G18 Dse
G18 Dse
DESI SETIONINGRUM
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Urban Heat
Island dan Indeks Kekritisan Lingkungan Kota Purwokerto berdasarkan Data
Satelit OLI/TIRS Landsat 8 adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir disertasi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2018
Desi Setioningrum
NIM G24140038
ABSTRAK
DESI SETIONINGRUM. Analisis Urban Heat Island dan Indeks Kekritisan
Lingkungan Kota Purwokerto berdasarkan Data Satelit OLI/TIRS Landsat 8.
Dibimbing oleh Dr. Ir. SOBRI EFFENDY, MSi dan IDUNG RISDIYANTO, SSi,
MSc.
DESI SETIONINGRUM
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Peternakan
pada
Departemen Geofisika dan Meteorologi
Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT. yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan usulan
penelitian dengan “Analisis Urban Heat Island (UHI) dan Indeks Kekritisan
Lingkungan Kota Purwokerto berdasarkan Data Satelit OLI/TIRS Landsat 8”
sebagai salah satu syarat kelulusan program sarjana di Departemen Geofisika dan
Meteorologi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian
Bogor.
Dalam penulisan usulan penelitian ini tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Idung Risdiyanto, SSi, MSc dan Almarhum Bapak Dr. Ir. Sobri
Effendy, MSi selaku pembimbing skripsi yang telah memberikan
bimbingan, masukan, motivasi dan diskusi-diskusi yang sangat
membantu,
2. Dosen penguji sidang Ibu Dr. Ana Turyanti, Ssi, MT dan Bapak Sonni
Setiawan, SSi, MSi atas saran dan masukkannya,
3. Dosen pembimbing akademik serta semua dosen dan staff Departemen
Geofisika dan Meteorologi IPB, yang telah banyak membantu selama
masa perkuliahan,
4. Kedua orang tua, kakak dan semua keluarga besar yang selalu
memberikan doa, nasehat, semangat dan motivasi kepada penulis,
5. Abdul Mu’iz yang selalu memberikan semangat, motivasi dan saran
kepada penulis,
6. Sahabat-sahaba dekat penulis Siti Anisa, Irma, Yura, Novel, Gebrina,
Anis, dan Ariesta yang selalu memberi semangat kepada penulis,
7. Teman satu bimbingan Siti Anisa, Aida, Gading, Wawan, Melda, Fitrul,
dan Rif’an yang selalu memberi semangat dan saran kepada penulis
8. Teman kost Mega, Gartini dan Lusi yang memberikan semangat kepada
penulis,
9. Teman-teman Geofisika dan Meteorologi angkatan 51 yang selalu
memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.
Selanjutnya, penulis menyadari bahwa usulan penelitian ini masih jauh
dari sempurna, sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis
harapkan demi kemajuan penelitian ini.
Desi Setioningrum
DAFTAR ISTILAH
Urban Heat Island (UHI) merupakan suatu keadaan dimana suhu diwilayah urban
lebih tinggi dibandingkan dengan suhu di wiayah sub urban (Delarizka et.al.
