu pengetehuan,yang mana pada zaman itu sistem sosial
ekonomi dikuasai oleh aristokrasi feodal dan menindas hak hak individu.
C. Idiologi Konservatif19
17
M. Taufik, dkk. Pendidikan Pancasila Untuk Prguruan Tinggi (Malang: Baskara media, 2018). Hal
66.
18
Ujang Candra S. Op.cit. hlm 83
19
Idem.
10
penjumlahan unsur-unsurnya, tetapi kelompok masyarakat yang paling banyak
menciptakan kebahagiaan. Paham konservatif cenderung ditandai dengan ciri-ciri
berikut:
11
E. Idiologi Fasisme22
22
Idem.
23
Pendapat Sujito Secara Lengkap Dapat Di Lihat Dalam Putusan Mahkama Konstitusi Nomor
100/PUU-XI/2013.
24
Idem
25
Idem
26
Idem
12
pancasila adalah filosofi bangsa, idiologi dan dasar negara, dasar kehidupan
berbangsa dan bernegara, pikiran yang sedalam-dalamnya, hukum dasar, norma
dasar dan sebagai konsensus nasional yang dapat diterima oleh seluruh bangsa
indonesia sehingga pancasila sebagai tujuan utama dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara.27penbukaan UUD 1945 Pada alinea pertama memberikan
gambaran kepada bangsa indonesia dan masyarakat betapa para pendiri bangsa
indonesia sngat memahami dan menghormati hak asasi manusia yang di dalamnya
mencakup hak segala bangsa untuk merdeka, karena penjajahan dalam bentuk
apapun merupakan pengingkaran terhadap fitrah suci kelahiran manusia ke muka
bumi ini, sehingga para pendiri bangsa Indonesia tegas mengatakan bahwa
penjajahan tidak sesuai dengan pri kemanusiaan dan pri keadilan.28
Tujuan dari idiologi pancasila dapat di lihat dari nilai-niali sila yang
terkandung di dalamnya yaitu:
27
Ujang Chandra S. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Pendidikan Tinggi (Depok: Raja Grafindo
Persada, 2018). Hlm 102.
28
Idem.
29
M. Tufik dkk. Pendidikan Pncasila Peguruan Tinggi (Mlang: Baskara Media, 2018) hlm 121-122.
13
Bertujuan untuk memberikan getimasi moral kemanusiaan dalam
penyelenggaraan negara sehingga menuntut warga negra dan
penyelenggara negara agar memiliki budi pekerti kemanusiaan yang luhur
dan memegang cita-cita moral rakyat yang luhur.30
3. Sila Persatuan Indonesia
Bertujuan agar proses penyelenggaraan negara harus selalu didasari oleh
asas persatuan, dimana setiap kebijakn yang ditetapkan oleh penguasa
tidak ditunjuk untuk memecah belah bangsa, tetapi untuk memperkokoh
persatuan dan kesatuan bangsa. Hal ini sesuai dengan hakikat Indonesia
yaitu suatu bangsa dan satu cita-cita politik serta sesuai dengan
pembukaan UUD 1945 alinea keempat, oleh karena itu perlu dibentuk
etika pollitik yang cocok dengan krakter bangsa guna mengatasi segala
bentuk paham politik golongan dan perseorangan yang menjadi pemecah
bangsa.31
4. Sila Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan Dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Bertujuan untuk menegaskan bahwa negara berasal dari rakyat dan segala
kebijakan dan kekuasaan senantiasa untuk rakyat. sila ini memberikan
legtimasi demokrasi bagi penyelenggaraan Negara dimana segala
kebijakan, kewenangan dan kekuasaan harus sesuai kehendak rakyat.32
5. Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Tujuan sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia adalah untuk
memberikan legtimasi hukum dalam kehidupan dan penyelenggaraan
negara. selain itu, keadilan sosial merupakan tujuan dalam kehidupan
Negara yang menunjukkan setiap warga negara Indonesia mendapatkan
perlakuan yang adil dalam bidang hukum, polikit, sosial, ekonomi dan dan
kebudayaan. Oleh karena itu, untuk mencapai aspek keadilan tersebut,
kehidupan dan penyelenggaraan negara harus senantiasa berdasarkan
hukum yang berlaku.33
30
Ibid., hal 122
31
Idem.
32
Ibid., hal 123.
33
Idem.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Setelah kita fahami dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa, makna
idiologi pancasila bagi bangsa dan negara adalah sesuatu yang sangat sakral
karena menyangkut tentang cita-cita sekaligus pandangan hidup bangsa
Indonesia. Pancasila Merupakan sebuah bentuk implementasi dari ajaran
agama, kebudayaan dan kearifanan lokal, cita-cita, serta pandangan hidup
bangsa indonesia. Pancasila adalah sebuah idiologi yang mampu menyatukan
keberagaman yang ada di indonesia serta merupakan menjadi identitas bangsa
Indonesia.
3.2 Saran
Pncasila sebagai Idiologi Bngsa Indonesia telah mengalami berbagai rintangan
serta masih banyak tantangan yangharus dihadapi, baik itu dari penyelenggara
negara maupun warga negara. olehkarena itu untuk mewujudkan apa yang
terkandung dalam pancasila, maka pemahaman mengenai pancasila haruslah
ditanamkan baik itu di sekolah-sekolah, perguruan-perguruan tinggi serta
masyarakat umum, serta harus semakin di perkenalkan kepada masyarakat
tetang apa maksud dantujuan dari idiologi pancasila bagi bangsa maupun
negara, agar citacita bangsa yang terkandung dalam nilai-nilai pancasila dapat
terwujud.
15
DAFTAR PUSTAKA
Buku-Buku
Baskara Media
Akses Internet
16