Anda di halaman 1dari 4

PPTK Sodorkan Katalog Tanpa Harga

nurul roudhoh | Hukum | Kamis, 01 November 2018 - 11:18:06 WIB | dibaca: 1017 kali

KESAKSIAN : Saksi dalam kasus dugaan korupsi genset RSUD Banten memberikan kesaksian di
Pengadilan Tipikor Serang, Rabu (31/10).

SERANG- Pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) diduga menyodorkan (memberikan) katalog
genset tanpa harga kepada tim survei perangkat genset RSUD Banten. Hal itu terungkap dalam
sidang pemeriksaan saksi untuk tiga terdakwa kasus dugaan korupsi genset RSUD Banten dengan
kerugian negara sebesar Rp 600 juta, yang digelar di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor)
Serang, Rabu (31/1).
Staf Umum RSUD Banten Sri Gunarsih mengatakan, dalam pembelian genset untuk rumah sakit,
dirinya sempat diperintah untuk mendatangi Rajawali Diesel yang berlokasi di Taman Palem,
Cengkareng, Jakarta Barat untuk mengambil katalog.

"Kata Bu Iyam (Siti Mariyam), kalau lagi sempat aja cuy. Kebetulan waktu itu saya sedang di Jakarta,
diantar suami," kata Sri kepada Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejari dan Kejati Banten, disaksikan
Majelis Hakim yang diketuai Efiyanto dan ketiga terdakwa yaitu Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes)
Banten Sigit Wardojo, Direktur CV Megah Teknik Endi Suhendi, dan Staf RSUD Banten Adit Hirda
Restian.
Menurut Sri, katalog yang tidak disertai dengan harga tersebut selanjutnya diberikan kepada
terdakwa Adit atau selaku rim survei perangkat genset RSUD Banten, atas perintah Siti Mariyam."Ibu
Iyam bilang kasih (katalognya) ke Adit aja, nanti dia yang ngurusin. Enggak ada harga, terus saya
disuruh memberikan nomor orang Rajawali. Yang saya tau genset itu seperti yang di Indomaret. Tapi
kata bu Iyam itu yang buat gedung," jelasnya.

Sebelumnya, dalam dakwaan JPU, Kadinkes Banten Sigit Wardojo dituduh meloloskan penyusunan
harga perkiraan sendiri (HPS) genset RSUD Banten. Sehingga harga pengadaan genset tahun 2015
mengalami pembengkakan."(Sigit) menyerahkan seluruh tanggung jawab dalam penyusunan
dokumen HPS kepada pegawai atau staf RSUD Banten,” kata JPU Kejati Banten Achmad Husin.
Achmad Husin menguraikan, perkara tersebut berawal ketika Pemprov Banten menyediakan
anggaran pembelian satu unit genset untuk RSUD Banten pada 29 Desember 2014. Sigit Wardojo
yang menjabat Plt Direktur RSUD Banten itu ditunjuk sebagai pejabat pembuat komitmen (PPK).
Tetapi, Sigit Wardojo menyerahkan seluruh tanggung jawab penyusunan dokumen HPS kepada staf
RSUD Banten.

Setelah itu, Sigit Wardojo membentuk tim survei berisikan Hartati Andarsih, M Adit Hirda Restian,
dan Yogi Dinamara. Namun, tim survei tidak pernah menerima surat keputusan (SK) yang diterbitkan
Sigit Wardojo. Pada 9 Juni 2015, tim survei melakukan survei perangkat genset atas dasar surat
perintah tugas dari Wakil Direktur Umum dan Keuangan RSUD Banten Akhrul Aprianto.

Namun ternyata hanya melakukan survei ke satu lokasi yaitu di PT Guzila Internasional yang
berlokasi di daerah Cengkareng, Jakarta Barat. Di sana tim survei tidak mendapatkan daftar harga
yang seharusnya akan digunakan untuk penyusunan HPS Pada rapat mingguan, hasil survei di PT
Guzila Internasional sendiri telah dilaporkan oleh tim survei.
Dalam rapat itu dihadiri Sigit Wardojo, Kepala Bagian Umum RSUD Banten Sri Mulyati, Kasubag
Umum dan Kepegawaian RSUD Banten Hartati Andarsih. Namun Sigit Wardojo mengabaikan laporan
tersebut.