2016)
Land Surface Temperature atau suhu permukaan merupakan suhu terluar dari
suatu permukaan objek atau suhu kulit permukaan (Rajeshwari A dan Mani
ND 2014)
Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) merupakan suatu indeks yang
menunjukkan tingkat kerapatan dan keberadaan tumbuhan di permukaan
(Delarizka et.al 2016)
Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) merupakan merupakan salah satu
kategori metode indeks kelembaban yang digunakan untuk memantau
kelembaban lahan dengan menggunakan pendekatan thermal infrared (Goa
et.al 2011)
Environmental Critical Index (ECI) merupaka indeks yang menunjukkan tingkat
kekeritisan lingkungan berdasarkan rasio suhu permukaan dan indeks
kerapatan vegetasi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi lahan yang
mengalami urban heat island (UHI) (Senanayake et.al. 2013)
Koreksi Radiometrik merupakan suatu langkah yang digunakan untuk merubahan
nilai digital number menjadi nilai reflektan yang berfungsi sebagai
perbaikan nilai piksel agar sesuai dengan aslinya (Handayani et al 2017)
Digital Number merupakan angka numerik (1 byte)dari suatu piksel yang
memiliki warna kelabu atau berkisar antara waran putih dan hitam
(Handayani et al 2017)
Radian merupakan besaran radiasi yang dipancarkan, dipantulkan atau diterima
oleh suatu permukaan yang dilihat melalui sudut pandang tertentu (Walidain
et al 2018)
Irradian meupakan suatu parameter yang digunakan untuk mengukur nilai dari
flux radiometrik yang ada pada suatu permukaan (Walidain et al 2018)
Radian Spektral merupakan nilai fluks radian per unit pada suatu sudut tertentu
yang diradiasikan oleh suatu objek ke arah tertentu ()
Reflektan merupakan rasio antara nilai radian dengan nilai irradian antara radiasi
yang dibancarkan objek kematahari dan radiasi yang dipancarkan oleh
matahari ke objek yang ada dipermukaan (Fawzi 2014)
Emisivitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki oleh objek dalam
memancarkan energi termal yang dimilikinya dengan nilai berkisar 0 hingga
1 (Mallick et al 2012)
DAFTAR ISI
PRAKATA vi
DAFTAR ISTILAH vii
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL ix
DAFTAR GAMBAR ix
DAFTAR LAMPIRAN ix
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan Penelitian 1
Manfaat Penelitian 2
TINJAUAN PUSTAKA 2
METODE 4
Bahan 4
Alat 4
Prosedur Analisis Data 4
HASIL DAN PEMBAHASAN 9
Kondisi Umum Kota Purwokerto 9
Variasi Curah Hujan Bulanan Tahun 2013, 2015 dan 2017 9
Variasi Indeks Kerapatan Vegetasi Tahun 2013, 2015 dan 2017 12
Suhu Permukaan Tahun 2013, 2015 dan 2017 14
Environmental Critical Index Tahun 2013, 2015 dan 2017 17
SIMPULAN DAN SARAN 19
Simpulan 19
Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 22
RIWAYAT HIDUP 23
DAFTAR TABEL
1 Daftar data citra satelit OLI/TIRS Landsat 8 tahun 2013, 2015 dan 2017 4
2 Klasifikasi indeks kekritisan lingkungan 7
3 Klasifikasi TVDI (Temperature Vegetation Dryness Index) 8
4 Luasan area menurut TVDI (Temperature Vegetation Dryness Index) 9
5 Luasan area menurut NDVI (Normalized Difference Vegetation Index) 12
6 Luasan area menurut suhu permukaan 14
7 Luasan area menurut indeks kekritisan lingkungan 17
DAFTAR GAMBAR
1 Diagram alir penelitian 8
2 Grafik curah hujan bulanan tahun 2013, 2015 dan 2017 9
3 Peta Temperature Vegetation Dryness Index (TVDI) tahun 2013, 2015
dan 2017 11
4 Peta Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) tahun 2013, 2015
dan 2017 13
5 Peta suhu permukaan tahun 2013, 2015 dan 2017 15
6 Grafik suhu permukaan tahun 2013, 2015 dan 2017 16
7 Peta Environmental Critical Index tahun 2013, 2015 dan 2017 18
DAFTAR LAMPIRAN
8 Curah hujan bulanan tahun 2013, 2015, 2017 22
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Tutupan Lahan
bervegetasi juga dapat disebabkan oleh faktor iklim yaitu curah hujan (Shofiyati
et.al 2002).
