Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN

Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA


(Infection Control Risk Assessment)
Pengecatan Ruangan Perawatan Interna
25 April 2017

1. Pendahuluan

Standar Akreditasi Rumah Sakit Versi tahun 2012 untuk pencegahan infeksi di RS
perlu dilakukan kajian resiko untuk menentukan Prioritas Program dan Pencegahan Infeksi
RS. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Makassar turut berperan dalam memberikan masukan berkaitan dalam pencegahan dan
pengendalian infeksi mulai dari tahap perencanaan, proses sampai dengan finising bangunan
dengan melampirkan kajian Identifikasi Risiko Infeksi / ICRA (Infection Control Risk
Assessment ) yang dikeluarkan oleh PPIRS pada setiap akan melaksanakan
konstruksi/renovasi bangunan.

2. Tujuan
a. Untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAI’s (Healthcare
Associated Infection) pada pasien, petugas dan pengunjung di rumah sakit
b. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti
berdasarkan hasil penilaian skala prioritas.

3. Perencanaan
a. Tanggal : 25 April 2017 s/d 2017
b. Lokasi : Dinding Exterior Ruang Perawatan Interna
c. Kegiatan : Renovasi Pengecatan dinding luar / Exterior.

4. Analisis ICRA
Aktivitas Konstruksi bangunan berdasarkan :
1. Tipe : TIPE C
2. Kelompok Resiko : Resiko SEDANG
3. Level ICRA : Level III

Kelompok Pasien Resiko TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D

1
Kelp. Resiko RENDAH I II II III/ IV

Kelp Resiko SEDANG I II III IV

Kelp Resiko TINGGI I II III/ IV IV

Kelp Resiko SANGAT TINGGI II III/ IV III/ IV IV

Tipe proyek Renovasi bangunan di ruang Perawatan termasuk dalam : LEVEL III
dimana terdapat hal– hal yang harus diperhatikan dan dilakukan sebagai berikut :
A. Sebelum Melakukan Renovasi :
1. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas
konstruksi.
2. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu.
3. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke
udara.

B. Selama Renovasi :
 Petugas renovasi memakai APD masker dan baju kerja.
 Pasang papan pemberitahuan di area renovasi.
 Tutup area renovasi dengan plastik/ kain terpal.
 Sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, petugas renovasi melakukan cuci tangan
dan membersihkan diri (mandi).
 Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan.
 Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi

C. Sesudah Renovasi :
1. Jangan menghilangkan hambatan dari area kerja sampai proyek selesai setelah
diperiksa oleh TIM PPI dan Kepala Proyek.
2. Hapus penutupan area renovasi (terpal) secara hati-hati untuk meminimalkan
penyebaran debu, kotoran dan puing-puing bangunan.
3. Bersihkan area kerja dengan vacuum dan disaring dengan HEPA Filter
4. Area dilakukan pengepelan basah dengan desinfektan.
5. Setelah selesai kembalikan system HVAC seperti semula.

2
5. Kesimpulan
Renovasi pengecatan di Ruang Perawatan Interna bisa dilakukan dengan tetap
memperhatikan Potensi Risiko Infeksi bagi petugas, pasien dan lingkungan RS

6. Penutup

Demikian hasil Identifikasi Resiko Infeksi – ICRA (Infection Control Risk Assessment)
sebagai upaya PPI dalam Pencegahan Resiko Infeksi sebelum dilakukan
renovasi/pembangunan.

Makassar, 25 April 2017


Ketua Komite PPI, Kabag Umum, Ka Proyek,

dr.Hj.Nurahmi,M.Kes,Sp.PK Muhajir,SKM,M.Kes ……..……………

3
Lampiran :

PENILAIAN PENGENDALIAN RESIKO INFEKSI


MATRIKS TINDAKAN UNTUK KONSTRUKSI & RENOVASI

TAHAP 1:
Menggunakan tabel berikut, mengidentifikasi Jenis Proyek Renovasi Kegiatan (Type A - D)

TIPE AKTIVITAS / KEGIATAN


TIPE A Inspeksi dan Aktivitas Non-Invasif.
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Pengangkatan plafon untuk inspeksi visual (terbatas untuk 1 ubin per 5m2);
 Pengecatan (tetapi bukan pengamplasan);
 Instalasi penutup dinding
 Pekerjaan listrik; Pekerjaan pipa saluran air yang ringan;
 Kegiatan apa saja yang tidak menghasilkan debu atau perlu memotong
dinding atau akses ke langit-langit, selain untuk pemeriksaan visual.