Selain itu, Sigit Wardojo tidak pernah memerintahkan tim survei melakukan penyusunan HPS
berdasarkan data yang dipertanggungjawabkan. Terdakwa selaku PPK tidak menetapkan HPS,
apabila hasil survei hanya dilakukan pada satu lokasi dan di tempat tersebut tidak mendapatkan
harga pasar.

Kemudian, Sri Mulyati selaku koordinator PPTK pengadaan genset meminta Iwan Ruspiady
membuat harga penawaran genset.Direktur CV Irjaya Abadi itu menyusun rencana anggara biaya
(RAB). Oleh pelaksana proyek pembangunan rumah genset di RSUD Banten itu, harga penawaran
dinaikkan di atas harga pasaran. Setelah itu Iwan Ruspiady mengirimkan softcopy RAB tersebut ke
email M Adit Hirda Restian.
Berbekal harga penawaran CV Irjaya Abadi dan PT Ikrapindo Rekayasa Teknik yang dikirim oleh Iwan
Ruspriady, HPS disusun oleh M Adit Hirda Restian. Selain itu, turut dilampirkan harga penawaran dari
PT Andalan Prima Perkasa.
Dalam penyusunan HPS tersebut seharusnya M Adit Hirda Restian mengacu juga pada ketentuan
penjelasan pasal 66 ayat (8) peraturan presiden (PP) nomor 70 tahun 2012 tentang perubahan
kedua atas PP nomor 54 tahun 2010 tentang pengadaan barang dan jasa pemerintah.

Setelah draf HPS, kerangka acuan kerja dan spesifikasi teknis genset itu selesai disusun, Adit Hirda
Restian menyerahkannya kepada Sigit Wardojo melalui Hartati Andarsih.
Pada Juni 2015, draf HPS yang telah direvisi dan ditandatangani Sigit Wardojo diambil kembali oleh
Adit Hirda Restian.

Terdakwa Sigit mengetahui bahwa ada perbedaan spesifikasi teknis yang menjurus pada merek
dagang genset tertentu, akan tetapi terdakwa tetap menetapkan dan menandatangani kerangka
acuan kerja (KAK) pengadaan genset termasuk di dalamnya spesifikasi teknis pengadaan genset
serta HPS.

Sementara, sebelum lelang dimulai, Endi Suhendi menemui anggota pokja ULP Pemprov Banten
Entus Sahal Tusturi dan Rahmat Hidayat. Endi mengaku sebagai pihak yang diunggulkan RSUD
Banten menjadi pemenang lelang genset.

Data HPS, spesifikasi teknis, kerangka acuan kerja dari RSUD Banten dipertanyakan oleh pokja ULP
Pemprov Banten. Pertanyaan itu tertuang dalam berita acara hasil kaji ulang yang ditujukan kepada
Sigit Wardojo. Namun, Sigit Wardojo tidak menanggapi hasil kajian tersebut.

Lantaran tidak ditanggapi, lelang melalui sistem pengadaan secara elektronik (SPSE) dan metode
lelang sistem gugur digelar oleh ULP Provinsi Banten. Sebanyak 96 perusahaan mengikuti
pelelangan. Tetapi, hanya 5 perusahaan yang memasukkan dokumen penawaran. Hanya saja, CV
Megah Teknik yang dinyatakan lolos persyaratan administrasi dan teknis.

Setelah penetapan pemenang lelang, pada 7 September 2015, Dwi Hesti Hendarti yang diangkat
menjadi Direktur RSUD Banten mewakili PPK, dan Direktur CV Megah Teknik Endi Suhendi
menandatangani dokumen kontrak kerja. Pada 3 November 2015 dilakukan serah terima pekerjaan.

Rangkaian perbuatan Sigit Wardojo, Endi Suhendi, dan M Adit Herdi Restian telah memperkaya Endi
Suhendi selaku Direktur CV Megah Teknik sebesar Rp 631 juta. Hal itu sesuai audit perhitungan
kerugian keuangan negara (PKN) dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP)
Banten. (darjat)

Sumber Berita: http://bantenraya.com/berita/2018/11/01/3472/pptk-sodorkan-katalog-tanpa-harga


#ixzz5omfE8f8O
Under Creative Commons License: Attribution Non-Commercial No Derivatives

Anda mungkin juga menyukai