PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Defenisi
Penyakit Parkinson adalah penyakit degeneratif yang melibatkan neuron
dopaminergik dalam substansia nigra (daerah ganglia basalis yang memproduksi
dan menyimpan neurotransmitter dopamin). Daerah ini memainkan peran yang
penting dalam sistem ekstrapiramidal yang mengendalikan postur tubuh dan
koordinasi gerakan motorik volunter, sehingga penyakit ini karakteristiknya
adalah gejala yang terdiri dari tremor waktu istirahat, rigiditas, bradikinesia,
postural instability (ketidakseimbangan).
Parkinsonsm adalah suatu sindrom yang ditandai oleh tremor waktu
istirahat, rigiditas, bradikinesia, dan postural instability akibat penurunan
kadardopamin dengan berbagai macam sebab.
2.2. Epidemiologi
Onsetnya paling banyak ditemukan pada umur pertengahan ke atas. Rasio
laki-laki perempuan adalah 3:2. Risiko seumur hidup umtuk menderita penyakit
ini adalah 2% pada laki-laki dan 1,3% pada perempuan.
Kejadiannya 16-19 per 100.000 orang per tahun. Insidensi meningkat secara
progresif dengan meningkatnya usia, dan memperngaruhi 1-2% diatas usia 65
tahun dan sampai 4-5% pada umur diatas 85 tahun.
Kejadian Penyakit Parkinson pada orang Afrika-Amerika hanya ¼ dari
kejadian pada orang kulit putih. Di Asia, kejadian Penyakit Parkinson adalah 1/3
sampai ½ dari kejadian orang kulit putih. Penyakit ini sering terjadi di Amerika
Utara, dimana pada sekitar 1% daritahun populasi diatas usia 65 tahun. Pada
negara-negara Eropa statistiknya hampir mirip dengan Amerika Utara.
Jumlah orang yang menderita Penyakit Parkinson diharapkan meningkat dua
kali lipat pada tahun 2030.
2
2.3. Klasifikasi
2.4. Etilogi
Etiologi Penyakit Parkinson belum diketahui, atau idiopatik. Penyakit
Parkinson disebabkan oleh rusaknya sel-sel otak, tepatnya di substansia nigra.
Suatu kelompok sel yang mengatur gerakan-gerakan yang tidak dikehendaki
(involuntary). Akibatnya, penderita tidak bisa mengatur/menahan gerakan-
gerakan yang tidak disadarinya. Mekanisme bagaimana kerusakan itu belum jelas
benar. Beberapa hal yang diduga bisa menyebabkan timbulnya penyakit parkinson
adalah sebagai berikut:
1. Usia : Penyakit Parkinson adalah penyakit neurodegeneratif yang paling
lazim setelah penyakit Alzheimer, Prevalensinya kira-kira 1% pada umur
50 tahun dan meningkat 4-5% pada usia 85 tahun.
2. Genetik :Komponen genetik pada penyakit Parkinson telah lama
dibicarakan. Pandangan bahwa genetik terlibat pada beberapa bentuk
3
penyakit Parkinson telah diperkuat, bagaimanapun, dengan penelitian
bahwa kembar monozigot dengan onset penyakit sebelum usia 50 tahun
memiliki pembawa genetik yang sangat tinggi, lebih tinggi dari kembar
dizigot dengan penyakit early-onset.
3. Periode : Fluktuasi jumlah penderita penyakit Parkinson tiap periode
mungkin berhubungan dengan hasil pemaparan lingkungan yang episodik,
misalnya proses infeksi, industrialisasi ataupun gaya hidup.
4. Faktor Lingkungan
a. Xenobiotik
Berhubungan erat dengan paparan pestisida yang dapat menimbulkan
kerusakan mitokondria.
b. Infeksi
Paparan virus influenza intrautero diduga turut menjadi faktor
predisposisi penyakit parkinson melalui kerusakan substansia nigra.
Penelitian pada hewan menunjukkan adanya kerusakan substansia
nigra oleh infeksi Nocardia astroides.
c. Diet
Konsumsi lemak dan kalori tinggi meningkatkan stres oksidatif, salah
satu mekanisme kerusakan neuronal pada penyakit parkinson.
Sebaliknya, kopi merupakan neuroprotektif.
d. Ras
Angka kejadian Parkinson lebih tinggi pada orang kulit putih
dibandingkan kulit hitam.
e. Trauma kepala
Cedera kranio serebral bisa menyebabkan penyakit Parkinson.
f. Stress dan Depresi
Stress dan depresi dihubungkan dengan penyakit parkinson karena
pada stress dan depresi terjadi peningkatan turnover katekolamin yang
memacu stres oksidatif.
4
2.5. Patofisiologi
Perubahan patologik utama pada Penyakit Parkinson meliputi hilangnya
neuron-neuron yang mengandung dopamin pada substansia nigra dan nukleus-
nukleus lainnya.Neuron-neuron lainnya kebanyakan mengandung badan-badan
Lewy bodies (inklusi sitoplasmik eosinofilik kontsentrik dengan halo perifer dan
dense cores).
Hilangnya neuron-neuron yang mengandung dopamin dalam substansia nigra
mengakibatkan dopamin sangat berkurang pada ujung-ujung saraf dari traktus
nigrostriatum.Penurunan dopamin dalam korpus striatum mengacaukan
keseimbangan antara dopamin (penghambat) dan asetilkolin (perangsang), pesan
dari otak yang memerintahkan bagaimana dan kapan tubuh bergerak dikirim lebih
lambat sehingga penderita tidak mampu memulai dan mengontrol gerakan tubuh
dan inilah yang menjadi dasar dari kebanyakan gejala penyakit Parkinson.
