Infeksi organ urogenitalia seringkali dijumpai pada prakter dokter sehari-hari mulai infeksi ringan yang baru diketahui pada saat pemeriksaan urine, maupun infeksi berat yang dapat mengancam jiwa. Pada dasarnya infeksi ini dimulai dari Infeksi Saluran Kemih (ISK).1 Infeksi Saluran Kemih (ISK) merupakan suatu keadaan patologis yang sudah sangat lama dikenal. ISK merupakan infeksi terbesar kedua setelah infeksi saluran pernapasan dan dapat menyebabkan sepsis.2 Infeksi saluran kemih dapat menyerang pasien dari segala usia dari mulai bayi baru lahir hingga orang tua. Pada umumnya wanita lebih sering mengalami episode ISK daripada pria, hal ini karena uretra wanita lebih pendek daripada pria sedangkan pada pria biasanya disebabkan karena adanya faktor pencetus seperti usia ataupun disertai penyakit kronik. pada saat di di rawat dirumah sakit dan dilakukan pemasangan kateter. Namun, pada masa neonatus, ISK lebih banyak terdapat pada bayi laki-laki (2,7%) yang tidak menjalani sirkumsisi daripada bayi perempuan (0,7%). Dengan bertambahnya usia insiden ISK terbalik, yaitu pada masa sekolah, ISK pada anak perempuan 3% sedangkan anak laki-laki 1,1%. Insiden ISK ini pada usia remaja anak perempuan meningkat 3,3 sampai 5,8%. Bakteriuria asimtomatik pada wanita usia 18-40 tahun adalah 5-6% dan angka itu meningkat menjadi 20% pada wanita usia lanjut.1 Infeksi saluran kemih disebabkan oleh berbagai macam bakteri diantaranya E.coli, klebsiella sp, proteus sp, providensiac, citrobacter, P.aeruginosa, acinetobacter, enterococu faecali, dan staphylococcus saprophyticus namun, sekitar 90% ISK secara umum disebabkan oleh E.coli.3 Infeksi saluran kemih adalah salah satu penyakit infeksi dimana jumlah bakteriuria berkembang biak dengan jumlah kuman biakan urin >100.000 /ml urin. Bakteriuria asimtomatik didefinisikan sebagai kultur urin positif tanpa 2
keluhan, sedangkan bakteriuria simtomatik didefinisikan sebagai kultur urin
positif disertai keluhan.3 Cara penanggulangannya pun cukup dengan pemberian antibiotik. Tetapi, pemilihan antibiotik sangatlah penting, dengan harus menentukan jenis ISK, pola resistensi kuman penyebab ISK, dan keadaan fungsi ginjal.2 Namun pada infeksi yang berat dan sudah menimbulkan kerusakan pada berbagai macam organ, membutuhkan terapi suportif dan antibiotika yang adekuat. Tujuan terapi pada infeksi organ urogenitalia adalah mencegah atau menghentikan diseminasi kuman dan produk yang dihasilkan oleh kuman pada sirkulasi sistemik dan mencegah terjadinya kerusakan organ urogenitalia.1 Infeksi saluran kemih dikenal dengan berbagai jenis, yaitu : a. ISK uncomplicated (sederhana) adalah infeksi saluran kemih pada pasien tanpa disertai kelainan anatomi maupun struktur saluran kemih. b. ISK complicated (rumit) adalah infeksi saluran kemih yang terjadi pada pasien yang menderita kelainan anatomik/struktur saluran kemih, atau adanya penyakit sistemik. Kelainan ini akan menyulitkan pemberantasan kuman oleh antibiotika. c. First infection (infeksi pertama kali) atau isolated infection adalah infeksi saluran kemih yang baru pertama kali didertia atau infeksi yang didapat setelah sekurang-kurangnya 6 bulan telah bebas dari ISK. d. Unresolved bakteriuria adalah infeksi yang tidak mempan dengan pemberian antibiotika. Kegagalan ini biasanya terjadi karena mikroorganisme penyebab infeksi telah resisten (kebal) terhadap pemberian antibiotika yang dipilih. e. Infeksi berulang adalah timbulnya kembali bakteriuria setelah sebelumnya dapat dibasmi dengan terapi antibiotika pada infeksi yang pertama. Timbulnya infeksi berulang ini dapat berasal dari luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria persistent. Pada re-infeksi, kuman berasal dari luar saluran kemih, sedangkan bakteriuria persistent bakteri penyebab infeksi berasal dari dalam saluran kemih.