Citra Landsat
METODE
Bahan
Alat
1. Koreksi Radiometrik
Menurut (USGS 2015) koreksi radiometric dapat dilakukan dengan
mengkonversi nilai piksel ke spektral radian. Persamaan dasar yang digunakan
dalam konversi nilai piksel menjadi nilai spektral radian sebagai berikut:
𝐿𝜆 = 𝑀𝐿 × 𝑄𝑐𝑎𝑙 + 𝐴𝐿 ...................................................................................(1)
Keterangan:
Lλ = Nilai radian spektral (Watt/(m2*srad*μm))
ML = Band spesifik multiplicative rescaling dari metadata (radiance_multi_
band_x)
Qcal = Digital number
AL = Band spesifik additive rescaling dari metadata ( radiance_add_ band_x)
(𝑁𝐼𝑅−𝑅𝐸𝐷)
𝑁𝐷𝑉𝐼 = (𝑁𝐼𝑅+𝑅𝐸𝐷)
...........................................................................................(2)
Keterangan:
NIR = Band Near Infrared (band 5 dengan panjang gelombang 0.85 μm
- 0.88 μm)
RED = Band Red (band berapa 4 dengan panjang gelombang 0.64 μm –
0.67 μm)
6
4. Emisivitas
Menurut Akher dan Chattopadyay (2017) nilai emisivitas dapat dihitung
dari NDVI (pers.3 dan 4)
ε = 0.004Pv + 0.986..........................................................................................(4)
Keterangan:
Pv = Proportion of vegetation
NDVIMax = Nilai indeks vegetasi maksimum
NDVIMin = Nilai indeks vegetasi minimum
ε = Nilai emisivitas
Keterangan:
T = Brightness temperature satelit (Kelvin)
K1 = Konstanta kalibrasi spektral radian band_x
K2 = Konstanta kalibrasi spektral radian band_x
Lλ = Radiance Spectral (Watt/(m2*srad*μm))
𝑇𝑏
𝑇𝑠 = 𝑇𝑏 ............................................................................................(7)
1+�𝜆 × � ln 𝜀
𝜕
Keterangan:
Ts = Suhu permukaan (Kelvin)
Tb = Brightness temperature satelit (K)
𝜆 = Panjang gelombang emisi radian (11.5 μm)
𝜕 = Berasal dari hc/σ dengan nilai 1.438 × 10-2 mK (h = konstanta planck
dengan nilai 6.26 x 10-34 Jsec, c = kecepatan cahaya yang bernilai 2.998 x
108 m/s, dan σ = konstanta Boltzman yang bernilai 1.38 x 10-23 J/K)
ε = emisivitas permukaan
7
Keterangan:
ECI (Environment Criticaly Index) = Indeks kekritisan lingkungan
LST (Land Surface Temperature) = Suhu permukaan
NDVI = Kerapatan vegetasi
𝐿𝑆𝑇−𝐿𝑆𝑇𝑚𝑖𝑛
𝑇𝑉𝐷𝐼 = 𝐿𝑆𝑇𝑚𝑎𝑥−𝐿𝑆𝑇𝑚𝑖𝑛....................................................................................(9)
Keterangan:
TVDI =Temperature Vegetation Dryness Index
LST = Land surface temperature / Suhu permukaan (Celcius)
LSTmin =Suhu permukaan minimum (Celcius)
LSTmax =Suhu permukaan maksimum (Celcius)
Tingkat TVDI
Kekeringan
Basah 0 < TVDI ≤ 0.2
Mula
Pengumpulan Data
Citra Landsat 8
(2013 , 2015 & 2017) Peta Batas
Administrasi
Koreksi Radiometrik
Cropping Citra
Terkoreksi
Indeks Kekritisan
Lingkungan
Selesai
Kota Purwokerto merupakan salah satu kota yang terletak di provinsi Jawa
Tengah, tepatnya berada di selatan Gunung Slamet dengan koordinat 7.433o LU
109.233o BT / 7.433o LS 109.233o BT. Purwokerto merupakan pusat
pemerintahan dari Kabupaten Banyumas. Kota tersebut terbagi ke dalam 4
kecamatan yaitu Kecamatan Purwokerto Barat, Kecamatan Purwokerto Timur,
Kecamatan Purwokerto Utara dan Ketamatan Purwokerto Selatan. Keadaan iklim
di wilayah Kota Purwokerto secara umum termasuk kedalam iklim Af menurut
klasifikasi iklim koppen. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 3146 mm/tahun
dengan suhu rata-rata tahunan sebesar 26.3 oC. Luas wilayah Kota Purwokerto
secara keseluruhan sebesar 38.58 km2 dengan masing-masing kecamatan memiliki
luasan sebesar 13.75 km2 untuk wilayah Kecamatan Purwokerto Selatan, 7.40 km2
Kecamatan Purwokerto Barat, 8.42 km2 Purwokerto Timur dan 9.01 km2 untuk
Kecamatan Purwokerto Utara. Ketinggian Kota Purwokerto berkisar 74-110 meter
di atas permukaan laut (mdpl) (BPS Kabupaten Banyumas 2016).