TIPE B Skala kecil, aktivitas durasi pendek yang menimbulkan debu minimal
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Instalasi telepon dan komputer kabel
 Akses ke ruangan
 Memotong dinding atau langit-langit dimana migrasi debu dapat dikontrol.

TIPE C Pekerjaan yang menghasilkan debu sedang sampai tingkat tinggi, memerlukan
pembongkaran atau penghapusan dari setiap komponen bangunan tetap atau
rakitan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Pembongkaran atau pengangkatan komponen bangunan built-in atau rakitan,
 Pengamplasan dinding untuk mengecat atau memasang lapisan dinding
 Pengangkatan lapisan lantai/wallpaper, plafon, dan casework
 Konstruksi dinding baru,
 Pekerjaan ringan saluran dan listrik di plafon
 Kegiatan perkabelan yang banyak.
 Setiap kegiatan yang tidak dapat diselesaikan dalam satu shift kerja.
TIPE D Proyek pembongkaran dan penghancuran konstruksi bangunan
Termasuk, tetapi tidak terbatas pada:
 Kegiatan/ aktivitas yang membutuhkan kerja shift berkelanjutan.
 Memerlukan pembongkaran besar atau penghapusan sistem kabel lengkap
 Konstruksi baru.

4
TAHAP 2 :
Menggunakan tabel berikut, mengidentifikasi Kelompok Resiko Pasien yang akan terkena
dampak renovasi.
Jika lebih dari satu kelompok risiko akan terpengaruh, pilih kelompok risiko tinggi :

RESIKO RESIKO SEDANG RESIKO TINGGI RESIKO SANGAT


RENDAH TINGGI
 Area  Perawatan pasien dan  UGD  Unit Onkologi/ Kanker
Perkantoran tidak tercakup dalam  Radiology  Terapi Radiasi
 Tanpa pasien/ Grup 3 / 4  Recovery Rooms  Area klinis
area resiko  Laundry  Ruang Maternitas /  Chemo Infusion
rendah yang  Cafeteria VK  Transplant
tidak terdaftar  Dietary/ Ruang Gizi  High Dependency  Pharmacy Admixture -
dimanapun  Manajemen Material Unit Ruang bersih
 PT/OT/Speech  Kamar bayi  Kamar Operasi
 Penerimaan/Pemulangan  Pediatrics  Departemen Proses
 MRI  Lab Microbiologi Sterilisasi
 Obat-obatan nuklir  Long term sub-  Kateterisasi Jantung
 Echocardiography acute units  Kamar prosedur
 Laboratorium tidak  Farmasi invasif pasien rawat
spesifik seperti Grup 3  Dialisis jalan
 Koridor Umum (yang  Endoskopi  Area Anastessi &
dilewati pasien, suplai,  Area Bronchoskopi pompa jantung
dan linen)  Newborn Intensive
Care Unit (NICU)
 Semua Intensive Care
Unit

5
IC MATRIX – LEVEL KEWASPADAAN:
PROYEK PEMBANGUNAN DENGAN RESIKO INFEKSI PASIEN

JENIS PROYEK RENOVASI

KELOMPOK TIPE A TIPE B TIPE C TIPE D


RESIKO
PASIEN
RESIKO I II II III / IV
RENDAH
RESIKO I II III IV
SEDANG
RESIKO I II III / IV IV
TINGGI
RESIKO II III / IV III / IV IV
SANGAT
TINGGI

Catatan:

Persetujuan dari Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi) diperlukan pengontrolan prosedur
saat Kegiatan Renovasi dan Tingkat Risiko yang mengindikasikan bahwa Level III.

TAHAP 3 :_______________________________________________________________________

Deskripsi Tindakan Pencegahan dan Pengendalian Infeksi berdasarkan Level/ Kelas

LEVEL SELAMA PROYEK BANGUNAN SETELAH PENYELESAIAN


PROYEK
LEVEL I 1. Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang Area kerja bersih setelah pekerjaan
meminimalkan debu dari lokasi konstruksi. proyek selesai.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi
visual sesegera mungkin.

LEVEL II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu 1. Bersihkan permukaan kerja dengan
terbang ke dalam atmosfer. lap pembersih yang dibasahi
2. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban. dengan cairan desinfektan.
3. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang 2. Pengangkutan Limbah renovasi
tertutup rapat sebelum dipindahkan. ditempatkan dalam wadah tertutup
4. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum rapat.
dengan filter HEPA. 3. Area kerja dibersihkan dengan lap
5. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari yang dibasahi cairan desinfektan ,
area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika penyedotan debu atau HEPA
sudah tidak efektif. Filter.
6. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat 4. Setelah selesai, kembalikan
berlangsungnya pekerjaan. sistem HVAC
7. Pembersihan area kerja dan permukaan horizontal
seperti semula.
pada penyelesaian proyek.