5
2. Gejala motorik sekunder
Tidak semua pasien dengan Parkinson mengalami gejala motorik sekunder.
a. Postur bungkuk, cenderung condong kedepan.
b. Distonia, nyeri saat kontraksi otot, sering terjadi pada pergelangan kaki
dan kaki.
c. Fatique
d. Gangguan ketangkasan motorik halus dan koordinasi motorik : salah satu
yang khas adalah micrographia (tulisan tangan menjadi kecil dan rapat).
e. Gangguan noordinasi motorik kasar
f. Kemiskinan gerakan (penurunan swing arm) : berkurangnya kemampuan
lengan membelok dan berayun
g. Akatisia
h. Masalah bicara : suara menjadi lembut, bicara cadel karena control otot
berkurang.
i. Kesulitan menelan : dapat menyebabkan aspirasi dan pneumonia
j. Drooling : mengeluarkan air liur, biasanya disebabkan oleh kelemahan,
kesulitan menelan, dan postur yang membungkuk.
2.7. Diagnosis
Untuk diagnosis Penyakit Parkinson perlu ditemukan gejala kardinal motorik
yaitu bradikinesia, rigiditas, tremor, dan instabilitas posisi tegak.kriteria diagnosis
PP disarankan oleh Pokdi Movement Disorders PERDOSSI, sebagai berikut :
1. Kriteria klinis :
Terdapat paling sedikit ada 2 dari 3 gejala utama (kardinal) : tremorwaktu
istirahat , rigiditas, akinesia/bradikinesia.
Terdapat paling sedikit ada 3 dari 4 gejala motorik : tremor waktu istirahat,
rigtiditas, akinesia/bradikinesia, instabilitas postur.
2. Kriteria Koller :
Terdapat paling sedikit ada 2 dari 3 jenis gejala utama motorik dan respon
positif terhadap levodopa.
3. Kriteria Hughes :
Possible :terdapat paling sedikit ada 1 dari 3 gejala utama : tremor waktu
isitirahat, rigiditas, akinesia/bradikinesia, danpostural instability
6
Probable : Terdapat paling sedikit ada dua dari 4 gejala motorik : tremor
waktu isitirahat, rigiditas, akinesia/bradikinesia, dan postural instability
Definit : Terdapat 3 Dari 4 gejala : tremor waktu isitirahat, rigiditas,
akinesia/bradikinesia, dan postural instability.
7
1. Penatalaksanaan
Terapi farmakologis : bersifat simpomatis untuk memperbaiki keseimbangan
neurotransmitter asetilkolin dan dopamin.
a. Anti-kolinergik : triheksifenidil HCl 2mg
b. Levodopa yang dikombinasi :
- Benzerazide :(dosis awal ½ tab 3-4 x/hari lalu ditingkatkan tiap
minggu. Dosis pemeliharaan 2 tab 3x/hari).
- C.O.M.T inhibitor (Entacapone 200 mg).
- Carbidopa (Levodopa/carbidopa).
- M.A.O.B inhibitor (Selegiline).
c. Agonis dopamin indikasi jika terapi dengan levodopa tidak berhasil
atau terdapat fenomena on-off (mendadak penderita untuk bebrapa
saat menjadi immobile, gerakan seolah-olah membeku. Mendadak
timbul perubahan dari mobilitas dan imobilitas.
- Bromokriptin (pariodel 2,5 dan 5 mg) adalah agonis yang
langsung menstimulasi reseptor dopamin.
- Apomorphine HCl (0,02 – 0,06 ml).
- Rotigotine transdermal system.
- Pramipexole.
- Ropinorole.
d. Glutamate antagonis (amantadine).
e. Antioksidan.
f. Propanolol.
2. Terapi non farmakologi : fisioterapi
2.9. Prognosis
Obat-obatan yang ada sekarang hanya menekan gejala-gejala parkinson,
sedangkan perjalan penyakit itu belum bisa dihentikan sampai saat ini. Sekali
8
terkena parkinson, maka penyakit ini akan menemani pasien sepanjang hidup.
Tanpa perawatan, gangguan yang terjadi mengalami progres hingga terjadi total
disabilitas, sering disertai dengan ketidakmampuan fungsi otak general, dan dapat
menyebabkan kematian.Dengan perawatan, gangguan pada setiap pasen berbeda-
beda.Kebanyakan pasien berespon terhadap medikasi.Perluasan gejala berkurang,
dan lamanya gejala terkontrol sangat bervariasi. Efek samping pengobatan
terkadang dapat sangat parah.4 Penyakit parkinson sendiri tidak dianggap sebagai
penyakit yang fatal, tetapi berkembang sejalan dengan waktu. Rata-rata harapan
hidup pasien penyakit parkinson pada umumnya lebih rendah dibandingkan yang
tidak menderita penyakit parkinson. Pada tahap akhir, penyakit parkinson dapat
menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumoni, dan memburuk yang dapat
menyebabkan kematian.27 Progresifitas gejala pada penyakit parkinson dapat
berlangsung 20 tahun atau lebih. Namun demikian pada beberapa orang dapat
lebih singkat. Tidak ada cara yang tepat untuk memprediksikan lamanya penyakit
ini pada masing-masing individu. Dengan treatment yang tepat, kebanyakan
pasien dapat hidup produktif beberapa tahun setelah diagnosis.
9
BAB III
KESIMPULAN
10