700
600
500
400
300
200
100
0
Gambar 2 Grafik curah hujan bulanan tahun 2013,2015 dan 2017di Kota Purwokerto
10
Kota Purwokerto memiliki nilai NDVI yang bervariasi dari tahun ke tahun
yang berkisar dari -0.86 hingga 0.92. Lahan bervegetasi pada tahun 2013
merupakan lahan dengan kerapatan vegetasi tinggi terluas jika dibandingkan
dengan tahun 2015 dan 2017. Luasan lahan dengan kerapatan vegetasi rendah
pada tahun 2015 sebesar 4.86 Ha lebih luas dibandingkan dengan tahun 2013 dan
2017 (Tabel 5). Hal tersebut disebabkan karena pada tahun 2015 memiliki curah
hujan yang rendah selain karena adanya perubahan lahan sebagai lahan terbangun.
Bagian tengah dan wilayah yang dekat dengan wilayah tersebut memiliki
suhu permukaan yang lebih tinggi diantara wilayah Kota Purwokerto lainnya.
Kota Purwokerto bagian selatan dan utara memiliki suhu permukaan yang relatif
lebih rendah (Gambar 5 dan 6). Berdasarkan kajian sebelumnya (Gambar 4)
menunjukkan bawah pada wilayah tengah merupakan wilayah dengan vegetasi
jarang hingga tidak ada vegetasi yang menandakan bahaw pada wilayah tersebut
hanya terdapat bangunan-bangunan, dan lahan kosong. Hal ini menjadikan
wilayah tersebut memiliki suhu yang lebih tinggi. Menurut Wisnawa et. al (2008)
ahan-bahan tesebut memiliki emisivitas dan kapasitas panas yang rendah sehingga
mengakibatkan suhu permukaan di wilayah tersebut lebih tinggi jika dibandingan
dengan daerah sekitarnya Selain itu, ketersediaan air pada wilayah tersebut juga
rendah sehingga berdampak pada suhu permukaan yang tinggi seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya bahwa semakin berkurang ketersediaan air yang ada di
suatu objek akan menyebabkan suhu permukaan semakin tinggi (Parwati dan
Suwarno 2008).
Gambar 5 Nilai suhu permukaan atau land surface temperatue (LST) tahun 2013, 2015 dan 2017
15
16
(a)
(b)
(c)
Gambar 6 Grafik suhu permukaan tahun (a) 2013, (b) 2015 dan (c) 2017
17
Gambar 7 Peta environmental critical index (ECI) tahun 2013, 2015 dan 2017
19
Simpulan
Saran
DAFTAR PUSTAKA
Lampiran 1 Curah hujan bulanan Kota Purwokerto tahun 2013, 2015 dan 2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banjarnegara pada tanggal 31 Desember 1995 dan
merupakan anak kedua dari pasangan Arjo Suwarno dan Misnah. Penulis
menempuh pendidikan dasar sejak tahun 2002 di SD Negeri 1 Gumiwang hingga
tahun 2008 kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Negeri
1 Purwonegoro dan lulus pada tahun 2011. Selanjutnya, penulis menyelesaikan
pendidikan menengah akhir di SMA Negeri 1 Bawang selama tiga tahun dan lulus
pada tahun 2014.
Tahun2014 penulis diterima sebagai salah satu mahasiswi di Institut
Pertanian Bogor dengan program Mayor Studi Meteorologi Terapan, Departemen
Geofisika dan Meteorologi Terapan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam melalui jalur SNMPTN. Untuk menunjang program studi Mayor yang
dipilih, penulis mengikuti program minor dengan mengambil program studi
Ekonomi Pertanian,Sumberdaya dan Lingkungan dari Departemen Ekonomi
Sumberdaya Lingkungan. Penulis selama menempuh pendidikan di Institut
Pertanian Bogor mendapatkan beasiswa Bidik Misi.
Selama masa perkuliahan penulis pernah aktif sebagai badan pengawas
Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi (HIMAGRETO) pada tahun 2015-2016,
sebagai anggota Gentra Kaheman tahun 2014-2015. Penulis juga mengikuti
berbagai macam kepanitiaan baik di Departemen Geofisika dan Meteorologi
Terapan maupun di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Penulis
juga pernah mengikuti kegiatan magang di Stastiun Meteorologi Kelas II Ahmad
Yani Semarang pada tanggal 1-16 Agustus 2016.