6
LEVEL III 1. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya 1. Jangan menghilangkan hambatan
pekerjaan untuk mencegah kontaminasi sistem saluran. dari area kerja sampai
2. Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi proyek selesai setelah diperiksa
dimulai. oleh Tim PPI dan Kepala Proyek.
3. Pertahankan tekanan udara negatif di lokasi kerja 2. Hapus penutup area renovasi
menggunakan unit ventilasi dengan filter HEPA atau
(terpal) secara hati-hati untuk
metode lain untuk mempertahankan tekanan negatif.
meminimalkan penyebaran debu,
Keamanan publik akan memonitor tekanan udara.
4. Jangan menghilangkan barier dari area kerja sampai kotoran dan puing-puing
proyek selesai dibersihkan secara menyeluruh. bangunan.
5. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan 3. Bersihkan area kerja dengan
konstruksi, atau sebagaimana diharuskan untuk Vacuum dan disaring dengan
meminimalkan pelacakan. HEPA Filter.
6. Buang material barier dengan hati-hati untuk 4. Area renovasi segera dibersihkan
meminimalkanpenyebaran kotoran & debris yg terkait dengan pel yang dibasahi cairan
dengan konstruksi. Material barier harus diseka basah, desinfektan.
divacum dengan HEPA atau disemprot air sebelum 5. Setelah selesai, kembalikan sistem
dibuang. HVAC seperti semula.
7. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang
tertutup rapat sebelum dipindahkan
8. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area
kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika sudah tidak
efektif.
9. Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada
penyelesaian proyek.

LEVEL 1. Isolasi sistem HVAC di area renovasi untuk 1. Jangan melepas penutup area
IV mencegah kontaminasi. proyek sebelum pekerjaan selesai
2. Sebelum pelaksanaan proyek, tutup area dengan diperiksa oleh Tim PPI dan Tim
penutup plastik / bahan lain yang rapat sehingga pembangunan Rumah Sakit.
tidak ada paparan debu, kotoran dan puing-puing 2. Lepaskan penutup area renovasi
bangunan. (terpal, plastik atau seng) secara
3. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja hati – hati untuk meminimalkan
dengan memanfaatkan HEPA Filter udara. kontaminasi debu, kotoran dan
4. Tutup semua lubang pintu, pipa, dan saluran. puing-puing bangunan.
5. Menyediakan tempat untuk berganti pakaian , 3. Pengangkutan limbah renovasi
memaki APD dan membersihkan badan (mandi) ditempatkan dalam wadah yang
sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan proyek. tertutup rapat.
6. Semua orang yang memasuki area proyek wajib 4. Area kerja dibersihkan dengan
memakai sepatu tertutup. vakum dan udara disaring dengan
HEPA Filter.
Vacuums.
5. Bersiahkan area bekas renovasi
dengan kain pel yang sudah
dibasahi cairan desinfektan.
6. Setelah selesai, kembalikan sistem
HVAC seperti semula.

TAHAP 4 : Identifikasi daerah sekitar lokasi proyek, menilai dampak potensial

Unit Bawah Unit Atas Samping Samping Kiri Depan Belakang

7
Kanan

Kelp. Resiko

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI DALAM RENOVASI BANGUNAN


“PENGECATAN BANGUNAN LUAR RUANG PERAWATAN INTERNA ” NO IJIN : …………………….
Tanggal mulai Proyek:
Lokasi Renovasi: Ruang Perawatan Interna, seluas …………… m2 25 April s/d ...... 2017
Koordinator Proyek : …………………….. Perkiraan lama Proyek : …… bulan
Kontraktor yang melakukan proyek : ……………………… Ijin Tanggal Kadaluarsa :
………………..

8
Supervisor: ……………………… Telephon :
KELOMPOK RESIKO
YA TIDAK AKTIVITAS RENOVASI YA TIDAK INFEKSI

- - TIPE A : Inspeksi, Kegiatan Non - invasif - - Kelp. 1 : Resiko Rendah


TIPE B : Skala kecil, Durasi pendek, Level
- - Sedang sampai tingkat Tinggi
√ - Kelp. 2 : Resiko Sedang
TIPE C : Kegiatan menghasilkan debu, Kelp. 3: Resiko Tinggi
membutuhkan lebih dari 1 shift kerja untuk
√ - penyelesaian, Level Sedang sampai tingkat tinggi
- -
Kelp.4 :Resiko Tinggi Sekali
TIPE D : Kegiatan konstruksi besar, membutuhkan
- - penyelesain durasi kerja lama dan mewajibkan shift
kerja berturut-turut - -
LEVEL I 1. Melaksanakan pekerjaan dengan metode yang meminimalkan debu dari lokasi konstruksi.
2. Mengganti plafon yang dilepaskan untuk inspeksi visual sesegera mungkin.

LEVEL II 1. Menyediakan sarana aktif untuk mencegah debu terbang ke udara.


2. Segel pintu yang tidak terpakai dengan lakban.
3. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan.
4. Pel basah dan/atau vakum dengan alat vacuum dengan filter HEPA.
5. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika
sudah tidak efektif.
6. Isolasi sistem HVAC pada lokasi tempat berlangsungnya pekerjaan.
7. Pembersihan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.

LEVEL III 1. Lengkapi semua barier konstruksi sebelum konstruksi dimulai.


2. Lakukan pekerjaan dengan metode yang dapat meminimalisir debu dari aktivitas konstruksi.

√ 3. Petugas Renovasi menggunakan APD masker untuk meminimalisir paparan debu, sarung tangan
rumah tangga untuk mencegah cedera akibat goresan keramik atau pisau pemotong keramik.
4. Melakukan metode yang aktif untuk mencegah debu beterbangan dari tempatnya ke udara.
5. Jangan melepas barier/ penutup plastik (terpal) dari area kerja sampai proyek selesai dibersihkan
secara menyeluruh.
6. Pel basah atau vakum dua kali per 8 jam pada kegiatan konstruksi, atau sebagaimana diharuskan
untuk meminimalkan paparan debu.
7. Buang material bangunan dengan hati-hati dalam wadah yang tertutup rapat untuk meminimalkan
TANGGAL : penyebaran debu, kotoran & bekas puing-puing bangunan. Penutup area renovasi bangunan harus
dibersihkan dengan lap basah, divacum A atau disemprot air sebelum dibuang.
8. Tempatkan sampah konstruksi dalam wadah yang tertutup rapat sebelum dipindahkan
TTD : 9. Tempatkan keset di pintu masuk dan keluar dari area kerja, dan diganti atau dibersihkan ketika
sudah tidak efektif.
10. Bersihkan area kerja dan permukaan horizontal pada penyelesaian proyek.

9
LEVEL IV 1. Mendapatkan Izin dari Tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS) sebelum konstruksi
dimulai.
2. Mengisolasi sistem HVAC di daerah mana pekerjaan yang sedang dilakukan untuk mencegah
kontaminasi dari sistem saluran.
3. Pasang penutup area renovasi dan beri tanda sebelum konstruksi dimulai.
4. Menjaga tekanan udara negatif dalam tempat kerja memanfaatkan HEPA dilengkapi unit filtrasi
udara.
5. Tutup semua lubang (pintu, angin di atas pintu), pipa, saluran air dengan tepat.
6. Menyediakan tempat untuk berganti pakaian kerja dan membersihkan diri sebelum dan sesudah
bekerja.
7. Semua personil yang memasuki tempat kerja wajib memakai sepatu tertutup.
8. Jangan menghilangkan tanda penutup area kerja sampai proyek selesai diperiksa oleh Tim PPI
(Pencegahan & Pengendalian Infeksi RS) dan lingkungan dibersihkan.
9. Area kerja dibersihkan dengan Vacuum dan disaring dengan HEPA Filter.
10. Bersihkan area dengan kain pel yang dibasahi dengan disinfektan.
11. Lepaskan penutup area secara hati-hati untuk meminimalkan penyebaran debu kotoran dan
puing-puing
TANGGAL : 12. Limbah/ sampah renovasi dikumpulkan dalam kontainer tertutup sebelum transportasi.
13. Tutup rapat wadah/ tempat limbah transportasi (gerobak).
14. Setelah selesai, mengembalikan sistem HVAC seperti semula.
TTD :

Persyaratan tambahan:

Tanggal Tanggal
TTD TTD
Pengecualian / Penambahan izin ini
dicatat oleh memorandum terlampir
Permintaan ijin oleh : Ijin resmi oleh :
Tanggal : Tanggal :

10

Anda mungkin juga menyukai